• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering ditempatkan sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. karena dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering ditempatkan sebagai"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Radio merupakan salah satu dari media komunikasi penyiaran yang efektif karena dapat menembus berbagai lapisan masyarakat. Radio sering ditempatkan sebagai sahabat yang dapat menemani kegiatan sehari-hari para pendengarnya. Selain itu radio juga berfungsi sebagai alat penghibur, penyampai informasi, dan melaksanakan fungsi pendidikan bagi masyarakat. Menurut Robert McLeish, dari eksperimen tentative pertama, radio telah berkembang menjadi sebuah media komunikasi yang universal. Ini menyebar di seluruh dunia melalui gelombang pendek dan menghubungkan benua antar benua dalam sepersekian detik. Radio pada awalnya digunakan oleh tentara saat perang,para amatir untuk hiburan, mengontrol pesawat udara dan mengarahkan taksi.

Beberapa karakteristik radio lainya yaitu radio as background, maksudnya adalah bahwa pendengar dapat melakukan apa saja sambil mendengarkan radio, radio is for individual yang dimaksudkan adalah radio dapat memberikan kedekatan dan rasa rileks, mebantu penyelesaian masalah,serta memperluas pengalaman kepada pendengar. Di Indonesia, radio sebagai media yang terkait dengan medium kebutuhan lokal, yaitu media komunikasi massa yang hanya memiliki skala lokaliatas suatu daerah tertentu, berbeda dengan televisi yang skalanya nasional.

Namun seiring berkembangnya teknologi, televisi mulai mengambil alih kekuasaan radio sebagai media massa. Radio-radio yang bertahan harus terus menciptakan sesuatu yang dapat menembus perhatian dari masing-masing target

(2)

audience-nya salah satunya dengan menciptakan radio play atau yang dulu dikenal sebagai sandiwara radio.

Sandiwara radio merupakan suatu program yang menyajikan secara audio pola pelakonan/dramatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu, sera efek suara seperlunya. Sejarah radio mencatat, drama radio berjudul War of the Worlds karya H.G Wells, yang berkisah tentang penyerangan makhluk Mars ke bumi, telah menunjukkan keampuhan siaran radio dalam memenuhi pendengarnya. Faktanya, banyak warga Amerika setelah mendengar drama tersebut, berbondong-bondong pergi meninggalkan kota. Fenomena tersebut juga menunjukkan, dalam istilah Bertolt Brecht, radio adalah the theatre of mind (Triartanto,2010:146)

Radio mempunyai sejarah yang panjang dan berbeda dalam merubah pikiran, kata-kata dan tindakan menjadi gambaran yang memuaskan di dalam pikiran pendengar melalui teknik drama radio. Tujuan dari semua penulisan cerita drama ini adalah untuk membuat ulang ide asli di dalam pikiran pendengar dan ketika hasilnya muncul sejalan dengan imajinasi, terdapat beberapa batasan ukuran, kebenaran, tempat, mood, waktu atau kecepatan perpindahan tempat. Tidak seperti seni visual yang gambaran lokasinya jelas, para pendengar radio harus menyuplai gambaran personal dalam merespons informasi yang diberikan. Jika signpost terlalu sedikit atau salah tanggap, pendengar akan bingung dan hilang arah tidak dapat mengikuti apa yang terjadi (McLeish,2011:1)

Sandiwara radio zaman dahulu, dapat mengajak pendengar masuk ke dalamnya, tidak seperti TV. Drama radio dapat menciptakan gambar di dalam pikiran yang bahkan lebih jelas daripada yang dapat diciptakan perusahaan TV sebagus apapun. Drama radio

(3)

juga merupakan cara yang terbaik untuk belajar teknik editing, perekaman suara, dan mixing (Hausman,2010:215)

Di Indonesia, sandiwara radio pertama kali menjangkiti masyarakat di era 1970-an hingga 1980-1970-an. Mereka rela melu1970-angk1970-an waktu setiap hari untuk mendengark1970-an kelanjutan dari cerita kesayangannya. Di jaman keemasannya, sandiwara radio banyak didominasi oleh cerita-cerita silat berlatar belakang babad tanah Jawa, diantaranya yang kita ingat adalah Saur Sepuh, Tutur Tinular, Misteri dari Gunung Merapi, Misteri Nini Pelet, Satria Madangkara, Babad Tanah Leluhur, Kaca Benggala serta drama kehidupan bersifat kontemporer berjudul Ibuku Malang Ibuku Tersayang, yang disiarkan sejumlah radio di beberapa kota secara sindikasi dan Catatan Si Boy (AM 666 KHz/102,3 MHz) yang di Jakarta begitu digemari para kawula muda (Triartanto,2010:63)

Unsur-unsur yang menjadi daya tarik suatu stasiun radio, antara lain adalah musik, kata-kata, dan efek suara. Dengan ketiga unsur daya tarik tersebut, suatu program dapat dikemas sedemikian rupa sehingga memiliki pesona audio, yang dapat “menyihir pendengarnya tetap manteng untuk mendengarkan penyiaran yang disajikan. Begitu pula dengan sandiwara radio,dengan tidak adanya komponen visual, radio play tergantung pada dialog, musik dan efek suara untuk membantu pendengar bayangkan karakter dan cerita. Pada sandiwara radio semuanya disampaikan melalui suara (kata-kata) yang mencerminkan tokoh & karakternya, situasinya, gejolak perasaannya, (Effendy, 2003: 139)

Pendengar bisa terbius oleh permainan karakter (voice acting) aktor/aktris yang begitu sugestief dan mempesona. Pendengar bisa terarus dalam rentetan cerita yang memikat dan membelenggu, bahkan untuk beberapa waktu kedepan mampu melupakan

(4)

dunia sekelilingnya hanya untuk mendengarkan seru/tegangnya sandiwara radio yang sedang diikutinya. Namun radio play dengan cerita semenarik apapun tidak akan bisa meraih perhatian pendengar apabila dikemas secara biasa saja. Pendengar radio yang sudah tersegmentasi memungkinkan produser atau pencipta ide membuat suatu persembahan yang bagus dan sesuai target pendengar,

Radio yang akan diteliti disini merupakan Radio Motion Jakarta. Radio dengan nama perusahaan PT. Radio Safari Bina Budaya, dibentuk pertama kali dengan nama Radio Otomotion pada tahun 2005. Radio ini menempati frekuensi 97,5 MHz. Motion Radio ini memiliki beberapa program yang menarik dan tidak ketinggalan memiliki sebuah radio play yaitu Wayang975 yang mengangkat kisah epic dari Mahabarata, yang berjudul ‘Asal –Muasal Pandawa dan Kurawa’ dibuat dengan tujuan memasyarakatkan budaya dan petuah wayang kepada para pendengar yang disesuaikan kondisi sekarang, seperti memasukkan unsur-unsur atau idiom modern tanpa melupakan esensi cerita aslinya, seperti penggunaan gadget smart phone, tehnologi terbaru sampai isu go green. Wayang 975 berisikan warisan budaya berisinilai-nilai hidup dari kitab suci yang memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni, dan dikemas secara eklektik, gabungan cerita asli dan unsur masa kini atau modern, dalam bentuk sandiwara radio yang bernuansa Jawa.

Peneliti tertarik untuk mengangkat topik ini karena tidak banyak dari orang-orang di lingkungan peneliti termasuk peneliti sendiri yang tertarik dengan cerita wayang sebelumnya apalagi dapat menyebutkan tokoh-tokoh wayang. Namun saat peneliti mendengarkan Wayang 975, peneliti merasa tertarik untuk mendengarkan cerita wayang dan penasaran akan episode selanjutnya. Dan beberapa pihak lain yang peneliti

(5)

temukan juga ternyata tertarik pada program tersebut. Namun kesuksesan sebuah program pastilah merupakan hasil kerja keras orang-orang dibaliknya, dimana di dalam penelitian ini peran tim kreatif menjadi objek penelitiannya. Begitu pula dengan pengemasan radio play secara elektik ini merupakan hal baru yang menarik peneliti untuk meneliti karena sebelumnya belum pernah dibuat sandiwara radio seperti ini. Bagaimana peran tim kreatif dalam pengemasan program ini sehingga dapat menyebabkan cerita wayang tersebut menjadi menarik? Kebijakan tim kreatif dalam mengemas program inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini.

1.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, maka peneliti membatasi ruang lingkup pada topik skripsi yaitu bagaimana peran tim kreatif dalam pengemasan Program Wayang 975 di Motion Radio?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. bagaimana peran tim kreatif dalam pengemasan program Wayang 975. b. apa alasan pemilihan gaya eklektik dalam Wayang 975.

c. bagaimana tahapan produksi dari Wayang 975. Manfaat penelitian ini adalah :

a. Akademis : Dapat menjadi penelitian yang berguna dalam pengembangan wawasan bagi peneliti maupun akademisi.,

(6)

c. Sosial : Dapat menambah pengetahan bagi masyarakat

1.4 Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif akan melibatkan aktifitas-aktifitas seperti mendokumentasikan suatu kejadian, mewawancara orang, mengobservasi perilaku tertentu, mempelajari dokumen tertulis,atau memeriksa visual image. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya (Kriyantono,2006:58)

“Qualitative Research (QR) thus refers to the meaning, concepts, definitions, characteristics, methapors, symbols, and descriptions of things”.(Berg, 2007:3) Pakar lain, Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen). Moleong sendiri secara simpel mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. (Moleong,2007:5)

Dalam mencari data dan informasi penelitian ini, maka peneliti terjun di lapangan langsung. Riset penelitian ini sifatnya subyektif, karena hasil penelitian ini bergantung pada pengamatan peneliti di lapangan. Sehingga titik berat dari hasil

(7)

penelitian ini berdasarkan pada kedalam infomasi yang berhasil di rekam peneliti. Informasi tersebut mencakup uraian tentang ucapan, tulisan, yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang utuh, komprehensif dan holistic (Ruslan, 2006 : 215).

Jenis metode kualitatif yang penulis gunakan adalah Metode Deskriptif – Kualitatif. Metode deskriptif- kualitatif sangat berguna untuk melahirkan teori-teori tentative. Itu perbedaan esensial antara metode deskriptif-kualitatif dengan metode-metode yang lain. Metode deskriptif-kualitatif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiiz, Wrightsman ,dan Cook sebagai penelitian yang insightmulting, yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Ia tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. Penelitiannya terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru ditemukan.

Menurut Creswell (2010), metode deskriptif-kualitatif termasuk paradigma penelitian post positivistic. Asumsi dasar yang menjadi inti paradigm penelitian post-positivisme adalah :

a. Pengetahuan bersifat konjektural dan tidak berlandaskan apapun. Kita tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absolute. Untuk itu. bukti yang dibangun dalam penelitian seringkali lemah dan tidak sempurna. Karena itu, banyak peneliti berujar

(8)

bahwa mereka tidak dapat membuktikan hipotesisnya, bahkan tidak jarang merea gagal untuk menyangkal hipotesisnya.

b. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti dan pertimbangan logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrument pengukuran tertentu yang diisi oleh partidsipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.

c. Informan incidental, yaitu siapa saja yang ditemukan di wilayah penelitian yang diduga dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti. (Ardianto, 2011:60-62)

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari: wawancara mendalam. observasi, wawancara kelompok, studi kasus dan dokumentasi. Namun yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

Wawancara Mendalam adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif .Selanjutnya, dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin peneliti ketahui/pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). Biasanya wawancara mendalam menjadi alat utama pada penelitian kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi. Pada wawancara

(9)

mendalam ini, pewawancara relative tidak memunyai kontrol atas respons informal. Artinya informan bebas memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam; bila perlu, tidak ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti sedang ngobrol.

Metode Wawancara Mendalam (In-Depth Interview) adalah suatu teknik dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Dengan wawancara mendalam kepada informan, peneliti dapat mengetahui alasan yang sebenarnya dari responden mengambil keputusan seperti itu. Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian. Informan terdiri dari tiga kelompok :

a. Informan kunci

b. Informan ahli, yaitu ahli yang sangat memahami dan dapat memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi dengan wilayah tempat tinggal.

Wawancara mendalam mempunyai karakteristik yang unik :

1. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu orang saja. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti.

2. Menyediakan latar belakang secara perinci mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. Dari wawancara ini terelaborasi beberapa elemen dalam jawaban, yaitu opini, nilai-nilai, motivasi, pengalaman- pengalaman, maupun perasaan informan.

(10)

3. Peneliti tidak hanya memerhatikan jawaban verbal informan, tapi juga respons-respons nonverbal.

4. Dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali

5. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain. Susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan.

6. Sangat dipengaruhi iklim wawancara. Semakin kondusif iklim wawancara antara peneliti dan informan, wawancara dapat berlangsung terus.

(Kriyantono, 2006: 98-99)

Adapun narasumber yang akan peneliti wawancara secara mendalam adalah beberapa anggota dari tim kreatif dari Wayang 975 Motion Radio :

• Arie Apriludy atau yang akrab Arie Dagienkz (Produser / Scriptwriter / Voice Talent)

• Anton Wahyudi (Program Director / Pengawas / Voice Talent) • Denny Widianto (Editor / Sound Engineering / Voice Talent)

Ketiga narasumber tersebut dipilih berdasarkan observasi dan diskusi yang dilakukan dengan pihak Motion Radio dimana masing-masing mempunyai peran yang besar sebagai tim kreatif dalam pengemasan Wayang 975 ini yaitu :

• Arie Dagienkz (Produser / Scriptwriter / Voice Talent)

Sebagai ‘otak’ dari Wayang 975 ini, Arie Dagienkz yang bernama asli Arie Apriludy terus mempelajari tentang Wayang, selain baca buku dan searching di Internet, dia juga belajar dengan dalang asli: Nanang HP. Sandiwara wayang adalah proyek idealisme Arie. Pria berambut gimbal ini awalnya tak berpikir

(11)

harus dapat iklan atau bisa digemari banyak orang. Tapi karena ia membuatnya tanpa beban dan sangat menikmati, justru hasilnya di luar perkiraan. Banyak pendengar yang merespons, tak sedikit pula produsen yang berniat ingin beriklan.

• Anton Wahyudi (Program Director / Pengawas / Voice Talent)

Sebagai Program Director di Motion Radio, Anton Wahyudi juga berperan sebagai quality control dalam proses produksi Wayang 975.

• Denny Widianto (Editor / Sound Engineering / Voice Talent)

Denny Widianto berperan besar dalam kesuksesan pengemasan Wayang 975. Beliau selaku editor dengan keluwesannya mengemas suara-suara para talent yang ditambahkan dengan musik dan sound effect sehingga dapat membangun mood pendengar secara sempurna.

Observasi lapangan atau pengamatan lapangan adalah kegiatan yang dilakukan, dengan kelengkapan pancaindera yang dimiliki. Selain dengan membaca koran, mendengarkan radio, menonton televisi atau berbicara dengan orang lain, kegiatan observasi merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan. Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti sehingga metode ini memiliki keunggulan, yakni mempunyai dua bentuk data : interaksi dan percakapan. (Kriyantono, 2006: 108-109)

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang tertulis dari suatu keadaan dan kegiatan subyek penelitian. Teknik dokumentasi ini diperlukan sebagai pelengakap yang dapat menguatkan atau sebagai pengayaan data penelitian yang

(12)

memiliki hubungan dengan tujuan penelitian, dan interpretasi sekunder terhadap kejadian-kejadian. Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2006 : 132)

Dalam penelitian ini, data yang akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi mengenai tim kreatif dari program Wayang 975 di Motion Radio, diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal mengenai peran tim kreatif dalam pengemasan Wayang 975 ini. Wawancara dan observasi dilakukan beberapa kali dan setiap kali semakin mendalam dari sesi sebelumnya. Tipe panduan wawancara yang akan digunakan adalah the interview guide, yaitu membuat list topik-topik pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan. Tipe wawancara ini dapat membuat jalannya wawancara menjadi lebih terstruktur.

1.4.2 Teknik Analisa Data

Data yang didapat dari hasil pengumpulan data terbagi dua yaitu primer dan sekunder. Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan metode wawancara. Sedangkan penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham pendekatan kualitatif. (Sarwono, 2006: 16-17)

(13)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil metode wawancara mendalam dan observasi sebagai data primer dan dokumentasi sebagai data sekunder. Peneliti menganalisa data yang didapat menggunakan Model Strauss dan Corbin dimana menurut Strauss dan Corbin, analisis data kualitatif, khususnya dalam penelitian Grounded Theory, terdiri atas tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu (a) pengodean terbuka (open coding), (b) pengodean berporos (axial coding), (c) pengodean selektif (selective coding).

Pengodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengatagorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama pengodean terbuka, data dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat, dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, serta diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam data. Melalui proses ini, asumsi seseorang atau orang lain tentang fenomena dipertanyakan atau dijelajahi, mengarah pada penemuan-penemuan baru.

Pengodean berporos meletakkan data tersebut kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya. Disini kita berbicara tentang hubungan beberapa kategori utama untuk membentuk suatu rumusan teoritis yang lebih luas, juga mengembangkan apa yang mungkin menjadi salah satu dari beberapa kategori utama. Pengodean ini adalah pengkhususan sebuah kategori (fenomena) dalam istilah dari kondisi-kondisi yang memberikan tambahan padanya: konteks, strategi-strategi tindakan/interaksional. konsekuensi-konsekuensi dari strategi ini.

(14)

Pengodean selektif. Setelah pengumpulan dan analisis data, selanjutnya tugas anda mengintegrasikan kategori-kategori tersebut untuk membentuk sebuah teori dasar. Pengintegrasian tidak banyak berbeda dari pengodean berporos. Itu hanya dilakukan pada satu level analisis abstrak yang lebiih tinggi .Dalam pengodean berporos, anda mengembangkan dasar-dasar untuk pengodean selektif. Beberapa langkah untuk melakukan pengintegrasian :

1. melibatkan penjelasan alur cerita; menghubungkan kategori-kategori tambahan di sekitar kategori inti dengan menggunakan paradigma

2. menghubungkan kategori-kategori pada level dimensional 3. menyertakan validasi hubungan-hubungan ini dengan data

4. memasukkan ke dalam kategori-kategori yang memerlukan pembersihan dan pengembangan lebih lanjut. (Emzir,2010: 174-175)

1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan membahas latar belakang terjadinya masalah. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik pembahasan dalam tulisan ini.Tujuan dan manfaat penelitian juga dibahas pada bab ini. Latar belakang pada bab ini menceritakan tentang bagaimana pengemasan radio play secara eklektik dalam Wayang 975 Motion Radio.

(15)

BAB 2 Landasan Teori

Dalam bab ini diuraikan tentang teori yang akan digunakan. Teori yang dipakai lebih dari satu, karena untuk melengkapi penelitian yang akan dilakukan dan memperjelas masalah yang sedang diteliti.

BAB 3 Inti Penelitian

Bab ini akan menguraikan temuan yang didapat dalam meniliti kasus yang diangkat. BAB 4 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dijabarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Kasus yang dibahas akan mendapat hasil dari pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.

BAB 5 Simpulan dan Saran

Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan tentang masalah yang dibahas dan memberikan saran terhadap hasil penelitian berdasarkan observasi langsung yang telah dilakukan oleh penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukkan pada sinar tampak adanya bercak warna biru pada asam galat sebagai pembanding, kehijauan pada ekstrak etanol daun sirih, warna biru pucat pada

Hasil penelitian menunjukan bahwa jika sudut yang digunakan besar dan kecepatan kerja rendah maka lebar pembajakan akan lebih lebar, Pembajakan di bagian akhir lintasan yang

yang kemudian menunjang dirinya menjadi wisudawan terbaik S-1 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga pada wisuda Desember 2016. Peraih IPK 3,84

Dari kedua aspek penilaian efektifitas di atas (aktifitas dan hasil belajar), dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran biologi berorientasi pendekatan konsep

Menurut Sugihen (2009: 2) menyatakan bahwa “lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita

Jika setiap karakter tersebut di beri kode lain misalnya A=1, B=00, C=010, dan D=011, berarti kita hanya perlu file dengan ukuran 11 bits (10010101011), yang perlu

a. Berlaku adil dan obyektif pada setiap peserta didiknya. Memelihara martabatnya dengan akhlak al-karimah, berpenampilan menarik, berpakaian rapi, dan menjauhkan diri dari

Pengaruh slag terhadap komponen biomassa pada Tanah Latosol Atang Sendjaja ditunjukkan pada Tabel 4.5, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan slag