• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL HUBUNGAN PENGENDALIAN MUTU INTERNAL DENGAN KINERJA GURU DI MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL HUBUNGAN PENGENDALIAN MUTU INTERNAL DENGAN KINERJA GURU DI MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

0

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

HUBUNGAN PENGENDALIAN MUTU INTERNAL

DENGAN KINERJA GURU DI MAN INSAN

CENDEKIA GORONTALO

Oleh RAHMAWATI LIPUTO NIM. 131 409 077 Pembimbing I Dr. Hj. Fory A. Naway, M.Pd NIP. 19680526 200212 2 001 Pembimbing II Dr. Arifin Suking, M.Pd NIP. 197605 200604 1 004 Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Dr. Arifin Suking, M.Pd NIP. 197605 200604 1 004

(2)

1 HUBUNGAN PENGENDALIAN MUTU INTERNAL DENGAN

KINERJA GURU DI MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO

rahmawati778@gmail.com

Rahmawati Liputo, Fory A. Naway, Arifin Suking,1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian mutu internal di MAN Insan Cendekia Gorontalo dan untuk mengetahui hubungan pengendalian mutu internal dengan kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui angket, observasi dan wawancara.

Hipotesis penelitian yang berbunyi ” Terdapat hubungan yang positif antara Pengendalian mutu terhadap Kinerja guru di MAN Insan Cendekia” dapat diterima dan dapat diuji kebenarannya. Hasil penelitian terhadap pengendalian mutu dengan kinerja guru menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada meningkatnya kegiatan guru mengajar di sekolah. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh pengendalian mutu sebesar 96.27 %. Tingkat koefisien ini menunjukkan bahwa pengendalian mutu memiliki hubungan yang baik terhadap kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo.

Saran dalam penelitian ini yaitu 1) Bagi MAN Insan Cendekia Gorontalo agar mempertahankan kinerja guru lebih memperhatikan pada aspek kesejahteraan guru khususnya berkaitan dengan akomodasi guru dalam menjalankan tugas di sekolah. 2) Bagi Kepala Madrasah dalam pengendalian mutu internal perlu ada perbaikan dalam hal penataan organisasi, kelembagaan, kesiswaan dan keasramaan. 3) Bagi guru secara umum pengendalian mutu berada pada tingkat atau level sangat baik dalam meningkatkan kinerja guru, untuk itu agar di masa mendatang lebih ditingkatkan. 4) Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengendalian mutu dengan menitik beratkan pada peran kepala Madrasah dalam pengembangan sekolah.

Kata Kunci : Pengendalian Mutu, Kinerja Guru

1 Rahmawati Liputo selaku Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan pada Fakultas Ilmu

Pendidikan. Dr. Hj. Fory A. Naway, M.Pd selaku dosen pada Jurusan Manajemen Pendidikan; Dr. Arifin Suking, M.Pd selaku dosen pada Jurusan Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo.

(3)

2 Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo merupakan Sekolah Menengah Atas yang berciri khas agama Islam, diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Keberhasilan Madrasah Aliyah Negeri termasuk di dalamnya MAN Insan Cendekia dalam proses pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan dalam mengaplikasikan manajemen. Dengan demikian, aplikasi manajemen dalam mengembangkan madrasah pada MAN Insan Cendekia mendapat perhatian manajer madrasah dalam hal ini kepala madrasah. Jika tidak, para manajer madrasah tidak akan memberikan harapan untuk keberhasilan dalam penerapan program-program inovasi pendidikan.

Madrasah sama halnya dengan lembaga pendidikan lain dalam perjalanan penyelenggaraannya menghadapi tantangan dan diharapkan dapat mengatasinya. Oleh karena itu, pengelola atau manajer hendaknya tanggap dan dapat mempelajari dan menguasai manajemen pendidikan sebagai ilmu dan seni dalam melaksanakan tugas-tugas manajer atau kepemimpinannya.

Sistem pendidikan yang amat patternalistik dan peodalistik selama ini yang diperankan oleh birokrasi memang membuka ruang yang sempit bagi kinerja para guru. Hal ini berimplikasi pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang mana model pelaksanaannya cenderung bersifat rutinitas atau sekedar melepas tanggung jawab sebagai pekerja. Kegiatan rutinitas itu ditandai ada guru di kelas, ada siswanya, gurunya berbicara, siswanya tampak mendengarkan, dan sebagainya yang tampak sebagai kegiatan belajar mengajar di kelas. Namun jika ditelusuri lebih dalam ternyata kegiatan belajar mengajar tersebut semuanya terjadi. Hal ini ditandai dengan guru tidak boleh dikritik dan tidak bersedia menerima kritik, siswanya diintimidasi

(4)

3 harus patuh, sopan, dan patuh sesuai kemauan guru. Kemudian kepala sekolahnya duduk sebagai pejabat dimana semua orang harus hormat padanya dan patuh pada perintahnya. (Sagala, 2011:4)

Sebagai akibatnya mungkin saja sekolah-sekolah tersebut tetap saja akan diperoleh murid-murid yang sopan dan bertatakrama. Tetapi kemampuan intelektualnya rendah, keterampilannya tidak memadai, daya saingnya rendah, tingkat optimismenya tidak memadai, dan akhirnya gamang dalam menghadapi kehidupan nyata. Sedangkan investasi pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua peserta didik dan juga yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi sia-sia atau tidak besar manfaatnya. Tentunya adanya harapan Pengendalian mutu internal organisasi madrasah, yang terdiri dari masing-masing tenaga pendidik, mulai dari kepala madrasah, guru-guru, pegawai administrasi, dan para siswa sampai pada stakeholder yang terstruktur dalam organisasi madrasah harus menjalankan fungsinya masing-masing untuk sama-sama meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Madrasah.

Guru sebagai tenaga pendidik adalah salah satu komponen yang mendukung peningkatan mutu pendidikan madrasah melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Hal tersebut yang menjadikan guru sebagai faktor determinan sekaligus sebagai ujung tombak terdepan dan berfungsi dalam memacu peningkatan kualitas peserta didik. Kondisi ini harus disikapi guru dengan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Sebagai salah satu penentu peningkatan mutu pendidikan, guru dituntut untuk memiliki kinerja (performance) yang tinggi. Kinerja guru pada dasarnya merupakan ekspresi potensi diri, sekaligus sebagai wujud akuntabilitas yang diemban guru sehingga mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang tinggi. Ekspresi potensi dari guru dalam bentuk kinerja tersebut merupakan akumulasi dari optimalnya kemampuan guru dalam menjalankan tugas-tugas kependidikan secara

(5)

4 profesional. Dalam konteks ini kinerja guru yang tinggi terimplementasi dalam bentuk prestasi kerja yang optimal dalam membelajarkan peserta didik.

Berdasarkan observasi awal penulis, ditemukan bahwa MAN Insan Cendekia Gorontalo memiliki sistem pendidikan mulai dari aktifitas kesehariannya seperti hidup di asrama, guru-guru yang standby mendidik selama 24 jam. Begitu pula MAN Insan Cendekia Gorontalo di bawah koordinasi Departemen Agama serta gratis karena disubsidi oleh Departemen Agama. Yang berikutnya adalah dari segi kualitas atau sistem pendidikan pada dasarnya dibangun dan dikembangkan oleh

founder sehingga sistem pendidikan dari segi fasilitas asrama, aktivitas keseharian,

guru yang sedia 24 jam, dan lain sebagainya, semuanya dirancang berdasarkan sebuah masterplan dengan Visi yaitu membangun generasi yang berkarakter dengan kemampuan Akademis dan Spiritual yang baik.

Begitu pula mutu sekolah di MAN Insan Cindekia salah satunya terletak pada kinerja guru. Selain terkenal dengan penggemblengan akhlak, madrasah ini juga terkenal dengan segudang prestasi. Tiap tahun puluhan penghargaan yang dirai oleh MAN Insan Cindekia. Keberhasilan meraih penghargaan tidak terlepas dari semangat dan keseriusan siswa menuntut ilmu. Semangat otodidak dalam belajar didukung dengan optimalisasi kinerja guru. Guru di MAN Insan Cindekia berfungsi sebagai pengajar sekaligus pendamping belajar, selain itu para siswa yang umumnya diasramakan tentunya membutuhkan pengendalian dari para guru yang sebagian juga tinggal di asrama MAN Insan Cendekia Gorontalo. Perlunya sekolah menyediakan layanan aduan bagi siswa serta melakukan pengaturan klasifikasi siswa berdasarkan tingkat intelektual tentunya harus diterapkan oleh MAN Insan Cendekia Gorontalo adapun dalam melakukan pengaturan asrama dengan membentuk siswa sebagai ketua masing-masing kamar asrama dan terkait masalah kinerja guru yaitu guru kurang mampu merancang sendiri media yang digunakan dalam pembelajaran karena media di MAN Insan Cendekia Gorontalo telah tersedia di sekolah tanpa inovasi oleh guru dalam merancang media tersebut.

(6)

5 Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk karya ilmiah skripsi dengan mengangkat judul “Hubungan

Pengendalian Mutu Internal dengan Kinerja Guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo”.

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengendalian mutu internal di MAN Insan Cendekia Gorontalo? 2. Bagaimana kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo?

3. Apakah terdapat hubungan pengendalian mutu internal dengan kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo?

Menurut Sedarmayanti (2004:177) menyatakan bahwa kata kunci dari definisi kinerja adalah: (a) hasil kerja pekerja, (b) proses atau organisasi, (c) terbukti secara konkrit, (d) dapat diukur, dan (e) dapat dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.‟

Seperti yang di kemukakan Veithzal Rivai (2004:309) bahwa “Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.” Begitu pula menurut Malayu S.P Hasibuan (2000:94) yang menyebut kinerja sebagai prestasi kerja mengungkapkan bahwa “Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Tidak semua kriteria pengukuran kinerja dipakai dalam penilaian kinerja, tentu hal ini harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai. Mangkunegara (2006:68) menyatakan, kinerja dapat diukur dengan mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut.

1. Kualitas kerja yaitu mutu pekerjaan sebagai output yang dihasilkan.

2. Kuantitas kerja yaitu mencakup jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan.

(7)

6 3. Ketepatan waktu, menyangkut tentang kesesuian waktu yang telah

direncanakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

Pengendalian diperlukan dalam manajemen mutu pendidikan untuk menjamin agar layanan pendidikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan pelanggan. Pengendalian mutu sangat dekat dengan aktivitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Dalam tingkat operasional kelembagaan sekolah, sasaran pengendalian mutu ditujukan pada aspek input pendidikan, proses dan output atau hasil pendidikan. Menurut Nanang dan Ali, (2006:16) Substansi pengawasan pendidikan secara edukatif adalah : a) pengawasan implementasi kurikulum, pengajaran. Pemahaman guru terhadap kurikulum, penjabaran guru terhadap teknik penilaian, penjabaran dan penyesuaian kurikulum b) pengawasan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut Syaodih (2006:32) bidang pengendalian ditujukan pada bidang utama pendidikan.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada MAN Insan Cindekia Gorontalo. Dasar penetapan lokasi penelitian di MAN Insan Cindekia Gorontalo bahwa terdapatnya pengendalian mutu internal di sekolah. Disamping itu lokasi ini mudah dijangkau dalam proses pengumpulan data

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) "penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain

(8)

7 Menurut Arikunto (2007:130) populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu berjumlah 42 guru di MAN Insan Cindekia Gorontalo.

Untuk mendapatkan beberapa data dan informasi penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Dalam rangka pengajuan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, maka digunakan analisis statistik secara Regresi sederhana dan koefisien korelasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian yang mengacu ada pokok permasalahan, dan hasil analisis dekriptif dan hipotesis sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya.

1. Pengendalian mutu internal di MAN Insan Cendekia Gorontalo

Pengendalian mutu internal di MAN Insan Cendekia Gorontalo berdasarkan data hasil penelitian telah berjalan dengan baik. Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai dan memberikan perbaikan-perbaikan terhadap kinerja guru atau personil lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan pengendalian adalah untuk melakukan pengukuran dan perbaikan agar apa yang telah direncanakan dapat tercapai secara optimal. Sesuai dengan konsep mutu dalam pendidikan yang mneliputi unsur input-proses-output. Maka pengendalian terhadap mutu pendidikan juga diarahkan pada aspek input, proses dan output.

Secara lebih rinci pengendalian terhadap mutu pendidikan ditujukan pada aspek kurikulum pembelajaran, pembinaan murid dan aspek manajemen sekolah yang berkaitan dengan pengaturan sumber daya dan dana pendidikan seperti: personil,

(9)

8 siswa, sarana dan fasilitas, biaya dan kerjasama sekolah dengan masyarakat. Ketiga bidang sasaran ini semuanya mengacu pada pengembangan kompetensi siswa secara optimal. Pengendalaian merupakan suatu proses sistematis, yang terdiri dari merencanakan (menyusun tujuan dan standar performansi), pengukuran performansi nyata, membandingkan performansi dan melakukan perbaikan.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan bahwa variabel Pengendalian mutu pada pegawai di MAN Insan Cendekia Gorontalo sangat menunjukkan hubungan yang positif terhadap Kinerja gurunya, karena sangat dirasakan pada kegiatan mengajar, Pengendalian mutu atau Program Pembelajaran, Program Kurikulum dan Keasramaan sebagai alat atau mediator untuk meningkatkan kinerja guru terbukti berkategori penilaian baik sampai yang sangat baik, di mana antara Pengendalian mutu yang dilakukan sangat menunjukkan hubungan yang positif terhadap kinerja guru. Dengan gambaran tersebut dapat dijelaskan bahwa Kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo dipengaruhi oleh Pengendalian mutu di Sekolah.

Kurikulum pembelajaran merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan arah agenda reformasi pendidikan nasional. Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan perlunya paradigma baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan pendidikan bermutu, (Wirakartakusumah, 2005:119).

Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pengendalian mutu bidang manajemen kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Pengendalian mutu kurikulum pada tingkat lembaga atau sekolah perlu dikoordinir oleh pihak pimpinan dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral.

(10)

9 2. Kinerja Guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo

Kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo berdasarkan data hasil penelitian telah berjalan dengan baik. Indikator yang mempengaruhi kinerja guru sangat tergantung dari Pengendalian mutu yang diberikan oleh atasan kepadanya. Dengan Pengendalian mutu yang baik menentukan dalam meningkatkan Kinerja guru, karena dengan adanya Pengendalian mutu, maka akan semakin meyakinkan guru tentang kepedulian sekolah terhadapnya. Sebaliknya bila Pengendalian mutu kurang, maka akan berdampak pada menurunnya minat dan semangat guru dalam mengajar sehingga berpengaruh pada kinerjanya di sekolah.

Dalam kaitannya dengan kinerja Guru, maka kinerja guru dapat terefleksi dalam tugasnya sebagai seorang pengajar dan sebagian seorang pelaksana administrator kegiatan mengajarnya atau dengan kata lain kinerja guru dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi etos kerja, dan disiplin profesional guru.

Dalam proses belajar mengajar, kinerja guru dapat dilihat pada kualitas kerja yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada kompotensi guru yang profesional (Hamalik, 2008:35). Mengacu dari tugas yang berkaitan dengan kinerja guru sebagaimana disebutkan di atas, dapat dikemukakan bahwa terdapat dua tugas guru yang dijadikan acuan untuk mengukur kinerja guru 3. Hubungan pengendalian mutu internal dengan kinerja guru di MAN Insan

Cendekia Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian pada pegawai di MAN Insan Cendekia Gorontalo, diperoleh kesimpulan bahwa pengendalian mutu menjadi faktor yang sangat mempengaruhi Kinerja guru. dengan nilai 0,9627 atau 96,27 %. Pengaruh yang ditimbulkan oleh Pengendalian mutu menunjukkan sebuah pengaruh yang sangat baik. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tanpa adanya Pengendalian mutu yang baik akan berakibat pada menurunnya kinerja guru mengajar di sekolah.

(11)

10 Pada akhirnya dapat dikemukakan bahwa variabel bebas yang di analisis yaitu Pengendalian mutu menunjukkan hubungan yang positif terhadap Kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo, dengan asumsi faktor di luar dari pada variabel-variabel yang diteliti dianggap konstan atau tidak berubah.

Simpulan dan Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuatlah kesimpulan sesuai indikator penelitian yaitu:

1. Pengendalian mutu internal di MAN Insan Cendekia Gorontalo termauk dalam kategori baik.

2. Kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo termauk dalam kategori baik. 3. Terdapat hubungan positif pengendalian mutu internal dengan kinerja guru di

MAN Insan Cendekian Gorontalo sebesar 96.27 %. Tingkat koefisien ini menunjukkan bahwa pengendalian mutu memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo. Sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara Pengendalian mutu dengan kinerja guru di MAN Insan Cendekia” dapat diterima dan telah diuji kebenarannya.

Saran

Untuk meningkatkan peran guru perlu diuraikan saran sebagai berikut:

1. Bagi MAN Insan Cendekia Gorontalo agar mempertahankan kinerja guru lebih memperhatikan pada aspek kesejahteraan guru khususnya berkaitan dengan akomodasi guru dalam menjalankan tugas di sekolah.

2. Bagi Kepala Madrasah dalam pengendalian mutu internal perlu ada perbaikan dalam hal penataan organisasi, kelembagaan, kesiswaan dan keasramaan.

3. Bagi guru secara umum pengendalian mutu berada pada tingkat atau level sangat baik dalam meningkatkan kinerja guru, untuk itu agar di masa mendatang lebih ditingkatkan.

(12)

11 4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengendalian mutu dengan menitik beratkan pada peran kepala Madrasah dalam pengembangan sekolah

Daftar Pustaka

H.A.R. Tilaar, 2006. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta Hamalik, Omar. 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

Jakarta: Bumi Aksara

Hasibun, Malayu S.P. 2005. Manajemen Dasar,Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara. Jakarta.

Ishikawa, Kaoru. 2005. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu, Bandung : Sinar Harapan

Koster. 2001.Teori dan Aplikasi Statistik dan Probabilitas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

Refika Aditama, Jakarta

Moenir A.S, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Mukhtar, Ervin A Priambodo.2002.Mengukir Prestasi Panduan Menjadi Guru

Professional.Jakarta:Misaka Galiza.

Nanang Fattah dan Mohammad Ali. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah, Penerbit Universitas Terbuka.

Rivai, Veithzal, 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN

(13)

12 Soedijarto, 2008. Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia

Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kombinasi; Mixed Methods. Banduung: Alfabeta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi; Mixed Methods. Banduung: Alfabeta Suprihanto, John. 2001. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan,

Yogyakarta: BPFE

Syaefudin Udin, 2010. Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta Syaodih, 2006. Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003

Referensi

Dokumen terkait

Data preferensi akan digunakan sebagai input perhitungan preferensi. Data preferensi terdapat kaidah minimasi dan maksimasi, tipe preferensi dan parameter. Penentuan

Surat Sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter rumah sakit pemerintah;.. Surat Sehat rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter rumah sakit

In this work, a new filtering approach is proposed for a fully automatic Digital Terrain Model (DTM) extraction from very high resolution airborne images

Berdasarkan hasil analisis dari kandungan mikro mineral (Fe dan Zn) dan hormon testosteron dalam plasma burung perkutut maka ditemukan kandungan Fe yang secara statistik berbeda

Kalaupun jumlah gedung yang dibangun lebih dari satu unit, maka perhitungan harga keseluruhan gedung tidak didasarkan pada harga setiap unit dikalikan jumlah unit yang

Pada hari ini, Jumat tanggal Tiga Belas bulan April Tahun Dua Ribu Dua Belas, Jam 14.00 WITA, bertempat di Sekretariat Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah

1) Mengenalpasti gaya kepimpinan guru besar Sekolah Rendah Agama Bersepadu (SRAB) Muar berdasarkan konsep enam gaya kepimpinan Daniel Goleman (2000). 2) Mengenalpasti

Dalam 30 tahun ke depan diharapkan terjadi : 1) Peningkatan kualitas air sebesar 5% tiap 10 tahun terutama pada sungai-sungai utama di Pulau Jawa, Sumatera,