1
UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO
PADA SUB KONSEP SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA
Lisda Lestari, Rakatika ABSTRAK
Sistem pernapasan pada manusia merupakan salah satu materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida yang tidak dapat dipakai lagi oleh tubuh. Materi ini dipelajari dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) ataupun jenjang yang lebih tinggi. Namun materi ini dianggap sulit oleh sebagian siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar diperlukan model pembelajaran dan media yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kreativitas siswa sehingga akan membantu siswa untuk lebih mudah memahami pelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memiliki keunggulan yaitu melatih siswa untuk lebih banyak berfikir, berbagi pendapat, dan meningkatkan keaktifan siswa di kelas, sedangkan keunggulan media video adalah tampilannya menarik sehingga perhatian siswa akan lebih terpusatkan.
Permasalahan yang timbul adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share dengan bantuan media video cocok diterapkan pada sub konsep
sistem pernapasan pada manusia ?”.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share dengan bantuan media video cocok diterapkan pada sub konsep sistem
pernapasan pada manusia.
Kata kunci: think pair share, media video, hasil belajar, sistem pernapasan manusia.
2
The Experiment of Model of Cooperative Teaching Learning Type Think Pair Share with Video for Sub Concept of Human Respiratory System in
Eleventh Grade of SMAN 1 Ciawi-Tasikmalaya Lisda Lestari, Rakatika
ABSTRACT
Respiration system that is in a human is one of the subject matters of Natural Science (IPA) which learn about the process of input the oxygen and output the carbondioxide rests of metabolism of substances that can not be used again by the body. This material is studied from the level of junior hugh scholl to the senior high school or a higher level. However, this material is considered difficult by the most students of senior high school. Therefore, to improve the students learning outcomes in teaching and learning process is required a learning models and media which aims to increase the activities and creativities of the students that will help students to understand the lessons more easily. One of them is by using a think pair share type model of cooperative learning with assisted the video media. Cooperative learning model type think pair share has the advantage that it can practice student for more thinking, sharing they opinions, and will be required to be more active, while the video media have a good appearance so the student’s attention will be concentrically.
The problem that arises is "Is there cooperative learning model type think pair share with assissted the video media correct apply to subconcepts of human respiratory system?".
The research concludes that there is cooperative learning model type think pair share with assissted the video media correct apply to subconcepts of human respiratory system.
Keywords: think pair share, video media, learning outcomes, the human respiratory system
3 PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting. Bahkan nasib suatu bangsa dapat ditentukan melalui kualitas pendidikannya, semakin baik kualitas pendidikan suatu bangsa maka semakin baik pula masa depan bangsa tersebut, begitupun sebaliknya. Pendidikan yang berkualitas tidak tercipta begitu saja namun ada faktor yang mempengaruhi didalamnya. Salah satu faktornya adalah yang terlibat langsung dalam pendidikan itu sendiri yakni antara guru dan siswa.
Pada proses pembelajaran peran guru sangatlah penting karena selain guru harus memiliki wawasan yang luas sehingga mampu meningkatkan kecakapan kognitif siswanya, guru juga harus mampu meningkatkan kecakapan psikomotorik dimana siswa lebih aktif dan kreatif. Oleh karena itu ketika tujuan pendidikan tidak tercapai maka dapat dikatakan bahwa guru memiliki andil yang cukup besar. Namun saat ini pembelajaran yang bersumber pada guru masih tetap menjadi primadona sehingga siswa cenderung pasif dan bergantung pada guru. Padahal paradigma pendidikan saat ini telah berubah, tidak hanya guru yang berperan aktif tetapi siswa juga dituntut aktif dan tidak melulu bergantung pada guru. Kemudian, permasalahan yang sering muncul adalah tidak adanya variasi dalam proses pembelajaran, sebagai contoh masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya namun sering dilupakan adalah pemilihan model dan media yang tepat dalam proses pembelajaran. Masih banyak anggapan bahwa penggunaan model dan media sangatlah merepotkan karena harus menyiapkan berbagai alat yang dibutuhkan serta mengatur kelas lebih ekstra lagi.
Hal serupa juga terjadi di SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, dimana proses pembelajaran terpaku pada metode ceramah dengan media power
point saja. Bukan karena para guru tidak mengenal model-model pembelajaran,
namun mereka masih beranggapan bahwa penggunaan model pembelajaran akan membuang banyak waktu sehingga materi tidak tersampaikan secara utuh. Sementara media power point selalu dijadikan pilihan karena dianggap praktis dan mudah cara penggunaannya. Padahal tidak sedikit siswa yang merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang berlangsung, jika dibiarkan bukan tidak mungkin hal ini dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu perlu adanya inovasi yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk tercapainya proses pembelajaran yang diharapakan perlu dilakukan upaya-upaya yang mendukung hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat. Ada begitu banyak model pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk mendalami materi
yang dipelajari kemudian berdiskusi dengan temannya untuk selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Selain membuat siswa aktif, model ini juga menuntut siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Upaya lain yang juga tidak kalah penting agar tujuan pembelajaran tercapai adalah pemilihan media pembelajaran yang menarik. Video merupakan media yang menyajikan objek yang bergerak sehingga dapat memperjelas
4
bayangan atau tanggapan siswa terhadap materi yang disampaikan. Melalui video siswa bisa mendapatkan pemahaman lebih karena siswa dapat melihat secara langsung suatu peristiwa.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Uji Coba Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Bantuan Media Video cocok diterapkan pada Sub Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?”. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui kecocokan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di Kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis
Kegunaan Teoretis, diharapkan hasil penelitian ini mampu mengembangkan ilmu pendidikan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video jika digunakan pada proses pembelajaran sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
2. Kegunaan Praktis a. Bagi guru
1) Memberi masukan sehingga guru mampu meningkatkan motivasi, kreatifitas dan inovasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta memberikan makna belajar melalui pembelajaran tersebut; dan
2) Memberikan alternatif yang dapat memperbaiki proses belajar mengajar biologi, khususnya dalam upaya meningkatkan kreatifitas dan profesionalisme guru sesuai bidangnya.
b. Bagi siswa
Diharapkan mampu meningkatkan semangat belajar siswa di kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan ketertarikan pada model pembelajaran yang digunakan.
c. Bagi peneliti
Mampu meningkatkan wawasan pengetahuan dan kemampuan, khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran biologi yang efektif dan interaktif, serta dapat meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang ada dapat diminimalkan. PROSEDUR PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental (quasi experiment). Dalam penelitian ini tidak terdapat kelas pembanding hanya tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang kemudian hasil kedua tes dibandingkan.
5 Variabel Penelitian
1. variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share media video.
2. variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya sebanyak lima kelas, dimana pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Menurut Arikunto, Suharsimi (2013:183) “ ... dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan”. Adapun pertimbangan pemilihan sampel dilihat dari nilai terendah pada mata pelajaran Biologi tahun 2013/2014.
Desain Penelitian
Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental desain “pre-test and post-test group”. Menurut Arikunto, Suharsimi (2013:124) sebagai berikut:
Pola : O1 X O2
O1 = nilai pre test (sebelum dilakukan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tebak kata dan bantuan media power point)
X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajran kooperatif tipe tebak kata dan bantuan media power point
O2 = nilai pos test (sesudah dilakukan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tebak kata dan bantuan media power point)
Teknik Pengumpulan Data
1. Berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal yang terdiri dari lima option. Tes dilakukan sebelum dan setelah proses pembelajaran. 2. Observasi, dilakukan selama proses pembelajaran yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesukaran dan kemudahan, keefektifan waktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama proses pembelajaraan.
3. Srudi Literatur, studi litelatur atau pengumpulan teori yang relevan dengan penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang apa yang telah dilakukan orang lain agar penelitian yang akan dilakukan lebih terarah.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis mengenai sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia, dalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 5 option dengan jumlah soal sebanyak 50.Aspek yang diukur adalah hasil belajar ranah kognitif saja, yakni jenjang mengingat (C1), mengerti (C2) dan memakai (C3). Untuk jawaban benar bernilai 1 (satu) dan 0 (nol) untuk jawaban yang salah. Tujuan dilakukan uji coba instrumen adalah
6
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun rumus validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
1. Uji validitas
2. Uji reliabilitas
Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian berupa data pre test dan post test dengan menggunakan uji t (t-test) untuk mengetahui apakah nilai pre test sama atau berbeda dengan nilai post test dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video cocok diterapkan pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia.
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut E. Slavin, Robert (2009:8) yaitu “Para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru”.
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Menurut pendapat Trianto (2011:61) “Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa”. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain.
Menurut Trianto (2011:126) tahapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah sebagai berikut:
langkah 1 : berpikir secara individual (think)
guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang terkait dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah;
langkah 2 : berpasangan dengan teman sebangku (pair)
guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan; dan
langkah 3 : berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas (share)
7
pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling kelas dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe think pair
share menurut Shoimin, Aris (2014:211) adalah sebagai berikut:
1) adapun kelebihan dari model think pair share yaitu:
a) model think pair share mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan dalam setiap kesempatan;
b) menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respon siswa;
c) siswa menjadi lebih aktif dalam berfikir mengenai konsep dalam mata pelajaran;
d) siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi;
e) siswa dapat belajar dari siswa lain; dan
f) setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau menyampaikan idenya.
2) adapun kekurangan dari model think pair share yaitu: a) banyak kelompok yang melapor dan perlu di monitor; b) lebih sedikit ide yang muncul; dan
c) jika ada perselisihan tidak ada penengah. 2. Media Video
Menurut S. Sadiman, Arief, dkk (2012:74) “Media video adalah media audio-visual yang menampilkan gerak, dimana pesan yang disajikan bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (ceritera), informatif, edukatif, maupun instruksional”.
Menurut S. Sadiman, Arief, dkk (2012:74), mengemukakan penjelasannya mengenai kelebihan dan kekurangan dari media video sebagai berikut:
adapun kelebihan dari media video adalah sebagai berikut:
a. dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya;
b. dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis;
c. demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya;
d. menghemat waktu dan rekaman dapat di putar berulang-ulang; e. bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek
yang berbahaya seperti harimau;
f. keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar;
8
g. guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut; dan
h. ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya. adapun kekurangan dari media video adalah sebagai berikut:
a. perhatian siswa sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan;
b. sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain;
c. kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna; dan
d. memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
Hasil Penelitian Tentang Uji Coba Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Bantuan Media Video pada Sub Konsep Sistem Respirasi Manusia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecocokan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di Kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
Berdasarkan hasil penelitian di kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia setelah diuji cobakan ternyata mendapat respon positif hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata post-test sebesar 31,84 lebih besar dibanding nilai rata-rata pre-test yaitu 18,08. Untuk lebih jelasnya, peningkatan nilai pre-test dan post-test siswa dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:
18,08
31,84
0
20
40
Pre-test
Post-test
N
il
a
i
R
a
ta
-r
a
ta
Jenis Test
Sumber: Pengolahan DataGambar 4.7
Diagram Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji normalitas diperoleh hasil pre-test siswa memiliki nilai Lo = 0,071, hasil post-test siswa memiliki nilai
9
Lo = 0,166 sementara Lkritis = 0,173, ini menunjukkan bahwa nilai Lo baik pre-test maupun post-test lebih kecil dibanding dengan nilai Lkritis sehingga dapat disimpulkan bahwa, data pre-test dan post-test siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Untuk mengetahui kedua data hasil tes belajar tersebut homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan Fmaksimum. Berdasarkan hasil analisis dari uji homogenitas tersebut Fhitung 1,23 dan Ftabel 1,96, dimana Fhitung lebih kecil dari Ftabel yang berarti bahwa kedua kelompok data tersebut mempunyai varians yang homogen.
Untuk mengetahui apakah nilai pre-test berbeda dengan nilai post-test maka dilakukan uji t (t-test). Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukan bahwa nilai thitung -48 sedangkan ttabel -2,06 artinya tolak H0. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
Uji t deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share cocok diterapkan pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. Adapun data yang diperoleh adalah thitung = 1,72 dan – ttabel = -1,71, sehingga thitung berada di daerah peneimaan H0 yang artinya nilai
post-test telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video cocok diterapkan pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia.
Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini melatih siswa untuk lebih banyak berfikir, berbagi pendapat, dan meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Hal ini dapat terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, meskipun pada pertemuan pertama siswa sedikit kebingungan karena kurang terbiasanya dengan penggunaan model namun pada pertemuan kedua antusiasme siswa semakin meningkat. Dimana terjadi persaingan sehat diantar kelompok sehingga suasana kelas menjadi hidup.
Dalam pelaksanaan dilapangan, peneliti menemukan beberapa kendala dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video yaitu kekurang siapan siswa dalam menerima model pembelajaran yang baru terutama ketika siswa diharuskan berpasangan mereka cenderung sulit bekerja sama sehingga berdampak pada penggunaan waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Akan tetapi pada akhirnya siswa dapat bekerja sama dan mengerti model pembelajaran yang digunakan.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa: 1. terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share dengan bantuan media video pada sub konsep Sistem Pernapasan pada
10
2. model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan bantuan media video cocok diterapkan pada sub konsep Sistem Pernapasan pada Manusia di Kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 31,84 dan nilai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang harus dicapai sebesar 30.
Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian sebagaimana disebutkan di atas, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. dalam penerapan model pembelajaran khususnya model pembelajaran kooperatif tipe think pair share guru hendaknya lebih variatif dalam membagi topik agar siswa tidak merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran.
2. dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share guru hendaknya mampu mengefektifkan waktu, karena siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berfikir dan berdiskusi.
3. untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan media video, guru diusahakan untuk memilih tayangan yang interaktif dan mudah dipahami serta waktu yang disesuaikan dengan proses pembelajaran.
4. guru hendaknya lebih jeli dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat mendukung siswa untuk lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. E. Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.
Bandung : Nusa Media.
S. Sadiman, Arief. (2012). Media Pendidikan Pengertian, Pengembanagan, dan
Pemanfaatannya. Depok : Rajagrafindo Persada.
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Trianto. (2011). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis. Jakarta : Prestasi Pustaka.
RIWAYAT HIDUP
Lisda Lestari adalah mahasiswa angkatan 2011 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2015).