• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

http://digilib.unimus.ac.id Page 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORISTIK 1. Akne Vulgaris a. Definisi

Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh inflamasi kronik dari unit pilosebasea yang ditandai oleh pembentukan komedo, papul, pustul, nodul, dan pada beberapa kasus disertai jaringan parut, dengan predileksi diwajah, leher, lengan atas, dada dan punggung.9 Umumnya terjadi pada remaja dan dapat sembuh sendiri.4 Pada orang awam, akne dikenal dengan jerawat.1

b. Epidermiologi

Pada umumnya, akne vulgaris terjadi pada remaja dan dewasa muda serta wanita lebih banyak daripada pria.12,13 Hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Akne paling sering terjadi pada masa remaja dan dimulai pada masa pubertas. Pada umumnya insiden akne akan terjadi sekitar umur 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria dan pada masa itu yang paling dominan adalah komedo dan papul serta jarang terlihat lesi beradang. Kadang akne menetap pada wania umur 30 tahunan atau lebih. Meski pada pria akne lebih cepat berkurang namun pada penelitian diketahui bahwa gejala akne yang lebih berat justru terjadi pada pria. 4-6,9,10

c. Etiologi

Penyebab pasti timbulnya akne belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akne vulgaris antara lain :

1) Bakteria

Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah Corynebakterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale. 13,14

(2)

http://digilib.unimus.ac.id Page 2 2) Genetik

Akne vulgaris mungkin merupakan penyakit genetik akibat adanya peningkatan kepekaan unit pilosebasea terhadap kadar androgen yang normal.13

3) Ras

Kemungkinan ras berperan dalam timbulnya akne vulgaris diajukan karena adanya ras-ras tertentu seperti oriental (Jepang, Cina, Korea) yang lebih jarang dibandingkan dengan ras caucasian (Eropa, Amerika) dan orang kulit hitam pun lebih jarang terkena daripada orang kulit putih.4,13,15

4) Hormon

Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH mungkin menjadi faktor penting pada kegiatan kelenjar sebasea.4,5 Kelenjar sebasea sangat sensitif terhadap hormon androgen yang menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi sebum meningkat.14Hormon estrogen dapat mencegah terjadinya akne karena bekerja berlawanan dengan hormon androgen.16Hormon progesteron dalam jumlah fisiologik tidak mempunyai efektivitas terhadap aktivitas kelenjar sebasea, akan tetapi terkadang progesteron dapat menyebabkan akne sebelum menstruasi.1 Pada wanita, 60-70% menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu menstruasi.1,9,10

5) Diet

Jenis makanan yang sering dihubungkan dengan timbulnya akne adalah makanan yang tinggi lemak (kacang, daging berlemak, susu, es krim), makanan tinggi karbohidrat (sirup manis), makanan yang beryodida tinggi (makanan asal laut) dan pedas. 13 Pola makanan yang tinggi lemak jenuh dan tinggi glukosa susu dapat meningkatkan konsentrasi insulin-like growth factor (IGF-I) yang dapat merangsang produksi hormon androgen yang meningkatkan produksi jerawat.17

6) Psikis

Stres psikis dapat menyebabkan sekresi ACTH yang akan meningkatkan produksi androgen. Naiknya hormon androgen inilah yang

(3)

http://digilib.unimus.ac.id Page 3 menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi sebum bertambah.1,3

7) Iklim

Pada daerah yang mempunyai empat musim biasanya akne akan bertambah hebat pada musim dingin dan sebaliknya membaik pada musim panas. Hal ini disebabkan karena sinar ultraviolet (UV) yang mempunyai efek membunuh bakteri dapat menembus epidermis bagian bawah dan dermis bagian atas yang berpengaruh pada bakteri yang berada dibagian dalam kelenjar sebasea.1

8) Kosmetika

Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu, secara terus menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustula pada pipi dan dagu. Bahan yang sering menyebabkan akne bisa terdapat pada berbagai krem wajah seperti bedak dasar (foundation), pelembab (moisturiser), tabir surya (suncreen) dan krem malam.1,15

9) Trauma kulit berulang

Menggosok dengan cairan pembersih wajah, scrub atau penggunaan pakaian ketat misalnya tali bra, helm, kerah ketat dapat memperburuk jerawat.15

10) Merokok

Rokok dapat mempengaruhi kondisi kulit seseorang sehingga menimbulkan acne yang dikenal dengan “smoking acne”. Berdasarkan penelitian sekitar 42% perokok menderita akne vulgaris. Partisipasi non-perokok yang memiliki akne vulgaris tidak meradang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti sering terkena uap atau terus menerus terpapar asap rokok.15

d. Patogenesis

Meskipun etiologi akne vulgaris belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang berhubungan dengan patogenesis penyakit, antara lain :

1) Kenaikan ekskresi sebum

Penderita akne vulgaris memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-rata dan biasanya keparahan akne sebanding dengan jumlah produksi

(4)

http://digilib.unimus.ac.id Page 4 sebum.9,10 Peningkatan produksi sebum menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne.4,5 aktifitas kelenjar sebasea diatur oleh androgen yang terdapat di dalam sirkulasi maupun didalam jaringan.9,10 Androgen yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal terutama dehydroepiandrosterone sulphate (DHEA-S) merangsang aktifitas kelenjar sebasea, menstimulasi pembentukan komedo.9,10

Pada saat pubertas androgen yang dihasilkan oleh gonad terutama testoteron ikut berperan merangsang kelenjar sebasea.9 Pada penderita akne terdapat peningkatan konversi hormon androgen yang normal beredar dalam darah (testoteron) ke bentuk metabolit yang lebih aktif (5-alfa dihidrotestosteron) mengikat reseptor androgen di sitoplasma dan akhirnya menyebabkan proliferasi sel penghasil sebum. Meningkatnya produksi sebum pada penderita akne disebabkan respon organ akhir yang berlebihan pada kelenjar sebasea terhadap kadar normal androgen dalam darah .1 2) Adanya keratinisasi folikel

Keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar dan tipis berubah menjadi padat dan melekat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut.4,5

3) Peningkatan jumlah flora folikel

Corynebacterium acnes (Proprionibacterium acnes), Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale (Malassezia furfur)berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.4 Bakteri yang dominan sebagai flora di folikel pilosebasea adalah Corynebacterium acnes (Proprionibacterium acnes).

4) Peradangan (inflamasi)

Kemungkinan proses inflamasi diakibatkan oleh mediator aktif yang dihasilkan oleh P.acnes yang terdapat pada didalam folikel. Proprionibacterium acnes dapat memicu reaksi radang imun dan non imun:9

a) P.acnes memproduksi lipase yang dapat menghidrolisis trigliserid dari sebum menjadi asam bebas yang bersifat iritasi dan komedogenik

b) Pelepasan faktor kemotaktik pada P.acnes akan menarik lekosit atau sel darah putih kedaerah lesi. Enzim hidrolisis yang dihasilkan oleh lekosit

(5)

http://digilib.unimus.ac.id Page 5 dapat merusak dinding folikel kemudian isi folikel seperti sebum, epitel yang mengalami kerattinisasi, rambut dan P.acnes masuk ke dermis sehingga timbul inflamasi

c) Aktifitas komplemen dari pejamu

Proliferasi Proprionibacterium acnes kemungkinan terjadi produksi sebum yang meningkat.

Bagan 1 : Etiopatogenesis Akne5

e. Patofisiologi

Akne terjadi ketika lubang kecil dipermukaan kulit yang disebut pori-pori tersumbat.Secara normal, kelenjar minyak membantu melumasi kulit dan menyingkirkan sel kulit mati. Namun, ketika kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo. 3

Pembentukan komedo dimulai dari bagian tengah folikel akibat masuknya bahan keratin sehingga dinding folikel menjadi tipis dan menggelembung, secara bertahap akan terjadi penumpukan keratin sehingga Usia , hormonal, Ras,

stres, Genetik , cuaca

Kelenjar palit trigliserida kental Keratinisasi abnormal Sumbatan komedo Papul Pustul Nodul kista Asam lemak bebas lipase Kemotaktik Jaringan parut hiperpigmentasi Flora Respons hospes

(6)

http://digilib.unimus.ac.id Page 6 dinding folikel menjadi bertambah tipis dan dilatasi. Pada waktu yang bersamaan kelenjar sebasea menjadi atropi dan diganti dengan sel epitel yang tidak berdiferensiasi. Komedo yang telah terbentuk sempurna mempunyai dinding yang tipis. Komedo terbuka (blackheads) mempunyai keratin yang tersusun dalam bentuk lamelar yang konsentris dengan rambut pusatnya dan jarang mengalami inflamasi kecuali bila terkena trauma. Komedo tertutup (whiteheads) mempunyai keratin yang tidak padat, lubang folikelnya sempit dan sumber timbulnya lesi yang inflamasi.3,9,10

Pada awalnya lemak keluar melalui dinding komedo yang udem dan kemudian timbul reaksi seluler pada dermis, ketika pecah seluruh isi komedo masuk ke dalam dermis yang menimbulkan reaksi lebih hebat da terdapat sel raksasa sebagai akibat keluarnya bahan keratin. Pada infiltrat ditemukan bakteri difteroid garm positif dengan bentukan khas Proprionibacterium acnes diluar dan didalam lekosit. Lesi yang nampak sebagai pustul, nodul, dengan nodul diatasnya, tergantung letak dan luasnya inflamasi. Selanjutnya kontraksi jaringan fibrus yang terbentuk dapat menimbulkan jaringan parut.9,10

f. Gejala Klinis

Manifestasi klinis akne dapat berupa lesi non inflamasi (komedo terbuka dan komedo tertutup), lesi inflamasi (papul dan pustul) dan lesi inflamasi dalam (nodul).9,10

1) Komedo

Komedo adalah tanda awal dari akne. Sering muncul 1-2 tahun sebelum pubertas.9 Komedogenic adalah proses deskuamasi korneosit folikel dalam duktus folikel sebasea mengakibatkan terbentuknya mikrokomedo (mikroskopik komedo) yang merupakan inti dari patogenesis akne. Mikrokomedo berkembang menjadi lesi non inflamasi yaitu komedo terbuka dan komedo tertutup atau dapat juga berkembang menjadi lesi inflamasi2

a) Komedo terbuka

Disebut juga blackhead secara klinis dijumpai lesi berwarna hitam berdiameter 0,1-3mm, biasanya berkembang waktu beberapa minggu. Puncak komedo berwarna hitam disebabkan permukaan lemaknya mengalami oksidasi dan akibat pengaruh melamin2

(7)

http://digilib.unimus.ac.id Page 7 b) Komedo tertutup

Disebut juga whitehead secara klinis dijumpai lesinya kecil dan jelas berdiameter 0,1-3mm, komedo jenis inidisebabkan oleh sel-sel kulit mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Secara berkala pada kulit terjadi penumpukan sel-sel kulit mati, minyak dipermukaan kulit kemudian menutup sel-sel kulit dan terjadilah sumbatan.

2) Jerawat biasa

Jerawat jenis ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan. Terjadi karena terinfeksi dengan bakteri. Bakteri ini terdapat dipermukaan kulit, dapat juga dari waslap, kuas make up, jari tangan juga telepon. Stres, hormon dan udara lembab dapat memperbesar kemungkinan infeksi jerawat karena kulit memproduksi minyak yang merupakan perkembangbiakannya bakteri berkumpul pada salah satu bagian muka.19

a. Papula

Penonjolan padat diatas permukaan kulit akibat reaksi radang, berbatas tegas dan berukuran diameter <5mm.9,14Papul superfisial sembuh dalam 5-10 hari dengan sedikit jaringan parut tetapi dapat terjadi hiperpigmentasi pasca inflamasi terutama remaja dengan kulit yang berwarna gelap. Papul yang lebih dalam penyembuhannya memerlukan waktu yang lebih lama dan dapat meninggalkan jaringan parut.9

b. Pustula

Pustul akne vulgaris merupakan papul dengan puncak berupa pus.9 Letak pustula bisa dalam ataupun superfisial. Pustula lebih jarang dijumpai dibandingkan papula dan pustula yang dalam sering dijumpai pada akne vulgaris yang parah.2

c. Nodul

Nodul pada akne vulgaris merupakan lesi radang dengan diameter 1 cm atau lebih, disertai dengan nyeri.9

3) Cystic Acne/jerawat Kista (jerawat batu)

Acne yang besar dengan tonjolan-tonjolan yang meradang hebat, berkumpul diseluruh muka.19 Penonjolan diatas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau setengah padat atau padat.12 Kista jarang terjadi, bila terbentuk berdiameter bisa mencapai beberapa

(8)

http://digilib.unimus.ac.id Page 8 sentimeter. Jika diaspirasi dengan jarum besar akan didapati material kental berupa krem berwarna kuning. Lesi dapa menyatu menyebabkan terbentuknya sinus, terjadi nekrosis dan peradangan granulomatous. Keadaan ini sering disebut akne konglobata.2 Penderita ini biasanya juga memiliki keluarga dekat yang juga menderita akne yang serupa.

4) Parut

Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang.12 Sering disebabkan lesi nodulokistik yang mengalami peradangan yang besar.2 Ada beberapa bentuk jaringan parut, antara lain:9

a) Ice-pick scar merupakan jaringan parut depresi dengan bentuk ireguler terutama pada wajah

b) Fibrosis peri-folikuler ditandai dengan cincin kuning disekitar folikel c) Jaringan parut hipertrofik atau keloid, sering terdapat didada, punggung,

garis rahang (jaw line) dan telinga, lebih sering ditemukan pada orang berkulit gelap

g. Gradasi

Klasifikasi diperlukan untuk menjelaskan morfologi, distribusi lesi, komplikasi, respon terhadap terapi, dan dampak penyakit secara individu.9,10 Gradasi menunjukkan berat ringannya penyakit yang diperlukan bagi pilihan pengobatan, antara lain: 4

1) Ringan, bila : Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi; Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi; atau Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi

2) Sedang, bila : Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi; Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi; Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi; atau Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi

3) Berat , bila : Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi; atau banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi

Catatan :

a) sedikit : <5 , beberapa 5- 10 , banyak > 10

b) tak beradang : komedo putih, komedo hitam , papul c) beradang : pustul, nodul, kista

(9)

http://digilib.unimus.ac.id Page 9 h. Diagnosis

Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum.4 Diagnosis klinis dimana pada pemeriksaan kulit didapatkan erupsi kulit pada tempat predileksi yang bersifat polimorfi yang terdiri dari komedo (tanda patognominik akne vulgaris), papul, pustul dan nodul.9,10 Pemeriksaan ekskohleasi sebum adalah pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). 4

Pada pemeriksaan histopatologi komedo sel keratin, sebum dan beberapa mikroorganisme, memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa serbukan sel radang kronis disekitar folikel pilosebasea dengan masa sebum didalam folike tetapi yang sering ditemukan hanyalah sel keratin.3,4

Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipida). Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas meningkat, oleh karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.4

i. Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk akne vulgaris antara lain : 1) Erupsi akneiformis

Lesi ini disebabkan oleh obat-obatan. Klinis berupa erupsi papulopustul mendadak tanpa adanya komedo hampir diseluruh bagian tubuh, dapat disertai demam dan dapat

terjadi pada semua usia.4,9,10

2) Rosacea

Merupakan penyakit peradangan kronis pada kulit muka. Penyakit ini ditandai dengan eritema yang persisten, disertai telangiektasis, papul dan pustul, kadang-kadang diserta hipertrofi kelenjar sebasea tetapi tidak ditemukan komedo.9,10

3) Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul dengan tempat predileksi ditempat kontak zat kimia atau rangsangan fisisnya.4

(10)

http://digilib.unimus.ac.id Page 10 Gejala klinis berupa papul eritema atau papulo pustul dengan ukuran 1-3mm terletak didagu, cekungan nasolabial dan sekitar mulut disertai skuama dan rasa gatal.9,10

5) Adenoma sebaseum

Sering merupakan manifestasi kulit dari penyakit tuberous sclerosis.Nampak sebagai papul merah muda sampai merah diwajah yang timbul sejak usai anak-anak atau pubertas.Lesi ini merupakan angiofibroma.9,10

j. Penatalaksanaaan

Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan akne yang terjadi (kuratif). 4,5,13

1) Pencegahan

a) Menghindari peningkatan jumlah sebum dan perubahan isi sebum4,5,10,13,18

- Diet rendah lemak dan karbohidrat.

- Minum air putih minimal 8 gelas sehari, dengan air putih yang cukup kulit akan lebih elastis dan metabolisme tubuh menjadi lancar dan normal dan detokfikasi tubuh dari dalam keluar

- Melakukan perawatan kulit.

- Mandi sesegera mungkin setelah aktifitas berkeringat.

- Cuci muka dengan sabun dan air hangat 2 kali sehari.18Jangan mencuci muka berlebihan dengan sabun (6-8 kali sehari) karena dapat menyebabkan akne detergen

- Dapat juga menggunakan cairan cleanser, tetapi hindari menggunakan scrub yang malah dapat mengiritasi kulit dan dapat memperparah akne.

- Hindari pemakaian anti septik atau medicated soap yang sering mengakibatkan kulit menjadi iritasi

b) Menghindari faktor pemicu terjadinya akne4,5,13,15

- Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh.

(11)

http://digilib.unimus.ac.id Page 11 - Bersihkan kuas kosmetika secara teratur dengan air sabun dan membuang alat make up yang sudah lama dan sudah tidak layak pakai.

- Hindari bahan kosmetika yang berminyak, tabir surya, produk pembentuk rambut atau penutup jerawat.

c) Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalkan minuman keras, rokok,polusi debu,lingkungan yang tidak sehat dan sebagainya4,5,13 d) Hindari penusukan,pemencetan lesi, mencongkel dan sebagainya

karena dapat menyebabkan infeksi, menimbulkan bekas, memperparah akne dan bahkan membuat kesembuhan lebih lama. 3-5,13,15,16

2) Pengobatan

Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan obat-obat topikal, obat sistemik, bedah kulit ataupun kombinasi cara-cara tersebut

a) Pengobatan topikal

Dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi, obat topikal terdiri atas:4

- Bahan iritan yang dapat melupas kulit (peeling), misalnya sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil (2,5-10%), asam vitamin A (0,025-0,1%) dan asam azeleat (15-20%).Efek samping obat iritan dapat dikurangi dengan cara pemakaian berhati-hati dimulai dengan konsentrasi yang paling rendah.

- Antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel, misalnya oksi tetrasiklin (1%), eritromisin (1%), klindamisin fosfat (1%)

- Anti peradangan topikal, salep atau krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang (hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan intralesi kortikosteroid kuat (triamsolon asetonid 10 mg/cc) pada lesi nodulo-kistik

- Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik

(12)

http://digilib.unimus.ac.id Page 12 Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktivitas jasad renik, dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Golongan ini terdiri atas: - Anti bakteri sistemik : tetrasiklin (250mg-1 g/hari), eritromisin

(4x250 mg/ hari), doksisiklin(50mg/hari), trimetoprim (3x100 mg/hari)4,14

- Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target dikelenjar sebasea misalnya estrogen (50mg/hari selama 21 hari dalam sebulan) atau antiandrogen siproteron asetat (2mg/hari). 16

- Vitamin A dan retinoid oral. 4,13

- Obat lainnya, misalnya antiinflamasi non steroid ibuprofen (600mg/hari),dapson (2 x100mg/hari),seng sulfat (2x200 mg/hari) 4 c) Bedah kulit

Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang yang berat yang sering menimbulkan jaringan parut, baik yang hipertrofik maupun hipotrofik. Jenis bedah kulit dipilih disesuaikan dengan macam dan kondisi jaringan parut yang terjadi.Tindakan dilakukan setelah akne vulgaris sembuh. 4,13

k. Prognosis

Umumnya prognosis penyakit baik. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai 30-40an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu dirawat inap dirumah saki

2. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.8,11

(13)

http://digilib.unimus.ac.id Page 13 b. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:8,11,19

1) Tahu (know)

Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.

2) Memahami (comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sistensis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru dengan kata lain sistensis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

c. Proses perilaku “TAHU”

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni8, 11,19

1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

2) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus

3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya

(14)

http://digilib.unimus.ac.id Page 14 4) Trial, individu mulai mencoba perilaku baru

5) Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

d. Indikator

Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :8,19

1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.

2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat. 3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi 1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. 11

b) Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. 11

c) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.11

2) Faktor eksternal a. Lingkungan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.11

b. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.11

(15)

http://digilib.unimus.ac.id Page 15 3. Perilaku

a. Pengertian

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.11

Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif akan menjadikan perilaku tersebut bersifat langgeng sedangkan apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.19

b. Bentuk perilaku11

1) Bentuk pasif adalah respons internalyaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tangapan, atau sikap batin, dan pengetahuan.

2) Bentuk aktif apabila perilaku itu jelas dapat di observasi secara langsung. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi8,11

1) Faktor internal

Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersift bawaan misal: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya

2) Faktor eksternal

Lingkungan baik lingkungan fisik , sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang

Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :8 1) Faktor presdiposisi

Faktor ini mencakupi pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yan berkaitan dengan kesehata, sistem yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial, ekonomi dan sebagainya.

2) Faktor pemungkin (enambling factors)

Faktor ini mencakup tersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

(16)

http://digilib.unimus.ac.id Page 16 3) Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilak tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas.

d. Tingkatan

Perilaku terdiri dari tingkatan yaitu:19 1) Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek yang sehubungan dengan tindakan yang akan diambil

2) Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar 3) Mekanisme

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan

4) Adaptasi

Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

e. Klasifikasi8

1) Perilaku hidup sehat

Perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya

2) Perilaku sakit (illness behaviour)

Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya

3) Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)

Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran mencakup hak-hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit.

(17)

http://digilib.unimus.ac.id Page 17 B. KERANGKA TEORI * = yang diteliti Derajat Keparahan Akne* Akne vulgaris Perilaku* Pengetahuan* Faktor eksternal: 1. Lingkungan (fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya) Faktor internal : 1. Tingkat kecerdasan 2. Tingkat emosional 3. Jenis kelamin 4. Dan sebagainya Faktor internal : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. umur Faktor eksternal: 1. Lingkungan 2. Sosial budaya Faktor presdiposisi 1. Bakteria 2. Genetik 3. Ras 4. Hormon 5. Diet 6. Psikis 7. Iklim 8. Kosmetika 9. Trauma kulit berulang 10. merokok

(18)

http://digilib.unimus.ac.id Page 18 C. KERANGKA KONSEP

D. HIPOTESIS

Ada hubungan pengetahuan dan perilaku dengan derajat keparahan akne vulgaris pada siswa-siswi SMA Negeri 14 Semarang

Derajat keparahan Akne vulgaris Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

1) Glukagon, merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel-sel alpha pada pulau-pulau Langerhans. 2) Kelenjar hipofisis anterior, menyekresikan hormon yang cenderung menaikkan

Kadar insulin yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar prostat melalui aktivasi sinyal androgen yang terdapat dalam kelenjar prostat untuk meningkatkan

Kelenjar sebasea merupakan suatu kelenjar asinar yang biasanya memiliki beberapa asini yang bermuara ke dalam saluran pendek. Asini terdiri atas lapisan basal

Diabetes Mellitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada sel β pulau langerhans dalam kelenjar pankreas, sehingga hormon

Beberapa faktor lainnya yang berperan adalah terbentuknya fraksi asam lemak bebas, terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies, peningkatan kadar

(1991), ada lima cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kegagalan pemijahan ikan di lingkungan budidaya yaitu, penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa, gonadotropin

Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi hormon androgen yang