• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Faktor Yang Mempengruhi Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faktor Faktor Yang Mempengruhi Produksi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jeruk Di Desa Bangorejo Kecamatan

Bangorejo Kabupaten Banyuwangi

(

Factors that effect Citrus Production In Bangorejo Village, Bangorejo-Banyuwangi

)

Rita Evina, Riniati, M Fathorrazi

Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121

E-mail: rithaevina30@gmail.com

Abstrak

P

enelitian ini akan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Variabel yang mempengaruhi produksi jeruk yaitu luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa data cross section dengan objek penelitian pada usahatani jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi yang di peroleh dari petani jeruk di Desa Bangorejo. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Uji statistik menggunakan pengujian simultan (uji F), parsial (uji t) dan koefisien determinasi (R2). Uji asumsi klasik menggunakan uji multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan normalitas. Dari hasil analisis data secara simultan menunjukkan bahwa luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja bersama-sama berpengaruh signifikan pada produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Secara parsial hasil analisis data menunjukkan tenaga kerja tidak signifikan pada produksi jeruk sedangkan luas lahan, bibit dan pupuk berpengaruh positif dan signifikan pada produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Dan pada uji asumsi klasik dinyatakan tidak ada masalah pada uji multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi dan normalitas

Kata Kunci : Luas Lahan, Bibit, Pupuk, Tenaga Kerja, Produksi Jeruk.

Abstract

This research will explain the factors that affect the production of oranges in Bangorejo Village, Bangorejo Sub-district, Banyuwangi District. Variables that affect the pr oduction of citrus is the area of land, seeds, fertilizer and labor. The type of data used in this study is the primary data in the form of cross section data with the object of research on citrus farming in Bangorejo Village, Bangorejo Subdistrict, Banyuwangi Regency obtained from citrus farmers in Bangorejo Village. Data analysis method used in this research is multiple linear regression. Statistical test using simultaneous test (F test), partial (t test) and coefficient of determination (R2). Classic a ssumption test using multicolinearity test, heterokedastisitas, autokorelasi, and normality. From the results of data analysis simultaneously shows that the area of land, seeds, fertilizers and labor together have a significant effect on the production of oranges in Bangorejo Village, Bangorejo Sub-district, Banyuwangi District. Partially result of data analysis showed that labor is not significant on citrus production while the area of land, seed and fertilizer have positive and significant effect on citrus production in Bangorejo Village, Bangorejo Sub-district, Banyuwangi Regency. And on the classical assumption test otherwise there is no problem on multicollinearity test, heterokedastisitas, autokorelasi and normality.

Keywords : area of land, seeds, fertilizer, labor, production

Pendahuluan

Pembangunan pertanian berperan strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut ditunjukkan oleh perannya dalam pembentukkan modal, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan (suistinable agriculture), sebagai bagian dari penerapan pembangunan berkelanjutan (suistinable development) (Rudy, 2011).

Dalam konteks kemandirian dan kedaulatan, salah satu sektor strategis adalah sektor pertanian, terkait dengan kebutuhan primer dan sekunder. Industri pangan

(2)

yang tumbuh tidak saja terjadi bagi produk-produk untuk konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor nonpertanian yang digunakan petani sebagai input usahatani ataupun untuk investasi (Tomich et al., 1995). Lebih jauh lagi pertumbuhan sektor pertanian akan mendorong pembangunan agribisnis.

Hortikultura merupakan salah satu sub sektor penting dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables), buah (fruits), tanaman berkhasiat obat (medicinal palants), tanaman hias (ornamental plants) termasuk didalamnya tanaman air, lumut dan jamur yang dapat berfungsi sebagai sayuran, tanaman obat atau tanaman hias. Secara umum, komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan pembudidayaannya memerlukan curahan tenaga intensif dengan keterampilan yang tinggi. Oleh karena itu tanaman hortikultura sangat cocok untuk diusahakan pada kondisi kepemilikan lahan yang sempit seperti di Indonesia. Di berbagai Negara hortikultura telah berperan nyata dalam mempercepat pengentasan masyarakat petani dari kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan mendorong invetasi di pedesaan. Ciri lain yang sangat penting dari komoditas hortikultura adalah sifat bahannya yang cepat mengalami pembusukan, padahal produk hortikultura bernilai sangat tinggi pada kondisi segar. Hal ini menyebabkan produk hortikultura harus segera dijual setelah panen, kecuali jika ada teknologi penyimpanan yang dapat menunda penjualannya (Direktorat Jenderal Hortikultura).

Salah satu dari produk hortikultura ini adalah tanaman jeruk. Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Julian, 2008). Pengembangan jeruk di Indonesia sebenarnya sangat menjanjikan, baik dari jenis jeruk yang dipasarkan. Hal ini disebabkan karena buah jeruk merupakan komoditi yang bisa memberikan nilai tambah. Yang berarti bisa dikonsumsi sebagai buah segar atau dapat diolah menjadi produk olahan, misalnya: jus/minuman, manisan, dan selai.

Kabupaten Banyuwangi juga dikenal sebagai salah satu sentra jeruk di Jawa Timur, Jeruk siam asal Banyuwangi ini pun telah menembus pasar nasional. Karena jeruk siam Banyuwangi ini dipasok ke sejumlah distributor dan pasar moderen di wilayah Jawa dan Bali. Mulai dari Hero Supermarket Tangerang, Mall Asia Plaza di Tangerang, hingga Tiara Dewata, Bali. Untuk sentra kawasan jeruk sendiri, tersebar di sejumlah kecamatan. Yakni Kecamatan Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo dan Siliragung. Juga bisa ditemui di Kecamatan Gambiran, dan Muncar (Website Resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi).

Diantara Kecamatan sentra kawasan jeruk di Banyuwangi Kecamatan Bangorejo mempunyai produksi jeruk terbesar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya yaitu sebesar 657.385 Ton yang hanya selisih sedikit dengan Kecamatan Purwoharjo sebesar 653.537 Ton, sedangkan Kecamatan Tegaldlimo sebesar 620.158 Ton,

Kecamatan Siliragung sebesar 254.551 Ton, Kecamatan Gambiran sebesar 242.937 Ton dan Kecamatan Muncar sebesar 653.537 Ton.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja baik secara individu maupun serentak mempunyai pengaruh terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Kemudian tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi;

2. Untuk mengetahui pengaruh bibit terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi;

3. Untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

4. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

Metode Penelitian

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini berbasis pada deskriptif yaitu Metode dasar yang dilakukan penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survey, yaitu pengambilan sampel dalam jangka waktu yang sama dengan menggunakan daftar pernyataan atau questionnaire sebagai pengumpulan data. Penelitian ini menjelaskan hubungan antara luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

Jenis dan Sumber Data

Dalam menganalisa masalah yang dihadapi, jenis data yang digunakan adalah data primer. data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan penelitian.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier berganda dengan menggunakan uji asumsi klasik. Model ekonometrika persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini diformulasikan sebagai berikut:

Ln Y = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 + e

Keterangan :

Y = Produksi b = Konstanta

b1-b4 = Parameter variabel X1 = Lahan (Ha) X2 = Bibit (Kg)

X3 = Jumlah pupuk (Kg) X4 = Tenaga kerja (HOK)

(3)

1. Uji F yaitu bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

2. Uji t yaitu bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial.

3. Koefisien Determinasi Berganda (R2) yaitu bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Terdapat beberapa uji asumsi klasik diantaranya 1. Uji Multikolinieritas.

Hasil dari analisis deskriptif ini digunakan sebagai salah satu indikator dalam melihat penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Jember tahun 2001-2015 dan bagaimana pengaruh nilai produksi, investasi dan upah minimum/UMK terhadap penyerapan tenaga kerja. Berikut statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dlam penelitian ini :

Tabel 1. Rangkuman Hasil Perhitungan Regresi Variabel Koefisien Probabilitas Luas Lahan 0.228301 0.0000

Bibit 0.604885 0.0002

Pupuk 0.144157 0.0000

Tenaga Kerja -0.520915 0.4609 Sumber: Data Primer diolah

Tabel 1 hasil regresi untuk menunjukkan pengaruh luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja terhadap produksi, diperoleh persamaan sebagai berikut :

LnY = 1.904442 + 0.022826 LnX1 + 0.058093 LnX2 + 0.014329 LnX3 + -0.043758 LnX4 + e

Hasil dari persamaan regresi linier berganda tersebut memberikan pengertian:

1.Nilai koefisien variabel luas lahan (X1) mempunyai angka signifikasi dibawah nilai probabilitas signifikasi

0,05 (α : 5%) yaitu sebesar 0.0000 yang berarti bahwa variabel luas lahan (X1) mempengaruhi produksi petani jeruk secara

signifikan. Koefisien regresi untuk luas

lahan

(X1) sebesar 0.022826

yang artinya jika luas

lahan (X1) naik sebesar 1m maka produksi petani akan meningkat sebesar 2kg.

2.Nilai koefisien variabel bibit (X2) mempunyai angka

signifikasi di bawah nilai probabilitas signifikasi 0,05 (α :

5%) yaitu sebesar 0.0002 yang berarti bahwa variabel bibit (X2) mempengaruhi produksi petani jeruk secara signifikan. Koefisien regresi untuk bibit (X2) sebesar 0.058093 yang artinya jika bibit (X2) naik sebesar 1 batang maka produksi petani meningkat 6 kg.

3.Nilai koefisien variabel pupuk (X3) mempunyai angka signifikasi dibawah nilai probabilitas signifikasi 0,05 (α : 5%) yaitu sebesar 0.0000 yang berarti bahwa variabel luas lahan (X3) mempengaruhi produksi petani jeruk secara

signifikan. koefisien variabel pupuk (X3) regresi untuk pupuk (X3) sebesar 0.014329 yang artinya jika luas lahan (X1) naik sebesar 1 kg maka produksi petani akan meningkat sebesar 2 kg.

4. koefisien variabel tenaga kerja (X4) mempunyai angka koefisien negatif sebesar -0.043758 yang berarti apabila tenaga kerja naik 1 HOK maka produksi peani akan menurun sebesar 4 kg.

Hasil Uji Statistik

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara individu maupun serentak, berikut ini hasil uji statistik :

Tabel 2. Hasil Uji F

Keterangan Nilai

Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Data Primer diolah

Tabel 2 menunjukkan hasil dari uji signifikasi simultan (Uji F) dan diketahui nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,000000 yang berarti nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari tingkat signifikasi α = 5%, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produski jeruk.

Tabel 3. Uji R2

Keterangan Nilai

R-squared 0.998127

Sumber: Data Primerr diolah

Nilai koefisien determinasi (R2) menggambarkan kemampuan variabel independen terhadap variabel dependennya. Dari model yang diestimasi didapat nilai R2 sebesar 0.998274. Hal ini berarti variabel luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja dapat menjelaskan produksi jeruk sebesar 99,82%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model

.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabe independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Digunakan uji deteksi Klien pada uji multikolinieritas.

Tabel 4. Uji Multikolinearitas

(4)

awal yaitu 0.973532; 0.917556; 0.975051;0.728897< 0.998127.

Selanjutnya dilakukan Uji heterokedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Beriku ini adalah hasil uji heterokedastisitas menggunakan Uji Glejser.

Tabel 5. Uji Heterokedastisitas

F-statistic 1.696419 Prob.

F(4,5, 1) 0.1770

Obs*R-squared 6.404335 Prob.

Chi-Square(4) 0.1709

Scaled explained SS 12.05751 Prob.

Chi-Square(4) 0.0169 Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan data diatas, hasil uji Heterokedastisitas menunjukkan nilai Nilai Prob. F hitung sebesar 0. 1770 lebih besar dari α = 5% sehingga, berdasarkan uji hipotesis H0 diterima tidak terjadi heterokedastisitas

.

Selanjutnya dilakukan Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik Jerque-Berra. Pedoman yang digunakan adalah apabila nilai prob. JB >

α=5%, maka data yang digunakan terdistribusi secara normal. Berdasarkan tabel 7 dibawah ini menunjukkan bahwa hasil Prob. JB adalah sebesar 0.853169 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel . Uji Normalitas

Jarque-Bera 0.317595

Probability 0.853169

Sumber: Data Primer diolah

Pembahasan

Beberapa pengujian yang telah dilakukan sebelumnya ternyata menunnjukan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik karena terbebas dari Asumsi Klasik. Interpretasi ekonomi dari hasil penelitian yang diperolah adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Faktor luas lahan dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jeruk siam dan arah hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa peningkatan luas lahan secara signifikan dapat meningkatkan produksi jeruk siam di Desa Bangorejo. Adanya pengaruh yang signifikan ini disebabkan pemanfaatan luas lahan yang sangat optimal yang dilakukan oleh petani. Beberapa petani disana dalam penggunaan lahan untuk menanam jeruk siam memiliki jarak tanam yang sama antara satu petani dengan petani lainnya, sehingga petani dapat memanfaatkan lahan seoptimal mungkin untuk dapat ditanami jeruk siam secara maksimal. Semakin dekat jarak taman yang digunakan makan jumlah tanaman yang dapat ditanam juga akan semakin banyak, namun berdasarkan kondisi lapang yang ada semakin dekat tanaman jeruk siam yang ditanam maka penyebaran serangan hama penyakit tanaman akan lebih cepat menyebar.

Signifikansi tersebut sesuai dengan pendapat Sarwanto A (1993) menyatakan lahan pertanian merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam proses produksi, karena lahan pertanian merupakan pabrikan atau tempat suatu usaha proses produksi berjalan dan output dihasilkan. Bahwa semakin besar luas lahan yang dikelola maka semakin banyak pula hasil produksi yang didapat

.

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Faktor bibit dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jeruk siam dan arah hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa penambahan jumlah bibit secara signifikan dapat meningkatkan produksi jeruk siam di Desa Bangorejo. Adanya pengaruh yang signifikan ini disebabkan oleh penggunaan bibit berkualitas yang sudah uji laboratorium dan bersertifikat.

Menurut penelitian Wirawan, B., dan Sri Wahyuni (2002) Benih menjadi salah satu faktor utama yang menjadi penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman. Menurut FAO, peningkatan campuran varietas lain dan kemerosotan produksi sekitar 2,6 % tiap generasi pertanaman merupakan akibat dari penggunaan benih yang kurang terkontrol mutunya

.

Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya karena bebas dari serangan hama dan penyakit, tanaman akan dapat tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan dan berbagai faktor tumbuh lainnya. Hasil penelitian ini sesuai yang dilakukan oleh Mega Wulandari (2013) menyatakan Adanya pengaruh yang signifikan ini disebabkan oleh petani secara maksimal menggunakan lahan yang sangat optimal untuk dapat ditanami benih buah jeruk.

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Faktor pupuk dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jeruk siam dan arah hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa setiap penambahan pupuk secara signifikan dapat meningktakan produksi jeruk siam di Desa Bangorejo. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik, adanya pengaruh yang signifikan ini disebabkan karena perbandingan penggunaan pupuk organik lebih besar daripada pupuk anorganik karena petani jeruk di Desa Bangorejo sudah paham akan penggunaan pupuk yang baik terhadap tanaman

(5)

pendapatan sebagai balas jasa dari usaha yang dilakukannya yakni pendapatan atau upah. Pendapatan atau upah yang diperoleh seseorang dari suatu pekerjaan melalui besarnya hari orang kerja yang digunakkan untuk menghasilkan produksi.

Simpulan

Penelitian yang dilakukan di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi ini memiliki kesimpulan hasil bahwa luas lahan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan signifikan, bibit secara parsial berpengaruh positif dan signifikan, pupuk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan, tenaga kerja secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Nilai R2 yang diperoleh sebesar 0.998127 yang menunjukkan bahwa variabel luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja memiliki pengaruh sebesar 99,82% terhadap produksi jeruk, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Referensi

Lewis, 1954; Johnston dan Mellor, 1961; Kuznets, 1964 dalam Parma Putu Gede. 2014. Jurnal. Pengembangan model penguatan lembaga Pertanian sebagai prime mover pembangunan Kawasan daerah penyangga pembangunan (dpp) Destinasi wisata kintamani – bali

Mubyarto, 1994 dalam Riyadi. 2007. Tesis. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jagung Di Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan

Rudy,S. Dan Iwan,S. 2011. Konsep Dan Implementasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia

Sarwanto, 2002 dalam Dino. 2012. Skripsi. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jagung Di Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

Direktorat Jenderal Hortikultura, http://horti.pertanian.go.id/node/273, [diakses 1 Maret 2017]

BPS Banyuwangi

https://banyuwangikab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/86

Gambar

Tabel 4. Uji Multikolinearitas Variabel Regresi Auxiliary
Tabel 5. Uji Heterokedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

02 CIBEUNYING KALER PIM IV PENGELOLAAN KEU BAGI APARATUR KELURAHAN 28/6/2013..

TEMPAT TANGGAL TAHUN BULAN DIKLAT NAMA KELULUSAN TANGGAL PENDIDIKA TINGKAT N.. NAMA SEKOLAH FAKULTAS JURUSAN/PROGRA

Walaupun nampak adanya pendekatan manajemen dalam pemikiran Provus, tetapi tradisi Tyler lebih dominan. Menurut Provus, evaluasi adalah proses: 1) menyetujui berdasarkan

Sementara,  baik  psikoterapi  pada  umum‐ nya  maupun  psikoterapi  transpersonal  pada  khususnya  sudah  mencoba  melakukan  integrasi.  Psikoterapi  integral 

Kebijakan pendanaan pembangunan hutan tanaman berbasis masyarakat melalui skema KUHR Penyediaan akses permodalan untuk pembangunan hutan tanaman berbasis masyarakat

Hasil yang diperoleh dari GA ini merupakan hasil yang paling optimal dalam meminimalkan total rugi daya sistem karena pada GA tersebut setiap kombinasi jaringan, lokasi

pelajaran IPS (sejarah) di kelas VIII SMP Negeri 3 Kabupaten Kubu Raya secara umum termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan jumlah maksimal skor

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian kecelakaan yang tak terduga tidak direncanakan dan diharapkan yang terjadi dijalan raya atau sebagai akibat dari kesalahan