• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Naskah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 i TAHUN 2014

Ukuran Buku : 16,5 cm X 21,5 cm Jumlah Halaman : vi + 44 Halaman

Naskah :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

(2)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 ii KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya publikasi “Analisis Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014” ini dapat diterbitkan.

Penyusunan publikasi Analisis Nilai Tukar Petani (NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat perkembangan kesejahteraan petani yang merupakan sektor terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kebijakan program pembangunan di sektor pertanian yang kurang tepat akan berdampak luas terhadap perekonomian daerah khususnya masyarakat petani. Publikasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan monitor perkembangan kesejahteraan petani.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam upaya penerbitan publikasi ini kami ucapkan banyak terima kasih. Selanjutnya saran, kritik dan komentar dari berbagai pihak terutama dari pengguna data sangat kami harapkan.

Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna data dan masyarakat pada umumnya.

Boroko, Oktober 2015 Kepala Bappeda

Kab. Bolaang Mongondow Utara

Drs. Leksi Talibo NIP. 19600627 198803 1 003

(3)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

BAB IIPENJELASAN TEKNIS ... 3

BAB IIIGAMBARAN UMUM ... 20

3.1 Luas Wilayah ... 20

3.2 Sebaran Penduduk ... 22

3.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur .. 23

3.4 Ketenagakerjaan ... 26

BAB IVNILAI TUKAR PETANI ... 31

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 38

5.1 Kesimpulan ... 38

5.2 Saran dan Rekomendasi ... 39

(4)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 iv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014 ... 20 Tabel 2. Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014 ... 23 Tabel 3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio

Tahun 2014 ... 24 Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara Tahun 2014 ... 27 Tabel 5. Indeks Harga yang Diterima Petani (It), Indeks Harga

yang Dibayar Petani (Ib), Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 (2012=100) ... 34

(5)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 v DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Distribusi Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014 ... 21 Grafik 2. Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014 ... 22 Grafik 3. Piramida Penduduk Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara Tahun 2014 ... 25 Grafik 4. Komposisi Penduduk Usia Kerja Tahun 2014... 28 Grafik 5. Komposisi Penduduk Menurut Kegiatan Seminggu

yang Lalu Tahun 2014 ... 29 Grafik 6. Distribusi Penduduk Bekerja Menurut 5 Sektor

Lapangan Usaha Tahun 2014 ... 30 Grafik 7. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), Ib untuk

Konsumsi Rumah Tangga dan Ib untuk BPPBM di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 (2012=100) ... 35 Grafik 8. Indeks yang Dibayar Petani Menurut Komponen

Konsumsi Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 (2012=100) ... 36

(6)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 vi Grafik 9. Indeks yang Dibayar Petani Menurut Komponen Biaya

Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) oleh Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bolaang

(7)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian sebagai salah satu sektor pendukung perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan sektor yang mengandalkan sumber daya domestik daripada komponen impor, pertanian berperan sangat penting dalam pembangunan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara antara lain melalui penyediaan kebutuhan pokok, penampung tenaga kerja yang mencapai 55,95 persen dari angkatan kerja yang bekerja pada kategori lapangan usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Kategori lapangan usaha ini pada tahun 2014 masih memberikan kontribusi yang paling besar (47,60 persen) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Untuk melihat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan, selain data tentang pertumbuhan ekonomi diperlukan pula data pendukung di sektor pertanian. Dengan tersedianya data yang lengkap dan aktual di sektor pertanian, akan lebih memudahkan pemerintah dalam melaksanakan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah Nilai Tukar Petani (NTP).

(8)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 2 Nilai Tukar Petani adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan tukar komoditi produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga petani dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk pertanian. Jika nilai NTP pada waktu tertentu lebih besar dari 100 persen, berarti kesejahteraan petani pada saat itu lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar dan sebaliknya.

1.2 Tujuan

Secara garis besar tujuan dari penulisan Analisis Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ini, ialah :

1. Memberikan gambaran mengenai keadaan pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

2. Menganalisa indeks harga yang diterima petani (It), indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan indeks nilai tukar petani (NTP) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

3. Sebagai acuan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan perencanaan pembangunan selanjutnya serta sebagai bahan monitoring pelaksanaan pembangunan khususnya di bidang pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

(9)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 3 BAB II

PENJELASAN TEKNIS

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.

Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar.

Kepadatan Penduduk adalah banyaknya penduduk per Kilometer persegi. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 orang penduduk perempuan.

Rumah Tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu.

(10)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 4 Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada dirumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

Rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah angka yang menunjukan rata-rata jumlah anggota rumah tangga per rumah tangga.

Penduduk Usia Kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas (Konsep dalam Sakernas).

Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi).

Angkatan Kerja adalah Penduduk usia kerja (10 tahun keatas) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan.

Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari

pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Lapangan pekerjaan pada publikasi ini didasarkan pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009.

(11)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 5 Jenis Pekerjaan/Jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja. Jenis pekerjaan pada publikasi ini, didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu kepada ISCO 88.

Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan. Mulai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori yaitu:

1. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.

2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja tidak tetap. 3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas

resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar.

(12)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 6 4. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada

orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebolan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bolan. Apabila majikannya instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.

5. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebolan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian.

Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati.

6. Pekerja bebas di nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan

(13)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 7 dalam sebolan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.Usaha non pertanian meliputi: usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor konstruksi/ bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Poin 5 dan 6 yang dikembangkan mulai pada publikasi 2001, pada tahun 2000 dan sebelumnya dikategorikan pada poin 4 dan 1 (poin 5 termasuk dalam poin 4 dan poin 6 termasuk dalam poin 1).

7. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

Petani adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan) atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani penggarap (sewa/kontrak/bagi hasil). Orang yang bekerja di sawah/ladang orang lain dengan mengharapkan upah (buruh tani) bukan termasuk petani.

(14)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 8

Tanaman Pangan meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll). Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam golongan tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah.

Tanaman Hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman hortikultura semusim meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan tanaman hortikultura tahunan meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur lebih dari satu tahun dan dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.

(15)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 9 Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan di antaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya.

Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subkategori ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dan sebagainya.

(16)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 10 Kegiatan Jasa Pertanian dan Perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan Jasa Pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat pertanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan jasa.

Kegiatan Perburuan dan Penangkapan Satwa Liar mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar dalam rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan penyamakan kulit dari furskin, reptil, dan kulit unggas hasil perburuan dan penangkapan. Termasuk perburuan dan penangkapan binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau sebagai hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, reptil atau kulit burung dari kegiatan perburuan atau penangkapan.

(17)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 11 Kegiatan Penangkaran Satwa Liar mencakup usaha penangkaran, pembesaran, penelitian untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seperti mamalia laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut.

Kehutanan dan Penebangan Kayu meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak. Perikanan meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.

(18)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 12 Harga yang Diterima Petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya transportasi / pengangkutan dan biaya pengepakan ke dalam harga penjualannya atau disebut Farm

Gate (harga di sawah/ladang setelah pemetikan). Harga rata-rata adalah

harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang diterima petani tersebut. Harga yang dicakup adalah harga transaksi dengan sistim penjualan umum atau tebasan, sedangkan penjualan dengan sistim ijon tidak dicatat karena tidak mewakili harga yang sebenarnya.

Harga yang Dibayarkan Petani adalah rata-rata harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tagganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian.

Harga Eceran Pedesaan adalah harga transaksi antara penjual dan pembeli secara eceran dipasar setempat untuk tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan kepada pihak lain. Harga yang dicatat adalah harga modus (yang terbanyak muncul) atau harga rata-rata biasa dari beberapa pedagang / penjual yang memberikan datanya.

Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli atau per-temuan antara penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar yang

(19)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 13 cukup mewakili dengan syarat antara lain: paling besar, banyak pembeli dan penjual, jenis barang yang diperjualbelikan cukup ban-yak dan terjamin kelangsungan pencata-tan harganya, serta terletak didaerah pedesaan.

Nilai Konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan kuantitas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. Dalam penghitungan Indeks ada 2 jenis nilai konsumsi yaitu nilai konsumsi dasar dan nilai konsumsi berjalan.

Nilai Konsumsi Dasar (P0Q0) adalah rata-rata nilai pengeluaran rumah tangga sebulan pada periode yang dijadikan dasar penghitungan (P0) untuk setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi pada periode yang dijadikan dasar penghitungan (Q0).

Nilai Konsumsi Berjalan (PtQ0) adalah rata-rata nilai pengeluaran rumah tangga sebulan pada periode berjalan (Pt) untuk setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi pada periode yang dijadikan dasar penghitungan (Q0). Dalam penghitungannya dilakukan secara bertahap dengan jalan menggunakan relatif harga (RH).

(20)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 14 Relatif Harga (RH) adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada periode waktu sebelumnya.

Data relatif harga per komoditi diperoleh dari pemantauan harga konsumen pedesaan dan harga produsen dengan rumus:

100 ) 1 ( ) ( ) (    t t t P P RH

dengan penjelasan bahwa:

RH(t) = Relatif Harga komoditi pada periode t P(t) = Harga komoditi pada periode t P(t-1) = Harga komoditi pada periode t-1

Diagram Timbangan adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumsi/produksi komoditi terhadap total pengeluaran/produksi rumah tangga petani. Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumah tangga petani dan pola produksi (potensi usaha tani) di suatu daerah.

(21)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 15 Diagram timbangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

100 ) ( ) 1 ( ) ( i t i t i t RH DT DT   

dengan penjelasan bahwa:

DT(t)i = Diagram Timbangan periode t untuk komoditi ke-i DT(t-1)i = Diagram Timbangan periode t-1 untuk komoditi ke-i RH(t)i = Relatif Harga periode t untuk komoditi ke-i

Nilai Tukar Petani adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima (It) dan dibayar (Ib) petani. Indeks harga dinyatakan dalam persentase. Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.

(22)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 16 Indeks Harga yang Diterima (It) dan Dibayar (Ib) petani dihitung dengan menggunakan formula Indeks Laspeyers yaitu:

100 / 1 ) 0 ( ) 0 ( ) 0 ( ) 1 ( 1 ( 1) ) (         m i i i i i t m i t i i t Q P Q P P P Ib It

dengan penjelasan bahwa:

It = Indeks yang diterima petani Ib = Indeks yang dibayar petani m = Banyaknya komoditi

P(t)i = Harga pada periode t untuk komoditi i P(0)i = Harga pada periode dasar untuk komoditi i Q(0)i = Kuantitas pada periode dasar untuk komoditi i

(23)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 17 Untuk mempermudah penghitungan digunakan rumus indeks sebagai berikut: 100 / 1 ) 0 ( 1 ) (       m i i m i i t b t DT DT I I

dengan penjelasan bahwa:

It = Indeks yang diterima petani Ib = Indeks yang dibayar petani m = Banyaknya komoditi

DT(t)i = Diagram Timbangan pada periode t untuk komoditi i DT(0)i = Diagram Timbangan dasar untuk komoditi i

(24)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 18 Untuk penghitungan Indeks yang Diterima Petani (It), Diagram Timbangan dasar digunakan rumus:

10000 1 ) 0 ( ) 0 ( ) 0 (     T i i i i NMS NMS DT

dengan penjelasan bahwa:

DT(0)i = Diagram Timbangan dasar untuk komoditi i NMS(0)i = Nilai Market Surplus dasar untuk komoditi i

T = Banyaknya komoditi pada paket komoditi pertanian Sementara untuk penghitungan Indeks yang Dibayar Petani (Ib), Diagram Timbangan dasar digunakan rumus:

10000 1 ) 0 ( ) 0 ( ) 0 ( ) 0 ( ) 0 (     B i i i i i i Q P Q P DT

dengan penjelasan bahwa:

DT(0)i = Diagram Timbangan dasar untuk komoditi i P(0)i Q(0)I = Nilai Market Surplus dasar untuk komoditi i

(25)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 19 Selanjutnya, NTP dihitung menggunakan rumus:

100   b t I I NTP

dengan penjelasan bahwa:

NTP = Nilai Tukar Petani

It = Indeks yang Diterima Petani Ib = Indeks yang Dibayar Petani

Secara umum penghitungan NTP akan menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut:

1. NTP > 100 : kesejahteraan petani periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar. 2. NTP = 100 : kesejahteraan petani periode tertentu sama

dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar. 3. NTP < 100 : kesejahteraan petani periode tertentu lebih buruk

(26)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 20 BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Luas Wilayah

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan daerah otonom baru yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014

No. Kecamatan Luas Wilayah

(km2) % (1) (2) (3) (4) 1. Sangkub 567,85 30,58 2. Bintauna 348,94 18,79 3. Bolangitang Timur 293,75 15,82 4. Bolangitang Barat 445,64 24,00 5. Kaidipang 85,09 4,58 6. Pinogaluman 115,59 6,23 Jumlah 1 856,86 100,00

Sumber : Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Dalam Angka 2015

Jumlah kecamatan yang ada sebanyak 6 kecamatan dengan luas total mencapai 1.856,86 km2.

(27)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 21 Grafik 1. Distribusi Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Dilihat dari luas wilayah per kecamatan maka kecamatan yang terluas adalah kecamatan Sangkub dengan luas wilayah 567,85 km2 atau sebesar 30,58 persen dari total luas wilayah Kabupaten. Sedangkan Kecamatan yang memiliki luas luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Kaidipang yaitu sebesar 85,09 km2 atau sebesar 4,58 persen dari total luas wilayah Kabupaten. Letak geografis wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebagian besar adalah wilayah pesisir pantai.

30,58% 18,79% 15,82% 24,00% 4,58% 6,23% Sangkub Bintauna Bolangitang Timur Bolangitang Barat Kaidipang Pinogaluman

(28)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 22 3.2 Sebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara hasil proyeksi penduduk tahun 2014 adalah 75.290 jiwa yang tersebar di 6 (lima) kecamatan. Distribusi penduduk antar kecamatan terlihat cukup bervariasi. Kecamatan dengan penduduk terbesar adalah kecamatan Bolangitang Barat yaitu sebesar 20,17 persen dari total penduduk Kabupaten dan terkecil adalah Sangkub yaitu sebesar 12,87 persen.

Grafik 2. Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah) 12,87% 16,50% 18,21% 20,17% 18,64% 13,62% Sangkub Bintauna Bolangitang Timur Bolangitang Barat Kaidipang Pinogaluman

(29)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 23 Tabel 2. Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014

No. Kecamatan Luas Wilayah

(km2) Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sangkub 567,85 9 688 17,06 2. Bintauna 348,94 12 423 35,60 3. Bolangitang Timur 293,75 13 714 46,69 4. Bolangitang Barat 445,64 15 183 34,07 5. Kaidipang 85,09 14 031 164,90 6. Pinogaluman 115,59 10 251 88,68 Jumlah 1 856,86 75 290 40,55

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

3.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Komposisi menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki masih lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini terlihat dari nilai angka Sex Ratio di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2014 sebesar 105,27 yang artinya dalam setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 105 orang penduduk laki-laki. Kondisi menurut kecamatan juga menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Hal ini tergambar dari angka sex ratio di atas 100 untuk semua Kecamatan yang ada.

(30)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 24 Tabel 3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2014

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Sangkub 5 011 4 677 107,14 2. Bintauna 6 358 6 065 104,83 3. Bolangitang Timur 7 009 6 705 104,53 4. Bolangitang Barat 7 815 7 368 106,07 5. Kaidipang 7 151 6 880 103,94 6. Pinogaluman 5 268 4 983 105,72 Jumlah 38 612 36 678 105,27

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Perubahan Jumlah penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen demografi, yaitu kelahiran (birth), kematian (death) dan perpindahan penduduk (migration). Suatu wilayah dengan tingkat kelahiran yang tinggi biasanya ditandai dengan bentuk piramida penduduk yang alasnya besar kemudian berangsur mengecil hingga ke puncak piramida, sedangkan pada wilayah dengan tingkat kelahiran rendah mempunyai bentuk piramida dengan alas yang tidak begitu besar dan tidak langsung mengecil hingga puncaknya. Piramida penduduk Bolaang Mongondow Utara tahun 2014 dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

(31)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 25 Grafik 3. Piramida Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Dari gambar piramida penduduk Bolaang Mongondow Utara diatas, dapat kita simpulkan :

 Tingkat fertilitas di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara masih tinggi. Hal ini terlihat dari panjangnya batang piramida untuk kelompok umur 0 – 4 dan 5 – 9.

 Pada kelompok umur 5 – 14 tahun batang piramidanya lebih panjang dibandingkan dengan kelompok umur di atasnya. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi peningkatan fertilitas pada 14 tahun terakhir. 0 1 000 2 000 3 000 4 000 5 000 Perempuan 5 000 4 000 3 000 2 000 1 000 0 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 + Laki-laki

(32)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 26

 Penduduk Bolaang Mongondow Utara dapat digolongkan sebagai penduduk berusia muda. Hal ini terlihat dari lebih separuh masyarakat masih berusia di bawah 35 tahun.

3.4 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan modal utama bagi bergeraknya roda perekonomian, karena disamping sebagai salah satu faktor produksi, tenaga kerja juga merupakan konsumen berbagai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh dunia usaha. Konsumsi rumah tangga ini pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan nilai PDRB, sehingga penciptaan lapangan kerja baru dan perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat merupakan suatu prasyarat yang mutlak harus dipenuhi jika suatu daerah ingin mempercepat pertumbuhan ekonominya. Kondisi tahun 2014 menunjukkan bahwa komposisi penduduk yang tergolong angkatan kerja yaitu sebesar 56,26 persen sedangkan bukan angkatan kerja sebesar 43,74 persen.

(33)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 27 Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Tahun 2014

No. Uraian %

(1) (2) (3)

1. Penduduk

- Usia Kerja 69,69

- Di luar Usia Kerja 30,31

2. Usia Kerja

- Angkatan kerja 56,26

- Bukan Angkatan kerja 43,74

3. Angkatan Kerja

- Bekerja 92,10

- Tidak Bekerja 7,90

4. Bukan Angkatan kerja

- Sekolah 22,18

- Mengurus Rt 59,62

- Lainnya 18,20

(34)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 28 Grafik 4. Komposisi Penduduk Usia Kerja Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Tidak semua penduduk yang masuk dalam usia kerja benar-benar menghasilkan barang dan jasa meskipun kelompok ini tergolong dalam kelompok usia poduktif. Indikator tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan besarnya penduduk yang membutuhkan pekerjaan. Kondisi tahun 2014 di kabupaten Bolaang Mongondow Utara menunjukkan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 56,26 persen.

Salah satu faktor yang memengaruhi meningkatnya partisipasi angkatan kerja dibandingkan dengan tahun sebelumnya diindikasikan karena sebagian ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya mengurus

Angkatan kerja 29 522 56,26% Bukan Angkatan kerja 22 948 44%

(35)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 29 rumah tangga dan anak yang sebelumnya berstatus sedang bersekolah kini termasuk dalam angkatan kerja.

Dari grafik berikut dapat dilihat bahwa banyaknya penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja sebanyak 51,82 persen, sedangkan menganggur 4,45 persen, yang masih sekolah sebanyak 9,70 persen, mengurus rumah tangga 26,08 persen dan lainnya 7,96 persen.

Grafik 5. Komposisi Penduduk Menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Kondisi tahun 2014 di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terlihat bahwa sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu

Bekerja 51,82% Tidak Bekerja 4,45% Sekolah 9,70% Mengurus Rt 26,08% Lainnya 7,96%

(36)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 30 sebesar 55,95 persen. Sementara paling sedikit ada pada sektor industri yaitu sebesar 5,88 persen.

Grafik 6. Distribusi Penduduk Bekerja Menurut 5 Sektor Lapangan Usaha Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 55,95% Industri 5,88% Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7,46% Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 15,72% Lainnya 14,99%

(37)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 31 BAB IV

NILAI TUKAR PETANI

Indeks nilai tukar petani (NTP) telah menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. NTP merupakan nilai tukar antara barang/produk pertanian dengan barang-barang konsumsi dan faktor produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. Secara konseptual hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan petani sangat erat, karena pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, maka NTP merupakan indikator yang relevan untuk menunjukan perkembangan tingkat kesejahteraan petani. Dengan membandingkan kedua perkembangan harga tersebut dalam satu parameter/ukuran yaitu NTP, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani.

Dalam rangka mencapai sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan petani, arah kebijakan yang merupakan prioritas penyelenggaraan program-program pembangunan pada tahun 2014 adalah menguatnya

(38)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 32 sistem ketahanan pangan dan agrobisnis, meningkatnya produktivitas pertanian tanaman pangan dari tahun ke tahun.

Salah satu tujuan strategis pembangunan adalah terwujudnya percepatan peningkatan ekonomi melalui peningkatan produktivitas, pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi. Program yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan ekonomi kerakyatan, ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, pengembangan pertanian terpadu, pengembangan usaha perkebunan rakyat serta pengembangan sumber daya, sarana dan prasarana pertanian.

Untuk melihat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan tersebut, tersedianya data yang lengkap dan aktual di sektor pertanian, akan lebih memudahkan pemerintah dalam melaksanakan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja dalam renstra adalah Nilai Tukar Petani (NTP).

NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dihitung menggunakan tahun dasar 2012 = 100. Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2014 yaitu 97,47 persen. Jika dilihat dari sisi usaha, Nilai Tukar Usaha Petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 102,23 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2014 lebih baik

(39)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 33 dibandingkan dengan tahun 2012 (tahun dasar) dari sisi usaha pertaniannya saja. Akan tetapi jika dilihat secara umum dengan mempertimbangkan seluruh kebutuhan petani mulai dari kebutuhan untuk memproduksi hasil pertanian dan juga utamanya kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga, petani yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun dasar (tahun 2012). Hal ini mengindikasikan bahwa petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki kesejahteraan yang lebih rendah lebih dikarenakan peningkatan harga-harga barang/jasa untuk konsumsi rumah tangga. Nilai indeks yang diterima petani, indeks yang dibayar petani, nilai tukar petani dan nilai tukar usaha petani dapat dilihat pada grafik berikut.

(40)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 34 Tabel 5. Indeks Harga yang Diterima Petani (It), Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 (2012=100)

Lebih jauh dari sisi harga yang dibayar oleh petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menunjukkan bahwa kenaikan harga paket komoditi yang harus dibayar petani adalah sebesar 11,93 persen dibandingkan dengan tahun dasar (hal ini dapat dilihat dari nilai indeks yang dibayar petani sebesar 111,93).

Dari sisi paket komoditi yang dikonsumsi oleh petani, menunjukkan bahwa kenaikan harga paket komoditi yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah sebesar 14,10 persen dibandingkan dengan tahun dasar (hal ini dapat dilihat dari

109,09 111,93 97,47 102,23 80,00 90,00 100,00 110,00 Indeks Diterima Petani Indeks Dibayar Petani

Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Usaha Petani

(41)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 35 nilai indeks yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga sebesar 114,10).

Sementara dari sisi paket komoditi yang digunakan oleh petani untuk memproduksi hasil pertanian, menunjukkan bahwa kenaikan harga paket komoditi yang digunakan oleh rumah tangga petani untuk proses produksi yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah sebesar 6,71 persen dibandingkan dengan tahun dasar (hal ini dapat dilihat dari nilai indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 106,71).

Grafik 7. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), Ib untuk Konsumsi Rumah Tangga dan Ib untuk BPPBM di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Tahun 2014 (2012=100)

BPPBM : Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

111,93 114,10 106,71 80,00 90,00 100,00 110,00

(42)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 36 Dari sisi harga komoditi yang dikonsumsi rumah tangga petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menunjukkan bahwa peningkatan tertinggi harga paket komoditi ada pada transportasi dan komunikasi serta komoditi bahan makanan yaitu masing-masing 22,18 persen dan 18,24 persen jika dibandingkan dengan tahun dasar. Peningkatan harga yang harus dibayar petani untuk paket komoditi lainnya yaitu, 11,49 persen untuk paket komoditi perumahan, 8,64 persen untuk paket komoditi makanan jadi, 5,61 persen untuk paket komoditi sandang, 5,35 persen untuk paket komoditi kesehatan dan 3,10 persen untuk paket komoditi pendidikan, rekreaasi dan olah raga.

Grafik 8. Indeks yang Dibayar Petani Menurut Komponen Konsumsi Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun

2014 (2012=100) 122,18 103,10 105,35 105,61 111,49 108,64 118,24 114,10 80,00 90,00 100,00 110,00 120,00

Transportasi dan Komunikasi Pendidikan,Rekreasi&Olah raga Kesehatan Sandang Perumahan Makanan Jadi Bahan Makanan KONSUMSI RUMAH TANGGA

(43)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 37 Dari sisi harga komoditi yang digunakan oleh rumah tangga petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara untuk proses produksi menunjukkan bahwa peningkatan tertinggi harga paket komoditi ada pada transportasi yaitu sebesar 19,49 persen jika dibandingkan dengan tahun dasar. Peningkatan harga yang harus dibayar petani untuk paket komoditi lainnya yaitu untuk bibit sebesar 7,38 persen, obat-obatan dan pupuk sebesar 4,88 persen, sewa lahan, pajak dan lainnya sebesar 5,29 persen, penambahan barang modal sebesar 5,28 persen sedangkan untuk upah buruh tani sebesar 6,11 persen jika dibandingkan dengan tahun dasar.

Grafik 9. Indeks yang Dibayar Petani Menurut Komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) oleh Rumah Tangga Petani di

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 (2012=100)

106,11 105,28 119,49 105,29 104,88 107,38 106,71 80,00 90,00 100,00 110,00 120,00

Upah Buruh Tani Penambahan Barang Modal Transportasi Sewa Lahan, Pajak & Lainnya Obat-obatan & Pupuk Bibit BPPBM

(44)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 38 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dihitung menggunakan tahun dasar 2012 = 100. Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2014 yaitu 97,47 persen. Jika dilihat dari sisi usaha, Nilai Tukar Usaha Petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 102,23 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2014 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2012 (tahun dasar) dari sisi usaha pertaniannya saja. Akan tetapi jika dilihat secara umum dengan mempertimbangkan seluruh kebutuhan petani mulai dari kebutuhan untuk memproduksi hasil pertanian dan juga utamanya kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga, petani yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun dasar (tahun 2012). Hal ini mengindikasikan bahwa petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki kesejahteraan yang lebih rendah lebih dikarenakan peningkatan harga-harga barang/jasa untuk konsumsi rumah tangga.

(45)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 39 5.2 Saran dan Rekomendasi

Pembangunan pertanian tujuannya bukan hanya peningkatan produksi pertanian saja tetapi juga peningkatan pendapatan petani atau peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu pertanian harus dipandang sebagai sistem agribisnis yang tidak terpisahkan antarprogram kegiatan pada proses perencanaan dibidang pembangunan pertanian, sehingga akan terjadi saling tergantung dan saling membutuhkan antara sektor terkait mulai sektor hulu sampai hilir. Untuk itu strategi memperkuat pemberdayaan petani perlu dilakukan dengan menciptakan kemandirian petani dalam menyedian sarana produksi pertanian. Untuk menjamin ketersediaan faktor produksi ada beberapa hal yang bisa dilakukan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara seperti :

1. Melakukan pembinaan kepada petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan melakukan kombinasi dengan menggunakan pupuk organik yang harganya relatif lebih murah. 2. Melatih petani dan kelompok tani cara pembuatan pupuk organik

karena bahan dari pupuk organik sudah banyak tersedia disekitar petani.

3. Mengurangi ketergantungan petani terhadap biaya non faktor produksi (pupuk) dari pabrik, dengan cara meningkatkan kemandirian petani supaya bisa memproduksi pupuk organik sendiri.

(46)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 40 4. Apabila petani masih menggunakan pupuk buatan pabrik, maka

pemerintah bisa menjamin ketersediaan dan harganya. Ketersediaan pupuk pada waktu musim tanam harus terjaga, karena kelangkaan pupuk pada saat dibutuhkan membuat harga menjadi naik.

5. Menjamin harga produksi pertanian pada saat panen tetap terjaga dengan memperbaiki tata niaga komoditi pertanian.

6. Diupayakan petani bisa menaikkan harga hasil pertanian dengan cara penanganan pasca panen sehingga ada nilai tambah yang diterima petani.

7. Penanganan tersebut harus dibarengi dengan pelatihan kepada petani untuk mengolah hasil pertaniannya menjadi produk olahan lain.

8. Perlunya Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara untuk mengatasi tingginya dominasi pedagang dalam penentuan harga komoditi pertanian.

9. Bagi satker terkait, supaya lebih mengoptimalkan petugas penyuluh lapangan untuk membantu petani agar mendapatkan hasil panen yang baik.

(47)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 41 LAMPIRAN

Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 Menurut Bulan (2012=100)

Rincian Januari Februari Maret

(1) (2) (3) (4)

Indeks Diterima Petani 106,07 106,81 107,55

Indeks Dibayar Petani 109,90 109,77 110,23

Konsumsi Rumah Tangga 111,81 111,55 112,13

Bahan Makanan 114,95 114,17 114,98 Makanan Jadi 106,87 107,04 107,81 Perumahan 109,81 109,98 110,41 Sandang 104,54 104,75 104,87 Kesehatan 104,11 104,15 104,34 Pendidikan,Rekreasi&Olah raga 102,01 102,33 102,45

Transportasi dan Komunikasi 120,65 120,65 120,78

BPPBM 105,37 105,61 105,81

Bibit 106,68 106,91 106,99

Obat-obatan & Pupuk 103,74 103,85 104,27

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 104,73 104,74 104,82

Transportasi 116,40 116,57 116,75

Penambahan Barang Modal 104,24 104,55 104,61

Upah Buruh Tani 104,58 104,92 105,11

Nilai Tukar Petani 96,51 97,30 97,57

(48)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 42 LAMPIRAN

Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 Menurut Bulan (2012=100)

(lanjutan…)

Rincian April Mei Juni

(1) (5) (6) (7)

Indeks Diterima Petani 108,42 108,88 109,14

Indeks Dibayar Petani 110,97 111,06 111,28

Konsumsi Rumah Tangga 113,05 113,11 113,39

Bahan Makanan 116,70 116,82 117,19 Makanan Jadi 108,24 108,18 108,35 Perumahan 110,77 110,83 111,32 Sandang 104,99 104,99 105,19 Kesehatan 105,16 105,10 105,26 Pendidikan,Rekreasi&Olah raga 102,60 102,79 102,79

Transportasi dan Komunikasi 120,86 120,90 120,88

BPPBM 106,00 106,15 106,20

Bibit 107,16 106,86 106,86

Obat-obatan & Pupuk 104,30 104,46 104,63

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 104,91 104,95 105,06

Transportasi 117,12 117,07 117,30

Penambahan Barang Modal 104,89 105,13 105,13

Upah Buruh Tani 105,47 105,75 105,77

Nilai Tukar Petani 97,70 98,03 98,08

(49)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 43 LAMPIRAN

Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 Menurut Bulan (2012=100)

(lanjutan…)

Rincian Juli Agustus September

(1) (8) (9) (10)

Indeks Diterima Petani 109,55 109,20 109,64

Indeks Dibayar Petani 111,99 111,61 111,93

Konsumsi Rumah Tangga 114,28 113,73 114,08

Bahan Makanan 119,07 117,73 118,33 Makanan Jadi 108,57 108,65 108,50 Perumahan 111,42 111,33 111,90 Sandang 105,34 105,34 105,73 Kesehatan 105,32 105,46 105,60 Pendidikan,Rekreasi&Olah raga 103,05 103,38 103,40

Transportasi dan Komunikasi 120,73 120,95 120,95

BPPBM 106,45 106,59 106,84

Bibit 107,07 107,01 107,52

Obat-obatan & Pupuk 104,83 104,97 105,23

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 105,38 105,34 105,46

Transportasi 117,03 117,45 117,46

Penambahan Barang Modal 105,29 105,35 105,57

Upah Buruh Tani 106,17 106,40 106,68

Nilai Tukar Petani 97,82 97,84 97,96

(50)

Analisis NTP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2014 44 LAMPIRAN

Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 Menurut Bulan (2012=100)

(lanjutan…)

Rincian Oktober November Desember Tahun 2014

(1) (11) (12) (13) (14)

Indeks Diterima Petani 110,08 111,60 112,12 109,09

Indeks Dibayar Petani 112,79 114,21 117,42 111,93

Konsumsi Rumah Tangga 115,13 116,67 120,24 114,10

Bahan Makanan 120,30 121,98 126,64 118,24 Makanan Jadi 109,31 110,45 111,64 108,64 Perumahan 112,17 112,96 114,94 111,49 Sandang 106,02 106,87 108,66 105,61 Kesehatan 105,55 106,57 107,53 105,35 Pendidikan,Rekreasi&Olah raga 103,42 104,00 105,00 103,10

Transportasi dan Komunikasi 120,99 124,73 133,16 122,18

BPPBM 107,09 108,09 110,23 106,71

Bibit 107,92 108,14 109,37 107,38

Obat-obatan & Pupuk 105,54 105,72 106,99 104,88

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 105,74 105,92 106,46 105,29

Transportasi 117,53 125,47 137,76 119,49

Penambahan Barang Modal 105,90 105,93 106,69 105,28

Upah Buruh Tani 106,74 107,13 108,56 106,11

Nilai Tukar Petani 97,60 97,71 95,49 97,47

Gambar

Tabel  1.   Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014
Grafik 2.   Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014
Grafik 5.   Komposisi Penduduk Menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu  Tahun 2014
Grafik 6.   Distribusi Penduduk Bekerja Menurut 5 Sektor Lapangan Usaha  Tahun 2014
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penilaian kinerja Teller Pooling pada Bank Central Asia, Tbk yang sedang berjalan memiliki resiko dalam kesalahan- kesalahan tidak terlalu besar

Perlu ditegaskan, bahwa berdasarkan Pasal 11 Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Bangunan Gedung, Setiap bangunan gedung di Kabupaten

Lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan dapat meningkatkan gairah dan semangat kerja dalam perusahaan juga akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan

Metode CPM merupakan suatu metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang dapat menunjukkan aktivitas-aktivitas kritis, serta dapat digunakan untuk merencanakan, mengontrol

Tujuannya adalah meningkatkan harga pasar saham perusahaan yang berdampak pada peningkatan potensi kepemilikannya atau peningkatan nilai intrinsik opsi saham (Asyik,

Access juga dapat digunakan sebagai sebuah basis data untuk aplikasi Web dasar yang disimpan di dalam server yang menjalankan Microsoft Internet Information Services (IIS)

(3) Akan lebih baik, modul dibuat berwarna, sehingga menjadi lebih menarik dan menimalisir miskonsepsi mahasiswa. Setelah melalui proses pengembangan tersebut dan dari

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah sistem pengupahan perjanjian kerja waktu terntentu (PKWT) di PT Binanga Mandala Labuhan Batu sudah sesuai dengan