• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PENGANGKUTAN PETI KEMAS JAKARTA SURABAYA ANTARA JALUR DARAT DAN JALUR LAUT DENGAN KAPAL RO-RO. Eko Dafiyani.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PENGANGKUTAN PETI KEMAS JAKARTA SURABAYA ANTARA JALUR DARAT DAN JALUR LAUT DENGAN KAPAL RO-RO. Eko Dafiyani."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PENGANGKUTAN PETI KEMAS

JAKARTA – SURABAYA ANTARA JALUR DARAT DAN JALUR LAUT

DENGAN KAPAL RO-RO

Eko Dafiyani

Sunaryo

Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia

E-mail: eko.dafiyani_ftp@yahoo.co.id

Abstrak

Kebutuhan manusia semakin hari semakin banyak dan intensitas permintaannya pun terus meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat ini, maka dunia industri dan perdagangan juga harus meningkatkan kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini juga berdampak pada transportasi yang meningkat. Salah satu contohnya adalah pengiriman barang dengan bantuan container dengan menggunakan truk trailer. Rute Jakarta – Surabaya menjadi rute yang cukup padat dan jalur Pantura manjadi jalur utama dalam rute ini. Dengan semakin banyak truk trailer yang melewati rute ini maka beban yang diterima jalur Pantura akan semakin banyak pula dan berefek pada umur jalan yang tidak bertahan lama. Disisi lain, ada jalur laut sepanjang jalur Pantura yang tidak digunakan. Atas dasar itu pula, penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah jalur laut ( perjalanan menggunakan kapal RO-RO ) akan lebih menguntungkan ( salah satunya dalam segi biaya ) dari pada jalur darat yang telah digunakan sebelumnya.

ABSTRACT

Human needs daily increasing and intensity of demand continues to increase. In order to meet these increasing demands, the industry and trades also must improve their ability to meet those needs. This also resulted in increased transportation. One example is the delivery of goods with the help of the container by using a truck trailer. Route Jakarta – Surabaya become route with

(2)

high enough intensity and Pantura line become main line in this route. With more and more truck trailers that pass through this route then the load Pantura received will be the more and have an effect on the life of the roads that do not last long. On the other hand, there is the sea route along the Pantura line are not used. On the basis of that, the study was conducted to determine whether the sea lanes ( trip using RO-RO vessel ) would be more beneficial ( one of them in term of cost ) of the landline that has been used previously.

Key words:

container, trade, cost

Latar Belakang

Sekarang ini, dunia perdagangan di Indonesia sedang mengalami peningkatan dan perkembangan yang cukup pesat. Karena peningkatan ini pula maka diperlukan sarana transportasi yang memadai dan mampu untuk mengalirkan kebutuhan ini. Sarana transportasi tersebut berupa truk di jalur darat, kapal di jalur laut dan pesawat di jalur udara.

Daerah yang memilki siklus aliran peradagangan yang padat salah satunya di Pulau Jawa, contohnya jalur Jakarta - Surabaya. Seperti yang diketahui, jalur ini hampir bisa dipastikan menggunakan jalur darat sebagai sarana transportasi utama untuk pengiriman barang. Dan jalur yang biasa dilewati adalah jalur Pantura. Beban yang yang harus ditanggung oleh jalan menjadi sangat besar karena harus dilewati truk – truk dengan muatan basar, yang mengakibatkan jalan menjadi cepat rusak dan harus terus diperbaiki. Sedangkan jalur laut masih belum terlalu digunakan dengan maksimal, padahal memiliki potensi yang cukup besar.

Dalam hal ini, banyak pelaku industri yang mendistribusikan barang hasil industri mereka menggunakan jasa angkutan truk kontainer. Di Indonesia sendiri, container dikenal dengan sebutan peti kemas yang terbuat dari bahan logam dengan berbagai ukuran dan tipe. Peti kemas dapat dikatakan sebagai the moving gedown , yaitu gudang mini yang dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai akibat adanya pengangkutan.

Oleh karena itu, bagaimana jika pengiriman barang yang menggunkan jalur darat sedikit demi sedikit dialihkan menuju jalur laut. Hal ini tentu akan meningkatkan produkvititas di jalur

(3)

laut dan mengurangi beban jalan yang dilalui oleh truk sehingga jalan menjadi lebih awet dan tidak perlu diperbaiki dalam waktu yang singkat.

Dalam hal ini, transportasi laut yang digunakan adalah kapal RO-RO yang mampu mengangkut truk dan melayani rute Jakarta – Surabaya sebagai pengganti jalan raya Pantura. Kapal RO-RO digunakan karena truk trailer pengangkut peti kemas dapat masuk ke dalam kapal, sehingga memungkinkan pengiriman secara door to door, yakni barang dari penjual dapat langsung dikirim ke pembeli tanpa melalui pelabuhan barang.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perumusan masalah yang diangkat dari penelitian ini adalah bagaimana analisis perbandingan biaya pengangkutan peti kemas Jakarta – Surabaya antara jalur darat dan jalur laut dengan kapal RO-RO.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan biaya pengangkutan peti kemas dengan truk peti kemas antara Jakarta – Surabaya melalui jalur darat dan jalur laut dengan menggunakan kapal RO-RO.

Tinjauan Teoritis

Perhitungan Tarif Dasar

Dalam menentukan tarif dasar pengangkutan, pada penelitian ini digunakan aturan / dasar berupa “KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 58 TAHUN 2003”. Berikut adalah rinciannya :

A. BIAYA LANGSUNG 1. Biaya tetap

a. Biaya penyusutan kapal

(4)

a. Nilai residu 5 % dari harga kapal

b. Masa penyusutan 25 tahun untuk kapal baru dan 20 tahun untuk kapal bekas

b. Biaya Bunga Modal

Rumus=( !!!! x (65% x harga kapal) x tingkat bunga/tahun)/N

a. N = Jangka waktu pinjaman adalah 10 tahun b. Modal pinjaman dihitung 65% dari harga kapal

c. Biaya Asuransi Kapal

Premi per tahun = 1,5 % harga kapal

d. Biaya Kru Kapal Terdiri dari : 1. Gaji Upah

Gaji rata-rata/orang/bulan x Jumlah ABK x 12 bulan 2. Tunjangan

- Uang makan/orang/hari x jumlah hari x jumlah ABK x 12 bulan - Premi layar/orang/hari x jumlah hari x jumlah ABK x 11 bulan - Tunjangan kesehatan/orang/bulan x jumlah ABK x 12 bulan - Pakaian dinas 2 stel /orang/tahun

- JAMSOSTEK 5 % dari gaji

- Tunjangan hari raya diberikan 1 bulan gaji

2. Biaya Tidak Tetap

a. Biaya BBM ( mesin induk dan mesin bantu ) 1. Mesin Induk

(5)

Jumlah mesin x daya mesin/unit x pemakaian BBM/PK/jam x jumlah jam layar/trip x jumlah trip/hari x hari operasi/tahun x harga BBM/liter

Penjelasan :

a. Pemakaian BBM/PK/jam = 0,13 liter

b. Hari operasional kapal/tahun = 11 bulan / 330 hari ( 1 bulan untuk docking tahunan )

c. Jam kerja mesin dihitung berdasarkan lama pelayaran per trip

d. Jumlah trip per hari dihitung menurut banyaknya frekuensi pelayaran per hari

2. Mesin Bantu

Jumlah mesin x daya mesin/unit x pemakaian BBM/PK./jam x jumlah jam kerja mesin/hari x hari operasi/tahun x harga BBM/liter

Penjelasan :

a. Pemakaian BBM/PK/jam = 0,13 liter

b. Jumlah mesin bantu sebanyak 2 buah ( ditambah 1 sebagai cadangan ) c. Jam kerja mesin per unit = 12 jam

d. Hari operasional kapal/tahun = 11 bulan / 330 hari

b. Biaya Pelumas ( mesin induk dan mesin bantu ) dan gemuk 1. Mesin Induk

Jumlah mesin x daya mesin/unit x pemakaian Pelumas/PK/jam x jumlah jam layar/trip x jumlah trip/hari x hari operasi/tahun x harga pelumas/liter Penjelasan :

(6)

b. Hari operasional kapal/tahun = 11 bulan / 330 hari ( 1 bulan untuk docking tahunan )

c. Jam kerja mesin dihitung berdasarkan lama pelayaran per trip

d. Jumlah trip per hari dihitung menurut banyaknya frekuensi pelayaran per hari

2. Mesin Bantu

Jumlah mesin x daya mesin/unit x pemakaian pelumas/PK./jam x jumlah jam kerja mesin/hari x hari operasi/tahun x harga pelumas/liter

Penjelasan :

a. Pemakaian pelumas/PK/jam = 0,0033 liter

b. Jumlah mesin bantu sebanyak 2 buah ( ditambah 1 sebagai cadangan ) c. Jam kerja mesin per unit = 12 jam

d. hari operasional kapal/tahun = 11 bulan / 330 hari

c. Biaya Air Tawar (untuk kru kapal, penumpang dan cuci kapal) 1. Untuk kru kapal

Jumlah kru kapal x jumlah pemakaian air/orang/hari x hari operasional kapal/tahun xharga air tawar/liter

a. pemakaian air tawar/orang/hari = 200 liter (jumlah tersebut termasuk untuk cuci pakaian, mandi dan masak)

b. Jumlah hari kerja kru kapal/tahun = 330 hari

(7)

Kapasitas angkut penumpang x jumlah pemakaian air tawar/orang/trip x jumlah trip/hari x jumlah hari operasi/tahun x harga air tawar/liter

a. Jumlah pemakaian didasarkan pada jarak pelayaran, sekitar 30 liter

3. Untuk cuci kapal

Air tawar digunakan untuk cuci kapal hanya pada saat kapal docking, jadi pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan

d. Biaya Reapairs, Maintenance and Supplies 1. Pemeliharaan harian kapal

2. Pemeliharaan peralatan keselamatan kapal 3. Peralatan dan perlengkapan kapal

4. Biaya mobilisasi dan docking / pemeliharaan kapal

B. BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan operasional kapal, seperti biaya gaji pekerja di kantor cabang dan semua kebutuhan kantor cabang dalam 1 tahun.

C. TOTAL BIAYA OPERASI PER TAHUN

Total = BIAYA LANGSUNG (A) + BIAYA TIDAK LANGSUNG (B)

D. BIAYA PER SATUAN UNIT PRODUKSI PER MIL = !"#$%  !"#$#  !"#$%&'  !"#  !"!!"!"#$%  !"#$%&'(

Metodologi Penelitian

(8)

Penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri dengan menggunakan instrument penelitian berupa pedoman wawancara dan pedoman analisis data.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data Penelitian

Data yang telah didapatkan nantinya akan dilakukan proses editing yaitu memilih data yang diperlakukan dan membuang data yang tidak diperlakukan.

b. Analisis Data Penelitian

• Event Listing yaitu analisis data yang dilakukan berdasarkan urutan peristiwa – peristiwa yang terjadi.

• Casual Network, peristiwa – peristiwa yang terjadi dicari hubungan sebab akibatnya dalam rangka menentukan proporsi – proporsi yang dapat diangkat dari hubungan sebab akibat tersebut.

Analisis yang dilakukan berupa pengolahan data yang telah diperoleh dan dianalisis sesuai tujuan untuk menganalisis perbandingan biaya pengangkutan peti kemas Jakarta – Surabaya antara jalur darat dan jalur laut denga kapal RO-RO. Sehingga nantinya didapatkan hasil analisis berupa pengangkutan peti kemas yang paling efisien ditinjau dari segi biaya untuk rute Jakarta – Surabaya.

Metode Perbandingan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan yang paling efisien dari pengangkutan peti kemas dengan rute Jakarta – Surabaya. Metode perbandingan penelitian dengan membandingkan pengangkutan peti kemas melalui jalur darat dan jalur laut dengan menggunakan kapal RO-RO.

Pengangkutan Peti Kemas Melaui Jalur Darat

Pengangkutan peti kemas melalui jalur darat dilakukan dengan menggunakan alat transportasi berupa truck trailer yang mendistribusikan peti kemas melalui jalan darat antara Jakarta – Surabaya.

(9)

Pengangkutan Peti Kemas Melalui Jalur Laut

Pengangkutan peti kemas melalui jalur laut dilakukan dengan menggunakan alat transportasi berupa truk trailer yang mendistribusikan peti kemas dengan tujuan Jakarta – Surabaya. Namun truk tersebut tidak sepenuhnya melalui jalur darat, dimana truk trailer tersebut melewati jalur laut dengan menumpangi kapal RO-RO dari pelabuhan di Jakarta hingga pelabuhan di Surabaya kemudian diteruskan melalui jalur darat kembali.

Hasil Pengumpulan Data

Setelah melalui proses pengambilan data dengan metode yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperoleh data – data berupa :

a. Data yang berkaitan dengan pengangkutan peti kemas melalui jalur laut.

Dalam pengangkutan peti kemas melalui jalur laut, dijelaskan bahwa pengiriman peti kemas dilakukan dengan alat angkut truk trailer namun tidak sepenuhnya menggunkan jalur darat melainkan menggunakan kapal RO-RO dari pelabuhan yang ada di Jakarta hingga pelabuhan yang berada di Surabaya dan diteruskan kembali menggunakan jalur darat.

Diasumsikan, peti kemas yang akan didistribusikan berasal dari kawasan industri Cibitung, maka diperoleh :

Jarak antara kawasan industri Cibitung ke pelabuhan di Jakarta sekitar 41 km Dengan lamawaktu tempuh sekitar 2 jam.

Dan diasumsikan juga bahwa :

Jarak dari pelabuhan di Surabaya ke kawasan industri di Surabaya sekitar 20 km Dengan lama waktu tempuh sekitar 1 jam.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kapal RO-RO yang dioperasikan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry ( Persero ) bernama KMP. Port Link, dengan spesifikasi :

LOA : 129,63 m

Lpp : 123,64 m

(10)

H : 6,4 m

T : 5 m

GT : 12.619 GT

DWT : 2.206 DWT Kecepatan : 22 knots

b. Data yang berkaitan dengan pengangkutan peti kemas melalui jalur darat.

Untuk pengangkutan peti kemas melalui jalur darat, sudah banyak perusahaan ekspedisi yang menjalankannya, jadi penulis hanya mengambil sampel harga dari beberapa perusahaan tersebut. Trayek yang diambil : Jakarta – Surabaya

Jenis Peti Kemas : 20 kaki

Daftar Perusahaan dan Tarif yang dikenakan 1. GoGoEx Express Indonesia

Tarif = Rp. 9.000.000,00 2. CV. NADIN MANDIRI EXPRESS

Tarif = Rp. 9.000.000,00

Penentuan Tarif Dengan Menaiki Kapal RO-RO

Dalam perhitungan penentuan tarif ini, penulis menggunakan dasar perhitungan berupa “ KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 58 TAHUN 2003 “ yang penulis dapat dari PT. ASDP Indonesia Ferry ( Persero ).

Ada beberapa hal penting yang harus terus diperhatikan dalam perhitungan tarif ini berdasar pada keputusan menteri tersebut, antara lain :

1. Tarif dasar adalah besaran tarif yang dinyatakan dalam nilai rupiah per Satuan Unit Produksi ( SUP ) per mil.

(11)

2. Tarif jarak adalah tarif yang dinyatakan dalam rupiah per lintas penyeberangan per jenis muatan per satu kali jalan.

3. Tarif angkutan kendaraan beserta muatannya ditetapkan berdasarkan golongan kendaraan. 4. Golongan kendaraan ditetapkan berdasarkan ruang yang digunakan.

5. Tarif dasar dan tarif jarak untuk penumpang, kendaraan penunpang dan kendaraan barang beserta muatannya dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Tarif dasar dihitung debagai berikut :

1. Menghitung biaya pokok berdasarkan Satuan Unit Produksi ( SUP ) per mil dengan factor muat sebesar 60 %.

2. Satuan Unit Produksi diperoleh berdasarkan satuan luas ( m2 ) yang diperluakan 1 orang penumpang kelas ekonomi.

3. 1 Satuan Unit Produksi = 0,73 m2.

b. Tarif jarak dihitung berdasarkan tarif jarak pada setiap kelompok jarak dikalikan jarak lintas yang besangkutan.

6. Golongan kendaraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Golongan VII : kendaraan bermotor berupa Mobil barang ( truk tronton )/tangki, kereta penarik berikut gandengan serta kendaraan alat berat dengan panjang lebih dari 10 meter sampai dengan 12 meter dan sejenisnya.

7. Besaran SUP untu kendaraan golongan VII ( kendaraan beserta muatannya ) sebesar 66,03 SUP

Perhitungan Biaya Pokok

Berikut adalah Tabel 4.1 yang menunjukkan data operasional dari KMP. Port Link.

Tabel 1 Data Operasional KMP. Port Link

1 Jarak lintasan 440 mile

2 Tonage kapal penyeberangan 12.619 GT 3 Kecepatan operasional 22 knot

4 Motor induk

Ukuran mesin 4.080 PK

(12)

5 Motor bantu

Ukuran mesin 884 PK

Jumlah mesin 3 unit

6 Ratio pemakaian BBM 0,13 liter/PK/jam 7 Ratio pemakaian pelumas 0,0033 liter/PK/jam 8 Ratio pemakaian air tawar

a. untuk awak kapal 200 liter/orang/hari b. untuk penumpang 30 liter/orang/trip c. cuci geladak 50 liter/GT/tahun

9 Jumlah awak kapal 20 orang

10 Jumlah pegawai darat 20 orang

11 Kapasitas angkut

Penumpang 200 orang 200 SUP

Kendaraan 100 unit 6603 SUP

Jumlah 6803 SUP

Load Factor 60% 4081.8 SUP

12 Hari operasi 330 hari

13 a. frekuensi rata-rata per hari 1 trip b. frekuensi rata-rata per tahun 330 trip 14 a. produksi mile per hari 4.081,8 SUP b. produksi mile per tahun 1.346.994 SUP Sumber : Data Olahan Peneliti, 2014

A .BIAYA LANGSUNG 1. Biaya tetap

a. Biaya penyusutan kapal

Harga kapal Rp. 100.000.000.000,00 Residu ( 5 % harga kapal ) Rp. 5.000.000.000,00 Masa penyusutan 20 tahun ( kapal bekas ) Rumus = !!"#!  !"#"$!!"#$%&!"#"  !"#$%&%'(#

= Rp. 4.750.000.000,00

b. Biaya Bunga Modal

Rumus=( !"!!! x (65% x Rp.100.000.000.000,00) x 0,12)/10 Sebesar = Rp. 4.290.000.000,00

(13)

c. Biaya Asuransi Kapal

Premi per tahun = 1,5 % harga kapal = Rp. 1.500.000.000,00

d. Biaya Kru Kapal

Terdiri dari : gaji upah/bulan dalam setahun dan tunjangan untuk 20 orang kru kapal

- Gaji rata-rata/orang/bulan x jumlah ABK x 12 bulan

- Uang makan/orang/hari x jumlah hari x jumlah ABK x 12 bulan - Premi layar/orang/hari x jumlah hari x jumlah ABK x 11 bulan - Tunjangan kesehatan/orang/bulan x jumlah ABK x 12 bulan - Pakaian dinas 2 stel /orang/tahun

- JAMSOSTEK 5 % dari gaji

- Tunjangan hari raya diberikan 1 bulan gaji Total = Rp. 2.531.5000.000,00

2. Biaya Tidak Tetap

a. Biaya BBM ( mesin induk dan mesin bantu ) Mesin Induk

2 x 4080 BHP x 0,13 liter/PK/jam x 20 jam x 1 trip/hari x 330 hari /tahun x Rp.11.000,00/liter

= Rp.77.014.080.000,00

Mesin Bantu

2 x 884 BHP x 0,13 liter/PK./jam x 12 jam/hari x 330 hari /tahun x Rp.11.000,00/liter

= Rp.10.011.830.400,00

(14)

b. Biaya Pelumas ( mesin induk dan mesin bantu ) dan gemuk Mesin Induk

2 x 4080 BHP x 0,0033 liter/PK/jam x 20 jam x 1 trip/hari x 330 hari /tahun x Rp.41.677,88/liter

= Rp.9.440.541.000,00

Mesin Bantu

2 x 884 BHP x 0,0033 liter/PK./jam x 12 jam/hari x 330 hari /tahun x Rp.41.677,88/liter

= Rp.962.935.182,00

Biaya Gemuk = Rp.8.000.000,00 / tahun

Total = Rp. 10.411.476.182,00

c. Biaya Air Tawar (untuk kru kapal, penumpang dan cuci kapal) Untuk kru kapal

20 orang x 200 liter/orang/hari x 330 hari/tahun x Rp.220/liter = Rp.290.400.000,00

Untuk penumpang

200 orang x 30 liter/orang/trip x 1 trip/hari x 330 hari/tahun x Rp.220/liter = Rp.435.6000.000,00

Untuk cuci kapal, penggunaan air bersih bergantung dari kebutuhan, sehingga diasumsikan sebesar Rp.138.809.000,000

Total = Rp.864.809.000,00

d. Biaya Reapairs, Maintenance and Supplies Total = Rp.5.000.000.000,00

(15)

Jadi, total BIAYA LANGSUNG = Rp. 116.373.695.582,00 B. BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan operasional kapal, seperti biaya gaji pekerja di kantor cabang dan semua kebutuhan kantor cabang dalam 1 tahun.

Total BIAYA TIDAK LANGSUNG = Rp. 1.951.500.000,00

C. TOTAL BIAYA OPERASI PER TAHUN Total = poin A + poin B

= Rp. 118.325.195.582,00

D. BIAYA PER SATUAN UNIT PRODUKSI PER MIL

1. Total biaya operasi per tahun = Rp. 118.325.195.582,00 2. Total produksi per tahun

Kebutuhan 1 orang = 0,73 m2 = 1 SUP Kendaraan Golongan VII = 66,03 SUP Load Factor = 60%

Kapasitas kapal

1. orang = 200 x 0,6 x 1 SUP = 120 SUP 2. Kendaraan = 100 x 0,6 x 66,03SUP = 3961,8 SUP +

Total = 4081,8 SUP

Perhitungan Trip

1. Jumlah trip/hari = 1 trip 2. operasional/tahun = 330 hari

Total = 330 trip/tahun

Total Produksi = Total trip x Total SUP = 1.346.992 SUP

(16)

Jadi, Biaya per Satuan Unit per Mil

= Rp. 118.325.195.582,00 / (1.346.992 x trip/tahun )

= Rp. 226,19 /SUP/MIL

Berikut adalah Tabel 4.2 yang menunjukkan hasil perhitungan biaya pokok atau tarif dasar.

Tabel 2 Perhitungan Tarif Dasar

A. BIAYA LANGSUNG

1 Biaya tetap

a. Biaya Penyusutan Kapal Rp.4.750.000.000,00 b. Biaya Bunga Modal Rp.4.290.000.000,00 c. Biaya Asuransi Kapal Rp.1.500.000.000,00

d. Biaya ABK Rp.2.531.500.000,00

2 Biaya tidak tetap

a. biaya BBM Rp.87.025.910.400,00

b. Biaya pelumas dan gemuk Rp.10.411.476.182,00 c. Biaya air tawar Rp.864.809.000,00 d.

Biaya Repairs, Maintanance and

Supplies Rp.5.000.000.000,00

Total Rp.116.373.695.582,00

B. BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp.1.951.500.000,00

C. TOTAL BIAYA OPERASI PER TAHUN Rp.118.325.195.582,00

D.

BIAYA PER SATUAN UNIT PRODUKSI

PER MIL Rp.266,19

Sumber : Data Olahan Peneliti, 2014

Jadi, biaya atau tarif yang harus dibayarkan oleh supir + pedamping dan truk + muatannya adalah :

1. Truk + muatan = biaya /SUP/MIL x jarak x SUP kendaraan = Rp.266,19 x 440 mil x 66,03 SUP

(17)

2. Supir ( 2 orang ) = biaya /SUP/MIL x jarak x SUP orang = Rp.266,19 x 440 mil x 1 SUP

= Rp. 171.002,78

Perhitungan Waktu Balik Modal

1. Biaya Pengoperasian Kapal/Tahun = Rp. 118.325.195.582,00

2. Pendapatan a. Kendaraan

Dianggap, kendaraan + muatannya dikenakan tarif sebesar Rp. 8.000.000,00

Load Factor = 60%

Hari operasi/tahun = 330 hari Kapasitas = 100 kendaraan

Total = Rp. 158.4000.000.000,00

b. Supir

Dianggap, 1 supir dan 1 supir pengganti dikenakan tarif sebesar Rp. 200.000,00

Load Factor = 60%

Hari operasi/tahun = 330 hari Kapasitas = 200 orang

Total = Rp. 7.920.000.000,00

Total Pendapatan = a + b

= Rp. 166.320.000.000,00

3. Profit before tax

= Biaya Pengoperasian Kapal/Tahun – Pendapatan = Rp. 47.994.804.418,00

(18)

Sebesar 15% = 15% x Rp. 47.994.804.418,00 = Rp. 7.199.220.662,00 5. Pendapatan bersih/tahun = Rp. 47.994.804.418,00 - Rp. 7.199.220.662,00 = Rp. 40.795.583.755,00 6. BEP

= harga kapal / pendapatan bersih

= Rp. 100.000.000.000,00 / Rp. 40.795.583.755,00 = 2,45 tahun ; dibulatkan menjadi 3 tahun

Berikut adalah Tabel 4.3 yang menunjukkan waktu balik modal dengan tarif angkutan sebesar Rp.8.000.000,00.

Tabel 3 Perhitungan Waktu Balik Modal dengan Tarif Rp.8000.000,00

1 Biaya operasional / tahun Rp.118.325.195.582,00

2 Pendapatan

a Kendaraan Rp. 158.400.000.000,00 b Penumpang Rp. 7.920,000.000,00 3 Profit before tax Rp. 47.994.804.418,00

4 Tax Rp. 7.199.220.662,70

5 Pendapatan bersih / tahun Rp. 40.795.583.755,30

6 BEP 2.451245718

Sumber : Data Olahan Peneliti, 2014

Dengan tarif Rp.8.000.000,00, waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang digunakan untuk membeli kapal berkisar 2,5 tahun ( atau dibulatkan menjadi 3 tahun ).

Berikut adalah Tabel 4.4 yang menunjukkan waktu balik modal dengan tarif angkutan sebesar Rp.7.000.000,00.

(19)

Tabel 4 Perhitungan Waktu Balik Modal dengan Tarif Rp.7000.000,00

1 Biaya operasional / tahun Rp.11.325.195.582,00

2 Pendapatan

a Kendaraan Rp.138.600.000.000,00 b Penumpang Rp.7.920.000.000,00 3 Profit before tax Rp.28.194.804.418,00

4 Tax Rp.4.229.220.662,70

5 Pendapatan bersih / tahun Rp.23.965.583.755,30

6 BEP 4.17265029

Sumber : Data Olahan Peneliti, 2014

Dengan tarif Rp.7.000.000,00, waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang digunakan untuk membeli kapal berkisar 4,2 tahun ( atau dibulatkan menjadi 5 tahun ).

Bersadarkan hasil perhitugan diatas, dengan tarif Rp. 8.000.000,00 keuntungan yang didapatkan cukup besar dan waktu balik modal menjadi cepat pula. Oleh karena itu, penulis mengusulkan untuk menurunkan tarif menjadi Rp. 7.000.000,00. Hal ini dilakukan agar tarif yang diberlakukan cukup bersaing dengan tarif yang telah berlaku di darat ( sebesar Rp. 9.000.000,00 ). Jika tarif tersebut jadi diberlakukan, maka waktu balik modal menjadi 4,2 tahun; dibulatkan menjadi 5 tahun ( yang sebelumnnya selama 3 tahun ). Walaupun waktu balik modal menjadi lebih lama, tetapi tarif yang ditawarkan cukup bersaing, sehingga diharapkan pengguna jasa mulai berpindah menggunakan jalur laut.

Kesimpulan

Sesuai dengan perhitungan yang telah penulis lakukan, biaya pengangkutan peti kemas dengan menggunakan jalur laut ( menaiki kapal RO-RO ) lebih murah dibandingkan dengan pengiriman melalui jalur darat.

Jalur Darat = Rp. 9.000.000,00

Jalur laut = Rp. 7.733.776,26 ( dibulatkan menjadi Rp. 8.000.000,00 )

(20)

Dengan tarif sebesar Rp. 8.000.000,00, sebenarnya sudah cukup bersaing dengan tarif di darat, tetapi ada biaya – biaya diluar biaya penggunaan kapal yang juga harus diperhitungkan. Maka dari itu, penulis mengusulkan untuk menurunkan tarif di laut menjadi Rp. 7.000.000,00 yang bertujuan untuk menarik peminat pengguna jasa. Walaupun waktu pengembalian modal menjadi lebih lama, diharapkan dengan hal ini dapat menggugah minat para pengguna jasa untuk mulai mau menggunkan jalur laut daripada jalur darat.

Saran

Dalam pengerjaan penelitian ini, penulis mengakui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap ada pihak lain yang meneruskan penelitian ini tetapi mengambil sudut pandang yang berbeda sehingga hasil dari penilitian ini dapat menjadi lebih akurat lagi.

Daftar Pustaka

Pratama, Aditya. (2006). Analisis Perbandingan Efisiensi (Tarif, Waktu, Investasi) Pendistribusian Peti Kemas Jakarta – Surabaya Antara Jalur Darat Dengan Jalur Lut.

R P Suryono. (2005). Shipping Pengangkutan Intermoda Ekspor Impor Melalui Laut

Amir M.S. (1997). Peti Kemas Masalah dan Aplikasinya.

Subandi. (1992). Manajemen Peti Kemas.

M Nur Nasution. (2004). Manajemen Transportasi.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 58 Tahun 2003

M Fitri Natriawan ( 1 Mei 2014 ). Personal interview.

Ramadhani ( 15 Mei 2014 ). Personal interview.

Gambar

Tabel 1 Data Operasional KMP. Port Link
Tabel 2 Perhitungan Tarif Dasar
Tabel 3 Perhitungan Waktu Balik Modal dengan Tarif Rp.8000.000,00  1  Biaya operasional / tahun  Rp.118.325.195.582,00
Tabel 4 Perhitungan Waktu Balik Modal dengan Tarif Rp.7000.000,00  1  Biaya operasional / tahun  Rp.11.325.195.582,00

Referensi

Dokumen terkait

Mar Petrus cuma da manyao, “Biar lei kita musti mati sama-sama deng Guru, kita nyanda mo manyangkal kalu kita kanal pa Guru.” Kong Yesus pe murit-murit laeng lei baku iko

Namun, media pembelajaran yang saya gunakan terbatas hanya berupa media Microsoft office powerpoint dan terkadang saya juga menggunakan media audio visual berupa

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi guru dan siswa dalam mempelajari bidang studi Kemuhammadiyahan di SMP

Berkaitan dengan permasalahan pertama, maka : 1) di antara tiga suratkabar sampel terdapat perbedaan dalam hal penonjolan isu tentang pembangunan daerah di Provinsi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok

Dengan mengacu rujukan mengenai rekonstruksi pengetahuan sains asli menjadi pengetahuan sains ilmiah untuk membangun grounded theory dan mem- perkaya pengetahuan sains

Sosialisasi merupakan faktor komunikasi yang sangat berpengaruh dalam pengeimplementasian sebuah kebijakan, dengan sosialisasi ini aktor pelaksana mejadi tahu seperti

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi mengenai (1) kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik untuk mengisi waktu luangnya di luar jam pelajaran di sekolah,