• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAND-OUT EKSTRAKURIKULER BIOTERAPAN KELAS VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HAND-OUT EKSTRAKURIKULER BIOTERAPAN KELAS VII"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

HAND-OUT EKSTRAKURIKULER BIOTERAPAN “KELAS VII” Disusun oleh : Tammah Rizqiana Noor, S.Si

SMPK SANTA CLARA SURABAYA TAHUN AJARAN 2016 – 2017 DAFTAR ISI

No.

Keterangan Halaman

HALAMAN JUDUL ... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR ... iii

1.

LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH ... 4 2.

PENGENALAN KULTUR JARINGAN TANAMAN... 6 3.

MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN ... 10 4.

PEMBUATAN SOUVENIR ORCHID ... 12 5.

PERMEN JELLY ANTI GELATIN ... 13 6.

PEMBUATAN COCONUT OIL ... 14 7.

KRIPIK SAYURAN ORGANIK ... 15 8.

FERMENTASI YEAST PADA KARBOHIDRAT / TAPAI KETAN ... 16 9.

(4)

PERHITUNGAN KADAR ALKOHOL ... 17 10.

SAOS MAYONAISE / TOMAT TANPA BTM ... 18 11.

SPRAY SANSIVIERA ANTI POLUTAN ... 19 12.

AWETAN DAUN HERBARIUM ... 20 13.

FERMENTASI PROBIOTIK PADA SUSU / PEMBUATAN YOGURT ... 22 14.

LAMPION RAMAH LINGKUNGAN ... 23 15.

PEMISAHAN PIGMEN FOTOSINTESIS DENGAN KROMATOGRAFI ... 24 16.

UJI VITAMIN C ... 25 17.

PUDING Aloe vera ... 26 18.

PEMBUATAN INVISIBLE INK ... 27 DAFTAR PUSATAKA... 28 HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya ii

DAFTAR GAMBAR No.

(5)

Halaman 1

Souvenir orchid ... 12 2

Candy roll anti gelatin ... 13 3

Tahap akhir pembuatan coconut oil ... 14 4

Keripik bayam organik ... 15 5

Tapai ketan dalam kemasan ... 16 6

Rangkaian alat destilasi ... 17 7

Saos mayonnaise non BTM ... 18 8

Saos tomat non BTM ... 18 9

Spray sansiviera anti polutan / sebagai pengharum ruangan ... 19 10

Herbarium yang sudah jadi lengkap dengan etiket tempel ... ... 21 11

Yogurt dalam cup ... 22 12

(6)

13

Perangkat kromatografi kertas ... 24 14

Puding Aloe... 26 HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya iii

LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH I.

Metode Ilmiah Metode ilmiah adalah suatu proses berpikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah. Proses tersebut termasuk mencoba tiap-tiap kemungkinan untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik.

II. Langkah-langkah Metode Ilmiah Langkah-langkah ilmiah yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan masalah adalah : a. Observasi Observasi adalah pengamatan lingkungan sekitar untuk menentukan objek yang paling tepat untuk penelitian. Secara umum pengamatan dibagi menjadi dua yaitu pengamatan kualitatif dan pengamatan kuantitatif. b. Menentukan dan merumuskan masalah Digunakan untuk membatasi objek penelitian yang akan dilaksanakan. Rumusan masalah berisi kalimat mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. c. Merumuskan hipotesis Jawaban sementara atas masalah-masalah yang sudah dirumuskan. Hipotesis dirumuskan dengan kalimat pernyataan bukan kalimat tanya. d. Merancang eksperimen Eksperiman adalah percobaan yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang sudah ada. e. Pelaksanaan eksperimen Proses

penelitian yang menghasilkan data-data eksperimen yang akan dianalisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang sudah dirumuskan. f.

Pelaporan penelitian Di akhir penelitian akan dirumuskan suatu kesimpulan yang akan menjadi konsep teori. Mengkomunikasikan hasil penelitian dapat dilakukan secara tertulis dan lisan dalam bentuk penyampaian data-data hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan kesimpulan yang dirumuskan untuk menjawab perumusan masalah yang ada.

III. Sikap Ilmiah Beberapa sikap ilmiah yang harus dimiliki ilmuwan (saintis) antara lain : a. Rasa ingin tahu, merupakan dasar untuk melakukan penelitian demi memperoleh yang baru. b. Jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh data hasil penelitiannya.

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 4

c. Tekun, artinya tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah. d. Teliti, artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Pengertian dengan kesalahan yang minimal akan

(7)

menghasilkan data yang baik. e. Objektif, artinya hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. f.

Terbuka menerima pendapat yang benar, artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.

IV. Kegunaan Metode Ilmiah Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain : 

Membantu pemecahan masalah dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan. 

Menguji ulang hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif. 

Memecahkan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih menjadi tekateki.

V. Kerja Ilmiah Langkah-langkah metode ilmiah dikenal dengan kerja ilmiah. Ketrampilan kerja ilmiah yang harus dimiliki seorang peneliti adalah : 

Mampu melakukan pengamatan 

Mampu mengelompokan objek-objek yang diteliti (klasifikasi).

Beberapa cara untuk melakukan klasifikasi objek sains antara lain : a. Menyusun klasifikasi biner berdasarkan ciri yang tampak Mengelompokkan objek-objek dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya suatu ciri yang ditetapkan. Contoh hewan yang memiliki kaki dan yang tidak memiliki kaki. b. Mengurutkan secara seri Mengelompokkan objek-objek sains ke dalam urutan berdasarkan

mampu atau tidaknya benda tersebut menunjukkan ciri-ciri tertentu. Objek diurutkan dari yang kecil ke yang besar atau dari yang pendek ke yang panjang dan seterusnya. c. Kemampuan

mengkomunikasikan hasil penelitian Merupakan kemampuan mengkomunikasikan hasil penelitian dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, gambar, diagram, table dan lain-lain. d. Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan Kemampuan ini akan sangat membantu dalam kerja ilmiah yaitu

merumuskan masalah. Pertanyaan adalah sebuah kalimat interogratif yang membutuhkan jawaban. Sedangkan bertanya adalah kegiatan untuk meminta keterangan atau penjelasan tentang sesuatu atau merupakan salah satu usaha untuk tahu tentang sesuatu.

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 5

KULTUR JARINGAN TANAMAN A. Tujuan Mengetahui teknik perbanyakan tanaman secara modern untuk mendapatkan individu baru dalam waktu yang relatif singkat B. Dasar Teori Pelaksanaan teknik kultur jaringan ini berdasarkan teori sel seperti yang ditemukan oleh scheiden dan schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampun autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.

(8)

Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, dari mana saja sel tersebut diambil, apabila diletakan dalam lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. (Suryowinoto, 1991). Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila

menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Aplikasi kultur jaringan pada awalnya ialah untuk propagasi tanaman. Selanjutnya penggunaan kultur jaringan lebih berkembang lagi yaitu untuk menghasilkan tanaman yang bebas penyakit, koleksi plasma nutfah, memperbaiki sifat genetika tanaman, produksi dan ekstaksi zat-zat kimia yang bermanfaat dari sel – sel yang dikulturkan. (George dan Sherrington, 1984). Dalam teknik ini, media tanam merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dikarenakan nutrisi yang berupa unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman terdapat dalam media tersebut. Berikut merupakan komposisi media yang digunakan dalam teknik kultur jaringan : 1. Unsur Hara Makro dan Mikro dalam Media Kultur Jaringan Hara makro dibutuhkan dalam jumlah banyak tersebut meliputi, Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Sulfur (S), Magnesium (Mg), dan Besi (Fe). Kegunaan unsur hara makro tersebut dalam kultur jaringan menurut Qosim (2006) dalam Sukarasa (2007) adalah sebagai berikut : a. Nitrogen (N) diberikan dalam bentuk NH 4NO3,

NH2PO4, NH2SO4. Berfungsi untuk membentuk protein, lemak, dan berbagai senyawa organik lain, morfogenesis (pertumbuhan akar dan tunas), pertumbuhan dan pembentukan embrio, pembentukan embrio zigotik dan pertumbuhan vegetatif. b. Fosfor (P), diberikan dalam bentuk KH 2PO. Berfugsi untuk metabolisme energi, sebagai stabilitor membran sel, pengaturan metabolisme tanaman, pengaturan produksi pati/ amilum, pembentukan karbohidrat, sangat penting dalam transfer HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya 6

energi, protein, dan sintesis asam amino serta konstribusi terhadap struktur dan asam nukleat. c. Kalium (K), diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2. Berfungsi untuk pemanjangan sel tanaman, memperkuat tubuh tanaman, memperlancar metabolisme dan

penyerapan makanan, ion kalsium ditransfer secara cepat menyebrangi membran sel dan mengatur pH dan tekanan osmotik di antara sel. d. Kalsium (Ca), diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2O.

Berfungsi untuk merangsang bulu-bulu akar, penggandaan atau perbanyakan sel dan akar,

pembentukan tabung polen, dinding dan membran sel lebih kuat, tahan terhadap serangan patogen, mengeraskan batang, memproduksi cadangan makanan. e. Sulfur (S). Berfungsi dalam berbagai

(9)

reaksi-reaksi reduksi oksidasi. f.

Magnesium (Mg), diberikan dalam bentuk MgSO 4.7H2O. Berfungsi untuk meningkatkan kandungan fosfat, pembentukan protein.

g. Besi (Fe), diberikan dalam bentuk Fe 2(SO4)3; FeSO4.7H2O. Berfungsi untuk membantu asilmilasi nitrogen. Unsur hara mikro adalah hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro ini merupakan komponen sel tanaman yang penting dalam proses metabolisme dan proses fisioligi lainnya (Gunawan, 1992; 46). Unsur hara mikro tersebut diantaranya adalah : a. Klor (Cl), diberikan dalam bentu KI b. Mangan (Mn), diberikan dalam bentuk MnSO4.4H2O c. Tembaga (Cu), diberikan dalam bentuk CuSO4.5H2O d. Kobal (CO), diberikan dalam bentuk CoCl2.6H2O e. Molibdenun (Mo), diberikan dalam bentuk NaMoO4.2H2O f.

Seng (Zn), diberikan dalam bentuk ZnSO4.4H2O

g. Boron (B), diberikan dalam benruk H3BO3 2. Zat Pengatur Tumbuh Zat pengatur tumbuh adalah persenyawaan organik selain dari nutrient yang dalam jumlah yang sedikit dapat merangsang, menghambat, atau mengubah pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Moore, 1979 dalam Gunawan, 1992). Zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam kultur jaringan diperlukan untuk mengendalikan dan mengatur pertumbuhan kultur tanaman. Secara umum, zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam kultur jaringan ada tiga kelompok besar, yaitu auksin, sitokinin, dan giberelin. a. Auksin digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk merangsang pertumbuhan kalus, akar, suspensi sel dan organ (Gunawan, 1992) Contoh hormon kelompok auksin adalah 2,4 Dikloro Fenoksiasetat (2,4-D), Indol Acetid Acid (IAA), Naftalen Acetid Acid (NAA), atau Indol Buterik Asetat (IBA). b. Sitokinin berperan untuk menstimulus pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan tunas pucuk .Menurut Gunawan (1992) golongan ini sangat penting dalam

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 7

pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Sitokinin yang biasa digunakan dalam kultur jaringan adalah kinetin, ziatin, benzilaminopurin (BAP). c. Giberelin untuk diferensiasi atau perbanyakan fungsi sel, terutama pembentukan kalus. Hormon kelompok giberelin adalah GA3, GA2, dan GA1. Penggunaan hormon tersebut harus tepat dalam perhitungan dosis pemakaian, karena jika terlalu banyak maupun terlalu sedikit dari dosis yang diperlukan justru akan menghambat bahkan

mematikan tanaman kultur. Karena interaksi antar hormon dalam suatu media sangat berpengaruh dalam diferensiasi sel. 3. Vitamin dan Bahan Organik Lain Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman adalah thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin), pyridoxine (vitamin B6). Vitamin C, seperti asam sitrat digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah atau mengurangi pencoklatan atau penghitaman eksplan. Mio-Inositol sering digunakan sebagai salah satu komponen media yang penting, karena terbukti merangsang pertumbuhan jaringan yang dikulturkan (Yusnita, 2004). 4. Asam-asam amino Asam amino yang sering digunakan adalah glisin, lysin dan threonine. Penambahan glisin dalam media dengan konsentrasi tertentu dapat melengkapi vitamin sebagai sumber bahan organik (Yusnita, 2004; 59) 5. Sumber Energi : Karbohidrat Gula digunakan sebagai sumber energi dalam media kultur, karena umumnya bagian tanaman yang dikulturkan mempunyai laju fotosintesis yang rendah. Oleh sebab itu tanaman kultur jaringan membutuhkan karbohidart yang cukup sebagai sumber energi. Menurut Gautheret dalam Gunawan (1992) mendapatkan sukrosa adalah sumber karbohidrat penghasil energi yang terbaik

(10)

melebihi glukosa, maltosa, rafinosa. Namun jika tidak terdapat sukrosa, sumber karbohidrat tersebut dapat digantikan dengan gula pasir. 6. Bahan Pemadat Media Eksplan yang dikulturkan harus selalu bersinggungan atau terkena dengan medianya, tetapi tidak tenggelam sehingga

aerasinya baik. Bahan pemadat media yang paling banyak digunakan adalah agar-agar. Agar adalah campuran polisakarida yang diperoleh dari beberapa spesies algae. Dalam analisa unsur, diperoleh data bahwa agar-agar mengandung sedikit unsur Ca, Mg, K, dan Na (Debergh, 1982 dalam

Gunawan, 1992; 57). 7. Akuades Kultur yang kurang berhasil, kadang-kadang disebabkan oleh pemakaian air yang kurang murni (Wetherel, 1976; 54). Tidak boleh sembarang air dapat digunakan untuk membuat media kultur. Contohnya air sumur atau air ledeng, dalam air tersebut mengandung banyak kontaminan, bahan inorganik, organik atau mikroorganisme. Maka sebaiknya digunakan air yang telah dimurnikan atau air destilat (akuades).

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 8

8. pH Media pH adalah nilai yang menyatakan derajat keasaman atau kebasaan larutan dalam air. Sel-sel tanaman yang dikembangkan dengan teknik kultur jaringan mempunyai toleransi pH yang relatif sempit dengan titik optimal antara pH 5,0 – 6,0 (Daisy, 1994). Menurut Gamborg dan Shyluk, 1981 dalam Gunawan, 1992; 58, sel-sel tanaman membutuhkan pH yang sedikit asam berkisar antara 5,5 – 5,8. Pengaturan pH, biasa dilakukan dengan dengan menggunakan NaOH (atau kadang-kadang KOH) atau HCL pada waktu semua komponen sudah dicampurkan (Gunawan, 1992; 58). Istilah-istilah yang umum digunakan dalam teknik kultur jaringan tanaman diantaranya :  Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk inisiasi suatu kultur disebut eksplan. 

Pemindahan kultur ke media lain baik media yang sama ataupun yang lain disebut subkultur. 

Setiap masa inkubasi disebut passage. Passage pertama adalah subkultur pertama dari jaringan yang terbentuk dari eksplan awal.

Bahan yang diambil pada setiap subkultur disebut sebagai inokulum. Eksplan harus diusahakan supaya dalam keadaan aseptik. Dari eksplan yang aseptik kemudian diperoleh kultur yang asenik yaitu kultur dengan hanya satu macam organisme yang diinginkan.

Eksplan yang ditanam pada media tumbuh yang tepat dapat beregenerasi melalui proses yang disebut organogenesis dan embriogenesis.

(11)

terbentuk pada tempat yang bukan berasal dari jaringan asal yang biasa, disebut pucuk adventif. Contohnya, pucuk yang terbentuk dari kalus, pucuk yang terbentuk dari hipokoyil, dari kotiledon atau akar.

Embriogenesis adalah proses terbentuknya embrio somatik. Embrio somatik adalah embrio yang bukan berasal dari zigot, tetapi dari sel biasa dari tubuh tanaman. Bila embrio terbentuk langsung dari anther atau mikrospora, prosesnya disebut androgenesis. Proses pembentukan embrio dari ovari yang belummengalami fertilisasi, disebut gynogenesis.

Tanaman lengkap hasil regenerasi dalam kultur jaringan disebut plantlet. Plantlet sebelum dipindah ke lapangan dan diperlakukan sebagai bibit harus mengalami masa adaptasi dari kultur heterotropik menjadi autotropik. Masa adaptasi plantlet disebut aklimatisasi

Kalus adalah sekumpulan sel amorphous (tidak berbentuk atau belum terdiferensiasi) yang terbentuk dari sel-sel yang membelah terus menerus secara in vitro atau di dalam tabung. Kalus dapat diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, batang dan daun.

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 9

MEDIA KULTUR JARINGAN A. Tujuan Mengetahui cara membuat medium kultur jaringan untuk berbagai jenis eksplan. B. Alat dan Bahan Alat : 

Glass-ware (botol erleynmeyer 1000 mL, gelas ukur, pipet) 

Hotplate magnetic strirer  Timbangan analitik  Autoclave  Botol kultur 

(12)

Aluminium foil 

Jampel 

Gelas ukur plastik 

Kertas label Bahan : 

Garam mineral makro dan mikro (tertera dalam Tabel 1.)  ZPT  Akuades  HCl 1N  KOH 1N  Sukrosa  Agar-agar

C. Cara Kerja 1. Perencanaan media tanam: komposisi dasar garam-garam yang akan digunakan, jenis ZPT yang akan digunakan, serta konsentrasinya. (Catatan: terdapat berbagi jenis media sesuai dengan tujuan kultur, misalnya media MS secara luas untuk kultur segala jenis tanaman, media VW untuk kultur Orchid) Persiapan larutan stok: garam-garam dan ZPT. (tertera dalam Tabel 1.) 2. Untuk stok ZPT telah dipersiapkan, jadi dapat diambil sesuai kebutuhan dan tujuan kultur. 3.

Masukkan semua stok yang tertera pada Tabel 1. satu-persatu hingga larut dalam botol erleynmeyer 1000 mL, kemudian tambahkan ZPT sesuai tujuan kultur. (Catatan: untuk media MS ditambahkan ZPT berupa IAA dan IBA 1 ml, untuk media VW tidak perlu ditambahkan ZPT). 4. Masukkan sukrosa sebanyak 20 g untuk media MS dan 30 g untuk media VW.

(13)

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 10

5. Tambahkan akuades hingga volume menjadi 1000 mL, sambil homogenkan larutan tersebut. 6. Atur pH menggunakan pH meter, untuk media MS 5,8 dan media VW 5,3. Jika pH terlalu asam maka ditambahkan NaOH atau KOH. Jika terlalu basa maka ditambahkan HCl. 7. Masukkan agar-agar 6,7 g dan kemudian didihkan media diatas hotplate magnetic stirrer. 8. Setelah mendidih, tuangkan dalam gelas ukur plastik dan kemudian bagikan media pada botol kultur sebanyak ± 3 mL (sebelumnya botol kultur telah dilabeli). 9. Tutup botol kultur dengan aluminium foil, kemudian sterilisasi media tanam menggunakan autoclave dengan tekanan sebesar 121 psi selama 30 menit. 10. Selanjutnya simpan media dalam ruang penyimpanan, biarkan media minimal 3 hari baru bisa digunakan (untuk menyeleksi media yang terkontaminasi). Tabel 1. Pembuatan Larutan Stok untk Media MS dan VW Jumlah Stok (g/L) Volume Media yang dipipet (mL/L) Nama Stok Komposisi MS VW MS VW A NH4NO3 82,5 20 B KNO3 95,0 10

C

KH2PO4 H3BO3 Na2MoO4 CoCl2.2H2O KI 34,0 1,24 0,05 0,005 0,66 5 D CaCl2.2H2O 88,0 5 E

MgSO4.7H2O MnSO4.4H2O ZnSO4.7H2O CuSO4.5H2O 74,0 4,4 1,72 0,005 5 F Na2EDTA FeSO4.7H2O 7,45 5,57 5 Vitamin

(14)

Tiamin HCl Asam nikotinat Piridoksin HCl 0,02 0,1 0,1 5 Myo Myo-inositol 10 10

Catatan : untuk garam-garam yang digunakan dalam jumlah besar, larutan stok hanya dibuat 50 kali kepekatan yang diperlukan, sedangkan larutan yang diperlukan dalam jumlah sedikit dibuat 200 kali konsentrasi semula.

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 11

PEMBUATAN SOUVENIR ORCHID A. Tujuan Mengaplikasikan teknik kultur jaringan dengan cara membuat souvenir kultur jaringan orchid B. Alat dan Bahan Alat : - LAF (Laminar Air Flow) - Pinset panjang & pendek steril Spatula steril Api bunsen Aluminium foil Plastik wrap Korek api -Petri-dish steril Bahan : - Alkohol 96 % - Media souvenir - Eksplan berupa orchid - Spiritus Gambar 1. Souvenir Orchid

C. Cara Kerja 1. Siapkan alat-alat: pinset, scalpel, petridish botol kultur berisi media kultur dan lampu bunsen 2. Nyalakan lampu dan blower LAF, kemudian masukkan alat- alat ke dalam LAF, dengan terlebih dahulu menyemprotkan alkohol 70 %. Alat-alat ditata di meja LAF sesuai dengan standar teknik aseptis 3. Lampu dan blower LAF dimatikan, kemudian lampu UV dinyalakan. Penyinaran lampu UV terhadap alat-alat kultur dilakukan selama 20-30 menit 4. Setelah 30 menit lampu UV dimatikan, selanjutnya lampu blower LAF dinyalakan 5. Masukkan planlet anggrek yang akan disubkultur ke LAF. Botol souvenir disemprot alkohol 70% sebelum dimasukkan kedalam LAF 6. Nyalakan lampu bunsen dan buka kertas payung dari setiap alat-alat steril (pinset, scalpel,dan petridish). Masukkan ujung pinset kedalam botol yang berisi alkohol 7. Keluarkan planlet anggrek dari botol kultur dengan pinset. Selanjutnya letakkan planlet anggrek di petridish steril 8. Tanam planlet anggrek pada media souvenir yang sudah disediakan. Setelah penanaman selesai, botol kultur ditutup kembali dengan penutup botol 9. Beri label pada kultur saudara. Label minimal tangal pengkulturan, nama anggrek, dan nama peneliti 10. Setelah penanaman selesai semua, maka untuk membuat gantungan kunci (souvenir anggrek) dilakukan dengan cara mengikat kawat souvenir pada leher botol (sebelumnya sudah merekatkan ring kunci pada kawat souvenir) 11. Kaitkan kawat souvenir tersebut dengan menggunakan pinset secara rapi

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya

(15)

12

PERMEN JELLY ANTI GELATIN A. Tujuan Siswa dapat membuat produk permen tanpa bergantung pada penambahan bahan gelatin sebagai penstabil, pengental, dan pengemulsi B. Alat dan Bahan Alat :  Panci  Kompor  Pengaduk  Loyang pencetak  Pisau Bahan :  1 bungkus agar-agar  250 g gula  1 bungkus gula halus  250 mL air  Vanilla escent secukupnya  Pewarna makanan C. Cara Kerja 1. Campurkan agar-agar, air, dan gula hingga semua bahan larut 2. Bagi dalam 2 wadah (sesuai selera) 3. Beri pewarna makanan 1 tetes saja 4. Aduk-aduk hingga tercampur rata dan warna terlihat bagus 5. Masak dan didihkan hingga mengental, hingga adonan sedikit mirip gulali tapi masih bisa diaduk dan tidak liat. Jika ditarik keatas sedikit berserabut 6. Tuang ke Loyang dengan ketipisan yang sama, lalu tunggu bagian atasnya kering dan tidak lengket saat disentuh 7. Taburkan gula halus sesuai selera, sisakan bagian ujung agar bisa menempel saat digulung 8. Gulung dan diamkan sejenak agar menempel 9. Potong-potong sesuai selera 10. Setelah dipotong, balur dengan gula halus pada setiap sisinya

Gambar 2. Candy roll anti gelatin HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 13

PEMBUATAN COCONUT OIL Tujuan Siswa memahami konsep pembuatan minyak kelapa murni yang dapat digunakan sebagai bahan makanan anti kolesterol B. Alat dan Bahan Alat :  Blender  Toples kaca & penutup  Pengaduk  Kain kasa / coffee filter  Pisau Bahan :  1 buah kelapa (gunakan kelapa yang sudah tua)  Air secukupnya C. Cara Kerja Menggunakan metode penghancuran dengan air 1. Belahlah kelapa dengan pisau daging besar yang tajam. Gunakan kelapa yang sudah tua dan berwarna cokelat, jangan yang masih muda dan berwarna hijau. 2. Keruklah daging kelapa dari tempurungnya. Gunakan pisau kecil yang tajam atau sendok logam yang kokoh. 3. Potong-potong daging kelapa dalam ukuran kecil. 4. Masukkan daging kelapa yang sudah dipotong-potong ke dalam alat pengolah makanan (food processor). 5. Atur pengolah makanan dengan kecepatan sedang dan lumatkan kelapa sampai benar-benar hancur. Tambahkan sedikit air untuk membantu proses pelumatan jika diperlukan. 6. Saringlah santan kelapa. Letakkan coffee filter (saringan kopi dari kertas) atau kain kasa di atas toples yang memiliki permukaan yang lebar. Tuangkan atau sendokkan sedikit campuran kelapa ke atas toples. Bungkus campuran itu dan peras santannya ke dalam toples.  Peras kuat-kuat agar santan keluar semua.  Ulangi proses ini sampai semua campuran kelapa terperas habis. 7. Diamkan santan di dalam toples tersebut minimal 24 jam. Ketika mengental, maka santan dan minyak kelapa akan terpisah dan muncul lapisan kental di atas permukaan toples.  Jika suka, masukkan toples berisi santan tersebut ke dalam kulkas sehingga lapisan kentalnya lebih cepat mengeras.  Jika tidak ingin dimasukkan ke dalam kulkas, biarkan toples berada di ruangan yang dingin. 8. Ambil lapisan kental tersebut dengan sendok dan buang. Minyak kelapa murni yang asli akan tertinggal di dalam toples.

Gambar 3. Tahap akhir pembuatan coconut oil HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya 14

(16)

KRIPIK SAYURAN ORGANIK A. Tujuan Dapat menghasilkan produk makanan yang organik dana man untuk dikonsumsi B. Alat dan Bahan Alat :  Set penggorengan  Kompor  Penyaring minyak  Piring  Baskom  Pengaduk Bahan :  50 lembar daun bayam yang masih segar  250 gr tepung beras  50 gr tepung kanji  4 siung bawang putih ( haluskan )  5 butir bawang merah ( haluskan )  3 butir kemiri ( haluskan )  2 cm kunyit ( haluskan )  garam secukupnya  air secukupnya C. Cara Kerja 1. daun bayam dicuci bersih terlebih dahulu lalu tiriskan 2. campur semua tepung

menjadi satu ( aduk rata ) 3. masukkan semua bumbu yang dihaluskan kedalam campuran tepung 4. tambahkan garam dan penyedap rasa kemudian aduk sampai semua bahan tercampur rata 5. tuang air sedikit demi sedikit sambil diadu-aduk sampai adonan pas 6. celupkan tiap lembar daun bayam kedalam adonan tepung 7. panaskan minyak lalu goreng bayam yang sudah dicelup dengan adonan ( lakukan sampai selesai ) 8. tunggu sampai matang dan kering lalu angkat dan tiriskan 9. keripik bayam siap untuk dinikmati

Gambar 4. Keripik bayam organik HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 15

FERMENTASI YEAST PADA KARBOHIDRAT / TAPAI KETAN A. Tujuan Siswa dapat memanfaatkan mikroorganisme untuk membuat produk biologi dengan proses fermentasi sehingga menghasilkan tapai ketan B. Alat dan Bahan Alat :  Pengukus nasi (langseng) 1 buah  Panci atau baskom 1 buah  Tampah 1 buah  Cukil kayu 1 buah  Kipas 1 buah Bahan :  Keler/daun pisang/plastic  Beras ketan hitam atau ketan putih  Ragi tape C. Cara Kerja 1. Cuci bersih semua peralatan yang akan digunakan, lalu keringkan 2. Cuci bersih beras ketan yang akan digunakan 3. Rendamlah beras ketan tersebut selama 12 jam 4. Setelah direndam selama 12 jam, angkat beras ketan tersebut lalu bilas dengan air beberapa kali 5. Kukus beras ketan tersebut sampai matang 6. Angkat beras ketan yang telah matang, lalu letakkan di atas tampah atau baskom, dinginkan dengan cara mengipasinya 7. Setelah dingin campurkan ragi yang telah dihaluskan dan aduk sampai merata 8. Bungkus ketan yang tela dicampur ragi dengan daun pisang atau plastik, atau masukkan ke dalam keler (stoples) 9. Simpan selama 2-3 hari

Catatan:  Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras  Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan pengalaman  Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan

Gambar 5. Tapai ketan dalam kemasan HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 16

PERHITUNGAN KADAR ALKOHOL A. Tujuan Dapat mengetahui cara menghitung kadar alkohol dengan metode detilasi B. Alat dan Bahan Alat :  Seperangkat alat destilasi biasa mnggunakan pendingin Liebig  Corong  Gelas ukur Bahan :  Etanol dengan air dengan perbandingan 1:1 C.

(17)

Cara Kerja 1. Dirangkai alat destilasi biasa Gambar 6. Rangkaian alat destilasi

2. Dimasukkan campuran pelarut etanol / air dengan perbandingan 1:1 3. Dipanaskan pada

temperature 70-80 ºC sampai filtrat habis ( amati pada kondensor Liebig) 4. Ditentukan filtrat yang diperoleh 5. Ditentukan persentase hasil yang diperoleh Cara menghitung kadar alkohol : Kadar Etanol = vol Etanol yang diperoleh x 100% vol Etanol + air

Tugas : Pasanglah perangkat destilat, buatlah perbandingan volume etanol 25 mL : 25 mL. Hitung kadar etanol yang dihasilkan! Tugas dikerjakan perkelompok, namun pengumpulan hasil

perhitungan perindividu!

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 17

SAOS MAYONAISE / TOMAT TANPA BTM A. Tujuan Dapat mebuat produk makanan olahan tanpa ketergantungan dengan BTM (Bahan Tambahan Makanan) “SAOS MAYONAISE” B. Alat dan Bahan Alat :  Pengocok telur  Wadah stainless steel  Blender Bahan :  2 butir telur, ambil putihnya  200 ml minyak sayur  2 sdm cuka masak / perasan lemon  1 sdt garam  2 sdt gula  2 sdt bubuk mustard

Gambar 7. Saos mayonaise non BTM

C. Cara Kerja 1. Pisahkan bagian putih telur dengan perlahan, karena jika kuning telur tersebut tercampur akan merusak warna mayonaise. 2. Masukan putih telur, garam, mustard dan cuka dalam blender. Haluskan semua bahan sampai tercampur merata dan halus. 3. Tambahkan semua bahan tersebut sesuai keinginan untuk mencapai selera yang diinginkan. 4. Masukkan minyak sayur dan haluskan bersama bahan yang telah dicampur, hingga tercapai tingkat kekentalan saus yang

diinginkan. “SAOS TOMAT” B. Alat dan Bahan Alat :  Blender  Set penggorengan  Pisau Bahan :  250 g tomat segar  50 g gula (sesuai selera)  1 sdt garam Gambar 8. Saos tomat non BTM

C. Cara Kerja 1. Didihkanlah air dan masukkan tomat sebentar jangan sampai rusak teksturnya 2. Kupaslah kulit tomat, bonggol dan bijinya dibuang dan sisakan saja daging buahnya 3. Blender sampai halus, kemudian masukkan ke dalam wajan panas tanpa minyak 4. Masukkan pula gula dan garam (tujuannya agar saos tahan lama) 5. Aduk-aduk sampai meletup-letup, kemudian matikan kompor dan diamkan 6. Simpan saos tomat non BTM dalam wadah kaca

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 18

SPRAY SANSIVIERA ANTI POLUTAN A. Tujuan Dapat menghasilkan produk ramah lingkungan yang berfungsi untuk menurunkan kadar polutan dalam ruangan B. Alat dan Bahan Alat :  Botol spray/ parfum kosong  Jar atau wadah yang bertutup Bahan :  1 Lemon  1 Jeruk nipis  1 Jeruk (citrus)  Alkohol (takarannya disesuaikan sendiri)  Air  Ekstrak sansiviera C. Cara Kerja 1. Destilat/kering

(18)

ovenkan daun sansiviera agar didapat ekstraknya 2. Iris lemon, jeruk nipis, jeruk secara melintang (jangan terlalu tebal) 3. Tuangkan cukup alkohol dalam jar atau wadah yang bertutup dengan semua jeruk, tutup rapat dan biarkan setidaknya semalam. Tips: semakin lama kamu merendamnya, maka semakin kuat aromanya. 4. Saring irisan jeruk dan tuangkan air endapan ke dalam botol parfum. Tips: kamu bisa menambahkan larutan alkohol lagi setengah dan larutan air setengah. Tapi, jika kamu ingin non-alkohol, tak perlu menambahkan alkohol lagi ke botol, cukup air saja.

Gambar 9. Spray sansiviera antipolutan / sebagai pengharum ruangan HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya 19

AWETAN DAUN HERBARIUM A. Tujuan Dapat membuat awetan dari bagian-bagian tanaman tertentu dengan berbagai teknik yakni herbarium kering dan pengawetan biji. B. Alat dan Bahan Alat :  Herbarium kit, meliputi ;  Sasak (pengepres) berupa anyaman bambu atau papan serta kertas koran dan potongan kardus seukuran kertas A3, (lihat lampiran gambar 1.)  Gunting atau pisau,  Etiket gantung (untuk mencatat keterangan sampel ketika diperoleh di lapangan),  Etiket gantung (untuk mencatat keterangan pada kertas herbarium).  Tripleks atau Kertas karton ukuran A3  Selotip dan lem  Pensil dan pulpen  Formalin 4% dalam alkohol 70 % Bahan :  Segala macam tumbuhan yang ada di Mini Agro El Paraiso C. Cara Kerja 1. Ambillah sampel, berupa bagian tumbuhan yang representatif (bunga, buah, dan biji). Bisa juga ditambahkan bagian-bagian lain yang mendukung misalnya daun, akar, dan batang yang memiliki perawakan yang khas. 2. Letakkan sampel tersebut di atas kertas koran, kemudian dipres dengan sasak. Cara pengepresan adalah bagian paling bawah berupa sasak kemudian disusul dengan potongan kardus dan kertas koran di atasnya. 3. Setiap sampel diberi pembatas berupa kertas koran, potongan kardus digunakan untuk membatasi setiap lima sampel. Satu set herbarium kit dapat digunakan untuk mengepres sampai 30 sampel, menyesuaikan dengan ukuran sampelsampel tersebut.  Untuk menghindari tumbuhnya jamur pada sampel-sampel tersebut dapat dilakukan dengan menyemprotkan formalin atau alkohol.  Jangan lupa untuk memberikan etiket gantung pada setiap sampel, yaitu berisi keterangan mengenai nomor koleksi, tanggal pengambilan sampel, lokasi, dan nama jenisnya. Penulisan keterangan tersebut dilakukan dengan pensil.  Keringkan sampel-sampel tersebut dengan dijemur tau dikeringanginkan. (sampel masih dalam keadaan dipres dengan sasak). 4. Setelah tiga hari, umumnya sampel-sampel tersebut sudah cukup kering. Keluarkan sampel-sampel tersebut untuk ditempelkan pada kertas herbarium (A3). 5. Sampel yang telah dikeluarkan dari sasak harus segera ditempelkan pada kertas herbarium dengan hati-hati. 6. Bagian sampel yang akan direkatkan dengan selotip terlebih dahulu diberi sepotong kertas agar bagian lem dari selotip tidak bersentuhan langsung dengan sampel.

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 20

7. Apabila sampel terlalu besar untuk ditempelkan pada kertas A3, sampel dapat dilipat atau

dipotong pada bagian-bagian tertentu dengan hati-hati sehingga tidak menghilangkan ciri-cirinya. 8. Lengkapi herbarium tersebut dengan etiket tempel yang berisi keterangan mengenai tanggal, habitatnya, klasifikasi tumbuhan tersebut dan catatan khusus (nama daerah, manfaat).  Penulisan

(19)

keterangan tersebut dilakukan dengan pulpen. Etiket ini ditempelkan pada pojok kanan bawah dengan sedikit lem pada sisi kanannya. 9. Kumpulkan herbarium dari berbagai jenis tumbuhan (lumut, paku, dan tumbuhan berbiji (tumbuhan obat/herbal)), dengan komposisi minimal satu spesies untuk tiap jenis tumbuhan. Catatan : Kumpulkan pekerjaan kalian sebagai pelengkap laboratorium sehingga dapat digunakan untuk kegiatan belajar selanjutnya. Contoh Etiket Tempel : Nama Kolektor : Nama Tumbuhan : Klasifikasi Kingdom : Divisi : Kelas : Ordo : Famili : Genus : Spesies : Deskripsi singkat Tanaman ini merupakan tanaman merambat yang mempunyai ciri ……….

Gambar 10. Herbarium yang sudah jadi lengkap dengan etiket tempel HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya 21

FERMENTASI PROBIOTIK PADA SUSU / PEMBUATAN YOGURT A. Tujuan Mengetahui cara

pembuatan yogurt yang didapat dari hasil fermentasi probiotik pada susu B. Alat dan Bahan Alat :  Panci aluminium  Kompor  Toples kedap udara  Cup yogurt  Baskom  Sendok / pengaduk Bahan :  Biang yogurt 50 mL  Susu 1 L  Gula 250 g  Susu bubuk 150 g

Gambar 11. Kemasan yogurt dalam cup

C. Cara Kerja 1. Siapkan susu yang sudah dicairkan dengan air matang sebanyak 1 liter lalu

tambahkan susu krim sebanyak 15%. 2. Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai mendidih. Hal ini hanya bertujuan untuk menguapkan air sehingga nantinya akan terbentuk gumpalan atau solid yoghurt. 3. Jika sudah, solid yoghurt lalu diangkat dan

didinginkan kira-kira sampai hangathangat kuku baru kemudian ditambahkan bibit yoghurt

sebanyak 2 – 5% dari jumlah yoghurt yang sudah mengental tadi. Kemudian gula dan tambahan susu bubuk 4. Diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam dan bentuk yang kental . 5. Semakin tinggi total solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit, dan yoghurt yang dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan tambahan rasa ini dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan selanjutnya. 6. Setelah berbentuk yoghurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan

perasa tambahan makanan seperti rasa jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek. Yoghurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun sebagai bahan campuran es buah. 7. Yogurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca, bila ingin menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan wadah kaca Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu : 1. Yogurt tidak boleh terkena sinar matahari. 2. Tidak boleh ditaruh dalam suhu ruangan, harus disimpan dalam suhu dingin/kulkas tetapi juga tidak boleh diletakkan dalam freezer. Yoghurt tidak boleh disimpan dalam freezer karena bahan dasar yoghurt yang berupa susu dapat pecah dan justru itu akan merusak yoghurt.

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 22

(20)

LAMPION RAMAH LINGKUNGAN A. Tujuan Dapat memanfaatkan keberadaan barang bekas sehingga menjadi bermanfaat dan mempunyai nilai jual B. Alat dan Bahan Alat :  Gunting  Gelas plastikl bekas minuman  Ember  Kuas untuk mengecat Bahan :  Benang woll (2 untuk masing-masing siswa)  Lem kayu rajawali  Bohlam minimal 5 watt  Kabel dan colokan listrik C. Cara Kerja 1. Tiup balon hingga mencapai ukuran kecil atau sedang 2. Masukkan lem kayu ke dalam gelas plastik dan campurkan dengan air secukupnya 3. Setelah lem tercampur, lalu gunakan kuas untuk melapisi seluruh permukaan balon dengan lem tersebut. Lilitkan benang ke balon (lilitan lebih baik acak) 4. Balon yang telah ditiup letakan diatas ember agar lem tidak berceceran 5. Setelah lilitan terlihat agak tebal lapisi seluruh permukaan benang dengan lem lagi dan lilit kembali dengan benang, begitu seterusnya sampai beberapa kali pengulangan (sesuai keinginan, semakin tebal bengan maka cahaya akan semakin redup) 6. Kemudian lapisi seluruh permukaan benang dilapisan terluar dengan lem 7. Keringkan dengan cara digantung (jangan dikeringkan dibawah matahari karena bisa meletus dan jangan diletakkan di atas lantai karena balon dapat menyusut 8. Setelah mengering, buatlah lubang dibagian bawah balon, keluarkan balon yang ada di dalampasang balon satu ukuran pada perangkat 9. Satukan tiap lampion dengan lampu dan stand lampunya

Gambar 12. Perangkat lampion ramah lingkungan HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya 23

PEMISAHAN PIGMEN FOTOSINTESIS DENGAN KROMATOGRAFI A. Tujuan Mengetahui pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis sehingga dapat menjelaskan adanya klorofil dan pigmen lainnya dari jaringan tumbuhan B. Alat dan Bahan Alat :  Mortar  Cawan porselin  Cawan petri  Jepitan kertas  Statif  Benang  Silet Bahan :  Alkohol 95 %  Kertas saring (3X15 cm)  Daun yang berwarna hijau, merah, atau kuning (tersedia di kebun El Paraiso) C. Cara Kerja 1. Ambil 5 gram daun dan kemudian gerus dalam cawan porselin dengan menggunakan mortar. Kemudian Tuang 25 mL alkohol 95 % sampai seluruh klorofil terlarut 2. Biarkan ekstrak beberapa menit

sampai ampas daunnya mengendap 3. Tuangkan cairan ekstrak ke dalam cawan petri dan beri tanda cawan petri itu sesuai dengan spesies daun yang digerus 4. Ambil kertas saring yang telah

disediakan dan jepit salah satu ujungnya dengan menggunakan penjepit kertas dan gantungkan pada benang yang telah diikatkan ke statif

Gambar 13. Perangkat kromatografi kertas

5. Celupkan ujung yang lain dari kertas saring tersebut ke dalam larutan gerusan daun pada cawan petri 6. Biarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama sampai terlihat pemisahan pigmen yang terkandung di dalamnya 7. Perhatikan berapa macam pigmen diperoleh dari ekstrak tersebut HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII”

SMPK SANTA CLARA | Surabaya 24

UJI VITAMIN C A. Tujuan Untuk mengetahui makanan mana yang memiliki kandungan vitamin C lebih banyak B. Alat dan Bahan Alat :  Rak tabung reaksi  Tabung reaksi  Pipet tetes  Gelas ukur Bahan :  Larutan vitamin C  Larutan amilum Iodida  Segala macam sampel minuman yang

(21)

mengandung vitamin C C. Cara Kerja 1. Ambillah 6 tabung reaksi dan beri label A, B, C, sampai F 2. Isilah masing-masing tabung dengan larutan amilum Iodida atau betadine sebanyak 1 ml 3.

Tambahkan tetes demi tetes larutan vitamin C kedalam tabung A sampai warna larutan jernih (sebagai kontrol positif) 4. Hitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan amilum Iodida atau betadine tersebut 5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk tabung B hingga F dengan berbagai jenis minuman ringan yang telah dipersiapkan 6. Catat hasil pengamatanmu pada tabel hasil pengamatan!

Catatan: 1. Buatlah tabel pengamatan seperti contoh dibawah ini! Jumlah tetesan yang diperlukan untuk No. Bahan Makanan menetralkan amilum iodide 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kontrol (air putih) Larutan Tablet vit C ……. ……. ……. …….

2. Bandingkan jumlah tetesan yang diperlukan dari 5 jenis larutan minuman dibeli dipasaran. Manakah yang jumlah tetesannya lebih kecil dari jumlah tetesan vitamin C?

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 25

PUDING Aloe vera A. Tujuan Dapat memanfaatkan tanaman Aloe vera sebagai salah satu makanan olahan yang digunakan untuk obat penyakit diabetes B. Alat dan Bahan Alat :  Panci aluminium  Kompor  Cup pudding  Blender  Penyaring  Pisau  Gelas ukur Bahan :  2 daun Aloe vera berukuran besar  600 mL air  1 bungkus agar-agar  Susu sesuai selera  Gula rendah kalori / Tropicana  Pembuatan fla sesuai selera C. Cara Kerja 1. 2 batang daun Aloe vera, dicuci, dibuang durinya, dipotong-potong. 2. Masukkan potongan lidah buaya pada blender yang telah ditambahkan 600 ml air kemudian blender 3. Saring untuk memisahkan ampas lidah buaya yang telah di blender sampai mencapai 750 ml air sarinya 4. Campurkan 1 bungkus agar – agar ke dalam air sari lidah buaya 5. Tambahkan susu bila menginginkan rasa yang lebih enak sesuai dengan selera dan takaran 6. Masak hingga mendidih, kemudian angkat dan dinginkan 7. Sajikan sesuai selera

Gambar 14. Puding Aloe

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 26

PEMBUATAN INVISIBLE INK A. Tujuan Dapat membuat invisible ink secara alami dari bahan alam B. Alat dan Bahan Alat :  Cawan mortar  Cawan petri  Cutton bud  Kertas putih polos Bahan :  Air perasan jeruk nipis  Pacar cina  Amilum Iodida  Kapas C. Cara Kerja 1. Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10 tetes obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai rata. 2. Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya. 3. Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan “tintanya” air jeruk ipis dan “pulpennya” adalah pit 4. Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar. 5. Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang dicampur obat merah tadi pada permukaan kertas. Catatan: Selain dengan cara tersebut, adapula beberapa cara untuk membuat invisible ink

(22)

diantaranya : Soda kue

Tepung maizena dan obat merah

1. Campurkan baking soda dan air dengan 1. Campurkan 2 sendok makan tepung perbandingan yang sama. maizena dengan 1 sendok makan air. 2. Gunakan campuran ini sebagai tinta, dan alat 2. Campuran ini bisa dihangatkan dengan lilin tulisnya bisa menggunakan kuas, lidi, korek Tulis pesan rahasia dengan menggunakan kuping atau tusuk gigi. Tulislah pada selembar tinta dari campuran air dan tepung kertas putih. Biarkan tulisan ini mengering. maizena ini dengan kuas, lidi. Biarkan 3. Setelah kering, maka tulisan rahasia hanya mengering. akan terlihat bila dihangatkan. Cara 3. Cara membaca tulisan ini adalah dengan menghangatkannya sama dengan air jeruk menyapukan

campuran air dan obat merah lemon di atas. Hati-hati jangan sampai ke atas kertas. Dengan

mencampurkan 1 terbakar kertasnya! sendok teh obat merah dan 10 sendok teh 4. Jika sudah cukup hangat, tulisan akan terlihat air, lalu sapukan tipis-tipis ke atas kertas, dalam warna coklat. dan tulisan rahasia pun akan terlihat dalam warna ungu.

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 27

DAFTAR PUSTAKA

Holt, John. How Children Learn ( Classics in Child Development). United States : Penguin, 1991 “Importance of Science in Schools.” Centre for Education in Scienc and Technology.2008. 7 Agustus 2013. www.cest.org.uk/importance-of-science-in-schools/ (diakses pada 14 Desember 2015) Science Center Singapore. 2014. About Us : Science http://www.science.edu.sg/Pages/SCBHome.aspx

(23)

Center (diakses Singapore. pada 14 Desember 2015) http://www.kuliner123.com/cara-membuat-keripik-bayam-renyah-dan-gurih/ https://www.google.co.id/search?q=tapai+ketan+kemasan&biw=1366&bih=640&source=l nms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjU5afKgrvOAhUELY8KHYc9DMIQ_AUI BigB#imgrc=igKS896tBAXDWM%3A http://www.caramembuatmu.com/2014/04/cara-membuat-saos-tomat-yang-sehat-danvariasinya.html https://uny.ac.id/berita/ekstrak-lidah-mertua-untuk-adsorben-logam-ag.html http://www.hipwee.com/tips/rumahmu-akan-makin-nyaman-ditinggali-dengan-9pengharum-ruangan-yang-mudah-dibikin-ini/

HANDOUT BIOTERAPAN “Kelas VII” SMPK SANTA CLARA | Surabaya 28

(24)

Referensi

Dokumen terkait

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SDLB DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gaya pemulih yang bekerja pada massa sebanding dengan perpindahan massa dari.

Penentuan lokasi stasiun didasarkan atas pertimbangan bahwa Perairan Utara Jayapura, memiliki variasi kondisi perairan yang unik, yang mana daerah perairan Utara Jayapura

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kelompok. CIRC adalah suatu model dalam pembelajaran kooperatif

Pengadaan laboratorium kimia dan biokimia yang sehat dan aman di FIK-UI memerlukan: prosedur pengoperasian laboratorium yang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

Hasil perolehan nilai kemampuan siswa yang diajarkan tidak menggunakan metode qiroati, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.. Dari tabel diatas dapat kita

Pengembangan galangan penutuhan kapal menjadi green ship recycling yard yang sesuai dengan peraturan yang berlaku dapat dilakukan dengan penambahan fasilitas dan

Dalam penelitian ini penulis sebagai peneliti sebagai peneliti kunci (key instrument) yang melakukan penelitian langsung, mewawancarai, mengobservasi dan mengumpulkan