• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUT LAPAN dan HARAPAN DI MASA DEPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUT LAPAN dan HARAPAN DI MASA DEPAN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin

Edisi Vol. 7 No. 4 2020

HUT LAPAN dan

HARAPAN DI MASA DEPAN

HUT LAPAN dan

(2)

Salam Redaksi

Halo para pembaca Buletin LAPAN!

Kami sapa untuk edisi Volume VII Nomor 4 Tahun 2020 ini dengan mengucapkan Dirgahayu ke-57 untuk LAPAN. Sungguh berbahagia bahwa pada nomor kali ini LAPAN dipenuhi dengan suasana meriah rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT), meskipun diselenggarakan secara sederhana. Masih dalam suasana keprihatinan pandemi

Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) tentunya, namun semangat tetap berkobar untuk terus berkarya dan berkinerja.

Dari Rubrik Berita Utama, kami sajikan capaian - capaian besar di dunia teknologi penerbangan dan antariksa, yaitu berbagai laporan uji terbang mulai dari RX-450, Drone Pertanian Presisi, LSU-05, serta upaya perolehan sertifikasi untuk pesawat N219.

Pada artikel khusus, kami coba tawarkan informasi tentang bagaimana kelanjutan pengembangan riset yang dilakukan LAPAN. Semoga bukan isapan jempol semata. Kami coba suguhkan motivasi untuk menyejajarkan LAPAN pada kesiapan menghadapi berbagai perubahan saat menyelami masa revolusi industri 4.0 dan siap melangkah pada keadaan society 5.0. Daya kemampuan bertransformasi LAPAN yang sangat ditunggu - tunggu agar tidak mengalami ketertinggalan informasi dan komunikasi.

Kami juga masih terus menerima kiriman tulisan dari para kontributor di LAPAN maupun di luar LAPAN yang siap menyumbangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan artikel maupun opini. Namun untuk meningkatkan kualitas penyajian tulisan, Redaksi Buletin LAPAN melakukan seleksi dan menerapkan mekanisme bagi tulisan - tulisan yang akan dimuat.

Namun di antara sebuah kesempurnaan, tidak ada yang hakiki. Beberapa kekurangan dari penyajian kami adalah proses dari sebuah transformasi Buletin LAPAN untuk makin maju dan berkembang. Kami tetap menerima kritik dan saran yang bersifat membangun serta bermanfaat bagi semua. Alhamdulillah, penerbitan edisi pungkasan tahun 2020 ini berjalan lancar dan sesuai dengan harapan. Semoga seluruh upaya dan usaha yang sudah kita lakukan bersama menjadi dasar lompatan kita untuk meraih kesuksesan. Masih dalam kondisi pandemi Covid-19, tetap semangat dan tetap jaga kesehatan. Salam 3M “Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan” Wassalam!

Tim Redaksi

Penanggung Jawab Ir. Christianus R. Dewanto, M.Eng

Pemimpin Redaksi Ir. Jasyanto, MM Redaktur Pelaksana Andriani Agustina, S.Sos

Penyunting Sigid Nur Tito A.M., S.Sn

Fotografer Robi Aryanto, S.Ds Aurora Z. Hamada, S.Kom

Desain Grafis Ricko Benardhi, S.Sn

Sekretariat

Bhintary Fauzya Putri, S.E

Diterbitkan Oleh Bagian Hubungan Masyarakat, Biro Kerja Sama,

Hubungan Masyarakat dan Umum LAPAN

Alamat

Jl. Pemuda Persil No. 1 Jakarta Telp. (021) 4892884 ext.114 dan 121 Fax. (021) 4892884 Facebook : LapanRI Twitter : @LAPAN_RI Instagram :lapan_ri Redaksi Buletin LAPAN menerima kiriman tulisan untuk Rubrik Artikel dan

Opini dengan panjang tulisan maksimal 10.000 karakter atau 3 halaman. Tulisan dikirimkan ke Redaktur Pelaksana dengan alamat surel andru@ lapan.go.id. Redaksi mempunyai kewenangan untuk menyeleksi tulisan yang memenuhi kriteria sehingga keputusan Rapat Redaksi tidak bisa diganggu gugat.

(3)

2

Daftar

Isi

3

7

10

12

14

17

22

26

29

32

34

37

39

42

44

47

Roket RX-450 Terbang Mulus, LAPAN Siap Menjelajahi Antariksa Pengujian Akhir Pesawat N219 Ditinjau Menristek

Drone Pertanian Presisi LAPAN, Jawab Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 LAPAN Lahirkan Generasi Baru Pesawat Terbang Tanpa Awak, LSU-05 NG Terbang dengan Akhir yang Baik

Jaga Reputasi dengan Tingkatkan Daya Bertransformasi

Humas LAPAN sebagai Katalisator Publik pada Generasi Milenial Mereduksi Gap Kebutuhan Pendanaan Lapan 2020-2024

Strategi Humas LAPAN dalam Menghadapi Society 5.0

Masa Pandemi Covid-19 Tak Lunturkan Semangat Arsiparis LAPAN Wariskan Memori Kolektif ke Generasi Penerus

Quo Vadis Observatorium Nasional? Berita Foto

Kupas Habis Teknik Mengelola Sanggah

Berbagi Cerita Tentang si LADAKATA

Dharma Wanita LAPAN Berbagi Informasi Mengelola Sampah

(4)

Roket RX-450

Terbang Mulus,

LAPAN Siap

Menjelajahi

Antariksa

Oleh Andriani Agustina

Pada edisi ini, Berita Utama Buletin LAPAN menyajikan tema “HUT LAPAN dan Harapan Masa Depan”. Maka sajian informasi kali ini akan mengupas geliat capaian LAPAN di dunia penerbangan dan antariksa, mulai dari teknologi roket, pesawat nirawak, serta perkembangan baru pengembangan pesawat transportasi hasil riset LAPAN.

Rabu, 2 Desember 2020, menjadi

momentum penting bagi LAPAN, khususnya Tim Pusat Teknologi Roket (Pustekroket), dengan suksesnya uji terbang RX 450-5 di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAAG), Jawa Barat. Kegiatan ini disaksikan

langsung secara daring oleh Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, serta Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin dan jajaran.

Penting! Lantaran peristiwa ini merupakan salah satu bagian dari langkah

pengembangan riset LAPAN menuju

tercapainya program Roket Pengorbit Satelit (RPS), yang tidak mudah untuk dicapai tanpa upaya keras dan kerja sama seluruh pihak. Jika beberapa tahun belakangan, LAPAN terkesan sepi dari kegiatan peluncuran roket, bukan berarti waktu - waktu tersebut menjadi titik diam bagi para peneliti dan perekayasa peroketan LAPAN. Waktu terus berjalan dan pengembangan serta perekayasaan terus bekerja membuat suatu hasil kinerja yang mengarah ke visi dan misi LAPAN.

Geliat itu digaungkan di ujung tahun 2020 tersebut dengan kegiatan uji terbang yang semakin menunjukkan peningkatan dari rangkaian riset - riset sebelumnya. Ya, pada waktu itu, roket terbang mulus mencapai jarak jangkau 84 km. Rasa puas tentu saja memberi dampak positif untuk terus meningkatkan kinerja guna mengejar program besar bidang peroketan LAPAN.

(5)

4

Lalu, sejauh mana perkembangan riset bidang peroketan LAPAN? Pada edisi kali ini, Buletin LAPAN akan mengupas kisah penuturan Kepala Pustekroket, Lilis Mariani. Di sela - sela kesibukan penyelesaian program akhir tahun, Lilis bersedia memaparkannya melalui sesi wawancara yang diajukan oleh Tim Buletin LAPAN, Andriani Agustina. Petikan wawancara tersebut sebagaimana berikut.

Bisa diceritakan bagaimana proses persiapan Tim Pustekroket di dalam mempersiapkan uji terbang yang akhirnya berhasil terlaksana pada Hari Rabu, 2 Desember 2020?

Apakah saja kendalanya? Lalu solusinya apa?

Aspek apa saja yang menjadi pertimbangan peluncuran tersebut?

Apakah misi itu sudah sesuai harapan? Atau masih perlu adanya perbaikan? Lalu langkah apa selanjutnya?

Apa yang diharapkan dari hasil peluncuran tersebut? Ketika akhirnya target jangkauannya sedikit lebih jauh dari perkiraan, yaitu melebihi 2 km, apa tanggapan ibu? Apakah itu berpengaruh terhadap misi yang diemban?

Persiapan uji terbang sudah dimulai sejak tahun 2019 seperti review desain, manufaktur beberapa komponen roket, muatan karena awalnya akan diterbangkan pada bulan April. Namun ketika terjadi lock-down pandemi Covid-19 pada bulan Februari semua kegiatan manufaktur, assembling, integrasi dan pengujian darat menjadi terhenti dan baru dilanjutkan lagi sekitar bulan Agustus 2020. Rangkaiannya antara lain review desain dan perhitungan trajektori terbang, manufaktur nosecone, pembuatan beberapa komponen lainnya, serta pengujian darat muatan dll.

Kendala yang terbesar adalah terjadinya pandemi Covid-19 di mana pemberlakuan jumlah prosentase pegawai yang masuk ke kantor itu dibatasi dengan ketat. Namun, akhirnya, kami dibantu para Group Leader Tim Kerekayasaan, dengan mengatur siapa saja yang harus WFO dan WFH setiap minggunya. Kami beruntung, karena lokasi kantor yang terletak di daerah yang terpencil dan luas ini bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Aspek utama peluncuran adalah keselamatan dan keamanan terbang roket karena dapat menimbulkan risiko bahaya yang sangat besar bagi pelaku peluncuran serta masyarakat yang berada di daerah lintasan terbang roket. Untuk itu kami mengadakan review desain motor roket, simulasi dinamika terbang dan perhitungan trayektori dengan koreksi kecepatan dan arah angin, serta pengujian darat muatan dan sistem tracking roket terus menerus.

Misi roket sudah berhasil dipenuhi pada uji terbang yang kelima ini. Kami akan meningkatkan kualitas review desain, manufaktur, dan pengujian darat di masa mendatang. Kami juga perlu melakukan pengadaan GPS yang khusus untuk roket sonda yang harganya jauh lebih mahal dari pada GPS yang selama ini diakai. Kami juga perlu memikirkan cara memperoleh GPS khusus ini.

Sebenarnya dari hasil uji terbang kali ini adalah yang terbaik dari roket RX 450 ini karena data telemetri accelerometer dan gyro bisa diperoleh dari awal hingga akhir serta prediksi trayektori yang paling mendekati dengan kenyataan terbang roket. Hal ini sangat penting untuk memperbaiki asumsi dan batasan parameter desain serta simulasi roket selanjutnya.

(6)

Uji terbang ini sudah ke-5 kalinya semenjak 2015, bisa diceritakan progres pengembangannya? Lalu langkah – langkah apa saja yang disiapkan oleh Tim Pustekroket di dalam memperbaiki performa serta pengembangan – pengembangan terkait lainnya yang dilakukan?

Bagaimana dengan persiapan pengembangan roket dua tingkat yang ditargetkan 2025? Apa saja yang perlu disiapkan lagi, setelah adanya uji terbang tersebut? jika dihadapkan pada kondisi sekarang, apakah target tersebut bisa tercapai? Persiapan apa saja yang paling krusial untuk melangkah ke milestone pengembangan roket berikutnya?

Apa kabar dengan kerja sama yang akan dibangun LAPAN dengan beberapa mitra dalam negeri maupun luar negeri?

Apa kabar dengan kerja sama yang akan dibangun LAPAN dengan beberapa mitra dalam negeri maupun luar negeri?

Perbaikan di bidang desain, manufaktur, dan pengujian roket terus kami lakukan dengan menerapkan knowledge dan skills yang kita peroleh dari training dan kerja sama baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pengembangan roket dua tingkat terus dilaksanakan dengan memperkuat kapasitas SDM dan pengembangan peralatan laboratorium teknologi roket. Kami berharap dapat melaksanakan pengembangan roket sonda tingkat fase Preliminary Design pada tahun 2021. Jika anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan roket sonda dua tingkat dapat terpenuhi setiap tahunnnya, target masih bisa tercapai pada tahun 2024. LAPAN juga perlu mengusahakan skema pembiayaan di luar rupiah murni. Kami juga bekerja sama dengan institusi riset dan industri nasional untuk mengembangkan bersama teknologi kunci roket.

Kerja sama dengan dalam dan luar negeri terus kami lakukan meskipun agak terhambat karena pengiriman personil untuk training di luar negeri sangat dibatasi akibat covid ini. Kami juga bekerja sama dengan institusi riset dan industri nasional untuk mengembangkan bersama teknologi kunci roket.

Uji terbang berikutnya masih terkait peningkatan performa roket dalam pencapaian target jangkauan terbang 100 km. Kami berharap bisa mengembangkan muatan sonda roket RX 450

(7)

6

Program besar apa lagi yang akan ibu persiapkan di tahun berikutnya?

Selain melanjutkan kegiatan pengembangan bersama roket sonda dua tingkat, kami juga akan melaksanakan Program kerja sama pengembangan roket RHAN 450 3-Digit, pengembangan roket RHAN 122B dengan case bonded, pengembangan roket kaliber 127 mm untuk substitusi roket pertahanan bersama anggota konsorsium roket, dan pengujian roket sonda aRX 320.

Sementara waktu terus melaju dan kegiatan harus terus berlangsung. Semoga setiap komponen yang dibutuhkan untuk mendukung peningkatan pencapaian program peroketan tetap tersedia, lalu LAPAN semakin mampu dan taktis di dalam menjalankan program sesuai dengan milestones yang diharapkan sesuai rencana. Amiin!

(8)

Oleh Ricko Benardhi

PENGUJIAN AKHIR PESAWAT N219 DITINJAU

MENRISTEK

Pesawat N219 sebagai karya anak bangsa hasil kerja sama LAPAN dan PTDI telah mencapai tahap akhir pengujian untuk mendapatkan type certificate dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Pesawat N219 ini telah diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo pada test flight pertamanya di tanggal 10 November 2017.

Untuk mengetahui perkembangan terkini pengembangan pesawat tersebut, Reporter Buletin LAPAN, Ricko Benardhi, menyajikan laporan dari lapangan, ketika Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Ph.D. meninjau pengujian terakhir pesawat yang berlangsung pada Jumat (11/12) di

Kantor PT. Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung, Jawa Barat.

Dimulai dari istilah Type certificate, adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain

manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil, dalam hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah DKPPU, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Menristek/BRIN, didampingi Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa LAPAN, Dr. Rika Andiarti dan Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro meninjau flight test pesawat N219 Prototype Design 2, tepatnya di Apron hanggar Final Assembly Line KP II Kantor PTDI.

(9)

8

Dalam kunjungan ini Menristek/ BRIN menyimak penjelasan tentang perkembangan tahap akhir pesawat N219 yang disampaikan oleh Dr. Rika Andiarti. Pada kesempatan ini, Rika memaparkan bagaimana awal mula Pesawat N219 diinisiasi yaitu bertepatan dengan

dibentuknya Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN. Saat itu juga LAPAN berkoordinasi dengan PTDI untuk mengerjakan proyek kedirgantaraan. Tujuannya karena LAPAN ingin membangkitkan industri teknologi penerbangan. Tujuan selanjutnya adalah keinginan besar adanya proses regenerasi SDM di bidang penerbangan. Rika juga mengisahkan sejarah dari dirancangnya riset pesawat N219 sampai dengan flight test pertama tahun 2017, bahkan telah diuji terbang dari Bandung ke Jakarta, hingga sampai tahap saat ini yaitu tahap untuk mendapatkan type certificate.

Pengujian pesawat kali ini tidak hanya melibatkan para pilot dari PTDI saja, tetapi juga dari DKPPU. Mereka adalah MZ

Djamhari selaku Pilot In Command, Firs Officer Muhammad Sugianto, Test Conductor I Nyoman Oka Yudarta, Second FTE Heru Riadhi, dan Third FTE Stepen.

Bambang menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengembangan dan proses sertifikasi pesawat N219. “Terima kasih terhadap kerja sama dan kerja keras antara LAPAN dan PTDI yang telah mengembangkan dan memastikan pesawat ini selesai dan siap uji. Dan juga kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Kementerian Perhubungan khususnya DKPPU, yang tidak hanya akan memberikan izin atau registrasi terhadap pesawat ini tetapi juga dengan dukungan dari para test pilot yang ada di samping saya, yang tentunya sudah menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk memastikan bahwa pesawat ini akan menjadi pesawat yang aman, menjadi pesawat yang memang dibutuhkan oleh negara kita,” kata Bambang.

(10)

“Mudah-mudahan rantai nilai produksi atau industri pesawat indonesia bisa diwujudkan dan kita terus berharap meningkatkan TKDN yang saat ini hampir 40%. Mudah-mudahan kita bisa segera naikkan di atas 50%. Sekali lagi, kita berharap pesawat N219 ini bisa menjadi awal kebangkitan industri dirgantara di Indonesia,” sambungnya. Sementara Elfien menyampaikan, produksi awal pesawat N219 akan dibuat 4 unit pesawat N219 dengan

menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia. Untuk selanjutnya PTDI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi pada manufacturing. Sehingga secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan pasar.

Dalam kesempatan yang sama, Bambang juga meninjau langsung proses Flight Test dan Landing pesawat N219 di depan Apron hanggar Final Assembly Line KP II PTDI tersebut. Setelah landing, dan berhenti dengan aman di depan hangar, para pilot flight test menemuinya. Menristek/BRIN berbincang hangat dan memberikan penghargaan atas dedikasi dan keberanian pilot dalam peran sertanya pada proses pengembangan pesawat N219. Ia berharap bahwa pesawat N219 ini menjadi awal dari kebangkitan industri dirgantara di Indonesia.

(11)

10

Drone Pertanian Presisi LAPAN, Jawab Tantangan di

Era Revolusi Industri 4.0

Oleh Robi Aryanto

Masih mengulas perkembangan teknologi penerbangan dan antariksa, Tim Buletin LAPAN, Robi Aryanto melakukan investigasi tentang litkayasa teknologi penerbangan yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan. Kali ini Buletin LAPAN

mencoba menggali informasi tentang Drone Pertanian Presisi atau biasa disebut Drone Precision Farming yang merupakan hasil rekayasa teknologi baru di satuan kerja ini. Tidak bisa dipungkiri pertumbuhan industri pesawat nirawak mengalami lonjakan dalam beberapa tahun terakhir. Pesawat nirawak, atau biasa disebut dengan drone adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri yang dioperasikan oleh operator dari jarak tertentu, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan.

Dengan kelebihannya tersebut, awal

penggunaan terbesar dari drone ini adalah di bidang militer. Seiring perkembangan zaman, drone juga semakin banyak digunakan

untuk kebutuhan sipil (non militer) contohnya

seperti yang kita ketahui saat ini yaitu banyaknya penggunaan teknologi drone dengan tujuan fotografi serta videografi. Tidak hanya itu, sektor pertanian juga memasuki fase baru dengan memanfaatkan teknologi drone.

LAPAN melalui Pusat Teknologi Penerbangan menjawab tantangan di era Revolusi

Industri 4.0 pada bidang pertanian dengan menghadirkan Drone Precision Farming. Konsep pengembangan pertanian yang dikembangkan pada saat ini adalah konsep pertanian cerdas atau yang biasa juga disebut smart farming atau precision agriculture dengan menggunakan teknologi drone pada pertanian.

Hal ini berangkat dari semakin banyaknya tenaga kerja petani di desa yang semakin menua dan minim regenerasi petani baru. Dengan memanfaatkan teknologi drone memungkinkan petani untuk melakukan pemupukan, penyiraman pestisida, serta lebih jauh lagi yaitu analisis big data.

(12)

Peneliti sekaligus Group Leader Drone Pertanian Presisi LAPAN, Adi Wirawan menjelaskan dengan memanfaatkan drone pada bidang pertanian akan membantu petani untuk efisien tenaga dan waktu, tentu saja muaranya adalah peningkatan produksi pertanian. Salah satu tipe drone yang sedang dikembangkan adalah drone

sprayer. Drone ini adalah salah satu yang dikembangkan untuk mendukung pertanian presisi, dengan misi utamanya adalah penyemprotan pupuk cair area pertanian. Selain pemupukan, drone sprayer tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk membasmi hama dengan penyemprotan pestisida secara presisi dan terukur.

Secara umum drone sprayer tampak seperti drone pada umumnya. Memiliki bagian yang menyilang di tengah dilengkapi dengan 4 buah motor berbaling-baling pada setiap ujungnya. Hal yang spesifik membedakan dengan drone pada umumnya adalah adanya tangki cairan sebagai muatan. Di bawah tangki terdapat pompa yang terhubung pada selang yang membentang ke bagian bawah masing-masing motor berbaling-baling. Tangki cairan berkapasitas 5L dapat diisi dengan pupuk cair atau pestisida dan akan dialirkan melalui selang menuju 4 buah sisi pengkabutan/penyemprotan. Dalam sekali penerbangan drone tersebut dapat menjangkau areal sawah seluas 0,4 hektar

Beberapa contoh penggunaan dari drone sprayer tersebut yaitu telah dilaksanakannya unjuk kebolehan di berbagai daerah. Mulai dari daerah Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Bumiayu, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Agam.

Adi Wirawan mengatakan, “Diharapkan kita dapat mengembangkan drone sprayer dengan ukuran muatan yang lebih kecil sekitar 5L sehingga ongkos produksi dapat ditekan. Gunanya yaitu agar lebih banyak petani yang bisa memilikinya.”

“Ke depannya kami bersama tim akan bekerja sama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk mengembangkan AI (Artificial Intelligence) di mana kita dapat memperoleh data kesehatan tanaman atau tanah dengan disematkannya suatu kamera dan sensor pada drone,” terang dia. Hal tersebut untuk tercapainya pertanian cerdas atau smart farming di mana pemanfaatan teknologi akan sangat berperan penting dalam memberikan informasi mengenai berbagai hal yang terkait dengan tanaman, menambah pupuk, apakah perlu menambah air, suhu di sekitar lokasi tanam hingga rekomendasi jadwal panen. Tentunya hal tersebut berimplikasi pada peningkatan efektivitas dan efisiensi hasil panen petani.

(13)

12

LAPAN Lahirkan Generasi Baru Pesawat

Terbang Tanpa Awak, LSU-05 NG

Oleh Robi Aryanto

Satu lagi informasi baru dari teknologi penerbangan juga berhasil ditelusuri oleh Tim Buletin LAPAN, Robi Aryanto. Teknologi masih mengupas tentang pesawat nirawak. Tahun ini, LAPAN telah melahirkan generasi baru pesawat terbang tanpa awak dengan seri LSU-05 NG.

Buah karya tersebut adalah rintisan dari generasi muda Peneliti dan Perekayasa Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) LAPAN. Kelompok anak muda ini berhasil menerbangkan pesawat tanpa awak seri LAPAN Surveillance UAV New Generation (LSU-05 NG) pada tanggal 7 dan 8

Desember 2020. Penerbangan ini sekaligus untuk melakukan uji kesuluruhan terbang

pesawat. Uji terbang dilaksanakan di Lapangan Udara TNI AU di Pameungpeuk, Cikelet, Garut, Jawa Barat.

Pesawat LSU-05 NG merupakan generasi baru dari pesawat terbang tanpa awak seri LSU-05, hasil penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) dan rancang bangun LAPAN. Pesawat ini telah dikembangkan oleh LAPAN sejak tahun 2014. Lalu para Aparatur Sipil Negara

(ASN) Pustekbang pada angkatan 2018 dan 2019 mendapatkan bimbingan dari peneliti, perekayasa, dan teknisi litkayasa senior di Pustekbang.

Para senior memberi masukan dan saran terkait dengan rancang bangun pesawat ini. Dengan bekal bimbingan tersebut, millenials LAPAN merancang secara keseluruhan desain aerodinamik, struktur, sistem avionik, dan sistem propulsi hingga berhasil terbang dipiloti Aeromodelling Solo, Wahyu Widianto. Uji terbang meliputi pengujian pesawat untuk mengetahui karakteristik pesawat pada saat low speed taxi, high speed taxi, terbang manual, dan terbang dengan autopilot. Semua pengujian berjalan lancar dan

pesawat berhasil terbang bagus.

LSU-05 NG adalah sebuah pesawat tanpa awak yang mampu menampung muatan yang besar (maksimum 30 kg) yang

mempunyai misi untuk kegiatan penelitian, observasi, patroli, pengawasan dan SAR. Misi utama dari pesawat ini adalah untuk mendukung kegiatan foto udara dengan mengangkut muatan berupa alat optik.

(14)

Ke depannya pesawat ini akan digunakan juga sebagai platform saintifik untuk

menguji sistem komunikasi berbasis satelit yang dikembangkan oleh Pustekbang LAPAN serta dapat juga digunakan untuk pengawasan perbatasan. Sesuai dengan misi tersebut dibutuhkan prestasi terbang yang harus dimiliki oleh LSU-05 NG. LSU-05 NG memiliki bentang sayap sepanjang 5,5 meter dan badan pesawat (fuselage) berdimensi sebesar 2,909 x 445 x 315 mm yang terbuat dari bahan komposit. Dengan berat muatan 2 kg ditargetkan mampu terbang nonstop minimal 400 km dengan endurance 5 jam. Kecepatan terbang jelajah maksimum LSU-05 NG didesain tidak kurang dari 40 m/s dengan kecepatan

terbang jelajah operasional adalah 30 m/s. Menurut Kurnia Hidayat, Peneliti di

bidang pesawat terbang tanpa awak dari Pustekbang LAPAN, pemilihan airfoil sangat penting karena dapat mempengaruhi

performa pesawat terbang, seperti kecepatan terbang jelajah (cruise), jarak lepas landas dan pendaratan, kecepatan stall, dan efisiensi aerodinamika pada berbagai fase terbang.. Airfoil adalah penampang melintang dari sayap pesawat udara. Kumpulan airfoil ini membentuk satu sayap pesawat. Oleh karena itu, sayap dapat disebut dengan bentuk 3 dimensi (3D) dari airfoil. Airfoil dipilih berdasarkan karakteristik geometri dan performa aerodinamikanya.

Skema bagian - bagian dari airfoil

“Performa sayap pesawat tanpa awak ini dipengaruhi oleh airfoil yang digunakan pada penampang sayap tersebut. Oleh karena itu, pemilihan airfoil adalah proses penting dalam tahap awal perencanaan pesawat udara,” terang Kurnia Hidayat.

Airfoil yang dipilih harus menjamin pesawat terbang mampu terbang sesuai dengan

persyaratan dan tujuan desain. Pemilihan airfoil sangat tergantung jenis pesawat dan profil misinya seperti pemetaan wilayah, pemantauan, foto udara, dan lain-lain.

(15)

14

Terbang dengan Akhir yang Baik

Oleh Sigid Nur Tito

Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) melanda seluruh dunia, sesuai dengan pangkatnya “Pandemi” tentu saja berbeda dengan Wabah, Endemi, dan Epidemi. Seluruh dunia merasakan dampaknya. Bahkan seluruh lini diserangnya, mulai dari kesehatan hingga ekonomi. Hal tersebut tidak menyurutkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk tetap melaksanakan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) sesuai dengan amanat UU Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan. Mulai dari perampingan struktur organisasi dalam tubuh LAPAN, pada medio April 2020 sebanyak 101 pejabat fungsional di lingkungan LAPAN dilantik. “Alhamdulillah, pelantikan 101 pejabat fungsional sebagai pengalihan dari Pejabat Eselon III dan IV telah selesai dilakukan, tetap semangat, terus bekerja dengan penuh dedikasi untuk melaksanakan tugas-tugas selanjutnya,” ujar Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin pada saat itu.

Berbagai macam rintangan pada tahun 2020 tidak menyurutkan LAPAN untuk menjadi unggul,

melayani, berinovasi, dan berkolaborasi. Pada penghujung tahun 2020, tercatat LAPAN telah meluncurkan roket eksperimen sonda dengan diameter 450 mm, roket ini bernama RX450-5. Sejak tahun 2015, RX450 dikembangkan. Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa, Dr. Rika Andiarti menjelaskan misi utama pengembangan teknologi roket adalah memperkuat litbangyasa teknologi penerbangan dan

antariksa serta pemanfataannya menuju kemandirian nasional, membangun kemandirian dalam peluncuran wahana antariksa melalui pembangunan bandar antariksa di wilayah Indonesia, dan mendorong kegiatan komersial keantariksaan dengan melibatkan industri nasional. Kemampuan-kemampuan

tersebut yang ingin dicapai tentunya perlu didukung oleh industri nasional.

(16)

Peluncuran atau uji terbang ini berlangsung di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAAG) LAPAN pada Rabu 2 Desember 2020. Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Invoasi Nasional (Menristek/BRIN), Prof. Bambang Soemantri Brojonegoro

pun memberikan apresiasi karena LAPAN tidak menyurutkan upayanya untuk terus memperkuat teknologi roket. Bambang menyampaikan visi besar bersama adalah Indonesia mampu meluncurkan satelit

dengan roket sendiri. Kepala Pusat Teknologi Roket, Lilis Mariani menjelaskan bahwa RX450-5 ini merupakan dasar bagi roket dua tingkat yang masuk dalam Prioritas Riset Nasional (PRN). Suksesnya uji terbang ini menasbihkan LAPAN sebagai lembaga litbangjirap peroketan di Indonesia dari hulu hingga ke hilir. RX450-5 memiliki jarak jangkau 80,9 km pada elevasi 70 derajat dengan kecepatan 3,08 Mach atau 3.773,136 km/h.

(17)

16

Tak cukup sampai di situ, Nurtanio, nama Pesawat N219 yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Hari Pahlawan 10 November 2017 lalu telah melakukan berbagai macam rangkaian pengujian. Pada Selasa 1 Desember hingga Kamis 3 Desember 2020 telah dilakukan uji terbang N219 Nurtanio Prototipe 1 (PD1) di Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat. Puncaknya, pada Jum’at 11 Desember 2020, dilaksanakan pengujian akhir

menggunakan Prototipe 2 (PD2) di Bandung. Proses sertifikasi merupakan proses penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan karena akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum. Prototipe PD1 N219 Nurtanio menjalani serangkaian pengujian seperti aircraft performance, karakteristik kestabilan dan pengendalian dan uji terbang struktur pesawat (Stall Speed Determination, Vibration and Buffeting, One Engine

Inoperative, In Flight Engine Start,

Take-off and Landing Distance Determination). Sedangkan prototipe PD2 N219 Nurtanio digunakan untuk pengujian sub sistem pesawat (avionic system, electrical system, flight control dan propulsion). Berita baik bagi Indonesia, semua urutan tes telah lulus 100%.

Setelah semua uji PD1 dan PD2 lulus, akan diadakan final Type Certification Board Meeting (TCBM) untuk menentukan Type Certificate Data Sheet (TCDS)/ Sertifikat Tipe. Sertifikat Tipe adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil, dalam hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Rasa cinta dan bangga terhadap institusi juga ditorehkan oleh generasi muda milenial

Peneliti dan Perekayasa pada Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) LAPAN. Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun angkatan 2018 dan 2019 ini berhasil menerbangkan Pesawat tanpa awak seri LAPAN Surveillance UAV New Generation (LSU-05NG). Penerbangan ini sekaligus melakukan uji keseluruhan terbang pesawat. Dengan bekal bimbingan tersebut, millenials LAPAN merancang secara keseluruhan desain aerodinamik, struktur, sistem avionik, dan sistem propulsi hingga berhasil terbang. Seri tertinggi dari Unmanned Aerial Vehicle (UAV) LAPAN ini memiliki bentang sayap 5,5 meter dan sudah ada sejak tahun 2014, namun dihentikan sementara pengembangannya karena LAPAN fokus pada pesawat tanpa wak yang lebih kecil, efisien, multifungsi, terdiseminasi luas, dan daya jelajah tinggi. Milenials LAPAN membangkitkannya (LSU-05) ini, bagaimana ke depannya LSU-05? Kita nantikan!

(18)

Jaga Reputasi dengan Tingkatkan

Daya Bertransformasi

Oleh Andriani Agustina

LAPAN bertambah usia dan tentunya lebih matang! Pada tanggal 27 November secara rutin LAPAN merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) dengan berbagai rangkaian kegiatan di setiap tahunnya. Namun tahun ini, kondisi negara bahkan dunia sedang mengalami keprihatinan massal akibat wabah paparan Covid-19. Sehingga kondisi tersebut sangat berdampak terhadap perubahan suatu tatanan, tak terkecuali perayaan HUT

LAPAN. Tahun ini LAPAN menyelenggarakan perayaan sederhana, dengan memutar video capaian hasil litbangjirab, pemberian berbagai penghargaan, dan rangkaian doorprize penyemarak suasana.

Kali ini, LAPAN berusia 57 tahun. Slogan yang dibawakan untuk perayaan HUT yaitu “LAPAN Maju” dengan tema “Transformasi Budaya Kerja Meningkatkan Kinerja”. Kata Maju pastinya punya makna tersendiri, selain secara ejaan mewakili singkatan Lima Tujuh, karena usia LAPAN ke-57, namun

menurut penuturan Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, maju mewakili bentuk optimisme jajaran karyawan LAPAN yang terus ingin maju merealisasikan mimpi - mimpi walaupun banyak kendala yang dihadapi.

Sebelum memulai ulasan, saya mewakili Redaksi Buletin LAPAN mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-57 untuk LAPAN mudah - mudahan sesuai dengan slogan dan visi - misi LAPAN dapat mewujudkan cita - cita memajukan dunia penerbangan dan antariksa sekaligus bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pada tulisan ini, saya akan memberikan persepsi bagaimana Praktisi Humas di LAPAN bisa mewujudkan cita - cita LAPAN melalui program dan kegiatan kehumasan yang benar - benar sebagai pintu gerbang arus informasi guna meningkatkan reputasi baik LAPAN.

(19)

18

Kita ketahui bersama, arus gelombang disrupsi secara cepat telah mempengaruhi perubahan pola komunikasi siapapun, tak terkecuali berbagai kegiatan koordinasi di lingkungan pemerintah. Apalagi keterlibatan platform media sosial akhir - akhir ini

memberi peran dan dampak yang luar biasa. Dalam tatanan kehidupan sekarang ini, ditambahkan kasus pandemik Covid-19 yang mau tidak mau masyarakat harus bergerak lebih cepat menyesuaikan perubahan. Pada tanggal 30 November, LAPAN merayakan pertambahan usia dengan menyelenggarakan puncak perayaan HUT yang diselenggarakan secara hibrid, yaitu dilaksanakan dengan konsep daring namun juga secara tatap muka. Kegiatan tersebut secara serempak diikuti oleh seluruh pegawai LAPAN dari sejumlah 22 satuan kerja yang tersebar di berbagai daerah. Panitia HUT LAPAN tahun ini mengendalikan kegiatan tersebut secara tatap muka dari Balai Pertemuan Dirgantara Kantor LAPAN Pusat, Jakarta. Pada lokasi ini dihadiri juga Kepala LAPAN.

Sesuai dengan tema yang diusung, Kepala LAPAN menyampaikan beberapa hal. “Pandemi telah memaksa kita semua untuk melakukan transformasi yang dipercepat dengan memanfaatkan revolusi industri 4.0 dan menuju budaya Society 5.0. Secara organisasi, LAPAN bertransformasi menjadi organisasi fungsional yang semakin kuat, dengan menghapus eselon 3 dan 4. Secara administrasi LAPAN bersiap bertransformasi dari 22 Satuan Kerja menjadi Satuan Kerja tunggal. LAPAN siap bertransformasi dari LPNK menjadi OPL.”

Demikian salah satu cuplikan pidato

sambutan Kepala LAPAN, yang setidaknya akan dijadikan dasar pengelolaan program dan kegiatan tahun berikutnya. Bagaimana

bentuk organisasi LAPAN, konsep program kerjanya, metode dalam berkoordinasi, landasan hukum apa yang menjadi

pedoman, semua itu sudah menjadi arahan Kepala LAPAN agar seluruh karyawan LAPAN siap untuk mengalami perubahan. Pertanda baikkah wacana tersebut?

Sepertinya pertanda baik sudah diawali tahun ini. Sebagaimana ulasan Artikel Khusus sebelum ini berjudul “Terbang dengan Akhir yang Baik”. Hal itu direalisasikan melalui uji terbang roket, pesawat LSU, dan upaya perolehan sertifikasi N219. Mudah - mudahan perkembangan di bidang teknologi penerbangan dan antariksa tersebut menjadi batu pijakan perkembangan di bidang

lainnya.

Semua tergantung dari SDM dan sumber daya lainnya yang dimiliki LAPAN

untuk bergerak lebih lincah lagi dalam mengikuti arus perubahan yang cukup drastis ini. Hal tersebut juga menjadi tugas yang tidak mudah bagi Pelaksana Kehumasan di LAPAN. Apapun risikonya, tugas seorang Pelaksana kehumasan adalah mempertahankan citra positif dan meningkatkan reputasi baik LAPAN, tentunya.

Lalu bagaimana peran Pelaksana Kehumasan LAPAN untuk menghadapi tantangan tersebut? Mengutip paparan seorang Praktisi Humas sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Agung Laksamana, dalam paparannya di sebuah sesi pertemuan Perhumas di Bali, Pelaksana Kehumasan seharusnya dibekali kompetensi yang membutuhkan kombinasi unik antara intuisi, nalar, empati, emosi, dan kreativitas yang tidak terbatas.

(20)

Kalau dulu, tugas Pelaksana Humas identik dengan kegiatan membuat klipping media, protokoler dan publikasi secara konvensional, serta segala urusan tentang media relations. Namun, kini dengan semakin majunya teknologi, maka sarana komunikasi dan tingkat penyebaran informasi melaju dengan pesat. Hampir semua orang, dari tua hingga muda, bahkan anak kecil sudah “jago” membuat konten yang ditayangkan melalui media sosial milik pribadinya. Maka, peran Humas dituntut harus lebih dari sekadar membuat konten biasa seperti itu.

Media yang digunakan untuk

menyebarluaskan informasi pun semakin beragam. Jika dulu Humas hanya

mengandalkan mesin faks dan telpon untuk menghubungi kolega maupun media massa, maka kini banyak media yang bisa digunakan dan lebih efektif dan efisien. Selain

memanfaatkan kepopuleran instagram, youtube, facebook, twitter, dan media sosial lainnya, pesan - pesan yang disampaikan bisa menggunakan surel, Whatsapp, SMS, dan sebagainya yang bisa secara otomatis dikirim melalui media gawai yang dipegang operator humas.

Seluruh institusi sudah tidak asing lagi dengan istilah buzzer dan influencer dan berlomba menggunakannya demi memperoleh simpati publik sebanyak - banyaknya. Jika seluruh komponen kehumasan harus senantiasa melakukan update informasi dan upgrade kemampuan, maka ia harus mumpuni sebagai seorang Praktisi Public Relations (PR) yang

selalu fleksibel terhadap perubahan dan mempunyai kemampuan mobilitas yang tinggi.

Kini ia dibatasi pada tantangan kemampuan menganalisa sebuah konten dan kejadian dengan kemampuan risetnya yang tidak

kalah cerdik dibanding publik, dalam hal ini suara netijen. Sebab, sangat perlu disadari oleh seorang Praktisi Humas, bahwa netijen adalah sosok pihak yang selalu haus akan informasi baik informasi baik maupun buruk. Arus informasi yang terus berkembang meluap tak terbendung inilah yang harus diantisipasi untuk menghadapi situasi apalagi ketika keadaan sudah krisis. Maka ia dituntut berkreasi dengan idenya secara cepat untuk membangun sebuah brand yang minimal tidak merugikan institusinya. Ia juga dituntut bisa bekerja multi talented. Jika dulu pekerjaan seseorang dibagi atas spesialisasi kemampuan teknisnya, maka hal itu sudah tidak berlaku lagi lantaran dunia persaingan sudah semakin gencar dan sengit. Kemampuan ini untuk membawa keadaan seorang Praktisi Humas agar fight di dalam menyelami arus yang jalurnya tidak seperti yang direncanakan, misalnya ketika institusinya menghadapi polemik isu atau hoax yang disebarkan oleh pihak tertentu. Untuk membangun tingkat kepercayaan publik, Pelaksana Humas harus

berkolaborasi dengan berbagai pihak yang sangat mendukung peran dan fungsinya di dalam menyusun strategi PR guna mempertahankan citra positif institusinya. Kemitraan kerja sama dibangun tidak cukup dengan berkoordinasi dengan pihak internal LAPAN saja, namun juga membangun hubungan kerja sama dengan pihak - pihak tertentu yang mempunyai spesialisasi di bidang kehumasan, seperti digital content creator, videographer, infographic, serta membangun trust kepada publik dengan meningkatkan intensitas komunikasi melalui berbagai media yang pas untuk dimanfaatkan sebagai mediator.

(21)

20

Dalam sebuah kegiatan pelatihan, Praktisi Humas dari London School of Public Relations (LSPR), Nico Wattimena mengatakan, “Mengabaikan media di saat menghadapi isu atau krisis adalah kesalahan fatal”. Maka ia menyarankan, tetap menjaga hubungan baik dengan media dan jangan enggan berbagi informasi ke media. Sebab, jika semakin sebuah institusi itu menutupi sebuah informasi, justru akan menjadi bencana baginya. Faktanya, media justru akan mencari sumber informasi dari pihak lain yang belum tentu akurat keabsahannya. Nah, pengalaman ini baiknya bisa dijadikan bahan rujukan bagi Pelaksana Kehumasan LAPAN di dalam upaya melakukan

transformasi kinerjanya.

Acapkali seorang pimpinan atau pakar tertentu sangat “parno” mendengar sebutan media. Media telah dianggap sebagai pihak yang mengusik ketenangannya. Bahkan beberapa orang telah menganggap media sebagai pihak yang posisinya di garis hitam, yaitu selalu mencari tahu informasi negatif dari sebuah kejadian. Nah, betapa hal ini sudah harus ditinggalkan di era disrupsi yang sedang berlangsung saat ini.

Kenyataannya, media sangat memerlukan transparansi informasi dan data dari sebuah kejadian. Untuk menghadapinya, langkah

yang bisa ditempuh juga, maka seorang Praktisi Humas bisa memberikan pembinaan bahwa seorang narasumber harus bisa melakukan “media handling”. Bagaimana menghadapi wartawan, bagaimana menerima wawancara, serta bagaimana menjelaskan sebuah pertanyaan media. Hal itu harus dikuasai oleh seorang Pelaksana Humas, sebagai garda terdepan dari institusinya. Semua itu perlu keterampilan, agar seseorang bisa menguasai materi “public speaking” ketika menghadapi media. Namun kemampuan ini tidak cukup berhenti di situ saja, karena konsep media handling juga harus diperluas sampai dengan

penguasaan seseorang di dalam mengelola media sendiri sebagai sarana promosi institusinya. Jadi, tidak hanya kemampuan berbicara (speaking skills) saja, namun juga penguasaan menulis (writing skills).

Perlu disadari, Pelaksana Humas tidak sekadar melayani semua permintaan dengan baik dan mengawasi jalannya suatu pelaksanaan kegiatan dengan baik. Tapi ia juga harus punya ide yang kreatif untuk menyusun strategi kehumasan ketika menghadapi keadaan yang mengancam reputasi lembaganya.

Jika semakin sebuah institusi itu

menutupi sebuah informasi, justru

akan menjadi bencana baginya.

Faktanya, media justru akan mencari

sumber informasi dari pihak lain yang

belum tentu akurat keabsahannya.

(22)

Sangat perlu disadari oleh seorang

Praktisi Humas, bahwa netijen

adalah sosok pihak yang selalu

haus akan informasi baik informasi

baik maupun buruk

Pelaksana Kehumasan LAPAN tidak bisa bekerja sendiri untuk membela

kepentingan pencitraan lembaga. Dengan mengintensifkan forum komunikasi dan mengoptimalkan koordinasi dengan seluruh komponen yang terlibat, bisa membantu meringankan tugas dan peran humas. Bentuk komunikasi antar karyawan di internal LAPAN digadang sebagai suatu bentuk impresi, pengalaman, serta awal dari munculnya ide inovatif dan berdampak bagi kemajuan lembaga. Ketika sebuah organisasi membutuhkan buzzer, maka buzzer yang paling efektif dan murah meriah adalah hadir dari sumber internal sendiri.

Di satu sisi, keberadaan media sosial sangat membantu memperlancar tersampaikannya informasi LAPAN kepada publik. Namun, perlu dipahami juga, media sosial juga mempunya peran dan dampak buruk, jika Pelaksana Humas LAPAN selaku operator kurang piawai dan luwes memanfaatkan media tersebut. Hal ini perlu kehati-hatian. Meskipun media sosial mempunyai peran yang paling penting saat ini, yaitu sebagai media komunikasi secara langsung dengan publik, justru itu jangan gegabah di dalam pengelolaannya.

Sebuah statement di media sosial LAPAN adalah sebuah pertaruhan reputasi

LAPAN sendiri. Suatu konten diunggah sebaiknya melalui prosedur yang dilakukan berdasar manajemen pengelolaan terlebih dahulu. Sebuah pernyataan yang sudah dipublikasikan di media sosial akan cepat tersebar luas, sehingga sangat sulit untuk melakukan koreksi pernyataan jika dalam hitungan detik sudah tersimak oleh publik. Di sini kredibilitas institusi dipertaruhkan. Maka, tingkat akurasi sebuah konten benar - benar diatur tahapan pengawasannya, agar informasi benar - benar valid.

Siapkah Para Pelaksana Kehumasan LAPAN ikut ambil bagian menuju era society 5.0? Semua kembali kepada komunikasi antar pihak yang berwenang menyelenggarakannya. Perlu pemahaman pimpinan terhadap kebutuhan program kehumasan, kapasitas SDM Kehumasan yang berkualitas, serta kerja sama semua pihak baik internal maupun eksternal LAPAN. Maka, selamat menjelajahi arus perputaran disrupsi informasi yang sungguh menggoda!

(23)

22

Oleh Panataran Sitinjak

Humas LAPAN sebagai Katalisator Publik

pada Generasi Milenial

Dalam menghadapi kondisi pandemi Covid - 19 seperti saat ini diperlukan inovasi peningkatan pelayanan yang terselenggara melalui kegiatan yang berkesinambungan untuk membangun kepercayaan masyarakat. Humas LAPAN menjadi katalisator

perubahan masyarakat agar tercipta peningkatan pelayanan publik terutama dalam menghadapi generasi milenial. Inovasi sebagai percepatan peningkatan pelayanan publik memerlukan kerja keras dan waktu yang tidak singkat.

Katalisator yang dimaksud yaitu Humas LAPAN berperan dalam melakukan berbagai pendekatan dan strategi guna memengaruhi sikap dan pendapat publik untuk menyelaraskan kepentingan LAPAN dengan publik khususnya pada generasi

milenial di Indonesia. Peran Humas LAPAN sangat strategis untuk menjadi katalisator pembangunan, serta menjadi corong terdepan untuk menjelaskan sasaran dan tujuan pembangunan. Karena itu Humas LAPAN tidak boleh abu-abu, tidak boleh setengah-setengah, berani mengambil sikap dan siap pasang badan dalam membela dan menyosialisasikan kebijakan LAPAN.

Setiap lembaga atau instansi tentu ingin berhasil mencapai tujuannya. Keberhasilan LAPAN tidak dapat dicapai hanya

berdasarkan kemampuan yang dimiliki LAPAN saja. Di samping itu, perlu adanya pengertian, penerimaan, dan peran serta publik. Yang dimaksud dengan publik adalah publik intern maupun ekstern.

(24)

Maka, untuk mengulas peran apa saja untuk menjadi katalisator publik, Penulis mencoba merangkum beberapa pemahaman dari berbagai analisis yang diulas dalam beberapa terbitan jurnal belakangan ini. Humas LAPAN dalam mewujudkan peran sebagai katalisator publik pada generasi milenial dilakukan melalui beberapa aspek pendekatan atau strategi humas yaitu: 1. Strategi operasional (melalui pendekatan kemasyarakatan (sociology approach), Humas LAPAN mendengar keluhan, asporasi masyarakat, dan menindaklanjuti keluhan dan aspirasi tersebut yang dimuat di berbagai media massa dan media sosial; 2. Pendekatan persuasif dan

edukatif (menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi LAPAN kepada publik yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi, dan sebagainya); 3. Pendekatan tanggung jawab sosial

(menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan yang hendak dicapai bukan untuk mengambil keuntungan sepihak namun untuk memperoleh keuntungan bersama); 4. Pendekatan kerja sama (membina hubungan yang harmonis dengan berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) untuk meningkatkan kerja sama. Hal ini dilakukan untuk menjalin hubungan baik dan memperoleh opini publik serta perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual understanding); 5. Pendekatan koordinatif dan integratif

(berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan, ketahanan nasional dan kemajuan negara di bidang teknologi yaitu penerbangan & antariksa nasional).

Peran taktis dan strategi Humas LAPAN menyangkut beberapa hal sebagai berikut : A) Secara taktis dalam jangka pendek, humas LAPAN berupaya memberikan pesan-pesan atau informasi yang efektif kepada masyarakat sebagai khalayak sasarannya. Kemampuan untuk melaksanakan

komunikasi yang efektif, memotivasi dan memiliki pengaruh terhadap opini publik sebagai upaya “menyamakan persepsi” dengan tujuan LAPAN. B) Secara strategis (jangka panjang), humas LAPAN berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan (decision making process), dalam

memberikan sumbang saran, gagasan, dan ide yang kreatif serta cemerlang untuk menyukseskan program kerja LAPAN, hingga mampu menunjang keberhasilan pembangunan nasional jangka panjang serta mendorong melalui kerja sama dan mendapat dukungan masyarakat.

Mencermati Pasal 28F UUD 1945 dalam UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Permenpan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan Instansi Pemerintah, humas LAPAN harus mampu membangun trust atau kepercayaan masyarakat melalui berbagai inisiatif

kehumasan.

Peran Humas LAPAN sangat

strategis untuk menjadi

katalisator pembangunan, serta

menjadi corong terdepan untuk

menjelaskan sasaran dan tujuan

pembangunan

(25)

24

Maka penting bahwa Open Government (OG) dilaksanakan melalui tiga pilar, yakni transparansi, kolaborasi, dan partisipasi. Maka Humas LAPAN harus bisa mengelola informasi menjadi data, kemudian

mentransformasi data menjadi sound bite. Perlunya disediakan payung hukum dalam melaksanakan tugas memberikan informasi. Selain itu, perlu disediakan platform bersama dalam menyusun kerja sama kehumasan sehingga prinsip keterbukaan informasi akan menjadi bagian dari koordinasi. Kemudian, perlu meningkatkan profesionalisme dan sumber daya dalam konteks menghadapi perkembangan, khususnya teknologi informasi.

Komunikasi secara efektif dilakukan untuk menarik perhatian publik serta tujuan penting lainnya. Secara otomatis, fungsinya termasuk fungsi manajemen untuk mencapai tujuan sentral LAPAN yaitu mewakili publik pada manajemen dan manajemen pada publik sehingga tercipta arus komunikasi dua arah. Tentu saja Humas LAPAN harus dibekali keterampilan dalam menguasai aspek dan teknis komunikasi seperti: Source (individu atau pejabat yang berinisiatif sebagai sumber informasi untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kepada publik); Message (suatu gagasan, dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan, atau

ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya); Channel (berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak); Effect (suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan kepada publik.

Algoritma filter buble mengkondisikan pengguna mendapat informasi sesuai dengan riwayat penggunaannya, secara perlahan tapi pasti informasi yang dipasok disesuaikan dengan dengan preferensi yang dikehendaki, sedangkan yang tidak sesuai akan tersortir secara otomatis.

Eksternalitas dari algoritma yang tidak dibayangkan adalah masyarakat yang akan hanya mendapat informasi bersifat banal dan parsial. Dampaknya adalah penguatan identitas dan polarisari masyarakat yang semakin tajam dan berpotensi memantik konflik yang berkepanjangan. Di sinilah peran aktif Humas LAPAN menjadi sangat strategis sebagai faktor ”penyeimbang” guna membangun optimisme masyarakat sekaligus sebagai katalisator literasi digital pada generasi milenial.

Generasi milenial yang setiap harinya berinteraksi lewat media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi Humas LAPAN. Seperti Millenial generation atau generasi Y, yang akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir.

Penggolongan generasi milenial terbentuk bagi mereka yang lahir pada sekitar tahun 1980 hingga 1999. Generasi ini, dinilai lebih kritis dan terbuka dalam mengungkapkan pendapat.

(26)

Komunikasi interaktif dengan generasi milenial atau stakeholder yang membutuhkan kecepatan informasi dilakukan dalam ranah dunia maya. Generasi milenial mampu melihat gaya unggahan yang konsisten dan apa adanya di medsos. Tiga peran generasi milenial, yaitu sebagai agent of change, innovator, dan promoter bangsa. Mengingat ide yang selalu segar, pemikiran yang kreatif dan inovatif, diyakini mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ke arah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan. Generasi milenial banyak menggunakan teknologi komunikasi instan, seperti: surel, SMS, dan media sosial ( Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Spotify, dll), sebab generasi ini tumbuh pada era internet booming. Mereka sangat mahir dalam teknologi dan insfrastruktur yang ada serta memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan dibandingkan generasi sebelumnya. Namun Humas LAPAN harus bijak menggunakan media sosial. Konten yang dikemas harus bisa menyesuaikan gaya dan bahasa sasaran khalayak, agar generasinya mampu menyerap informasi tersebut dan menyampaikannya ke generasi berikutnya (Z).

Dengan bertransformasi dan berevolusi, perkembangan teknologi mudah dikuasai, sehingga bisa dijadikan alat untuk membangun reputasi LAPAN yang baik serta dan pencitraan positif LAPAN.

Lalu media massa di Indonesia berkembang pesat, terutama media-media massa berbasis digital. Sebagai humas yang merepresentasikan LAPAN, harus bisa memanfaatkan berbagai saluran komunikasi tersebut secara efektif.

Humas LAPAN juga bisa memberikan masukan mengenai kebijakan serta program yang akan dicapai. Semoga ke depan inovasi dan peran, serta masukan Humas bisa menjadi acuan untuk mengambil suatu kebijakan demi LAPAN yang unggul dan mandiri, berinovasi - berkolaborasi.

Maka Humas LAPAN harus bisa

mengelola informasi menjadi

data, kemudian mentransformasi

data menjadi sound bite.

(27)

26

MEREDUKSI GAP KEBUTUHAN PENDANAAN LAPAN

2020-2024

Oleh Brian Pratistha

Pagi itu, di hari Jumat tanggal 9 Oktober 2020 adalah hari yang sangat positif buat LAPAN. Tercatat ada tiga Unit Kerja Eselon II berkumpul, berfikir, dan saling melempar serangkaian ide positif tentang semangat kolaborasi dalam melakukan kajian untuk memperkuat dan memperdalam pelaksanaan program dan kegiatan, yakni Pussispan, Pusat KKPA, dan Biro Renkeu. Isu adanya gap kebutuhan pendanaan LAPAN menjadi fakta bahasan utama. Betul, bukan perkara mudah memang, sebut saja berdasarkan hasil perhitungan detail kebutuhan

program dan kegiatan LAPAN dalam upaya mendukung pemenuhan target indikator bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tercatat pada angka 10.871,3 Milyar. Sebuah angka yang spektakuler di tengah fakta bahwa pagu indikatif pada lampiran 3 RPJMN 2020-2024 hanya mampu mendanai sebesar 3.959,5 Milyar. Hal tersebut, di atas kertas tentunya memunculkan fakta berikutnya, yakni adanya gap pendanaan hingga lebih dari 6.900 Milyar. Lantas, seperti apa gagasannya?

Menyikapi kebutuhan pendanaan sebesar itu tentu bukan perkara mudah, namun juga bukan perkara sulit. Mengapa bukan perkara sulit? Keseluruhan program dan kegiatan strategis LAPAN telah tercantum pada dokumen perencanaan nasional, semisal Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040. Payung hukum yang besar dan kompleks juga ditopang oleh sejumlah regulasi setara atau turunannya baik pada level Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJM Nasional Tahun 2020-2024 hingga Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Prioritas Riset Nasional Tahun 2020-2024. Hal ini jelas saja sangat positif yang mengindikasikan bahwa program dan kegiatan keantariksaan yang akan dilakukan LAPAN sepanjang periode 2020-2024 telah memiliki dasar hukum yang sangat kuat. Selanjutnya, pada dokumen Peraturan

LAPAN Nomor 8 Tahun 2020 tentang Renstra LAPAN Tahun 2020-2024 juga mengklaim adanya dukungan terhadap upaya Indonesia dalam meningkatkan skor Global Innovation Index.

Postur 2020 dan yang Terjadi di 2021 ?

Terdapat fakta menarik untuk tahun 2020 di mana biaya litbang LAPAN hanya diongkosi sebesar Rp. 682 Milyar atau hanya 6,27% dari total kebutuhan ideal di periode kerja 2020-2024. Hal ini dampak dari kebijakan relokasi anggaran negara untuk penanggulangan Covid-19. Tentu ini faktor yang terjadi di seluruh Kementerian/Lembaga (kecuali K/L yang terlibat langsung dalam penanganan Covid-19). LAPAN sendiri sebenarnya sempat mengusulkan di awal Februari 2019, kebutuhan hingga 1.700 Milyar untuk litbang di 2020. Namun karena pertimbangan kondisi keuangan negara, hal tersebut menjadi tidak terlaksana, akibatnya beberapa kegiatan prioritas mengalami luncuran ke periode berikutnya. Bagaimana dengan 2021? Pasca rilis Surat Bersama Pagu Alokasi 2021 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN, LAPAN memperoleh alokasi sebesar 840,3 Milyar dari pengajuan awal yang direkap oleh Biro Perencanaan dan Keuangan sempat menyentuh angka 2.000 Milyar pada medio Februari 2020.

(28)

Adapun catatan khusus lainnya di 2021 bahwa yang teralokasi untuk mendukung Prioritas Nasional (PN) adalah sebesar 490,2 Milyar. Bila dijumlahkan keseluruhan anggaran termasuk PN dengan total

anggaran 2020, maka baru memenuhi sebesar 14% dari kebutuhan ideal hingga 2024.

Pada tahun 2021, berdasarkan rilis resmi yang disampaikan oleh Kementerian PPN, terdapat 7 PN di antaranya: Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas (PN 1), Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan (PN 2),

Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing (PN 3), Membangun kebudayaan dan karakter

bangsa (PN 4), Memperkuat infrasruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar (PN 5), Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim (PN 6), dan Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik (PN 7). Untuk mendanai 7 PN tersebut, di tahun 2021 negara mengalokasikan sebesar 567.850,8 Milyar. Khusus, pada PN 3 dan PN 6 di mana LAPAN terlibat di dalamnya, negara mengalokasikan 257.316,8 Milyar dalam rangka mendukung keseluruhan target pada PN 3 dan 10.468,2 Milyar pada PN 6. Sebagai catatan, Prioritas Nasional 3 yang didukung dengan pendanaannya merupakan yang terbesar di antara 7 PN.

Kita Mulai Dari Mana untuk Tahun Anggaran 2022?

Selalu ada yang bertanya, dengan hegemoni dasar hukum sebagaimana dijelaskan di awal tulisan ini, mengapa anggaran litbang di LAPAN selalu naik perlahan bahkan terkadang turun curam akibat kebijakan penghematan? Hal inilah yang menarik, bahwa perlunya kita mulai dari pola pikir. Yang pertama dan yang paling utama adalah perlunya alternatif pendanaan. Rupiah Murni (RM) tidak boleh menjadi jagoan tunggal untuk menggenjot pembiayaan litbangnya. Hal ini pernah dan selalu disampaikan oleh mitra LAPAN di Kementerian Keuangan maupun Kementerian Perencanaaan Pembangunan Nasional (PPN). Seperti halnya di tahun 2020, LAPAN sudah mulai membuka opsi pendanaan melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), setelah sebelumnya ada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang aktif kembali sejak 2019. Tentunya, menyikapi poin utama di paragraf sebelumnya kita bisa mulai dari penguatan kajian non teknis, baik dari sisi ekonomi, sosial, lingkungan, maupun keilmuan lainnya. Jelas bahwa, pendekatan multidisiplin perlu sekali lagi dan terus menerus diaktifkan. Mengingat media komunikasi yang paling efektif dalam menjelaskan program dan

kegiatan LAPAN kepada provider dana adalah melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka akan cukup menarik kalau konten pada dokumen tersebut ada kajian primer yang bisa memastikan kebermanfaatan secara berkesinambungan program dan kegiatan LAPAN. Sifat kajian tersebut diharapkan bisa berdiri berdampingan dan sama gagahnya melawan paradigma yang masih mengekang kita bahwa riset yang menghasilkan produk inovasi adalah cost center dan tidak

berorientasi profit.

Diplomasi melalui KAK bukanlah solusi tunggal, solusi lainnya juga perlu untuk menyampaikan framing kepada publik

melalui gagasan pada media masa nasional. LAPAN perlu menyiapkan tim khusus

soal ini, publik perlu diedukasi bahwa di tengah situasi pandemik saat ini teknologi keantariksaan adalah pemikiran utama yang dapat berlanjut kepada tindakan awal. Sebut saja penggantian sejumlah mekanisme kerja dan belajar selama masa pandemi yang kini berbasis media dalam jaringan, hal tersebut akan sulit hadir tanpa manifestasi operasional dari salah satu fungsi teknologi keantariksaan, yakni satelit.

(29)

28

Catatan Kaki

Setidaknya ada 8 alternatif pendanaan mulai dari Insinas, PPTI, PUI, PHLN, Hibah, KPBU, SBSN, dan yang terakhir adalah LPDP. Untuk yang terakhir ini, LAPAN sudah berhasil membuka ruang dengan klausul aktif kontribusi pendanaan hingga menyentuh 39,8 Milyar untuk pendanaan hingga medio 2021. Kemudian Insinas dan SBSN juga menjadi alternatif lainnya bagi solusi penutup gap pendanaan. Tercatat Insinas berada pada nilai 0,42 Milyar di 2020, 125 Milyar untuk SBSN di 2020, 90 Milyar untuk SBSN di 2021, potensi 60 Milyar untuk SBSN di 2022. Lantas bagaimana dengan jalur lainnya? Jalur lainnya harus digali. Isu utama di mana banyak satuan kerja LAPAN akan mengalami keterbatasan pendanaan kegiatan, maka klusterisasi pendanaan di luar Rupiah Murni perlu dilakukan.

Berdasarkan kajian awal, saya mencoba merumuskan kluster awal yang mungkin bisa digunakan. Untuk pendanaan yang berasal dari Insinas maupun PPTI sepertinya lebih condong untuk menutup kebutuhan kegiatan litbang pada 7 Pusat Teknis dan Balai/ Stasiun Bumi. Kemudian, KPBU ataupun PHLN bisa diarahkan untuk menutup

kebutuhan pembangunan Bandar Antariksa yang diestimasikan akan menelan biaya 5.300 Milyar. Tentunya pendanaan Bandar Antariksa tersebut mesti menunggu kajian

FS dan Amdal yang rencananya baru akan selesai di 2021. Selanjutnya, terkait Hibah, opsi ini banyak di sounding oleh Direktorat Pendanaan Bilateral Kementerian PPN dengan mitra utamanya, JICA dari Jepang. Pada 2020 yang lalu pendanaan ini dibatasi dengan deadline pengiriman proposal paling lambat di bulan Agustus. Karakter JICA yang lebih senang dengan riset yang mengarah pada tema sumber daya alam dan lingkungan, maka satuan kerja di lingkup Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer serta Deputi Penginderaan Jauh dengan karakter sebagian risetnya dapat memanfaatkan momen ini. Kemudian, untuk PUI juga bisa diharapkan menjadi lumbung pendanaan, setidaknya hal ini yang mesti coba dilakukan oleh Pussispan maupun Pusat KKPA

sebagai unit kerja rintisan PUI LAPAN selanjutnya untuk menutup kebutuhan pendanaan kajian di unit kerja tersebut. Selanjutnya, SBSN di penganggaran 2022 juga diharapkan bisa menutup kebutuhan pembangunan infrastruktur bernilai ekonomi tinggi di LAPAN. Yang terakhir adalah

LPDP, setelah sukses menjadi penyokong di pendanaan 2020 dan 2021, idealnya unit kerja LAPAN penerima mandatori PRN bisa memanfaatkan momentum ini untuk periode 2022 dan seterusnya.

(30)

Strategi Humas LAPAN dalam

Menghadapi Society 5.0

Oleh Panataran Sitinjak

Society 5.0 (Masyarakat 5.0) adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan

berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang. Konsep ini hadir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet of Thing, big data, artificial intelligence, robot, dan berbagai mesin canggih. Karena berbagai kemampuan inilah masyarakat 5.0 juga disebut sebagai Smart Society atau masyarakat yang cerdas. Dari berbagai jurnal yang penulis baca, dapat diringkas pemahamannya, bahwa melalui Masyarakat 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Pada Era Revolusi 4.0, humas LAPAN dituntut akan konten-konten yang menarik dan shareable. Humas LAPAN akan terus meningkatkan engagement komunikasi publik melalui aktivitas-aktivitas yang menarik dengan mengedepankan interaksi, seperti infografis, videografis, pelaksanaan webinar di mana publik bisa langsung bertanya kepada narasumber, pelaksaan kompetisi untuk publik yang berhadiah menarik, serta program #tanyalapan yaitu program menjawab pertanyaan-pertanyaan awam dari masyarakat yang ingin tahu

seputar ilmu penerbangan dan keantariksaan serta produk litbang LAPAN.

Demikian pula di situs web, LAPAN menyediakan informasi update mengenai kegiatan-kegiatan yang sedang dijalankan oleh LAPAN, seperti info seminar, LAPAN dalam media, pengumuman (kepegawaian, siaran pers, lelang), profil LAPAN, produk litbang, E-PPID untuk meningkatkan pelayanan permohonan informasi (baik informasi setiap saat, berkala, atau serta merta), media yang berisi galeri foto & video, berita terkini LAPAN, kompetensi utama LAPAN,serta berbagai layanan satu LAPAN.

(31)

30

Lalu bagaimana persiapan Humas LAPAN dalam menghadapi Society 5.0 yang akan datang nanti?

Era Society 5.0 akan menjadi tantangan tersendiri bagi Humas LAPAN. Karena sistem Society 5.0 berbasis pada teknologi, berpusat pada manusia (human-centered society) dan meliputi beragam aplikasi pintar (smart aplications) dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dan efektivitas kerja bagi penggunanya. Harapannya, masyarakat lebih produktif, aman, inklusif, dan ramah lingkungan. Namun bukan berarti tidak berdampak negatif.

Perpaduan beragam teknologi ini memungkinkan terjadinya pergolakan sosial dan ekonomi yang besar.

Dalam persiapan menghadapi Society 5.0 yang akan datang, Humas LAPAN harus terus meningkatkan kinerja sesuai dengan kebutuhan dengan memanfaatkannya secara optimal. Perannya berguna untuk mendorong pemanfaatan produk litbang LAPAN kepada pengguna, yaitu produk litbang dan layanan berkualitas, akurat, cepat, dan tepat, serta berorientasi pada pengguna. Value proposition tersebut diberikan kepada pengguna layanan melalui 2 channels, yaitu above the line dan below the line. Pada channels “above the line” value proposition LAPAN diberikan melalui website LAPAN, media sosial, dan e-layanan, sedangkan pada channel “below the line” value proposition LAPAN diberikan kepada pengguna layanan melalui sosialisasi, diseminasi, bimbingan teknis, pameran, event, seminar, meeting, dan open house.

Dengan memanfaatkan berbagai perangkat, humas LAPAN melakukan penyebaran rilis ke berbagai media, memanfaatkan perangkat untuk mengidentifikasi buzzer, influencer, serta pengelolaan data pihak-pihak berkepentingan. Selain itu, pengelolaan platforms untuk konten digital, audio, dan video serta pengelolaan data analitics yang dapat dilakukan dengan

teknologi artificial intelligence.

LAPAN bisa melakukan analisis konten yang dilakukan dengan cara memonitor media sosial yang disebut dengan media content analysis. Analisispaling dasar adalah mengategorikan informasi baik itu berdampak positif/ netral/ negatif. Hal tersebut merupakan hasil sentimen dalam melakukan media monitoring. Setelah membagi ke dalam sentimen positif, negatif atau netral barulah dibagi ke dalam kategori sesuai dengan hasil yang akan dianalisis. Humas LAPAN harus menggunakan artificial intelligence untuk data terstruktur yang berfungsi untuk merangkum, membuat konten, mengurasi konten, mengidentifikasi tren hingga menghasilkan laporan dan informasi yang komprehensif. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengambilan keputusan di LAPAN.

(32)

Sedang untuk analisis jenis atau variasi data yang tidak terstruktur, contohnya menjawab permohonon layanan informasi publik oleh PPID LAPAN dengan chatbot yang bisa menjawab secara auto reply dan langsung sehingga publik tidak perlu menunggu lama. Bisa saja dengan memiliki kemampuan menyaring data lalu memproses sejumlah informasi yang banyak dan memberikan pelayanan komunikasi secara langsung melalui berbagai platform.

Berdasarkan Rencana Strategis LAPAN Tahun 2020-2024, layanan publik yang cocok dikembangkan dengan teknologi di society 5.0 yaitu: E-Permintaan (1. Informasi sains antariksa untuk keperluan: navigasi, komunikasi radio, benda jatuh antariksa, fenomena antariksa, astronomi, dan astrofisika; 2. Informasi sains dan teknologi atmosfer yang bermanfaat untuk keselamatan transportasi penerbangan, ketahanan pangan, perubahan iklim, serta parameter atmosfer dan prediksinya; 3. Informasi satelit LAPAN untuk keperluan: citra, AIS, voice repeater (VR), magneto meter, dan APRS; 4. Data dan informasi penginderaan jauh; 5. Informasi pengelolaan Reformasi Birokrasi LAPAN, meliputi:

informasi publik terkait perencanaan kinerja, pengelolaan anggaran, dan evaluasi

kinerja); LAPAN Space Education (1.

Seminar/workshop terkait sains antariksa dan atmosfer; 2. Edukasi penerbangan dan antariksa untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum; 3. LAPAN TV,

channel Youtube “LAPAN RI” dengan konten edukasi terkait antariksa; 4. E-learning portal education; dan 5. Space mobile game yang tersedia untuk iOS dan Android); Fasilitas Berbayar (1. Laboratorium kimia; 2. Laboratorium penerbangan: laboratorium wind tunnel subsonic, laboratorium

vibrasi, laboratorium thermal vacuum chamber, laboratorium universal testing machine (UTM), laboratorium DO-160 (untuk pengujian komponen pesawat); 3. Laboratorium satelit: laboratorium vibrasi, laboratorium thermal vacuum chamber, anechoic chamber (EMC, RF), laboratorium AIT kelas 100.000; 4. Stasiun bumi TTC (Telemetry Tracking & Command); 5.

Laboratorium roket: laboratorium radiografi, laboratorium karakteristik material,

laboratorium universal testing machine (UTM)/uji tarik, laboratorium proses propelan (curing); dan 6. Laboratorium penginderaan jauh); Pesawat berawak dan pesawat tanpa awak (Untuk keperluan foto udara, juga sebagai backup jika suatu lokasi tak terdeteksi oleh satelit karena ditutupi awan); dan Teknologi Roket (Desain dan manufaktur roket).

Nah, teknologi di era society 5.0 ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan otomatisasi tugas dan pekerjaan Humas LAPAN dalam pembuatan konten dan penyebaran melalui media sosial. Dengan menambah kualitas konten maupun informasi dikelola lebih profesional maka LAPAN akan mendapat perhatian serta terkoneksi dengan audiens.

(33)

32

Masa Pandemi

Covid-19 Tak Lunturkan

Semangat Arsiparis

LAPAN

Wariskan Memori

Kolektif ke Generasi

Penerus

Oleh Haryati

Wabah Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh belahan dunia berdampak pada kebijakan Pemerintah. LAPAN mengeluarkan kebijakan melalui Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang tindak lanjut upaya penanganan penyebaran Covid-19 di lingkungan LAPAN. Lalu ada juga Surat Edaran Menpan RB Nomor 62 Tahun 2020 tentang penyelamatan arsip penanganan covid 19, yang merupakan bukti akuntabilitas kinerja dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta menjaga ketersediaan arsip untuk generasi

mendatang.

Sistem bekerja dengan konsep Work From Home (WFH) ditengah pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi Arsiparis, karena berkaitan dengan kesiapan untuk mengimplementasikan ilmu kearsipan dalam memberikan pelayanan administrasi.

Penyelenggaraan kearsipan yang dilaksanakan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), bisa menjadi panduan bagi arsiparis di kementerian/lembaga untuk melaksanakan tahapan penyelamatan arsip penanganan Covid-19. Peran arsip dalam reformasi birokrasi adalah membangun sebuah dokumen dan pelaksanaan kegiatannya, membangun dokumentasi informasi perencanaan, serta mekanisme pelaporan. Peran tersebut termasuk dalam

konteks penilaian kinerja dan penilaian reformasi birokrasi.

Dalam pandemi covid 19 seperti sekarang ini Peran Seorang Arsiparis sangatlah penting, sudah banyak keputusan penting yang telah diputuskan oleh pemerintah, banyak arsip dan aktivitas yang telah dilakukan, dan semua itu harus didokumentasikan. Arsiparis punya peran dalam mengubah mindset ancaman Covid-19 menjadi peluang untuk dukungan yang lebih besar terhadap warisan dokumenter. Pada kenyataannya, kewajiban untuk mendokumentasikan tidak berhenti dalam krisis, ini bahkan menjadi lebih penting. Keberadaan praktik dokumentasi yang tepat tidak hanya akan memungkinkan kelangsungan bisnis, penelitian, dan inovasi, tetapi juga akan memastikan bukti bagaimana krisis dikelola tersedia untuk generasi yang akan datang. Arsip terkait Pandemi Covid-19 termasuk arsip terjaga. Yakni arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya. Arsip terjaga meliputi arsip kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian internasional, kontrak karya, dan masalah-masalah pemerintahan yang strategis.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem basis data adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk

Berdasarkan hasil-hasil di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasil- an sambungan mete cukup baik (>80%) diperoleh dengan perendam- an entres dalam larutan sukrosa 0,2%

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan matematika mahasiswa calon guru asal Papua adalah situasi pembelajaran di kelas

Uji coba terbatas dilakukan di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, prodi Pendidikan Tata Niaga (PTTN) A sebanyak satu kali. Adapun perangkat model pembelajaran

Taspen Bogor setuju jika pola komunikasi diagonal diterapkan pada karyawannya dalam melakukan komunikasi yang melibatkan dua tingkat (level) organisasi yang berbeda,

Politik luar negeri pun mulai dibangun kembali dari awal, tujuan utama politik luar negeri Indonesia yang awalnya hanya fokus pada pembangunan dan perbaikan ekonomi serta

Matriks Rencana Terpadu dan Program Investrasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya (RPI2JM Bidang CK) Kabupaten Belitung Timurc. kapitulasi dari