SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN PINJAMAN
MODAL USAHA KEPADA UMKM MENGGUNAKAN METODE AHP -TOPSIS
Suhartono1, Miftahul Walid2, Kuzairi3 1,2)
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Madura
3)Program Studi Matematika, Fakultas Mipa, Universitas Islam Madura
Jl.PP. Mifathul Ulum Bettet, Pamekasan 69351, Madura
Email:arton672@gmail.com1,Miftahwalid@gmail.com2,Kuzairi81@gmail.com3
ABSTRAK
Dalam menentukan suatu kelayakan tentunya akan muncul permasalahan ketika sebuah keputusan tidak diimbangi dengan acuhan semisal contoh dalam menentukan kelayakan sebuah UMKM (Usaha Kecil Menengah) dalam memberikan modal pinjaman usaha. Banyak masalah hal administrasi yang bersifat manual mengakibatkan kurang efisiennya kegiatan seleksi kelayakan sebuah UMKM.Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk merancang suatu sistem yang dapat membantu pihak Bank/koperasi dalam mengambil keputusan kelayakan sebuah UMKM untuk pemberian pinjaman, sehingga dapat lebih efisien dalam pelaksanaannya.Pelaksanaan system pendukung keputusan harus didukung dengan penggunaan metode ilmiah.Metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah AHP (Analytic Hierarchy Process) dan TOPSIS. System ini akan mengalami dua proses yaitu AHP dan TOPSIS. Dalam proses AHP kriteria dan subkriteria yang digunakan akan dibandingkan satu sama lain agar memperoleh nilai prioritas alternative (Taufik, 2012). TOPSIS merupakan metode perangkingan dimana alternatif dirangking berdasarkan bobot masing-masing alternatif. Metode ini akan merangking bobot tiap UMKM dengan nilai yang paling besar merupakan UMKM yang layak menerima pinjaman modal usaha, UMKM terlayak adalah KPRI BHINNEKA KARYA dengan nilai 0,880006 dan yang paling tidak layak adalah kopwan trisula dengan nilai 0.17058
Kata kunci: AHP, Pinjaman, TOPSIS, UMKM
1 PENDAHULUAN
UMKM banyak memegang peranan
penting ketika terjadi masalah perekonomian.Untuk itu pemerintah berusaha memberikan program bant€uan agar UMKM dapat berjalan dengan baik dan berkembang.Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah memberikan bantuan modal agar
UMKM dapat berkembang.Pemberian bantuan
modal ini didasarkan pada kondisi UMKM yang
memang benar-benar membutuhkan.Pemberian
modal usaha selama ini didasarkan pada penilaian subyektif, sehingga terkadang pemberian modal usaha menjadi tidak tepat sasaran.Agar pemberian modal usaha tepat sasaran, maka diperlukan suatu system pendukung keputusan.
Sebuah prosedur penentuan pengambil keputusan dalam sebuah instansi sangatlah penting, karena memiliki tanggung jawab demi memenuhi sebuah target khusus. Dalam menentukan suatu kelayakan tentunya akan muncul permasalahan ketika sebuah keputusan tidak diimbangi dengan acuhan semisal
contoh dalam menentukan kelayakan sebuah
UMKMdalam memberikan modal pinjaman usaha. Banyak masalah hal administrasi yang bersifat manual mengakibatkan kurang efisiennya kegiatan seleksi kelayakan sebuah UMKM.Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk merancang suatu sistem yang dapat membantu pihak Bank/koperasi dalam
mengambil keputusan kelayakan sebuah
UMKMuntuk pemberian pinjaman, sehingga dapat lebih efisien dalam pelaksanaannya.
Pelaksanaan sistem pendukung keputusan harus didukung dengan penggunaan metode ilmiah.Metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah AHP (Analytic Hierarchy
Process) dan TOPSIS. Sistem ini akan mengalami
dua proses yaitu AHP dan TOPSIS. Dalam proses AHP kriteria dan subkriteria yang digunakan akan dibandingkan satu sama lain agar memperoleh nilai
prioritas alternative (Taufik, 2012). TOPSIS
merupakan metode perangkingan dimana alternatif dirangking berdasarkan bobot masing-masing alternatif. Metode ini akan merangking bobot tiap UMKM. UMKM dengan nilai yang paling besar merupakan UMKM yang layak menerima pinjaman modal usaha.Persamaan antara AHP dan TOPSIS adalah keduanya sama-sama menghasilkan nilai perangkingan alternative.Sedangkan perbedaannya terletak pada nilai inputnya. Pada AHP, nilai input merupakan nilai perbandingan secara kualitatif. Sedangkan pada TOPSIS, nilai input merupakan nilai kuantitatif.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat Tugas Akhir dengan judul
“Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Pinjaman Modal Usaha
KepadaUMKM Menggunakan Metode
Ahp-Topsis”.Dengan harapan Tugas Akhir ini dapat
membantu Pemerintah/Bank dalam menilai
UMKM sehingga pemberian pinjaman usaha tepat sasaran.
2 LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan adalah
suatu sistem yang menyediakan sarana bagi para manajer untuk mengembangkan informasi sesuai dengan keputusan yang akan dibuat. Tujuan system
pendukung keputusan (SPK) menunjang
keputusan-keputusan yang relatif tidak terstruktur
(unstructured)(Homaidi, 2012).
Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan adalah :
1. Sistem yang fleksibel dengan informasi
yang interaktif;
2. Mudah digunakan (user friendly);
3. Memungkinkan pembuatan simulasi,
4. Proses trial-and error
5. Memperhitungkan akibat dari suatu
keputusan.
2.2 Manfaat Sistem Pengambil Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (Decision
Support System= DSS) bermanfaat untuk (Homaidi, 2012):
1. Pengambilan keputusan yang rasional, sesuai dengan jenis keputusan yang diperlukan. 2. Membuat peramalan (forecasting). 3. Membandingkan alternatif tindakan. 4. Membuat analisis dampak.
5. Membuat model.
2.3 Analitical hierarchy proces (AHP)
AHP merupakan pendekatan dasar untuk
pengambilan keputusan. Dalam proses ini pembuat keputusan menggunakan Pairwise Comparison yang digunakan untuk membentuk seluruh prioritas untuk mengetahui ranking dari alternatif. Metode ini dikembangkan oleh Thomas L., Saaty ahli matematika yang dipublikasikan pertama kali dalam bukunya The Analytical Hierarchy Process
tahun 1980.AHP merupakan alat pengambil
keputusan yang menguraikan suatu permasalahan kompleks dalam struktur hirarki dengan banyak tingkatan yang terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternative (Homaidi, 2012).
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan persepsi manusia sebagai input utamanya. Aksioma-aksioma pada model AHP :
1. Resiprocal Comparison, artinya pengambil keputusan harus dapat membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut harus memenuhi syarat resiprocal yaitu kalau A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x.
2. Homogenity, artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini
tidak terpenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogeneity dan harus dibentuk suatu ‘cluster’ (kelompok elemen-elemen) yang baru.
3. Independence, artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh obyektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah ke atas, artinya
perbandingan antara elemen-elemen pada
tingkat di atasnya.
4. Expectation, artinya untuk tujuan pengambilan
keputusan, struktur hirarki diasumsikan
lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan. Memutuskan tidak memakai seluruh kriteria dan atau obyektif
yang tersedia atau diperlukan sehingga
keputusan yang diambil dianggap tidak
lengkap.
2.4 Prosedur Atau Langkah-Langkah AHP
Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi (Homaidi, 2012):
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang
dihadapi.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu tujuan, kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki.
Gambar2.1Struktur Hirarki AHP Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan
berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty.
Intensitas Kepentingan
1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar
3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen yang
kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.
9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan
Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan
pembuat keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, A3, A4, A5. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut.
2.5 TOPSIS
TOPSIS (Technique For Orders Reference
by Similarity to Ideal Solution) adalah salah satu
metode pengambilan keputusan multi kriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). Metode ini menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Pilihan akan diurutkan berdasarkan nilai sehingga alternatif yang memiliki jarak terpendek dengan solusi ideal positif adalah alternatif yang terbaik. Dengan kata lain, alternatif yang memiliki nilai yang lebih besar itulah yang lebih baik untuk dipilih (Fauzi, 2014).
Langkah-langkah prosedur TOPSIS dengan tahap sebagai berikut (Fauzi, 2014):
1. Menentukan normalisasi matriks keputusan. Nilai ternormalisasi rij dihitung dengan
2. dengan i = 1, 2, ..., m; dan j = 1,
2, ..., n.
3. Menentukan bobot ternormalisasi matriks
keputusan. Nilai bobot ternormalisasi vij
dihitung dengan persamaan: vij= wjrij;i = 1, 2,
..., m; dan j = 1, 2, ..., n. dimana wjadalah bobot
dari atribut atau kriteria ke-j.
4. Menentukan solusi ideal positif dan ideal
negatif. A+ dan A- didefinisikan sebagai bobot
ternormalisasi. 5. A+ = {v1 + , …, vj + ,……., vn + } = {(max vij| f Є J1), (max vij| f Є J2)} i=1,2,…..,m A- = {v1-, …, vj-,……., vn-} = {(min vij| f Є J1), (min vij| f Є J2)} i=1,2,…..,m
6. Dimana J1 terasosiasi dengan kriteria
keuntungan dan J2 terasosiasi dengan kriteria
biaya.
7. Menghitung jarak dengan menggunakan jarak
Euclidean dimensi n. Jarak antara setiap
alternatif dengan solusi ideal positif diberikan sebagai:
8. ; i= 1,2,….,m
9. Hal yang sama, untuk solusi ideal negatif, diberikan sebagai:
10. ; i= 1,2,….,m
11. Hitung kedekatan relatif dengan solusi ideal.
Kedekatan relatif dari alternatif Ajdidefinisikan
sebagai:
12. ; i= 1,2,….,m
3 PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem
Perancangan system dimulai dari perancangan Data Flow Diagram (DFD), pembuatan Flowchar dan perancangan user interface.
Blok Diagram AHP TOPSIS
Gambar3.1Blok Diagram AHP TOPSIS
Pada awalnya system melakukan
perbandingan nilai alternative untuk tiap kriteria dengan menggunakan metode AHP. Dari proses ini, akan diperoleh nilai alternative untuk tiap kriteria. Nilai ini akan dimasukkan ke dalam system dengan menggunakan metode TOPSIS. Kemudian akan diperoleh nilai alternative.
3.2 Flowchart AHP TOPSIS
Gambar3.2Flowchart TOPSIS AHP
Perhitungan AHP TOPSIS dimulai dengan cara memasukkan data kriteria yang digunakan dan data alternative yang akan dinilai. Kemudian proses AHP dilakukan untuk menghitung nilai prioritas alternative pada tiap kriteria. Sehingga akan didapatkan nilai alternative untuk tiap kriteria.
Nilai ini kemudian akan dimasukkan ke proses TOPSIS sehingga akan didapatkan nilai akhir berupa nilai alternative dengan metode AHP TOPSIS.
4 IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenaiSistem yang akan dijalankan terdiri dari bagian yaitu menu admin dan menu user.Menu admin digunakan untuk mengelola konten system.Sedangkan user
hanya menerima informasi dan melakukan
penilaian.
4.1 Impelementasi Sistem
Menu admin hanya dapat diakses oleh admin.Admin adalah orang yang mengelola konten system.Untuk masuk ke menu admin, admin harus melakukan login.
Gambar4.1Nilai Prioritas UMKM Kriteria
Carakter
Ini adalah menu proses perhitungan yang dilakukan oleh program dengan metode AHP-TOPSIS
4.2 Perhitungan Manual Dengan Excel Tabel4.1Matrik normalisasi
Tabel4.2Matrik normalisasi terbobot
1. Menentukan nilai maksimum dan minimum
matrik normalisasi terbobot untuk tiap kriteria Kriteria Carakter
Nilai maksimum = 0,156 Nilai Minimum = 0,020
2. Mencari nilai solusi positif dan negative
Pada Kriteria caracter Solusi ideal positif
3. Menentukan nilai akhir
4.3 Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian tersebut adalah:
Gambar4.1Menu hasil Analisa
Menu ini akan menampilkan data nilai UMKM sebagai hasil analisa.
5 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan sebelumnya adalah:
1. Sistem dapat berjalan dengan baik.
2. UMKM terlayak adalah KPRI BHINNEKA
KARYA dengan nilai 0,880006.
UMKM terlayak no 2 adalah KPRI POTRE KONENG dengan nilai 0,552116
Dan UMKM yang paling sedikit nilainya adalah UMKM kopwan trisula dengan nilai 0.17058
3. Penilaian memerlukan nilai kriteria yang
benar-benar sesuai, dan proses penilaian harus melakukan dengan 5 kriteria agar proses dapat berjalan
4. Sistempendukungkeputus kelayakan
pemberian pinjaman dengan AHP-TOPSIS yangtelah dibangunini dapatmembantu dinas
koperasi dan ukm pamekasan
mempercepatprosespengambilankeputusan
pemberian pinjaman kepada UMKM
danmampu mengurangisubjektivitas sehingga
kualitaskeputusanlebih objektif.Keakuratan
dan
keadilanpengambilankeputusanjugatercapaim
elaluisistem ini.Sistem inijugadapat
mengatasi permasalahan
pemilihankelayakan pemberian pinjaman
6 DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A. (2011). Sistem pendukung keputusan kelayakan tki ke luar negeri menggunakan fmadm. Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Bina Darma, 336–343.
Fauzi. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Media Promosi Menggunakan
Metode TOPSIS. Seminar Nasional
Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi.
Himmah, F. (2011). Implementasi Metode AHP
TOPSIS Dalam Perangkingan Prioritas
Pengerjaan. Jurusan Teknik Industri Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Homaidi. (2012). Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan Dalam Penentuan
Kecocokan Tanah Dengan Tanaman
Semangka Di Kecamatan Pakong. Seminar
Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi.
Juliyanti. (2011). Pemilihan Guru Berprestasi Menggunakan Metode Ahp Dan Topsis.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian Pandidikan Dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 63–68.
Kurniasih, D. L. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop Dengan Metode Topsis. Pelita Informatika Budi Darma,
III(April), 6–13.
Lestari, S. (2011). Seleksi penerimaan calon
karyawan menggunakan metode topsis.
Konferensi Nasional Sistem Dan Informatika Bali, 170–174.
Supriyono. (2007). Sistem Pemilihan Pejabat Struktural Dengan Metode AHP. Seminar
Nasional III SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta, (November), 21–22.
Syafii, A. (2015). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pamekasan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan.
Taufik, M. (2012). Aplikasi Pemilihan
Sma/Smk/Ma Unggul Di Kabupaten
Pamekasan Menggunakan Metode AHP.
Seminar Nasional Humaniora & Aplikasi Teknologi Informasi.
Teknomo, K. (2011). Penggunaan Metode Analytic
Hierarchy Process Dalam Menganalisa
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemilihan Moda Ke Kampus. JurusanTeknik