• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA SKRIPSI OLEH : HERTI NELLY SITORUS SEP / PKP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA SKRIPSI OLEH : HERTI NELLY SITORUS SEP / PKP"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

(Studi kasus: Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

SKRIPSI

OLEH :

HERTI NELLY SITORUS 020309014

SEP / PKP

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERANAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

(Studi Kasus: Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

SKRIPSI

OLEH :

HERTI NELLY SITORUS 020309014

SEP/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Komisi Pembimbing:

Ketua Anggota

( Ir. Yusak Maryunianta, M.Si ) ( Ir. A.T. Hutajulu, M.S.)

NIP. 131618780 NIP.130877998

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

RINGKASAN

HERTI NELLY DELIMA SITORUS (020309014/PKP) dengan judul

skripsi “PERANAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DAN

SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA”. Studi

kasus penelitian dilakukan di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir.Yusak Maryunianta, MSi sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. A. T. Hutajulu, M.S sebagai anggota komisi pembimbing.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara

Stratified Random Sampling, yaitu penarikan sample berdasarkan sifat heterogen.

Metode analisis yang digunakan yaitu metode diskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Profil wanita di daerah penelitian menunjukkan bahwa :

- Wanita-wanita di Desa Sionggang Utara umumnya adalah suku batak toba, pola kehidupannya masih sederhana serta terikat adat-istiadat.

- Wanita memiliki peran dalam menambah pendapatan keluarga dengan tidak mengurangi perannya dalam rumah tangga.

- Tinggi rendahnya status sosial wanita di daerah penelitian dilihat dari : perkawinan syah yang dilakukan, tingginya tingkat pendidikan yang dimiliki, luasnya lahan yang dimiliki oleh suami.

2.a. Curahan tenaga kerja pria dalam usahatani padi sawah lebih besar dari pada curahan tenaga kerja wanita , karena pada daerah penelitian usahatani padi sawah merupakan mata pencaharian utama dalam keluarga sehingga pria dituntut untuk terlibat pada semua tahapan pekerjaan usahatani padi sawah, sedangkan wanita hanya terlibat pada tahap-tahap tertentu saja.

b. Sedang pada pekerjaan rumah tangga curahan tenaga kerja (waktu) wanita lebih besar daripada pria demikian juga pada bidang usaha lain.

3. Pendapatan rumah tangga petani padi sawah di Desa Sionggang Utara masih rendah karena sekitar 60 % petani padi sawah didaerah penelitian berada pada garis kemiskinan hal ini sesuai dengan standard ukuran pendapatan keluarga menurut Sayogyo.

4. Kontribusi pendapatan wanita sekitar 91,24 %, sedangkan kontribusi pendapatan pria 8,75 %, hal ini menunjukkan bahwa wanita memberikan kontribusi pendapatan yang sangat tinggi.

5. Tidak ada pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap besarnya kontribusi pendapatan wanita tani dalam menambah pendapatan keluarga di daerah penelitian.

(4)

RIWAYAT HIDUP

HERTI NELLY DELIMA SITORUS, lahir di Perdagangan pada tanggal

01 Januari 1982, sebagai anak kelima dari enam bersaudara, putri dari Bapak W. B. Sitorus dan Ibu St. L. Hutapea.

Jenjang Pendidikan

1. Tahun 1995, menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negri Bandar Maratur.

2. Tahun 1998, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SLTP Negri 1. Perdagangan.

3. Tahun 2001, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMU Negri 1. Perdagangan.

4. Tahun 2002, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian , Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.

5. Tahun 2006, mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Naga Saribu II, Kecamatan Lintong Ni Huta, Kabupaten Humbang

Hasundutan.

6. Tahun 2007, melakukan penelitian Skripsi di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah “PERANAN WANITA DALAM

USAHATANI PADI SAWAH DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA”. Studi kasus di Desa Sionggang Utara

Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada Kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Yusak Maryunianta, MSi., selaku Ketua Komisi Pembimbing saya.

2. Ibu Ir. A. T. Hutajulu, M.S selaku Anggota Komisi Pembimbing saya. 3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku ketua Departemen Sosial Ekonomi

Pertanian.

4. Ibu Ir. Salmiah, Msi., selaku sekretaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya selama penulis mengambil data penelitian.

7. Bapak R. Manurung selaku Kepala Desa Sionggang Utara, atas bantuannya selama penelitian.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda W. B. Sitorus dan Ibunda St. L. Hutapea, atas kasih sayang, dorongan serta doanya dan juga buat keluarga besarku: (B’ Hendra Sitorus, Ssi & K’Heni Ambarita, SPd), (B’ Sarmulia Sinaga, ST & K’ Hernita Sitorus, ST), (B’ Maruddin Siagian, Amd & K’ Herlise Sitorus, Sprg), K’ Herlina Sitorus, ST, dan adikku Hendri Sitorus, Amd, serta keponakkan-keponakanku tersayang. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman SEP’02 (Agri dan PKP) dan SEP EXT’02 atas bantuan dan semangat yang diberikan..

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada responden yang menjadi sampel dari penelitian saya dan lembaga-lembaga yang telah membantu penulis dalam memberikan data dan informasi dalam pembuatan skripsi saya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, April 2008 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Hal.

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR... vi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian ... 7 1.4. Kegunaan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka... 9

2.2. Landasan Teori ... 12

2.3. Kerangka Pemikiran ... 16

2.4. Hipotesis Penelitian ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

3.2. Metode Penarikan Sampel ... 20

3.3. Metode Pengumpulan Data... 21

3.4. Metode Analisis Data... 21

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ... 26

3.5.1. Definisi ... 26

3.5.2. Batasan Operaasional ... 28

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian... 29

4.1.1. Luas dan Letak Geografis ... 29

4.1.2. Penggunaan Lahan ... 29

4.1.3. Keadaan Penduduk ... 30

4.1.4. Sarana dan Prasarana ... 33

4.2. Karakteristik Wanita Tani Sampel... 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Profil Wanita Di Desa Sionggang Utara... 37

5.1.1. Kegiatan Wanita Dalam Organisasi Sosial ... 39

5.1.2. Peranan Wanita Dalam Pekerjaan Rumah Tangga ... 41

5.1.3. Peranan Wanita Dalam Pekerjaan Mencari Nafkah... 43

5.1.4. Sosial Budaya Wanita Di Daerah Penelitian... 44

5.2. Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah Dan Pekerjaan Rumah Tangga... 47

5.2.1. Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Usahatani Padi sawah ... 47

(7)

5.2.2. Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Pekerjaan Rumah Tangga ... 49 5.3. Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Di Daerah Penelitian ... 50 5.4. Kontribusi Pendapatan Wanita Dari Usahatani dan Non Usahatani

Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Sionggang Utara ... 52 5.5. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Wanita Terhadap Besarnya Kontribusi

Pendapatan Wanita tani Dalam Pendapatan keluarga... 53 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 56 6.2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin Per Desa/Kelurahan Kecamatan Lumban Julu Tahun 2006 (Jiwa) ... 1

2. Data Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja Menurut Luas, Lapangan Pekerjaan Per Desa/Kelurahan Kecamatan Lumban Julu Tahun 2005 (Jiwa) ... 4 3. Luas Panen, Produksi Dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut

Desa/Kelurahan Kecamatan Lumban Julu... 5 4. Jumlah Populasi Dan Sampel Berdasarkan Strata Luas Lahan Di

Wilayah/ Desa Sionggang Utara Tahun 2006... 20 5. Spesifikasi Jenis Data Yang Akan Diperoleh ... 21 6. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sionggang Utara Tahun 2006 .... 29 7. Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa Sionggang Utara Tahun

2006 ... 30 8. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan ... 31 9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sionggang

Utara ... 32 10. Sarana Dan Prasarana di Desa Sionggang Utara ... 34

11. Lembaga/ Instansi Yang Mengakomodir Peranan Wanita di Desa Sionggang Utara ... 35 12. Karakteristik Wanita Tani Sampel di Desa Sionggang Utara... 36 13. Rata-rata Jumlah Jam Kerja Anggota Rumah Tangga Dalam Satu Hari

Pada Pekerjaan Rumah Tangga (Jam/Hari) ... 42 14. Besar Rataan Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Usahatani

Padi Sawah per Petani per Musim Tanam ... 47 15. Rata-rata Jumlah Jam Kerja Anggota Rumah Tangga Dalam Satu Hari

Pada Pekerjaan Rumah Tangga (Jam/Hari) ... 49 16. Rata-rata Pendapatan Keluarga Dari Usahatani Padi Sawah Per Musim

Tanam ... 51 17. Standard Ukuran Pendapatan Menurut Sayogyo ... 51

(9)

18. Rata-rata Sumber-Sumber Pendapatan Dan Kontribusi Pendapatan Wanita Dari Non Usahatani ... 52 19. Hasil Analisis Regresi Faktor Sosial Ekonomi Responden Terhadap

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal.

(11)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia dewasa ini umumnya orang menganggap bahwa tugas wanita sebagai ibu rumah tangga adalah memelihara dan mengurus rumah tangga dengan sebaik-baiknya. Namun kenyataannya sekarang ini kaum ibu dirumah tidak pernah tinggal diam dan selalu aktif (Notopuro,1984).

Pada sistem pertanian yang berpindah-pindah, peranan wanita lebih tinggi dalam kegiatan mencari nafkah di bidang pertanian. Semua pekerjaan mulai dari pembakaran, membersihkan, menanam sampai pengangkutan hasil panen ke lumbung dikerjakan wanita, sedangkan pria hanya menebang kayu/pohon-pohon besar terutama pada pembukaan areal persawahan baru. Pola ini banyak terdapat di Afrika. Pembagian kerja antara laki-laki dan wanita dalam pencarian nafkah tersebut ternyata berbeda untuk daerah dengan sistem pertanian yang menetap seperti di bidang Amerika Latin dan Asia Barat dimana pekerjaan di bidang pertanian dikerjakan oleh pria sedangkan wanita lebih dikhususkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan sedikit membantu pria di ladang, sedangkan di Asia Tenggara dengan pola pertanian yang intensif dengan irigasi, peranan pria dan wanita seimbang (Hutajulu, 2004).

Partisipasi wanita dalam pembangunan disegala bidang mutlak sangat diperlukan, karena merupakan sebagai modal dasar pembangunan. Untuk mensejajarkan tenaga kerja wanita dalam konsep-konsep kerja bukan semata-mata masalah mengejar kepentingan segi ekonomis atau peningkatan pendapatan, akan

(12)

tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi atau peranan wanita dalam masyarakat (Aninomous,1981).

Perempuan seringkali dilibatkan dalam program-program pembangunan yang mengarah kepada pengurangan kemiskinan, perluasan kesempatan sosial, dan memberikan sumbangan kepada kinerja ekonomi. Membantu mereka berarti bisa memberi sumbangan besar guna mengurangi kemiskinan. Selain itu perempuan juga memiliki pengaruh dominan terhadap generasi yang akan datang melalui sikap, pendidikan dan kesehatan mereka (Cleves, 1996).

Sebagian besar dari perempuan di Indonesia berupaya menutupi kekurangan kebutuhan keluarga karena penghasilan suami kecil dan tidak menentu. Mereka juga terpaksa bekerja karena suami mendapat musibah, sakit, tertabrak, serta kecelakaan sehingga perempuan yang menjadi kepala rumah tangga tidak punya pilihan. Perempuan itu haruslah bijak dalam mengatur belanja keluarga rumah tangga. Pengeluaran rutin sehari-hari yang merupakan kebutuhan pokok seperti makanan dan transport sekolah, haruslah diatur sedemikian rupa supaya tidak melebihi penghasilan ibu yang didapat sehari-hari (Ari, dkk, 2000).

Sumber penghasilan daripada kegiatan pencarian nafkah rumah tangga khususnya di pedesaan nyatanya tidak saja melakukan pekerjaan dibidang pertanian. Hal ini timbul karena dorongan 2 hal yang ;

1. Pada dasarnya keadaan ekonomi yang tidak/ kurang memuaskan yang mendesak para anggota rumah tangga untuk melakukan pekerjaan lain dalam rumah tangga sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga dalam mencukupi kebutuhan hidup.

(13)

2. Bekerja di luar rumah tangga yang dimungkinkan rumah tangga lain sangat membutuhkan tenaga mereka dengan bayaran yang disetujui.

(Sajogyo, 1983)

Sebagian besar penduduk Indonesia termasuk penduduk Sumatera Utara mengandalkan pertanian sebagai pencaharian utama. Khususnya di dalamnya Kabupaten Toba Samosir di mana 11 kecamatannya lebih banyak bergerak dibidang Pertanian. Salah satu kecamatannya adalah Kecamatan Lumban Julu, dengan data jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Desa/ Kelurahan Tahun 2006. No Desa/Kelurahan Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Total (Jiwa) (%) Laki-Laki (%) Perempuan 1 Sibaruang 226 228 454 4,00 3,92 2 Sibagihol 318 323 641 5,63 5,56 3 Naga Timbul 371 377 748 6,56 6,49 4 Harungguan 267 221 488 4,72 3,80 5 Lumban Lobu 455 460 915 8,05 7,91 6 Sinar Sabungan 317 319 636 5,61 5,49 7 Sihiong 298 303 601 5,27 5,21 8 Jangga Toruan 222 224 446 3,93 3,85 9 Jangga Dolok 209 211 420 3,70 3,63 10 Hatinggian 624 633 1257 11,04 10,89 11 Lintong Julu 579 586 1165 10,24 10,08 12 Psr. Lumban Julu 253 257 510 4,48 4,42 13 Sionggang Utara 980 997 1977 17,13 17,35 14 Sionggang Tengah 384 389 773 6,79 6,69 15 Sionggang Selatan 216 218 434 3,82 3,75 Total 5719 5746 11465 100,00 100,00

(14)

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa pada Kecamatan Lumban Julu Desa Sionggang Utara memiliki jumlah penduduk terbesar dengan proporsi Laki-Laki dan Perempuan hampir sama besar yaitu laki-laki sebanyak 980 orang (17,33 %) dan perempuan 997 orang (17,15 %).

Perekonomian pedesaan umumnya berasal dari sektor pertanian karena memang sumber daya yang ada yaitu tanah dan tenaga kerja lebih banyak menunjang produksi pertanian. Ini dapat dilihat dari data banyaknya jumlah tenaga kerja per desa di Kecamatan Lumban Julu, pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Data Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Per Desa / Kelurahan Kecamatan Lumban Julu Tahun 2006.

No. Desa/Kelurahan Pertanian Industri PNS &

ABRI Lainnya Total

1 Sibaruang 121 2 8 5 136 2 Sibadihon 142 3 10 4 169 3 Naga Timbul 161 2 6 15 184 4 Harungguan 137 15 27 57 236 5 Lumban Lobu 254 2 13 20 289 6 Sinar Sabungan 141 16 28 140 324 7 Sihiong 122 1 9 23 155 8 Jangga Toruan 96 - 7 12 116 9 Jangga Dolok 89 1 9 40 140 10 Hatinggian 223 2 22 17 262 11 Lintong Julu 203 1 18 14 235 12 Psr. Lmban Julu 103 5 38 53 197 13 Sionggang Utara 298 1 34 21 353 14 Sionggang Tengah 107 1 4 4 117 15 Sionggang Selatan 126 - 4 2 131 Total 2323 52 237 427 3044 Sumber: BPS Sumatera Dalam Angka Kabupaten Toba Samosir Tahun 2006.

(15)

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa pada Desa Sionggang Utara pada umumnya sumber pendapatan keluarga terbesar adalah pada sektor

pertanian, yang ditunjukkan oleh data bahwa sebagian besar tenaga kerja (298 orang) bekerja di sektor pertanian.

Kabupaten Toba Samosir sebagai salah satu sentra produksi padi sawah di Propinsi Sumatera Utara memiliki 11 Kecamatan. Tiap Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir pada umumnya penduduknya menanam padi sawah, produksi tanaman padi sawah hampir merata pada semua Kecamatan/desa. Ini dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini yang menunjukkan data luas panen, produksi, dan produktivitas padi sawah menurut desa/ kelurahan disalah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir yaitu : Lumban Julu.

Tabel 3. Luas Panen, Produksi Dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2006.

No Kelurahan Desa/ Luas panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha)

1 Sibaruang 101 496,0 49,10 2 Sibagihol 131 823,2 62,83 3 Naga Timbul 487 1156,9 23,75 4 Harungguan 231 1284,4 55,60 5 Lumban Lobu 321 2006,3 62,50 6 Sinar Sabungan 246 1150,6 46,77 7 Sihiong 102 639,8 62,72 8 Jangga Toruan 116 633,5 54,61 9 Jangga Dolok 111 606,0 54,59 10 Hatinggian 151 661,0 43,77 11 Lintong Julu 115 502,6 43,70 12 Psr. Lumban Julu 21 89,0 42,38 13 Sionggang Utara 141 617,0 43,75 14 Sionggang Tengah 71 399,0 56,19 15 Sionggang Selatan 41 155,0 37,80 Total 2. 386 11. 220,0 100,00%

(16)

Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa pada Kecamatan Lumban Julu ada 6 desa/kelurahan yang memiliki produksi padi sawah tertinggi, salah satunya adalah Desa Sionggang Utara dengan jumlah produksi sebesar 617,0 Ton dengan luas panen 141 Ha dan produktivitas sebesar 43,75 Kw/Ha.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana profil wanita di daerah penelitian?

2. Bagaimana curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usahatani padi sawah dan pekerjaan rumah tangga didaerah penelitian?

3. Seberapa besarkah pendapatan rumah tangga petani padi sawah di daerah penelitian?

4. Seberapa besar kontribusi pendapatan wanita dari usaha tani padi sawah dan non usahatani padi sawah terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian?

5. Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga) wanita tani terhadap besarnya kontribusi pendapatan wanita tani dalam pendapatan keluarga didaerah penelitian?

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

2. Untuk mengetahui profil wanita di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui seberapa curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usaha tani padi sawah dan pekerjaaan rumah tangga didaerah penelitian. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan rumah tangga petani padi

sawah di daerah penelitian.

5. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pendapatan wanita dari usahatani padi sawah dan non usahatani padi sawah terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian.

6. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga) wanita tani terhadap besarnya kontribusi pendapatan wanita tani dalam pendapatan keluarga di daerah penelitian.

(18)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai beikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi keluarga tani dalam mengelola dan mengembangkan usahataninya sehingga dapat memperbaiki pendapatan keluarga.

2. Sebagai bahan informasi dalam referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian peranan wanita.

3. Sebagai bahan untuk membuat skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

(19)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1.Tinjauan Pustaka

Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan membantu kita untuk mengerti tentang peranan wanita dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga. Pada struktur masyarakat yang turut berpengaruh peranan wanita berbeda bagi setiap masyarakat. Khusus bagi masyarakat yang masih berada di pedesaan, adat-istiadat masih mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan pola kerja wanita (Hutajulu, 2004).

Secara normatif struktur masyarakat yang patrilineal menggambarkan bahwa pria-lah yang mempunyai kedudukan dan peranan yang menonjol dalam keluarga dan rumah tangga (baik di dalam maupun di luar rumah tangga). Wanita/istri didudukan sebagai pekerja rumah tangga, dan pria/suami didudukan sebagai pekerja pencari nafkah. Akan tetapi sering terlihat “kenyataan” tidak demikian halnya, bahkan banyak wanita aktif dibidang pertanian, dalam kegiatan ekonomi di pasar-pasar atau merupakan tenaga kerja di pabrik sebagi tenaga kerja yang tidak terlatih (Hutajulu, 2004).

Pendapatan rata-rata rumah tangga yang kecil biasanya memberikan kelonggaran yang sedikit sekali untuk pengeluaran-pengeluaran lain, selain daripada itu untuk keperluan mencukupi kebutuhan hidup sangat minim seperti makanan dan pakaian umumnya mereka tidak mempunyai uang tabungan. Kesukaran-kesukaran kecil biasanya dapat menyebabkan krisis keuangan dalam rumah tangga sehingga mereka terpaksa melakukan pinjaman atau seluruh

(20)

anggota keluarga terpaksa bekerja untuk mempertahankan hidup keluarga dan untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan (Sumardi dan Hans, 1982).

Kebanyakkan wanita bekerja untuk menambah gaji suami mereka atau menopang keuangan keluarga mereka. Mereka tidak bermaksud untuk menaiki jenjang kepangkatan, karena tidak ada salahnya jika wanita mempunyai pekerjaan walaupun tidak untuk berkarier, karena karier biasanya lebih banyak menuntut persiapan pendidikan dan persiapan mental dari pada pekerjaan biasa yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus. Bagi wanita mengemban banyak tugas dan memikul tanggung jawab didalam atau diluar rumah intinya adalah dalam pengelolaan waktu. Karena waktu merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan tugas-tugas itu sampai tuntas (Wolfman, 1989).

Wanita merupakan kelompok pekerja cadangan potensial yang bisa dimanipulasi oleh pemilik, karena wanita secara nyata melakukan pekerjaan untuk upah yang lebih rendah dari laki-laki, mereka dapat diambil sebagai buruh murah yang fleksibel bila diperlukan. Kemampuan ekonomi wanita tergantung pada kesempatan-kesempatan dalam hidupnya untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja, tempat ia dapat menghasilkan upah yang cukup, karena tak setuju

melakukan pekerjaan non-upahan dan pekerjaan berupah rendah (Ollenburger and Helen, 1996).

Rumah tangga di pedesaan sebagai satu kesatuan sosial ekonomi penting karena terdiri dari sejumlah anggota pencari nafkah. Tenaga kerja itu terdiri dari laki-laki dan wanita dewasa maupun anak-anak yang dianggap cukup mampu melaksanakan sesuatu (Sajogya , 1983).

(21)

Pengukuran tenaga kerja dapat diukur dengan rumus : 1. Tenaga kerja pria = jam kerja x 1 HKP

2. Tenaga kerja wanita = jam kerja x 1 HKP 3. Tenaga kerja anak-anak = jam kerja x 1 HKP (Hernanto, 1989)

Penerimaan usahatani diperoleh dengan mengalikan total produksi dengan harga jual padi, ditulis dengan rumus sebagai berikut :

TR = y i x Py i

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dari usahatani Py = Harga Y

Pendapatan yang diterima dalam usahatani antara lain: pendapatan tenaga kerja, pendapatan bersih dan pendapatan keluarga. Pendapatan bersih usahatani diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan dengan biaya atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pd = TR - TC Keterangan : Pd = Pendapatan usahatani TR = Total penerimaan TC = Total biaya (Soekartawi, 2001)

(22)

2.2. Landasan Teori

Peranan adalah aspek dinamis dari status yang dimiliki oleh seseorang. Peranan dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu: peranan yang ditentukan oleh masyarakat secara normative, peranan yang merupakan orientasi bagi individu, peranan sebagai kegiatan atau perilaku individu (Kadir, 1986).

Rumah tangga atau keluarga terdiri dari sejumlah anggota pemberi tenaga kerja dalam proses produksi dan kegiatan lainnya yang terdiri dari pria dan wanita, dewasa maupun anak-anak. Pada masyarakat patrilineal (khususnya masyarakat Batak), aktifnya wanita dalam mencari nafkah selain alasan ekonomi, ada kecenderungan untuk dapat menempatkan posisinya semakin tinggi dalam keluarga maupun kerabatnya (Hutajulu, 2004).

Dalam difrensiasi peranan dalam keluarga maka nampak bahwa posisi yang ditempati oleh berbagai anggota dari keluarga itu akan berbeda, perbedaan didasarkan atas pertimbangan seperti: umur, jenis kelamin, generasi posisi ekonomi dan perbedaan dalam pembagian kekuasaan. Perbedaan posisi antara laki-laki dan wanita dalam keluarga sebagian disebabkan oleh alasan-alasan biologis, fisik kuat atau lemah, sebagian lagi karena perbedaan sosil dan budaya lingkungan keluarga itu (sistem patrineal/matrineal), siapa yang mengasuh dan mendidik anak, siapa yang mencari nafkah, siapa yang tampil kedepan pada kegiatan-kegiatan yang ritual (Sajogya, 1983).

Keterlibatan wanita yang semakin tinggi dalam pertanian adalah karena dorongan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga atau di sisi lain mungkin membuat posisi wanita semakin kuat dalam keluarga. Semakin tinggi pendapatan wanita tani dalam menyumbangkan pendapatan dalam pendapatan

(23)

keluarga maka semakin tinggi diatas kedudukan pria peranan wanita tersebut dalam keluarga. Bila rendah pendapatan wanita dalam menyumbangkan pendapatan keluarga maka peranannya dalam keluarga masih berada di bawah suami (Hutajulu, 2004).

Wanita tani yang kesehariannya sebagai pengurus rumah tangga dan kemudian mencari nafkah untuk pendapatan keluarga disebabkan oleh faktor-faktor sosial dan ekonomi. Bila dilihat dari usia para petani di Indonesia, sebesar 15,1 juta orang (76,25 %) berusia sekitar 25-54 tahun sementara diatas 55 tahun mencapai 4,2 juta (21,46 %) dari jumlah rumah tangga pertanian di Indonesia. Umur rata-rata petani sangat berpengaruh pada produktivitas dan aktivitas sehari-hari (Anonimous, 2000).

Tingkat pendidikan manusia umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Ditinjau dari tingkat pendidikan jumlah rumah tangga pertanian di Sumatera Utara sangat rendah sehingga mengakibatkan jenis pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang dimiliki mengakibatkan pendapatan yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang diperoleh (Soekartawi, 2002).

Tingkat pengalaman sesorang berusaha tani berpengaruh pula dalam menerima inovasi. Dalam mengadakan suatu penelitian lama pengalaman diukur mulai sejak kapan petani aktif secara mandiri mengusahakan usahataninya sampai diadakannya penelitian (Fauzia dan Tampubolon, 1991).

(24)

Pendapatan yang diperoleh suami yang sedikit dan kurang bagi pemenuhan biaya hidup/keluarga mengakibatkan wanita dalam keluarga tersebut berkeinginan untuk menambah pendapatan keluarga untuk biaya kebutuhan hidup. Pendapatan masyarakat yang semakin besar mencerminkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang semakin terjamin (Anonimous, 1990).

Masyarakat petani tradisional di Pulau Jawa khususnya buruh tani Perempuan yang miskin sumbangan penghasilannya sering tidak dapat diperhitungkan langsung dengan uang, karena dalam kehidupan kesehariannya tenaga yang mereka keluarkan seringkali menggunakan ukuran harga beras. Mereka tidak menyebut besaran rupiah yang diterima sebagai upah atau penghasilan hari itu, tetapi cukup dengan menyebut 2 liter, 3 liter atau 4 liter beras, dan sebagainya. Sumbangannya bagi pendapatan rumah tangga dalam banyak hal bersifat tidak langsung karena berkat pekerjaan yang dilakukan tersebut maka anggota lain dalam keluarga (rumah tangga)nya dapat melakukan kegiatan yang secara langsung menghasilkan uang untuk digunakan bagi keperluan rumah tangga (Suganda, 2004).

Peran wanita dibidang pertanian memang tak kecil, mereka sudah berperan mulai dari penanaman, pemeliharaan usaha tani sampai dengan pengelolaan pasca panen dilakukan oleh wanita tani. Peran wanita dalam membantu petani mengelola usaha taninya perlu terus menerus ditingkatkan, agar mereka mampu untuk peningkatan kesejahteraan keluarganya. Peranannya dalam peningkatan produksi pertanian, karena dengan peningkatan produksi diharapkan akan membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya, contohnya mereka mengusahakan pekarangan mereka dengan aneka tanaman untuk

(25)

kebutuhan sendiri dan mencukupi kebutuhan gizi keluarganya. Pengelolaan pekarangan ini cukup mudah hasilnya sangat berpengaruh dalam menunjang

pendapatan keluarga, kesehatan dan kebutuhan gizi keluarga (Pemkab Ketapang, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Heutin Nauly (dalam Hutajulu,2004) mengenai tingkat keberhasilan dikalangan wanita Batak, Minangkabau dan Jawa di kota Medan, dimana diteliti mengenai sejauh mana faktor-faktor budaya sebagai faktor ekstern berpengaruh terhadap motivasi keberhasilan dikalangan wanita tani/wanita pekerja. Nauly dalam penelitiannya mengambil sampel wanita pekerja (tingkat menejer atas, berpendidikan universitas, dan tidak berstatus sebagai pegawai negeri). Wanita pekerja dari kelompok etnik Batak memiliki tingkat keberhasilan yang rendah, begitu juga dengan wanita pekerja dari kelompok etnis Minangkabau dan Jawa, tetapi tingkat keberhasilan Minangkabau memiliki derajat keberhasilan lebih rendah yang cukup signifikan dari wanita pekerja Batak maupun Jawa.

Nilai-nilai yang terkait dalam keberhasilan tersebut disosialisasikan dan internalisasikan dalam masyarakat budaya kelompok etnis tersebut. Dalam masyarakat Minangkabau wanita ditempatkan dalam posisi yang sentral setidaknya sederajat dengan laki-laki, telah menyebabkan keberhasilan wanita

tidak akan menyebabkan pandangan yang negatif dari masyarakatnya (Hutajulu, 2004)

(26)

2.3. Kerangka Pemikiran

Dewasa ini wanita Indonesia bukan hanya menuntut persamaan hak antara wanita dan pria, tetapi juga menuntut peranan sebagai sumber daya manusia dalam berbagai pekerjaan. Begitu pula dalam rumah tangga pertanian yang terdiri dari suami dan istri sama-sama berupaya memberikan sumbangan dalam menambah pendapatan keluarga.

Usahatani keluarga yang terdiri dari suami dan istri dalam menjalankan kehidupan haruslah memiliki pendapatan. Pada umumnya pendapatan yang diperoleh dari seorang suami dengan bekerja sebagai petani tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Untuk itu disini istri turut berperan dalam membantu suami dengan bekerja didalam usahatani keluarga dan juga usaha lainnya (seperti beternak dan berdagang)

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui seberapa besar peranan wanita tani dalam menyumbang pendapatan keluarga dibidang produktif pada usahatani padi sawah dan usaha lainnya dapat ditentukan dengan menelaah curahan tenaga kerja dan kontribusi pendapatan wanita terhadap total pendapatan keluarga. Peranan wanita dalam curahan tenaga kerja yaitu berupa waktu dan tenaga dalam setiap komponen kegiatan usahatani keluarga dan juga usaha lainnya. Adapun curahan tenaga kerja yang diberikan pada usahatani keluarga adalah curahan waktu untuk: penyemaian, persiapan lahan, penanaman, pengaturan air, pemeliharaan dan panen. Tahapan kegiatan bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan produksi yang sesuai dengan harapan. Tahapan kegiatan usahatani ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi seperti: modal, lahan dan harga. Jika produksi tinggi maka akan mendatangkan penerimaan yang besar.

(27)

Penerimaan usahatani adalah hasil produksi dikalikan dengan harga. Bila jumlah penerimaan dikurangi biaya produksi kecuali biaya tenaga kerja maka akan diperoleh pendapatan tenaga kerja. Jumlah pendapatan tenaga kerja dikurangi biaya tenaga kerja (dalam keluarga + tenaga kerja luar keluarga) maka akan diperoleh pendapatan bersih usahatani. Pendapatan bersih usahatani ditambah nilai tenaga kerja dalam keluarga diperoleh pendapatan keluarga.

Pendapatan keluarga petani akan bertambah jika kedua belah pihak (suami dan istri) bekerja, sehingga disini diperlukan peran istri (wanita tani) yang mana besar-kecil pendapatan istri akan mengakibatkan rendah-tingginya pendapatan keluarga tersebut. Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

(28)

Skema Kerangka Pemikiran:

Usahatani Keluarga

Suami

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan:

: Hubungan tidak langsung

: Berhubungan langsung Suami Penerimaan Tahapan kegiataan : 1. Persemaian 2. Persiapan Lahan 3. Penanaman 4. Pengaturan air 5. Pemeliharaan : - Penyulaman - Penyiangan - Pemupukan - Pengendalian H&P 6. Pemanenan Istri Produksi Pendapatan Keluarga Penerimaan usaha lain Faktor sosial ekonomi : - Umur - Pendidikan - Pengalaman - Jumlah tanggungan keluarga Curahan Tenaga Kerja Keluarga

(29)

2.4. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah dan tujuan penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Profil wanita di daerah penelitian adalah masih sangat sederhana.

2. Curahan tenaga kerja pria dalam usahatani padi sawah adalah tinggi sedangkan wanita rendah, sedangkan dalam pekerjaan rumah tangga waktu yang dicurahkan pria adalah rendah sedangkan wanita tinggi.

3. Pendapatan rumah tangga petani padi sawah di daerah penelitian adalah rendah.

4. Kontribusi pendapatan wanita dari usahatani padi sawah dan non usahatani padi sawah cukup besar terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian.

5. Terdapat pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga) wanita tani terhadap besarnya kontribusi pendapatan wanita tani dalam pendapatan keluarga di daerah penelitian.

(30)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode yang digunakan dalam penentuan daerah penelitian adalah secara

purposive di Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir dengan

pertimbangan bahwa Kecamatan tersebut merupakan salah satu sentra produksi padi sawah dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian bertani. Desa ini dipilih karena berdasarkan data dan pra survey yang dilakukan, desa ini memiliki luas produksi padi sawah relatif tinggi.

3.2. Metode Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode “Stratified Random

Sampling”, karena bersifat heterogen. Berdasarkan luas lahan yang dimiliki petani

produsen dengan jumlah sampel 30 orang maka sampel ini dibagi 3 strata yaitu: untuk strata 1 dengan luas lahan ≤ 0,25 Ha jumlah sampel 10 orang, strata 2 dengan luas lahan 0,25-0,5 Ha dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang, strata 3 dengan luas lahan 0,5-1 Ha dengan sampel 5 orang. Tabel 4 berikut menunjukkan jumlah populasi dan sampel petani didaerah penelitian.

Tabel 4. Jumlah Populasi dan Sampel Berdasarkan Strata Luas Lahan di wilayah/Desa Sionggang Utara Tahun 2006.

No Strata (Ha) Populasi Sampel

1 ≤ 0,25 140 10

2 0,25 - 0,5 215 15

3 ≥ 0,5 - 1 60 5

Total 423 30 Sumber : Pra Survei

(31)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara atau kuisioner langsung dengan sampel. Data yang lain adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti : Dinas Pertanian, Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir, Kantor Kecamatan Lumban Julu serta Kantor Kepala Desa Sionggang Utara. Adapun spesifikasi pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Spesifikasi jenis data yang akan diperoleh

No Jenis Data Sumber Metode

Pengumpulan

Alat yang digunakan 1 Identitas Responden Petani Wawancara Kuisioner 2 Luas Lahan Petani Wawancara&Observasi Kuisioner 3 Curahan Tenaga Kerja Petani Wawancara Kuisioner 4 Pendapatan Petani dari

Usahatani Padi sawah

Petani Wawancara Kuisioner

5 Pendapatan Wanita Tani dari Usaha Lainnya

Petani Wawancara Kuisioner

6 Luas lahan, Harga Wawancara Kuisioner

3.4. Metode Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh, kemudian ditabulasikan terlebih dahulu. Data yang ada selanjutnya dianalisis dengan uji/rumus yang sesuai.

Hipotesis 1, dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan melihat pola pekerjaan rumah tangga, pola pekerjaan wanita dalam mencari nafkah, sosial budaya wanita didaerah penelitian, status sosial wanita di daaerah penelitian serta luas kepemilikan lahan.

(32)

Hipotesis 2, menggunakan analisis deskriptif dimana hal-hal yang perlu dijelaskan adalah curahan tenaga kerja dibidang Usahatani padi sawah dan curahan tenaga kerja dalam rumah tangga. Dimana untuk mengukur curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dapat diukur dengan rumus:

1. Tenaga Kerja Pria = jam kerja x 1 HKP 2. Tenaga Kerja Wanita = jam kerja x 0,8 x 1 HKP

Untuk melihat seberapa besar peranan wanita dan pria pada pekerjaan rumah tangga ditelaah melalui pendekatan difrensiasi peranan dalam rumah tangga yaitu menghitung alokasi waktu (Jam/Hari) diantara anggota rumah tangga pada setiap pekerjaan rumah tangga dimana hal ini dapat diukur jika:

- Curahan waktu wanita > dari pria maka peranan wanita besar dalam kegiatan rumah tangga dan sebaliknya.

- Curahan waktu wanita < dari pria maka peranan wanita kecil dalam kegiaan rumah tangga dan sebaliknya.

sedangkan untuk mengukur besar rataan curahan tenaga kerja Pria & Wanita dalam usahatani padi sawah diukur jika:

- Curahan Tenaga Kerja besar jika jumlah curahan tenaga kerja pria dan juga wanita rata-rata diatas 50 HKP.

- Curahan Tenaga Kerja kecil jika jumlah curahan tenaga kerja pria dan juga wanita rata-rata dibawah 50 HKP

(33)

Hipotesis 3, dihitung dengan rumus penerimaan usahatani diperoleh dengan mengalikan total produksi dengan harga jual padi, ditulis dengan rumus sebagai berikut :

TR = y i x Py

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dari usahatani Py = Harga Y

Setelah penerimaan dihitung maka dapat diketahui pendapatan keluarga yang diterima dalam usahatani antara lain : pendapatan tenaga kerja, pendapatan bersih, pendapatan keluarga.

Pendapatan bersih usahatani diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan dengan biaya atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pd = TR - TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

Untuk mengetahui besar atau kecil pendapatan rumah tangga di daerah penelitian diukur menurut standart pendapatan keluarga berdasarkan garis kemiskinan Sayogyo dimana Kriterianya:

a. Miskin Sekali, bila konsumsi beras < 240 Kg b. Miskin, bila konsumsi beras 240-320 Kg

c. Nyaris Miskin, bila konsumsi beras 320-480 Kg d. Kecukupan, bila konsumsi beras > 480 Kg

(34)

Pengukuran pendapatan petani dilakukan dengan cara:

- Pendapatan Besar: apabila jumlah sampel atau petani lebih dominan (banyak) masuk kedalam kategori yang berkecukupan.

- Pendapatan kecil: apabila jumlah sampel atau petani lebih dominan (banyak) masuk atau berada dibawah garis kemiskinan.

Untuk menguji hipotesis 4, untuk melihat peranan wanita dalam menambah pendapatan keluarga dapat ditelaah melalui alokasi ekonomi yaitu dengan mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh wanita dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga, kriteria pengukurannya adalah:

- Apabila kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga diatas 30% maka kontribusi pendapatan wanita cukup tinggi.

- Apabila kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga dibawah 30% maka kontribusi pendapatan wanita cukup rendah.

Hipotesis 5, dianalisis dengan metode regresi linear dengan rumus sebagai berikut: 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1x b x b x b x b x b bo+ + + + + = Υ Keterangan:

Y : Pendapatan isteri (Rp/bulan) B0 : Koefisien intercept

B1…5 : Koefisien Regresi

X1 : Umur

X2 : Pendidikan

X3 : Pengalaman

X4 : Jumlah Tanggungan Keluarga

(35)

Untuk menguji hipotesis apakah variable X berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Y digunakan rumus :

F = ) 1 ( ) 1 ( 2 2 − − − k n r k r Keterangan : r2 : Koefisien determinasi n : Jumlah sampel

k : Derajat bebas pembilang n-k-l : Derajat bebas penyebut

Uji Kriteria :

• Jika Fhit < Ftabel maka tolak H0

yaitu : Tidak ada pengaruh sosial-ekonomi petani terhadap besarnya kontribusi pendapatan istri/wanita tani dalam menyumbang pendapatan keluarga.

• Jika Fhit > Ftabel maka terima H1

Yaitu : Ada pengaruh sosial-ekonomi petani terhadap besarnya kontribusi pendapatan istri/wanita tani dalam menyumbang pendapatan keluarga

Menguji secara parsial dapat dilakukan dengan uji t yaitu :

Thit = 1 1 Sb b S2y123 = 1 ) ( 2 − − − ∑ k n y y S2b1 = ) 1 ( 2 2 123 2 i i R x y s − ∑

(36)

Keterangan :

b1 : Koefisien regresi ke-1

Sb1 : Simpangan baku koefisien regresi ke-1

n-k-1 : Derajat bebas

S2b1 : Standart Error parameter b

S2y123 : Standart error estimasi

Xi : Variabel bebas ( i = 1,2,3,4,5)

Uji Kriteria :

• Jika thit < ttabel maka tolak H0

yaitu : Tidak ada pengaruh sosial-ekonomi petani terhadap besarnya kontribusi pendapatan istri/wanita tani dalam menyumbang pendapatan keluarga.

• Jika thit > ttabel maka terima H1

Yaitu : Ada pengaruh sosial-ekonomi petani terhadap besarnya kontribusi pendapatan istri/wanita tani dalam menyumbang pendapatan keluarga. (Pasaribu, 1989).

3.5. Definisi Dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalaha pahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah yang terdapat dalam proposal ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1. Definisi

a. Rumah tangga petani adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam satu bangunan fisik dan makan dari satu dapur.

b. Pekerjaan mencari nafkah adalah: segenap kegiatan yang dilakukan untuk mendatangkan pendapatan.

c. Kegiatan nafkah sektor pertanian adalah: usaha tani yang meliputi usahatani padi sawah dan usahatani diluar padi sawah, yaitu beternak atau memelihara ternak, serta berdagang.

(37)

d. Tenaga kerja wanita tani adalah ibu rumah tangga petani yang bekerja mencari nafkah untuk keluarga baik itu dibidang usaha tani padi sawah maupun usaha lainnya.

e. Tenaga kerja pria adalah suami yang bekerja mencari nafkah untuk keluarga dibidang usaha tani padi sawah.

f. Wanita tani adalah istri yang bekerja mencari nafkah baik itu pada usahatani padi sawah maupun usaha lainnya.

g. Anggota keluarga adalah seluruh anak atau orang yang menjadi tanggungan dalam keluarga selain suami dan istri yang hidup dan makan dari hasil kegiatan nafkah tersebut.

h. Umur adalah usia pada sampel pada saat penelitian dilakakukan (tahun). i. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang diperoleh oleh sampel (tahun). j. Pengalaman adalah lamanya curahan waktu untuk bekerja pada suatu

pekerjaan (tahun).

k. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dalam keluarga untuk dibiayai.

l. Pendapatan suami adalah besarnya penerimaan yang diperoleh dari pekerjaan yang dilakukan (Rupiah/ Musim Tanam)

m. Kontribusi Pendapatan adalah: Besarnya sumbangan pendapatan wanita terhadap total pendapatan keluarga yang dihitung dalam persen (%).

(38)

3.5.2. Batasan Operasional

1. Daerah Penelitian adalah di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2007.

3. Sampel Penelitian adalah rumah tangga atau wanita yang masih bersuami atau istri yang bekerja disektor pertanian khususnya padi sawah..

(39)

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian Letak Dan Luas Geografis

Desa Sionggang Utara terletak di Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten

Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Desa Sionggang Utara berjarak 40 Km dari ibukota Kabupaten Toba Samosir, 1 Km dari ibukota Kecamatan Lumban Julu. Daerah ini bertopografi daratan dengan luas wilayah 1400 Hektar. Secara administrasi Desa Sionggang Utara mempunyai batas–batas wilayah sebagai berikut :

• Di Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Asahan

• Di Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sionggang Selatan • Di Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sibisa

• Di Sebelah Timur berbatasan dengan Pasar Lumban Julu

Penggunaan Lahan

Desa Sionggang Utara mempunyai luas wilayah 1400 Hektar. Penggunaan lahan di desa Sionggang Utara menurut fungsinya terdiri atas pemukiman, tanah sawah dan ladang, tanah perkebunan rakyat, perkantoran pemerintah, dan tanah hutan. Gambaran luas wilayah Desa Sionggang Utara berdasarkan jenis penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :

(40)

Tabel 6. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sionggang Utara Tahun 2006 No Jenis Penggunaan Lahan Luas Areal (Ha) Persen (%) 1 Pemukiman 54,0 3,86

2 Tanah Sawah & Ladang 380,5 27,18 3 Tanah Basah (Rawa) 3,0 0,21 4 Tanah Perkebunan Rakyat 64,0 4,57 5 Perkantoran Pemerintah 11,5 0,82

6 Tanah Hutan 887,0 63,36

Total 1400,0 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2006

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan lebih banyak adalah tanah hutan sebesar 887 Ha (63,36 %), untuk pertanian yaitu sawah dan ladang yaitu sebesar 380,5 Ha (27,18 %), untuk tanah perkebunan rakyat 64,0 (4,57 %), untuk pemukiman 54,0 (3,86 %), perkantoran pemerintah 11,5 (0,82 %), dan untuk tanah rawa sebesar 3,0 (0,21 %).

Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Penduduk Desa Sionggang Utara memiliki kelompok usia yang berbeda-beda. Jumlah penduduk di Desa Sionggang Utara sampai pada tahun 2006 tercatat sebanyak 1977 jiwa. Terangkum dalam 423 KK yang terdiri dari 980 jiwa laki-laki (17,13 %) dan 997 jiwa perempuan (17,35 %). Dimana penduduk berjenis kelamin perempuan pada Desa Sionggang Utara lebih banyak sekitar 0,22 % dari pada berjenis kelamin laki-laki. Selain itu jumlah penduduk juga terdiri dari beberapa komposisi penduduk menurut umur dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :

(41)

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut umur, Tahun 2006 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin (Jiwa) Total Keseluruhan No Kelompok Umur (Thn) Pria Wanita Persentase (%) 1 00-06 115 212 327 16,54 2 07-12 102 150 252 12,75 3 13-15 79 90 169 8,55 4 16-18 30 38 68 3,44 5 19-25 80 87 167 8,45 6 26-35 166 176 342 17,30 7 36-45 122 128 250 12,65 8 46-50 60 65 125 6,32 9 51-60 98 127 225 11,38 10 > 61 19 33 52 2,63 Total 980 997 1977 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2006

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa kelompok umur yang paling besar jumlahnya adalah kelompok umur pada golongan 26-35 tahun yaitu sebanyak 342 jiwa (17,30 %) dan jumlah penduduk terkecil terdapat pada golongan umur 61 tahun keatas sebanyak 52 jiwa (2,63 %) dari total seluruh jumlah penduduk.

Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Distribusi penduduk Desa Sionggang Utara menurut tingkat pendidikan terdiri dari belum sekolah, tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA, tamat Diploma (D1-D3) dan Sarjana (S1). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini :

(42)

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan, Tahun 2006

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%) 1 Belum Sekolah 327 19,82 2 Tamat SD 522 31,64 3 Tamat SLTP 430 26,06 4 Tamat SLTA 221 13,39 5 Diploma (D1-D3) 80 4,85 6 Sarjana (S1) 70 4,24 Total 1650 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2006

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Sionggang Utara dengan tingkat pendidikan yang terbesar adalah tamat SD sebanyak 522 jiwa (31,64 %), dan jumlah yang terkecil adalah Sarjana (S1) sebanyak 70 jiwa (4, 24 %). Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Sionggang Utara sudah cukup tinggi karena sudah ada yang mengikuti pendidikan akademik dan Perguruan Tinggi.

Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian utama penduduk desa Sionggang Utara umumnya adalah dibidang pertanian atau menjadi petani. Selain itu ada sebagian besar juga bermata pencaharian sebagai pedagang, Buruh tani, dan lain sebagainya. Sebagai gambaran tentang keadaan penduduk menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :

(43)

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Sionggang Utara, Tahun 2006

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%) 1 Petani 1703 86,14 2 Buruh Tani 100 5,06 3 Buruh (Swasta) 13 0,66 4 Pegawai Negri 50 2,53 5 Pedagang 45 2,28 6 Montir 1 0,05 7 Dokter 1 0,05 8 Supir 9 0,46 9 Tidak Menentu 55 2,78 Total 1977 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2006

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dengan mata pencaharian bekerja sebagai Petani sebanyak 1703 jiwa (86,14 %), Buruh Tani sebanyak 100 jiwa (5,06 %), Tidak menentu sebanyak 55 jiwa (2,78 %), Pegawai Negri 50 jiwa (2,53 %), Pedagang sebanyak 45 jiwa (2,28 %), Buruh Swasta 13 jiwa (0,66 %), Supir sebanyak 9 jiwa (0,46 %), Montir sebanyak 1 jiwa (0,05 %) dan Dokter sebanyak 1 jiwa (0,05 %).

Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakatnya. Semakin baik atau lengkap sarana dan prasarana pendukung maka akan mempercepat laju perkembangan desa tersebut. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Sionggang Utara dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini :

(44)

Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Desa Sionggang Utara Tahun 2006.

No Sarana dan Prasarana Jumlah/ unit

1 Sarana Pendidikan - Sekolah Dasar 1 2 Sarana Ibadah - Gereja 1 3 Sarana Kesehatan - Posyandu - Puskesmas - Toko Obat 3 1 1 4 Prasarana Transport

- Panjang Jalan Aspal - Panjang Jalan Tanah

3 Unit (2,3 Km) 4 Unit (3,0 Km) 5 Prasarana Komunikasi

- Wartel 1

6 Prasarana Air Bersih - Sumur Pompa

- Mata air

5 4

7 Kantor Kepala Desa 1

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2006

Meihat keadaan sarana dan prasarana di Desa Sionggang utara dari Tabel 10 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat dibidang tertentu sudah dapat dipenuhi sedangkan untuk bidang pendidikan masih perlu mendapat perhatian dari pemerintah.

(45)

Lembaga/Instansi Yang Mengakomodir Kegiatan Sosial Wanita di Desa Sionggang Utara

Adapun lembaga atau instansi yang mengakomodir kegiatan sosial wanita di Desa Sionggang Utara dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Lembaga/Instansi Yang Mengakomodir Peranan Wanita di Desa Sionggang Utara

No Lembaga/Instansi Keterangan/Kegiatan

1 Gereja - Acara Jam Doa (“Partangiangan”)

- Kegiatan Paduan Suara (Koor) 2 Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK)

- Pembinaan Kebersihan rumah dan Pekarangan

- Pembinaan Penanaman Tanaman Bermanfaat di Pekarangan rumah 3 Serikat Tolong-Menolong (STM) - Kegiatannya merupakan bagian dari

kegiatan “Sarikat Ni Huta”.

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa di Desa Sionggang Utara hanya ada 3 lembaga atau instansi yang dapat mendukung pengembangan kegiatan wanita-wanita di Desa Sionggang Utara.

4.2. Karakteristik Wanita Tani Sampel

Karakteristik wanita tani sampel di daerah penelitian adalah merupakan gambaran umum wanita tani sample di Desa Sionggang Utara. Karakteristik wanita tani sample meliputi : tingkat umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan keluarga.

Dalam penelitian ini yang menjadi wanita tani sample adalah istri yang bekerja dalam bidang usahatani padi sawah dan usaha lain diluar padi sawah (seperti berdagang dan beternak) yang berjumlah sebanyak 30 sampel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini :

(46)

Tabel 12. Karakteristik Wanita Tani Sampel di Desa Sionggang Utara Tahun 2006

No Karakteristik Sampel Satuan Range Rataan

1 Umur Tahun 28-53 37,63

2 Tingkat Pendidikan Tahun 5-12 8,10 3 Pengalaman Bertani Tahun 9-30 17,53 4 Jumlah Tanggungan Keluarga Jiwa 2-6 4,03 Sumber : Data dari lampiran 1.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa rata-rata umur wanita sampel di Desa Sionggang Utara berkisar antara 28-53 tahun dengan rataan sebesar 37,63 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa umur sampel masih berada dalam usia produktif sehingga memiliki potensi yang cukup besar dalam usahatani padi sawah dan usaha lain diluar usahatani padi sawah.

Tingkat pendidikan petani berkisar antara 5-12 tahun dengan rataan 8,10 tahun, hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya rata-rata tingkat pendidikan sampel adalah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pengalaman bertani wanita tani sampel berkisar antara 9-30 tahun dengan rataan sebesar 17,53 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa sampel telah memiliki pengalaman bertani yang cukup lama dalam berusahatani padi sawah, sehingga mereka bisa dikatakan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam mengelolah usahataninya.

Jumlah tanggungan keluarga sampel berkisar antara 2-6 jiwa dengan rataan sebesar 4,03 jiwa (4 jiwa). Dari rataan tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga sampel cukup banyak dimana yang tertinggi adalah 6 jiwa dan terendah adalah 2 jiwa.

(47)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Profil Wanita Di Desa Sionggang Utara

Masyarakat Desa Sionggang utara umumnya adalah suku batak. Masyarakat di daerah ini ternyata adapt mempengaruhi peranan wanita dalam keluarga rumah tangga dan masyarakat. Menurut adat batak status sosial pria lebih tinggi dari wanita. Hal ini sangat jelas dalam pembagian harta warisan, yang kadang-kadang wanita tidak berhak atas warisan, sehubungan dengan hak-hak itu anak laki-laki sejak kecil sosialisasinya diarahkan untuk menangani kegiatan diluar rumah tangga yaitu berupa pencari nafkah dan juga kegiatan budaya (adat) karena pada daerah penelitian masih menganut prinsip patrilinear (mengikuti garis keturunan dari ayah) sehingga dalam kebudayaan pria lebih berperan aktif, sedangkan wanita sosialisasinya ditujukan untuk menangani kegiatan rumah tangga seperti : memasak, membersihkan rumah, dan lain-lain walaupun wanita juga terlibat dalam budaya (adat).

Demikian juga dengan kesempatan memperoleh pendidikan, anak laki-laki lebih cenderung diutamakan daripada anak wanita, hal ini banyak terjadi pada keluarga-keluarga yang ekonominya tidak mencukupi, sehubungan dengan hal tersebut mereka menggangap bahwa anak laki-laki kelak penerus keturunan dan pembawa nama keluarga.

Pada masyarakat batak khususnya di Desa Sionggang Utara menganut sistem kekerabatan yang patrineal dan mengikuti garis keturunan melalui ayah (bapak), oleh karena itu masyarakat yang patrilineal kedudukan wanita berbeda sebelum dan sesudah kawin.

(48)

Sebelum kawin kedudukan anak wanita ditentukan oleh kedudukan ayahnya dan sesudah kawin ditentukan oleh suaminya. Selain itu wanita-wanita di desa ini sebelum kawin mereka berhak menikmati kekayaan orang tua dan setelah kawin mereka hanya berhak menerima pemberian orang tuanya saja, dan hanya berhak untuk mengelola harta milik suaminya bersama anggota keluarga suaminya. Hal diatas menunjukkan bahwa adat hubungan kekerabatan yang patrilineal menjadi dasar bagi hubungan dalam kehidupan berkeluarga pada masyarakat di daerah ini.

Laki-laki batak di Desa Sionggang Utara sangat perduli terhadap status sosial wanita (istri). karena bagi mereka istri (wanita) itu adalah yang dipinang/dibeli (secara adat) yang dihormati sebagai pendamping keluarga dan sumber keturunan, sehingga wanita (istri) tidak dapat dipandang sebagai pembantu didalam rumah tangga melainkan merupakan “kekuatan didalam rumah tangga”, hal ini dapat terlihat dari pola pengambilan keputusan bersama keputusan istri biasanya dominan dalam bidang pendidikan anak dan dominan juga terhadap pekerjaan produksi.

Pada masyarakat batak perceraian jarang terjadi, karna disamping agama tidak memperbolehkan adat juga tidak memperbolehkan adanya perceraian, jika perceraian terjadi, wanita (istri) tidak berhak atas harta, tetapi lain hal jika wanita tersebut menjanda.

(49)

5.1.1. Kegiatan Wanita Dalam Organisasi Sosial

Ditengah kesibukan dan keterbatasan wanita-wanita rumah tangga masih menyempatkan diri untuk ikut dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kegiatan yang mereka pilih untuk dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam menjalaninya. Adapun kegiatan yang dilakukan/di ikuti adalah :

1. Upacara Kelahiran

Dalam upacara kelahiran ibu-ibu rumah tangga datang mengunjungi keluarga yang baru lahir dan memberi ucapan selamat atas hadirnya anak ditengah-tengah keluarga tersebut.

2. Upacara Pernikahan

Peran ibu-ibu rumah tangga terutama kerabat dekat keluarga yang melangsungkan upacara pernikahan serta para ibu-ibu anggota kumpulan “sarikat Ni Huta” yang sama dengan keluarga yang melangsungkan upacara pernikahan adalah membantu menyiapkan bumbu-bumbu masakan, memasak nasi, menyediakan minuman, menyiapkan peralatan makanan dan minuman seperti piring dan cangkir, serta menyiapkan tikar untuk tempat duduk para tamu, tetapi setelah upacara pernikahan berlangsung selain ibu-ibu tersebut hadir mereka juga turut membantu melayani para tamu akan makanan dan minuman.

3. Upacara Kematian

Dalam upacara kematian kegiatan ibu-ibu rumah tangga tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan ibu-ibu dalam upacara pernikahan hanya saja disini ibu-ibu serta bapak-bapak yang dekat dengan keluarga yang mendapat musibah turut serta menemani dan menguatkan keluarga yang mendapat musibah sampai upacara penguburan dilakukan. Setelah upacara penguburan dilakukan, pada hari

(50)

minggunya ibu-ibu dan juga bapak-bapak dari pihak gereja, ataupun anggota gereja kembali mengunjungi keluarga yang mendapat musibah untuk memberikan kata-kata penghiburan dan penguatan bagi keluarga yang ditinggalkan (dalam bahasa batak toba acara ini disebut dengan “ Acara Mangapuli”).

4. Acara Jam Doa (dalam bahasa batak toba disebut “Partangiangan”).

Kegiatan ini dibuat oleh pihak gereja yang dihadiri oleh ibu-ibu, bapak-bapak serta remaja didesa tersebut. Disini selain kebaktian mereka juga melakukan doa khusus terhadap masalah-masalah yang sedang dialami masyarakat desa tersebut, selain itu kegiatan ini bermaksud agar anggota jemaat gereja lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dan mempererat hubungan antara sesama anggota jemaat gereja juga kepada pengurus-pengurus gereja.

5. Mengikuti Kegiatan Paduan Suara (koor) gereja.

Kegiatan koor ini terdiri atas: yang pertama beranggotakan ibu-ibu yang telah berumur 45 -57 tahun dimana kumpulannya disebut ” Koor Ina Pararikamis” atau ibu-ibu yang melakukan latihan pada hari kamis, yang kedua ibu-ibu yang beranggotakan dibawah umur 45 tahun kebawah atau ibu-ibu yang berumah tangga tergolong umurnya masih muda dimana kumpulannya disebut ” Koor Ina Naposo” (ibu-ibu ini mengadakan latihan setelah ibadah minggu selesai), yang ketiga yang beranggotakan bapak-bapak dimana kumpulannya disebut ”Koor Ama” dalam hal ini bapak-bapak tidak ada pembagian anggota berdasarkan umur, dan yang keempat adalah ibu-ibu yang berumur 57 tahun keatas (yang telah lanjut usia) dimana kumpulannya disebut ”Koor Lansia”, yang kelima beranggotakan para remaja putra dan putri dimana kumpulannya disebut ” Koor Naposo Bulung”.

(51)

7. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Adapun PKK ini di pimpin oleh Ibu Camat dan Ibu Kepala Desa yang mana kegiatannya diadakan dirumah kepala desa. Karena anggota PKK ini adalah ibu-ibu petani maka waktu dan jadwal kegiatannya disesuaikan dengan hari yang mereka inginkan. Adapun kegiatannya meliputi pembinaan kebersihan rumah dan pekarangan, pembinaan pemanfaatan pekarangan rumah dengan menanam tanaman yang bermanfaat.

8. Sarikat Tolong Menolong (” Sarikat Ni Huta”) .

Serikat Tolong-Menolong di Desa Sionggang Utara dinamakan ”Sarikat Ni Huta” karena dalam perkumpulan ini semua marga atau rumah tangga yang ada didesa boleh menjadi anggota perkumpulan karena perkumpulan ini tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antar sesama warga, merundingkan serta menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh warga.

Hal –hal diatas adalah sederet kegiatan yang diikuti / dilakukan oleh para ibu-ibu ataupun wanita-wanita di Desa Sionggang Utara dalam lingkungannya, yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

5.1.2. Peranan Wanita Dalam Pekerjaan Rumah Tangga

Pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengasuh anak, mengambil keputusan, mencuci piring/alat-alat rumah tangga, mengambil air, mencuci pakaian, membersihkan rumah dan pekarangan, menyetrika baju, dan sebagainya merupakan pekerjaan wanita. Semua anggota keluarga baik wanita dan pria, dewasa dan anak-anak terlibat dalam kegiatan ini.

(52)

Pekerjaan rumah tangga di Desa Sionggang Utara mencerminkan pola pekerjaan wanita sebagai istri, atau ibu rumah tangga maupun sebagai anak perempuan/gadis. Nampaknya ada kecenderungan bahwa wanita dewasa mempunyai peranan penting dalam rumah tangga untuk pekerjaan “memasak” dan kegiatan lain. Pada wanita yang bekerja mencari nafkah terdapat kegiatan memasak dilakukan sebelum berangkat kesawah dan setelah pulang dari sawah, anak juga terlibat dalam pekerjaan rumah tangga terutama anak wanita hampir terlibat dalam semua pekerjaan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 13. berikut ;

Tabel 13. Rata-rata Jumlah Jam Kerja Anggota Rumah Tangga dalam Satu Hari pada pekerjaan Rumah Tangga (Jam/Hari)

Kegiatan Pria/Suami Istri Anak-anak

1. Memasak 00 042210 372200 1240” 2. Mencuci 0 00 3100 11 40” 3. Menyetrika pakaian 0 00 2000 0940” 4. Membersihkan Rumah 00 024000 1750” 00 0930” 5. Mengasuh Anak 00 061800 451600 04 50Jumlah 00 15’ 18” 30 31’ 08” 00 48’ 20”

Sumber : Data Primer diolah 2007 (lampiran 12)

Keteranagn : 0 menunjukkan jam, ‘ adalah menit, “ adalah detik.

Dari Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita karena waktu yang dicurahkan wanita dalam pekerjaan rumah tangga lebih besar daripada suami. Rata-rata waktu yang dicurahkan wanita dalam pekerjaan rumah tangga adalah sekitar 3 jam/hari sementara pria hanya sekitar 0,15 jam/hari selain itu anak-anak juga terlibat dalam pekerjaan rumah tangga yaitu sebesar 0,48 jam/hari. Dari pola curahan waktu nampak jelas bahwa pandangan yang menyatakan pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita masih dijumpai di daerah ini walaupun sebenarnya pria sudah ikut terlibat dalam membantu pekerjaan rumah tangga.

(53)

5.1.3. Peranan Wanita Dalam Pekerjaan Mencari Nafkah

Pekerjaan mencari nafkah adalah seluruh kegiatan yang langsung menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan anggota rumah tangga. Menurut adat, pekerjaan mencari nafkah adalah pekerjaan pria, sedang pekerjaan wanita adalah pekerjaan rumah tangga, namun sekarang ini tidak demikian lagi berhubung karena kebutuhan untuk tangga semakin banyak akhirnya wanitapun turut terlibat dalam pekerjaan mencari nafkah.

Bekerja mencari nafkah oleh wanita didaerah ini sekarang sudah merupakan kebiasaan. Hal ini dapat dilihat dari curahan tenaga kerja baik diluar rumah ataupun dalam rumah tangga. Keikutsertaan wanita dalam kegiatan usahatani padi sawah, sangat menonjol pada saat pembibitan, menanam “(marsuan)”, pemupukan dan pemeliharaan “(marbabo)”. Sedang keterlibatan pria pada saat pemeliharaan (penyemprotan dan pemupukkan), pengolahan tanah, serta panen. Keterlibatan wanita dalam pekerjaan mencari nafkah pada dasarnya didorong oleh beberapa hal, yaitu:

1. Wanita terlibat dibidang pertanian dalam rangka upaya memenuhi kebutuhan pokok rumahtangga yang semakin beragam dan meningkat, sehingga apabila wanita (istri) ikut terlibat langsung dalam mengelolah usahataninya maka hal tersebut akan mengurangi biaya/ pengeluaran untuk mengupah tenaga kerja.

2. Wanita (istri) memiliki keinginan dalam memajukan anak-anaknya dalam bidang pendidikan sehingga wanita (istri) mencari alternative lain untuk menambah penghasilan keluarga agar anak-anaknya bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang tinggi (Perguruan TinggI).

(54)

Keadaan ekonomi yang semakin sulit karena luas pemilikan tanah warisan yang semakin sempit mendorong wanita untuk lebih banyak bekerja mencari nafkah, Pada keluarga yang golongannya rendah didapati bahwa orang tua tidak menyekolahkan anak perempuan mereka sampai tinggi (sampai jenjang Perguruan tinggi) mereka hanya mampu menyekolahkan sampai tingkat SMP saja dan jika ada anak perempuan mereka yang memaksa sampai SMU mereka hanya memperbolehkan sampai tingkat SMU saja setelah itu anak perempuan mereka dituntut untuk membantu orang tua dengan ikut serta dalam mengelolah usahatani padi sawah keluarga atau mencari pekerjaan dinegri orang (merantau).

5.1.4. Sosial Budaya Wanita Di Daerah Penelitian

Status sosial wanita batak didaerah penelitian tercermin dari :

Perkawinan Yang Dilakukan

Dari wawancara yang saya lakukan ada 2 bentuk perkawinan yang terjadi didaerah penelitian yaitu :

1. Perkawinan yang Syah atau Perkawinan yang dilakukan secara di pinang terlebih dahulu. Perkawinan yang seperti ini membuat si wanita akan lebih dihargai dan dihormati karena perkawinannya mendapat restu, diakui serta diketahui oleh pihak keluarga, oleh Adat dan masyarakat sekitar serta diberkati di gereja kemudian perayaannya akan diikuti dengan pesta adat yang dihadiri oleh Hula-hula, Dongan Tubu, Boru serta undangan lainnya. Acara perkawinan seperti ini dalam suku Batak Toba disebut dengan “Acara perkawinan Adat Na Gok. Adapun acara Adat pernikahan yang dilakukan adalah mulai dari : pembicaraan sinamot, waktu, tgl serta tempat

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Desa/
Tabel 2. Data Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja Menurut Lapangan  Pekerjaan Per Desa / Kelurahan Kecamatan Lumban Julu  Tahun  2006
Tabel 3. Luas Panen, Produksi Dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut     Desa/Kelurahan Tahun 2006
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran  Keterangan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kajian ini, terdapat empat hipotesis nol yang diuji: (i) Tidak wujud hubungan yang signifikan antara deposit permintaan perbankan Islam dengan kadar pulangan

Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan yang selanjutnya disebut UNPK adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik program Paket A, Paket B,

1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau

(1) Pelaporan keuangan untuk realisasi penggunaan anggaran dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilakukan langsung oleh pemimpin Satker dekonsentrasi sebagai

Dengan diumumkannya PEMENANG kepada peserta lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan, apabila masih terdapat kesalahan di dalam penetapan pemenang

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dengan kasih dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Identifikasi

Show that the time required for one half of the radioactive material to decay must be 0.693/k.

Penelitian dalam kasus pertumbuhan ekonomi dengan model ekonometrika spasial data panel pernah dilakukan oleh Edi (2012) yang memodelkan laju pertumbuhan ekonomi