• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Panduan Materi Home Care

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Panduan Materi Home Care"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA HOME CARE

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan praktek pelayanan keperawatan di rumah(home care). Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care.

Home care adalah suatu layanan perawatan pasien di rumah. Yang membutuhkan perawatan di rumah baik pasien yang masih sehat sampai yang sakit, pasien dengan berbagai kondisi jenis penyakit dengan berbagai latar belakang yang melandasi keputusan untuk menggunakan jasa ini di lingkungan keluarga. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan antara lain: pertimbangan ekonomi, kenyamanan pasien, dan kemudahan akses bagi keluarga.

Home care saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan di kota besar dengan beberapa kasus yang sering ditemui adalah kesibukan yang tinggi dari keluarga menyebabkan hanya sedikit waktu yang dapat diberikan kepada pasien. Salah satu segmen pelayanan home care diantaranya lansia, di mana lansia adalah manusia yang juga memerlukan teman sehingga

mereka tidak kesepian dan cepat menjadi pikun. Dengan adanya jasa home care pendamping orang tua (POT) maka para lansia memiliki asisten yang berfungsi sebagai teman, pendamping, pengasuh yang membantunya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan memanfaatkan jasa ini, maka orang tua akan lebih bahagia dan anak-anaknya pun akan lebih tenang untuk dapat mengerjakan hal lain.

Seiring perkembangannya home care memberikan pelayanan pada penyakit kronik yang memerlukan perawatan lama dan berbiaya mahal. Keluarga yang memutuskan untuk melanjutkan perawatan di rumah umumnya didasari pada perhitungan ekonomi atau kemudahan anggota keluarga lain untuk menjenguk dan bertemu pasien serta kenyamanan pasien karena dirawat dirumah akan memberikan rasa aman dan nyaman kepadanya yang penting untuk membantu proses penyembuhan.

Variasi penyakit yang membutuhkan pelayanan home care adalah mulai dari kasus sederhana seperti demam tifoid, hingga kasus yang berat seperti gangguan pernafasan kronik dengan ketergantungan pada alat respirator. Home care dibutuhkan oleh pasien yang sedang sakit, juga bagi mereka

(2)

yang sedang dalam proses penyembuhan seperti post stroke, sampai dengan pasien dalam fase terminal seperti menderita kanker stadium lanjut. Kasus pasien dengan penyakit fase terminal yang memiliki angka

kesembuhan yang rendah, sehingga perawatan home care bertujuan untuk memberikan rasa nyaman secara psikologis bagi pasien dan keluarganya. Latar belakang ini dipilih karena sebagai orang timur, setiap anggota

keluarga berkeinginan merawat kerabatnya dengan sempurna. Perawatan di rumah akan memberikan keleluasaan anggota keluarga merawat

keluarganya secara maksimal.

Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan selama ini adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan.

Keperawatan di rumah berkembang dengan pesat didukung oleh factor ekonomi yaitu semakin Tingginya biaya pelayanan di rumah sakit,

keberhasilan sistem DRG (diagnosis related group) dapat menekan lamanya waktu rawat, dan kemajuan teknologi kesehatan dimana peralatan –

peralatan yang semula dengan ukuran besar yang biasa dugunakan dirumah sakit sudah dikembangkan dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah digunakan dirumah.

Beberapa alasan yang juga melatarbelakangi mengapa keperawatan kesehatan dirumah semakin berkembang dan merupakan alternative yang banyak diminati oleh masyarakat antara lain: keperawatan dirumah

dipersepsikan lebih hemat biaya, lingkungan memberikan efek yang terapeutik, pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih optimal, mengurangi lamanya waktu dirawat dirumah sakit, memberikan

kesempatan bagi kasus tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis atau kasus terminal.

Jika kita tinjau dari perlunya kontribusi profesi, fenomena masalah

kesehatan saat ini memerlukan peran serta berbagai profesi kesehatan untuk berkontribusi dalam penanganan masalah kesehatan sesuai dengan

fungsinya. Fenomena masalah kesehatan di Indonesia yang dihadapi saat ini adalah masih tingginya penyakit endemis yang dibarengi dengan makin meningkatnya masalah penyakit kronis dan degeneratif serta munculnya masalah penyakit baru dan penyakit lama. Berbagai masalah yang memerlukan pelayanan keperawatan antara lain : Masalah Penyakit akut atau kronis, Masalah penyakit degeneratif atau terminal, gangguan

(3)

Sebagai salah satu karakteristik keperawatan sebagai profesi adalah adanya kemampuan melaksanakan fungsi mandiri yang ditunjukkan dengan adanya sekelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk

menyelesaikan masalah praktik keperawatan tersebut. Saat ini berbagai komponen kegiatan pelayanan keperawatan antara lain mencakup upaya pencegahan masalah kesehatan, meningkatkan kemandirian klien dalam bidang kesehatan serta upaya pemenuhan kebutuhan dasar klien baik melalui kegiatan intervensi pemberdayaan, intervensi komplementer dan kolaborasi serta pelayanan keperawatan berkelanjutan belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini menjadikan adanya peluang bagi perawat untuk mengembangkan dan berkontribusi dalam penyediaan pelayanan di berbagai tatanan praktik perawat seperti di : Tempat Kerja, Sekolah, Rumah (Home Care), Ambulatory Care (Klinik) dan pusat-pusat pelayanan kesehatan khusus (Panti, lapas).

Kepmenkes No: 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik Perawat telah memberikan kesempatan bagi perawat untuk menjalankan tanggung jawab profesionalnya melalui pelaksanaan praktik mandiri (Perorangan atau berkelompok).

Sementara hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh data sebagai berikut : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan

pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan ijin oprasional.

Dari data tersebut sangat perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah dalam hal ini home care yang salah satu unsur tenaga pelaksananya adalah perawat melalui pelaksanaan praktik mandiri.

(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERKEMBANGAN HOME CARE :

1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.

2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin

meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama.

3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen.

4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi

pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan.

5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi

sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, karena berada dilingkungan yang dikenal oleh klien dan keluarga, sehingga dapat mempercepat kesembuhan sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu adaptasi. (Depkes, 2002).

BEBERAPA KEUNTUNGAN YANG DIRASAKAN DENGAN PELAYANAN HOME CARE

1. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.

2. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan secara

komprehensif (biopsikososiospiritual).

3. Home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.

4. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.

(5)

5. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami perubahan pola dan perawatan klien.

6. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien. 7. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan

dengan pelayanan dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus dalam home care.

8. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan keluarga. BEBERAPA KEKURANGAN YANG DIRASAKAN DENGAN PELAYANAN HOME CARE

1. Home care tidak termanaged dengan baik jika menggunakan agency yang belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :

 dokter spesialis.  Petugas laboratorium.  Petugas ahli gizi.  Petugas fisioterafi.  Psikolog dan lain-lain.

2. Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :

 Unit diagnostik rontgen  Unit diagnostik CT scan.  Unit diagnostik MRI.

 Laboratorium dan lain-lain.

3. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan total, misalnya: klien dengan koma.

4. Jika pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan kurang berhasil maka tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.

(6)

5. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :

 fasilitas resusitasi  fasilitas defibrilator

LANDASAN HUKUM HOME CARE

1. UU Nomor . 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.

3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah 4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat 6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas 7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan

Perkesmas

8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.

9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta 11.Permenkes No. HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Perawat.

12.SK Dirjen Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.5.1.311 tanggal 25 Januari 2001 tentang Penerapan Pedoman Perawatan Kesehatan di Rumah. PENGERTIAN HOME CARE

Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah:

1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan

(7)

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis di rumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan

komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.

4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).

5. Home Care atau pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan

keterampilan teknikal tertentu yang berasal dari spesialisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga .

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga

profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk

pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga yang direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberikan perawatan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja antara pasien/keluarga dengan agensi home care (Warhola C, 1980).

Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.

Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang

(8)

sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan kesehatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat

maternitas dan perawat medikal bedah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :

1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya.

2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi

merencanakan kegiatan pelayanan.

3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek

administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).

TUJUAN PERAWATAN DI RUMAH ( HOME CARE) Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :

1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah klien yang dapat di akses oleh masyarakat,

2. Terjaganya kesinambungan pelayanan pasca rawat inap di rumah sakit sehingga klien dan keluarga dapat mandiri melaksanakan fungsi

kehidupan sehari-hari,

3. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya,

4. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan,

(9)

6. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif, 7. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

8. Tersedianya peluang kerja bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat untuk memberikan perawatan kesehatan di rumah terhadap individu dalam konteks keluarga secara mandiri dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

PENGORGANISASIAN HOME CARE

Penyelenggaraan praktik mandiri perawat terdiri dari 3 (tiga unsur) yaitu Pengelola Pelayanan, Pelaksana Pelayanan, dan Klien.

a. Pengelola Pelayanan Praktik Mandiri Perawat

Adalah agensi atau unit yang bertanggung jawab terhadap seluruh

pengelolaan praktik mandiri perawat baik penyediaan tenaga, sarana, dan peralatan serta mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Pengelola dapat berkedudukan sebagai salah satu bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit/ klinik/ puskesmas, atau dapat pula berkedudukan terpisah secara mandiri dalam bentuk balai atau pusat pelayanan

keperawatan.

b. Pelaksana Praktik Mandiri Perawat

Pelaksana praktik mandiri perawat adalah tenaga yang bertugas menyediakan pelaksana pelayanan keperawatan terdiri dari tenaga keperawatan professional dengan melibatkan tenaga-tenaga professional lain dan tenaga non professional sesuai kebutuhan klien. Pelaksana praktik mandiri perawat tersebut terdiri dari manajer kasus dan pelaksana

pelayanan.

Praktik mandiri perawat; home care dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan antara perawat dengan klien dan atau pasien dalam upaya untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.

Dalam melaksanakan praktik mandiri perawat, perawat yang telah memililki SIPP berwenang untuk :

(10)

a. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan

keperawatan dan evaluasi keperawatan

b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi: intervensi/tritmen keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan

c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi

d. Melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam lingkup praktik keperawatan

e. Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien dan

atau pasien, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan. f. Dalam keadaan luar biasa/bencana, perawat dapat melakukan tindakan

diluar kewenangan untuk membantu mengatasi keadaan luar biasa atau bencana tersebut.

g. Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan tindakan diluar kewenangannya sebagai perawat.

h. Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat vokasional (PN).

i. PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN. j. Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada

perawat lain yang setara kompetensi dan pengalamannya.

k. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak memiliki SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan tersebut.

c. Klien

Adalah penerima pelayanan keperawatan dengan melibatkan salah satu anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan keluarga dapat juga menunjuk seseorang yang akan membantu aktifitas penyediaan pelayanan keperawatan sesuai menjadi pengasuh (care-giver) yang melayani kebutuhan sehari-hari dari klien.

Tata Hubungan antar Unsur

(11)

Ketiga unsur seperti tersebut di atas, merupakan syarat minimal yang harus ada dalam sistem praktik mandiri perawat. Ketiga unsur tersebut berinteraksi secara proporsional dan saling mempengaruhi dalam proses praktik

keperawatan.

Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak berfungsi secara baik maka pelayanan yang diberikan sulit untuk memberikan hasil yang optimal. Dalam sistem ini setiap komponen mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang dapat diukur sehingga diharapkan tidak akan merugikan salah satu pihak pun karena pelayanan yang diberikan dapat dikendalikan oleh masing-masing pihak.

1. Struktur Organisasi

Dalam sistem Praktik Mandiri Perawat, struktur organisasi pengelola dapat digambarkan seperti pada bagan 1. Pemimpin agensi/ balai/ unit yang membawahi dua sub ordinat yaitu sub ordinat sub unit yaitu sub unit yang bertanggung jawab terhadap administrasi dan sub unit yang bertanggung jawab terhadap pelayanan. Sub unit pelayanan membawahi tenaga Manajer Kasus (case manager) dan tenaga pemberi pelayanan (care provider).

Dalam pelaksanaannya struktur organisasi Praktik Mandiri Perawat (PMP) dapat disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, demikian pula sebutan/penamaan unitnya sesuai dengan kesepakatan dan pelayanan yang dikembangkan.

Bagan 1. Struktur Organisasi PMP (Home Care)

Klien Pelaksana Pelayanan

Manajer Administrasi Manajer Pelayanan/ Manajer Kasus Pemimpin Praktik Mandiri

(12)

Di samping interaksi secara internal, maka tata hubungan kerja Pengelola Praktik Mandiri Perawat dengan unit-unit eksternal sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan (lihat diagram mekanisme kerja).

Bagan 2. Tata Hubungan Kerja Pengelola PMP dengan Unit Eksternal DEPARTEMEN KESEHATAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI PEMDA PROPINSI DINKES PROPINSI PEMDA KABUPATEN/KOTA DINKES KABUPATEN/KOTA RUMAH SAKIT UNIT PERAWATAN KESEHATAN PUSKESMAS UNIT PRAKTIK MANDIRI PERAWAT UNIT PRAKTIK MANDIRI PERAWAT

(13)

BENTUK-BENTUK ORGANISASI HOME CARE

Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap (Palaran) sebagai salah satu bentuk layanan medis yakni Rawat Inap yang memiliki hirarki baku. Dalam institusi layanan kesehatan (dalam hal ini milik

pemerintah) semua sistem ada aturannya, dan sudah tentu kompetensi medis diserahkan kepada dokter. Selanjutnya dokter dapat mendelegasikan tindakan medis kepada paramedis berdasarkan indikasi dan protap

(prosedur tetap). Ini dimaksudkan untuk melindungi pasien dan petugas, sehingga jika terjadi sesuatu berkenaan dengan tindakan medis, dapat dipertanggung jawabkan sesuai undang-undang dan kompetensi. Kecuali jika Homecare tidak ada tindakan medis, maka perawatan bersifat follow up, bisa jadi tidak diperlukan penanggung jawab dokter.

Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No. 12 Tahun 1992 dan UU No. 29 tahun 2004, kompetensi tindakan medis (praktek, homecare, klinik, balai pengobatan, RS dan lain-lain) adalah seorang dokter sesuai Ketentuan Konsil Kedokteran Indonesia. Artinya penanggung

jawabnya seorang dokter atau dokter gigi (dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut).

Health home care dilakukan oleh tiga kelompok lembaga berwenang, yaitu:

Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (certified home health agency / CHHA); Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (the long-term home health care program (LTHHCP); dan Lembaga Berlisensi.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

1). Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (CHHA)

Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi individu yang mengalami penyakit akut untuk menerima perawatan terampil yang

dibutuhkan di rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan individu

Praktik professional lain : Dokter, Fisioterapi, Psicholog dll

Sumber Pendukung : - - Askes, Sosial worker - Laboratorium

KLIEN / KELUARGA

(14)

dengan memberi berbagai jenis pelayanan, termasuk pelayanan keperawatan terampil, terapi wicara, terapi fisik dan terapi okupasi, pelayanan sosial medis, asisten perawatan kesehatan di rumah (HHA), konseling nutrisi, transportasi, peralatan, dan terapi pernapasan.

CHHA juga memiliki program khusus, seperti pelayanan kesehatan mental, pelayanan pediatrik, program untuk anak dan ibu, dan program AIDS, terdapat juga pelayanan berteknologi tinggi seperti terapi intravena, kemoterapi di rumah, dan penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai program jangka pendek karena pelayanan yang diberikan biasanya singkat.

2). Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (LTHHCP) Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan individu yang menderita penyakit kronis di rumah. Merupakan program yang memberikan pelayanan sosial dan

kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan di rumah dalam waktu yang lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh lebih dari 75% biaya rata-rata perawatan institusional jangka panjang di wilayah setempat. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi terapi fisik, okupasi, dan wicara, pelayanan sosial medis, dukungan nutrisi serta pelayanan perawatan personal.

3). Lembaga Berlisensi

Lembaga berlisensi bukan merupakan lembaga medicare bersertifikat. Lembaga berlisensi dapat memiliki komponen pelayanan profesional yang menyediakan pelayanan terampil yang diberikan CHHA. Lembaga ini juga dapat meniru banyak program khusus CHHA. Bagian perawatan terbesar yang diberikan berasal dari pelayanan perawatan personal. Lembaga

berlisensi menyediakan pelayanan profesional, termasuk pengaturan rumah, ibu rumah tangga, pegawai perawatan personal (Personal Care Workers /PCW), dan perawatan seperti yang diberikan HHA

(15)

SYARAT, HAK, DAN KEWAJIBAN 1. Pengelola Praktik Mandiri Prawat

a. Persyaratan Pengelola Praktik Mandiri Perawat

1) Merupakan bagian dari institusi pelayanan kesehatan pemerintah atau swasta atau unit mandiri yang berbadan hukum.

2) Bagi agensi/ balai praktik mandiri perawat yang bukan merupakan bagian dari institusi pelayanan kesehatan harus mendapat izin untuk mengelola praktik mandiri perawat dari Pemerintah Daerah setempat atas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. 3) Mempunyai kantor yang dilengkapi dengan sarana dan fasilitas

yang dipersyaratkan dengan alamat yang jelas (persyaratan sarana/fasilitas harus di lampirkan)

4) Mempunyai tenaga:

a) Pimpinan yang bertanggung jawab terhadap seluruh pelayanan. b) Tenaga administrasi.

c) Tenaga keperawatan professional (minimal D-III Keperawatan) sebagai tenaga tetap (paripurna) yang mempunyai izin praktek (SIPP) dan akan menjadi manajer kasus atau pemberi

pelayanan dalam penanganan kasus.

5) Mampu menyediakan tenaga keperawatan bersertifikat sesuai dengan spesialisasi/ kebutuhan pelayanan dan tenaga non keperawatan. Penyediaan tenaga ini dapat berupa tenaga paruh waktu atau dilakukan dengan system subkontrak dengan pengelola pelayanan keperawatan.

6) Mampu menyediakan peralatan kesehatan, sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan.

7) Mampu menyediakan sarana transportasi untuk melaksanakan rujukan klien.

8) Mempunyai kerja sama dengan rumah sakit/puskesmas untuk rujukan.

(16)

b. Hak Pengelola

1) Mengelola Praktik Mandiri Perawat, sesuai dengan standar pelayanan keperawatan yang ditetapkan oleh Pemerintah. 2) Menerima hak atas imbalan jasa sesuai dengan perjanjian kerja

yang disepakati bersama.

3) Mempunyai akses kepada pemerintah yang mengendalikan Praktik Mandiri Perawat.

4) Mendapat dukungan dari manajer kasus, pelaksana pelayanan atas pengelolaan pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. 5) Menetapkan mitra kerja yang akan mendukung

penyelenggaraan praktik mandiri perawat.

c. Kewajiban Pengelola

1) Menjamin terlaksananya pelayanan professional dan bermutu bagi klien.

2) Mematuhi kontrak/perjanjian kerja yang telah disepakati. 3) Memberikan perlakuan yang baik terhadap manajer kasus,

pelaksana pelayanan dan klien.

4) Meningkatkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) manajer kasus dan pelaksana pelayanan.

5) Melaksanakan kewajiban memberikan imbalan jasa yang harus diberikan kepada manajer kasus dan pelaksana pelayanan sesuai ketentuan yang disepakati.

6) Mematuhi peraturan yang berlaku berkaitan pengelolaan Praktik Mandiri Perawat.

7) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap kinerja pelaksana pelayanan.

8) Menyediakan alat, bahan, dan sarana yang dibutuhkan dalam pelayanan keperawatan sesuai standar yang ada.

9) Menerapkan sistem penghargaan dan sanksi administrative yang layak terhadap pelaksanaan pelayanan.

(17)

2. Manajer Kasus

a. Persyaratan Manajer Kasus

1) Mempunyai ijazah formal pendidikan keperawatan yang diakui oleh pemerintah (minimal D-III Keperawatan).

2) Mempunyai sertifikat pelatihan Keperawatan sebagai Manajer Kasus (case manager).

3) Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan minimal 3 (tiga) tahun.

4) Mampu menyelenggarakan proses managemen kasus mulai dari pengkajian awal dan melakukan analisis terhadap kasus untuk menyusun rencana pelayanan, mengkoordinasikan pelayanan dengan petugas lain, dan memantau pelaksanaan penyediaan pelayanan bagi klien.

5) Mampu melakukan pengkajian awal dan melakukan analisis terhadap kasus untuk menyusun rencana pelayanan dan intervensi keperawatan bagi klien.

6) Mampu bekerja sama dalam tim dan mampu memimpin penyediaan pelayanan.

7) Mampu menjalankan dan melaksanakan bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi.

8) Mampu memberikan pelayanan sesuai dengan etika yang ditetapkan.

b. Hak Manajer Kasus

1) Mengetahui tentang hak dan kewajibannya secara tertulis dan mendapatkan dukungan pemanfaatan berbagai sumber yang tersedia guna melaksanakan pengelolaan kasus.

2) Berhak mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan perjanjian kerja.

3) Memperoleh perlakuan yang layak sesuai dengan norma yang berlaku.

4) Berhak menolak tugas, prosedur, atau tindakan medis di luar rincian tugasnya (job description) yang disepakati.

5) Memperoleh informasi yang berkaitan dengan setiap perubahan pelayanan, perubahan tarif pelayanan, dan kemungkinan dihentikannya perjanjian kerja.

6) Mempunyai akses kepada pemerintah yang mengendalikan Pelayanan keperawatan mandiri perawat atau pengaturan pekerja melalui berbagai media.

7) Berhak mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan serta perlindungan terhadap pelaksana pelayanan maupun klien.

8) Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan dirasakan menyimpang dari peraturan yang berlaku.

(18)

9) Memperoleh dukungan dari Pengelola, pelaksana dan klien serta keluarganya dalam melaksanakan tugasnya.

c. Kewajiban Manajer Kasus

1) Mentaati peraturan dan disiplin kerja yang telah ditetapkan oleh pengelola.

2) Memberikan pelayanan yang professional dan bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan serta kode etik profesi.

3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya berkaitan dengan keadaan klien dengan tidak memberitahukan kepada siapapun.

4) Melaksanakan tugas sesuai dengan peran dan fungsinya dalam menyediakan pelayanan kepada klien dan keluarganya. 5) Bekerja sama dan saling mendukung dalam tim pelayanan

demi keberhasilan pelayanan keperawatan kepada klien. 6) Mematuhi perjanjian kerja yang telah dibuat.

7) Menghargai hak-hak klien dengan tidak melakukan pelanggaran terhadap hak-hak tersebut.

8) Membuat laporan rutin kepada Pengelola Pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.Pelaksana Praktik Mandiri Perawat

a. Persyaratan Pelaksana Pelayanan untuk memberikan Pelayanan/Asuhan Keperawatan.

1) Mempunyai ijazah formal yang diakui oleh pemerintah, bagi tenaga profesional (keperawatan, pekerja sosial, terapis).

2) Tenaga perawat minimal memiliki ijazah D.III Keperawatan dan mempunyai pengalaman kerja di sarana pelayanan kesehatan minimal 3 tahun

3) Mempunyai sertifikat sesuai dengan spesialisasinya di institusi pelatihan yang berwenang.

4) Mampu mempertanggung jawabkan tindakan/ pelayanan yang diberikan kepada klien secara mandiri dan bertanggung jawab. 5) Mampu menjalankan standar prosedur yang ditetapkan.

6) Mampu memberikan pelayanan sesuai dengan etika yang ditetapkan.

b. Hak Pelaksana Pelayanan

1) Mengetahui tentang hak dan kewajibannya secara tertulis. 2) Berhak mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan perjanjian

kerja.

(19)

4) Berhak menolak tugas, prosedur, atau tindakan medis di luar rincian tugasnya (job description) yang disepakati.

5) Memperoleh informasi yang berkaitan dengan setiap perubahan pelayanan, perubahan tarif pelayanan, dan kemungkinan diberhentikannya perjanjian kerja.

6) Mempunyai akses kepada pemerintah yang mengendalikan praktik pelayanan keperawatan atau pengaturan pekerjaan melalui berbagai media.

7) Berhak mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan serta perlindungan terhadap pelaksana pelayanan maupun klien.

8) Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan dirasakan merugikan dan menyimpang dari peraturan yang berlaku.

9) Memperoleh dukungan dari Manajer kasus, Pengelola dan Klien serta keluarganya dalam melaksanakan tugasnya.

c. Kewajiban Pelaksana Pelayanan Praktik Mandiri Pperawat

1) Mentaati peraturan dan disiplin kerja yang telah ditetapkan oleh Pengelola.maupun manager kasus

2) Memberikan pelayanan yang professional dan bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan.

3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya berkaitan dengan keadaan klien dengan tidak memberitahukan kepada siapapun.

4) Melaksanakan tugas sesuai dengan rencana pelayanan yang telah disepakatidan telah ditetapkan oleh manager kasus 5) Bekerja sama dan saling mendukung dengan pelaksana

pelayanan lainnya dalam tim pelayanan demi keberhasilan pelayanan.

6) Mematuhi perjanjian kerja yang telah dibuat.

7) Menghargai hak-hak klien dengan tidak melakukan pelanggaran terhadap hak-hak tersebut.

8) Membuat laporan rutin ke Manajer Kasus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Klien

a. Persyaratan Klien untuk Menerima Pelayanan/Asuhan Keperawatan.

1) Mempunyai keluarga atau pihak lain yang akan bertanggung jawab atau menjadi wali/pendamping bagi klien dalam

berinteraksi dengan pengelola maupun klien.

2) Bersedia menandatangani persetujuan (inform consent), setelah syarat-syaratnya disepakati bersama.

(20)

3) Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan Pengelola Praktik Keperawatan Mandiri untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

b. Hak Klien

1) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajibannya. 2) Mendapat pelayanan professional sesuai dengan standar

pelayanan yang ditetapkan.

3) Diberitahu terlebih dahulu dan ikut berpartisipasi dalam rencana pelayanan yang akan diberikan dan penetapan perubahan asuhan serta tindakan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.

4) Memperoleh perlakuan yang layak dari semua pelaksana pelayanan yang melayani di mana jelas identitasnya meliputi nama dan jabatan mereka masing-masing.

5) Memperoleh seluruh catatan klinis atas pelayanan yang diterimanya yang pada dasarnya rahasia (kecuali bagi pihak ketiga yang berkepentingan terhadap pelayanan yang diterima termasuk perusahaan/asuransi yang membiayai).

6) Berhak menolak tindakan, prosedur, atau tindakan medis setelah mendapat informasi yang lengkap tentang akibat dari suatu tindakan.

7) Menerima pelayanan yang layak dan semestinya sesuai dengan norma yang berlaku berdasar kode etik, norma-norma agama dan sosial budaya tanpa diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, usia, atau asal-usul

kebangsaan.

8) Berhak mengemukakan pendapat tentang perubahan pelayanan atau pergantian pelaksana pelayanan yang melayani tanpa rasa takut ditolak atau menerima perlakuan diskriminasi.

9) Memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan setiap perubahan pelayanan, perubahan tarif pelayanan, yang mungkin akan mempengaruhi pihak ketiga dalam hal pembiayaan termasuk terminasi pelayanan.

10)Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan dirasakan merugikan dan menyimpang dari standar prosedur. c. Kewajiban klien

1) Mematuhi perjanjian bersama.

2) Mentaati rencana pelayanan yang telah disepakati bersama. 3) Melaksanakan kewajiban membayar pelayanan yang diterima

(21)

5) Menghargai hak tim penyedia pelayanan sesuai norma yang berlaku tanpa diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, usia, atau asal-usuk kebangsaan.

MEKANISME PERIJINAN PENDIRIAN HOME CARE FASE PERSIAPAN

(22)

Melakukan pembentukan Struktur organisasi home care, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.

FASE PERIJINAN

Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan : a. Rekomendasi dari PPNI

b. Ijin lokasi bangunan c. Ijin lingkungan d. ijin usaha

e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi : 1) ruang direktur

2) ruang menajemen pelayanan 3) gudang sarana dan peralatan 4) sarana komunikasi

5) sarana transportasi

f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care

Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan perlengkapan kantor.

Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari

pasien/keluarga.

Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga, persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan. Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter, laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat home care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan

(23)

ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas . namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan.

LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN DI RUMAH

Ruang lingkup pelayanan keperawatan di rumah secara umum adalah sebagai berikut :

1. Perawatan kesehatan yang diberikan bersifat professional dan komprehensif (promotif, preventif, dan rehabilitative) dengan

menggunakan teknologi sederhana maupun tinggi secara tepat guna. 2. Sasaran pelayanan adalah klien yang karena kondisi kesehatannya

(pasca rawat inap, rujukan dari praktik perorangan, dsb) memerlukan bantuan agar dapat melaksanakan kegiatan hidupnya sehari-hari. 3. Pemberian pelayanan dikoordinir oleh perawat professional (minimal

DIII Keperawatan) bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya (dokter, fisioterapis, terapis wicara, ahli gizi, dll) atau tenaga

kesehatan lainnya (pramu kesehatan, psikolog, tokoh agama dsb) 4. Pelayanan diberikan di tempat tinggal (rumah) klien

5. Pelayanan diberikan dalam kurun waktu yang disepakati antara klien/keluarga dengan petugas kesehatan/agensi sesuai kondisi klien. 6. Pelayanan yang diberikan dapat merupakan rujukan dari sarana

kesehatan (RS, Puskesmas, Praktik perorangan/berkelompok) maupun permintaan langsung dari pasien/keluarga.

Adapun lingkup praktik keperawatan mandiri perawat home care meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

(24)

Lingkup Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi

pengkajian bio- psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan-tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.

2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.

3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.

4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi

kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.

5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

Adapun lingkup tindakan keperawatan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar manusia adalah :

Lingkup tindakan keperawatan yang dikembangkan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar manusia pada praktik home care adalah, sebagai berikut: Memenuhi Kebutuhan Oksigen

1. Mengatur posisi tidur

2. Membantu pernafasan dalam dan batuk

3. Melakukan pembebasan jalan napas dengan kepala ekstensi 4. Memasang oropharyngeal airway

5. Melaksanakan tekhnik hemlich maneuver

6. Melaksanakan postural drainage, vibrasi dan perkusi thorax 7. Melaksanakan pengisapan lendir

(oropharingeal, nasopharingeal, tracheostomi) 8. Pemberian oksigen dengan berbagai metode

(25)

9. Memonitor Intermiten Presure Pulmonal Breathing (IPPB) 10. Melaksanakan manajemen ventilator

11. Bronchial washing pada klien yang terpasang ETT 12. Perawatan tracheostomi

13. Mengukur saturasi oksigen dengan menggunakan pilse oximeter

14. Mengajarkan pasien menggunakan incentive spirometer 15. Pemberian obat via nebulizer

16. Melaksanakan manajemen klien tersedak

17. Melaksanakan berbagai tekhnik pertolongan pasien tenggelam

18. Melakukan perawatan WSD ( Water Sealed Drainage) 19. Menggunakan ambu bag dan mask

20. Mengambil darah arteri untuk pemeriksaan gas darah 21. Menyiapkan pemeriksaan spesimen sputum

Memenuhi Kebutuhan Nutrisi

1. Memasang NGT ( Naso Gastro Tube )

2. Memberi makan melalui ( Naso Gastro Tube) 3. Mencabut NGT ( Naso Gastro Tube )

4. Melakukan irigasi NGT

5. Memberi makan melalui “flowcare”

6. Memberi makan melalui gastro dan yeyenum 7. Memberikan penyuluhan tentang diet

8. Memonitor kadar gula darah

9. Menghitung pemasukan makanan dan minuman

10. Mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan kalori harian 11. Memberikan nutrisi parenteral melalui vena sentral sesuai

program medik)

Memenuhi Kebutuhan Integritas Jaringan

1. Mengobservasi keadaan jaringan kulit (dehidrasi, eviserasi) 2. Melakukan perawatan luka dan mengganti balutan luka 3. Membuang jaringan mati

4. Melakukan Irigasi luka/drainage dan perawatan 5. Melakukan perawatan gips

6. Memasang bidai/ melakukan fiksasi 7. Menjahit luka (dalam keadaan emergensi) 8. Mengangkat jahitan, surgical staples

9. Melakukan perawatan T-tube drain, pendrose drain, jackson pratt drain, hemovac drain

10. Melakukan pemasangangan external heating device 11. Menggunakan cooling blanket

(26)

13. Menggunakan moistened dressing, hydrocolloid dressing Memenuhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

1. Melaksanakan pemasangan intra venous infusion sesuai program medik 2. Memonitor intra venous site infusion yang terpasang

3. Mengganti balutan infus 4. Melepas infus

5. Melaksanakan transfusi darah sesuai program medik 6. Memberikan nutrisi parenteral

7. Memberikan nutrisi melalui vena sentral

8. Memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang keseimbangan cairan dan elektrolit

9. Mengukur intake dan output cairan dan elektrolit

Memenuhi Kebutuhan Eliminasi Buang air Besar

1. Membantu buang air besar di tempat tidur/kamar mandi 2. Mengganti dan mengosongkan ostomy

3. Melakukan irigasi colostomy

4. Memberikan enema (glyserin semprit) 5. Memberikan suppositoria

6. Memberikan huknah tinggi/rendah 7. Mengeluarkan fecal secara manual 8. Melakukan pemeriksaan rectal tube 9. Bowel training

10. Penyuluhan kesehatan tentang masalah eleminasi bowel 11. Menyiapkan spesimen faeces untuk pemeriksaan

laboratorium

Memenuhi Kebutuhan Eliminasi Urin

1. Membantu buang air kecil di tempat tidur/kamar mandi 2. Memasang kateter urin

3. Merawat kateter urin 4. Melepas kateter urin 5. Bladder training

6. Mengumpulkan/menyiapkan spesimen urin untuk pemeriksaan laboratorium

7. Memasang kondom kateter 8. Irigasi kandung kemih 9. Test berat jenis urin

10. Kegel”s exercises

11. Perawatan pre dan post sistostomi

12. Melakukan penyuluhan kesehatan pada kebutuhan eliminasi urin

(27)

(misalnya: mengosongkan kandung kencing)

15. Melakukan perawatan intra operasi perkemihan (misalnya : memonitor urine)

16. Melakukan perawatan pasca bedah perkemihan (misalnya: memonitor dan mengukur urine)

17. Melakukan perawatan urostoma

Memenuhi Kebutuhan Kebersihan Diri dan Lingkungan 1. Memandikan klien dengan ketergantungan di tempat tidur 2. Mencuci rambut klien dengan ketergantungan di tempat tidur 3. Menggosok gigi klien dengan ketergantungan

4. Melaksanakan penyuluhan tentang kebersihan diri 5. Membantu klien mencukur/shave

Memenuhi Kebutuhan Istirahat dan Tidur

1. Melaksanakan penyuluhan tentang kebutuhan istirahat tidur 2. Menjaga keamanan klien

3. Melaksanakan teknik relaksasi

4. Memberikan latihan gerak dan ambulasi

5. Membantu terlaksananya aktifitas yang bervariasi 6. Menciptakan suasana tenang

Memenuhi Kebutuhan Obat-obatan

1. Menghitung kebutuhan obat sesuai program medik 2. Menyimpan dan mengatur penggunaan obat

3. Menyiapkan dan memberi obat untuk klien sesuai program medik dan prinsip 5 benar dengan cara pemberian : melalui mulut, intra cutan, sub cutan, intra vena, intra muskuler, suppositoria, inhalasi, instilasi/tetes, buccal/langit-langit atas, sublinguae, kulit, dan intra vena menggunakan syringe/infusion pump

4. Memberikan penyuluhan tentang obat-obatan 5. Mengkaji efek samping obat-obatan

6. Kolaborasi penanggulangan efek samping obat-obatan kemoterapi/obat-obatan steroid sesuai program medik

7. Memberi obat sesuai alogoritme klinik bagi perawat dan bidan disarana pelayanan kesehatan

(28)

1. Melakukan teknik isolasi: menggunakan sarung tangan steril/ tidak steril, gaun pelindung, jas operasi, pron/ celemek, cuci tangan, menggunakan tutu kepala

2. Melakukan teknik pengikatan bagi klien gelisah 3. Penggunaan bantal pasir

4. Memasang pengaman pada tempat tidur

5. Menyiapkan dan menggunakan tempat pembuangan alat-alat dan bahan bekas/ sisa (disposal infeksius)

Memenuhi Kebutuhan Sirkulasi 1. Observasi tanda-tanda vital

2. Observasi adanya tanda-tanda pendarahan internal/eksternal 3. Mengukur central vena pressure (CVP)

4. Melakukan perawatan Central Venous Pressure (CVP) 5. Melakukan monitoring jantung

6. Melakukan Elektro Kardio Graphy (EKG) 7. Menginterpretasikan rekam jantung 8. Melakukan resusitasi jantung paru

9. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik ( misalnya: foto rotngen jantung paru)

10. Menyiapkan dan melakukan stress exercises klien

11. Menyiapkan dan melakukan perawatan pre, intra dan post klien dialisa ( haemo/peritoneal)

12. Melakukan perawatan klien terpasnang SB tube 13. Memeriksa status neurologik + GCS

14. Melakukan pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium

Memenuhi Kebutuhan Manajemen Nyeri

1. Melakukan teknik stimulasi : cutaneous, kontralateral dan trancotaneous 2. Antisipatori guidence

3. Teknik relaksasi bio feed back 4. Teknik distraksi

5. Teknik imaginasi terbimbing 6. Teknik hipnotis

7. Teknik gate control

8. Pemberian obat-obatan parenteral jenis narkotik 9. Melakukan massage

10. Kompres hangat dan dingin

Memenuhi Kebutuhan Aktivitas dan Excercise 1. Memindahkan klien dari dan ke tempat tidur

(29)

3. Membantu klien dari posisi berbaring ke posisi duduk di tempat tidur 4. Membantu klien dari posisi berbaring ke kursi roda

5. Membantu klien jalan dengan menggunakan alat bantu 6. Melatih ROM excercise

7. Membantu dan melatih ambulasi

8. Memberikan pendidikan kesehatan tentang aktifitas dan latihan 9. Mengajarkan body mekanik yang tepat

10. Mengajarkan body aligment yang tepat Memenuhi Kebutuhan Psikososial/Spiritual

1. Melaksanakan pengkajian tentang kebutuhan konsep diri

2. Melaksanakan penggunaan group sebagai sistem pendukung dan aktivitas

3. Melaksanakan pengajaran komunikasi assertif 4. Menggunakan group sebagai psikoterapi 5. Mengajarkan teknik penguatan/koping

6. Mengajarkan teknik komunikasi terapeutik innterpersonal 7. Melakukan teknik-teknik untuk menjadi pendengar aktif 8. Memfasilitasi lingkungan yang asertif

(30)

9. Melakukan teknik-teknik peningkatan konsep diri yang meliputi harga diri, ideal diri dan gambaran diri

10. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani

11. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri

12. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis 13. Melaksanakan terapi ke;ompok

14. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka

15. Melaksanakan cara menghargai sistem nilai klien yang sedang berduka

16. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani

17. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri

18. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis 19. ideal diri dan gambaran diri Melaksanakan terapi kelompok 20. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang

berduka

21. Melakukan teknik-teknk peningkatan konsep diri yang meliputi harga diri, ideal diri dan gambaran diri

22. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani

23. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri

24. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis 25. Melaksanakan terapi ke;ompok

26. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka

27. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik, bimbingan rohani

28. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan konsep diri

29. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis 30. Melaksanakan terapi ke;ompok

31. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka

Memenuhi Kebutuhan Interaksi Sosial 1. Melaksanakan interaksi sosial terapeutik

2. Melaksanakan teknik untuk menginterupsi sikap anti sosial

(31)

5. Melaksanakan manajemen stress

6. Melaksanakan manajemen klien menarik diri dan depresi 7. Melaksanakan manajemen klien mania/ agresif

8. Melakukan teknik komunikasi pada klien marah 9. Melakukan berbagai teknik orientasi

10.Mempersiapkan klien dilakukan psikoterapi 11.Melakukan observasi prilaku bunuh diri 12.Melakukan observasi prilaku halusinasi 13.Mengajar dalam berpikir realitas

14.Mengajar klien mengenal perasaannya

15.Membimbing klien dalam mengekpreasikan pikiran/ perasaan waham 16.Membimbing dalam mengurangi perilaku manipulasi

Memenuhi Kebutuhan Tentang Perasaan Kehilangan, Menjelang Ajal dan Menghadapi Kematian

1. Melaksanakan teknik komunikasi terapeutik sesuai fase kehilangan 2. Melaksanakan cara-cara untuk menjadi pendengar aktif

3. Melatih dalam menimbulkan rasa empati 4. Melaksanakan perawatan menjelang ajal 5. Melaksanakan perawatan pasien meninggal

6. Melatih perasaan saling percaya antara perawat – klien 7. Melatih komunikasi assertif

Memenuhi Kebutuhan Seksual

1. Melakukan cara-cara/ teknik untuk menciptakan lingkungan privacy 2. Mengajarkan pola seksualitas yang sehat

3. Mengajarkan perubahan fisiologis kehamilan

4. Mengajarkan pendidikan seks pada usia remaja, dewasa dan usia lanjut 5. Mengajarkan cara pemilihan kontrasepsi

6. Menciptakan hubungan terapeutik dalam mendiskusikan masalah seks 7. Memperkenalkan alat-alat bantu dalam pemenuhan kebuuhan seks 8. Melaksanakan rujukan masalah seksual

9. Menerima konseling masalah seksual

Memenuhi Kebutuhan Lingkungan Sehat

1. Menyediakan objek yang menunjang kesehatan lingkungan 2. Memodifikasi stimulus lingkungan yang sehat

3. Menjaga stabilitas lingkungan

4. Melakukan kolaborasi dan fasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang sesuai standard

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang parameter/ indikator kesehatan lingkungan

(32)

7. Melaksanakan manajemen teknik isolasi penyakit infeksi

8. Melaksanakan manajemen teknik isolasi dalam rangka pemberian kemoterapi dan penurunan sistem imun/ kekebalan tubuh

Kebutuhan ibu Hamil

1. Melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil

2. Melaksanakan penyuluhan tentang kebutuhan ibu hamil: perubahan fisiologi ibu hamil, nutrisi ibu hamil, senam hamil, imunisasi, kebersihan diri, persiapan persalinan, perawatan bayi

3. Mendengarkan denyut jantung bayi 4. Memonitor keadaan janin

5. Menyiapkan pemeriksaan USG sistem reproduksi

6. Melakukan pemeriksaan laboratotium: HCG test ( test kehamilan), haemolobin, protein urine, reduksi urine

7. Melaksanakan konsultasi rujukan kehamilan bila terjadi kehamilan patologis

8. Memenuhi kebutuhan ibu hamil dengan komplikasi 9. Menerima konsultasi kehamilan

Memenuhi Kebutuhan Ibu Melahirkan

1. Melakukan pemeriksaan fisik ibu melahirkan

2. Melakukan persalinan kala I keadaan normal: observasi his, observasi jalan lahir

3. Mengisi partograf

4. Melakukan persalinan kala II keadaan normal

5. Melakukan induksi

6. Melakukan episiotomi

7. Melakukan persalinan kala III keadaan normal 8. Melakukan persalinan kala IV keadaan normal 9. Melaksanakan majemen nyeri

10. Malaksanakan ikatan kasih( bounding attachment) ibu bayi 11. Merawat bayi segera setelah lahir

12. Memotong & mengkat tali pusat 13. Menjahit episiotomi

14. Menolong persalinan dgn tindakan khusus 15. Melaksanakan rujuk persalinan

16. Menerima konsultasi perslinan

Kebutuhan Bayi Baru Lahir 1. Menilai apgar score

2. Melakukan pemeriksaan fisik bayi: umum, refleks 3. Memandikan bayi

(33)

5. Mengatur suhu kamar dan tempat tidur bayi 6. Merawat tali pusat bayi

7. Mengajarkan ibu merawat tali pusat 8. Mengajarkan ibu cara menyusui (ASI)

9. Mengajarkan ibu melakukan masase payudara 10.Melakukan stimulasi tumbuh kembang bayi 11.Melakukan resusitasi jantung paru pada bayi 12.Melaksanakan rujukan bayi baru lahir

13.Menerima konsultasi bayi baru lahir Memenuhi Kebutuhan Post Partum

1. Melaksanakan pemeriksaan fisik ibu post partum: umum, tinggi fundus, lokhea, perineum, diatasis kelitus abbdominalis

2. Melaksanakan tindakan dan pendidikan kesehatan ibu post partum: nutrisi, perawatan payudara, seanam nifas, perawatan vulva & perineum, perawatan kebersihan diri

3. Melaksanakan keperawatan post partum blue 4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang KB 5. Memasng IUD dan AKBK

6. Melepas IUD dan AKBK 7. Memberikan alat kontrasepsi

8. Melaksanakan konsultasi ibu post partum yang bermasalah

Memenuhi Kebutuhan Pasangan Usia Subur

1. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi 2. Menerima konsultasi tentang kesehatan reproduksi

Memenuhi Kebutuhan Remaja Putri

1. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang : Mensturasi, kesehatan reproduksi

2. Melaksanakan Rujukan Remaja Putri yang bermasalah reproduksi 3. Menerima konsultasi remaja putri yang bermaslah reproduksi

Memenuhi Kebutuhan Pra Nikah

Melaksanakan pendidikan kesehatan pra nikah tentang kesehatan reproduksi

Memenuhi Kebutuhan Menopouse

1. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang perubahan fisiologi sistem reproduksi dan penanganan berbagai masalah menopause (misalnya: cara penggunaan lubrikasi vagina, teknik distraksi, dispeurenia)

(34)

2. Melaksanakan rujukan masalah menoupause 3. Menerima konsultasi masalah menoupause

Apabila ditinjau dari tingkat upaya pencegahan, maka lingkup praktik keperawatan, mencakup :

1. Pencegahan primer : promosi dan pendidikan kesehatan, perlindungan kesehatan dan pencegahan imunisasi

( antara lain : imunisasi )

2. Pencegahan sekunder: deteksi dini terhadap resiko dan bahaya kesehatan; menaggulangi masalah kesehatan dengan cepat dan tepat melalui asuhan keperawatan individu di keluarga dan komunitas, dan melakukan rujukan kasus

3. Pencegahan tertier ; mencegah ketikmampuan dan

kecacatan lebih lanjut melalui asuhan keperawatan berfokus pada upaya rehabilitatif, dan mengoptimalkan fungsi kehidupan klien

JENIS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH

Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

(35)

memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit. 2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada

promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentang diit mereka.

3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit- penyakit terminal misalnya kanker, penyakit –penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah- masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.

FASE-FASE KEPERAWATAN HOME CARE

Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Fase implementasi

(36)

Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.

Fase terminasi

Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melakukan kunjungan ke keluarga untuk penyelesaian administrasi. Fase pasca kunjungan

Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dapat dilakukan melalui :

- angket - pertelepon - lewat email - Kunjungan

Sementara mekanisme kunjungan perawatan home care di mana pasien berasal dari rumah sakit adalah sebagai berikut :

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang

merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan

dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.

4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

(37)

Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam bentuk berinteraksi dengan pengelola

2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed consent)

3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan.

Contoh Jadwal Kegiatan Kunjungan Home Care Pada Pasien Stroke Rencana Jadwal Kegiatan Kunjungan Home Care

NO WAKTU KEGIATAN PELAKSANA

1. Hari

Pertama  Kontrak dengan klienMengkaji keadaan klien dan keluarga

 Mendata segala kebutuhan klien

 Jika kontrak disetujui dapat masuk

ke rencana hari kedua

Ketua Home Care/ Koordinator Kasus, pelaksana 1 dan 2. Hari kedua - keempat

 Mulai melakukan intervensi seperti

check up refleks, tingkat kesadaran, juga kemajuan kemampuan aktivitas klien

 Membantu kegiatan ADL klien

 Menfasilitasi klien terapi wicara, mengenggam, duduk dan berjalan

 Mengajarkan keluarga untuk

merawat klien dengan benar

Pelaksana 1, 2, dan 3

3 Minggu

kedua  Pemantauan keadaan klien dan perkembanganya

 Melakukan perawatan yang

diperlukan seperti rawat luka dekubitus bila ada

 Mengirimkan sample darah klien

untuk dicheck

Perawat 1 dan 2

4. Minggu

ketiga dst  Pemantauan perkembangan klien tiap 1 bulan sekali  Memfasilitasi klien terapi jalan

Perawat 1 dan 2

(38)

5. 6 bulan

berikutnya  Follow up keadaan klienKonsul dengan tim perawatan, dokter mauapun terapi bila ada keluhan

Koordinator Kasus dan pelaksana pelayanan

Format evaluasi kegiatan kunjungan Tgl Masalah kesehatan yang ditangani Tindakan yang dilakukan Saran yang diberikan Pelaksanaa n dari keluarga Nama petuga s CONTOH :

JADWAL KUNJUNGAN RUMAH SESUAI DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN KLIEN STROKE

(39)

No Tipe klien Kategori Klien Waktu Kunjungan

1. Klien

perawatan total  Klien dengan gangguan kesadaran tingkat 3

 Klien yang paralisis

total

Kunjungan dilakukan sesering mungkin 3-4 kali seminggu rutin selama 6 bulan

Setiap kunjungan selama 2-3 jam

2. Klien

perawatan partial

 Klien yang perlu terapi

jalan , duduk atau pun menggengam

 Klien yang hemiparese,

hemiplegi

 Klien dengan

kelemahan ekstremitas sabagian

Awal kunjungan 2-3 kali seminggu selama 6 bulan pertama

Kemudian berkurag sesuai perkenmbangan klien

Setiap kunjungan selama 1-2 jam

POLA TARIF HOME CARE/PRAKTIK MANDIRI PERAWAT PEMBIAYAAN DAN POLA TARIF

(40)

Penentuan tarif jasa pelayanan keperawatan pada praktik mandiri perawat mengacu pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut:

a. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus

memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan social ekonomi masyarakat.

c. Penetapan tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus secara seimbang mempertimbangkan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah

d. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin (asuransi kesehatan, JKPM, dll) ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan tertulis.

e. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional.

Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif dalam Praktik Mandiri Perawat Selain memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dikategorikan mewah (sophisticated). Semua itu dapat dijadikan

pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak. Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif meliputi:

a. Jasa Pelayanan Kesehatan dan Non Kesehatan

Adalah imbalan yang diterima pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien dalam rangka pelayanan meliputi:

1) Pelayanan medik meliputi konsultasi dan tindakan medik.

2) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan tindakan keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan. 3) Pelayanan Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi, Fisioterapis,

Terapi Wicara, Refraksionis, dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.

4) Pelayanan Penunjang non Medik meliputi konsultasi oleh petugas social professional dan pelayanan Psikologi dan Jiwa.

5) Intervensi keperawatan spesifik : Perawatan luka, tindakan irigasi lambung, pungsi supra pubic, huknah, pemasangan infus, gliserin spuit dll.

(41)

7) Tindakan proteksi dan pencegahan penyakit : pelayanan imunisasi, pelayanan kontrasepsi, suplementasi nutrisi

8) Tindakan pelayanan primer (Primary Care) meliputi : pengobatan penyakit sederhana, pemberdayaan pasien memanfaatkan obat-obat bebas, terapi alternatif dan komplementer

b. Jasa Pelayanan Sarana/Peralatan

Adalah imbalan-imbalan yang diterima oleh pengelola atas pemakaian sarana, fasilitas, alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai yang digunakan langsung terhadap klien baik dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya meliputi sewa peralatan medik, peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya; transportasi klien, konsultasi per telepon, dan sarana komunikasi lainnya; tindakan perbaikan lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan terapeutik.

Sebagai contoh akan di jabarkan beberapa pola tarif pelayanan home care di beberapa tempat.

Pelayanan Home Care Malang, Jawa Timur

(42)

Tarif Jasa Pelayanan Home Care

No Tindakan Tarif Pelayanan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Latihan ROM Terapi wicara

Konsultasi Langsung - Langsung - Via Telephon Pemantauan Tekanan Darah Penanganan nyeri

Tindakan invasive, missal. injeksi Suction

Pendidikan kesehatan tentang CVA Kolaborasi dengan Tim Medis, missal. dokter

Kolaborasi dengan Tim Terapis Laboratorium

Pemantauan CVA

Meliputi : EKG, cek lab, periksa reflek

Rp. 30.000,-Rp. 40.000 – 50.000,-Rp. 25.000,-Rp. 8.000,-/telp Rp. 35.000,-Rp. 25.000,-Rp. 30.000,-Rp. 35.000,-Rp. 50.000,-Rp. 140.000,-Rp. 100.000,-Rp. 125.000,-Rp.

50.000,-Tarif Jasa Perawat

 Rp. 30.000,- / hari untuk 2-3kali kunjungan (berlaku radius 4-7 Km).

 Rp. 20.000 – Rp. 25.000,- / hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku

radius 0-3Km)

 Rp. 60.000,- untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 8-14 Km).

Tarif Transport

 Dalam kota : Rp. 5000,- / km.

 Luar Kota : Rp. 8.000,- / km.

Tarif Sewa Alat-Alat Medis Daftar Tarif Sewa Alat.

(43)

No. Alat Biaya/Bulan 1. 2. 3. 4. 5. Alat suction Kursi Roda

Krek atau krak segi empat Set oksigen

Set tempat tidur khusus orang sakit

Rp. 30.000,- / 1 bulan Rp. 30.000,- / 1 bulan Rp. 30.000,- / 2 bulan Rp.60.000,- / 1 x pakai Rp.50.000,-/ 1 bulan Daftar Harga Alat Medis

No. Alat Biaya

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kateter Kasa Pispot Gel Handscon Plester Spuit - 3 cc - 1 cc - 5 cc - 10 cc Urobag Aquabides Alcohol Under pad EKG Rp. 20.000,-Rp. 10.000 / box Rp. 70.000,-Rp. 8.000,-Rp. 7.000,- / pasang Rp.1Rp. 5.000,-Rp. 3.000,-Rp. 6.500,-Rp. 8.000,-Rp. 10.000,-Rp. 3.000,-Rp. 6.500,-Rp. 25.000,- / bag Rp.

20.000,-Pola Tarif Home Care, Samarinda Kunjungan dan perawatan paramedis:

• Rp 30.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 4-7 km)

(44)

Konsul dan kunjungan dokter:

• Kunjungan ke UGD (pemeriksaan awal dan skedul): Rp

10.000,-• Kunjungan ke rumah penderita: Rp 10.000,- – Rp 15.000,- per kunjungan sesuai radius di atas.

(45)

PERJANJIAN KERJA HOME CARE

Perjanjian kerja dalam Praktik Mandiri Perawat adalah perjanjian kerja sama antara dua pihak (unsur) yang berkepentingan seperti tercantum dalam mekanisme Praktik Mandiri Perawat.

Pihak-pihak yang melakukan Kerja Sama Tertulis

a. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Rumah Sakit. b. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Pengelola lainnya (penyediaan tenaga, pengadaan atau penyewaan alat kesehatan, penyewaan ambulans dan sarana transportasi lainnya, dsb). c. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Perusahaan penjamin klien termasuk Asuransi.

d. Perjanjian kerja sama antara Pengelola dengan Pelaksana Pelayanan.

e. Perjanjian antara Konsumen dan Pengelola.

Hal-hal yang harus termuat dalam perjanjian kerja adalah: a. Judul Perjanjian Kerja.

b. Hari dan tanggal penandatanganan perjanjian kerja.

c. Pihak-pihak yang melakukan kerja sama dan penandatangan Perjanjian Kerja. Jelas disebutkan Nama, Alamat, dan Tanda Tangan masing-masing pihak.

d. Hak masing-masing pihak (termasuk pembayaran gaji dan insentif). e. Kewajiban masing-masing pihak.

f. Sanksi terhadap pengingkaran/pembatalan perjanjian kerja secara sepihak.

g. Jangka waktu/masa perjanjian kerja.

h. Perjanjian kerja dibuat di atas kertas bermaterai.

MEKANISME PERIJINAN, MONITORING DAN EVALUASI HOME CARE Secara teratur, Pengelola akan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk pelayanan terhadap klien, selain kesepakatan antara Pengelola (melalui manajer) dan klien beserta keluarganya, maka manajer akan melakukan kegiatan monitoring dan ecaluasi terhadap kinerja pelaksana pelayanan.

Referensi

Dokumen terkait

Home Care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka. Kebutuhan akan

Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diri selam hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tandatanda bahaya kehamilan dan janin sehingga ibu

Hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien pengguna akses sosial pada pelayanan rawat inap di RSUD lakipadada kabupaten tana toraja.. Perawatan kesehatan

Manfaat penelitian untuk dapat memberikan informasi yang berguna tentang pelayanan perawatan luka yang dilakukan di rumah dan diharapkan dapat memberikan informasi

Pendidikan pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi

Dalam sebuah studi tentang kebutuhan keluarga pasien yang menunggu keluarganya dengan perawatan ICU ada beberapa hal penting yang dibutuhkan yaitu kebutuhan untuk dihubungi ke

Salah satu kompetensi perawat yakni fokus pada kebutuhan perawatan kesehatan pasien secara keseluruhan, termasuk upaya mengembalikan kesehatan emosional, spiritual dan social Pelayanan

Peningkatan Kepuasan Pasien dan Keluarga Terhadap Pelayanan Keperawatan Dengan Melibatkan Keluarga Dalam Pemberian Kebutuhan Dasar di Unit Perawatan Intensif: Literature Review.. Jurnal