• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang, dan masing-masing dari jurusan IPS. Serta wawancara dengan orang tua siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang, dan masing-masing dari jurusan IPS. Serta wawancara dengan orang tua siswa"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Kegiatan wawancara dilakukan pada siswa SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa ini yang teridentifikasi prestasi belajarnya rendah yang berjumlah 18 orang yang terdiri dari laki-laki 10 0rang dan perempuan berjumlah 8 orang, dan masing-masing dari jurusan IPS. Serta wawancara dengan orang tua siswa yang berjumlah 4 orang dan guru BK 1 orang. Wawancara serta pengisian angket ini dilakukan untuk memperoleh informasi atau menjaring data tentang faktor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian angket dari siswa, orang tua serta guru BK bahwa diperoleh faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango adalah sebagai berikut:

Berdasarkan wawancara diperoleh hasil sebagai berikut : a. Faktor Internal

1) Aktivitas belajar dilakukan secara teratur

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 18 siswa sebagai responden diperoleh data pada umumnya siswa tidak melakukan belajar secara teratur, sebagaimana yang terungkap dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa responden sebagai berikut:

“Saya tidak melakukan aktivitas secara teratur karena saya hanya menonton dan main handphone, dan apabila orang tua menyuruh saya belajar saya tidak mengikuti nasehat dari orang tua karena hanya menonton dan bermain handphone. ( Dian Dama, Kelas XI IPS1, Kamis 25 April 2013).

(2)

Senada dengan pendapat responden menyebutkan

“Segala aktivitas, saya tidak lakukan secara teratur karena saya sering bermain dengan teman dan sering mengganggu teman tetapi di rumah saya sedikit meluangkan waktu untuk belajar. (Ahmad Umar, dari Kelas XI IPS1, Kamis 25 April 2013).

Jawaban yang sama diperoleh dari responden

“Tidak secara teratur karena di kelas ketika guru menerangkan saya bercerita dengan teman dekat yang ada di samping saya, atau sering pegang Hp atau buka Facebook dan sering memperhatikan kesehatan juga. (Sasvita Bilatula dari Kelas XI IPS1, Jum’at 26 April 2013).

Jawaban yang sama diperoleh dari responden

“Tidak dilakukan secara teratur karena kalau di sekolah teman-temannya tidak baik dan di rumah orang tua tidak tegas. (Ramdan Sui dari Kelas XI IPS1 Sabtu 27 April 2013).

Sebagaimana juga disampaikan oleh responden

“Tidak dilakukan secara teratur karena sampai di rumah saya bekerja berbeda-berbeda pertama saya bawa bentor milik om saya sehingga tidak dapat meluangkan waktu untuk belajar. (Ardin Nopo dari Kelas XI IPS1 Sabtu 26 April 2013).

Berdasarkan hasil angket diperoleh data sebagai berikut : No item

Angket

Hasil yang di capai Presentase

Positif Negatif Positif Negatif

1 - 14 - 77,8 %

2 - 6 - 33,3 %

3 - 3 - 16,7%

4 3 - 16,7 %

(3)

Dari tabel di atas menunjukan bahwa 77,8 % menyatakan bahwa saya tidak dapat mengatur waktu dengan baik, sekitar 33,3 % responden menyatakan bahwa dalam kesehariannya tidak memperhatikan kesehatan, serta menyatakan saya lebih mengutamakan belajar dari pada kesehatan sekitar 16,7 %, dan 16,7 % responden yang menyatakan bahwa setiap hari saya selalu meluangkan waktu untuk belajar dan saya berusaha agar dapat mengatur waktu dengan baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor fisiologis menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango khususnya di kelas XI IPS.

2) Kosentrasi kepada guru saat menjelaskan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 18 siswa sebagai responden diperoleh data pada umumnya selalu kosentrasi pada guru saat menjelaskan, sebagaimana terungkap dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa responden sebagai berikut:

“Dalam proses pembelajaran kadang-kadang saya tidak kosentrasi karena ada teman yang ajak berbicara dan pasti mendapat teguran dari guru. Pertama kosentrasi tetapi ada yang ajak berbicara jadi fokus untuk belajar pasti hilang dan terganggu, dan jika saya tidak paham saya bertanya dan saya minat pada pelajaran bahasa inggris karena bahasa inggris merupakan bahasa internasional jadi jika kita tidak tahu harus dicari tahu dan untuk pelajaran yang tidak disukai itu pelajaran bahasa Indonesia, sejarah karena materinya banyak sehingga membuat saya mengantuk, buat puisi atau banyak mengarang. (Yuliyanti Panai, dari Kelas XI IPS2, Jum’at 26 April 2013).

Jawaban yang sama diperoleh dari responden

“Ketika proses pembelajaran berlangsung kadang-kadang saya kosentrasi karena ada gangguan faktor teman dari belakang pengacau. Saya lebih suka mata pelajaran bahasa inggris, sejarah, bahasa Indonesia dan yang saya tidak

(4)

sukai pelajaran matematika karena banyak rumus, dan tidak pernah menyakan apa yang tidak dipahami. (Mahmud Dengo dari Kelas XI IPS2, Jum’at 26 April 2013).

Senada dengan pendapat yang diungkap oleh responden

“Dalam proses pembelajaran berlangsung kadang perhatian kadang tidak karena ada guru yang masuk kurang dipahami sehingga semangat dan kosentrasi belajar itu kurang dan mempunyai minat pada pelajaran matematika karena penjelasan cepat dipahami sedangkan yang tidak disukai sosiologi karen gurunya jarang masuk dan kadang gurunya masuk hanya memberi tugas tanpa menjelaskan dan kalaupun menjelaskan tidak memberikan materi atau sumber sehingga sulit dipahami. Dan jika ada yang tidak dimengerti langsung menanyakan pada guru tersebut kalaupun tidak ada kesempatan akan bertanya kepada teman-teman yang paham saja, dan saya memotivasi supaya nilainya tidak rendah lagi seperti tahun lalu karena mungkin jarang kasih masuk tugas. (Sintia Adjilahu dari Kelas XI IPS1 Jum’at 26 April 2013).

Sebagaimana juga telah disampaikan responden

“Dalam proses pembelajaran kosentrasi saya tergantung pada guru yang disenangi maka kita akan kosentrasi dan apabila guru itu tidak disenangi oleh murid maka pikiran siswa pun akan melayang-layang apalagi guru kiler kosentrasi dalam belajar kurang. Kalu minat pada pelajaran yaitu pada pelajaran bahasa inggris, sosiologi, ekonomi yang berbaur dengan IPS yang tidak disukai matematika karena tidak hebat di matematika kurang memahami dan jika tidak paham itu tergantung pada diri saya sendiri jika saya ingin mengetahui bagaimana cara mengetahui rumus-rumus saya akan bertanya dan jika saya tidak mood saya tidak akan menanyakan. (Ismet Tahir dari Kelas XI IPS2 Jum’at 26 April 2013).

Sebagaimana juga telah disampaikan oleh responden

“Dalam proses pembelajaran saya kadang kosentrasi pada guru saat menjelaskan karena tidak suka pada pelajaran apalagi matematika karena sulit dipahami dan ada gangguan dari teman biasanya buang kertas selain itu saya juga mengganggu teman dan saya suka pada pelajaran tik dan pelajaran bahasa inggris selain itu tidak ada dan pada proses pembelajaran yang tidak disukai saya keluar kelas dan jika tidak paham saya tidak berkonsultasi dengan guru. Hubungan dengan keluarga di rumah kurang baik Karena dimarahi pulang malam, dimarahi pacaran tidak disuruh bamaki pokonya hal-hal negative dan saya sedikit menuruti kata-kata mereka. (Iswanto Luwiko dari Kelas XI IPS2 Sabtu 27 April 2013).

(5)

Berdasarkan hasil angket diperoleh data sebagai berikut; No item

Angket

Hasil yang di capai Presentasi

Positif Negatif Positif Negatif

28 5 - 27,8% 5 - 16 - 88,9% 6 - 14 - 77,8% 7 - 16 - 88,9% 8 - 14 - 77,8 % 9 14 - 77,8 % 32 13 - 72,2 % 33 4 - 22,2 % 34 8 - 44,4 %

Tabel di atas menunjukan bahwa sekitar 27,8 % responden menyatakan saya selalu memperhatikan guru pada saat menjelaskan, sekitar 88,9 % responden menyatakan saya lebih banyak bermain dibandingkan belajar, sekitar 77,8 % responden menyatakan jika guru menjelasakan materi pelajaran saya banyak menghayal, responden menyatakan saya kurang mengerti jika guru menjelaskan sekitar 88,9 %, dan menyatakan saya kurang menyukai pelajaran matematika sekitar 77,8 %, serta 77,8 % menyatakan bahwa saya bosan dengan cara mengajar guru yang hanya menggunakan metode ceramah, serta 72,2 % responden menyatakan saya lebih senang mengikuti pelajaran yang saya sukai, sekitar 22,2 % responden menyatakan pada saat guru menjelaskan saya selalu memperhatikannya dan 44,4 % siswa

(6)

menyatakan jika saya tidak paham dengan penjelasan guru, saya berusaha menanyakan pada guru tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis adalah menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango Khususnya di kelas XI IPS.

b. Faktor Eksternal

1) Hubungan dengan keluarga di rumah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 18 responden siswa sebagai responden diperoleh data pada umumnya hubungan siswa dengan keluarga di rumah, sebagaimana terungkap dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa responden sebagai berikut ;

“ Hubungan saya dengan orang tua baik tetapi dengan saudara kandung sendiri ada yang baik dan ada juga yang marahan tetapi saya tidak membawa hubungan pribadi dengan kegiatan di sekolah. Orang tua tidak meluangkan waktu belajar tetapi hanya pada saat ulangan saja karena papa kerja dan mama juga kerja, ketika menerima raport saya dimarahi karena nilai saya jelek dan mereka sangat kecewa. (Dian Dama, Kelas XI IPS1, Kamis 25 April 2013).

Sebagaimana juga disampaikan responden

“ Hubungan dengan keluarga di rumah lumayan akrab karena tinggalnya hanya sama tante dan baru kali kali ini tinggal sama tante atau pisah sama orang tua, dan tante sangat peduli terhadap prestasi dan orang tua saya belum mengetahui nilai saya pada semester lalu karena raportnya belum diterima dan tante saya itu tidak pernah meluangkan waktunya karena ada kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan karena dia itu berdagang. (Sintia Adjilahu dari Kelas XI IPS1 Jum’at 26 April 2013).

(7)

Sebagaimana juga yang disampaikan responden

“Hubungan dengan keluarga kebetulan saya sudah tidak punya mama tapi saya dekat sama papa itu yang sering memberikan dorongan dan untuk keluarga tidak ada soalnya saya tinggalnya sama papa, untuk semester lalu papa tidak peduli tapi kalu masih ada mama pasti peduli karena papa saya lebih senang jika saya main bola. Dan ketika melihat hasil belajar saya biasa saja dan papa kurang meluangkan waktu dalam belajar karena papa sibuk dengan pekerjaan. (Ismet Tahir dari Kelas XI IPS2 Jum’at 26 April 2013).

Senanda dengan pendapat responden

“Hubungan dengan keluarga di rumah kurang baik Karena dimarahi pulang malam, dimarahi pacaran tidak disuruh bamaki pokonya hal-hal negative dan saya sedikit menuruti kata-kata mereka, dan orang tua peduli terhadap prestasi saya dan sikap mereka melihat prestasi rendah sikapnya menyuruh saya supaya tidak usah belajar hanya bermain saja tetapi saya mengerti bahwa mereka marah dan orang tua punya waktu untuk saya tapi saya yang tidak mau belajar dan sikap mereka marah. (Iswanto Luwiko dari Kelas XI IPS2 Sabtu 27 April 2013). Sebagaimana juga diungkap oleh responden

“Hubungan dengan keluarga di rumah baik saya tidak tahu kalau orang tua peduli dengan saya kalau begitu saya sudah kelas 3 karena tidak masuk sekolah karena 3 bulan alpa dan orang tua hanya membiarkan saja dengan kemauan saya dan ketika melihat prestasi rendah sikap orang tua santai dan biasa-biasa saja tidak strees karena anaknya yang salah dan mereka meluangkan waktu tapi saya tidak suka belajar kecuali ulangan saya belajar selain itu buat apa saya belajar. (Ramdan Sui dari Kelas XI IPS1 Sabtu 27 April 2013).

Jawaban yang sama dipeeroleh dari responden

“ Hubungan dengan orang tua baik dan saya tinggalnya sama bapak dan kurang diperhatikan karena terlalu nakal dan setelah melihat hasil prestasi sikap orang tua pusing dan kadang marah dan orang tua tidak pernah meluangkan waktu karena capek dan sibuk dengan kerja. (Renaldy Huntoyungo Kelas XI IPS2, Sabtu 26 April 2013).

(8)

Berdasarkan hasil angket diperoleh data sebagai berikut; No item

Angket

Hasil yang di capai Presentase

Positif Negatif Positif Negatif

11 5 - 27,8 % 10 - 15 - 83,3 % 12 - 14 - 77,8 % 13 - 5 - 27,8% 14 - 5 - 27,8 % 15 - 15 - 83,3 % 35 10 - 55,6 % 36 18 - 100 % 37 3 - 16,7

Tabel di atas menunjukan bahwa sekitar 27,8 % responden menyatakan orang tua selalu menyediakan fasilitas yang saya butuhkan, sekitar 83,3 % menyatakan orang tua selalu menyuruh saya belajar tapi saya tidak menghiraukannya, serta 77,8 % responden yang menyatakan orang tua tidak pernah meluangkan waktu buat saya untuk berkomunikasi, responden menyatakan setiap pulang sekolah saya selalu membantu orang tua bekerja sekitar 27,8 %, serta responden menyatakan bekerja membuat saya malas untuk belajar sekitar 27,8 %, dan sekitar 83,3 % menyatakan orang tua kurang memperhatikan saya dalam belajar, sekitar 55,6 % responden menyatakan orang tua selalu memotivasi saya agar lebih giat belajar, sekitar 100 % responden menyatakan saya senang jika orang tua memberi penghargaan jika nilai

(9)

saya bagus, serta 16,7 % responden menyatakan jika di rumah orang tua selalu mengawasi dan membimbing saya dalam belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor keluarga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango Khususnya di kelas XI IPS.

2) Kondisi lingkungan sekolah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 18 siswa sebagai responden diperoleh data pada umumnya kondisi lingkungan sekolah, sebagaimana terungkap dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa responden sebagai berikut; “Kondisi lingkungan sekolah baik tetapi dalam proses pembelajaran saya sering keluar masuk kelas karena merasa pusing di dalam kelas mengantuk, dan sering sekali bolos sekolah karena malas masuk, terlambat dan bolos kadang dari diri sendiri dan kadang dari teman-teman. Dan sering sekali terlambat karena tidur terlambat sehingga bangun terlambat sehingga dimarahi oleh orang tua. (Mahmud Dengo dari Kelas XI IPS2, Jum’at 26 April 2013).

Sebagaimana yang diungkap oleh responden

“Kondisi lingkungan sekolah baik tetapi fasilitasnya belum memadai seperti di Lab computer masih kurang dan kemarin sempat masuk dan komputernya yang lain sudah tidak berfungsi sehingga yang lain menunggu dan bergantian. Dan saat proses pembelajaran saya sering keluar masuk kelas kalau pagi-pagi pergi kekantin tetapi minta izin, buang air besar, dan sering bekerja sama dengan teman-teman, pernah bolos sekolah karena pengaruh teman-teman yang tidak masuk, dan setiap hari terlambat rumahnya dekat tetapi sudah jam 07.00 tepat sudah apel dan terlambat sedikit pasti ditulis lagi padahal bangunnya pagi jam setengah enam karena hanya tinggal sama tante jadi sebelum berangkat sekolah mencuci piring, menyapu sehingga dating ke sekolah terlambat. (Yolanda Yusuf dari Kelas XI IPS1 , Jum’at 26 April 2013).

Jawaban yang sama diperoleh dari responden

“Untuk kondisi lingkungan sekolah baik namun fasilitasnya kurang mendukung seperti pada pelajaran penjas fasilitasnya kurang dan seperti pelajaran penjas

(10)

olahraga bulutangkis reketnya suruh bawa sendiri-sendiri dan jika tidak punya diupayakan supaya memminjam kepada orang lain. Pernah bolos karena hanya ikut-ikutan teman dan terlambat datang kesekolah karena bangun terlambat dan lambat di jalan kerena dari rumah kesekolah hanya berjalan kaki. (Sasvita Bilatula dari Kelas XI IPS1, Jum’at 26 April 2013).

Senada dengan pendapat dengan responden

“Kondisi lingkungan sekolah baik namun fasilitas yang kurang apalagi di ruangan lab komputer, banyak komputernya yang rusak dan 1 sampai 7 yang berfungsi dan banyak siswa sehingga yang lain menunggu giliran atau duduk bersama teman satu sampai 3 orang yang kebagian sehingga merasa bosan, dan pelajaran olahraga seperti lompat jauh dan tidak disediakan seperti alat bulu tangkis sehingga harus membawa sendiri-sendiri dari rumah dan jika tidak punya disuruh meminjam kepada teman. Dan dalam proses pembelajaran berlangsung saya sering keluar masuk karena jika saya merasa lapar saya ke kantin dan setelah habis makan bisa balik kelas. Dan jika diberikan tugas kadang dikerjakan atau kadang juga hanya menyontek dan hanya beberapa kali dikerjakan sendiri. Serta sering terlambat datang ke sekolah karena di rumah itu ada yang kost sehingga antrian mandi. (Sintia Adjilahu dari Kelas XI IPS1 Jum’at 26 April 2013).

Jawaban yang sama diperoleh dari responden

“Untuk lingkungan sekolah baik tetapi fasilitas sekolah kurang seperti lapangan bola seperti bola kaki dan proses pembelajaran saya tidak sering keluar masuk dan ada tugas diberikan oleh guru saya mengerjakannya dengan teman-teman dan untuk sekarang saya sudah tidak bolos namun pada semester lalu saya banyak bolos karena mata pelajaran yang tidak disukai dan pernah terlambat karena tidur terlambat sehingga bangun terlambat juga dan setelah bangun saya duduk-duduk atau santai karena masih dingin untuk mandi. (Ramdan Sui dari Kelas XI IPS1 Sabtu 27 April 2013).

Sebagaimana juga disampaikan responden

“Untuk kondisi lingkungan sekolah baik, dan untuk fasilitas buat saya memadai untuk proses pembelajaran berlangsung saya sering kali keluar masuk kelas karena teman- teman yang mengajak tapi teman yang berada di luar kelas selain itu merasa bosan karena suka tidur dan malas-malas dan untuk tugas dikerjakan sendiri dan kadang bolos tapi dari diri sendiri atau pengaruh teman yang mengjak main balapan liar dan sering kali terlambat datang ke sekolah akibat setiap malam berkumpul dengan teman-teman dan pulangnya sudah jam-jam kecil seperti jam-jam 3 atau jam-jam 4 pagi sehingga terlambat bangun. (Renaldy Huntoyungo Kelas XI IPS2, Sabtu 26 April 2013).

(11)

Berdasarkan hasil angket diperoleh data sebagai berikut; No item

Angket

Hasil yang di capai Presentase

Positif Negatif Positif Negatif

16 7 - 38,9 % 20 2 - 11,2 % 17 - 16 - 88,9% 18 - 12 - 66,7 % 19 - 14 - 77,8 % 21 - 15 - 83,3 % 22 - 13 - 72,2 % 23 - 10 - 55,6 % 24 - 10 - 55,6 % 25 - 17 - 94,4 % 38 8 - 44,4 % 39 1 - 5,6 % 40 15 - 83,3 %

Tabel di atas menunjukan bahwa 38,9 % responden menyatakan saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sekitar 11,2 % menyatakan saya setiap hari datang ke sekolah tepat waktu, responden menyatakan tugas yang diberikan oleh guru membuat saya malas sekitar 88,9 %, yang menyatakan duduk di kantin merupakan kebiasaan saya ketika tidak ada guru sekitar 66,7 %, responden menyatakan ketika tidak ada guru saya memilih untuk pulang lebih awal sekitar 77,8,%, sekitar 83,3 % responden menyatakan saya kesekolah sering kali terlambat,

(12)

sekitar 72,2 % responden menyatakan ketika ada PR saya memasukannya tidak tepat waktu, sekitar 55,6 % responden menyatakan fasilitas di sekolah kurang mendukung saya untuk belajar, sekitar 55,6 % menyatakan bila pelajaran membosankan saya memilih untuk meninggalkan sekolah, serta sekitar 94,4 % menyatakan jika pelajaran berlangsung saya sering keluar masuk kelas, dan sekitar 44,4 % responden menyatakan saya bertanya pada guru apabila ada materi yang tidak dimengerti, sekitar 5,6 % responden menyatakan jika pelajaran sudah dimulai saya tidak lagi keluar masuk kelas, dan sekitar 83,3 % responden menyatakan saya senang bergabung dalam kelompok belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango khususnya di kelas XI IPS.

3) Pergaulan dengan teman-teman maupun dengan masyarakat di lingkungan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 18 siswa sebagai responden diperoleh data pada umumnya pergaulan siswa dengan teman-teman maupun dengan masyarakat di lingkungan, sebagaimana terungkap dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa responden sebagai berikut;

“Pergaulan dengan teman buruk jika di sekolah kerena banyak teman-teman yang tidak suka dengan saya alasanya saya cerewet, lebay dan di lingkungan masyarakat biasa saja tapi saya hanya sabar saja karena dikatai seperti itu. (Dian Dama, Kelas XI IPS1, Kamis 25 April 2013).

Sebagaimana juga disampaikan responden

“Pergaulan dengan teman-teman di lingkungan saya tinggal biasa saja. Tetapi pada teman ada pengaruh dalam hal staf, merokok, dan kadang

(13)

minum-minuman keras dan pulangnya jam 01 atau 02 atau pagi dan tidak diketahui orang tua. Pulangnya pagi itu langsung mandi dan langsung berangkat kesekolah sehingga waktu untuk belajar kurang. (Mahmud Dengo dari Kelas XI IPS2, Jum’at 26 April 2013).

Sebagaimana juga disampaikan responden

“Pergaulan dengan teman maupun masyarakat baik tapi dengan teman-teman kurang baik karena sering mengajak merokok selain itu kalau di sekolah sering diajak bolos, berkelahi dan teman-teman di rumah mengajak staf malam dan pulangnya jam 3, 2, dan jam 1 sehingga bangunnya terlambat. ( Ramdan Sui dari Kelas XI IPS1 Sabtu 27 April 2013).

Jawaban yang sama diperoleh dari responden

“Pergaulan di lingkungan masyarakat baik dan teman-teman hubungannya kurang baik tetapi mengajak bermain bulu tangkis atau staf malam sehingga pulngnya terlambat jam 2 sampai jam 4 pagi sehingga bangunnya terlambat dan orang tua marah-marah sampai saya dipukul dan untuk malam minggu tidak dilarang. (Yogi Septian Hasan kelas XI IPS2 Sabtu 27 April 2013).

Sebagaimana juga yang disampaaikan oleh responden

“Untuk pergaulangan dengan teman-teman hapy dan enjoy dan mempengaruhi saya seperti minum-minuman keras, balapan liar, bikin sensani seperti menakut-nakuti orang di jalan dan staf sehingga pulangnya terlambat dan terlambat kesekolah dan untuk masyarakat hubungannya baik-baik saja. (Renaldy Huntoyungo Kelas XI IPS2, Sabtu 26 April 2013).

Berdasarkan hasil angket diperoleh data sebagai berikut; No item

Angket

Hasil yang dicapai Presentase

Positif Negatif Positif Negatif

29 6 - 33,3 %

26 - 8 - 44,4 %

27 - 8 - 44,4 %

30 - 5 - 27,8 %

(14)

Tabel di atas menunjukan bahwa sekitar 33,3 % responden menyatakan di lingkungan saya tinggal teman-teman selalu memotivasi saya agar belajar dengan baik, sekitar 44,4 % menyatakan setiap malam saya berkumpul dengan teman-teman, responden menyatakan teman-teman membuat saya menjadi malas masuk sekolah sekitar 44,4 %, serta 27,8 % responden yang menyatakan jika teman-teman mengajak saya melakukan hal-hal yang tidak baik saya ikut-ikutan saja, serta 33,3 % responden menyatakan di lingkungan saya tinggal teman-teman membantu saya untuk mengerjakan tugas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango khususnya di kelas XI IPS.

Berdasarkan hasil penelitian dengan 18 responden diperoleh faktor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa diakibatkan oleh faktor internal dan eksternal yakni:

a. Aktivitas tidak dilakukan secara teratur b. Tidak meluangkan waktu untuk belajar

c. Kurangnya kosentrasi pada saat guru menjelaskan d. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran

e. Tidak suka dengan guru yang menggunakan metode ceramah f. Tidak suka dengan guru yang membeda-bedakan siswa

g. Sering keluar masuk kelas pada proses pembelajaran berlangsung h. Pemasukan tugas tidak tepat waktu

(15)

j. Sering terlambat

k. Fasilitas sekolah yang kurang mendukung l. Kurangnya perhatian waktu orang tua m. Segi ekonomi kurang menunjang n. Pengaruh lingkungan yang kurang baik

Selain wawancara dengan siswa yang prestasinya rendah, peneliti melakukan wawancara dengan guru BK serta dengan orang tua siswa agar data yang telah diperoleh lebih akurat. Cuplikan wawancara dengan guru BK serta dengan orang tua dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

No Pertanyaan Jawaban

1. Sebagai guru BK hal apa saja yang ibu lakukan untuk membantu siswa yang prestasinya rendah?

Hal yang dilakukan untuk

membantu siswa yang prestasinya rendah yakni memberikan motivasi kepada siswa bagaimana cara membagi waktu, cara belajar yang baik dan membantu

untuk menyelesaikan masalah

yang menyebabkan prestasinya rendah. 2. Layanan apa yang ibu gunakan

dalam menangani siswa yang sering terlambat maupun yang meninggalkan proses pembelajaran berlangsung?

Layanan yang digunakan yakni layanan informasi dan himpunan data.

(16)

3. Sejauh ini upaya-upaya apa saja yang ibu sudah berikan kepada siswa yang mengalami masalah belajar.?

Memberikan layanan bimbingan belajar dan memberikan motivasi kepada siswa yang bersangkutan.

4. Kendala apa saja yang ibu hadapi dalam menangani siswa yang prestasinya rendah?

Kendala yang dihadapi sekarang ini tidak mendapat respon yang baik dari orang tua serta dari siswa itu sendiri tidak punya kemauan untuk memotivasi dirinya seperti menuntaskan pelajaran yang belum memenuhi standar.

5. Apakah selama ini ibu ada kerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas dan orang tua?

Selama ini ada kerja sama tapi untuk orang tua sudah dihubungi tetapi tidak mendapat respon yang baik kadang orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah tanggung jawabnya dan orang tua cukup memberikan motivasi tanpa memperhatikan cara belajarnya dan kurang memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK didapatkan informasi bahwa guru BK telah berupaya membantu siswa yang prestasinya rendah. Namun untuk siswa sendiri tidak ada kemauan untuk berubah, tidak ada dukungan dan ketegasan serta perhatian orang tua terhadap fasilitas yang dibutuhkan anak dalam kegiatan belajar.

(17)

1. Nama : Satria Ano

Umur : 59 Tahun

Pekerjaan : Urt

Berdasarkan wawancara dengan orang tua siswa diperoleh hasil sebagai berikut :

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sikap ibu ketika mengetahui anak ibu jarang masuk sekolah sedangkan ibu mengetahui bahwa setiap hari sering masuk sekolah?

Sikap saya dengan hal ini

sangat kecewa karena

memikirkan masa depannya.

2. Apakah yang dilakukan anak ibu sebelum berangkat sekolah?

Tidak ada, tetapi bangunnya lat sehingga terlambat sekolah. 3. Apakah ibu sering meluangkan waktu

untuk anak ibu?

Tidak. Soalnya orang tuanya pencariannya di suwawa

sehingga tidak ada

memperhatikannya

4.

5.

Bagaimana sikap ibu ketika melihat prestasi anak ibu rendah?

Apa saja upaya yang dilakukan ibu ketika prestasi anak ibu rendah?

Sikap saya melihat hal ini sangat-sangat kecewa.

Upaya yang saya lakukan adalah menyuruh dia untuk belajar dan menekankan supaya dia tidak keluar malam.

(18)

2. Nama : Hafsan Dune Umur : 45 Tahun Pekerjaan : Urt

Berdasarkan wawancara denagn orang tua siswa diperoleh hasil sebagai berikut:

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sikap ibu ketika mengetahui anak ibu jarang masuk sekolah sedangan ibu mengetahui bahwa setiap hari sering masuk sekolah?

Sikap saya marah, jika dia tidak masuk sekolah

2. Apakah yang dilakukan anak ibu sebelum berangat sekolah?

Sebelum berangkat sekolah

anak saya mengerjakan

pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci piring. 3. Apakah ibu sering meluangkan waktu

untuk anak ibu?

Ia. Tetapi hanya menyuruh dia belajar.

4. Bagaimana sikap ibu ketika melihat prestasi anak ibu rendah?

Sikap saya kecewa dan memarahi anak saya.

5. Apa saja upaya yang dilakukan ibu ketika prestasi anak ibu rendah?

Jelas menyuruh dia untuk belajar dan melarang dia berkumpul dengan teman-temannya.

(19)

3. Nama : Asna Ismail

Umur : 47 Tahun

Pekerjaan : Urt

Berdasarkan wawancara dengan orang tua diperoleh hasil sebagai berikut :

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sikap ibu ketika mengetahui anak ibu jarang masuk sekolah sedangkan ibu mengetahui bahwa setiap hari sering masuk sekolah?

Di sini anak saya kadang-kadang tidak masuk sekolah karena di sini kenderaan sangat sulit, dan saya merasa kecewa dengan hal ini.

2. Apakah yang dilakukan anak ibu sebelum berangat sekolah?

Sebelum berangkat sekolah untuk menyapu.

3. Apakah ibu sering meluangkan waktu untuk anak ibu?

Hanya untuk menyuruh dia belajar saja.

4. Bagaimana sikap ibu ketika melihat prestasi anak ibu rendah?

Sikap saya kaget dan benar-benar kecewa.

5. Apa saja upaya yang dilakukan ibu ketika prestasi anak ibu rendah?

Upaya yang saya lakukan yakni menyuruh dia untuk belajar dan melarang dia bermain Hp.

(20)

4. Nama : Aviva T. Maliki

Umur : 65 Tahun

Pekerjaan : Urt

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua diperoleh hasil sebagai berikut :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sikap ibu ketika mengetahui anak ibu jarang masuk sekolah sedangkan ibu mengetahui bahwa setiap hari sering masuk sekolah?

Sikap saya sebagai orang tua pasti marah, kecewa. Karena saya ingin yang terbaik untuk anak saya. 2. Apakah yang dilakukan anak ibu sebelum

berangkat sekolah?

Sebelum berangkat sekolah anak saya tidak melakukan apa-apa.

3. Apakah ibu sering meluangkan waktu untuk anak ibu?

Saya jarang meluangkan waktu karena saya selalu bekerja, tetapi selalu menyuruh dia belajar. 4. Bagaimana sikap ibu ketika melihat prestasi

anak ibu rendah?

Sikap saya jelas marah dan kecewa.

5. Apa saja upaya yang dilakukan ibu ketika prestasi anak ibu rendah?

Upaya yang saya lakukan adalah menyuruh dia untuk belajar dan belajar.

Dari hasil Penelitian dengan 4 orang tua siswa didapatkan informasi bahwa pada umumnya orang tua menginginkan anaknya menjadi yang terbaik karena

(21)

dengan kesibukan dan tuntutan ekonomi menyebabkan mereka kesulitan meluangkan waktu kepada anaknya dalam kegiatan belajar, dan setelah mengetahui prestasi anaknya rendah orang tua sangat peduli terhadap prestasi anaknya sehingga mereka mengawasi dan membimbing anaknya untuk belajar dan terus belajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar yang baik.

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian dengan 18 orang siswa yang prestasinya rendah, maka dapat diperoleh faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango adalah sebagai berikut: (a). Strategi belajar yang tidak efektif, (b). Kurangnya motivasi dalam belajar, (c). Kurangnya kosentrasi dalam belajar, (d). Kurangnya minat dalam belajar, (e). Kurangnya waktu serta perhatian orang tua, (f). Fasilitas sekolah yang kurang memadai, (g). Sering keluar masuk kelas, (h). Bolos, (i). Pemasukan tugas tidak tepat waktu, (j). Sering terlambat, (k). Tidak suka dengan metode guru mengajar, (l). Keadaan ekonomi yang kurang menunjang dan, (m). Pengaruh lingkungan yang kurang baik.

Setelah dipadukan dengan data hasil wawancara siswa, orang tua maupun guru BK dan ditunjang oleh pengisian angket terdapat kesesuaian yang signifikan antara hasil wawancara guru BK dengan orang tua bahwa rendahnya prestasi belajar siswa diakibatkan faktor internal dan eksternal dan guru BK telah berupaya membantu siswa yang prestasinya rendah. Namun untuk siswa sendiri tidak ada kemauan dari

(22)

dirinya sendiri untuk berubah, tidak ada dukungan dan ketegasan serta perhatian orang tua terhadap fasilitas yang dibutuhkan anak dalam kegiatan belajar.

Bila ditelaah lebih jauh maka hal ini dapat dibenarkan mengingat bahwa individu merupakan faktor penentu untuk dirinya sendiri, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat sehingga perlu memahami faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar, dengan memahaminya siswa diharapkan agar dapat memotivasi diri sendiri supaya dapat mengubah cara belajar sehingga efektif dan efisien. Bagi guru agar lebih memperhatikan siswa di lingkungan sekolah sehingga hal-hal yang tidak berkaitan dengan pelajaran seperti Hp dapat dihindari supaya tidak menggangu kosentrasi belajar dan mengubah cara mengajar guru supaya bervariasi, dan dapat mengendalikan faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar terutama dalam layanan Bimbingan Konseling. Namun pada umumnya orang tua agar dapat meluangkan waktu, mengawasi serta membimbing anaknya agar lebih belajar serta mengadakan fasilitas belajar dan memperhatikan setiap perkembangannya.

Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri, di samping faktor kemauan, minat, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap usaha dan kegiatannya.

Menurut Cross (dalam Muhibbin, 2012 :182) Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar antara lain

(23)

a) Keadaan jasmani, untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan jasmani yang sehat, karena belajar memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam keadaan sakit, maka tidak dapat belajar dengan efektif.

b) Kondisi lingkungan, Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang dari luar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran. Sebelum belajar harus tersedia cukup bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang diperlukan.

c) Memupuk sikap optimis, adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi meningkat dan karena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan sesempurna, karena pekerjaan yang baik memu puk suasana kerja yang menggembirakan.

d) Menggunakan waktu, Menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan waktu dengan efisien. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas yang khas. Selain itu penyebab rendahnya prestasi belajar dapat diatasi dengan menggunakan kiat-kiat antara lain yakni: a). Melakukan istrahat yang cukup sehingga dapat belajar dengan efektif, b). Pengubahan atau penjadwalan kembali-kembali jam-jam dari hari-hari belajar yang dianggap lebih memungkinkan siswa lebih giat, c). Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi pengubahan posisi meja tulis, atau perlengkapan belajar dan sebagaimana sampai memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang lebih

(24)

menyenangkan untuk belajar, d). Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya, e). Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara mencoba belajar dan belajar lagi.

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukan  bahwa  sekitar  27,8  %  responden    menyatakan  saya  selalu  memperhatikan  guru  pada  saat  menjelaskan,  sekitar    88,9  %  responden  menyatakan  saya  lebih  banyak  bermain  dibandingkan  belajar,  sekitar  77,8  %  r
Tabel di atas menunjukan bahwa sekitar 27,8 % responden  menyatakan orang  tua  selalu  menyediakan  fasilitas  yang  saya  butuhkan,  sekitar  83,3  %    menyatakan  orang tua selalu  menyuruh  saya  belajar tapi  saya  tidak  menghiraukannya, serta 77,8

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penapisan fitokimia terhadap setiap fraksi, metabolit sekunder yang bersifat antibakteri berada pada etil asetat seperti alkaloid, flavonoid,

LAPORAN KEUANGAN – Pada tanggal 30 September 2008 dan 2007 serta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut/.. FINANCIAL STATEMENTS – As of September

14/06/2016 Salinan informasi nilai hasil SBMPTN 2014, a.n Julian Hadi Prasetyo, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Dua buah sensor yang menghitung pengunjung yang masuk ke dalam area kebun binatang adalah photodioda 1 yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika cahaya

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada lansia di keluarga yaitu di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan bahwa lansia yang memiliki kualitas

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder pada tahun 2014- 2018 yang terdiri dari Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat kenyamanan termal, visual, dan akustik lingkungan pabrik dengan standard yang berlaku, dan

p1 adalah uji beda aktivitas fisik pada kunjungan pre-post 1 dari rata-rata selisih nilai aktifitas fisik pada kunjungan pre hingga post 1 (Δ1) kelompok perlakuan