• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYOK OBSTRUKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SYOK OBSTRUKTIF"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SYOK OBSTRUKTIF SYOK OBSTRUKTIF

Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan

Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan tidaksistem sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah tidak adekuatnya perfusi ke adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah tidak adekuatnya perfusi ke  jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan  jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan  bisa cedera.

 bisa cedera.

Syok obstruktif terjadi akibat aliran darah dari ventrikel mengalami hambat

Syok obstruktif terjadi akibat aliran darah dari ventrikel mengalami hambat an secaraan secara mekanik, diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan maupun kiri yang dalam mekanik, diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan maupun kiri yang dalam keadaan berat bisa menyebabkan penurunan Cardiaac Output. Hal ini biasa terjadi pada obstruksi keadaan berat bisa menyebabkan penurunan Cardiaac Output. Hal ini biasa terjadi pada obstruksi vena cava, emboli pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada pericardium (misalnya : tamponade vena cava, emboli pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada pericardium (misalnya : tamponade  jantung) ataupun berupa atrial myxoma. Gejalanya sulit dibedakan dengan syok kardiogenik,  jantung) ataupun berupa atrial myxoma. Gejalanya sulit dibedakan dengan syok kardiogenik,

namun dari riwayat penyakit pasien, syok ini bisa didiagnosa. (Sudoyo, 2014) namun dari riwayat penyakit pasien, syok ini bisa didiagnosa. (Sudoyo, 2014)

A.

A. EtiologiEtiologi 1.

1. Emboli paruEmboli paru

Emboli Paru adalah penyumbatan

Emboli Paru adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatuarteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnyamenyumbat pembuluh darah. (Sudoyo, 2014)

akhirnyamenyumbat pembuluh darah. (Sudoyo, 2014) 2.

2. Tamponade jantungTamponade jantung

Tamponade jantung yaitu pengumpulan cairan di dalam kantong jantung Tamponade jantung yaitu pengumpulan cairan di dalam kantong jantung (kantong perikardium, kantong perikardial), yang menyebabkan penekanan terhadap (kantong perikardium, kantong perikardial), yang menyebabkan penekanan terhadap  jantung

 jantung dan dan kemampuan kemampuan memompa memompa jantung. jantung. Tamponade Tamponade jantung jantung terjaditerjadi secara mendadak jika begitu banyak cairan terkumpul sehingga jantung tidak dapat secara mendadak jika begitu banyak cairan terkumpul sehingga jantung tidak dapat  berdenyut secara normal. Sebelum timbulnya tamponade, penderita biasanya

 berdenyut secara normal. Sebelum timbulnya tamponade, penderita biasanya

merasakan nyeri samar-samar atau tekanan di dada, yang akan bertambah buruk jika merasakan nyeri samar-samar atau tekanan di dada, yang akan bertambah buruk jika  berbaring dan akan membaik jika duduk tegak. Dasar kelainan : terkumpulnya ban  berbaring dan akan membaik jika duduk tegak. Dasar kelainan : terkumpulnya ban yakyak

cairan dalam kavum perikard. cairan dalam kavum perikard.

Tamponade jantung merupakan suatu sindroma klinis akibat penumpukan cairan Tamponade jantung merupakan suatu sindroma klinis akibat penumpukan cairan  berlebihan

 berlebihan di di rongga rongga perikard perikard yang yang menyebabkan menyebabkan penurunan penurunan pengisianpengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik. Jumlah cairan yang cukup untuk ventrikel disertai gangguan hemodinamik. Jumlah cairan yang cukup untuk

(2)

menimbulkan tamponade jantung adalah 250 cc bila pengumpulan cairan tersebut  berlangsung cepat, dan 100 cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung lambat,

karena pericardium mempunyai kesempatan untuk meregang dan menyesuaikan diri dengan volume cairan yang bertambah tersebut. (Sudoyo, 2014)

B. Manifestasi Klinis Gejala Obyektif 

1. Pernapasan cepat & dangkal 2.  Nadi capat dan lemah

3. Akral pucat, dingin & lembab

4. Sianosis : bibir, kuku, lidah & cuping hidung 5. Pandangan hampa & pupil melebar

Gejala Subyektif 

1. Mual dan mungkin muntah 2. Rasa haus

3. Badan lemah

4. Kepala terasa pusing (Purwadianto, 2017)

Berikut ini adalah ada empat tanda syok yang paling penting :

1. Hipotensi terjadi akibat dari berkurangnnya curah jantung. Dikatakan hipotensi  jika tekanan darah systole dibawah 80 mmHg atau tekanan nadi dibawah 20

mmHg.

2. Takikardi terjadi akibat dari refleks simpatis terhadap keadaan hipotensi. P ada orang dewasa frekuensi nadi 60-100 kali/menit, jadi dikatakan takikardi jika frekuensi nadi diatas 100 kali/menit. Pada anak-anak dikatakan takikardi jika di atas 120 kali/menit.

3. Takipnu terjadi akibat usaha tubuh untuk mengkompensasi hipoksia pada keadaan syok. Pernapasan di katakana takipneu, jika frekuensinya di atas 24 kali/menit. 4. Penurunan kesadaran terjadi akibat aliran darah ke saraf pusat tidak memadai.

(3)

(Purwadianto, 2017) C. Patofisiologi

Menurut patofisiologinya, syok terbagi atas 3 fase yaitu : 1. Fase Kompensasi

Penurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikian rupa sehingga timbul gangguan perfusi jaringan tapi belum cukup untuk menimbulkan gangguan seluler. Mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokonstriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet dan penurunan aliran darah ke tempat yang kurang vital. Faktor humoral dilepaskan untuk menimbulkan vasokonstriksi dan

menaikkan volume darah dengan konservasi air. Ventilasi meningkat untuk mengatasi adanya penurunan kadar oksigen di daerah arteri. Jadi pada fase kompensasi ini terjadi  peningkatan detak dan kontraktilitas otot jantung untuk menaikkan curah jantung dan  peningkatan respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar. Walau aliran darah ke

ginjal menurun, tetapi karena ginjal mempunyai cara regulasi sendiri untuk

mempertahankan filtrasi glomeruler. Akan tetapi jika tekanan darah menurun, maka filtrasi glomeruler juga menurun. (Sudoyo, 2014)

2. Fase Progresif

Terjadi jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu mengkompensasi kebutuhan

tubuh. Faktor utama yang berperan adalah jantung. Curah jantung tidak lagi mencukupi sehingga terjadi gangguan seluler di seluruh tubuh. Pada saat tekanan darah arteri

menurun, aliran darah menurun, hipoksia jaringan bertambah nyata, gangguan seluler, metabolisme terganggu, produk metabolisme menumpuk, dan akhirnya terjadi kematian sel.

Dinding pembuluh darah menjadi lemah, tak mampu berkonstriksi sehingga terjadi  bendungan vena, vena balik (venous return) menurun. Relaksasi sfinkter prekapiler

diikuti dengan aliran darah ke jaringan tetapi tidak dapat kembali ke jantung. Peristiwa ini dapat menyebabkan trombosis kecil-kecil sehingga dapat terjadi koagulopati

intravasa yang luas (DIC = Disseminated Intravascular Coagulation).

Menurunnya aliran darah ke otak menyebabkan kerusakan pusat vasomotor dan respirasi di otak. Keadaan ini menambah hipoksia jaringan. Hipoksia dan anoksia menyebabkan terlepasnya toksin dan bahan lainnya dari jaringan (histamin dan

(4)

 bradikinin) yang ikut memperjelek syok (vasodilatasi dan memperlemah fungsi  jantung). Iskemia dan anoksia usus menimbulkan penurunan integritas mukosa usus,  pelepasan toksin dan invasi bakteri usus ke sirkulasi.

Invasi bakteri dan penurunan fungsi detoksikasi hepar memperjelek keadaan.

Dapat timbul sepsis, DIC bertambah nyata, integritas sistim retikuloendotelial rusak, integritas mikro sirkulasi juga rusak. Hipoksia jaringan juga menyebabkan perubahan metabolisme dari aerobik menjadi anaerobik. Akibatnya terjadi asidosis metabolik, terjadi peningkatan asam laktat ekstraseluler dan timbunan asam karbonat di jaringan. (Sudoyo, 2014)

3. Fase Irevesibel

Karena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak dapat

diperbaiki. Kekurangan oksigen mempercepat timbulnya ireversibilitas syok. Gagal sistem kardiorespirasi, jantung tidak mampu lagi memompa darah yang cukup, paru menjadi kaku, timbul edema interstisial, daya respirasi menurun, dan akhirnya

anoksia dan hiperkapnea. (Sudoyo, 2014)

Pathway

Syok obstruktif

Emboli paru Tamponade jantung

Arteri Pulmonalis Cairan terkumpul

Tersumbat jantung didalam kantong

Tekanan arteri pulmonal Jantung tertekan

Afterload ventrikel kanan Kompensasi jantung

(5)

Output ventrikel kanan Suplai darah

Output ventrikel kiri Volume sekuncup

Sistem perfusi Curah jantung

Darah dan oksigen di paru

Hiperventilasi

Pola napas tidak efektif (Sudoyo, 2014)

D. Penatalaksanaan

Pasien diletakkan dalam posisi Trendelenburg atau telentang dengan kaki

ditinggikan.

Untuk syok yang tidak terdiagnosis :

1. Bebaskan jalan napas dan yakinkan ventilasi yang adekuat

2. Pasang akses ke intravena

3. Mengembalikan cairan

4. Pertahankan produksi urine >0,5 ml/kgBB/jam

(Purwadianto, 2017)

DAPUS

Purwadianto, Agus. 2017. Kedaruratan Medik Pedoman Penatalaksanaan Praktis. Jakarta : BINARUPA Aksara Publisher

(6)

Sudoyo Aru. 2014. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid III. Jakarta : Interna Publishing

Referensi

Dokumen terkait

Dewasa ini masih banyak masyarakat yang memiliki pengetahuan yang minim terkait dengan implementasi dan urgensi kedaulatan rakyat untuk membantu penataan bangsa

Panorama keindahan laut (sun rise) di sisi timur Kelurahan Serangan menjadi salah satu potensi untuk wisatawan menikmati momen di pagi hari. Yang diperlukan hanya lokasi

• [5:114] Isa putera Maryam berdo'a: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami

ˆ Ruang sampel (S) adalah himpunan semua outcome yang mungkin dari sebuah eksperimen.. Contoh : Ruang sampel dari eksperimen melempar koin dua kali, S = {HH, HT, T T, T H} dimana

Pada awalnya hanya memiliki satu antenna (JAH-1A) yang berdiameter 27.5 meter. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam bidang telekomunikasi maka

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi unggah ungguh penggunaan bahasa tersebut, maka seseorang akan berbicara dengan memperhatikan status dirinya dan status orang

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat satu kabupaten atau kota yang menunjuk-kan distribusi yang sangat timpang, (2) semua kabupaten dan kota yang ada di

Umpamanya, bakteri dengan kandungan protein yang tinggi (72% lebih) dapat dihasilkan terus-menerus dengan menggunakan methanol sebagai bahan mentah, dan