• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Pertama"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK PERTAMA

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK PERTAMA

Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan Keluarga Dosen Rini Komalawati S. Kep, Ners

(2)

Disusun Oleh: 1. EFI ROHMAWATI 2. INDRA MAUN H 3. NURUL ROHMAYANTI 4. RAVINA IKA D 5. SEPTYAN FERRY H 6. VIVING RIZKY L. P

AKADEMI KEPERWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya .

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan keluarga yang di berikan oleh Dosen pengajar , Ibu Rini Komalawati S.Kep.Ns. Dalam makalah ini kami membahas tentang tahap perkembangan keluarga, dengan keuarga baru punya anak satu , agar dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami materi Keperawatan keluarga , khususnya materi tersebut .

Dalam pembuatan makalah ini , kami menyadari adanya berbagai kekurangan , baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat . Namun demikian , perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan .

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam penyelesaian makalah ini baik secara materi dan dukungan.

(3)

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh bagi anggota keluarga.

Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik yang mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang terbuka mengenai konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti salah satunya pada tahap perkembangan keluarga dengan satu anak. Periode ini adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan kehadiran anak maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan.

(4)

Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan interaksi ibu dengan anak dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan anak. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep keluarga.

B. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami pembelajaran keperawatan keluarga tentang tahap perkembangan keluarga dengan anak pertama.

B. Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menyebutkan pengertian tahap perkembangan keluarga dengan anak pertama.

2. Memahami tentang tujuan dilakukannya asuhan keperawatan keluarga pada keluarga dengan

anak pertama.

3. Melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga dengan anak pertama. C. MANFAAT

a. Bagi Penulis

Sebagai pengembangan pengalaman dalam pembelajaran tentang keperawatan keluarga. b. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak pertama ( child bearing ), kepada teman sesama mahasiswa.

c. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menunjang proses pembelajaran D. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskriptif dan menggunakan pendekatan teknik studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori dan membaca literatur yang berhubungan dengan judul makalah.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Pengertian

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan Logan,1986, dalam Setiawati, 2008 : hal 67)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)

Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah karena adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan mempertahankan kebudayaan.

2. Tipe keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, : hal 70 - 71)

a. Tradisional Nuclear

Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau kedduanya dapat bekerja diluar rumah.

(6)

b. Extended Family

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.

c. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

d. Niddle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir.

e. Dyadic nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.

f. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

g. Dual cariier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak

``` h. Commuter married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i. Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

j. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah

k. Institusional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.

l. Communal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

(7)

m. Group Marriage

Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried parent and Child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.

o. Cohibing Couple

Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

3. Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )

a) Patrilinear

Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

b) Matrilinear

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.

c) Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d) Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

e) Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 69)

a. Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

(8)

Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

d. Bentuk- Bentuk Keluarga

1. Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17) a. Keluarga tradisional

a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. b) Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.

c) Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang mengepalai keluarga sebagai

konsekuensi perceraian.

d) Bujangan yang tinggal sendirian. e) Keluarga besar 3 generasi.

f) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia. b. Keluarga non Tradisional

a) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.

b) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.

c) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)

d) Keluarga gay.

e) Keluarga lesbi.

f) Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami dengan

anak-anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman yang sama.

2. Anderson Carter ( dalam Setiawati, 2008 : 17) a. Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga besar (ekstensed family)

Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakn , sepupu, paman, bibi dsb.

(9)

Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga duda / janda (single family)

Keluraga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi

Keluarga yang perkawinannyaberpologami dan hidup secara bersama-sama. f. Keluarga kabitas

Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

d. Fungsi keluarga

Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)

a) Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang mkerupakan basis

kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.

b) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang

menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.

c) Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka

dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

(10)

d) Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.

e) Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

B. KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN ANAK PERTAMA (CHILD BEARING)

1. Pengertian.

Keluarga yang sedang mengasuh anak. Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan ( Ali, 2006 ).

Masa ini merupakan masa transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik le mastern(1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah. ( Setiadi, 2008 ).

Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar untuk menerima pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi dalam masa usia bermain , khususnya orangtua yang baru memiliki anak pertama membutuhkan bimbingan dan dukungan. Orangtua perlu memahami tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan kebutuhan anak akan keselamatan, keterbatasan dan latihan buang air (toilet training). Mereka perlu memahami konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang “saat yang tepat untuk mengajar mereka”. Pada saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan dalam memahami tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini. 2. Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing” (kelahiran anak pertama).

Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai

(11)

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

3. Tugas perkembangan dengan satu anak (child Bearing) :

 Adaptasi perubahan aggota keluarga ( peran, interaksi, seksual dan kegiatan)

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

 Membagi peran dan tanggung jawab ( bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan

memberi sentuhan dan kehangatan).

 Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

 Konseling KB post partum 6 minggu.

 Menata ruang untuk anak.

 Biaya atau dana child bearing.

 Memfasilitasi role learning anggota keluarga.

 Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

Sedangkan menurut Carter dan McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller (1985) tugas perkembangan dalam tahap ini adalah :

1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke

dalam keluarga).

2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga. 3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua

dan kakek dan nenek.

(12)

Dalam hal ini peran orag tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat saat bayi dilahirkan. Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan anak. Periode berikutnyan orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama membangun kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi ( suami, istri, ibu, ayah, saudara-saudara ) untuk menetapkan komitmen. Periode yang berlangsung membutuhkan waktu.

5. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.

Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm memberikan asuhan keperawatan keluarga.

Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara lain (Mubarak, dkk : 88) :

a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,

b. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya, c. Imunisasi yang dibutuhkan anak,

d. Tumbang anak yang baik,

e. Interaksi keluarga, f. Keluarga berencana, serta

g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

6. Komunikasi orang tua terhadap anak

Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respon komunikasi antara orang tua dan anak. Komunikasi antara orang tua dan anak meliputi :

a. Sentuhan.

Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi yang baru lahir.

b. Kontak mata c. Suara. d. Aroma.

7. Masalah – masalah yang sering muncul pada keluarga dengan anak pertama 1. Hubungan seksual dan social terganggu.

Hubungan seksual antar pasangan umumnya menurun selama masa kehamilan dan selama 6 minggu periode pasca partum. Kesulitan seksual selama periode pasca partum biasa terjadi, muncul akibat factor peran baru yang dijalankan oleh ibu, akibat kelelahan dan merasa kehilangan ketertarikan seksual. Sementara suami merasa ditinggalkan atau disingkirkan.

(13)

Sebagian besar ayah secara umum tidak diikut sertakan dalam proses perinatal sehingga tentu saja hal ini membuat pria terlambat dalam melaksanakan perubahan peran penting sehingga menghindari keterlibatan emosional mereka.

3. Peningkatan perselisihan.

Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya sorang anak, pasangan suami istri dalam berhubungan satu sama lain memperlakukan pasangannya sebagai pasangan hidup dan sebagai orang tua. Pola translokasional berubah secara drastis . Feldman (1961) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara satu sama lain dan sedikit memiliki kesenangan, kurang menstimulasi percakapan dan menurunnya kualitas interaksi pernikahan mereka. Beberapa orang tua merasa kewalahan dengan brtambahnya tanggung jawab. Terutama pada suami dan istri yang bekerja penuh waktu.

C. Asuhan keperawatan tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses keperawatan, mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga diharapkan memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format pengkajian yang digunakan. Data-data yang dikumpulkan antara lain: (Santun setiawan dkk, hal 45)

a) Data umum

b) Riwayat dan tahapan perkembangan

c) Lingkungan

d) Struktur keluarga

e) Fungsi keluarga

f) Stress dan koping keluarga

g) Harapan keluarga

h) Data tambahan

(14)

Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi keluarga.

b. Tahap perumusan diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang aktual. (Santun setiawan dkk, hal 48)

c. Tahap penyusunan rencana keperawatan

Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan atau masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. (Mubarak dkk, 2011,hal 106)

d. Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga

Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak dkk, 2011,hal 108)

e. Tahap evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)

(15)

BAB III PENUTUP 1) KESIMPULAN

Secara umum pengertian dari child bearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II mulai dari kehamilan samapi berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar untuk menerima pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi dalam masa usia bermain , khususnya orangtua yang baru memiliki anak pertama membutuhkan bimbingan dan dukungan. Orangtua perlu memahami tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan kebutuhan anak akan keselamatan, keterbatasan dan latihan buang air (toilet training). Mereka perlu memahami konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang “saat yang tepat untuk mengajar mereka”. Pada saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan dalam memahami tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini.

2) SARAN

Untuk mahasiswa diharapkan agar dapat melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga baru mempunyai anak satu dengan baik dan benar. Dengan banyak membaca buku dan memahaminya dengan baik dan benar, latihan-latihan , serta praktek kasus di lapangan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluaraga. Jakarta: Trans Ali. 2006. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta. EGC.

Referensi

Dokumen terkait

a) Mampu melakukan pengkajian keperawatan tuberculosis paru pada anggota keluarga Tn. b) Mendiagnosis keperawatan berdasarkan data yang diperoleh untuk mengatasi masalah

Tujuan : Untuk megetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan asma meliputi pengkajian, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi Hasil : Setelah

Metode : Metode yang digunakan adalah dengan melakukan proses asuhan keperawatan keluarga secara lengkap meliputi pengkajian, intervensi, implementasi,

Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan Bronkitis kronis yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.. Hasil:

Penulis pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan keperawatan keluarga Tn.D dengan masalah Gout pada Ny.H, dari tahap pengkajian hingga evaluasi. Dalam pengumpulan

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali

Pada tahap pengkajian, penulis banyak mendapat kesenjangan antara teoritis dengan kasus langsung dilapangan dimana pada teoritis terdapat fungsi

Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan childbearing dengan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu