• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangkauannya yang luas dan dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. jangkauannya yang luas dan dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radio merupakan salah satu media yang efektif bagi masyarakat karena jangkauannya yang luas dan dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering ditempatkan sebagai ”sahabat” yang dapat menemani kegiatan sehari-hari para pendengarnya. Selain itu, radio pun dapat berfungsi sebagai alat penghibur, penyampai informasi, dan melaksanakan fungsi pendidikan bagi masyarakat.

Sebuah stasiun radio tidak hanya bersaing dengan sesama radio, namun juga bersaing dengan media lain seperti televisi, surat kabar, dan majalah. Olii(2007: 196) menjelaskan, radio dan televisi termasuk media elektronik, surat kabar merupakan media cetak. Radio dan televisi mencari, meliput berita hampir sama. Beda nya radio mengutamakan suara dan efek suara, sedangkan televisi hanya gambar saja semua sudah terwakilkan, penonton tinggal menyaksikan, emosi cenderung tidak terganggu.

Effendy (2003: 107) menyatakan bahwa radio siaran mendapat julukan “kekuasan kelima” alotau the fifth estate, setelah pers dianggap sebagai “kekuasaan keempat” (the fourth estate). Ada tiga hal yang mendukung radio dijuluki sebagai kekuasaan kelima, yaitu: (1) siaran bersifat langsung; (2) radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan; (3) radio siaran memiliki daya tarik.

(2)

Jika dibandingkan dengan televisi siaran, televisi sebenarnya lebih lengkap dari pada radio. Meskipun demikian, sampai sekarang televisi belum pernah diberi julukan “kekuasaan keenam” (the sixth estate) (effendy, 2003: 107). Hal ini tentu menguatkan bahwa siaran radio tidak kalah saing dengan media baru yang banyak bermunculan saat ini.

Radio Motion 97.5 FM merupakan salah satu stasiun radio swasta yang telah lama berdiri di kota Jakarta. Radio Motion 97.5 FM merupakan salah satu stasiun radio swasta yang cukup sukses. Jangkauan stasiun radio ini meliputi daerah se-JABODETABEK. Motion 95.7 FM terus berkembang dengan pesat sebagai media elektronik (radio).

Radio motion lebih mempertegas sebagai radio yang memlih konten hiburan dan informasi. Dan sesuai denga tagline nya, “Your Music, Your Station”, Motion Radio 97.5 FM selalu menjadi teman dekat yang menyajikan musik dan informasi yang mengerti kebutuhan dan keinginan pendengarnya dimana saja dan kapan saja selama 24 jam, 7 hari nonstop.

Secara umum keberhasilan radio Motion itu sendiri terlihat dari masuknya Radio Motion dalam kategori radio unggulan, serta sebagai salah satu radio pilihan dewasa muda di Jakarta. Dan berdasarkan wawancara dengan marketing radio motion, jumlah pendengar radio motion sekitar 340.000 ( tiga ratus empat puluh ribu ) pendengar. Serta konsistensi radio motion dan keunikan program – program yang disiarakan. dalam persaingan radio yang ada. Dengan begitu berarti radio Motion memiliki strategi yang tepat dalam menyusun berbagai program acaranya agar tidak kalah saing dengan

(3)

program radio lainnya. Munthe (2001: 56) menyatakan pendengar radio selektif memilih acara hanya acara yang menurut pemikirannya baik yang dinikmati, sementara acara yang menurutnya tidak baik akan dilewatkan begitu saja.

Program-program unggulan radio Motion dalam menghadapi persaingan siaran dikemas secara menarik dan ringan sesuai dengan segmentasinya. Radio Motion berusaha menyuguhkan program- programnya denga format dan tema yang easy listening sehingga dapat menarik hati para pendengarnya.

Program acara yang berkualitas merupakan hasil akhir yang diharapkan masing-masing stasiun radio, sejak awal kompetisi, keunggulan dalam bidang manajemen suatu organisasi sistem radio tidak dapat dilepaskan dari keunggulan dalam mengelolah program acara. Karena ini merupakan penentu untuk memenangkan persaingan dalam industri siaran radio. Seperti yang dikatakan oleh Omar Abidin Gilang dalam munthe (2001:54) salah satu aspek yang dapat menentukan keberhasilan radio adalah keterkaitan dengan program acara yang disiarkan.

Program yang baik dan menarik akan mendatangkan banyak pendengar. Salah satu program yang mendatangkan banyak pendengar di radio Motion yaitu Program SLAGI ADA ( Selamat Pagi Anda Semua ) Jumlah pendengar program tersebut membuat para pengiklan berminat untuk memasukan iklannya, yang akan mendatangkan pendapatan dan keuntungan bagi stasiun radio tersebut. (romli, 2007:103). Dan secara umum program- program di radio Motion telah berhasil menarik minat pendengar

Program Slagi Ada (Selamat Pagi Anda Semua) di radio Motion pun telah menjadi bahan perbincangan, ini dilihat dari seperti banyaknya jumlah followers radio

(4)

Motion dalam akun twitter radio motion @MOTION975FM, dengan jumlah followers saat ini sebanyak 25.614 followers, dan followers tersebut sebagian besar adalah pendengar program SLAGI ADA, ini dapat dilihat juga dari banyaknya mention yang masuk saat program SLAGI ADA mengudara. Slagi Ada atau Selamat Pagi Anda Semua adalah program morning show unggulan Motion Radio. Dari hari Senin sampai Jumat, dari pukul 06.00-10.00, Motioners yang sedang dalam perjalanan menuju kantor dan tempat aktivitasnya akan dihibur dengan lagu-lagu enak, info yang up to date termasuk info lalu lintas dan current issue, serta celotehan Arie Dagienkz dan Miund yang membuat Motioners tersenyum. Mereka ditemani tokoh-tokoh menarik seperti POLISIPOLISI, Pak Polisi ini merupakan figur Polisi yang baik, taat peraturan dan mengayomi masyarakat yang senantiasa memberikan informasi sekitar berkendara dan lalu lintas, Selain itu, ada juga segmen program on air games seperti ASBAK (Ayo Semua Tebak) yang mengajak Motioners menebak audio atau petunjuk penyiar. Tidak ketinggalan program I WILL SURVIVE yang membahas cara mengelola keungan dan berinvestasi dengan benar bersama pakarnya. SLAGI ADA juga memberikan berbagai macam informasi menarik, mulai dari current issues, traffic info, fashion, kuliner dan lain sebagainya. Tapi tetap ringan dan fun. Menurut produser Program SLAGI ADA, program SLAGI ADA memiliki keunikan dan keunggulan dengan program radio motion lainnya, karena program ini tayang pada jam prime time maka tema – tema yang di angkat pun harus semenarik mungkin dan harus up to date. Selain itu program SLAGI ADA pun harus mempunyai keunikkan tersendiri dari program siaran pagi radio lainnya, untuk itu strategi dalam menyusun isi dari program ini harus sangat tepat.

(5)

Untuk itu penulis sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi yang di lakukan pihak radio Motion dalam menarik minat pendengar untuk mendengarkan program SLAGI ADA tersebut. Baik dari segi program director, produser, target marketingnya, promosi yang dilakukan dan frekuensi penayangan program.Dengan ini penulis ingin meneliti strategi program SLAGI ADA radio Motion Jakarta dalam menghadapi persaingan industri siaran radio. “Penulis mengangkat Radio Motion Jakarta sebagai unit analisis penelitian dengan judul penelitian “strategi program SLAGI ADA Radio Motion Jakarta dalam Menghadapi Persaingan program Siaran Radio” .

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup merupakan ruang pembatasan masalah. Maka peneliti membatasi masalah sebagi berikut:

a. Bagaimana strategi produksi yang dibentuk program “Slagi Ada” untuk meningkatkan minat pendengar?

b. Bagaimana konsep content program yang berkaitan dengan pembentukan strategi program “Slagi Ada” dan bagaimana pelaksaannya didalam radio Motion 97.5 FM?

c. Bagaimana penyajian content program yang dilakukan program Director dalam pembuatan naskah program “Slagi Ada” untuk menjangkau pendengar?

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Ruang lingkup di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui;

(I) Untuk membuat program yang berkualitas dalam meningkatkan minat pendenger “Slagi Ada”

(II) Untuk mengatahui strategi produksi program “Slagi Ada” dalam meningkatkan minat pendengar.

(III) Untuk memenangkan persaingan program di industri siaran radio.

1.4 Manfaat Penlitian

1. Manfaat Akademis

Penulis berharap pada penelitian ini dapat menambah wawasan mahasiswa ilmu komunikasi bidang Broadcast untuk mengambangkan wawasan pemahaman lebih baik mengenai perkembangan ilmu komunikasi.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi program “Slagi Ada”

3. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah bentuk untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dalam segi bentuk produk program terutama content program dalam sebuah program kepada pendengar radio.

(7)

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Pendekatan Penelitian

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dimana bagi peneliti yang menggunakan pendekatan ini realitas itu tidak hanya satu. Setiap peneliti menciptakan realitas sebagai bagian dari proses penelitian, bersifat subyektif dan hanya berada dalam referensi peneliti. Peneliti kualitatif mengamati keseluruhan proses yang dipercaya bahwa realitas itu bersifat holistic (menyeluruh) dan tidak dapat dibagi-bagi. (Moleong,2005).

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang meneliti suatu gejala yang ada di kehidupan masyarakat dengan menggunakan cara-cara hidup, cara pandang maupun ungkapan-ungkapan emosi objek peneliti yang diteliti sebagai data yang digunakan, oleh karena itu data bersifat subjektif karena menurut perspektif pelaku yang diteliti. Agar dapat memberikan interpretasi yang akurat dan shahih terhadap data yang diperoleh, penelitian kualitatif sangat mementingkan penggunaan konteks penggunaan studi kasus dan integritas semangat peneliti gejala sosial yang ada dengan lebih mendalam dalam sebuah kasus yang dibatasi oleh cakupan waktu dan aktifitas tertentu.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan makna di balik realita. Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung di lapangan. Apa yang dihadapi dalam penelitian adalah dunia sosial kehidupan sehari-hari. Penelitian seperti ini berupaya memandang apa yang terjadi dalam dunia tersebut dan melekatkan temuan-temuan yang diperoleh di dalamnya. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau

(8)

pada konteks dari suatu kebutuhan (entity). Hal ini dilakukan, menurut Lincoln dan Guba (2003:39), karena ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai kebutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi : (1) tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperluan pemahaman. (2) konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempeunyai arti bagi konteks lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan dan (3) sebagian struktur nilai konstektual bersifat determinatif terhadap apa yang akan di cari.

1.5.2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menampilkan gambaran mengenai setiap detail situasi, setting sosial atau hubungan. Peneliti memulai dengan subyek yang telah terdefinisi dan mengarahkan penelitian untuk menggambarkan secara akurat. Pertanyaan yang bersifat deskriptif memfokuskan diir pada pertanyaan tentang “bagaimana” dan “siapa”

Menurut beberapa ahli komunikasi, penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Peneliti ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode deskriptif, titik beratnya pada observasi dan suasana alamiah. Suasana alamiah maksudnya adalah bahwa peneliti terjun langsung ke lapangan. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel objek yang diteliti.

(9)

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan merupakan angka-angka. Hal ini dikarenakan adanya penerapan penelitian kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatn atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang disebut sebagai penelitian yang insight stimulating. Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Ia bebas mengamati obyeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang perjalanan penelitian tersebut.(Rakhmat 1984:24)

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis – jenis Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang akan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi dan wawancara.

(10)

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, dan lain- lain.

Adapun teknik untuk menghimpun data- data yang dilakukan oleh penulis:

1. Observasi

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan metode pengambilan data berbentuk observasi untuk menyelesaikan proses penulisan skripsinya. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunak satu unit observasi untuk menyelesaikan skripsi peneliti. Unit observasi yang akan diteliti oleh peneliti adalah orang-orang yang terlibat langsung dengan program Slagi Ada itu sendiri yang memang menentukan bagaiamana strategi yang dilakukan agar program tersebut dapat dikemas secera menarik sehingga menarik pendengar. Selama tiga bulan peneliti melakukan observasi secara langsung dalam melakukan metode pengumpulan data penulisan skripsi ini. Observasi secara langsung dapat di gambarkan dengan cara peneliti mengunjungi PT. Radio Safari Buana untuk meneliti salah satu program di Motion Radio, dimana peneliti turut serta atau terjun langsung masuk ke dalam program Slagi Ada. Metode pengumpulan data observasi yang peneliti lakukan adalah observasi non-partisipan. Dikarenakan peneliti hanya ingin melihat, mengamati obyek yang diteliti dan bukan berperan langsung sebagai obyek yang diteliti.

(11)

2. Wawancara

Pada penelitian kali ini peneliti tidak hanya menggunakan menggunakan metode pengambilan data berbentuk observasi saja namun juga bentuk depth Interview atau wawancara mendalam kepada beberapa narasumber yang ada pada tempat dilakukannya penelitian untuk menyelesaikan proses penulisan skripsinya. Unit observasi yang akan di wawancarai dan diteliti oleh peneliti adalah orang-orang yang terlibat langsung dengan program Slagi Ada itu sendiri.

1.5.4 Tenik Analisis Data

1. cara menganalisis data

Teknik analisis data dilakukan dalam tiga tahap berikut ini yaitu:

1. Analisis Data Sebelum di Lapangan

Analisis tahap ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan peneliti untuk menentukan fokus penelitian. Akan tetapi fokus penelitian pada tahap ini masih bersifat sementara, dan tentunya akan berkembang setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan. Peneliti menentukan fokus penelitian untuk mencari data dari sumber data, termasuk karakteristiknya.

2. Analisis Data Selama di Lapangan

Pada tahap ini analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara atau observasi. Misalnya pada saat wawancara berlangsung, peneliti sudah menganalisis terhadap jawaban dari responden.

(12)

Jika peneliti belum puas dengan jawaban dari responden maka, peneliti bisa melanjutkan pertanyaan lagi sampai batas tertentu diperoleh data yang valid. 3. Analisis Data Selesai di Lapangan

Pada tahap akhir analisis data dibagi menjadi beberapa bagian yaitu; a) analisis domain, b) analisis taksonomi, yaitu penjabaran secara rinci dari analisis domain melalui observasi terfokus, c) analisis komponensial, yaitu mencari ciri spesifik yang detail struktur internal dan d) analisis cultural, yaitu mencari hubungan antara domain dan hubungannya dengan seluruh komponen, akhirnya dapat menentukan tema atau judul penelitian. (Sarwono, 2006: 16-17)

Dalam penelitian ini peneliti menganalisa data yang didapat menggunakan Model Strauss dan Corbin dimana menurut Strauss dan Corbin, analisis data kualitatif, khususnya dalam penelitian Grounded Theory, terdiri atas tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu (a) pengodean terbuka (open coding), (b) pengodean berporos (axial coding), (c) pengodean selektif (selective coding).

Pengodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengatagorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama pengodean terbuka, data dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat, dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, serta diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam data. Melalui proses ini, asumsi seseorang atau orang lain tentang fenomena dipertanyakan atau dijelajahi, mengarah pada penemuan-penemuan baru.

(13)

Pengodean berporos meletakkan data tersebut kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya. Disini kita berbicara tentang hubungan beberapa kategori utama untuk membentuk suatu rumusan teoritis yang lebih luas, juga mengembangkan apa yang mungkin menjadi salah satu dari beberapa kategori utama. Pengodean ini adalah pengkhususan sebuah kategori (fenomena) dalam istilah dari kondisi-kondisi yang memberikan tambahan padanya: konteks, strategi-strategi tindakan/interaksional. konsekuensi-konsekuensi dari strategi ini. Pengodean selektif. Setelah pengumpulan dan analisis data, selanjutnya tugas anda mengintegrasikan kategori-kategori tersebut untuk membentuk sebuah teori dasar. Pengintegrasian tidak banyak berbeda dari pengodean berporos. Itu hanya dilakukan pada satu level analisis abstrak yang lebiih tinggi .Dalam pengodean berporos, anda mengembangkan dasar-dasar untuk pengodean selektif. Beberapa langkah untuk melakukan pengintegrasian :

1. melibatkan penjelasan alur cerita; menghubungkan kategori-kategori tambahan di sekitar kategori inti dengan menggunakan paradigma

2. menghubungkan kategori-kategori pada level dimensional 3. menyertakan validasi hubungan-hubungan ini dengan data

4. memasukkan ke dalam kategori-kategori yang memerlukan pembersihan dan pengembangan lebih lanjut. (Emzir,2010)

(14)

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini saya sebagai penulis akan membahas latar belakang terjadinya masalah. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik pembahasan dalam tulisan ini. Tujuan dan manfaat penelitian juga dibahas pada bab ini. Serta metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini diuraikan tentang teori yang akan digunakan. Teori yang dipakai lebih dari satu, karena untuk melengkapi penelitian yang akan dilakukan dan memperjelas masalah yang sedang diteliti.

BAB III Inti Penelitian

Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mecangkup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisis data, metode yang akan digunakan pada peneliti nanti.

BAB IV Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dijabarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Kasus yang dibahas akan mendapat hasil dari pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.

(15)

BAB V Simpulan dan Saran

Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan tentang masalah yang dibahas dan memberikan saran terhadap hasil penelitian berdasarkan observasi langsung yang telah dilakukan oleh penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi,wawancara,dan dokumentasi (Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan bantuan pedoman observasi,

15 Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini adalah peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara

Penelitian lainnya yang menjadi bahan acuan peneliti dalam penulisan tesis terjemahan konjungsi subordinatif temporal bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia ini adalah tesis yang

Bab 1 Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang, tujuan penelitian,  pembatasan  masalah,  metode  dan  teknik  penelitian  serta  organisasi  penulisan. 

Penulisan skripsi ini menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara, observasi maupun laporan yang berbentuk

Berdasarkan observasi awal di SMP S NOMMENSEN Jambi peneliti merasa bahan ajar yang berbentuk modul menggunakan model Blended Learning mampu meningkatkan hasil belajar

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), 14 yaitu dengan mengumpulkan data atau bahan-bahan yangv berkaitan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Fenomena Radikalisme Gerakan