• Tidak ada hasil yang ditemukan

__Ekstrak_Pletekan_(Ruellia_tube.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "__Ekstrak_Pletekan_(Ruellia_tube.pdf"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

EKSTRAK PLETEKAN (Ruellia tuberosa.L) SEBAGAI INHIBITOR α-AMILASE UNTUK TERAPI DIABETES MELLITUS

BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Layung Dhiya Ulhaq NIM. 12.022 Angkatan 2012/2015 Kurnia Afifah NIM. 12.021 Angkatan 2012/2015 Faiqotul Himmah NIM. 12.009 Angkatan 2012/2015

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG

(2)

ii (Ruellia Tuberosa.L) Sebagai

Inhibitor α-Amilase Untuk Terapi Diabetes Mellitus

2. Bidang Kegiatan : PKM-P

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Layung Dhiya Ulhaq

b. NIM : 12.022

c. Jurusan : Analis Farmasi dan Makanan

d. Universitas/Institut/Politeknik : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang e. Alamat Rumah dan No. Telp./HP : Jln M.Hatta RT 20 / RW 08 Sidorejo,

Pagelaran, Malang 089670844132 f. Alamat email : aeyunkd@yahoo.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Wahyu Wuryandari, M.Pd.

b. NIDN : 0724096501

c. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jl. Letjen Sutoyo gang 4 No 59, Malang 082139228633

6. Biaya Kegiatan Total

a. Dikti : Rp 10.921.500,-

b. Sumber lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan

Malang, 25 September 2014 Menyetujui

Pembantu Direktur III

Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dra. Wahyu Wuryandari, M. Pd.) (Layung Dhiya Ulhaq)

NIP. 99.2.002.120 NIM. 12.022

Direktur AKAFARMA Dosen Pendamping

(Dra. Wahyu Wuryandari, M. Pd.) NIK. 19850721-200712-052 NIDN. 0724096501

(3)

iii

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RINGKASAN ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Kegunaan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Diabetes Mellitus ... 3

2.2 Inhibitor α-amilase ... 3

2.3 Acarbose ... 3

2.4 Daun Pletekan ... 4

2.5 Spektrofotometri ... 4

BAB III METODE PENELITIAN ... 6

3.1 Rancangan Penelitian ... 6

3.2 Luaran yang Diharapkan ... 6

3.3 Instrumen Penelitian... 6

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 7

3.5 Teknik Analisis Data ... 8

3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian ... 8

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 9

(4)

iv LAMPIRAN...11

(5)

v Hiperglikemia memicu kelainan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan dapat menimbulkan komplikasi.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh komponen bioaktif dari Pletekan (Ruellia tuberosa.L) yang berkhasiat dalam terapi Diabetes Melitus yang diamati dari segi inhibisi α-amilase dan unit α-amilase, kemudian diuji menggunakan hewan coba tikus putih. Penelitian dilakukan dengan membandingkan efektivitas ekstrak Pletekan dengan obat paten Acarbose “Glucobay”, serta menentukan dosis ekstrak Pletekan dilihat dari nilai IC50 nya secara in-vitro.

Hasil penelitian secara in silico menunjukkan bahwa dalam ektrak pletekan, senyawa betulin paling berpotensi sebagai inhibitor α-amilase pankreas tikus dan manusia dibandingkan dengan senyawa apigenin, luteolin, flavon, kismaritin, kirsimarin, kirsiliol 4’-glucosida, sorbifolin, pedalitin, asam vanilat, dan indole-3-karbosaldehid. Selain itu, konstanta inhibisi (Ki) betulin terhadap α-amilase manusia lebih kecil dari pada konstanta inhibisi (Ki) Acarbose, sehingga betulin potensi yang lebih efektif dalam menghambat α-amilase daripada Acarbose.

Untuk melihat keefektifan ekstrak Pletekan, dilakukan uji statistik dengan menggunakan perhitungan regresi probit terhadap nilai IC50 dari ekstrak Pletekan dan Acarbose.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang mempunyai resiko menderita penyakit dalam hidupnya, terutama berkaitan dengan penyakit degeneratif. Salah satu contoh penyakit yang hingga saat ini banyak diderita oleh masyarakat adalah penyakit Diabetes Mellitus. Tjay dan Rahardja (2002), mengatakan bahwa diabetes mellitus adalah suatu gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa-darah terlampau meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme hidratarang (glukosa) di dalam tubuh. Sedangkan menurut WHO (1999), diartikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufiensi fungsi insulin (DepKes RI, 2005). Penderita penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Data global menunjukkan bahwa jumlah kasus diabetes pada tahun 1987 adalah 37 juta orang dan pada tahun 1993 menjadi 100 juta orang. Menurut Sidartawan Sugondo dkk (1995), diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk di Indonesia yang menderita diabetes mellitus sebanyak 9 juta orang atau dalam bentuk persentase sebesar 5% (Sutjiatmo AB, dkk, 2011). Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu terapi untuk mencegah meningkatnya penderita diabetes mellitus.

Dengan adanya terapi Diabetes Mellitus diharapkan dapat menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal (hipoglikemik). Terapi tersebut dapat dilakukan dengan pengobatan dan perbaikan pola hidup (Maher, J.T, 200). Terapi pengobatan Diabetes Mellitus dapat dilakukan dengan dua pilihan yaitu menggunakan obat sintetik maupun obat-obatan alami dengan mekanisme aktivitas tertentu. Obat-obat yang sintetik yang biasanya digunakan sebagai terapi penderita Diabetes Mellitus adalah insulin, obat-obat golongan hipoglikemik oral, kombinasi dari insulin dengan obat hipoglikemik oral, inhibitor α-glukosidase dan lain-lain. Acarbose adalah salah satu contoh obat dengan mekanisme kerja sebagai inhibitor α-glukosidase yang biasa digunakan pada penderita diabetes tipe-2. Inhibitor α-glukosidase tidak hanya berperan dalam menghidrolisis oligosakarida menjadi glukosa, fruktosa dan monosakarida lain pada dinding usus halus melainkan juga dapat menghambat aktivitas enzim α-amilase dalam menghidrolisis polisakarida dalam lumen usus (DepKes RI, 2005). Saat ini, beberapa tanaman di Indonesia telah digunakan sebagai obat diabetes mellitus dan telah diteliti secara ilmiah antara lain sambiloto (Andrographis paniculata Ness), johar (Cassia siamea Lamk), dandang gndis (Clinicanthus nutans Lindau), bawang putih (Allium sativum L.) dan cecendet (Physalis minima L.).

WHO (World Healt Organization), telah merekomendasikan seluruh masyarakat untuk menggunakan tanaman herbal sebagai alternatif pengobatan Diabetes karena lebih efektif, tidak beracun, tidak ada atau sedikit efek toksik, dan

(7)

merupakan obat yang baik untuk terapi oral (Shahwar, Durre et all, 2011). Selain tanaman yang disebutkan di atas, tanaman pletekan (Ruellia tuberosa L.,) juga berkhasiat sebagai obat antidiabetes. Baru-baru ini telah dilakukan penelitian tentang daun pletekan secara in-silica, dan diperoleh data bahwa terdapat senyawa yang berpotensi sebagai inhibitor enzim pencerna karbohidrat α-amilase yaitu senyawa Betulin. Senyawa tersebut mempunyai konstanta inhibisi (Ki) lebih kecil dari Acarbose, sehingga berpotensi menjadi obat atau bahan obat yang efektif digunakan dibandingkan dengan Acarbose (Wulan et al, 2014). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian untuk membuktikan keefektifannya. Pada penelitian ini, akan dibandingkan keefektifan antara ekstrak Pletekan dengan Acarbose melalui hewan uji tikus putih (Galur wistar) secara in-vitro sekaligus menentukan dosis yang paling tepat dan efektif.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana perbandingan efektivitas ekstrak daun pletekan (Ruellia tuberosa L.) terhadap Acarbose yang dapat menghambat aktivitas enzim α-amilase terhadap nilai IC50 secara in vitro.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dalam rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan ekstrak daun pletekan (Ruellia tuberosa L.,) dalam menghambat aktivitas enzim α-amilase terhadap nilai IC50 secara in-vitro. 1.4 Kegunaan

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Mahasiswa

Bagi mahasiswa, program penelitian ini sangat berguna sebagai wadah untuk mengeluarkan apresiasi gagasan dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya tentang tanaman pletekan (Ruellia tuberosa L.,) serta untuk menciptakan produk penelitian baru yang kreatif dan inovatif.

1.4.2 Masyarakat

Bagi masyarakat, program penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang alternatif pengobatan diabetes yang berasal dari tanaman herbal, khususnya yang berasal dari tanaman pletekan (Ruellia tuberosa L.,). Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dan mutu kualitas tanaman pletekan (Ruellia tuberosa L.,) sebagai bahan obat alam.

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang saat ini banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit ini dikenal masyarakat dengan penyakit kencing manis. Penderita Diabetes Mellitus di dunia maupun di Indonesia cenderung meningkat berdasarkan riset penelitian yang telah dilakukan. WHO (World Health Organization) memperkirakan pada tahun 2030 penderita Diabetes Mellitus akan meningkat menjadi 21,3 juta. Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel β-Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Pengobatan diabetes dilakukan dengan berbagai cara dan bermacam obat-obatan, dengan mekanisme kerja tertentu. Salah satunya adalah obat-obat inhibitor enzim α-amilase.

2.2 Inhibitor α-amilase

Enzim α-amilase pada manusia terdapat pada ludah dan pankreas. Enzim ini berguna dalam hidrolisis pati yang terkandung dalam makanan ke dalam bentuk aligosakarida, di mana dalam perubahan tersebut dapat dihidrolisis oleh disakarida atau trisakarida dalam jumlah kecil (Kartasapoetra, 1994). Inhibitor enzim pencerna karbohidrat seperti α-amilase saat ini banyak dicari sebagai obat untuk melawan Diabetes, sejak diketahui dapat mengontrol peningkatan gula darah (Wulan et al, 2014). Salah satu inhibitor α-amilase adalah Acarbose, yang merupakan golongan obat sintesis. Selain obat sintesis, inhibitor α-amilase juga dapat ditemukan pada ekstrak daun Pletekan (Ruellia tuberosa.L) yang telah diuji secara in-silico, dan mempunyai Inhibition Konstanta (Ki) lebih rendah dan dianggap lebih efektif dibandingkan dengan Acarbose.

2.3 Acarbose

Obat Diabetes terdiri atas beberapa golongan. Acarbose merupakan golongan Inhibitor α-glukosidase. Aktivitas enzim α-glukosidase seperti maltase dan sukrase dalam menghidrolisis oligosakarida menjadi glukosa, fruktosa dan monosakarida lain pada dinding usus halus dapat dihambat oleh senyawa obat inhibitor α-glukosidase. Penghambatan aktivitas enzim ini efektif dalam mengurangi pencernaan karbohidrat dan proses absorbsinya dalam usus halus sehingga dapat menurunkan kadar gula darah post prandial penderita diabetes mellitus. Selain itu, inhibitor α-glukosidase juga dapat menghambat aktivitas enzim α-amilase dalam menghidrolisis polisakarida dalam lumen usus (DepKes RI, 2005). Obat golongan ini bekerja di usus, menghambat enzim saluran cerna, sehingga pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pecernaan karbohidrat di

(9)

usus menjadi berkurang. Hasil akhir dari obat ini adalah penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat, dan glukosa darah setelah makan tidak cepat naik. Acarbose ini diperoleh dari proses fermentasi Actinoplanes sp., suatu mikroba yang diisolasi dari daerah di Kenya (McGown, 2006). Acarbose terdapat dipasaran dengan nama Glucobay, yang diminum bersamaan dengan makanan untuk mengatasi kenaikan glukosa darah setelah makan.

2.4 Daun Pletekan

Pletekan (Ruellia tuberosa. L) merupakan tumbuhan tropis dan banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara. Pletekan (Ruellia tuberosa. L) telah digunakan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia sebagai tanaman tradisional antidiabetes. Daun Pletekan juga bermanfaat sebagai antioksidan, antinociceptive dan antiinflamasi, hipoglikemik, antiurolitik, gastroprotektif, dan antiproliratif (Ahmad, A.R, 2012). Pletekan diketahui mengandung senyawa inhibitor α-amilase, yang dapat digunakan sebagai obat Diabetes. Hasil penelitian secara in silico menunjukkan bahwa dalam ektrak pletekan, senyawa betulin yang paling berpotensi sebagai inhibitor α-amilase pankreas tikus dan manusia dibanding apigenin, luteolin, flavon, kismaritin, kirsimarin, kirsiliol 4’-glucosida, sorbifolin, pedalitin, asam vanilat, dan indole-3-karbosaldehid (Wulan et al, 2014).

WHO (World Healt Organization) telah merekomendasikan menggunakan tanaman herbal untuk pengobatan Diabetes, karena lebih efektif, tidak beracun, tidak ada atau sedikit efek toksik, dan merupakan obat yang baik untuk terapi oral (Shahwar, Durre et all, 2011). Oleh karena itu perlu dilakukan uji efektivitas untuk membandingkan inhibisi α-amilase antara obat paten Acarbose, dengan tanaman Pletekan melalui hewan uji secara in-vitro.

2.5 Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.

Jika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energi ke tingkat energi yang lebih rendah maka beberapa energi akan dilepaskan. Energi ini dapat hilang sebagai radiasi dan dapat dikatakan telah terjadi emisi radiasi. Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai sehingga energi molekul tersebut ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan (absorpsi) energi oleh molekul.

Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi yang memakai sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet dekat (190-380) dan sinar tampak (380-780) dengan memakai instrumen spektrofotometer (Mulja dan

(10)

Suharman, 1995:26). Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif daripada kualitatif (Mulja dan Suharman, 1995 : 26).

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian jenis eksperimen, yaitu dengan mengetahui dan menentukan dosis inhibisi α-amilase pada ekstrak Pletekan dan Acarbose yang dilakukan pada hewan uji secara in-vitro.

3.1.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini digunakan untuk menentukan sampel, menyiapkan dan menghitung kebutuhan alat dan bahan, serta surat untuk penyewaan laboratorium di Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang, Politeknik Negeri Malang, dan Universitas Brawijaya Malang. 3.1.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi pengumpulan data, ekstraksi senyawa betulin dari Pletekan, pemilihan dan penyiapan hewan uji untuk pengambilan serum darah, serta pengujian efektivitas dan penentuan dosis ekstrak Pletekan.

3.1.3 Tahap Akhir

Tahap ini meliputi pengolahan data, analisis data, dan membuat kesimpulan untuk perbandingan uji efektivitas dan penentuan dosis ekstrak Pletekan dengan Acarbose sebagai inhibitor α-amilase.

3.2 Luaran yang Diharapkan

Dengan dilakukan penelitian “Ekstrak Pletekan (Ruellia Tuberosa.L) Sebagai Inhibitor α-Amilase Untuk Terapi Diabetes Mellitus” diharapkan dapat meningkatkan penggunaan tanaman pletekan (Ruellia tuberosa L.,) dari segi kesehatan agar dapat diimplementasikan sebagai bahan obat alami yang aman untuk dikonsumsi penderita diabetes dan tidak menimbulkan efek samping.

3.3 Instrumen Penelitian 3.3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang tikus berukuran 20 cm x 30 cm x 40 cm; loyang; skalpel; pisau bedah; pinset; spuit 3 cc; tip 10 µl dan 200 µl; dab 1000 µl; multi-channel pipette; vorteks; ependorf (micro tube); tabung propilen; tabung vacutainer; tabung vacutainer dengan EDTA; mortar; penangas air; neraca analitik; sentrifugator; spektrofotometer Uv-Vis; kuvet; termometer; gelas kimia; corong pisah; pipet tetes; LC-MS; maserator; rotary evaporator; tabung reaksi; rak tabung; pipet volume berukuran 1 ml, 3 ml, dan 5 ml; labu

(11)

takar berukuran 10 ml, 50 ml, dan 100 ml; batang pengaduk; botol semprot; botol coklat; kamera digital; dan blender.

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus jantan, tanaman Pletekan, standart Betulin, serum darah, aquades, metanol, n-heksan, I2, KI, amilum, buffer pospat pH7, dan formaldehid 10%.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Tahap Penyiapan Alat dan Bahan

Peralatan yang akan digunakan dibersihkan, dan dicuci. Bahan yang digunakan disiapkan juga.

3.4.2 Tahap Penyiapan Hewan Coba

Tikus yang digunakan mempunyai berat badan 150-200 g dengan umur 2,5 bulan sebanyak 6 ekor. Kondisi tikus dalam keadaan sehat yang ditandai oleh gerakan aktif, dan mata cemerlang. Tikus dipelihara dalam Animal House Lab. Biologi Molekuler. Kandang tikus berukuran 20 cm x 30 cm x 40 cm pada temperatur 25 ± 3°C dengan siklus 12 jam terang dan 12 jam gelap. Sebelum percobaan, tikus diaklimatisasi selama 1 minggu. Selama percobaan, tikus diperlakukan sesuai etical guidelines yang dikeluarkan oleh komite etik.

3.4.3 Tahap Penyiapan Tanaman

Aerial part (4 pucuk daun teratas dan batang) pletekan diperoleh di sekitar Kecamatan Lawang-Malang (± 10 kg), kemudian diidentifikasi di jurusan Biologi Universitas Brawijaya. Daun dibersihkan, lalu dikeringkan pada suhu ruang dengan menghindari panas matahari langsung (dried in shade) selama ±5 hari atau sampai kering (hingga berat konstan). Daun dan batang pletekan yang telah kering kemudian diperkecil ukurannya dengan blender.

3.4.4 Pembuatan Ekstrak dan Fraksi n-Heksana

Serbuk Pletekan kering (± 1 Kg) diekstraksi menggunakan pelarut metanol (3L x 3) selama 72 jam. Ekstrak metanol dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada tekanan rendah. Ekstrak metanol pekat ditimbang dan dicatat. Ekstrak metanol kental dilarutkan dalam air dan dipartisi dengan n-heksan (1:1) menggunakan corong pisah, dilakukan beberapa kali ekstraksi cair-cair dengan n-heksan hingga betulin terekstraksi optimal. Fraksi n-heksan diambil, dipekatkan dengan vakum rotary evaporator, dicatat beratnya dan dihitung rendemennya. Kandungan betulin dari fraksi n-heksan di konfirmasi dan diketahui kadarnya dengan analisa LC-MS.. Ekstrak kental dari fraksi n-heksan dapat disimpan pada botol coklat pada temperature 4°C untuk pengujian selanjutnya.

3.4.5 Tahap Pengambilan Serum Darah Tikus

Tikus dikorbankan 1 hari setelah treatment selesai atau hari ke 15, serum darah digunakan untuk pengujian selanjutnya. Sebelum dilakukan

(12)

pembedahan tikus dibunuh dengan cara dislokasi leher. Skalpel dan alat bedah disiapkan untuk membantu mengambil organ hati. Setelah mati, tikus diletakkan pada nampan bedah dan ditata pada posisi ventral diatas.

Untuk uji aktivitas inhibisi α-amilase digunakan serum darah. Cardiac blood dikoleksi dalam tabung vacutainer EDTA untuk bank darah dan ditampung pada tabung vacutainer non aditiv selama 1 jam, lalu disentrifugasi pada 5000 rpm selama 20 menit (M. Fawzi et al, 2012). Serum darah dikumpulkan dan disimpan pada 4° C untuk pengujian aktivitas α-amilase (K. Kobayashi et al, 2003; I. Kotwaroo et al, 2006).

3.4.6 Tahap Penentuan Unit α-amilase pada Tikus secara in vitro

Unit amilase diuji menggunakan metode pewarnaan pati-yodium (K. Kobayashi et al, 2003; I. Kotwaroo et al, 2006). Sebanyak 0,5 ml larutan buffer substrat (0,25 M buffer pospat pH 7 mengandung 1% solubel starch) dicampur dengan 100 μL aquades dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit. Hal ini dilakukan untuk sampel dan blanko. Setelah inkubasi, 0,01 ml plasma tikus ditambahkan ke dalam larutan sampel dan dicampur rata sebelum inkubasi ke-2 pada 37°C selama 7,5 menit. Setelah inkubasi ke-2, sebanyak 0,5 ml reagen pewarna (0,254 g yodium/I2 dan 4,0 g KI dalam 1 L aquades) dan 2,5 ml aquades ditambahkan ke larutan. Setelah tercampur rata, Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer. Unit amilase dihitung dengan persamaan berikut:

EB1 adalah absorban larutan blanko dan dan Es adalah absorban larutan sampel.

3.5 Teknik Analisis Data

IC50 diperoleh dari perhitungan persamaan regresi probit % inhibisi enzim α-amilase terhadap konsentrasi beberapa senyawa. Masing-masing data percobaan ditabulasi, dianalisis, dan digambarkan diagramnya. Analisis data menggunakan software SPSS versi 15. Masing-masing data (unit amilase, One way Anova untuk melihat ada/tidaknya data yang berbeda nyata diantara kelompok. Jika ada beda nyata dilanjutkan dengan dengan BNT (beda nyata terkecil). Perbedaan yang signifikan didapat jika nilai α < 0,01. Semua nilai ditulis dalam gambar/tabel sebagai nilai rata-rata ± SD.

3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian

Hasil penelitian disimpulkan dengan cara menentukan ada tidaknya penghambatan α-amilase pada serum darah tikus dari ekstrak pletekan dengan dosis tertentu yang mendekati atau sama dengan penghambatan Acarbose.

(13)

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Aggaran Biaya

Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan format tabel di bawah ini :

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan penunjang kebutuhan Rp 4.140.000,- 2. Bahan habis pakai ditulis sesuai dengan

kebutuhan

Rp 5.898.500,- 3. Transportasi dan biaya kirim Rp 123.000,-

4. Lain – lain Rp 760.000,- Jumlah Rp 10.921.500,- 4.2 Jadwal Kegiatan No Kegiatan Bulan ke- I II III 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Tahap penyiapan alat

dan bahan 2 Tahap penyiapan tanaman 3 Tahap penyiapan hewan coba 4 Tahap pembuatan

ekstrak dan fraksi n-heksan

5 Tahap pengambilan serum darah tikus 6 Tahap penentuan unit

α-amilase pada tikus secara in vitro 7 Tahap Analisis data 8 Tahap Pelaporan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Maher, J.T.2000. Alpha-lipoic acid and co-Q10 in diabetes mellitus. Natural Healing Track. Juli : 2-7

Rais, I.R. dkk. 2013. Penentuan Aktivitas Isolat Andrografolid Terhadap a-Amilase dan a-Glukosidase Menggunakan Metode Apostolidis Dan Mayur Traditional Medicine 162 Journal, Vol. 18(3).

Rajan, M. dkk. 2012. Antidiabetic, antihyperlipidaemic and hepatoprotective activity of methanolic extract of Ruellia tuberosa Linn leaves in normal and alloxan induced diabetic rats. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 4(6):2860-2868.

Shahwar, Durre. dkk. 2011. Hypoglycemic Activity of Ruellia tuberosa Linn (Acanthaceae) in Normal and Alloxan-Induced Diabetic Rabbits. Iranian Journal of Pharmaceutical Sciences Spring, 7(2): 107-115.

Soegondo S. 1995. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : KUI. Sutjiatmo, AB. et al. Efek Antidiabetes Herba Ciplukan (Physalis angulata Linn)

Pada Mencit Diabetes Dengan Induksi Aloksan. Jurnal Farmasi Indonesia Volume 5 No 4 Juli 2011.

Tan, H.T, Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media Compatindo Kelompok Gramedia.

Wulan. D.R.dkk. 2014. Molecular Modeling Of Ruellia Tuberosa L Compounds As a-Amylase Inhibitor: An In Silico Comparation Between Human And Rat Enzyme Mode. Bioinformation 10(4) : 209-215.

WHO Department of Noncommunicable Disease Surveillance Geneva. 1999. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications. Report of a WHO ConsultationPart 1: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.

(15)

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing A. Identitas Diri Ketua Penelitian

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Layung Dhiya Ulhaq

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Analis Farmasi dan Makanan

4 NIM 12.022

5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 3 Oktober 1995

6 E-mail aeyunkd@yahoo.com

7 Nomor Telepon/HP 089670844132

B. Riwayat Pendidikan Ketua Penelitian

SD SMP SMA

Nama Institusi MI. Miftahul Ulum Sidorejo, Pagelaran, Malang Mts. Nahdlatul Ulama’ Gondanglegi, Malang SMK Putra Indonesia-Malang

Jurusan - - Kimia Industri

Tahun Masuk – Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Belum ada

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir Belum ada

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian haru ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah program kreativitas mahasiswa-penelitian.

Malang, 25 September 2014 Pengusul,

Layung Dhiya Ulhaq NIM. 12.022

(16)

A. Identitas Diri Anggota Kelompok ke-1

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Kurnia Afifah

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Analis Farmasi dan Makanan

4 NIM 12.021

5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 27 April 1994

6 E-mail anyuk494@gmail.com 7 Nomor Telepon/HP 085755162850 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SDN 1 Wonomulyo SMPN 1 Poncokusumo SMK Putra Indonesia-Malang

Jurusan - - Kimia Industri

Tahun Masuk – Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Belum ada

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir Belum ada

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian haru ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah program kreativitas mahasiswa-penelitian.

Malang, 25 September 2014 Pengusul,

Kurnia Afifah NIM. 12.021

(17)

A. Identitas Diri Anggota Kelompok Ke-2

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Faiqotul Himmah

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Analis Farmasi dan Makanan

4 NIM 12.009

5 Tempat dan Tanggal Lahir Pasuruan,13 Januari 1994

6 E-mail hlalabear@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 081937994205

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD RDU Bangil SMPN 2 Bangil SMK Farmasi Jayanegara Lawang

Jurusan - - Farmasi

Tahun Masuk – Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Belum ada

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir Belum ada

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian haru ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah program kreativitas mahasiswa-penelitian.

Malang, 25 September 2014 Pengusul,

Faiqotul Himmah NIM. 12.009

(18)

A. Identitas Diri Dosen Pendamping

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Wahyu Wulandari, M. Pd.

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Analis Farmasi dan Makanan

4 NIDN 0724096501

5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 24 September 65

6 E-mail Jewutska_2@yahoo.co.id 7 Nomor Telepon/HP 082139228633 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Nama Institusi SDN Sanansari I Malang SMPN 5 Malang SMAN 5 Malang S1 : IKIP Negeri Malang Jurusan - - - Pendidikan Kimia Tahun Masuk – Lulus 1972-1978 1978-1981 1981-1984 1984-1990 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian haru ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah program kreativitas mahasiswa-penelitian.

Malang, 25 September 2014 Pembimbing,

Dra. Wahyu Wuryandari, M. Pd. NIP. 99.2.002.120

(19)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Sewa Laboratorium 16 x ke Laboratorium 3 bulan Rp 700.000,-/bulan Rp 2.100.000,- Sewa Spektrofotometri LC-MS 1 sampel 1 sampel Rp 750.000,-/sampel Rp 750.000,- Kandang tikus 15 pcs 1 pcs Rp 25.000,-/pcs Rp 375.000,- Gunting 1 pcs 1 pcs Rp 5.000,-/pcs Rp 5.000,- Pinset 2 pcs 1 pcs Rp 10.000,-/pcs Rp 20.000,- Spuit 10 pcs 1 pcs Rp 5.000,-/pcs Rp 50.000,- Sonde 10 pcs 1 pcs Rp 3.000,-/pcs Rp 30.000,- White tips 200 pcs 1000 pcs Rp 125.000,-/1000 pcs Rp 125.000,- Yellow tips 200 pcs 1000 pcs Rp 136.000,-/1000 pcs Rp 136.000,- Blue tips 200 pcs 1000 pcs Rp 224.000,-/100 pcs Rp 224.000,- Micro tube 30 pcs 100 pcs Rp 15.000,-/100 pcs Rp 15.000,- Tabung vacutainer 30 pcs 100 pcs Rp 163.000,-/100 pcs Rp 163.000,- Tabung vacutainer dengan EDTA 30 pcs 100 pcs Rp 77.000,-/100 pcs Rp 77.000,- Pipet tetes 10 pcs 1 pcs Rp 2.500,-/pcs Rp 25.000,- Botol semprot 2 pcs 1 pcs Rp 10.000,-/pcs Rp 20.000,- Botol Coklat 5 pcs 1 pcs Rp 5.000,-/pcs Rp 25.000,- SUB TOTAL (Rp) Rp 4.140.000,-

(20)

2. Bahan Habis Pakai Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Aqudest 10 L 1 L Rp 5.000,-/L Rp 50.000,- Metanol 9 L 10 L Rp 100.000,-/10 L Rp 100.000,- n-heksana 500 mL 1 L Rp 85.000,-/L Rp 85.000,- Asam Phospat 10 mL 100 mL Rp 7500,- /100 mL Rp 7.500,- Iodium 2 g 1 g Rp 5000,-/g Rp 10.000,- KI 20 g 10 g Rp 45.000,- /10 g Rp 90.000,- Asam Sulfat 20 mL 100 mL Rp 13.000,-/100 mL Rp 13.000,- Etanol Absolut 20 mL 10 mL Rp 9.000,- /10 mL Rp 18.000,- Standar Betulin 200 mg 100 mg Rp 2.575.000,-/100 mg Rp 5.150.000,- Tikus Putih Jantan 15 ekor 1 ekor Rp 25.000,-/ekor Rp 375.000,- SUB TOTAL (Rp) Rp 5.898.500,- 3. Perjalanan Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Pengumpulan Sampel Daun Pletekan (Kota Lawang ke Kota Malang) 2 hari 2 hari Rp 50.000,- Rp 100.000,- Ongkos Kirim Micropipet Tips dan Tabung Vacutainer (Jogjakarta ke Kota Malag) 1 hari 1 hari Rp 23.000,- Rp 23.000,- SUB TOTAL (Rp) Rp 123.000,-

(21)

4. Lain-lain

Material Justifikasi

Perjalanan Kuantitas

Harga satuan

(Rp) Jumlah (Rp) Administrasi 3 bulan 3 bulan Rp 50.000,- Rp 150.000,- Publikasi 2 bulan 2 bulan Rp 75.000,- Rp 150.000,- Seminar 1 bulan 1 bulan Rp 150.000,- Rp 150.000,- Laporan 2 bulan 2 bulan Rp 80.000,- Rp 160.000,- Pulsa Internet 3 bulan 3 bulan Rp 50.000,- Rp 150.000,-

SUB TOTAL (Rp) Rp 760.000,-

(22)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas 1. Layung Dhiya Ulhaq/12.022 D3 Analis Farmasi dan Makanan 48 jam/minggu Memimpin pembuatan laporan penelitian, mengkoordinir tiap kegiatan dalam penelitian, menentukan lokasi dan waktu penelitian, menetapkan unit α-amilase pada hewan uji, dan menganalisis data 2. Kurnia Afifah/12.021 D3 Analis Farmasi dan Makanan 48 jam/minggu Pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan, perawatan hewan uji sebelum perlakuan, dan pengambilan serum darah hewan uji 3. Faiqotul Himmah/12.009 D3 Analis Farmasi dan Makanan 48 jam/minggu Pengadaan sampel, membuat ekstrak dan fraksi n-heksana, membuat reagen, mencatat hasil

(23)

kegiatan, dan mengumpulkan data-data hasil kegiatan penelitian

(24)

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Layung Dhiya Ulhaq

NIM : 12.022

Program Studi : Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas : -

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-P saya dengan judul:

Ekstrak Pletekan (Ruellia Tuberosa.L) Sebagai Inhibitor α-Amilase Untuk Terapi Diabetes Mellitus

yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Malang, 25 September 2014 Mengetahui,

Pembantu Direktur III

Yang menyatakan, Bidang Kemahasiswaan

(Dra. Wahyu Wuryandari, M. Pd.) (Layung Dhiya Ulhaq)

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Kota Malang melalui dinas kebersihan dan pertamanan Kota Malang dan kepala TPA Supit Urang telah melakukan pendataan pengorganisasian dan pemberdayaan

(2.16) Dari persamaan (2.15) diketahui bahwa keadaan dasar materi nuklir dalam pen- dekatan medan rata-rata diperoleh dengan mengisi penuh level-level dengan nuk- leon secara

Suatu jenis kayu yang memiliki bentuk dan kekuatan yang baik untuk konstruksi bangunan tidak akan bisa dipakai bila kontruksi terebut akan berumur beberapa bulan saja, kecuali

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Nilai-nilai Demokrasi Pancasila Melalui Pembelajaran Pendidikan di SMA se-Kecamatan Depok” ini dilaksanakan guna melengkapi

Untuk menjaga &amp; mempertahankan komitmen dapat dilakukan dengan cara : Kesediaan saling mendukung antara perusahaan dengan pemasok dalam rangka untuk saling mengembangkan

Hasil analisis strategi untuk meningkatkan mutu pelayanan menunjukkan sebagian besar indikator atribut pelayanan belum terdapat kesesuaian atau masih terdapat

Berdasarkan perbincangan yang telah diperjelaskan dapatlah disimpulkan bahawa keberkesanan proses pemantauan pembelajaran dan pengajaran pensyarah di Kolej Komuniti Hulu Langat

Tabel 4.4 Distribusi Data Frekuensi dan Prosentase Kemampuan Pemahaman Konsep AB-AB Anak Dalam Bemain Membuat Sate Dengan Bahan Buah-buahan Pada Anak Kelompok B TK