• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.) SECARA GRANULASI BASAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.) SECARA GRANULASI BASAH"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

LULUK MARDIANA

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP

MUTU FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE

(

Momordica charantia

L.)

SECARA GRANULASI BASAH

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP MUTU

FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE (

Momordica

charantia

L.) SECARA GRANULASI BASAH

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang 2015

Oleh:

LULUK MARDIANA

201110410311113

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

DR. H. Achmad Radjaram, Apt. Dra. Uswatun Chasanah, M. Kes., Apt.

(3)

iii

Lembar Pengujian

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP MUTU

FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE (

Momordica

charantia

L.) SECARA GRANULASI BASAH

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 11 Juli 2015

Oleh:

LULUK MARDIANA

NIM : 201110410311113

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

DR. H. Achmad Radjaram, Apt. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt.

NIP UMM. 11407040448

Penguji III Penguji IV

Drs. H. Achmad Inoni, Apt. Dian Ermawati, M.Farm., Apt.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGARUH BAHAN PENGIKAT GELATIN TERHADAP

MUTU FISIK TABLET EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.)

SECARA GRAULASI BASAH” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai

pihak yang memberikan bimbingan, bantuan, serta doa sehingga penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. DR. H. Achmad Radjaram, Apt. sebagai pembimbing I dan Dra. Uswatun

Chasanah, M.Kes., Apt. sebagai pembimbing II yang dengan tulus ikhlas

dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu serta

dorongan moral memberi arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku penguji I dan Dian Ermawati S.Farm.,

M.Farm., Apt. selaku penguji II atas saran, masukan dan kritik yang

diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Heru Prabowo Hadi, S.Farm., Apt. sebagai Dosen Wali yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di

Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Ayahanda Mochammad Amin, Ibunda Umi Hanik, kakak tersayang

Almh.Zainiyah A’yun dan Ani Husniah, terimakasih yang sebesar-besarnya

(5)

v

non materil yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan studi

dengan baik.

7. Kepada bapak dan ibu dosen farmasi UMM yang telah mendidik dan

mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.

8. Teman sekelompok seperjuangan Cahya dan Adel terimakasih atas

kerjasamanya dalam bekerja, berdiskusi dan bertukar ide dalam melakukan

penelitian ini.

9. Teman-teman angkatan 2011 khususnya farmasi C: Resty, Fina, Dila, Adis,

Afnan, Arin, Mahiru, Wanda, Putri, Della, Andin, Anggi, Sri, Inna, Roura,

Lili, Reny, Sulis, Via, Shinta, Yuli, Ferin, Rara, mbak Nining, Ilham, Irfan,

Rizky, Khilmi, Izzu, Hasby, Abi atas kebersamaan, tempat berbagi suka

duka dan keceriaan dalam menjalani perkuliahan selama 4 tahun ini. Saya

sangat bersyukur mengenal kalian yang telah membuat saya betah berada di

perantauan.

10. Teman-teman di kos BS31 mbak Uyung, mbak Aima, Vina, Inti, Bella,

Tera, Ratih, Dianti, Mumut, Ucha, Reny, Ninik terimakasih atas do’a,

dukungan, semangat, keceriaan, kebersamaan berbagi cerita dan makanan.

11. Sahabatku dwi, erni, elmi, ning dhani, cece ajeng, ruzty, risma, hana dan

nanda terimakasih atas do’a, dukungan, bantuan, semangat, kebersamaan

dan tempat berbagi keluh kesah, canda tawa selama 7 tahun persahabatan

kita.

12. Kepada para laboran mbak Susi, mas Ferdy, dan mas Dani yang selalu

menemani, membantu keperluan kami selama menyelesaikan penelitian ini

di laboratorium. Serta kepada mas Pablo yang selalu siap membukakan

pintu laboratorium setiap pagi.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat

(6)

vi

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada

umumnya.

Malang, 11 Juli 2015

(7)

vii

RINGKASAN

Buah pare merupakan salah satu tanaman yang banyak dikonsumsi masyarakat karena berkhasiat sebagai antidiabetes. Dibuat tablet ekstrak buah pare untuk memudahkan masyarakat dalam mengkonsumsi buah pare. Tablet merupakan sediaan obat yang paling banyak dipilih oleh masyarakat. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan. Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan warna dan lak yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis. Tablet dapat dibuat dengan beberapa metode yaitu granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Metode granulasi basah merupakan salah satu metode yang banyak digunakan karena dapat memperbaiki sifat alir granul dan meningkatkan kompaktibilitas tablet.

Pada penelitian ini dibuat tablet ekstrak buah pare menggunakan metode granulasi basah dengan perbedaan kadar bahan pengikat gelatin 0%, 0,5%, 1% dan 1,5%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan kadar gelatin terhadap mutu fisik tablet, serta menentukan kadar gelatin efektif yang dapat menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet.

Ekstrak buah pare, avicel, laktosa serta larutan gelatin dicampur hingga kalis, diayak dan dikeringkan. Selanjutnya dilakukan uji kandungan lembab diayak kembali dengan ukuran yang lebih kecil untuk mengasilkan ukuran granul yang lebih seragam. Kemudian dilakukan uji kandungan lembab (F1 1,45 ± 0,29%; F2 1,38 ± 0,20%; F3 1,83 ± 0,05%; F4 1,66 ± 0,25%). Diayak lagi dengan ayakan mesh yang lebih kecil untuk mendapatkan ukuran granul yang seragam. Selanjutnya dilakukan uji mutu fisik granul kecepatan alir (F19,30 ± 0,86 g/dtk; F2 10,08 ± 0,38 g/dtk; F3 10,97 ± 0,26 g/dtk; F4 11,31 ± 0,37 g/dtk), sudut istirahat (F1 20,91 ± 1,55o; F2 20,86 ± 0,42o; F3 20,66 ± 1,45o; F4 19,98 ± 0,43o), % kompresiilitas (F1 42,20 ± 6,01%; F2 31,28 ± 0,53%; F3 28,05 ± 0,005%; F4 22,42 ± 2,95%), distribusi ukuran partikel (F1 29,73%; F2 19,7%; F3 16,70 %; F4 4%), dan kompaktibilitas (F1 1 ton 6,10 ± 0,65 kg dan 2 ton 10,6 ± 0,22 kg; F2 1 ton 6,8 ± 0,27 kg dan 2 ton 10,9 ± 0,74 kg; F3 1 ton 7,8 ± 0,27 kg dan 2 ton 11,5 ± 0,5 kg; F4 1 ton 8,2 ± 0,45 kg dan 2 ton 14,6 ± 0,42 kg).

Selanjutnya granul dicampur dengan primogel dan Mg stearat kemudian dicetak menjadi tablet. Dilakukan uji mutu fisik tablet kekerasan (F1 5,78 ± 0,44 kg; F2 6,40 ± 0,42 kg; F3 7,6 ± 0,42 kg; F4 8,17 ± 0,43 kg), kerapuhan (F1 0,40 ± 0,08%; F2 0,25 ± 0,09%; F3 0,2 ± 0,17%; dan F4 0,05 ± 0,09%), serta waktu hancur (F1 12,26 ± 0,40 menit; F2 14,41 ± 0,10 menit; F3 20,34 ± 0,76 menit; F4 29,14 ± 0,38 menit).

(8)

viii

ABSTRAK

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat. Buah pare merupakan salah satu tanaman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena berkhasiat sebagai anti diabetes. Untuk memudahkan masyarakat dalam mengkonsumsi buah pare tanpa mengurangi khasiatnya maka dibuat tablet ekstrak buah pare.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kadar gelatin 0%, 0,5%, 1% dan 1,5% sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet ekstrak buah pare dengan metode granulasi basah serta untuk menentukan efektifitas kadar gelatin terhadap sifat fisik tablet ekstrak buah pare. Awalnya, pada granul yang terbentuk dilakukan uji mutu fisik granul yang meliputi kandungan lembab, kecepatan alir, sudut istirahat, distribusi ukuran partikel, persen kompresibilitas dan kompaktibilitas. Kemudian setelah granul ditabletasi dilakukan evaluasi mutu fisik tablet. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kadar gelatin menghasilkan perbedaan pada mutu fisik granul dan tablet. Formula dengan bahan pengikat gelatin 0,5% adalah formula yang paling baik karena memiliki mutu fisik tablet yang baik meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur.

(9)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF GELATIN BINDER FOR

PHYSICAL QUALITY

OF TABLETS OF BITTER MELON FRUIT EXTRACT (Momordica

charantia L.) WITH WET GRANULATION METHOD

Diabetes Mellitus is a disease that affects many people. Bitter melon fruit is one of the plants consumed by many people because its efficacious as an anti-diabetic. Bitter melon fruit extract tablets made to facilitate the public in consuming bitter melon fruit without reducing its efficacy.

The aims of this study was to determine the effect of gelatin concentration at a dose of 0%, 0.5%, 1% and 1.5% as a binding agent in the formulation of bitter melon fruit extract tablets using wet granulation method and to determine the effectiveness of the gelatin concentration in physical properties of bitter melon fruit extract tablets. At first, granules which formed, was evaluated their physical quality included moisture content, angle of repost, particle size distribution, percent compressibillity and compactibillity. Then after tableting the granules, the physical quality of tablet also done. The results showed the increased levels of gelatin produce differences in the physical quality of granules and tablets. Formula using gelatin 0.5% as a binder is the best formula because it has a good physical quality of tablet include hardness, friability and disintegration time.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pare (Momordica charantia L.) ... 5

2.1.1 Kandungan Buah Pare ... 6

2.1.2 Manfaat Buah Pare ... 7

2.2 Ekstrak ... 8

2.2.1 Metode Ekstraksi ... 9

2.3 Tablet ... 9

2.3.1 Komponen Tablet ... 10

2.4 Granulasi Basah ... 10

2.5 Tinjauan Mutu Fisik Granul ... 11

(11)

xi

2.5.2 KandunganLengas ... 13

2.5.3 Kompaktibilitas ... 13

2.5.4 Penentuan % Kompresibilitas... 13

2.5.5 Kadar Serbuk Halus ... 14

2.6 Tinjauan Mutu Fisik Tablet ... 14

2.6.1 Kekerasan Tablet ... 14

2.6.2 Kerapuhan Tablet ... 15

2.6.3 Waktu Hancur Tablet ... 15

2.7 Tinjauan Tentang Eksipien ... 15

2.7.1 Avicel PH 101 ... 15

2.7.2 Laktosa ... 16

2.7.3 Gelatin ... 16

2.7.4 Magnesium Stearat ... 17

2.7.5 Sodium Starch Glycolate ... 18

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 19

3.1 Uraian Kerangka Konseptual... 19

3.2 Alur Kerangka Konseptual ... 21

BAB IV METODE PENELITIAN ... 22

4.1 Bahan Penelitian ... 22

4.2 Alat ... 22

4.3 Rancangan Penelitian ... 22

4.4 Metode Penelitian ... 24

4.4.1 Pemeriksaan Bahan Penelitian ... 27

4.4.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 28

4.4.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 30

4.4.4 Analisa Statistik ... 31

BAB V HASIL PENELITIAN ... 32

5.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian ... 32

5.1.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Buah Pare... 32

5.1.2 Pemeriksaan Kualitatif Laktosa ... 33

5.1.3 Pemeriksaan Kualitatif Avicel PH 101... 33

(12)

xii

5.1.5 Pemeriksaan Kualitatif Primogel ... 34

5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 35

5.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Buah Pare ... 38

5.4 Analisis Statistik Mutu Fisik Tablet ... 40

5.4.1 Uji Analisis Statistik Kekerasan Tablet ... 40

5.4.2 Uji Analisis Statistik Kerapuhan Tablet ... 41

5.4.3 Uji Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet ... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 44

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

7.1 Kesimpulan ... 48

7.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Komposisi gizi tiap 100 gram buah pare ... 7

II.2 Hubungan Kecepatan Alir dan Sifat Aliran ... 12

II.3 Hubungan Indeks Car dan Mampu Alir Serbuk ... 14

IV.1 Rancangan formula tablet ekstrak buah pare ... 23

V.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Buah Pare ... 33

V.2 Hasil Pemeriksaan Spektrum Inframerah Laktosa ... 33

V.3 Hasil Pemeriksaan Spektrum Inframerah Avicel 101 ... 34

V.4 Hasil Pemeriksaan Spektrum Inframerah Gelatin ... 34

V.5 Hasil Pemeriksaan Spektrum Inframerah Primogel ... 35

V.6 Hasil Uji Mutu Fisik Granul ... 36

V.7 Hasil Uji Mutu Fisik Tabet ... 38

V.8 Hasil Analisis Kekerasan Tablet ... 40

V.9 Hasil Uji Tukey HSD Kekerasan Tablet ... 41

V.10 Hasil Analisis Kerapuhan Tablet ... 41

V.11 Hasil Uji Tukey HSD kerapuhan Tablet ... 42

V.12 Hasil Uji Analisis Waktu Hancur Tablet ... 42

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman Pare (Momordica charantia L.) ... 5

2.2 Rumus Struktur Momorcharin (Charantin) ... 8

2.3 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Istirahat ... 12

2.4 Rumus struktur Avicel PH 101 ... 15

2.5 Rumus Struktur Magnesium Stearat ... 17

2.6 Rumus Struktur Sodium Starch Glycolate ... 18

3.1 Skema kerangka konseptual ... 21

4.1 Skema Pembuatan Ekstrak Buah Pare ... 25

4.2 Skema metode penelitian ... 26

5.1 Pemeriksaan KLT Ekstrak Buah Pare ... 32

5.2 Histogram Distribusi Ukuran Granul Ekstrak Buah Pare ... 37

5.3 Histogram Pengaruh Tekanan Terhadap Uji Kompaktibilitas ... 37

5.4 Histogram Kekerasan Tablet ... 39

5.5 Histogram Kerapuhan Tablet ... 39

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 52

2. Surat Pernyataan Bebas Plagiat ... 53

3. Sertifikat Analisis Buah Pare ... 54

4. Sertifikat Analisis Laktosa ... 55

5. Sertifikat Analisis Gelatin ... 56

6. Hasil FT-IR Avicel PH 101 ... 57

7. Hasil FT-IR Laktosa ... 59

8. Hasil FT-IR Gelatin ... 61

9. Hasil FT-IR Primogel ... 63

10. Hasil Pemeriksaan KLT Senyawa Steroid Ekstrak Buah Pare ... 65

11. Perhitungan Rendemen Pembuatan Ekstrak Buah Pare ... 66

12. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 67

13. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 70

14. Hasil Analisis Kekerasan Tablet ... 72

15. Hasil Analisis Kerapuhan Tablet ... 74

16. Hasil Analisis Waktu Hancur Tablet ... 76

17. Foto Granul Ekstrak Buah Pare ... 78

18. Foto Tablet Ekstrak Buah Pare ... 79

19. Tabel F ... 80

(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

DM : Diabetes Mellitus

AMP : Adenosin monophosphate-activated protein kinase

NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

cm : centimeter

mg : miligram

g : gram

kg : kilogram

CMC : Carboxymethylcellulose

HPMC : Hydroxypropyl Methycellulose

PVP : Polivinilpirolidon

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Jakarta, Universitas Indonesia Press, 246-247, 261-266, 607.

Anwar, E. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi, Jakarta, Dian Rakyat, 38.

Aulton, M.E., 2002. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd. Churchill Livingstone, Philadelphia. 134.

Apriyadi, F., Hadisoewignyo, L. & Hermanu, L. 2012. Optimasi Tablet Ekstrak Daun Pare (Momordica Charantia L). Sain Med Jurnal Kesehatan, 4, 68-73.

Bandelin, F.J. & Shangraw R.F., 1982. Compressed Tablet by Wet Granulation, In: Lieberman, H.A., Lachman, L. (Ed.), Pharmaceutical Dosage Form. Tablet. Vol.1. Marcel Dekker Inc.

Chaud, M.V., Lima, A.C., Vila, M.MDC., Paganelli, M.O., Paula, F.C., Pedereiro, L.N., & Gremiao, M.,PD. 2013. Development and Evaluation of Praziquantel Solid Dispertions in Sodium Starch Glycolate, 163-168.

Christian. 2007. Khasiat Antioksidan Ekstrak Pare: Kajian In Vivo Pada

Tikus Hiperglikemi. Institut Pertanian Bogor. 10-19.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta, Niaga Swadaya, 131.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta. 6-8.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta. 4, 5, 7, 404, 488, 515.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Pharmaceutical Care Untuk

Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan

Klinik, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.

Department of Agriculture Government of Sri Lanka, 2006. Bitter gourd:

Momordica charantia L..

(18)

xviii

Desai, S. & Tatke, P. 2015. Charantin: An Important Lead Compound From Momordica charantia for Treatment of Diabetes. Journal of Pharmacognosy

and Phytochemistry. Vol.3, No.6, Pp.163- 166.

Dua. K., Pabreja, K., Ramana, MV. 2010. Preparation, Characterization and In Vitro Evaluation of Aceclofenac Solid Dispersions. Ars Pharmaceutica Vol.51, No.1, Pp. 57-77.

Hermanto, S., Sumarlin, L.O. & Fatimah, W. 2013. Differentiation of Bovine and Porcine Gelatin Based on Spectroscopic and Electrophoretic Analysis.

J.Food Pharm.Sci., 1, 68-73.

Jufri, M., Mun'im, A. & Arisanti, Y. 2008. Pembuatan Tablet Ekstrak Pare Dengan Metode Cetak Langsung. Jurnal Bahan Alam Indonesia, 6, 129-134.

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 2008. Teori dan Praktek Farmasi

Industri. Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Universitas

Indonesia Press, Jakarta.

Lionetto, F., Sole, R.D., Cannoletta, D., Vasapollo, G. & Maffezoli, A. 2012. Monitoring Wood Degredation during Weathering by Cellulose Crystallinnity, Materials 2012, 1910-1922.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Muktiningsih, S.R., Muhammad, H.S., Harsana, I.W., Budhi, M. & Panjaitan, P. 2001. Review Tanaman Obat Yang Digunakan Oleh Pengobat Tradisional Di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bali, Dan Sulawesi Selatan. Media Litbang Kesehatan, XI, 25-36.

Rukmana, R. 1997. Budi Daya Pare, Yogyakarta, Kanisius, 13-14.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipients. Edisi keenam, Pharmaceutical Press, London, 200-201,

278-281, 370-371, 404-407, 663-666.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Owen, S.C., 2006. Handbook of Pharmaceutical

Excipienst. Edisi kelima, Pharmaceutical Press, London, 295-298.

Singh,J., Cumming, E., Manoharan, G., Kalasz, H and Adeghate, E., 2011. Medicinal Chemistry of the Anti-Diabetic Effects of Momordica Charantia: Active Constituents and Modes of Actions, The Open Medicinal

(19)

xix

Siregar, C.J.P. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2, 33-34, 38-39, 162.

Staniforth, John. 2002. Powder Flow in Aulton, M. (Ed.) Pharmaceutics The

Science of Dosage Form Design. 2nd, Churchill Livingstone,

Philadelphia,205-207.

Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 172, 249-250.

United State Pharmacopeial, 2007. USP-NF 30.

Voigt, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan: S. Noerono. Gadjah Mada University Press, Jakarta.

WHO. 2003. Traditional Medicine. Media Center World Health Organization.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/2003/fs134/en/. Diakses 23 Januari 2015 08:30.

Wicaksono, B., Sugiyanta & Purwandhono, A. 2014. Efek Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia) dan Metformin terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan: Perbandingan Terapi Kombinasi dan Terapi Tunggal. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, 1-4.

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degeneratif yang

termasuk didalam sepuluh besar penyakit di Indonesia. Diabetes mellitus

merupakan suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon insulin

yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini menyebabkan

seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara

sempurna, sehingga kadar glukosa didalam darah akan meningkat. Dalam

penatalaksanaan pengobatan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olahraga. Apabila dengan

langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan

dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik

oral, atau kombinasi keduanya (Dirjen Binfar dan Alkes Depkes RI, 2005).

Perkembangan pengobatan herbal sangat banyak diaplikasikan di beberapa

negara di dunia. Negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan

pengobatan tradisional untuk membantu mereka dalam kebutuhan utama

kesehatannya. Di Afrika, lebih dari 80% penduduknya menggunakan pengobatan

tradisional sebagai pengobatan utama. Pada beberapa negara industri, obat

tradisional digunakan sebagai obat komplementer atau alternatif (WHO, 2003).

Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu

40.000 jenis tumbuhan. Dari jumlah tersebut, 1.300 diantaranya digunakan

sebagai obat tradisional. Berdasarkan potensi ini, produk obat tradisional dapat

dikembangkan secara luas (Muktiningsih dkk., 2001).

Salah satu tanaman yang dijadikan sebagai obat tradisional dan banyak

dikonsumsi oleh masyarakat serta mempunyai efek hipoglikemik adalah pare.

Pare (Momordica charantia L.) merupakan salah satu tanaman yang telah lama

digunakan sebagai pengobatan tradisional terutama didaerah tropis dimana

tanaman ini dapat tumbu dengan baik (Jufri dkk., 2008). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Umar dkk, menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam buah

(21)

2

polipeptida, visin, dan glikosida. Senyawa aktif tersebut mampu meningkatkan

pelepasan insulin dari sel beta pankreas dan memperbaiki atau meningkatkan

pertumbuhan dari sekresi insulin sel beta (Apriyadi dkk., 2012).

Buah pare oleh masyarakat dijadikan sebagai alternatif untuk pengobatan

diabetes, dan dikonsumsi dengan cara yang kurang praktis yaitu direbus ataupun

diblender dan dibuat menjadi jus pare. Di Indonesia, bentuk sediaan farmasi yang

mengandung ekstrak buah pare belum berkembang. Hal tersebut yang menjadi

landasan dalam penelitian ini, dengan melakukan pengembangan terhadap

penggunaan buah pare dengan cara diekstrak dan dibuat dalam bentuk sediaan

tablet sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi pare dengan cara yang lebih

praktis. Dipilih bentuk sediaan tablet karena dapat memberikan beberapa

keuntungan diantaranya lebih stabil dibanding cairan, takaran atau dosis cukup

teliti dan seragam untuk setiap tablet (Jufri dkk., 2008).

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif

dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan

(Depkes RI, 1995).

Pada penelitian ini pembuatan ekstrak buah pare dilakukan dengan cara

buah pare segar diblender, diperas dan diambil air perasannya lalu dikeringkan

didalam lemari pengering dan hasilnya didapatkan ekstrak yang lengket,

mengeras, dan higroskopis sehingga dibutuhkan bahan pengering yang sesuai.

Sebagai bahan pengering dipilih Avicel PH 101. Avicel PH 101 tidak memiliki

aliran yang baik. Maka untuk memperbaiki sifat alirnya dipilih metode granulasi

basah dan dikombinasi dengan laktosa sebagai bahan pengisi tablet. Dipilih avicel

PH 101 dan laktosa karena kombinasi kedua bahan tersebut mampu menutupi

kekurangan ekstrak sehingga akan memperbaiki daya alirnya serta meningkatkan

sifat kompresibilitasnya. Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dan

Avicel PH 101 merupakan jenis mikrokristain selulosa yang banyak digunakan

untuk pembuatan tablet (Rowe et al., 2009).

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa

(22)

3

merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Pada umumnya tablet

kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran, dan

lubrikan, dapat juga mengandung bahan warna dan lak yang diizinkan, bahan

pengaroma dan bahan pemanis (Depkes RI, 1995).

Ekstrak buah pare yang didapatkan tidak memiliki kemampuan mengikat

yang baik, oleh sebab itu diperlukan juga penambahan bahan pengikat yang

berfungsi untuk memberikan daya adhesi pada masa serbuk sewaktu granulasi

serta menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat

yang umum digunakan adalah gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metil

selulosa, karboksimetilselulosa dan pasta pati terhidrolisis (Depkes RI, 1995). Zat

pengikat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelatin. Gelatin merupakan

pengikat yang baik, pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan

kandungan gelatin dalam tablet menyebabkan peningkatan kekerasan dan waktu

hancur serta memperlambat laju disolusi (Siregar, 2010). Konsentrasi umum

gelatin sebagai bahan pengikat adalah 1 - 5% (w/w) (Anwar, 2012).

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan dibuat

teblet ekstrak buah pare yang dibuat secara granulasi basah menggunakan bahan

pengikat gelatin dengan kadar 0,5%, 1% dan 1,5%, sebagai kontrol dibuat tablet

tanpa bahan pengikat gelatin. Dari penelitian ini diharapkan diketahui kadar

gelatin optimal yang dapat menghasilkan mutu tablet ekstrak buah pare yang

memenuhi persyaratan yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan pada mutu fisik tablet ekstrak buah pare

dengan adanya perbedaan kadar bahan pengikat gelatin 0%, 0,5%, 1%

dan 1,5%?

2. Berapa kadar gelatin yang akan menghasilkan mutu fisik yang memenuhi

(23)

4

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan mutu fisik tablet ekstrak buah pare dengan adanya perbedaan

kadar bahan pengikat gelatin 0%, 1,5%, 1% dan 1,5%.

2. Menentukan kadar bahan pengikat gelatin yang memberikan hasil yang

optimal pada mutu fisik tablet ekstrak buah pare.

1.4 Hipotesis

Terdapat perbedaan terhadap mutu fisik tablet ekstrak buah pare karena

adanya perbedaan kadar gelatin 0%, 0,5%, 1% dan 1,5%. Semakin besar kadar

gelatin dapat meningkatkan kekerasan, waktu hancur, serta menurunkan

kerapuhan tablet ekstrak buah pare.

1.5 Manfaat Penelitian

Bagi bidang penelitian, sebagai suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh

gelatin sebagai pengikat terhadap mutu fisik tablet ekstrak buah pare sehingga

didapat kadar gelatin yang dapat mengasilkan teblet ekstrak buah pare yang

(24)

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan program ini masyarakat dapat mengenal sebuah produk eskrim empat rasa yang terbuat dari bunga rosella, teh hijau, kurma dan ubi ungu yang bergizi, sehat dan

Proses maserasi pada penelitian ini hanya menggunakan etanol, karena penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya (Priyanto 2011) yang menunjukkan bahwa ekstraksi

Nilai yang dapat dipetik dari makna simbolis Sêkar Pralambang Jaman ini adalah orang yang memiliki pedoman dan prinsip dalam hidupnya serta selalu berpegang

Berdasarkan metode yang dipakai tersebut ada beberapa tahap pengolahan citra yang dilakukan untuk memproses citra wajah masukan, dan akan melakukan proses pelatihan citra sehingga

Hasil data observasi tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase pada pertemuan berikutnya dan juga strategi pembelajaran ini dapat diterapkan dengan baik

penelitiannya adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan personal siswa pada pembelajaran sosiologi yang terdiri dari indikator kecakapan kesadaran diri

[r]