• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL

1.

1.

Ruang

Ruang Lingkup

Lingkup

a. Metode pengujian ini membahas tentang ketentuan cara pengujian beratjenis

a. Metode pengujian ini membahas tentang ketentuan cara pengujian beratjenis

maksimum campuran beraspal yang tidak dipadatkan.

maksimum campuran beraspal yang tidak dipadatkan.

b.

b. Lingkup

Lingkup penguji:m

penguji:m mencakup

mencakup ::

1)

1) contoh

contoh uji.

uji.

2)

2) persiapan

persiapan pengujian.

pengujian.

3)

3) cara

cara uji.

uji.

4) pelaporan.

4) pelaporan.

2.

Acuan

2.

Acuan

AASHTO D.T 209-90.

AASHTO D.T 209-90.

Standard

Standard Method

Method of Test

of Test for Maxim

for Maximum Spec

um Specific Grav

ific Gravity

ity of 

of 

Bituminous Paving Mixtures 

Bituminous Paving Mixtures 

..

SNI 03-6399-2000.

SNI 03-6399-2000.

Tata Cara Pengambilan Contoh Campuran Beraspal 

Tata Cara Pengambilan Contoh Campuran Beraspal 

..

3.

3.

Istilah

Istilah dan

dan Definisi

Definisi

Yang dimaksud dengan :

Yang dimaksud dengan :

3.1.

3.1. Berat

Berat Jenis

Jenis

Perbandingan berat

Perbandingan berat benda

benda pada

pada temperatur 250C

temperatur 250C terhadap berat

terhadap berat air

air pada

pada volume dan

volume dan

temperatur yang sama.

temperatur yang sama.

3.2.

3.2. Campuran

Campuran Beraspal

Beraspal

Campuran antara aspal dan agregat dengan komposisi tertentu yang dihasilkan dengan

Campuran antara aspal dan agregat dengan komposisi tertentu yang dihasilkan dengan

cara panas maupun dingin.

cara panas maupun dingin.

4.

Prinsip

4.

Prinsip

Berat jenis maksimum campuran beraspal ditentukan dengan mengukur berat dan isi dari

Berat jenis maksimum campuran beraspal ditentukan dengan mengukur berat dan isi dari

benda uji dimana udara yang berada di antara butir benda uji dikeluarkan dengan cara

benda uji dimana udara yang berada di antara butir benda uji dikeluarkan dengan cara

pengisapan dan pada pelaksanaannya dapat ditempuh dengan salah satu dari dua cara

pengisapan dan pada pelaksanaannya dapat ditempuh dengan salah satu dari dua cara

yaitu :

yaitu :

1)

1) menggunakan

menggunakan wadah;

wadah;

2)

2) menggunakan

menggunakan labu.

labu.

5.

5.

Contoh

Contoh Uji

Uji

Contoh harus diperoleh dari prosedur sesuai SNI 03-6399-2000. Tata Cara Pengambilan

Contoh harus diperoleh dari prosedur sesuai SNI 03-6399-2000. Tata Cara Pengambilan

(2)

6.

Peralatan

Peralatan yang digunakan harus sesuai ketentuan yang berlaku.

a. Wadah.

1) Terbuat dari gelas atau logam atau labu dengan kapasitas sekurang-kurangnya

1000 ml, dan harus tahan terhadap pengurangan tekanan.

2) Wadah yang terbuat dari borosilikat yang mempunyai kapasitas 1,4 liter menurut

pengalaman cukup baik untuk digunakan.

b. Penutup karet dilengkapi dengan slang yang dihubungkan dengan pompa isap

c. Timbangan.

1) Mempunyai kapasitas yang mampu menimbang berat benda uji seperti yang

tercantum dalamTabel 1.

2) Timbangan untuk benda uji diatas 1000 gram harus mempunyai ketelitian sampai

1gram.

3) Timbangan untuk benda uji lebih kecildari 1000 gram harus mempunyai ketelitian

sampai 0,1 gram.

d. Ram kawat halus digunakan untuk menutup lubang slang agar tidak ada material halus

yang terisap.

e. Termometew air raksa yang mempunyai skala pembacaan minimum 0,01

0

C

f. Pompa isap atau aspirator air

g. Penangas air

1) Penangas air yang cukup untuk merendam wadah pada saat penimbangan dalam

air.

2) Penangas air yang cukup untuk merendam labu yang suhunya dapat diatursupaya

konstan.

7.

Kalibrasi

a. Kalibrasi labu.

Dengan menetapkan secara tepat berat air yang diperlukan untuk mengisi labu pada

suhu (25

±

0,5)

0

C (D).

Untuk ketepatan pengisian air, dapat dilakukan dengan menggunakan penutup yang

terbuat dari plat kaca.

b. Kalibrasi wadah.

(3)

8.

Benda Uji

Berat benda uji harus sesuai dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Berat Benda Uji

Ukuran butir terbesar

dalam campuran

Berat minimum

benda uji

Mm

Inci

gram

25,0

1

2500

19,0

3/4

2000

12,5

I/2

1500

9,5

3/8

1000

4,75

No. 4

500

9.

Prosedur Tambahan.

Bila agregat yang berpori tidak terselimuti aspal dengan sempurna, maka agregat itu akan

menjadi jenuh pada saat proses pengisapan. Kalau pengujian setelah proses pengisapan

dilanjutkan dengan prosedur biasa akan diperoleh volume agregat yang lebih kecil;

akibatnya berat jenis yang diperoleh akan lebih tinggi; karena ilu diperlukan prosedur

tambahan untuk mengoreksi kesalahan akibat adanya butir berpori yang tidak diselimuti

oleh aspal.

10. Ketelitian.

Kriteria untuk memutuskan hasil uji dengan cara ini yang bisa diterima, diberikan dalam

tabel 2 . Angka yang dicantumkan di dalam kolom 2 adalah standar deviasi yang

ditemukan pada kondisi seperti dicantumkan dalam kolom 1.

Kolom 3 menunjukkan batasan yang diharapkan tidak dilewati oleh hasil dari dua

pengujian.

Tabel 2 Hasil Uji Berat Jenis

Pengujian dan kondisi pengujian hasil uji

yang tidak dengan cara perhitungan di

bab 2.6.A

Standar deviasi

Kisaran yang bisa

diterima dari dua

hasil uji

Ketelitian seorang operator

0,0040

0,011

Ketelitian dari beberapa laboratorium

0,0064

0,019

Hasil uji yang diperoleh seperti perhitungan

pada bab 2.6 B.

Hanya cocok untuk pengujian dengan

menggunakan wadah

-

-Ketelitian seorang operator

0,0064

0,0018

Ketelitian dari beberapa laboratorium

0,0193

0,055

(4)

11. Rumus-Rumus Perhitungan.

a. Rumus untuk langkah dengan menggunakan wadah;

Berat benda uji dalam air (C) = P – Q ……….….. (1)

dengan pengertian :

P = berat wadah dalam air (g).

Q = berat wadah dan benda uji dalam (g)

A

Berat jenis =

 ⎯⎯⎯ 

……….….…… (2)

(A – C)

dengan pengertian :

A = berat benda uji kering oven (g)

C = berat benda uji di dalam air (g)

b. Rumus untuk langkah dengan menggunakan labu;

A

Berat jenis =

 ⎯⎯⎯⎯⎯ 

………. (3)

(A + D – E)

dengan pengertian :

A = berat benda uji kering oven di udara (g)

D = berat labu berisi air pada suhu 25

0

C (g)

C = berat labu berisi air dan benda uji pada suhu 25

0

C (g)

c. Persamaan untuk kurva di dalam gambar 1;

A

dw

Berat jenis =

 ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ 

x

 ⎯⎯⎯⎯ 

…………...

(4)

(A + F) – (G + H)

0,9970

dengan pengertian :

A

= berat uji kering oven di udara (g)

F

= berat piknometer berisi air pada suhu pengujian (g)

G

= berat piknometer berisi air dan benda uji pada suhu pengujian (g)

H

= faktor koreksi pengembangan termal dari aspal yang dapat dilihat

dalam gambar 2

dw = kepadatan air pada suhu pengujian kurva D dalam gambar 1 (Mg/m3)

0,9970 adalah kepadatan air pada 250 C (Mg/m3)

12. Tahapan Pengujian

a. Langkah dengan menggunakan wadah atau labu :

1) Uraikan contoh campuran beraspal secara hati-hati jangan sampai

menghancurkan butiran mineral, sehingga gumpalan-gumpalan halus dari

campuran tidak boleh lebih besar dari 6.3 mm atau '/ 

a

inci;

Jika gumpalan contoh sukar diuraikan, tempatkan contoh di dalam loyang,

kemudian dipanaskan pada oven hingga gumpalan mudah diuraikan.

(5)

4) Masukkan benda uji ke-dalam lubu, tambahkan air pada suhu ±25°C

secukupnya sehingga benda uji terendam;

5) Keluarkan udara yang terperangkap di dalam benda uji dengan cara diisap

hingga tekanan tersisa mencapai sekurana kurangnya 30 mmHg;

6) Pertahankan tekanan sisa selama 5 sampai 15 menit;

7) Goyang wadah atau labu selama pengisapan dengan menggunakan alat atau

manual dengan selang waktu 2 menit;

Wadah sebaiknya diletakkan di atas permukaan yang lunak misalnya seperti

karet atau plastik, hindari goncangan atau hentakan selama pengisapan.

Selanjutnya kerjakan langkah dengan menggunakan wadah atau meggunakan

labu.

b. Langkah dengan menggunakan wadah :

1)

Rendam wadah dengan isinya pada (25 ± 1)

0

C selama (I0 ± I) menit;

2)

Timbang wadah dengan contoh di dalam air misalnya Q gram;

3)

Hitung berat jenis teori maksimum dengan rumus (2).

c. Langkah dengan menggunakam labu :

1) Isi labu penuh dengan air kemudian rendam dalam penangas air pada (25 ±

0,5)°C selama (10

±

1) ment.

2) Kalau suhu penangas tidak dapat diatur pada (25±0,5)

0

C tentukan secara

tepat suhu air di dalam labu, kemudian koreksi berat jenis dengan faktor yang

tercantum dalam Gambar 1.

3) Hitung berat jenis teori maksimtim dengan butir 11 rumus (3).

13. Prosedur Tambahan untuk Campuran yang Mengandung Agregat Berpori

dan tidak Terselimuti Aspal dengan Sempurna.

a) Buang air yang merendam bcnda uji dengan cara dekantasi air melalui lap kain;

b) Pisahkan sejumlah butir-butir besar dan periksa permukann-permukaan yang pecah

apakah basah atau tidak;

c) Bila agregat nampak telah menyerap air, sebarkan contoh dan tiup dengan kipas listrik

untuk mengeringkan permukaan agregat; timbang setiap 15 menit bila dalam selang

waktu penimbangan tersebut terdapat selisih berat sebesar0,5 g, maka kondisi jenuh

kering permukaan dianggap sudah tercapai; carat berat ini sebagai (A);

Prosedur ini membutuhkan waktu kira-kira 2 jarn dan harus disertai dengan

pengadukan sewaktu-waktu; gumpalan-gumpalan dari campuran harus dipecahkan

dengan tangan; hindari kehilangan butiran dari campuran;

d) Berat jenis contoh dapat dihitung dengan rumus-rumus yang ada dengan

memasukkan berat (A') sebagai A pembagi.

(6)

14. Laporan.

Laporan hasil pengujian dicatat dalam fonnulir yang tersedia dengan mencantumkan

ikhwal berikut :

a. Identitas contoh :

1) asal contoh;

2) nomor contoh;

3) nama contoh;

4) lokasi pengambilan contoh;

5) tanggal pengambilan contoh;

b. Laboratorium yang melakukan pengujian :

1) nama teknisi penguji;

2) nama dan tanda tangan penanggaung jawab pengujian;

3) tanggal pengujian;

4) tanggal pengesahan;

c. Hasil pengujian :

Hitung nilai rata-rata dari dua kali pengujian sampai tiga angka di belakang koma.

LAMPIRAN A

(informatif)

pompa isap

:

vacuum pump 

penangas air

:

water bath 

(7)

LAMPIRAN B

(informatif)

Contoh formulir isian

Asal contoh

:

Tanggal uji

:

Nomor contoh

:

Dikerjakan oleh

:

Nama contoh

:

Dihitung oleh

:

Pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal

No

Uraian

I

II

1

Berat contoh uji kering oven di udara (A)

2

Berat piknometer berisi air pada suhu pengujian (F)

3

Berat piknometer berisi air dan contoh uji pada suhu

pengujian (G)

4

Suhu pengujian (

0

C)

5

Faktor koreksi pengembangan termal dalam gambar 2

(H) dengan berat aspal 525 gr

6

Kepadatan air pada suhu pengujian pada kurva D dalam

gambar 1 (Mg/m

3

) (dw)

7

Kepadatan air pada 25

0

C (Mg/m

3

)

8

Berat jenis :

A

dw

x

(A + F) – (G + H)

0,9970

Dikerjakan oleh,

. . . .

Penanggung jawab,

. . . .

(8)

Contoh formulir isian

Asal contoh

:

Tanggal uji

:

Nomor contoh

:

Dikerjakan oleh

:

Nama contoh

:

Dihitung oleh

:

Pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal

No

Uraian

I

II

1

Berat benda uji kering oven (A)

2

Berat wadah + benda uji dalam air (P)

3

Berat wadah dalam air (Q)

4

Berat benda uji dalam air C = P – Q

5

A

Berat jenis =

(A – C)

Dikerjakan oleh,

. . . .

Penanggung jawab,

. . . .

(9)

Gambar

Tabel 2  Hasil Uji Berat Jenis Pengujian dan kondisi pengujian hasil uji

Referensi

Dokumen terkait

1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C;. 2) berat

1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C; 2) berat jenis

Nilai VMA dipengaruhi oleh sifat fisik agregat, ini dikarenakan pada campuran beraspal panas jenis HRS-WC, agregat memberikan kontribusi 90-95% terhadap berat campuran,

Standar tentang ‘Cara uji kadar semen pada campuran semen tanah dengan analisis kimia’ merupakan revisi dari SNI 03-6791-20022, Metode Pengujian Kadar

Dari hasil pengujian campuran aspal diperoleh nilai berat jenis bulk agregat. campuran (G sb ) sebesar 2,710, berat jenis semu (apparent) (G sa ) sebesar

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap

Khusus untuk campuran adukan beton jumlah air yang digunakan disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan

………….6 Dengan : VIM = volume pori dalam campuran aspal Gmb = berat jenis bulk campuran padat Gmm = berat jenis maksimum dari campuran aspal yang belum dipadatkan Rongga pori yang