• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS PENGELOMPOKAN ENTITAS AUDIT PEMERINTAH DAERAH DI PERWAKILAN BPK RI JAWA BARAT DENGAN METODE CLUSTERING. Monicha Dwijayani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS PENGELOMPOKAN ENTITAS AUDIT PEMERINTAH DAERAH DI PERWAKILAN BPK RI JAWA BARAT DENGAN METODE CLUSTERING. Monicha Dwijayani"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENGELOMPOKAN ENTITAS AUDIT PEMERINTAH DAERAH DI PERWAKILAN BPK RI JAWA BARAT DENGAN METODE CLUSTERING

Mahendrawati, ST., MSc.,PhD

Prof.Drs.Nur Iriawan M.Ikom. PhD

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI

BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN TEKNIK INFORMASI POGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2010

Monicha Dwijayani 9108 205 810

(2)

TESIS

LATAR BELAKANG

1

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODOLOGI PENELITIAN

3

PEMBAHASAN

4

KESIMPULAN & SARAN

(3)

I. LATAR BELAKANG

BPK RI

Komposisi Laporan Keuangan

Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian

(4)

BPK RI

• BPK RI – Kedudukan dan Wewenang

• BPK RI Perwakilan Jawa Barat membawahi 27 entitas audit

Pemerintah daerah, yang terdiri dari 18 Pemerintah Kabupaten, 1 Pemerintah Propinsi dan 8 Pemerintah Kota

• 3 Jenis Audit yang dilakukan BPK RI:

- Audit atas Laporan Keuangan – general audit (memberi opini atas LK)

- Audit dengan tujuan tertentu (belanja, pendapatan, investigasi dll) - Audit Kinerja (menilai 3E: efektivitas, efisiensi, ekonomis)

(5)

Laporan Keuangan & Laporan Audit

Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Opini audit dan Temuan Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan BPK kemudian

ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah sesuai

dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh

(6)

Komposisi Laporan Keuangan Pemda

Neraca – Berisi Aset, Kewajiban

Laporan Realisasi Anggaran – Pendapatan, Belanja, Surplus/Defisit

Laporan Arus Kas

Diaudit oleh BPK RI Opini atas LK Laporan Temuan atas SPI Laporan Temuan atas Kepatuhan

(7)

Latar belakang

Pengelompokan obyek entitas pemda (26 pemda kab/kota

di Jabar) dengan metode clustering berlum pernah

dilakukan

Hasil pengelompokan dapat bermanfaat untuk

perencanaan penugasan dan perencanaan audit lanjutan

(jumlah auditor yang akan ditugaskan, lamanya hari

penugasan, fokus pemeriksaan, informasi sebaran nilai

temuan untuk tindak lanjut pemeriksaan.

(8)

Bagaimana menerapkan algoritma pengelompokan

Gustafson-Kessel (GK) untuk mengelompokan entitas

audit di BPK RI Perwakilan Jawa Barat?

Bagaimana hasil kelompok yang diperoleh dari

penerapan algoritma GK?

Bagaimana analisis yang dapat ditarik dari hasil

pengelompokan?

(9)

Clustering

26 entitas Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Berdasarkan 7 variabel

• Siapa saja dan ke cluster mana obyek akan dipartisi?

• Algoritma apa yg akan digunakan yang sesuai dengan karakteristik data?

(10)

SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

 Temuan pemeriksaan (KONDISI ≠ KRITERIA)

(Peraturan BPK RINo.01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara)

 Temuan terkait dengan Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan terhadap perundang-undangan

(12)

(A) Belanja Daerah

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah

(Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah)

Belanja terbagi menjadi 4:

1)

Operasi, ex: Belanja gaji, makan minum

2)

Modal, ex: Pembelian peralatan kesehatan

3)

Tak tersangka, ex: Dana darurat bencana

(13)

(B) Analisis Multivariat &

Clustering

• Analisis Multivariat merupakan metode statistik yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara

bersamaan (Hair et al, 2010).

Clustering merupakan salah satu metode analisis data yang digunakan

untuk mengelompokkan obyek ke dalam beberapa kelompok yang memiliki sifat berbeda antar kelompok secara unsupervised. Clustering termasuk jenis analisis multivariat.

(14)

Fuzzy Clustering

Bezdek & Dunn (1979)

Contoh:

• Robust (jika ada data baru pusat cluster cenderung tidak

berpindah)(Klawonn dan Hoppner, 2001 dalam Pravitasari, 2009). • Lebih mendekati masalah dunia nyata  Wang (1997)

(15)

(C) Uji Korelasi Pearson

• Uji korelasi dilakukan untuk menyimpulkan apakah terdapat asosiasi antar variabel-variabel dalam suatu data, yaitu dengan cara

menentukan suatu ukuran yang dalam hal tertentu menyatakan derajat atau kekuatan (keeratan) hubungan antara variabel-variabel tersebut (Daniel, 1989)

• Ada korelasi antar variabel  digunakan jarak mahalanobis dalam implementasi clustering (Hair, 2010)

(16)

Jarak Mahalanobis

• Oleh P.C. Mahalanobis (1936)

• Didasarkan pada adanya korelasi antar variabel dan digunakan jika ada korelasi antar variabel (Zarandi, et al, 2009)

Company Logo s mahalanobi i k euclidean i k V X V X D V X D i k n k T n k              ) ( 1 1 2 1 2 2 ) ( ) (

(17)

D. Metode Clustering Gustafson-Kessel (1)

• Dikembangkan oleh Gustafson dan Kessel pada tahun 1979.

• Jarak antar obyek dengan pusat cluster dihitung dengan menggunakan rumusan jarak Mahalanobis yang sudah disesuaikan.

• Berikut merupakan rumusan fungsi obyektifnya:

Dimana:

µ = matriks partisi

m = derajat keanggotaan

(18)

• Parameter-parameter yang menjadi inputan:

c = banyaknya kelompok yg akan dibentuk m = derajat keanggotaan

Eps (ε) = batas konvergensi i =banyaknya iterasi

µ0 = Matriks partisi awal

(19)
(20)

• Rumus menghitung centroid

• Rumus matriks kovarian fuzzy

• Rumus jarak obyek-centroid

• Rumus matriks partisi (updated)

• Rumus fungsi obyektif

   

 

     n 1 j 1 n 1 j 1 m t ij j m t ij t i x v  

 

 

 

         n j m t ij n j T t i j t i j m t ij x v x v F 1 1 1 1

(21)

E. Analisis Diskriminan

• Analisis Diskriminan merupakan suatu teknik statistik untuk menguji suatu hipotesa bahwa nilai rata-rata (means) dari satu set variable bebas beberapa beberapa kelompok adalah sama (Hair et al, 2010). Fungsi yang digunakan dalam analisis diskriminan adalah dengan menggunakan fungsi diskriminan dengan rumus berikut:

• Tujuan utama menggunakan analisis diskriminan ialah melihat

kombinasi linier yang terlihat dalam fungsi diskriminan yaitu perbedaan-perbedaan dalam rata-rata kelompok.

• Dalam penelitian ini, analisis diskriminan digunakan untuk menentukan ketepatan dalam pengelompokan obyek ke dalam cluster-cluster yang terbentuk dari hasil implementasi algoritma Gustafson-Kessel

(22)

III. METODOLOGI PENELITIAN (1)

Struktur data penelitian

No Kab/ Kotamadya B. Operasi B. Modal B. Tak Tersangka B. Transfer Temuan SPI Temuan Ke-patuhan Banyak-nya SKPD 1 2 … 27

(23)
(24)

IV. PEMBAHASAN HASIL

Platform Matlab

Uji Korelasi antar variabel

Implementasi Algoritma GK

Analisis Diskriminan (Klasifikasi)

Pembahasan Hasil

(25)

A. Platform Matlab

Mathwork Toolbox Function M-file (Gustafson.m)

(26)

Fungsi dalam Matlab

Fungsi algoritma GK

>> [U, centroid, dist, W, F, obj]=gk_fkm(nclass,data,U,phi,maxiter,toldif)

Fungsi uji korelasi variabel

>>[r,p] = corrcoef(data) % Compute sample correlation and p-values.

Fungsi analisis diskriminan (klasifikasi)

(27)

B. Hasil Uji Korelasi

1 2.05E-05 0.61845 0.27663 0.33758 0.80305 0.000211 2.05E-05 1 0.24957 0.75386 0.52226 0.52818 0.046198 0.61845 0.24957 1 0.85363 0.92841 0.84027 0.27246 0.27663 0.75386 0.85363 1 0.53223 0.85802 0.76336 0.33758 0.52226 0.92841 0.53223 1 0.60665 0.50403 0.80305 0.52818 0.84027 0.85802 0.60665 1 0.38188 0.000211 0.046198 0.27246 0.76336 0.50403 0.38188 1

Korelasi terjadi pada nilai p<0.05, sehingga disimpulkan terdapat korelasi pada variabel 1 dan 2, 1 dan 7 serta 2 dan 7.

(28)

C. Pengelompokan dengan algoritma GK

• Parameter Inputan:

• Pangkat pembobot derajat keanggotaan (m) = 2

• Faktor koreksi (Eps) = 1e-5

• Maksimum Iterasi = 100

Banyaknya cluster yang akan dibentuk (nclass) = 3

• Matriks partisi awal (µ)berukuran (ndata, nclass) ditentukan secara

random dimana:

• Outputnya:

• - matriks centroid

• - matriks jarak antara obyek ke centroid

(29)

Hasil…..(1)

Iterasi mencapai konvergensi pada t-77 ketika

P

t

-P

t-1 <

Epsilon

Iteration = 76, obj. fcn = 0.011692. diff = 0.000011 Iteration = 77, obj. fcn = 0.011692. diff = 0.000009

Pusat clusternya (centroid-V

77

):

var 1 var 2 var 3 var 4 var 5 var 6 var 7

kel 1 --> 0.3622 1.0007 0.8371 0.4271 -0.3484 -0.1856 0.0314

kel 2 --> -0.7655 -0.6239 -0.2914 -0.2905 0.4178 -0.2152 -0.6073

(30)

Hasil……(2)

Matriks partisi

77

)

(ndata,nclass)

Matriks Jarak (D

77

)

(ndata,nclass)

Penentuan Kelompok yaitu dari jarak terkecil

atau nilai matriks partisi terbesar

Obyek Nama Entitas

Jarak Obyek ke Centroid ()

Nilai Min Kelomp ok (C) C1 C2 C3 1 Kota Bandung 70.934 0.37335 0.018502 0.018502 3 2 Kab. Bandung 91.578 0.13509 0.018872 0.018872 3 3 Kota Cimahi 47.367 0.033163 0.29713 0.033163 2 Dst 26

(31)

Kelompok/Cluster 1

No Entitas Var1 Var2 Var

3 Var 4 Var 5 Var 6 Var 7 Mean 1 Kab. Bogor 3.34 2.54 -30.25 -2.91 -0.11 0.18 1.01 -3.74 2 Kota Depok 1.19 1.04 -31.22 -4.32 -0.24 -0.13 -1.09 -4.97 3 Kab. Ciamis 2.26 1.94 -32.17 -4.25 -0.23 -0.14 1.18 -4.49 4 Kab. Tasikmalaya 1.66 0.79 -27.41 -4.12 0.10 0.11 0.85 -4.00 5 Kota Bekasi 2.12 1.85 -32.17 -4.32 -0.21 -0.14 -0.32 -4.74 6 Kab. Garut 2.36 1.22 -31.61 0.02 0.51 -0.11 -1.37 -4.14 7 Kab. Bekasi 1.80 0.06 -30.91 -2.59 0.87 -0.06 -0.04 -4.41

(32)

Kelompok/Cluster 2

No Entitas Var 1 Var 2 Var

3 Var 4 Var 5 Var 6 Var 7 Mean

1 Kota Cimahi 0.47 -0.47 -32.05 -4.32 -0.09 -0.12 -1.65 -5.46 2 Kab. Purwakarta 0.86 -0.80 -32.17 -3.69 0.07 -0.08 -0.21 -5.14 3 Kota Bogor 0.95 -0.58 -31.23 -3.79 -0.21 -0.11 -1.26 -5.18 4 Kab. Majalengka 1.34 0.08 -32.17 -2.74 0.35 -0.11 0.18 -4.72 5 Kota Cirebon 0.51 -0.55 -32.17 -3.73 -0.17 -0.12 -1.09 -5.33 6 Kab. Subang 1.81 0.65 -31.94 -4.32 2.95 0.12 0.68 -4.29 7 Kota Tasikmalaya 0.82 -0.37 -32.17 -4.32 2.13 -0.13 -0.93 -5.00 8 Kota Banjar -0.04 -0.47 -32.17 -4.32 0.13 -0.14 -1.37 -5.48 9 Kota Sukabumi 0.37 -0.69 -32.15 -4.32 0.01 0.00 -1.15 -5.42 10 Kab. Cianjur 2.26 0.91 -31.04 -4.27 3.34 0.01 1.12 -3.95 11 Kab. Bandung Brt 1.37 -0.74 -32.17 -3.45 0.97 -0.11 -1.04 -5.02

(33)

Kelompok/Cluster 3

No Entitas Var 1 Var 2 Var 3 Var

4 Var 5 Var 6 Var 7 Mean

1 Kota Bandung 4.44 2.30 -32.17 -4.32 1.78 -0.13 0.63 -3.92 2 Kabupaten Bandung 3.04 0.43 -32.17 -2.37 0.14 0.43 0.57 -4.28 3 Kab. Karawang 2.43 0.33 -32.17 -4.32 0.05 0.03 0.35 -4.76 4 Kab. Sumedang 1.94 -0.50 -31.89 -4.32 -0.22 -0.12 0.79 -4.90 5 Kab. Cirebon 2.14 -0.03 -31.97 -2.54 -0.14 -0.14 1.18 -4.50 6 Kab. Indramayu 1.77 0.84 -32.07 -3.92 -0.17 5.00 0.68 -3.98 7 Kab. Sukabumi 2.54 0.07 -31.84 -4.12 0.22 -0.11 1.51 -4.53 8 Kab. Kuningan 1.55 -0.80 -31.65 -3.01 -0.23 -0.14 0.79 -4.78

(34)

Nilai rata-rata variabel per kelompok

Variabel Kel ompok 1 Kel ompok 2 Kel ompok 3

B. Operasional 945,763,225,818.14 574,555,846,590.25 1,069,361,446,966.79 B. Modal 261,017,150,779.37 118,238,608,637.73 171,549,762,353.63 B. Tak Terduga 4,359,540,852.86 708,045,483.55 576,228,091.13 B. Transfer 26,520,846,217.14 9,258,029,421.91 16,887,042,715.13 Temuan SPI 186,979,163,434.17 608,160,711,539.24 231,799,734,519.79 Temuan Kepatuhan 6,906,727,452.02 4,925,127,268.28 49,802,810,987.53 Jml SKPD 52 40 65

(35)

D. Uji Hasil dengan Analisis Diskriminan

>> ladClass=classify(data,data,cluster)

Hasil analisis diskriminan (klasifikasi)

menunjukkan terdapat satu obyek yang

missclasified yaitu terjadi pada obyek ke-21

yang seharusnya masuk ke dalam kelompok 2

(proportion correct: 96%).

(36)

V. Kesimpulan (1)

Metode Gustafson-Kessel dapat

diimplementasikan dalam mengelompokan 26

entitas kabupaten/kota yang menjadi obyek

(37)

Kesimpulan 2

Hasil pengelompokan dengan menggunakan

metode Gustafson-Kessel diberikan untuk 26

obyek yang dialokasikan ke dalam 3 kelompok.

Masing-masing kelompok memiliki karakter

(38)

Cluster 1

Entitas pada kelompok pertama memiliki nilai

pusat cluster yang tinggi untuk variabel

Belanja Modal dan temuan atas Kepatuhan

terhadap perundang-undangan.

•  auditor yang memiliki pengalaman dalam audit atas belanja modal, (pengadaan barang, konstruksi)

•  fokus pemeriksaan pada mutasi aset di audit tahun berikutnya

•  mengintensifkan pemantauan terhadap kerugian negara yang muncul dari temuan Kepatuhan

(39)

Cluster 2

Entitas kelompok kedua memiliki nilai pusat

cluster tinggi pada variabel temuan Sistem

Pengendalian Internal.

porsi yang lebih atas audit interim (menyangkut SPI entitas)

pada pemeriksaan tahun selanjutnya.

(40)

Cluster 3

Pada kelompok 3, banyak SKPD

belanja

operasionalnya besar (gaji pegawai & biaya

operasional lain)

waktu audit yang lebih lama

(41)

Kesimpulan 3

BPK RI Perwakilan Jawa Barat dapat

memanfaatkan hasil pengelompokan untuk

manajemen perencanaan audit di tahun

anggaran berikutnya maupun untuk

(42)

Saran

Menggunakan variabel yang lain selain variabel

keuangan

Membentuk suatu aplikasi atau tool untuk

pengelompokan entitas di BPK RI yang

terintegrasi dengan Sistem Manajemen

Pemeriksaan di BPK RI sehingga dapat

dimanfaatkan oleh seluruh unit kerja yang terlibat

dalam manajemen perencanaan penugasan

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pengurusan yang akan dil e ngkapi dengan enjin pencari yang akan memudahkan pencarian maklumat.. Pengguna hanya perlu m e naip kat a

Berarti dapat disimpulkan bahwa, survei merupakan proses suatu aktivitas atau kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi dengan cara mengambil

terpadu yang tepat pada seluruh rangkaian usahatani. Varietas unggul adalah varietas yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya ; hasil produksi yang tinggi, tahan terhadap

Tidak dapat dipungkiri ketersediaan ruang publik dengan kriteria yang sesuai untuk aktivitas bermain terutama di kawasan Kampung Ramah Anak perkotaan dapat menjadi

R'iSAK SEMUA / , -KALAU KITA MGLANAM. KITA AKAN DITUMPAS DAN DESA KITA DIJADI -. KAN LAUTAN API /.. BERAPA SAJA

Dari penggalan wawancara di atas, didapat subjek 3 meneliti pekerjaannya sebelum diserahkan kembali kepada peneliti. Subjek juga terlihat mampu menghubungkan

yang dapat melakukan penilaian kelayakan pemberian kredit sesuai dengan prinsip 5C yang digunakan pada KSU Mitra.dan melakukan pencatatan pembayaran kredit. Penelitian ini

efisiensi pemupukan, semakin kecil dosis pupuk yang diberikan semakin tinggi penyerapannya oleh tanaman. Hasil uji statistik pada perlakuan ini menunjukkan respons serapan P