• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Forensik Peran Dokter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Forensik Peran Dokter"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Dokter dalam Tempat Kejadian Perkara Peran Dokter dalam Tempat Kejadian Perkara

Latar belakang Latar belakang

Dokter adalah dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar Dokter adalah dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Institusi Pendidikan (Profesi Dokter) adalah institusi yang melaksanakan undangan. Institusi Pendidikan (Profesi Dokter) adalah institusi yang melaksanakan  pendidikan

 pendidikan profesi profesi dokter dokter baik baik dalam dalam bentuk bentuk fakultas, fakultas, jurusan jurusan atau atau program program studi studi yangyang merupakan pendidikan universitas (academic entity) (Amri, 2007).

merupakan pendidikan universitas (academic entity) (Amri, 2007).

Dokter ahli forensik memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam Dokter ahli forensik memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam anatomi dan histopatologi, lebih mendalam lagi mereka mendapatkan pendidikan dalam anatomi dan histopatologi, lebih mendalam lagi mereka mendapatkan pendidikan dalam forensik klinik dan patologi forensik. Peran dokter sangat dibutuhkan oleh para penegak forensik klinik dan patologi forensik. Peran dokter sangat dibutuhkan oleh para penegak hukum dan polisi dalam investigasi pembunuhan dan kasus kriminal. Idealnya, dokter yang hukum dan polisi dalam investigasi pembunuhan dan kasus kriminal. Idealnya, dokter yang dimintai bantuan untuk menangani sebuah investigasi kasus haruslah seorang dokter (ahli dimintai bantuan untuk menangani sebuah investigasi kasus haruslah seorang dokter (ahli  patologi)

 patologi) yang yang sudah sudah dilatih dilatih dalam dalam ilmu ilmu anatomi, anatomi, pengetahuan pengetahuan umum umum tentang tentang keterampilanketerampilan khusus investigasi, mendeteksi dan memberikan testimoni mengenai sebuah kasus, dan khusus investigasi, mendeteksi dan memberikan testimoni mengenai sebuah kasus, dan mengidentifikasi jenazah, dan keadaan di sekitar jenazah yang bisa dijadikan sebagai barang mengidentifikasi jenazah, dan keadaan di sekitar jenazah yang bisa dijadikan sebagai barang  bukti kejahatan (Lee, 2004).

 bukti kejahatan (Lee, 2004).

Sejarah peran dokter forensik dalam investigas TKP Sejarah peran dokter forensik dalam investigas TKP

Peran dokter dalam hal investigasi TKP dimulai sejak ratusan tahun lalu. Dua ratus Peran dokter dalam hal investigasi TKP dimulai sejak ratusan tahun lalu. Dua ratus tahun terakhir disebutkan bahwa ada kuliah mengenai forensik dalam bahasa inggris. tahun terakhir disebutkan bahwa ada kuliah mengenai forensik dalam bahasa inggris. Investigasi pertama yang melibatkan dokter dalam investigasi Kasus pembunuhan Investigasi pertama yang melibatkan dokter dalam investigasi Kasus pembunuhan  pertamakali

 pertamakali dilaporkan dilaporkan di di Amerika Amerika pada pada tahun tahun 1859. 1859. Dalam Dalam kasus kasus tersebut, tersebut, dengan dengan metodemetode autopsi dan memotong tenggorakan, dokter bisa mengetahui bahwa mayat yang sebelumnya autopsi dan memotong tenggorakan, dokter bisa mengetahui bahwa mayat yang sebelumnya diduga melakukan bunuh diri ternyata merupakan korban pembunuhan. dari kejadian diduga melakukan bunuh diri ternyata merupakan korban pembunuhan. dari kejadian tersebut, ditemukan hubungan yang erat antara kejelasan deskripsi kejadian perkara dengan tersebut, ditemukan hubungan yang erat antara kejelasan deskripsi kejadian perkara dengan autopsi. Dr. Edouard Piotrowski pada tahun 1895 dalam bukunya menyatakan bahwa: autopsi. Dr. Edouard Piotrowski pada tahun 1895 dalam bukunya menyatakan bahwa: deskripsi Kasus yang paling jelas sekalipun memliki peran yang sangat kecil jika deskripsi Kasus yang paling jelas sekalipun memliki peran yang sangat kecil jika dibandingkan dengan autopsi

dibandingkan dengan autopsi “

“The clearest description of the scene of the crime plays no smaller a role than the autopsy.The clearest description of the scene of the crime plays no smaller a role than the autopsy.  Each supp

(2)

Dasar Hukum Peran Dokter di TKP

Polisi negara RI sebagai penyidik berwenang untuk:

- Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannnya dengan  pemeriksaan perkara (KUHAP pasal 7 ayat 1 sub h)

Pasal ini perlu dikaitkan dengan KUHAP pasal 120 ayat 1

- Dalam hal penyidik menganggap perlu ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.

Bila dokter menolak maka ia dikenakan hukuman berdasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 224. Bantuan yang diminta dapat berupa pemeriksaan TKP atau di rumah sakit, pemeriksaan berdasarkan pengetahuan yang sebaik-baiknya, hasil  pemeriksaan di TKP disebut dengan visum et repertum TKP (Solichin, 2007).

Fungsi Dokter Forensik dalam TKP

Pemeriksaan TKP oleh seorang dokter memiliki beberapa fungsi sebagai berikut (Lee, 2004):

 Memberikan keterangan mengenai fakta kematian  Mengumpulkan bukti dan jejak awal

 Memberikan saran serta memimpin investigasi  Ikut serta dalam pemeriksaan kompleks on-situs  Memeriksa dan menginterpretasi percikan darah

 Membuat laporan TKP yang spesifik kepada penyebab, dan cara kematian, dan

 Memberikan bukti kejadian (visum et repertum) dalam bidang hukum yang

 berhubungan dengan penyebab dan cara kematian.

Untuk menjalankan fungsi dokter seperti diatas, dibuthkan pendekatan berbasis multi-disipliner (kerja sama berbagai displin ilmu) dalam melakukan investiagsi TKP. Dokter forensik bertugas untuk menjadi petugas pertama dalam investigasi TKP, karena investigasi TKP menjadi ilmu tersendiri dalam forensik. Penyelidik bertugas menjadi seorang yang ahli dalam mengetahui investigasi TKP (Forensic Scientist). Kesemuanya itu bekerja bersama-sama dalam merekam TKP, pemulihan bukti, dan intrepretasinya. Ketika semuanya bekerja  bersama-sama, maka hal yang harus dihindari dalam pekerjaan multidisipliner adalah adanya duplikasi barang bukti dan intrepretasi yang berbeda yang tidak penting dalam pembuatan  barang bukti untuk pengadilan (Lee, 2004).

(3)

Dokter memiliki peran yang lebih dalam hal menentukan kematian korban. Informasi awal yang didapat dari penyidik harus diteruskan kepada dokter forensik, sehingga dokter forensik bisa memulai melakukan investigasi terhadap temuan patologi yang berhubungan dengan sebab kematian korban dalam TKP. Setelah dokter forensik memeriksa TKP, meliputi  pemeriksaan luar jenazah, TKP umum, bercak darah, dan kondisi umum TKP, dokter forensik harus memberikan keternagan awal mengenai waktu, cara, dan sebab kematian sebelum dlakukan otopsi. Dokter forensik melakukan otopsi setelah semua data umum mengenai pemeriksaan luar jenazah didapatkan, kemudian menyerahkannya kepada ahli histopatologi dan toksikologi untuk dilakukan pemeriksaan lanjut ( Lee, 2004).

Konsep-konsep Pemeriksaan

Para dokter forensik (khususnya dokter umum) begitu tiba di lokasi TKP, tidak serta merta langsung bisa turun tangan melakukan pemeriksaan. dokter tidak boleh mendekati tubuh korban hingga ada polisi atau penyidik atau dokter forensik senior yang memintanya memulai peeriksaan. penyidik bisa langsung memeriksa apabila memang dia merupakan orang pertama yang datang ke TKP untuk melakukan investigasi, hal ini mungkin terjadi di daerah terpencil yang tidak memiliki tenaga dokter forensik. setelah mendapatkan  persetujuan untuk melakukan pemeriksaan, dokter mulai menjalankan aspek-aspek  pemeriksaan. dokter biasanya melakukan tugasnya untuk mengamati dan mendokumenstasikan tubuh, dan sedikit melakukan reka adegan. yang berutgas melakuka reka adegan adalah penyidik atau polisi (Lee, 2004).

Bidang-bidang dalam kedokteran Forensik

Patologi forensik adalah pengetahuan tentang pemeriksaan kelainan pada jaringan tubuh oleh karena kekerasan atau mati tiba-tiba untuk kepentingan pengadilan. Psikiatri Forensik tentang pembuktian adanya kelainan jiwa pada tersangka. Toksikologi Forensik adalah peristiwa keracunan yang berhubungan dengan peristiwa pidana. Radiologi Forensik yang sudah lama berperan adalah cabang ilmu kedokteran yang sudah banyak membantu dalam pemeriksaan korban dan jaringan tubuh menggunakan pengetahuan dan teknologi radiologi. Odontologi forensik penggunaan pengetahuan ilmu kedokteran gigi untuk kepentingan hukum dan peradilan terutama dalam identifikasi (Mulyo, 2004; Aji, 2006)

(4)

Peranan Dokter Dalam Pemeriksaan di TKP Bantuan dokter dapat berupa:

1. Persiapan : permintaan tertulis atau tidak, catat tanggal permintaan, siapa peminta, lokasi dimana, dan alat pemeriksa TKP.

2. Biaya : ditanggung yang meminta. 3. Jika korban masih hidup :

a. Identifikasi secara visual : pakaian, perhiasan, dokumen dan kartu pengenal lainnya.

 b. Identifikasi medik : dari ujung rambut sampai kaki, termasuk gigi dan sidik  jari.

4. Jika korban mati: buat sketsa foto, situasi ruangan, lihat TKP porak-poranda atau tenang

a. Identifikasi

i. Suhu mayat, penurunan suhu, lebam mayat, kaku mayat, pembusukan. ii. Luka : lokasi luka, garis tengah luka, banyak luka, ukuran luka,

sifatluka.

iii. Darah: warna merah atau tidak, tetesan, genangan atau garis, melihat  bentuk dan sifat darah dapat diperkirakan sumber darah,

distribusidarah dan sumber perdarahan 5. Identifikasi lanjutan

a. Ada sperma atau tidak

 b. Pengambilan darah : jika di dinding kering,dikerok, jika pada  pakaian,digunting

c. Darah basah/segar, masukkan ke termos es, kirim ke la kriminologi. d. Rambut

e. Air ludah, bekas gigitan 6. Membuat kesimpulan di TKP

a. Mati wajar atau tidak

 b. Bunuh diri : genangan darah, TKP tenang tidak morat-marit, ada luka  percobaan, luka mudah dicapai oleh korban, tidak ada luka tangkisan, pakaian

masih baik.

c. Pembunuhan: TKP morat-marit, luka multipel, ada luka yang mudahdicapai, ada yang tidak, luka disembarang tempat, pakaian robek adaluka tangkisan.

(5)

d. Kecelakaan

e. Mati wajar karena penyakit

Dokter bila menerima permintaan harus mencatat :

1. Tanggal dan jam dokter menerima permintaan bantuan 2. Cara permintaan bantuan tersebut (telpon atau lisan) 3.  Nama penyidik yang meminta bantuan

4. Jam saat dokter tiba di TKP

5. Alamat TKP dan macam tempatnya (misalnya sawah, gudang, rumah, dsb) 6. Hasil pemeriksaan

Lingkup Pelayanan

Pelayanan di bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal dalam beberapa kasus masih diperlukan disiplin ilmu lain. Di bidang kesehatan bantuan tersebut dapat mencakup Patologi Forensik, Psikiatri Forensik, Toksikologi Forensik, Antopologi Forensik, Odontologi Forensik dan Radiologi Forensik.

Tugas pokok seorang dokter dalam bidang forensik adalah membantu pembuktian melalui pembuktian ilmiah termasuk dokumentasi informasi/prosedur, dokumentasi fakta, dokumentasi temuan, analisis dan kesimpulan, presentasi (sertifikasi).

Dinilai menurut waktu penyelidikan hingga persidangan dokter mempunyai peran sebagai berikut (Aji, 2006):

1. Masa Penyelidikan

Pemeriksaan di TKP dan analisis data yang ditemukan 2. Masa Penyidikan

Pembuatan visum et repertum dan BAP saksi ahli 3. Masa Persidangan

Dokter berperan dalam memberikan keterangan ahli, sebagai saksi ahli pemeriksa, menjelaskan visum et repertum, menjelaskan kaitan temuan VeR dengan temuan ilmiah alat bukti sah lainnya. Dokter juga berperan menjelaskan segala sesuatu yang belum jelas dari sisi ilmiah.

Saat di Lokasi TKP

Biasanya, yang petama-tama datang ke TKP adalah polisi. Setelah sampai di TKP, maka yang harus dilakukan adalah (Solichin, 2007):

(6)

1. Pertama-tama menentukan apakah korban masih hidup atau sudah mati. Kalau masih hidup nyawa si korban harus ditolong terlebih dahulu dan jika perlu dikirim ke rumah sakit. Sebaikya jika sudah jelas meninggal dan letaknya tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas, maka sekali-kali jangan memindahkan jenazah sebelum seluruh pemeriksaan TKP selesai.

2. Supaya dokter dapat memeriksa dengan tenang, maka petugas penyidik wajib menutup area sekitar TKP dan hanya orang-orang yang berkepentingan dengan pemeriksaan sajalah yang booleh beradadi tempat itu.

3. Orang-orang yang sebelumnya sudah berada di lokasi TKP harus dicatat identitasnya, karena sangat berguna di kemudian hari. Hal inilah yang biasanya kurang mendapat  perhatian.

4. Pemeriksaan TKP penting sekali dan harus dkerjakan dengan cermat, sebab pemeriksaan TKP ini yang menentukan cara kematian.

Sebelum Masuk TKP

Briefing sebelum melakukan olah TKP sangat dibutuhkan. diskusi mengenai fakta TKP, responden pertama, dan saksi mata (jika ada) harus diambil. dan informasi yang diambil meliputi (Robinson, 2013):

1. Apa yang terjadi (what) 2. Siapa yang terlibat (who) 3. Di mana terjadi (where) 4. Kapan terjadi (when)

5. Bagaimana terjadinya (how)

6. Dengan apa melakukannya (with what) 7. Kenapa terjadi peristiwa tersebut (why)

Kedatangan

Setelah datang di TKP, dokter akan diijinkan mengakses area dari jenazah, baik mengikuti petunjuk dari investigator TKP, ataupun dengan mengikuti akses rute TKP yg terekam. Untuk memeriksa jenazah dilakukan langsung kepada jenazah dan akses menuju  jenazah juga harus diperiksa, tergantung pada bentuk TKP, dokter forensik diberikan

kewenangan penuh untuk memeriksa (Lee, 2004).

Pada TKP kebanyakan, Dokter pertama-tama memeriksa tubuh dan sekitarnya dalam  beberpaa menit, namun untuk TKP yg kompleks dibutuhkan waktu yang lebih untuk

(7)

melakukan pemeriksaan, contohnya pada kasus TKP yang menutup akses menuju jenazah, atau ada gangguan lain yang dapat merusak barang bukti. Rencana kerja disini harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan olah TKP untuk mencegah kerusakan barang  bukti terjadi, dan dibutuhkan peran tim yang solid dan relevan dalam melakukan olah TKP

(Lee, 2004).

Poin Yang dilihat

Struktur tanah penting untuk dilihat seorang dokter forensik dalam melaksanakan tugasnya, semakin tinggi struktur tanah semakin memudahkan dalam melihat jenazah dan TKP-nya. TKP indoor (dalam ruangan) mungkin dibutuhkan sebuah tangga, namun jika outdoor (di luar ruangan) dibutuhkan atap kendaraan polisi untuk melihat jenazah dan TKP-nya (Lee, 2004).

Yang dikerjakan dokter di TKP (Amri, 2004):

1. Pemeriksaan dokter harus berkoordinasi dengan penyidik

2. Menentukan korban masih hidup atau sudah mati, bila hidup diselamatkan dulu, bila meninggal dibiarkan asal tidak mengganggu lalulintas

3. Jangan memindahkan jenzah sebelum seluruh pemeriksaan TKP selesai 4. TKP diamankan oleh penyidik agar dokter dapat memriksa dengan tenang. 5. Yang tidak berkepentingan dikeluarkan dari TKP

6. Dicatat identitas orang tersebut

7. Dokter memeriksa mayat dan sekitarnya dan mencatat: lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh korban, luka-luka, membuat sketsa atau foto. Mencari dan mengumpulkan barang bukti:

8. Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik terutama bila ada team labfor 9. Dokter membantu mencari barang bukti

10. Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik 11. Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut

12. Selesai pemeriksaan TKP ditutup missal selam 3x24 jam

13. Korban dibawa ke rumah sakit dengan disertai permohonan visum et repertum

Kesalahan umum selama pemeriksaan TKP (Amri, 2004): a. Persiapan yang baik untuk persiapan

 b. Mengabaikan sebuah benda c. Mengejar pengakuan tersangka

(8)

d. Menambah hal-hal yang sebenarnya tidak ada e. Mengganti/ memalsu

f. Melompat-lompat atau tidak sistematis

Hal-hal yang diperhatikan sebelum meninggalkan TKP (Amri, 2004): a. Cukup/ belum pemeriksaan

 b. Barang bukti sudah terkumpul/ belum c. Jumlah barang bukti

(9)

Daftar Pustaka

1. Aji, Jati Pulung. 2008. Peranan Dokter Forensik dalam Praktek Peradilan Perkara Pidana. Purworejo.

2. Amir, Amri. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Medan: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU.

3. Idries. A. Mun’im. (2011).  Penerapan Ilmu Forensik Dalam Proses  Penyelidikan. Jakarta: Sagung Seto.

4. Knox, Michael. 2012. A Philosophy of Crime Scene Reconstruction didapatkan dari http://www.crimescenejournal.com/content.php?id=0007 diakses pada 9 Mei 2014

5. Lee, Kevin. 2007.  Role of the pathologist at the crime scene dalam buku The  practice of Crime scene Investigation. USA: CRC Press

6. Mulyo, R Cahyono Adi. 2006. Perananan Dokter dalam Proses Penegakan Hukum Kesehatan.Universitas Negeri Semarang

7. Robinson R.M. (2013), Forensic Scene Investigation, MedScape e Medicine Journal Update: June 19th  2013, Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/1680358-overview#aw2aab6b5

Diakses pada tanggal 12 Mei 2014

8. Solichin, Sujari. 2007. Tempat Kejadian Perkara  dalam buku Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilu kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Referensi

Dokumen terkait

penelitian yang dilakukan dengan cara menjelaskan data-data yang ada yaitu tentang kebijakan pemerintah Indonesia dalam menyikapi tindakan penyadapan oleh Australia

Keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang paling mendasar untuk dikuasai, termasuk oleh Darmasiswa. Apabila peserta Darmasiswa mengalami kegagalan

Sedangkan anak adalah aset negara yang harus mendapat perhatian lebih serta orang tua menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar tumbuh dan berkembang secara optimal

Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian pada saat uji coba dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Analisis ini dimaksudkan untuk

Meningkatkan pengetahuan bagaimana upaya mengurangi transduksi bakteri atau kuman ke jaringan insisi / luka sehingga menurunkan resiko tinggi infeksi.. Moorhouse,

Data utama yang diperlukan untuk mendapatkan hasil urutan job dengan waktu penyelesaian produksi terkecil dengan menggunakan algoritma tabu search ini merupakan data

tahanan jenis untuk tipe mineralisasi epithermal sulfur tinggi di daerah ini kurang memberikan gambaran yang jelas mengenai daerah prospek meskipun hasil penyelidikan

Volume sampah plastik di Surabaya yang mencapai ratusan ton perhari merupakan tantangan bagi para pengusaha daur ulang plastik di Surabaya, penulis akan melakukan