• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pap-Smear Ppt Final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pap-Smear Ppt Final"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PAP SMEAR

PAP SMEAR

Denny’s Bercia

Denny’s Bercia

030.06.058

030.06.058

(2)

Pendahuluan...

Pendahuluan...

Pada tahun 1940Pada tahun 1940 DrDr.. George PapanicolaouGeorge Papanicolaou seorang Patologis berkebangsaanseorang Patologis berkebangsaan

Amerika, mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk Amerika, mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk mengetahui kebe

mengetahui keberadaan sel kankradaan sel kanker yang terer yang terdapat pada servik. dapat pada servik. SebagaiSebagai hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang

diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 tahun terakhir. P

tahun terakhir. Penapisan tersebut tidak enapisan tersebut tidak hanya dapat hanya dapat menemukan selmenemukan sel kanker, tapi juga sel pendahulunya (

kanker, tapi juga sel pendahulunya ( pre-cancero pre-cancerous cellus cell) Dengan diidentifikasi) Dengan diidentifikasi

dan dieradik

dan dieradikasinya sel asinya sel tersebut tersebut maka maka progresifprogresifitas itas dari sedari sel l kanker kanker dapatdapat dicegah.

(3)

Pendahuluan...

Pendahuluan...

Pada tahun 1940Pada tahun 1940 DrDr.. George PapanicolaouGeorge Papanicolaou seorang Patologis berkebangsaanseorang Patologis berkebangsaan

Amerika, mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk Amerika, mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk mengetahui kebe

mengetahui keberadaan sel kankradaan sel kanker yang terer yang terdapat pada servik. dapat pada servik. SebagaiSebagai hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang

diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 tahun terakhir. P

tahun terakhir. Penapisan tersebut tidak enapisan tersebut tidak hanya dapat hanya dapat menemukan selmenemukan sel kanker, tapi juga sel pendahulunya (

kanker, tapi juga sel pendahulunya ( pre-cancero pre-cancerous cellus cell) Dengan diidentifikasi) Dengan diidentifikasi

dan dieradik

dan dieradikasinya sel asinya sel tersebut tersebut maka maka progresifprogresifitas itas dari sedari sel l kanker kanker dapatdapat dicegah.

(4)

ANATOMI SERVIKS

ANATOMI SERVIKS

Serviks

Serviks



Bagian Uterus yang terendah &

Bagian Uterus yang terendah &

menonjol ke

menonjol ke

vagina bagian atas

vagina bagian atas

 T

 T

erbagi 2 bagian : Supravaginal & vaginal (portio)

erbagi 2 bagian : Supravaginal & vaginal (portio)

Berbentuk silinder, panjang 2.5-3cm. Disusun sedikit otot

Berbentuk silinder, panjang 2.5-3cm. Disusun sedikit otot

polos

polos

Bagian luar dari serviks pars vaginalis disebut ektoserviks. Di bagian

Bagian luar dari serviks pars vaginalis disebut ektoserviks. Di bagian

tengah portio terdapat satu lubang yang disebut ostium uteri ek

tengah portio terdapat satu lubang yang disebut ostium uteri eksternum.sternum.

Ostium uteri internum dan ostium uteri eksternum dihubungkan oleh

Ostium uteri internum dan ostium uteri eksternum dihubungkan oleh

ANATOMI & Histologi serviks

(5)

HISTOLOGI SERVIKS

Epitel Serviks terdiri dari dua macam epitel : bagian ektoserviks

dilapisi oleh sel-sel yang sama dengan sel-sel pada vagina yaitu epitel

skuamosa, berwarna merah muda dan tampak mengkilat.

Bagian endoserviks atau kanalis servikalis dilapisi oleh epitel

kolumner.

Metapalsia  perubahan fisiologik pada epitel serviks karena pH

vagina

(6)

Definisi PAP SMEAR

Pap Smear atau tes Pap adalah

suatu prosedur untuk memeriksa

kanker serviks pada wanita. Pap

Smear meliputi pengumpulan

sel-sel dari leher rahim dan

kemudian diperiksa di bawah

mikroskop untuk mendeteksi lesi

kanker atau prakanker.

(7)

Evaluasi sitohormonal

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab

peradangan

Mendiagnosis kelainan prakanker

leher rahim dan kanker leher rahim

dini atau lanjut

Memantau hasil terapi

(8)

Indikasi tes pap smear

Summary of 2012 Screening Guidelines from the American Cancer Society,

American Society for Colposcopy and Cervical Pathology, and American Society for Clinical Pathology

Parameter ACS Rekomendasi

Usia memulai skrining Mulai skrining sitologi pada usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya.

Skrining antara usia 21–29 Skrining dengan sitologi saja setiap 3 tahun. * Pemeriksaan HPV tidak harus dilakukan pada kelompok umur ini.

Skrining antara usia 30-65 Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV setiap 5 tahun (dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun. * Skrining HPV saja secara umum tidak direkomendasikan..

Usia berhenti skrining Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining awal negatif dan

tidak dinyatakan risiko tinggi kanker serviks.

Skrining setelah histerektomi tidak diindikasikan untuk wanita tanpa leher rahim dan tanpa

riwayat lesi prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2 atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir atau kanker serviks.

Wanita yang vaksin HPV Skrining dengan rekomendasi yang sama dengan wanita tanpa vaksin HPV.

Pedoman ini tidak ditujukan pada populasi spesial ( seperti, wanita dengan riwayat kanker serviks, wanita yang rahimnya terpapar dietilstilbestrol, wanita yang immunocompromised) yang mungkin membutuhkan skrining lebih intensif atau

(9)

Umur

Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling

sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki

resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker leher rahim

Sosial ekonomi

Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi

keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena

ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin.

Paritas

Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak

persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap

timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim

Usia wanita saat nikah

Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar

mengalami perubahan sel-sel mulut rahim

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap

Smear

(10)

 Terdapat beberapa keterbatasaan :

Sampel Tidak Memadai karena sebagian sel tertinggal

pada brus

Kualitas preparat tergantung pada operator pembuat

usapan pada kaca benda

Kemampuan deteksi terbatas

Pemeriksaan Sitologi Konvensional

Keunggulan pemeriksaan ini :

Hampir 100% sel yang terambil dimasukkan ke dalam

cairan tabung sampel

Proses terstandardisasi karena menggunakan prosesor

otomatis

Meninkatkan keakuratan deteksi awal adanya kelainan

sel leher rahim

Sampel dapat digunakan untuk pemeriksaan HPV DNA

Pemeriksaan Sitologi Berbasis Cairan atau

liquid

(11)

Persiapan Pemeriksaan

Pap

Smear 

Menghindari persetubuhan, penggunaan

tampon, pil vagina, ataupun mandi

berendam dalam bath tub, selama 24 jam

sebelum pemeriksaan

 Tidak sedang menstruasi

(12)

Prosedur Pemeriksaan Pap

Smear

Persiapan alat-alat yang akan

digunakan, meliputi spekulum

bivalve

(cocor bebek), spatula

Ayre, kaca objek yang telah diberi

label atau tanda, dan alkohol 95%.

(13)
(14)

Pasien berbaring

dengan posisi

litotomi.

(15)

Warm Speculum

Warm water

Not too hot

Lubricates speculum

Don’t use K-Y, Surgilube

or Vaseline to lubricate

speculum

(16)

Pasang spekulum sehingga

tampak jelas vagina

bagian atas, forniks

posterior, serviks uterus,

dan kanalis servikalis.

(17)

Squamo-Columnar Junction

Periksa serviks apakah

(18)

Spatula

Concave end to

fit the cervix

Convex end for

vaginal wall and

vaginal pool

scrapings

Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam

endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar

360˚ searah jarum jam.

(19)

Sample Cervix

Use concave end

Rotate 360 degrees

Don’t use too much

force (bleeding, pain)

Don’t use too little

force (inadequate

sample)

(20)

Cytobrush

Insert ~ 2 cm

(until brush is

fully inside canal)

Rotate only 180

degrees

(otherwise will

cause bleeding)

(21)

Make Pap Smear

As thin as

possible

Properly labeled

Sediaan yang telah didapat,

dioleskan di atas kaca objek

pada sisi yang telah diberi tanda

dengan membentuk sudut 45˚

satu kali usapan.

(22)

Fiksasi

Celupkan kaca objek ke dalam larutan

alkohol 95% selama 10 menit.

Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam

wadah transpor dan dikirim ke ahli

patologi anatomi.

(23)

Prosedur Pemeriksaan

Pap

Smear 

(24)

Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim

Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid,

yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi

Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai

penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu

walaupun ada perdarahan.

Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai

pengobatan.

Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina

dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan

hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.

Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.

(25)

PEMERIKSAAN SITOLOGI KONVENSIONAL DAN BERBASIS

CAIRAN

(26)

tidak ada sel abnormal.

Kelas I

terdapat gambaran sitologi atipik,

namun tidak ada indikasi adanya

keganasan.

Kelas

II

gambaran sitologi yang dicurigai

keganasan, displasia ringan

sampai sedang.

Kelas

III

gambaran sitologi dijumpai

displasia berat.

Kelas

IV

keganasan.

Kelas

V

Interpretasi Hasil Pap Smear

Klasifikasi Papanicolaou membagi

hasil pemeriksaan menjadi 5

(27)

merupakan displasia ringan

dimana ditemukan sel

neoplasma pada kurang dari

sepertiga lapisan epitelium

CIN I

displasia sedang dimana

melibatkan dua pertiga

epitelium.

CIN II

displasia berat atau karsinoma

in situ

yang dimana telah

melibatkan sampai ke

basement membrane

dari

epitelium

CIN

III

Interpretasi Hasil Pap Smear

(28)

Interpretasi Hasil Pap Smear

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

1.

Sel skuamosa

a)

 Atypical Squamous Cell of 

Undetermined Significance (ASC-US)

yaitu sel

skuamosa atipikal

yang tidak

dapat ditentukan secara signifikan.

Sel

skuamosa

adalah datar, tipis yang

(29)

Interpretasi Hasil Pap Smear

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

b) Low-grade Squamous

Intraephitelial Lesion (LSIL)

, yaitu

tingkat rendah berarti perubahan

dini dalam ukuran dan bentuk sel.

Lesi mengacu pada daerah jaringan

abnormal, intaepitel berarti sel

abnormal hanya terdapat pada

permukaan lapisan sel-sel.

(30)

Interpretasi Hasil Pap Smear

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

c)

High-grade Squamosa Intraepithelial

(HSIL)

berarti bahwa terdapat

perubahan yang jelas dalam ukuran

dan bentuk abnormal sel-sel

(

 prakanker 

) yang terlihat berbeda

(31)

Interpretasi Hasil Pap Smear

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

(32)

Interpretasi Hasil Pap Smear

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

2.

Sel glandular

a)  Atypical Glandular Cells

(AGC),

specify 

endocervical, endometrial or not otherwise

specified

(NOS)

b)  Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic,

specify endocervical or not otherwise specified

(NOS)

c)

Endocervical Adenocarcinoma In situ

(AIS)

d)  Adenocarcinoma.

(33)

Kelebihan Pap Smear :

Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan

ada di tingkat Puskesmas

Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau

Kekurangan Pap Smear

Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks

sehingga ada bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi

Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang

sebenarnya

(34)

Komplikasi

Komplikasi yang terjadi jarang,

hal ini berupa perdarahan ringan

dan infeksi. Pasien harus

diedukasi tentang kemungkinan

bercak darah yang keluar dari

vagina segera setelah pap smear

dilakukan, karena hal ini

(35)

Alur penatalaksanaan hasil pap

smear

Referensi

Dokumen terkait

Uji validitas dan reliabilitas untuk kuesioner tingkat pengetahuan wanita dalam pendeteksian dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear pernah dilakukan untuk

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan. Kanker serviks bisa disembuhkan bila masih stadium awal. Deteksi dini

Dalam membangun model, populasi dibagi menjadi beberapa sub populasi, yaitu populasi wanita rentan terhadap kanker serviks

Hubugan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Dalam Rangka Deteksi Dini Kanker Serviks di Puskesmas

perilaku bidan Puskesmas di Kota Medan terhadap kanker serviks. dan

pendekatan cross-sectional, untuk mengetahui hasil pemeriksaan Pap Smear, diagnosis serta faktor risiko kanker serviks pada wanita yang melakukan Pap Smear di RSUD

Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Pap‟s Smear dengan Sikap Deteksi Dini Kanker Serviks pada. wanita usia 35-55 tahun di

Latar belakang: Kanker serviks berdasarkan data GLOBOCAN, IARC tahun 2012 terdapat 14.067.894 dan 8.201.990 kematian akibat kanker didunia. Skrining IVA atau papsmear