PRE PLANNING SENAM ERGONOMIK
Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas di Semester VI Disusun Oleh : Kelompok 4 Habibah Apriliani Hanny Septiani Intan Puteranti Iqbal Sapta Nugraha Irfani Ikram Fauziyyah
P17320113097 P17320113039 P17320113031 P17320113088 P17320113106
Tingkat 3 B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
Jalan Dr. Otten No. 32 2016
PRE PLANNING SENAM ERGONOMIK PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI PERTIWI
A Latar Belakang
Proses menua (aging process) merupakan suatu perubahan pada organisme yang menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan, merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu, yang sudah mencapai usia lanjut (Stanlay, 2006). Lansia merupakan manusia yang berusia 60 atau lebih dari 60 tahun. Pada lansia pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama pada fungsi fisik. Pada fungsi ini lansia dapat mengalami masalah dari berbagai sistem tubuh, seperti pada sistem pernafasan, muskuloskeletal, syaraf, dan sistem genitouria.
Pada sistem pernafasan, Otot pernafasan pada lansia menjadi kaku dan kehilangan kekuatan, aktivitas kembang kempis paru menurun, dan Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang. Hal ini dapat menyebabkan
oksigen yang masuk dan diedarkan oleh darah menjadi berkurang sehingga pernapasan pada lansia menjadi lebih cepat dan dangkal.
Selain sistem pernafasan. Lansia juga mengalami masalah pada sistem syaraf. Pada sistem syaraf, lansia mengalami berbagai penurunan fungsi pada sistem indera seperti sistem penglihatan, pendengaran, syaraf perasa, penciuman, dan sistem peraba. Hal ini menyebabkan respon dari stimulus yang diterima oleh lansia menjadi melambat. Melambatnya reson ini juga diakibatkan oleh penurunan hubungan persyarafan.
Sistem lain yang terganggu dan yang paling sering dirasakan oleh lansia adalah sistem muskuloskeletal. Terganggunya sistem ini, menyebabkan lansia mengalami permasalahan pada sendi, terjadi postur tubuh kifosis, pergerakan pinggang, lutut dan pergelangan terganggu, dan lain sebagainya. Untuk itu resiko injuri pada lansia menjadi semakin meningkat.
Selain ketiga sistem diatas, fungsi sistem yang terjadi pada lansia adalah sistem kardiovaskuler, sistem hormonal, sistem perkemihan, dan sisem pencernaan. Menurunnya fungsi di berbagai sistem tubuh ini dapat menyebabkan kesehatan pada lansia dapat terganggu.
Untuk meminimalkan dampak yang terjadi pada lansia dan mengoptimalkan status kesehatan, diperlukan berbagai macam terapi yang dapat dilakukan dan diajarkan oleh perawat gerontik pada lansia. Salah satu terapi ini adalah terapi senam ergonomi lansia. Senam ergonomi merupakan senam yang gerakan dasarnya terdiri atas lima gerak yang masing-masing memiliki kandungan manfaat berbeda, tetapi saling terkait satu dan lainnya. Senam ergonomik adalah suatu teknik senam yang bermanfaat untuk mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asal laktat, sistem kesegaran tubuh, dan sistem kekebalan tubuh.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kelompok memutuskan untuk melakukan kegiatan senam ergonomik pada lansia di Panti Wredha Budi Pertiwi.
B Tujuan
1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam ergonomi lansia dan care giver dapat melakukan senam secara mandiri.
2 Tujuan Khusus
Dengan di laksanakannya kegiatan senam ergonomik diharapkan untuk care giver mampu :
a. Mengetahui pengertian senam ergonomik.
b. Mengetahui tujuan serta manfaat senam ergonomik. c. Mengetahui teknik senam ergonomik.
d. Membimbing lansia untuk melakukan senam ergonomik. Untuk lansia :
a Mengurangi keluhan-keluhan lansia terkait dengan gangguan sistem tubuhnya.
b Mempertahankan kebugaran tubuh. C Waktu dan Tempat
Hari : Jumat, 15 April 2016
Tempat : Aula Panti Wredha Budi Pertiwi Waktu : 08.00 s/d selesai
D Metode
Simulasi senam ergonomik E Sasaran/Peserta
Sasaran : Lansia dan care giver di Panti Wredha Budi Pertiwi F Strategi
1 Permohonan perizinan kepada kepala panti dan pemberian informasi kepada lansia dan care giver bahwa akan diadakannya senam ergonomik. 2 Mahasiswa menyampaikan tujuan dilaksanakannya senam ergonomik. 3 Melakukan senam ergonomik bersama-sama.
G Kepanitian
Ketua : Iqbal Sapta Nugraha
Sekretaris : Habibah Apriliani Bendahara+Konsumsi : Intan Puteranti
Instruktur : Hanny Septiani
Peralatan : Irfani Ikram Fauziyyah H Susunan Acara
1 Pembukaan a Perkenalan
b Penyampaian pengertian, tujuan, dan manfaat senam ergonomik c Pemerikasaan tanda-tanda vital (nadi) pada lansia
2 Acara Inti a Apersepsi b Pemanasan
c Melakukan senam ergonomik d Pendinginan
e Evaluasi 3 Penutupan
a Rencana tindak lanjut b Salam terminasi I Kriteria Evaluasi
1 Evaluasi Struktur
a Tim Penyelenggara terbentuk sebelum acara dimulai. b Lansia berkumpul 10 menit sebelum senam.
c Peralatan telah disediakan sebelum senam berlangsung.
d Setting tempat yang digunakan disesuaikan menggunakan ruangan yang luas, pencahayaan yang cukup, dan sediakan matras.
e Alat-alat yang dibutuhkan seperti sound system, mic, dan matras telah siap pakai pada saat kegiatan berlangsung.
2 Evaluasi Proses
a Adanya partisipasi dan keterlibatan aktif dari lansia terhadap rangkaian kegiatan yang diselenggarakan.
b Lansia yang datang lebih dari 2/3 keseluruhan lansia. c Acara dapat berjalan sesuai rencana
d Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
3 Evaluasi Hasil
a 50% kehadiran lansia.
b 50% dari lansia antusias terhadap kegiatan yang diselenggarakan. c Terbentuknya care giver yang berkualitas
d Senam ergonomik tetap berlangsung secara kontinyu dan mandiri dengan atau tanpa keberadaan mahasiswa.
MATERI SENAM ERGONOMIK 1. Pengertian Senam Ergonomik
Senam ergonomik merupakan senam yang gerakan dasarnya terdiri atas lima gerak yang masing-masing memiliki kandungan manfaat berbeda, tetapi saling terkait satu dan lainnya. Senam ergonomik adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asal laktat, sistem kesegaran tubuh, dan sistem kekebalan tubuh.
Senam ergonomik dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa batasan umur. Dengan melakukan senam ergonomik, para orang tua dapat merasakan kesehatan yang optimal; para remaja dapat meningkatkan daya tahan sehingga produktivitasnya meningkat; meningkatkan kecerdasan anak-anak; mengurangi rasa sakit saat melahirkan pada wanita hamil, dan mengurangi rasa sakit bagi wanita yang biasanya kesakitan saat haid.
2. Tujuan Senam Ergonomik
Tujuan dari senam ergonomik adalah untuk menjaga atau mengembalikan posisi dan kelenturan (homeostasis) tubuh, memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asam laktat, sistem kesegaran tubuh, dan sistem kekebalan tubuh.
3. Manfaat Senam Ergonomik a. Mengoptimalkan metabolisme
b. Mencegah sakit pinggang dan menjaga syaraf memori (daya ingat). c. Melancarkan BAK dan BAB dan melancarkan pencernaan.
d. Meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara optimal.
e. Mengoptimalkan suplai darah dan oksigenasi otak, serta optimalisasi fungsi organ paru, jantung, ginjal, lambung, usus, dan liver.
Gerakan dalam senam ergonomik terdiri dari lima gerakan dasar dan satu gerakan penutup. Gerakan dasar senam ergonomik terdiri dari gerakan lapang dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran, dan berbaring pasrah. Gerakan penutup senam ergonomik yaitu gerakan mikro energi atau sering disebut gerakan putaran energi inti. Masing-masing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan.
5. Teknik Senam Ergonomik
a. Awali senam dengan posisi berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tubuh rileks, tangan di depan dada, telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri menempel di dada, jari-jari sedikit meregang. Posisi kaki meregang selebar bahu. Pernafasan di atur serileks mungkin. Pemula 2-3 menit, jika mulai terbiasa cukup 30-60 detik.
b. Gerakan pertama (Lapang Dada)
Berdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin. Rasakan keluar dan masuk napas dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala, jari kaki jinjit. Lakukan gerakan 40 kali putaran, satu putaran kira-kira 4 detik, seluruh gerakan selesai dalam waktu 4 menit.
Manfaat :
Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus untuk mengoptimalkan fungsinya cabang besar saraf di bahu (pleksus brakialis) dalam merangsang saraf pada organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan usus sehingga metabolisme optimal.
Dua kaki jinjit meningkatkan stimulus sensor-sensor saraf yang merupakan refleksi fungsi organ dalam.
c. Gerakan kedua (Tunduk Syukur)
Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks, tahan napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya. Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu dengan rileks dan perlahan. Lakukan gerakan sebanyak 5 kali.
Manfaat :
Menarik napas dalam dengan menahannya di dada merupakan teknik menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal sebagai bahan bakar metabolisme tubuh.
Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan pada pergelangan kaki akan menyebabkan posisi tulang belakang (tempat juluran saraf tulang belakang berada) relatif dalam posisi segmental anatomis-fungsional (segmen dada-punggung) yang lurus. Hal ini memunculkan relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen tersebut. Di samping itu, langkah ini dapat menguatkan struktur anatomis-fungsional otot, ligamen, dan tulang belakang. Dalam posisi Tunduk Syukur (membungkuk) ini, segmen ekor-pungung membentuk sudut sedemikian rupa, menyebabkan tarikan pada serabut saraf yang menuju ke tungkai dan menyebabkan
stimulus yang meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu menghindari risiko jepitan saraf.
Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk saraf tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih tajam dari posisi normal, menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi) serabut saraf segmen ini, serta berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara optimal.
d. Gerakan ketiga (Duduk Perkasa)
Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada paha. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Lakukan gerakan sebanyak 5 kali.
Manfaat :
Duduk Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/lantai merupakan stimulator bagi fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari terkait dengan fungsi energi tubuh. Adapun jari telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis terkait dengan fungsi metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta jari kelingking terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem kekebalan tubuh.
Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan bertumpu pada paha. Hal ini memberikan efek peningkatan tekanan dalam rongga dada yang diteruskan ke saluran saraf tulang belakang, dilanjutkan ke atas (otak), meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak yang pada akhirnya mengoptimalkan
fungsi otak sebagai 'pusat komando' kerja sistem anatomis fungsional tubuh.
Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan menekan dinding perut sejajar dengan organ ginjal yang ada di dalamnya. Hal ini membantu mengoptimalkan fungsi ginjal.
e. Gerakan keempat (Duduk Pembakaran)
Posisi kaki duduk pembakaran dilanjutkan berbaring pasrah. Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut mengecil. Apabila tidak mampu menekuk kaki, maka kaki bisa diposisikan pada keadaan lurus. Lakukan gerakan sebanyak 5 kali.
Manfaat :
Menampung udara pernapasan seoptimal mungkin kemudian menahannya akan meningkatkan tekanan di dalam saluran saraf tulang belakang tempat saraf tulang belakang berada. Hal ini juga akan berdampak pada meningkatnya suplai darah dan oksigenasi otak. Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas tulang leher,
termasuk serabut saraf simpatis yang berada di sana. Dua tangan menggenggam pergelangan kaki adalah gerakan untuk membantu kita dalam memosisikan ruas tulang leher dalam keadaan fleksi dan melebarkan ruang antarruas tulang tersebut, tempat jaringan ikat lunak sebagai absorber (peredam kejut). Posisi ini memberikan efek relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, yang di antaranya memberikan
persarafan pada pembuluh darah ke otak hingga terjadi pula relaksasi dinding pembuluh darah ini.
f. Gerakan kelima (Berbaring Pasrah)
Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah. Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut mengecil. Lakukan gerakan sebanyak 5 kali. Manfaat :
Relaksasi saraf tulang belakang karena struktur tulang belakang "relatif" mendekati posisi lurus dengan kondisi lekukan-lekukan anatomis segmental tulang belakang (diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan/tarikan pada serabut saraf tulang belakang berkurang. Dengan demikian, hal ini memberikan kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi optimal organ dalam yang sarat saraf.
Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga diteruskan ke pusat (otak) sebagai sinyal tentang kondisi anatomis fungsional saat itu, kemudian pusat memberikan respons dalam bentuk "pengaturan kembali" kerja sistem dalam tubuh, dan terjadilah proses self healing (penyembuhan diri sendiri). Efek optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat stimulasi tombol-tombol kesehatan saat tungkai dalam posisi Duduk Pembakaran, lengan Lapang Dada, dan napas rileks (lingkaran).
Senam ini dapat dilakukan rutin setiap hari, sekurang-kurangnya 2 – 3 kali seminggu. Setiap gerakan dapat dilakukan secara terpisah, di sela-sela kegiatan atau bekerja sehari-hari.