• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model organisasi koperasi dalam pengembangan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model organisasi koperasi dalam pengembangan (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

halaman

Judul

Daftar Isi 1

Kata Pengantar 2

Bab I Pendahuluan 3

Bab II Model pengorganisasian rumah sakit 4

II.1. Konsep Organizational Learning 4

II.2. Organisasi pada rumah sakit 6 II.3. Organisasi pada Rumah Sakit Marinir Cilandak 17

Bab III Kesimpulan dan Saran 22

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas ridho Nya sehingga makalah yang membahas tentang Model Pengorganisasian Rumah Sakit dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh para pendidik agar mahasiswa mendapatkan gambaran, mengerti dan memahami tentang topik yang dibahas.Dalam penulisan dan penyajian makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik penulisan maupun pembahasan materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu DR.Rokiah Kusumapradja, SKM,MHA.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya yang membutuhkan.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Dengan memahami perbedaan antara masa lalu, masa sekarang dan masa akan datang, seorang manajer rumah sakit dapat memperkirakan berbagai hambatan dalam perkembangan rumah sakit. Berbagai ahli sejarah menyatakan bahwa keputusan yang memperhatikan sejarah masa lalu lembaga akan lebih efektif dibandingkan dengan mengabaikan sejarah tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa jika keputusan dilakukan dengan melihat sejarah masa lalu maka berbagai hambatan dan tantangan dapat diidentifikasi dan dianalisa.1

Karena dalam sejarahnya pembentukkan rumah sakit tidak lepas dari konsep gerakan keagamaan dan penggunaannya dalam militer. Termasuk juga sebagai alat untuk propaganda saat masa perang selain menjalankan misi sosial.1

Selanjutnya agar tercapai tujuan dari pengelolaan rumah sakit yang baik adalah kemampuan pengelolaan unsur-unsur pendukung manejemen rumah sakit yaitu manusia, uang, material, mesin dan metoda, guna mewujudkan tujuan dari rumah sakit. Karena salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu organisasi kesehatan adalah pengelolaan dan proses manajemen organisasi yang baik. Jika suatu organisasi kesehatan dikelola dengan baik akan dapat meningkatkan kinerja organisasi serta akan meningkatkan nilai organisasi bagi para pimpinan yang ada dalam organisasi tersebut.2

I.2.Tujuan

I.2.a Tujuan umum:

Makalah ini dibuat agar dapat memahami bagaimana model pengorganisasian rumah sakit.

I.2.b Tujuan khusus:

1. mampu memahami pengorganisasian rumah sakit. 2. mampu menjelaskan pengorganisasian rumah sakit.

BAB II

(4)

II.1. KONSEP ORGANIZATION LEARNING.

Sarjana Weick (1995) dalam bukunya menuliskan tentang Sense making in Organization, menyatakan suatu teori yang berbasis pada analogi dengan makhluk hidup. Ketika lingkungan berubah, organisasi akan mempunyai sistem untuk bereaksi mendeteksi perubahan tersebut, menganalisa situasi, menafsirkannya dan menjadikan sebagai suatu stimulus untuk melakukan aksi terhadap perubahan tersebut.

Bahwa Rumah Sakit adalah suatu bentuk organisasi yang harus dinamis menghadapi semua stimulus baik dari dalam maupun dari luar, maka semua unsur termasuk para pengelola rumah sakit tersebut harus cerdas antisipatif dalam menafsirkan perubahan yang terjadi. Ketepatan penafsiran akan membantu ketepatan respon dan tindakan yang diambil. Proses penafsiran tersebut mendorong setiap pengelola rumah sakit untuk melakukan upaya upaya agar organisasinya dapat berkembang terus.

Menurut Shortell dan kawan kawan (1992), Penafsiran terhadap perubahan penting untuk melakukan proses adaptasi strategis terhadap perubahan lingkungan. Adaptasi tersebut menyebabkan rumah sakit selalu melakukan kegiatan perubahan perubahan pada kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya dalam upaya untuk mencapai tujuan dibentuknya organisasi. Apabila terjadi penafsiran tidak strategis pada perencanaan ataupun kegiatannya, maka para manajer rumah sakit akan menghadapi semacam kebuntuan atau kemacetan atau tak tercapainya tujuan organisasi rumah sakit tersebut.

(5)

serta pelayanan kepada konsumen yang tidak menyenangkan. Hal tersebut sering terjadi pada rumah sakit yang dikelola pemerintah. Dalam hal proses pembelajaran perlu dilakukan metafora dan sebenarnya di dunia ini benar-benar tidak ada tindakan yang berhasil bila bukan tindakan secara berkelompok (kecuali beribadah tentunya). Para musisi di Boston Symphony Orchestra mempunyai kemampuan individual tinggi untuk masing-masing alat musik. Manajemen musik dan konduktor atau derigent dapat mengelola para individu tersebut menjadi suatu kelompok yang dapat menunjukkan hasil sebagai suatu simfoni yang apik dan menyenangkan para konsumen/penonton.

Pada berbagai rumah sakit, khususnya rumah sakit yang dikelola pemerintah, bakat dan kemampuan staf yang bagus tidak selaras dengan kinerja rumah sakitnya. Ada kesenjangan yang terjadi. Banyak faktor yang mungkin bisa menjadi alasannya. Akhirnya tenaga medis akan mencari dan mengembangkan dirinya di rumah sakit swasta.

Menurut Cook dan Yanow (1993), konsep Organizational Learning

dilakukan melalui dua pendekatan, alternatif pendekatan pertama proses pembelajaran perorangan demi untuk pengembangan organisasi. Dalam konteks rumah sakit, para perawat, manajer dan dokter melakukan peningkatan kemampuan diri secara pribadi dan secara tim, maka diharapkan rumah sakit dapat meningkat kinerjanya. Alternatif kedua, menyatakan bahwa organisasi rumah sakit merupakan mahluk hidup yang melakukan respons dan pembelajaran akibat pengaruh rangsangan luar. Secara bersamaan di level organisasi, dilakukan pembelanjaran untuk para anggota dalam melakukan pengembangan. Kedua pendekatan ini sama-sama menekan perlunya pembelajaran di level perorangan.

(6)

demikian merupakan lingkaran pembelajaran konseptual dan operasional. Pembelajaran perseorangan ini akan mengarah ke pembelajaran konseptual di level organisasi. Pada akhirnya akan mempengaruhi kerangka kerja organisasi dan individu-individu lain di dalam organisasi.

II.2. Organisasi pada rumah sakit

Organisasi berasal dari kata Organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :

 Koonz & Donnel, organisasi adalah pembinaan struktural, baik secara vertikal maupun horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

 Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.  Didin Haifuddin dan Hendri Tanjung, organisasi adalah sebuah proses

yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang sama, tujuan yang sama, dan juga dengan cara-cara yang sama.

Berdasarkan pengertian-pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :

a. Sekumpulan orang yang berada dalam suatu tempat. b. Melakukan tindakan untuk bekerjasama.

c. Dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Untuk itu organisasi merupakan suatu sarana dari sekumpulan orang-orang disuatu tempat untuk melakukan kerjasama dengan mendayagunakan Sumber Daya Manusia yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan bersama yang diinginkan.

(7)

anggota organisasi diharapkan dapat membentuk maupun mengelola organisasinya dengan baik agar dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan kepentingannya, secara umum tujuan suatu organisasi dapat diklasifikasikan menjadi 5 tujuan yaitu :

a) Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan kelas-kelas organisasi yang luas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

b) Tujuan Keluaran (Output Goals), yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.

c) Tujuan Sistem (System Goals), yaitu tujuan organisasi yang melaksanakan fungsi organisasi yang tidak tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang harus dicapai.

d) Tujuan Produk (Product Goals), yaitu tujuan organisasi yang bergerak untuk tujuan produk tertentu, berbagai karakteristik barang-barang/ jasa-jasa produksi.

e) Tujuan Turunan (Derived Goals), yaitu tujuan organisasi yang digunakan untuk meletakkan kekuasaannya dalam pencapaian tujuan lain.

A.M Williams, 1965, mengemukakan pendapatnya dalam bukunya

“Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip suatu organisasi meliputi :

(8)

2. Prinsip Skala Hirarkhi. Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan, sampai pelaksanaan sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.

3. Prinsip Kesatuan Perintah. Staf hanya menerima atau perintah serta bertanggungjawab kepada seorang atasan.

4. Prinsip Pendelegasian Wewenang. Kemampuan seseorang dalam memimpin memiliki keterbatasan dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga dalam menjalankan tugas-tugas organisasi sebagian kegiatan dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi. 5. Prinsip Pertanggungjawaban. Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggungjawab sepenuhnya kepada atasan. 6. Prinsip Pembagian Pekerjaan. Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas / pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai, adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi. 7. Prinsip Rentang Pengendalian. Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.

(9)

10. Prinsip Keseimbangan. Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas / kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh “koperasi di suatu desa terpencil”, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung atau Surabaya.

11. Prinsip Fleksibilitas. Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi senidi (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan.

12. Prinsip Kepemimpinan.

Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Berdasar bentuk dan ciri suatu organisasi dalam proses manajemen dan pengendalian dari lini pengelola kepada satuan bawah antara lain :

a. Organisasi Lini. Organisasi Lini atau Garis adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis komando yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan ke bawahan. Organisasi Lini mempunyai ciri-ciri:

- Jumlah karyawan relatif sedikit.

- Top manajer dan manajer dibawahnya ikut sebagai pelaksana. - Jumlah sarana dan prasarananya terbatas.

- Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung.

Secara operasionalnya organisasi lini memiliki kekurangan-kekurangan antara lain :

1. Pola kepemimpinan cenderung otokratis (kekuasaan mutlak). 2. Perkembangan kreatifitas karyawan terhambat.

3. Kemauan manajer sering tidak dapat dibedakan dengan tujuan organisasi.

(10)

Organisasi Lini juga memiliki kelebihan-kelebihan :

1. Atasan dan bawahan berada dalam satu garis komando.

2. Rasa solidaritas dan spontanitas sangat erat diantara anggota organisasi.

b. Organisasi Fungsional. Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana komando dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk disampaikan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Organisasi Fungsional mempunyai ciri-ciri :

- Organisasi kecil,

- Didalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli - Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas

- Target yang hendak dicapai jelas dan pasti

- Pengawasan dilakukan secara ketat dalam operasionalnya.

Organisasi Fungsional mempunyai kekurangan-kekurangan :

1. Pejabat fungsional bingung dalam ikuti prosedur administratif. 2. Koordinasi sulit dilaksanakan.

3. Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit 4. Inspeksi sulit dilakukan.

Kelebihan dari bentuk organisasi fungsional antara lain : 1. Program terarah, jelas dan cepat.

2. Anggaran dapat lebih terencana.

3. Sarana dan prasarana pendukung jelas dan sesuai. 4. Personalia dengan kebutuhannya jelas.

5. Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional bersifat dinamis.

(11)

tetapi hanya sebagai penasihat. Organisasi Lini dan Staf memiliki

ciri-- Adanya spesialisasi antara personel lini dan personel staf.

Kelebihannya :

1. Pembagian tugas yang jelas.

2. Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas. 3. Pengembangan kemampuan segenap anggota organisasi terjamin.

4. Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right man on the right place.

5. Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan.

Kekekurangan :

1. Proses pengambilan keputusan selalu berliku-liku. 2. Sering tugas pokok tidak diutamakan.

3. Terkadang pertimbangan tidak terkontrol sehingga menimbulkan

nepotism spoil system patronage.

4. Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan yang lainnya.

d. Organisasi Fungsional dan Garis. Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang memiliki keahlian khusus serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian. Ciri-ciri dari bentuk organisasi fungsional dan garis adalah :

- Tidak tampaknya perbedaan antara tugas pokok dan bantuan. - Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional.

- Pembagian kerja dan pelimpahan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon.

Kelebihan bentuk organisasi fungsional dan garis :

1. Hubungan solidaritas tinggi diantara para anggota organisasi. 2. Perilaku disiplin tinggi dari para anggotanya.

(12)

4. Pekerjaan yang tidak membebani organisasi atau teknis tidak dikerjakan.

Kekurangan :

1. Biasanya tidak fleksibel dan peralihan posisi anggota tour of duty kurang dilakukan manajemen.

2. Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang.

3. Karyawan yang mempunya kemampuan spesialisai mengalami kejenuhan.

e. Organisasi Matrik. Disebut juga sebagai Organisasi Manajemen Proyek yaitu organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di bidang penelitian dan pengembangan kesehatan. Organisasi Matrik memiliki kelebihan : 1. Cukupnya fleksibilitas dalam pengelolaan Administrasi personalia dimana terjadi pemindahan tugas bagi karyawan secara terencana.

2. Terdapat kemampuan manajemen dalam memperhatikan masalah-masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang terjadi secara unik.

3. Pelaksanaan kegiatan Organisasi Matrik tidak mengganggu struktur organisasi yang ada.

Kelemahan dari bentuk Organisasi Matrik adalah :

1. Kelemahan akan timbul jika direktur tidak memiliki kemampuan mengkoordinir berbagai bagian dalam organisasi.

2. Dapat terjadi kesulitan pengembangan tim yang terpadu.

3. Terdapatnya potensi penyimpangan pelaksanaan kesatuan perintah dimana satu pimpinan untuk masing-masing individu.

(13)

sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajemen. Organisasi Komite memiliki kelebihan : 1. Pelaksanaan pengambilan keputusan berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan direktur dengan anggota.

2. Kepemimpinan yang bersifat Otokratis sangat kecil.

3. Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin.

Organisasi Komite mempunyai keburukan :

1. proses pengambilan keputusan sangat lambat sehingga pelaksanaan operasional pelayanan terhambat.

2. Timbulnya biaya operasional rutin yang sangat tinggi.

3. Kadang-kadang tidak terdapet kejelasan mengenai pejabat yang bertanggungjawab bila ada masalah yang terjadi dalam organisasi.

Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

a. Bentuk organisasi berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan. Bentuk organisasi ini meliputi :

(1) Bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.

(2) Bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdisi dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggungajawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.

b. Bentuk organisasi berdasarkan lalu lintas kekuasaan. Bentuk organisasi ini meliputi :

(1) Organisasi lini atau garis, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan.

(2) Organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi.

(3) Bentuk lini dan staf, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.

(14)

c. Bentuk organisasi berdasarkan sifat hubungan personal. Bentuk organisasi ini meliputi :

(1) Organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : Organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum. (2) Organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hoby, dan lain-lain.

d. Bentuk organisasi berdasarkan tujuan. Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu :

(1) Organisasi yang tujuannya mencaru keuntungan atau “profit oriented” dan

(2) Organisasi sosial atau “non profit oriented”

e. Bentuk organisasi berdasarkan kehidupan dalam masyarakat.

Bentuk organisasi ini meliputi : (1) Organisasi pendidikan. (2) Organisasi kesehatan.

(3) Organisasi pertanian, dan lain-lain.

f. Bentuk organisasi berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani.

Bentuk organisasi ini meliputi :

(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan. (2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik. (3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja. (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain-lain.

g. Bentuk organisasi berdasarkan pihak yang memakai manfaat.

Bentuk organisasi ini meliputi :

(1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi. (2) Service Organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank.

(3) Business organization, yaitu organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan.

(15)

Pada upaya untuk memberikan gambaran bagaimana organisasi berjalan dan berfungsi serta agar dapat memandu individu-individu dalam melaksanakan tugasnya maka dibentuklah suatu bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar yang menjelaskan bentuk dari sebuah organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan system rentang kendali dan system pimpinan kendali.

Dalam lingkungan yang terus menerus berubah dan bergerak, bagan organisasi tidak bisa bersifat kaku, namun harus dapat melakukan penyesuaian terhadap tuntutan perubahan yang terjadi, baik dikarenakan dinamika dalam organisasi sendiri maupun karena dorongan dari luar organisasi.

Suatu bagan organisasi akan memberikan informasi tentang :

1. Tipe organisasi, struktur organisasi akan memberikan informasi tentang tipe organisasi yang digunakan, apakah bentuk lini, lini dan staf, atau organisasi bentuk fungsional.

2. Pembagian organisasi dalam unit-unit atau bagian, akan memberikan informasi mengenai dasar pembagian, apakah didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen, kegiatan produksi, jenis-jenis kegiatan dan sebagainya.

3. Kedudukan, memberikan informasi tentang apa seseorang termasuk kelompok managerial atau karyawan operasional.

4. Rentang kendali, memberikan informasi terkait jumlah karyawan pada masing-masing bagian.

5. Manajer dan bawahan, organisasi yang memberikan informasi tentang garis perintah dan tanggungjawab, siapa yang memberi perintah dan siapa yang memberi tanggungjawab dengan kata lain siapa atasan dan siapa bawahan.

6. Tingkatan manajer, memberikan informasi tentang keberadaan top manajer, middle manajer, dan low manajer.

7. Bidang pekerjaan, setiap kotak dalam struktur organisasi memberikan informasi mengenai tugas-tugas dan pekerjaan serta tanggungjawab yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut.

(16)

9. Pimpinan organisasi, struktur organisasi yang memberikan informasi apakan merupakan pimpinan tunggal atau pimpinan kolektif ataukah presidium.

II.3. Organisasi pada Rumah Sakit Marinir Cilandak.

Sejarah berdirinya RS Marinir Cilandak dimulai dari Poliklinik kecil di KKO AL di Cilandak. Kemudian atas keputusan jawatan kesehatan KKO pada tahun 1961, poliklinik KKO menjadi Balai Pengobatan (BP) Pangkalan KKO AL. Pada tahun 1963 diresmikan Rumah Sakit baru dengan status Rumah Sakit Korps Komando TNI AL (RSKO Wilayah Barat) berlokasi ditempat seperti sekarang ini berdasarkan Skep Panglima KKO AL No. : 5401/5/1968 pada tanggal 22 Maret 1968. Dan penetapan tanggal ini diresmikan sebagai hari jadi RS Marinir Cilandak.

Pada tanggal 25 Februari 1977, Menhankam/Pangab dengan Skep No. 226/II/1977 Menetapkan RSAL Lanmar Jakarta sebagai Rumah Sakit ABRI TK IV dengan kapasitas 45 Tempat tidur. Pada tanggal 7 April 1979 dengan No Skep/813/IV/1979 KASAL menerbitkan SKEP tentang Pengalihan Wewenang Pembinaan Fungsi Pangkalan Marinir Jakarta dari Pangdaeral-3 kepada Dan Kormar selanjutnya oleh Pangdaeral-3 dengan Surat Keputusan No. : Skep/42/VII/1979 Tanggal 21 Juli 1979 menetapkan perubahan nama RS TNI AL tingkat IV Lanmar Jakarta Cilandak menjadi Rumkital Daerah-3 Cilandak. Pada tanggal 28 juni 1983 Menhankam/Pangab menetapkan Skep baru No. 746/VI/1983 yang menyatakan Rumkital Marinir Cilandak Sebagai Rumah Sakit ABRI TK. III dengan kapasitas tempat tidur 60 buah.

Pada tanggal 18 juni 1998, RS Marinir Cilandak di tetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI TK II B dengan kapasitas 120 tempat tidur. Di dalam Struktur Organisasi RS Marinir Cilandak adalah RS ABRI TK. II B dan sebagai unsur Komando pelaksana fungsi Korps Marinir di Bidang Kesehatan yang berkedudukan langsung di bawah Komando Korps Marinir.

(17)

TNI, Polri dan keluarganya serta untuk masyarakat umum yang membutuhkannya.

(18)

Diagram 1 : Struktur organisasi RSMC

Rumah Sakit (Rumkit) Angkatan Laut Marinir Cilandak, yang sebelumnya Rumkit tingkat III menjadi Rumkit tingkat II, berdasarkan Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/11/II/2012 tanggal 17 Februari 2012 tentang Klasifikasi dan Dislokasi Fasilitas Kesehatan TNI Angkatan Laut. Rumah Sakit tingkat II merupakan rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas pelayanan kesehatan 8 sampai dengan 11 pelayanan kesehatan jenis spesialistik dan subspesialistik, fasilitas penelitian dan pendidikan, serta kesehatan matra laut, juga fasilitas rawat inap lebih dari 200 tempat tidur pasien.

(19)

RSMC pada dasarnya merupakan salah satu unit dari kesatuan yang mendukung kegiatan militer dalam hal ini satuan marinir. Maka dalam proses terbentuknya RSMC diawali dengan sepetak kamar di batalyon infantri marinir yang pada waktu itu adalah KKO (Korps Komando Angkatan Laut) yang digunakan oleh para tenaga medis melakukan persiapan sebelum berangkat mengikuti gerak pasukan infantri marinir kedaerah pertempuran. Jadi awalnya bertugas sebagai pendukung medis. Dalam perkembangannya berkembang menjadi RSMC dimana selain masih tetap melaksanakan tugas dukungan kesehatan, personil RSMC melakukan tugas pelayanan medis mulai dari tugas prefentif, definitif, kuratif dan rehabilitasi baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Dengan demikian RSMC dalam pelaksanaan hariannya menjalankan tugas struktural dimana organisasi RSMC akan patuh secara total melaksanakan semua aturan, ketetapan dan perintah atasan tanpa membantah guna mensukseskan maksud dan tujuan dari para penentu kebijakkan. Dalam perjalanannya tugas lain dari para personil RSMC yaitu tugas profesi medis mengalami proses transformasi dimana atas pengaruh

Civillization dari pemerintahan yang berkuasa, tugas profesi menjadi lebih mengemuka. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan dari proses pendewasaan dan reformasi dalam tubuh TNI. Hal ini bisa termasuk fungsi TNI dalam melaksanakan operasi militer non perang. Tetapi proses tersebut tidak akan mematikan semangat tempur prajurit TNI, apapun korpsnya.

Dalam melayani pasien, RSMC dalam tugas profesinya memegang teguh tujuan, misi, visi dan prinsip pada penanganan pasien. Jadi pada analisa prinsip dan analisa jabatan bisa ditarik kesimpulan bahwa RSMC melaksanakan hampir semua prinsip dari manajemen organisasi seperti prinsip adanya tujuan yang jelas, prinsip skala hirarkhi dan sebagainya. Namun prinsip-prinsip tersebut dilaksanakan dengan kelenturan yang terbatas mengingat agar tidak melenceng dari tugas utamanya.

(20)

mau bergerak kedaerah operasi militer selama masih menjabat sebagai penanggungjawab dukungan medis bagi pasukan infantri.

Dengan melaksanakan perintah atasan dalam kerjasama dengan salah satu program suksesi pemerintah (BPJS), dengan sendirinya RSMC harus membuat dan melaksanakan semua kegiatan berdasarkan SOP yang terstandarisasi. Melakukan kegiatan evaluasi bulanan dan tahunan dalam rangka pemenuhan persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.

(21)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Jadi dalam upaya pembahasan model penggorganisasian rumah sakit, dalam hal ini yang menjadi model adalah Rumah Sakit Marinir Cilandak secara garis besar kami dapatkan :

1. Bahwa dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, idealnya semua faktor penunjang manajemen rumah sakit harus didayagunakan dan dikelola optimal. Untuk itu pengalaman atau sejarah dapat menjadi salah satu pertimbangan yang penting sebagai faktor pembelajaran agar tidak menjadi kebuntuan atau kegagalan.

2. RSMC merupakan model dari rumah sakit pemerintah yang menerapkan pengelolaan organisasi lini dan staf yang terbatas dengan manejemen yang bertingkat.

3. RSMC melaksanakan pelayanan BPJS sehingga dalam operasionil serta penanganan penderita menerapkan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena BPJS merupakan salah satu program pemerintah.

Demikian makalah ini dibentuk dan dikerjakan sebagai salah satu pelaksanaan tugas baca. Semoga apa yang kami kerjakan dapat bermanfaat. Tak lupa saran dan kritik akan menambah khasanah makalah ini.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr Laksono Trisnantoro, MSc, PhD. 2005. Lingkungan dan strategi rumah sakit. Aspek strategis manejemen rumah sakit, antara misi sosial dan tekanan pasar.Penerbit Andi Jogjakarta, halaman 10 – 28.

2. Naomy Marie Tando, 2013. Konsep organisasi dan manejemen kesehatan. Organisasi dan manejemen pelayanan kesehatan. Penerbit In Media, halaman 1 – 40.

3. Sejarah Rumah Sakit Marinir Cilandak. Wikipedia.

Gambar

Gambar 1 : Pintu depan Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

creed, age, national origin, social condition, political or religious beliefs, disability, social status, veteran status, recruitment or selection of docent and non-docent

 Pada tahun ini, KBLM mengaloasikan belanja modal sebesar Rp10 miliar, di mana sebesar 10%—12% di antaranya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi, terutama

Pengalaman Belajar : Mahasiswa mampu Memahami dan melakukan Identifikasi Core Unit Business dan Karakter Kunci BPR secara lengkap dan tepat. Strategi Penilaian :

Rajah 15a menunjukkan sebuah pepejal berbentuk prisma tegak dengan tapak segi empat tepat ABCD terletak di atas satah mengufuk.. Permukaan ADGKF ialah

Refleksi diri ini ditulis untuk memberikan sedikit gambaran umum tentang pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL 2) di SMA Negeri 5 Jalan Pemuda No. Dalam

Kemudian mencari kata-kata sebanyak mungkin yang akan digunakan dalam puisi, memilih tema yang digunakan dalam proses menulis puisi, setelah itu mengembangkan

Adanya penyatuan (incorporation) dimensi-dimensi yang berbeda dari modal sosial dan mengakui bahwa komunitas bisa memiliki akses yang lebih luas atau kecil.. Meskipun definisi

Menurut ahli media, film pembelajaran yang telah dibuat oleh penulis yang berisi tentang ketrampilan dasar mengajar dan praktik memperbaiki power supply komputer yang mempunyai