Dzulkifli Sukri C 111 11 285
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
RONGGA MULUT
Kanker kulit dibedakan atas : • Kelompok melanoma dan • Kelompok non melanoma
Kelompok melanoma dibedakan atas : • Karsinoma sel basal
• Karsinoma sel skuamosa dan • Karsinoma adneksa kulit
Sinonim :
Epitelioma sel skuamosa (Prickle),
karsinoma sel prickle, karsinoma
epidermoid, pavement epithelioma,
spinalioma, karsinoma Bowen,
DEFINISI
• Karsinoma sel skuamosa merupakan
tumor ganas yang berasal dari
sel-sel epitel skuamosa yang cenderung
menginfiltrasi jaringan sekitar dan
EPIDEMIOLOGI
• Kanker rongga mulut merupakan salah satu kanker yang paling banyak
prevalensinya di berbagai belahan dunia, dan merupakan satu dari sepuluh
penyebab kematian yang paling sering. • Di Amerika Serikat, tiap tahun
terdiagnosis lebih dari 1 juta penderita
baru kanker, penderita baru kanker mulut dan orofaring terdiagnosis mendekati 3% dari keseluruhan penderita baru.
• Pada laki-laki, kanker mulut
menempati 4% dari seluruh kanker
yang ada di tubuh dan 2% kematian
akibat kanker.
• Sedangkan pada wanita, kanker
mulut menempati 2% dari seluruh
kanker yang ada di tubuh dan 1%
kematian akibat kanker.
• Kanker mulut merupakan kanker yang
dihubungkan dengan peningkatan usia. 95% kasus muncul pada orang-orang dengan usia lebih dari 40 tahun, dengan rata-rata terjadi pada usia 60 tahun.
• Pada umumnya kanker mulut melibatkan lidah, orofaring, dan dinding mulut. Lidah, gusi, lidah bagian dorsal, dan palatum jarang menjadi
lokasi kanker mulut.
• Jenis kanker mulut yang paling sering yaitu kanker sel skuamosa.
Etiologi dan faktor resiko
• Usia > 40 tahun
penurunan imunitas
akumulasi perubahan genetik
durasi terekspos oleh inisiator dan
promoter (termasuk iritan kimia, fisika, virus, efek hormon, penuaan sel,
• Tembakau
(rokok ataupun dikunyah) Karsinogen :
a. Nitrosamin (nikotin)
b.Hidrokarbon aromatik polisiklik c. Nitrosodicthanolamine
d.Nitrosoproline e.Polonium
• Alkohol
Patogenesis
• Sel normal displasia lesi
maligna
• Lesi displasia (kriteria histomorfologi)
– Ringan:
sel yang mengalami displasia
ringan terbatas pada lapisan basal
epitelium
– Sedang dan Parah
• Karsinoma in situ : lesi yang meliputi
seluruh lapisan epitel dengan sel-sel
abnormal, tapi tanpa invasi ke
membran basal
• Karsinoma didiagnosis jika lesi telah
menginvasi membran basal dan
TUMOR JINAK ATAU GANAS ?
• Biopsi :
– Pada tumor jinak gambaran berupa parakeratosis, ortokeratosis, hyperkeratosis, akartosis, hiperplasipedo, epitekomatus dan sel-sel radang akut serta kronis.
– Tumor jinak yang cenderung berubah ke arah keganasan gambaran sel epitel yang abnormal, mengalami perubahan ukuran, morfologi, orientasi dan kematangan.
– Karsinoma in situ bila sel mengenai membrane basal – Tumor ganas atau kanker adanya sel-sel abnormal pada
seluruh bagian epithelium dan sel abnormal ini sampai melewati membrane basal menembus jaringan di
• Secara klinis, tumor ganas dapat
memiliki gambaran :
– Gambaran tumor tidak uniform, kasar, bergranul.
– Penyebaran ke kelenjar limfe regional, membesar, keras, sulit digerakkan.
– Gejala sistemik berat, dapat terjadi kaheksia.
• Kanker mempunyai karakteristik
berbeda dengan tumor jinak karena
:
– Kanker / neoplasma ganas tidak berkapsul, mengadakan invasi dan merusak jaringan asalnya.
– Mempunyai kemampuan yang tidak terkendali untuk berkembang tidak
wajar/abnormal dibanding pertumbuhan sel normal.
– Sel kehilangan sifat berdiferensiasi dan cenderung menjadi sel primitif/muda.
– Dapat terjadi metastasis pada lokasi yang jauh dari tumor induknya/primernya.
Lesi Pre kanker
• Lesi pre kanker pada bahasan disini
terbagi menjadi:
– Lesi pre kanker
• Leukoplakia • Eritriplakia
– Keadaan/kondisi pra kanker
• Liken planus
Lesi Pra Kanker
• Deteksi : Toluidine blue nilai jaringan • Penilaian tergantung dari penglaman dan
pengetahuan penilai dan klinis.
• Minimal, diketahui area yang akan dibiopsi • Hasil positif lesi inflamasi dan ulseratif • Hasil negatif palsu tidak umum
• Kontrol 14 hari beri waktu pada lesi untuk mengecil atau menghilang.
Leukoplakia
• Lesi putih pada mukosa mulut, tidak hilang dengan digosok dan tidak dapat
diklasifikasikan sebagai lesi lain.
• Biasanya di mukosa bukal pola plak multipel
• Leukoplakia halus penggunaan tembakau.
• Oral Hairy Leukoplakia sering di pinggir lateral lidah pada pasien dengan
imunosupresi kronik, infeksi virus Epstein- Barr.
Eritroplakia
• Analog leukoplakia, beda warna
• Risiko lebih besar untuk menjadi
Keadaan/ Kondisi Pra Kanker
Liken Planus
• Merupakan penyakit mukokutaneus yang dimediasi secara imun,
• Biasanya terjadi pada dewasa dan lebih sering pada wanita.
• Kronik liken planus menunjukkan resiko kanker yang rendah namun dapat diukur dan kanker mulut telah diidentifikasi
sebagai peninggian dari area liken planis atropik yang kemerahan.
Keadaan/ Kondisi Pra Kanker
Fibrosis submukosa
• merupakan penyakit dari mukosa
mulut, ditandai dengan atrofi
epitelial dan fibrosis dari submukosa.
• Etiologi dari fibrosis submukosa tidak
Tanda dan Gejala
• Asimptomatik, teridentifikasi setelah parah • Massa di mulut dan leher, pembesaran
KGB
• Disfagia, bahkan odinofagia, otalgia • Gerakan mulut
terbatas,gangguan/hilangnya fungsi lidah, pengaruhi bicara, menelan dan makan.
• Perdarahan di mulut (jarang)
Klasifikasi Tumor Rongga Mulut dan
Orofaring (WHO)
1. Tumor epitel ganas
2. Lesi Prekusor Epitelial 3. Tumor jinak epithelial 4. Tumor kelenjar ludah 5. Tumor jaringan lunak 6. Tumor hematolimfoid
7. Melanoma mukosa ganas 8. Tumor sekunder
Tumor epitel ganas
1.Karsinoma sel skuamosa – Karsinoma verukosa – Karsinoma sel skuamosa basaloid – Karsinoma sel skuamosa papiler – Karsinoma sel spindel – Karsinoma sel skuamosa akantoliltik – Karsinoma adenoskuamosa – Karsinoma kunikulatum 2.Karsinoma LimfoepitelialDIAGNOSIS
• Prinsip utamanya adalah dengan
menegakkan diagnosis kanker secara
histopatologi dan menentukan
apakah ada keganasan juga di
tempat lain
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan terpenting
dan diagnostiknya adalah dengan
biopsi.
BIOPSI
• Pada awal dapat dilakukan toluidin blue, pemeriksaan ini juga dipakai untuk
membantu menentukan lokasi biopsi. • Pengambilan jaringan harus adekuat
Jaringan yang adekuat untuk pemeriksaan harus sampai ke jaringan di bawah
membran basal dan mengikutsertakan jaringan normal.
• Displasia atau atipia menggambarkan
sejumlah kelainan seluler yang termasuk perubahan morfologi dan ukuran sel,
peningkatan gambaran mitosis,
hiperkromatisme, perubahan dari orientasi dan maturasi sel normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Darah termasuk : Tes fungsi hati, Darah Perifer Lengkap, Ureum-creatinine dan elektrolit,
Serum kalsium, Serum ferritin, alpha-antitrypsin, dan alfa-antiglikoprotein
• Radiografi intraoral & dental, untuk membantu melihat keterlibatan tulang di sekitar tumor.
• Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk membantu evaluasi klinis dan proses staging tumor primer dan kelenjar limfe regional (perluasan lokal dari penyakit dan
mengidentifikasi metastasis ke kelenjar limfe)
• CT scanning untuk mengevaluasi keterlibatan tulang kortikal, sedangkan MRI untuk mengevaluasi
perluasan ke jaringan lunak dan keterlibatan neurovascular bundle.
• Radiografi dada untuk melihat metastasis ke paru, karena merupakan tempat metastasis yang sering
DIAGNOSIS BANDING
• Keratosis Aktinik
• Kandidiasis Oral
• Leukoplakia Oral
• Lichen Planus
• Dan lain-lain sesuai gambaran
klinisnya (plak/ulkus/massa)
Tatalaksana
• Modalitas terapi :
– Terapi pembedahan tunggal – Terapi radiasi tunggal
– Terapi kemoterapi tunggal
– Kombinasi diantara modalitas tersebut • Indikasi :
– Kanker stadium I & II 1 modalitas (pembedahan/radioterapi)
– Kanker stadium III & IV kombinasi modalitas
(pembedahan&radioterapi/pembedahan&kemoterapi/kombi nasi 3 modalitas)
• Pembedahan
– Terapi utama – Indikasi :
• Tumor yang menginvasi jaringan tulang • Jika ES pembedahan < radioterapi
• Tumor yang tidak sensitif terhadap radioterapi • Tumor rekuren pada daerah yang telah menerima
radioterapi dengan dosis maksimal • Terapi paliatif
– Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati
• Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati dengan radioterapi
• Kemajuan dlm pembedahan rekonstruksi (penutupan vaskularisasi dan rekonstruksi mikrovaskular bebas).
• Rekonstruksi dengan penggunaan implant osseointegrated menawarkan kemampuan untuk memberikan prostesis yang stabil dan meningkatkan hasil fungsional
• Kemoterapi
– Cara kerja obat :
• memisahkan sel kanker tersebut secara cepat,
• menghambat pertumbuhan sel kanker, • menghancurkan sel kanker tersebut.
– Efek obat tersebut bersifat sistemik
digunakan untuk kanker sengan stadium lanjut(metastasis)
• Macam kemoterapi :
– Agen alkylating (contohnya : cisplatin)
– Antimetabolite (contohnya : 5-Fluorouasil/5FU) – Antibiotik sitotoksik (contohnya : bleomisin) – Alkaloid vinca (contohnya : vinblastin)
– Hormon steroid (contohnya : tamoxifen)
Kemoterapi
• Efek samping
– Lemah, mual, muntah, – Diare atau konstipasi, – Hilangnya rambut,
– Mukositis, dan
• Radioterapi
– Radiasi yang digunakan :
• Sinar eksternal photon megavoltase. Sinar yang ideal digunakan yaitu cobalt 60 (60Co) 4- hingga 6-
akselerator linear.
• Sinar x-ray memberikan dosis yang relatif rendah pada permukaan kulit dan memberikan dosis
pengeluaran yang tinggi.
• Sinar electron memberikan dosis yang realtif tinggi pada kulit dan jaringan subkutan dan memberikan dosis pengeluaran yang rendah.
• Sinar x-ray orthovoltase memberikan dosis yang maksimal pada permukaan kulit.
• Radioterapi
– Brakiterapi
• Terapi primer untuk tumor yang terlokalisir pada dua pertiga anterior rongga mulut, • Tambahan dosis dari radiasi pada letak
spesifik, atau
• Pengobatan pada tumor yang rekurensi. • Isotop yang digunakan meliputi cesium,
iridium, dan emas
• Keuntungan dosis yang tinggi dapat dibatasi pada volume jaringan yang kecil
dan pengobatan diberikan pada waktu yang singkat
Penelitian
• Terapi gen
• EFGR inhibitor :
– EGFR spesifik untuk antibodi monoklonal (contohnya cetuximab),
– small molecule tyrosine kinase inhibitors
(TKIs) yang spesifik untuk EGFR
(contohnya iressa), imunotoksin (toksin yang berikatan dengan antibodi atau
Komplikasi
• Reaksi akut :
– mukositis ulserasi, – Kandidiasis, – Karies• Reaksi kronik :
– Perubahan suplai vaskular,
– Fibrosis jaringan ikat dan jaringan otot, – Perubahan selularitas dari jaringan
Prognosis
• Tumor yang terlokalisir : 70%
– Persentase 81% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan, – Persentase 70% pada pasien yang melakukan terapi kombinasi
pembedahan dan radiasi,
– Persentase sekitar 55% pada pasien yang hanya melakukan radioterapi. • Tumor bersifat regional : 46%.
– Persentase 60% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan, – Persentase kelangsungan hidup sebesar 58% pada pasien yang
melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi,
– Persentase kelangsungan hidup sebesar 39% pada pasien yang melakukan radioterapi.
• Pada pasien kanker rongga mulut yang telah mengalami metastasis persentase kelangsungan hidup secara keseluruhan sebesar 33%