• Tidak ada hasil yang ditemukan

eksipien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "eksipien"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Materi SAC Div. FarmasetikTablet

Posted: Juni 16, 2011 in Uncategorized

0

EKSIPIEN TABLET PENGISI

Avicel (HOPE 5th hal 132-135 Mikrokristalin Selulosa (C6H10O5)n dimana n 220

Pemerian : Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori; higroskopis

Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b); adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah. Kelarutan : Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organik

Stabilitas : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat

Kalsium Fosfat Dibasa Dihidrat (HOPE 5th hal 96-99) CaHPO4.2H2O

Pemerian : Serbuk atau kristalin padat; putih; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Pengisi tablet. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah. Kelarutan : Larut dalam asam encer; praktis tidak larut dalam air dan etanol, eter

Stabilitas : Tidak higroskopis, stabil pada suhu ruangan. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Antibiotik golongan tetrasiklin, indometasin, aspirin, aspartame, ampicillin, cephalexin, eritromycin, obat yang sensitive terhadap pH basa

(2)

CaSO4.2H2O

Pemerian : Serbuk atau granul; putih atau agak putih; tidak berbau; tidak berasa Fungsi : Pengisi tablet

Kelarutan :

Pelarut Kelarutan pada suhu 20 oC Etanol 95% Praktis tidak larut

Air 1:375 1:485 pada suhu 100 oC

Stabilitas : Kalsium sulfat stabil, meskipun higroskopis (untuk yang anhidrat). Harus disimpan dalam wadah tertutup baik dan tahan lembab pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Pada keadaan lembab, garam kalsium inkompatibel dengan amin, asam amino, peptida dan protein karena dapat membentuk kompleks. Pada suhu tinggi, kalsium sulfat dapat bereaksi dengan serbuk fosfor dan alumunium. Kalsium sulfat mempengaruhi

bioavilabilitas antibiotic tetrasiklin. OTT : indometasin, aspirin, aspartame, ampicillin, cephalexin, eritromycin

Laktosa (HOPE hal 252-261) Saccharum lactis

Pemerian : Serbuk atau partikel kristalin; putih sampai agak putih; tidak berbau; rasa manis Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b)

Kelarutan :

pelarut kelarutan

Etanol 95% Praktis tidak larut

Air 1:5,24 pada suhu 20 C

1:3,05 pada suhu 40 C 1:2,30 pada suhu 50 C 1:1,71 pada suhu 60 C 1:0,96 pada suhu 80 C

Stabilitas : Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan kapang. Selama

disimpan, laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat oleh panas dan kondisi lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

(3)

Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan senyawa yang

mengandung gugus amin primer (rekasi maillard). OTT : asam amino, aminofilin, amfetamin, lisinopril.

Sukrosa (HOPE 5th hal 744-747) Saccharose

Pemerian : Kristal tidak berwarna, berupa massa kristalin; atau serbuk kristalin putih; tidak berbau; rasa manis

Fungsi : Pengisi tablet; pengikat tablet (untuk granulasi kering 2-20% b/b, sedangkan untuk granulasi basah 50-67% b/b). Tablet yang mengandung sukrosa dalam jumlah besar umumnya keras dan sulit hancur.

Kelarutan :

Pelarut Kelarutan pada 20°C Kloroform Tidak larut

Etanol 1 dalam 400 Etanol 95% 1 dalam 170 Propan-2-ol 1 dalam 400 Air 1 dalam 0,5 1 dalam 0,2 pada 100°C

Stabilitas : Stabil pada suhu kamar dan kelembaban relatif sedang. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering. sukrosa mengalami karamelisasi ketika dipanaskan pada suhu > 160 C

Inkompatibilitas : Sukrosa dapat terkontaminasi oleh logam berat yang dapat menyebabkan inkompatibilitas dengan zat aktif tertentu, misalnya asam askorbat. Dengan adanya asam encer atau pekat, sukrosa terhidrolisis atau diubah menjadi dekstrosa dan fruktosa. Sukrosa

(4)

Dekstrosa (HOPE 5 th hal 231-233) C6H12O6.H2O

Pemerian : Kristal tidak berwarna; atau serbuk kristalin atau granul berwarna putih; tidak berbau; rasa manis

Fungsi : Pengisi tablet (GB dan KL). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung, terutama untuk tablet

kunyah.

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1 bagian air pada suhu 20 oC, dan dalam 60 bagian etanol; praktis tidak larut dalam eter dan kloroform. larut dalam gliserin.

Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan kering. Panas berlebihan dapat menyebabkan pH larutan turun dan terbentuk karamel. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Larutan dekstrosa inkompatibel dengan sianokobalamin, kanamisin sulfat, novobiosin natrium, dan warfarin natrium. Dalam bentuk aldehid, dekstrosa dapat bereaksi dengan amina, amida, asam amino, peptida dan protein. Warna coklat dan penguraian terjadi dengan basa kuat. Dekstrosa dapat menyebabkan tablet yang mengandung senyawa amin berubah warna menjadi coklat.

7. Manitol (HOPE 5 th hal 449-453)

Pemerian : Serbuk kristalin putih; atau granul yang mudah mengalir; tidak berbau; rasa manis Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 10-90% b/b). Manitol tidak higroskopis sehingga dapat digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap lembab. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah, banyak digunakan sebagai pengisi tablet kunyah.

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 5.5 bagian air pada suhu 20 oC, dan dalam 83 bagian etanol 95%; larut dalam basa; praktis tidak larut dalam eter.

Stabilitas : Stabil dalam bentuk kering maupun larutan. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : menurunkan bioavailabilitas cimetidin 8. Dekstrat (HOPE 5th hal 226-227)

Emdex

(5)

Fungsi : Pengisi tablet. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung, untuk tablet kunyah maupun tablet lainnya.

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1 bagian air pada suhu 20 oC; praktis tidak larut dalam etanol, propanol dan pelarut organik lainnya.

Stabilitas : Dekstrat dapat dipanaskan pada suhu 50 oC tanpa mengalami perubahan warna menjadi

gelap. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : Pada suhu dan kelembaban tinggi, dekstrat dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus amin primer. Inkompatibel dengan agen pengoksidasi

kuat.

9. Starch 1500 (HOPE 5th hal 731-733) Pregelatinized Starch

(C9H10O5)n, n = 300-1000

Pemerian : Serbuk agak kasar sampai halus; serbuk berwarna putih sampai agak putih; tidak berbau; memiliki rasa lemah yang khas; higroskopis

Fungsi : Pengisi tablet (5-75%); pengikat tablet (untuk kempa langsung 5-20% atau untuk granulasi basah 5-10%) ; penghancur tablet (5-10%)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik; sedikit larut atau larut dalam air dingin, tergantung derajat pregelatinisasi

Stabilitas : Stabil tapi higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas : –

PENGIKAT

Starch (HOPE 5th, hal 725-730) Amilum (C6H10O5)n, n = 300-1000

(6)

Fungsi : Pengisi tablet; penghancur tablet (3-15% b/b); pengikat tablet (5-25% b/b); glidan Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin. Amilum mengembang cepat dalam air pada suhu 37°C.

Stabilitas : Amilum dalam keadaan kering dan tidak dipanaskan stabil jika terlindung dari kelembaban tinggi. Larutan atau pasta amilum yang dipanaskan tidak stabil secara fisik dan mudah ditumbuhi mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk

Inkompabilitas : – Starch 1500

Penjelasan nya liat di bagian pengisi aja yaaa

Gelatin (HOPE 5th hal 295-298)

Pemerian : Lembaran dan granul tembus cahaya atau serbuk; seperti kaca; rapuh; warna gading muda sampai kuning pucat ; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Pengikat tablet; bahan pelapis (coating agent)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, eter dan metanol; Larut dalam gliserin, asam dan basa, meskipun asam dan basa kuat dapat menyebabkan pengendapan. Dalam air, gelatin mengembang dan melunak. Larut dalam air panas membentuk gel setelah didinginkan mencapai suhu 35-40 oC. Pada suhu > 40 o

C berbentuk sol. system gel-sol ini bersifat heat reversible.

Stabilitas : Gelatin kering stabil di udara. Larutan gelatin sabil untuk waktu lama jika disimpan pada kondisi sejuk dan steril. Pada suhu diatas 50 oC, larutan gelatin mengalami depolimerisasi dan dapat terjadi penurunan kekuatan gel. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Bereaksi dengan asam dan basa, aldehid dan gula aldehid, polimer anionik dan kationik, elektrolit, ion logam, plasticizer, pengawet dan surfaktan. Mengendap dengan adanya alkohol, kloroform, eter, garam merkuri dan asam tanat

Larutan Akasia (HOPE 5th, hal 1-2) Gom akasia; Gom arabia

Pemerian : Serpihan tipis, sobekan spheroidal, granul, sebuk, atau spray dried powder; putih atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa lunak

(7)

Fungsi : Zat pengemulsi 10-20% Basis pastile 10-30% Zat pensuspensi 5-10% Pengisi tablet 1-5% Kelarutan : Pelarut Kelarutan

Etanol 95% Praktis tidak larut Air 1:2,7

Gliserin 1:20 Propilenglikol 1:20

Dalam air, akasia melarut sangat lambat, walaupun setelah 2 jam hampir melarut sempurna, biasanya masih terdapat sisa serbuk . larutan tidak berwarna atau kekuningan, kental, adhesive dan translusen (tembus cahaya).

Stabilitas : Larutan akasia mudah terkontaminasi oleh bakteri atau mengalami degradasi enzimatis, tapi dapat dicegah dengan penambahan pengawet (asam benzoat 0,1% b/v, natrium benzoat 0,1% b/v, atau kombinasi metil paraben 0,17% b/v dan propil paraben 0,03% b/v) atau dengan pemanasan untuk menginaktivasi enzim. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan aminodopirin, aponorfin, kresol, etanol 95%, garam ferri, morfin, fenol, fisostigmin, tanin, timol, vanili. Beberapa garam dapat mengurangi viskositas larutan akasia, sedangkan garam trivalen dapat menyebabkan koagulasi. Larutan

(8)

akasia memiliki muatan negative dan akan membentuk koaservar dengan gelatin dan bahan lain. Dalam proses pembuatan amulsi, larutan akasia inkompatibel dengan sabun.

Povidon (HOPE 5th, hal 611-616) PVP, Polivinilpirolidon

(C6H9NO)n

Pemerian : Serbuk halus; putih hingga putih-krem; tidak berbau atau hampir tidak berbau; sangat higroskopis

Fungsi :

Pembawa untuk obat 10-25%

Zat pendispersi Sampai 5%

Tetes mata 2-10%

Zat pensuspensi Sampai dengan 5%

Pengikat, pengisi atau peng-coating tablet 0.5-5%

Kelarutan : Sangat larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.

Stabilitas : Warna povidon berubah gelap dengan pemanasan pada suhu 105 °C, dan terjadi penurunan kelarutan dalam air. Stabil pada pemanasan 110-130 oC yang sebentar, sterilisasi dengan uap tidak mengubah karakteristik povidon. Larutan povidon mudah terkontaminasi oleh jamur olah karena itu perlu ditambahkan pengawet. Povidon dapat disimpan dalam kondisi biasa-biasa saja tanpa mengalamai degradasi atau dekomposisi. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat yang sejuk dan kering.

Inkompatibilitas :dapat membentuk molecular adducts dalam larutan dengan sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin dab bahan lain. Efek dari beberapa pengawet seperti thimerosal dapat berubah (merugikan) ketika terbentuk kompleks dengan povidon. Selulosa

a. Metil selulosa (HOPE 5th, hal 462-463)

Pemerian : Serbuk atau granul yang berwarna putih. Praktis tidak berbau dan tudak berasa. Sebaiknya dismpan dan diberi penandaan sesuai dengan tipe viskositas.

Fungsi :

(9)

Zat pengcoating tablet 0.5-5%

Pengikat tablet 1-5%

Matrix untuk tablet sustained release 5-75%

Zat pensuspensi 1-2%

Obat tetes mata 0.5-1%

Zat pengemulsi 1-5%

Krim, gel dan salep 1-5%

Bulk laxative 2-10%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, methanol, kloroform, etanol, eter, larutan jenuh garam, toluen dan air panas; larut dalam asam asetat glasial, campuran etanol dan kloroform dalam perbandingan sama. Dalam air dingin, metilselulosa mengembang dan terdispersi membentuk dispersi koloid yang jernih dan kental.

Stabilitas : Stabil, meskipun sedikit higroskopis. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat yang sejuk dan kering.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan aminakrin hidroklorida, klorokresol, raksa klorida, fenol, resorsinol,asam tanat, perak nitrat, setilpiridinium korida, asam phidroksibenzoat, asam p-aminobenzoat, metilparaben, propilparaben dan butil paraben. Garam dari asam mineral, fenol, dan tannin akan mengkoagulasi larutan metilselulosa, hal ini dapat dicegah dengan penambahan etanol (95%) atau diasetat glikol.

b. CMC Na (HOPE 5th, hal 120-121) Karboksimetilselulosa natrium

Pemerian : Serbuk granular; putih atau hampir putih; tidak berbau Fungsi :

Zat pengemulsi 0.25-1%

Zat pembentuk gel 3-6%

injeksi 0.05-0.75%

Larutan oral 0.1-1%

Pengikat tablet 1-6%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluen; mudah terdispersi dalam air pada berbagai suhu membentuk larutan koloid jernih.

(10)

Stabilitas : Stabil, meskipun higroskopis. Dalam kondis yang tingkat kelembaban tinggi, CMC Na dapat mengabsorbsi air sdalam jumlah yang besar(50%). Larutan CMC Na stabil pada pH 2-10, Pengendapan dapat terjadi pada pH dibawah 2 dan pengurangan viskositas secara cepat terjadi dibawah pH 10. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan garam yang larut dari besi dan logam lain seperti aluminum, raksa, dan seng. Inkompatibel pula dengan xanthan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan jika dicampur dengan etanol 95%. CMC Na membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Dapat juga membentuk kompleks dengan kolagen dan memiliki potensi utnuk menegndap akibat muatan psositif protein.

c. Etil selulosa (HOPE 5th, hal 278-282)

Pemerian : serbuk putih, tidak berasa, memiliki laju alir yang baik Fungsi :

Mikroenkapsulasi 10-20%

Zat pengcoating utnuk tablet sustained release 3-20%

Zat pengcoating tablet 1-3%

Bahan pengranul tablet 1-3%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam gliserin, propilen glikol dan air; etilselulosa yang memiliki kandungan gugus etoksil kurang dari 46.5% mudah larut dalam kloroform, metil asetat dan tetrahidrofuran dan campuran hidrokarbon aromatik dan etanol (95%). Etilselulosa yang

memiliki kandungan gugus etoksil tidak kurang dari 46.5% mudah larut dalam kloroform, etanol (95%), etil asetat dan methanol dan toluene.

Stabilitas : Stabil, sedikit higroskopis. Tahan terhadap basa dan larutan garam, lebih sensitif terhadap asam dibandingkan ester selulosa. Dapat mengalami penguraian oksidatif dengan adanya sinar matahari atau cahaya UV pada temperatur tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan antioksidan dan bahan kimia tambahan yang mengabsorbsi cahaya pada rentang 230-340nm. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang kering dengan suhu tidak lebih dari 32 oC. tidak boleh disimpan bersebelahan dengan peroksida atau zat oksidator yang lain.

Inkompabilitas : Inkompatibel dengan parafin wax dan mikrokristalin wax. PEG 6000 (HOPE 5th, hal 545-550)

(11)

Pemerian : Serbuk yang mudah mengalir; putih; bau manis yang samara /sedikit. Titik leleh : 56-61 oC

Fungsi : Pengikat tablet; lubrikan

Kelarutan : Larut dalam air dan dapat bercampur dalam semua proporsi dengan polietilen glikol lainnya; larut dalam aseton, diklorometana, etanol dan metanol; agak sukar larut dalam

hidrokarbon alifatik dan eter; tidak larut dalam lemak, fixed oil, dan minyak mineral.

Kelarutan : semua PEG larut dalam air dan bercampur dalam berbagai perbandingan polietilen glikol (setelah dipanaskan, jika diperlukan). Larutan PEG dengan bobot meolekul yang tinggi dapat memebentuk gel. Polietilen glikol yang cair larut dalam aseton, alkohol, benzene, gliserin dan glikol. Polietilen glikol yang wujudnya padat larut dalam aseton, diklorometan, etanol (95%).

Stabilitas : PEG secara kimia stabil di udara dan dalam larutan, walaupun PEG>2000

higroskopis. PEG tidak rentan terhadap pertumbuhan mikroba dan tidak mudah menjadi tengik. PEG (padat atau cair) dapat disterilisasi dengan autoklaf, filtrasi atau gama irasiasi. Sterilisasi PEG yang padat dengan pemanasan pada suhu 150ºC selama 1 jam dapat menyebabkan oksidasi, penggelapan warna dan pembentukan degradasi asam. Idealnya sterilisasi dilakukan pada

lingkungan yang inert. Oksidasi PEG dapat juga dihambat dengan penambahan antioksidan yang tepat. Penyimpanan dalam bnitrogen dapat mengurangi kemungkinan terjadinya oksidasi. Harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering. Wadah yang terbuat dari stainless steel, aluminium, kaca atau lined steel diutamkan untuk penyimpanan PEG cair.

Inkompabilitas : PEG dalam wujud padat dan cair inkompatibel dengan beberapa zat

pewarna.Aktivitas antibakteri dari beberapa antibiotik, seperti penisilin dan basitrasin, berkurang dalam basis PEG. Efektivitas pengawet seperti paraben juga dapat berkurang karena membentuk ikatan dengan PEG. Perubahan fisik yang terjadi pada basis PEG adalah menjadi lebih lunak atau lebih cair dengan adanya campuran fenol, asam tannat dan asam salisilat. Dapat menyebabkan perubahan warna sulfonamid dan ditranol, juga pengendapan sorbitol. Plastik, seperti polietilen, fenolformaldehid, polivinilklorida dan membran selulosa dapat mnejadi lebih lunak atau larut dengan PEG. Perpindahan PEG dapat terjadi dari salut film tablet, menyebabkan interaksi dengan komponen pada inti tablet.

HPC (HOPE 5th, hal 336-340) Hidroksipropil selulosa; NissoHPC

Pemerian : Serbuk; putih sampai sedikit kekuningan; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Pengikat tablet (2-6%); bahan pelapis (coating agent, 5%), pembentuk matrik untuk sediaan lepas tunda (15-35%).

(12)

Kelarutan : Pelarut Kelaruta n Air 1:2 Metanol 1:2 Etanol (95%) 1:2.5 Propan-2-ol 1:5 Propilenglikol 1:5 Diklorometana 1:10

HPC praktis tidak larut dalam hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatic, karbon tetraklorida, destilasi petroleum, gliserin dan minyak. HPC mudah larut dalam air dibawah suhu 38 oC membentuk larutan koloidal jernih. Dalam air panas, HPC tidak larut dan mengendap sebagai flokul yang mengembang pada temperatur 40-45ºC. HPC larut dalam banyak pelarut organic baik dalam keadaan dingin ataupun panas, seperti dimetil formamida, dimetil sulfoxida, dioksan, etanol. Tidak ada kemungkinan terjadi pengendapan dalam pelarut yang panas.

Stabilitas : Serbuk HPC stabil meskipun higroskopis setelah dikeringkan. Larutan HPC stabil pada pH 6-8, dengan viskositas larutan yang tetap. Pada pH yang rendah dapat terjadi hidrolisis asam dan penurunan viskositas.

Larutan HPC memiliki stabilitas optimum yaitu pada pH 6-8 dan terlindung dari cahaya, panas dan mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering.

Inkompabilitas : HPC dalam bentuk larutan inkompatibel dengan turunan fenol tersubstitusi, misalnya metil dan propil paraben. Polimer anionik dapat meningkatkan viskositas larutan HPC. Kompatibilitas HPC dengan garam anorganik tergantung pada garamnya dan konsentrasinya. HPC tidak dapat mentoleransi adanya bahan lain yang larut dan dalam konsentrasi yang tinggi. Temperatur pengendapan HPC akan lebih rendah jika terdapat bahan lain yang terlaurt karena akan berkompetisi terlarut dalam air.

ADSORBEN

Aerosil (HOPE, 5th, hal 188-191) Silikon dioksida koloidal

SiO2

Pemerian : sub microdcopic fumed silica dengan ukuran partikel sekitar 15nm. Serbuk amorf (tidak berbentuk); ringan; meruah; putih kebiru-biruan; tidak berbau; tidak berasa

(13)

Aerosols 0.5-2%

Penstabil emuslsi 1-5%

Glidan 0.1-0.5%

Zat pensuspensi dan pengental 2-10%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan asam, kecuali asam hidrofluorat; Larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloidal dalam air.

Stabilitas : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar tanpa menjadi cair. Ketika digunakan dalam suatu sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida dapat meningkatkan viskositas. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Sediaan dietilstilbestrol Avicel

Penjelasan nya idem ama bagian pengisi. Bentonit (HOPE 5th, hal 58-60)

Pemerian : kristal, claylike mineral, tidak berbau, serbuk halus kuning pucat atau krem sampai keabu-abuan. Tersiri dari partikel berukuran 50-150µM dengan beberapa partikel berukuran 1-2 µM. Bentonit sedikit berasa seperti tanah.

Fungsi : Adsorben (1-2%), penstabil emulsi (1%), zat pensuspensi (0.5-5%)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, fixed oil, gliserin, propa-2-ol dan air. Mengembang sampai 12 kali ukuran dari sebenarnya dalam air membentuk suspensi homogen yang kental, sol atau gel tergantung konsentrasinya. Tidak mengembang dalam pelarut organik.

Stabilitas : Higroskopis, penyerapan air dari udara harus dihindari. Bentonit dapat disterilisasi dengan menjaga pada suhu 170ºC selama 1 jam setelah dipanaskan pada suhu 100ºC.Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Akriflavin hidroklorida Kaolin (HOPE 5th, hal 378-381)

Bolus alba

Al2O3.2SiO2.2H2O

Pemerian : Serbuk yang bebas dari partikel seperti pasir; putih sampai putih keabu-abuan. Memiliki rasa seperti lempung dan ketika dilembabkan oleh air, warnanya menjadi lebih gelap serta mengeluarkan bau seperti lempung.

(14)

Fungsi : Adsorben; pengisi tablet dan kapsul, zat pensuspensi

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organik, asam encer dan larutan alkali hidroksida.

Stabilitas : Stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bcilus antrachis, Clostridium tetani dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari 160ºC selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika terbasahi oleh air, kaolin akan berwarna lebih gelap dan berubah menjadi plastik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Amoksisilin, ampisilin, simetidin, digoksin, linkomisin, fenitoin, dan tetrasiklin. Kecepatan penyerapan klindamisin dipengaruhi oleh adanya kaolin (tapi bukan jumlah yang diserap).

Magnesium Alumunium Silikat (HOPE 5th, hal 418-421)

Pemerian : Serpihan kecil licin atau serbuk halus termikronisasi; putih sampai putih-krem; tidak berbau; tidak berasa

Fungsi : Adsorben (10-50%); pengikat tablet (2-10%); penghancur tablet (2-10%) Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, alkohol dan pelarut organik.

Stabilitas : Stabil jika disimpan pada kondisi kering. Stabil pada rentang pH yang luas, memiliki kapasitas pertukaran basis, dapat mengabsorbsi substansi organik dan kompatibel dengan pelarut organik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : secara umum tidak cocok atau sesuai dnegan alrutan asam yang memiliki pH dibawah 3.5. Menurunkan bioavaibilitas obat-abatan seperti amfetamin sulfat, tolbutamid, natrium warfarin dan diazepam.

DISINTEGRAN

Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna. Disintegran ada dua macam, yaitu :

– Penghancur dalam: disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum ditambah dengan larutan penggranul

– Penghancur luar : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk Ditambahkan dua macam penghancur ini jika tablet dibuat dnegan cara granulasi. 1. Starch (amylum) (HOPE, 5th 723)

(15)

Mekanisme kerja disintegrasi oleh starch :

– dengan membentuk pathways dalam matriks tablet sehingga air dapat masuk melalui pori (kapiler) sehingga menghancurkan tablet

– starch mengembang ketika terekspos oleh air

– saat pengempaan, terjadi distorsi pada bentuk starch; ketika terekspos oleh air, terjadi rekoveri bentuk starch

(Lachman Tablet, 175)

Pemakaian : 3-15 %, merupakan disintegran yang paling umum digunakan. Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)

Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap udara.

OTT : –

Keamanan : Starch merupakan senyawa makanan yang dapat dimakan yang dikenal secara luas keamanannya.

Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.

2. Starch 1500 (HOPE, 5th 731)

Pemakaian : sebagai disintegran digunakan 5-10 %.

Kelarutan : praktis tidak larut pelarut organik. Sedikit larut dalam pelarut air dingin. pH : 4,5-7 untuk larutan dispersi 10% b/v.

Stabilitas dan Penyimpanan : stabil tetapi higroskopis. Disimpan di wadah yang tertutup baik dan kering.

OTT : –

Keamanan : Banyak digunakan di dalam formulasi sediaan tablet oral, merupakan bahan nontoksik dan noniritasi.

(16)

– Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)

Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah

3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab) (HOPE, 5th,701)

Merupakan serbuk dengan aliran yang baik yang digunakan sebagai penghancur pada pembuatan tablet dengan metode kempa langsung atau granulasi basah. Meskipun keefektifan kebanyakan penghancur dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik seperti lubrikan, tetapi tidak berlaku untuk keefektifan primogel. Meningkatnya tekanan kompresi tablet juga tidak mempengaruhi waktu hancur.

(HOE h.581)

Pemerian : serbuk yang memiliki laju alir baik, putih sampai agak putih, tidah berbau dan tidak berasa.

Pemakaian : Konsentrasi yang biasa digunakan di dalam formulasi tablet adalah antara 2-8% dengan konsentrasi optimum 4%., walaupun dalam banyak kasus, 2% sudah cukup.

Kelarutan : Larut sebagian di dalam etanol (95%), praktis tidak larut air. pH : 3-5 atau 5,5-7,5 untuk larutan dispersi 3,3%

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, disimpan di wadah yang tertutup baik terhindar cahaya OTT : asam askorbat

4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Ac-Di-Sol, HPC)

Metil selulosa (HOPE, 5th,462)

Merupakan polimer selulosa rantai panjang yang rata-rata memiliki dua gugus hidroksi pada setiap unit heksosa yang termetilasi. Variasi bahan di pasaran berbeda dalam tingkat substitusi dan panjang rantai selulosanya. Metilselulosa dengan viskositas besar biasa digunakan dalam formulasi tablet sebagai penghancur.

Pemakaian : Sebagai disintegran digunakan 2-10%

Kelarutan : Larut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam air panas. Tidak larut dalam eter, alkohol, kloroform, dan larutan jenuh garam. Larut dalam asam asetat glasial dan dalam campuran alkohol dan kloroform dengan perbandingan sama.

(17)

Stabilitas dan Penyimpanan : Serbuk metilselulosa stabil walaupun sedikit higroskopis. Disimpan di tempat kering dengan wadah trtutup baik.

OTT : aminakrine hidroklorida, kolesterol, merkuri klorida, merkuri klorida, fenol, resorsinol, asam tanat, dan perak nitrat. (OTT ditunjukkan oleh kekeruhan dan hilangnya viskositas).

CMC-Na (HOPE, 5th,120)

Kelarutan : praktis tidak larut di dalam aseton, etanol, eter, dan toluene. Mudah terdispersi di dalam air membentuk larutan koloid.

pKa : 4,3, larutan 1% dalam air mempunyai pH 6-8,5. Stabil pada rentang pH 5-10. viskositas musilago CMC Na menurun drastis pada pH di bawah 5 atau pH di atas 10.

Stabilitas dan Penyimpanan : Pada kondisi kelembaban tinggi, CMC-Na dapat menyerap sejumlah air. Pada sediaan tablet hal tersebut berkaitan dengan penurunan kekerasan tablet dan peningkatan waktu hancur.

OTT : Larutan asam kuat, garam besi terlarut dan logam lain seperti aluminium, raksa, dan seng, juga dengan xantan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH di bawah 2 dan ketika dicampurkan dengan etanol (95%).

Avicel (HOPE, 5th,134)

Avicel yang digunakan merupakan avicel yang tidak terdispersi di dalam air, dapat digunakan sebagai pengikat, pengisi, penghancur, dan pelincir pada sediaan tablet.

– Avicel jika dikombinasi dengan starch lebih efektif daya disintegrasinya

– Kekurangan avicel adalah kecenderungannya untuk membentuk muatan listrik dan meningkatkan kandungan lembab, terkadang menyebabkan pemisahan pada saat granulasi. Hal ini dapat diatasi dengan mengeringkan avicel untuk menghilangkan lembab.

– Pada saat digranulasi basah, dikeringkan, kemudian dikompres, tablet yang terbentuk tidak hancur secepat saat tidak terbasahi.

(Lachman Tablet, 175) Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan 5-15%

Kelarutan : Tidak larut dalam air, pelarut asam dan pelarut organik lainnya, agak sukar larut dalam NaOH (1:20).

pH stabilitas : 5,5 – 7

(18)

OTT : senyawa oksidator kuat, zat sensitif lembab (c/ aspirin, penisilin, vitamin), kecuali avicel dikeringkan sampai kandungan lembabnya kurang dari 1 % dan diperlakukan di ruangan

kelembaban rendah. HCl, HgCl, AgNO3, fenol, asam tanat.  Ac-Di-Sol (HOPE, 5th,211)

Natrium Kroskarmelosa digunakan dalam sediaan oral sebagai penghancur untuk kapsul, granul, dan tablet. Di dalam formulasi tablet, natrium kroskarmelosa dapat digunakan baik di dalam proses kempa langsung maupun granulasi basah. Jika digunakan pada granulasi basah maka Ac-Di-sol ditambahkan pada tahap proses basah dan kering (intra- dan ekstragranuler)

– Ac-Di-Sol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai disintegran dalam konsentrasi rendah (Lachman Industri, 703)

Pemakaian : Konsentrasi 2% b/b digunakan untuk tablet kempa langsung sedangkan untuk proses granulasi basah digunakan konsentrasi 3% b/b.

Kelarutan : Tidak larut dalam air

Stabilitas dan Penyimpanan : Disimpan di tempat kering, dingin, dan tertutup baik.

OTT : efek penghancur dari Acdisol dapat turun dalam proses pembuatan tablet dengan granulasi basah ataupun kempa langsung dimana terdapat bahan lain yang higroskopis seperti sorbitol.

5. Gums (agar, pectin, guar gum) Guar gum (HOPE, 5th,315) Nama dagang guar gum : Jaguar

Guar Gum berupa polimer, aliran baik, tidak sensitif terhadap pH, kelembaban. Warnanya tidak benar-benar putih; hilang warnanya pada tablet yang bersifat basa saat penyimpanan.

(Lachman Tablet, 176)

Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif rendah Guar gum digunakan di kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasetika. Di dalam

formulasi tablet biasanya digunakan sebagai pengikat dan penghancur. Pemakaian : konsenrasi 1-10%

Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik. Di dalam air panas dan dingin guar gum terdispersi dan mengembang membentuk larutan tiksotropik dengan viskositas tinggi.

(19)

Stabilitas dan Penyimpanan : Dispersi guar gum memiliki kerja sebagai dapar (buffering action) dan stabil pada pH 4-10,5. Pemanasan yang lama dapat menurunkan viskositas dispersi. Disimpan di wadah kering dan tertutup baik.

OTT : Aseton, alkohol, tanin, asam kuat dan alkali. Ion borat jika terdapat di dalam dispersi akan mencegah hidrasi guar gum.

6. Solka floc (selulosa kayu murni) (HOPE, 5th,136)

– Putih, berserat, inert, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan starch untuk aspirin, penisilin, dan obat yang sensitif terhadap pH dan lembab.

– Efektif jika dikombiansi dengan clays (c/ kaolin, bentoni seperti amonium klorida, natrium salisilat, dan vitamin.

(Lachman Tablet, 175) Pemakaian : Digunakan sebagai penghancur tablet pada konsentrasi 5-15%

Kelarutan : praktis tidak larut air, asam dan kebanyakan pelarut organik. Sedikit larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida.

pH : 5-7,5 (suspensi 10% b/b)

Stabilitas dan Penyimpanan : stabil, sedikit higroskopis. Disimpan di wadah kering dan tertutup baik.

OTT : senyawa oksidator kuat 7. Clays (Veegum, bentonit, kaolin)

– Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi

– Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar putih – Daya hancur kaolin lebih lemah daripada polimer-polimer berwarna.

(Lachman Industri, 702) § Bentonit (HOPE, 5th,58)

Kelarutan :praktis tidak larut dalam air dan dalam larutan air tetapi mengambang menjadi massa yang homogen dan menempati kurang lebih 12 kali volume serbuk keringnya. Praktis tidak larut dan tidak mengembang dalam pelarut organik.

(20)

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil terhadap suhu tinggi (lebih rendah dari 400°C). Dapat disterilisasi panas. Untuk serbuk sterilisasi pada suhu 170°C selama 1 jam setelah dikeringkan 100°C. Suspensi dalam air disterilisasi dengan autoklaf.

OTT : Elektrolit kuat, partikel atau larutan yang bermuatan positif (kationik), sulphurated potash dan acriflavine HCl. Bentonit yang terdispersi akan terendapkan oleh adanya asam (karena dispersinya bersifat basa) dan oleh adanya alkohol.

§ Veegum (HOPE, 5th,418)

Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan pada konsentrasi 2-10%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, tetapi dapat membentuk suatu dispersi koloid tiksotropik, praktis tidak larut dalam pelarut organik. Bisa tercampur dengan menggunakan alkohol sampai 40%.

pH stabilitas : 3-11 (Art of compounding, 303)

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil jika disimpan pada kondisi kering. Stabil pada rentang pH yang cukup besar, memiliki kapasitas permukaan basa, mengabsorpsi beberapa senyawa organik, tercampurkan dengan pelarut organik. Disimpan di wadah tertutup baik.

OTT : Obat yang bersifat asam di bawah pH 3,5. Veegum dapat mengabsorpsi obat yang aktif sehingga mengakibatkan ketersediaan hayati yang rendah dari obat tersebut jika obat terikat kuat. (contoh : amfetamin sulfat, tolbutamid, warfarin sodium dan diazepam)

8. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)

– Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat) – Memiliki afinitas yang besar terhadap air

– Tidak larut dalam air, sedikit asam dalam reaksi, dan sebaiknya hanya digunakan pada granulasi netral atau asam.

– Jika digunakan bersama garam alkali atau garam asam organik dapat membentuk gel dan menunda disintegrasi tablet

– Kompatibel untuk aspirin, analgesik, asam askorbat, formulasi multivitamin, dan garam asam. (Lachman Tablet, 175)

Na-alginat (HOPE, 5th,656)

Na-alginat digunakan di dalam formulasi tablet sebagai pengikat dan penghancur. Selain itu digunakan juga di dalam formulasi sediaan sustained release karena sifatnya yang dapat menunda/memperlambat disolusi zat aktif dari tablet dan suspensi.

(21)

Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan 2,5-10%.

Kelarutan: Larut dalam air secara perlahan-lahan (1:20) merupakan larutan koloidal yang viskos bewarna putih sampai coklat kekuningan. Praktis tidak larut dalam alkohol, kloroform, eter, dan larutan yang mengandung lebih dari 30% alkohol. Tak larut dalam larutan asam (pH lebih rendah dari 4).

pH : 7,2 untuk larutan 1% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Na-alginat merupakan bahan yang higroskopi namun stabil jika disimpan di tempat dengan kelembaban relatif rendah dan temperatur dingin (kedap udara) . OTT : Turunan akridine, kristal violet, phenimercuric acetate and nitrate, garam kalsium, logam berat, dan etanol dengan konsentrasi yang lebih besar dari 5%. Konsentrasi elektrolit yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan viskositas hingga dapat menimbulkan salting-out (Na-alginat); salting-out terjadi jika NaCl lebih besar dari 4%.

o Asam Alginat (HOPE, 5th,21)

Digunakan dalam formulasi sediaan oral dan topikal. Di dalam sediaan tablet, asam alginat digunakan baik sebagai pengikat maupun penghancur pada konsentrasi 1-5%.

Pemakaian : Sebagai pengahancur digunakan 1-5%

Kelarutan : larut dalam alkali hidroksida membentuk larutan kental, sedikit larut atau praktis tidak larut di dalam etanol 95% dan pelarut organik lainnya, mengembang di dalam air namun tidak terlarut.

pH : 1,5-3,5 untuk dispersi 3% b/v.

Stabilitas dan Penyimpanan : Asam alginat dihidrolisis perlahan-lahan pada suhu hangat menghasilkan materi dengan berat molekul yang lebih rendah dan viskositas dispersi yang lebih rendah pula. Penyimpanan di wadah yang kering dan tertutup baik.

OTT : Senyawa oksidator kuat, logam alkali tanah dan logam golongan III dengan pengecualian magnesium dan semua bentuk garam alginat yang tak larut.

9. Polyclar AT (polyplasdone XL, polyplasdone XL10) (HOPE, 5th,214) – Crosslinked, homopolimer dari vinilpirolidon

– Polyplasdone XL meningkatkan disintegrasi dan disolusi, tidak menurunkan kekerasan (Lachman Tablet, 176-77)

(22)

Pemakaian : Polyplasdone atau crospovidone merupakan penghancur tablet yang tidak larut air, digunakan pada konsentrasi 2-5% untuk tablet kempa langsung ataupun tablet dengan metode pembuatan granulasi basah dan kering .

Kelarutan : praktis tidak larut air dan kebanyakan pelarut organik umum. pH : 5-8 (1% w/v aqueous slurry)

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, namun karena higroskopis maka penyimpanan dilakukan di wadah kering, dingin, dan kedap udara.

OTT : membentuk molecular adducts di dalam larutan dengan sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin, dan senyawa lain.

10. Amberlite IPR 88 (ion exchange resin) (HOPE, 5th,532) – Dapat mengembang dalam air

– Harus hati-hati memilih karena dapat mengabsorbsi obat

Pemakaian : Konsentrasi antara 2-10% b/b namun dengan konsentrasi 2% biasanya telah cukup efisien.

Kelarutan : praktis tidak larut air dan kebanyakan cairan lain meskipun cepat mengembang jika terbasahi.

pH : 5-14

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil terhadap cahaya, udara, dan panas hingga suhu maksimum 120°C. Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan dekomposisi resin dan dapat

menghasilkan satu atau lebih oksida-oksida karbon, nitrogen, sulfur, dan/atau amin. OTT : Senyawa oksidator kuat, amin, dan sebagian amin tersier.

Disintegran yang biasa digunakan

Disintegran Konsentrasi (% w/w)

Starch 5-20

Starch 1500 5-15

Avicel PH 101, PH 102Solka floc 5-15

Asam alginat 5-10 Explotab 2-8 Guar gum 2-8 Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP) 0.5-5 Amberlite IPR 88 0.5-5 Metilselulosa, CMC-Na, HPC 5-10

(23)

(Lachman Tablet, 174)

LUBRIKAN

Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet. (Lachman Tablets, 110) Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk

menghasilkan kecepatan aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)

Water Soluble Lubricant Water Insoluble Lubricant

Jenis Kadar (%) Jenis Kadar (%)

Asam borat 1 Logam (Mg, Ca, Na) stearat ¼-2

Sodium klorida 5 Asam stearat ¼-2

DL-leusin 1-5 Sterotex ¼-2

Carbowax 4000/6000 1-5 Talk 1-5

Sodium oleat 5 Waxes 1-5

Sodium benzoat 5 Stearowet 1-5

Sodium asetat 5 Gliseril behapate

(Compritol888); dapat pula sebagai

pengikat; dikombinasi dengan Mg-stearat untuk mengurangi resiko sticking dan caping. Sodium lauril sulfat 1-5

Mg-lauril sulfat 1-2 Sodium

benzoat+sodiumasetat 1-5 (Lachman Tablets, 113-114)

1. Sodium Benzoat (HOPE, 5th,662)

Pemakaian : Digunakan sebagai lubrikan tablet pada konsentrasi 2-5%

Kelarutan : pada suhu 25°C dalam etanol 95% (1:75), etanol 90% (1:50), air (1: 1,8) dan (1:1,4 pada suhu 100°C)

(24)

Stabilitas dan Penyimpanan : Disimpan di wadah yang kering dan tertutup baik.

OTT : senyawa kuatener, gelatin, garam ferri (ferric salts), garam kalsium, dan garam logam berat termasuk perak, lead, dan raksa.

2. Sodium Lauril Sulfat (HOPE, 5th,687)

Pemakaian : Sebagai lubrikan tablet konsentrasi yang digunakan 1-2%

Kelarutan : Larut dalam air, (giving an opalescent solution), praktis tidak larut kloroform dan eter.

pH : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di bawah 2,5 dapat memicu hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan sodium bisulfat. Simpan di wadah yang kering dan tertutup baik.

OTT : Surfaktan kationik 3. Magnesium stearat (HOPE, 5th,430)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi farmasetika sebagai lubrikan dengan konsentrasi antara 0,25-5%.

Kelarutan : Praktis tidak larut etanol, etanol 95%, eter, dan air. Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol 95% hangat.

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dan disimpan di wadah yang kering dan tertutup rapat. OTT : Asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan oksidator kuat.

4. Asam Stearat (HOPE, 5th,731)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi sediaan tablet sebagai lubrikan pada konsentrasi 1-3%

Kelarutan : sangat larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform dan eter, larut dalam etanol, heksana, dan propilenglikol, dan praktis tidak larut air.

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, simpan di wadah yang kering dan tertutup rapat

OTT : Logam hidroksida dan senyawa oksidator. Asam stearat dilaporkan dapat menyebabkan pitting pada tablet salut film.

(25)

5. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai pengisi dan lubrikan. Konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan 1-10%.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma. OTT : Senyawa ammonium kuatener

GLIDAN

Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran granul dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)

– Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1 hingga 1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan mempengaruhi disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)

– Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran partikelnya yang kecil. Golongan silika dapat menunj ang aliran granul dengan meningkatkan bobot tablet dan menurunkan variasi bobot tablet.

Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 177) Jenis Kadar (%) Talk 5 Cornstarch 5-10 Cab-O-sil (silicadioksida) 0,1-0,5 Siliod 0,1-0,5

(26)

1. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai glidan dengan konsentrasi 1-10%.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma. OTT : Senyawa ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)

Pemakaian : 5-10 %, merupakan glidan yang paling umum digunakan. Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)

Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap udara. OTT : –

Keamanan : Starch merupakan senyawa makanan yang dapat dimakan yang dikenal secara luas keamanannya.

Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.

3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)

Pemakaian : Sebagai glidan dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %

Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam hidroflorat, larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan air. pH : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)

Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan kering OTT : Dietilstilbestrol

(27)

Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah penempelan tablet pada punch atau pada dinding die. (Lachman Tablets, 110)

– Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang paling efisien adalah DL-leusin. (Lachman Tablets, 114)

– Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi picking. (Lachman Tablets, 114)

Jenis Kadar (%) Talk 1-5 Cornstarch 3-10 Cab-O-Sil 0,1-0,5 Siloid 0,1-0,5 DL-leusin 3-10

Sodium lauril sulfat <1 Metalik stearat <1 1. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemakaian : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai antiadheren dengan konsentrasi 1-10%.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air pH : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma. OTT : Senyawa ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)

Pemakaian : 3-10 %, merupakan antiadheren yang paling umum digunakan. Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin pH : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)

Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap udara. OTT : –

Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.

(28)

3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)

Pemakaian : Sebagai antiadheren dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %

Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam hidroflorat, larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan air. pH : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)

Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan kering OTT : Dietilstilbestrol

Sodium Lauril Sulfat (HOPE, 5th,687)

Pemakaian : Sebagai antiadheren tablet konsentrasi yang digunakan <1%

Kelarutan : Larut dalam air, (giving an opalescent solution), praktis tidak larut kloroform dan eter.

pH : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v

Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di bawah 2,5 dapat memicu hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan sodium bisulfat. Simpan di wadah yang kering dan tertutup baik.

(29)

Eksipien/Zat Tambahan Pada Sediaan Tablet

Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan tambahan. Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Walaupun eksipien bukan merupakan zat aktif, eksipien sangat penting untuk kesuksesan produksi sediaan yang dapat diterima. IPEC (The International Pharmaceutical Excipients Council) membagi eksipien untuk sediaan padat dalam 13 katagori umum berdasarkan fungsinya yaitu: pengikat, penghancur, pengisi, lubrikan, glidan,

pembantu pengempaan, pewarna, pemanis, pengawet, zat

pensuspensi/pendispersi, material penyalut, pemberi rasa, dan tinta untukprinting. Dalam buku Handbook of Pharmaceutical Excipients, eksipien atau bahan penolong didefinisikan sebagai zat tambahan yang digunakan untuk merubah zat aktif menjadi bentuk sediaan farmasi yang sesuai untuk digunakan pada pasien. The International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) mendefinisikan Pharmaceutical excipients sebagai substansi selain obat atau prodrug yang telah dievaluasi keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem penghantaran obat untuk berbagai tujuan berikut

1. Untuk membantu selama proses pembuatan

2. Melindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas

3. Membantu dalam identifikasi produk

4. Meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan penggunaan

Beberapa kriterial umum yang esensial untuk eksipien yaitu: netral secara fisiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah.

Eksipien mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam formulasi tablet. Hal ini karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien. Eksipien dalam sediaan tablet dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam produksi tablet. Pertama adalah eksipien yang berperan dalam membantu proses pengempaan (berpengaruh pada fluiditas dan kompaktibilitas) massa yaitu: bahan pengisi-pengencer, pengikat, glidan dan lubrikan. Grup yang kedua adalah eksipien yang membantu memperbaiki karakter sifat fisik tablet, yaitu bahan: penghancur, pewarna, serta pembasah dan surface-active agents. Tablet yang diperuntukkan untuk hancur dan memberi rasa dimulut juga membutuhkan bahan pemanis dan flavors. Tablet yang dimodifikasi pelepasanya (controlled or modified-release tablets), membutuhkan polimer, malam, atau material yang lain yang dapat menghambat pelepasan obatnya. Sementara itu, tablet salut membutuhkan material penyalut untuk melindungi/menutupi inti (core) untuk berbagai tujuan penyalutan.

(30)

Berikut adalah bahan tambahan yang biasa digunakan pada saat pembuatan tablet :

FILLERS/DILUENTS/BAHAN PENGISI

Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga

memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori:

material organik (karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

Tabel I. Macam-macam bahan pengisi tablet

Tidak larut Larut

Kalsium sulfat

Kalsium fosfat, dibasic dan tribasik Kalsium karbonat Amilum Modifikasi amilum Mikrokritalin selulosa Laktosa Sukrosa Dektrosa Mannitol Sorbitol

Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-binders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler binders digunakan dalam kempa langsung. Persyaratan suatu material dapat berfungsi sebagai filler-binders adalah mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas yang baik. Material yang mempunyai sifat demikian biasanya mempunyai ukuran partikel yang relatif besar (bukan fines) dengan bentuk yang sferis. Bahan pengisi yang dapat berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil modifikasi, termasuk co-processed diluents. Co-processed diluentsmerupakan material hasil modifikasi dan kombinasi 2 atau lebih material dengan proses yang sesuai. Material co-processed diluents lebih baik untuk kempa langsung dibandingkan hasil modifikasi 1 macam diluents saja.

(31)

Filler- binder Diskripsi

Modifikasi tunggal Avicel

Spray dried lactose Ditab

Co-processed Fast Flo lactose®

Microcellac® Ludipress® Nu-Tab® Di-Pac® Sugartab® Emdex® Cal-Tab® Cal-Carb® Calcium 90® StarLac

Modifikasi dari mikrokristalinselulosa/MCC Hasil spray laktosa

Modifikasi dikalsium fosfat dihidrat Hasil spray campuran α-lactose kristalin monohidrat dan laktosa amorp.

75% laktosa dan 25% MCC (Microkristalin selulosa).

93% α-laktosa monohidra, 3,5% PVP dan 3,5% crospovidone.

Sukrosa 95-97%, gula invert 3-4% dan magnesium stearat 0,5%.

Sukrosa 97% dan dextrin modifikasi 3% Sukrosa 90-93% dan gula invert 7-10%. Dextrosa 93-99% dan maltosa 1-7% Kalsium sulfat 93% da gom alam 7%

Kalsium karbonat 95% dan maltodektrin5% Kalsium karbonat (minimum) 90% da Amilum, NF (maksimum) 9%

Laktosa 80% dan Amilum Jagung 20%

BINDERS (PENGIKAT)

Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi: pengikat dari alam, polimer sintetik/semisintetik dan gula.

Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution, musilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru

ditambahkan pelarut.

(32)

Nama Konsentrasi (%dari formula)

Pelarut

Selulosa mikrokristalin Polimer (turunan selulosa) CMC Na HPC HPMC MC HEC EC PVP Gelatin Gom Alam Akasia Tragakan Guar Pektin Amilum Amilum pregelatin Sukrosa Lainnya Sirup jagung PEG Na Alginat

Magnesium aluminum silikat

10-50 1-5 2-7 2-5 1-3 1-5 2-5 10-25 2-20 5-10 5-10 Air Air Alcohol Alkohol, air Air Air Air (pasta) Air Air Air

Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan pengikat akan membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk

(33)

jembatan cair (liquid bridges) antar partikel. Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga terjadi pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses pengayakan dilakukan proses pengeringan yang mengakibatkan

terbentuknya jembatan padat antara partikel yang saling mengikat membentuk granul. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat, dan

cara/metode penggranulan. Pada tabel IV terlihat perkiraan volume larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul berbagai bahan pengisi.

Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g pengisi

Larutan bahan pengikat Pengisi

Sukrosa Lactosa Dektrosa Mannitol

Gelatin 10% Glukosa 50% Metilselulosa 2 % (400 cps) Air Akasia 10% Musilagoamili 10% Alkohol 50% PVP dalam air 10% PVP dalam alcohol 10% Sorbitol dalam air 10%

200 300 290 300 220 285 460 260 780 280 290 325 400 400 400 460 700 340 650 440 500 500 835 660 685 660 1000 470 825 750 560 585 570 750 675 810 1000 525 900 655 Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering.

Tabel V. Jenis-jenis bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung

Bahan Pengikat Kelas

Avicel (PH 101) Mikrokristalinselulosa

(34)

UNI-PURE(DW) Amilum pregelatin partial

UNI-PURE (LD) Amilum densitas rendah

DC Lactose DC laktosa anhydrous

DI TAB DC-Calsium fosfat dihidrat dibasa

Tabel VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct compression)

Sifat alir DI TAB > SMCC(50) > DC Lactose , UNI PURE(DW) > Avicel (PH 101) > UNI PURE(LD)

Compresibilitas UNI PURE(LD) > SMCC(50) , Avicel (PH 101) > UNI PURE(DW) , DC Lactose > DI TAB

Crushing Strength UNI PURE(LD) > SMCC(50) > UNI PURE(DW) > Avicel

DISINTEGRANTS DAN SUPER DISINTEGRANTS

Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi tablet.

Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau dapat ditambahkan secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada granulasi. Aksi bahan penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa mekanisme, yaitu: aksi kapiler,swelling/pengembangan, heat of wetting, particle repulsive forces, deformation, release of gases,enzymatic action.

Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan

Disintegrant Konsentrasi (%)

Amilum Amilum 1500

Avicel (mikrokristalin selulosa)

5-20 5-15 5-10

(35)

Solka floc Asam alginat

Explotab (sodium starch glycolate) Gom guar Policlar AT (Crosslinked PVP) Amberlite IPR 88 Metilselulosa, CMC, HPMC. 5-15 5-10 2-8 2-8 0,5-5 0,5-5 5-10 BAHAN PELICIN

Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi, yaitu: 1. Lubricants

Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan

ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.

Tabel VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet

Jenis Lubricants Konsentrasi(%) Water insoluble lubricants

Stearates(Magnesium Stearate, Calcium Stearate, Sodium stearate)

0,25-1 Talc 1-2 Sterotex 0,25-1 Waxes 1-5 Stearowet 1-5 Glyceryl behapate(Compritol®888) 1-5

(36)

Liquid paraffin Sampai 5

Water soluble lubricants

Boric acid 1

Sodium benzoate, Sodium oleate, Sodium acetate

5

Sodium Lauryl sulfate (SLS) 1-5

Magnesium lauryl sulfate (MLS) 1-5

2. Glidants

Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet. Pada tabel IX terlihat beberapa tipe glidan yang biasa digunakan.

Tabel IX. Tipe dan jumlah lubrikan yang biasanya digunakan

Glidants Konsentrasi (%) Logam stearat Asam stearat Talk Amilum Natrium benzoat Natrium klorida

Natrium dan magnesium lauril sulfat PEG 4000 dan 6000 < 1 1-5 1-5 1-10 2-5 5-20 1-3 2-5 3. Antiadherents

Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking)

(37)

amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.

Tabel X. Daftar antiadherent yang biasa digunakan

Jenis antiadherents Konsentrasi (% b/b)

Talk 1-5

Magnesium stearat < 1

Amilum jagung 3-10

Colloidal silica 0,1-0,5

DL-Leucine 3-10

Natrium lauril sulfat < 1

COLORS DAN PIGMENTS

Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam

sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik (aesthetic appearance and brand image in the market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat.

Bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat

mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan yang lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya pada permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance Spectrophotometry,Tristimulus Colourimetric Measurements dan Microreflectance Photometer

Tabel XI: Jenis pewarna (sintetik) yang biasa digunakan

(38)

Red 3 Erythrosine

Red 40 Allura red AC

Yellow 5 Tartrazine

Yellow 6 Sunset Yellow

Blue 1 Brilliant Blue

Blue 2 Indigotine

Green 3 Fast Green

SWEETENERS, FLAVORS

Penambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisab, buccal, sublingual, effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut.

Tabel XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet

Pemanis alami Pemanis sintesis/buatan

Mannitol Sakarin

Lactosa Siklamat

Sukrosa Aspartame

Dektrosa

Sakarin 500 kali lebih manis dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada akhir dan bersifat karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik. Aspartame 180 kali lebih manis dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada kondisi lembab sehingga tidak dapat digunakan dengan komponen yang higroskopis.

Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet-tablet yang dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen. Flavors dapat ditambahkan dalam bentuk padat (spray dried flavors) atau dalam bentuk minyak atau larutan (water soluble) flavors. Dalam bentuk padat lebih mudah penanganannya dan secara umum lebih stabil dari pad bentuk minyak. Minyak biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif

(39)

terhadap moisture dan bertendensi menguap ketika dipanaskan pada pengeringan. Jadi yang paling mungkin adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan ditambahkan pada proses lubrikasi. Maksimum penambahan minyak yang ditambahkan pada granul tanpa mempengaruhi karakter tablet atau proses penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous flavors tidak banyak digunakan sebab tidak stabil because pada penyimpanan.

PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN EKSIPIEN UNTUK TABLET

Eksipien yang dibutuhkan dalam formulasi sediaan padat begitu banyak (jenis dan fungsinya), dengan pilihan yang beragam pula. Dalam beberapa decade terakhir, produsen terus mengembangkan dan meriset berbagai eksipien generasi baru dengan berbagai sifat kimia-fisika dan keunggulannya. Dalam memilih eksipien, dituntut kejelian dan kecerdasan dari formulator sehingga dapat dihasilkan suatu tablet yang bermutu (aman, manjur, acceptable dan stabil). Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat fisika kimia zat aktif dan eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute pemakaian, dosis dan profil pelepasan yang dinginkan, dan lain sebagainya. Semua pertimbangan tersebut harus dikaji secara komprehensif, sehingga akan dapat dihasilkan suatu formula yang baik. Prinsip dasar yang dapat menjadi landasan adalah penggunaan eksipien sebaiknya dalam jumlah (jenis dan kuantitas) yang sesedikit mungkin untuk

menghindari interaksi yang lebih besar yang mungkin terjadi antar komponen yang ada. Sebaliknya suatu ketika mungkin akan dibutuhkan jumlah (jenis dan kuantitas) yang besar untuk mencapai tujuan tertentu.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan eksipien

KESIMPULAN

Dalam formulasi sediaan tablet, selain bahan aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan tambahan, karena zat aktif tidak memiliki semua sifat yang baik untuk langsung dibuat tablet. Bahan tambahan bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Pemilihan bahan tambahan harus disesuaikan dengan sifat kimia-fisika dari bahan obat, serta dengan tujuan yg ingin dicapai.

Gambar

Tabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah
Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g  pengisi
Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan
Tabel VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dibuat tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella dengan menggunakan bahan pengikat acasia dan menggunakan metode granulasi basah untuk mengetahui

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formula tablet ekstrak buah pare dengan bahan pengikat gelain 0,5% yang dibuat dengan metode granulasi basah dapat

zat aktif akan lebih baik kalau dicampurkan dengan larutan bahan pengikat. 2) Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi harus. dibuat dengan metode

• inders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan

Pada metode granulasi basah, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kering ke dalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk

Metode granulasi kering Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembaban atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa

Granulasi kering Pada metode granulasi kering, granul tidak dibentuk oleh pelembapan atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan masa

Pati biji Nangka merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai larutan pengikat dalam proses granulasi basah karena memiliki daya rekat yang baik dan harganya yang relatif lebih murah