• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah profesionalisme guru Guru Kaunse

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah profesionalisme guru Guru Kaunse"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROFESIONALISME GURU

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan

Dosen Pengampu Ahmad Zuhdi M. Ag.

Di susun Oleh

Nur Rofiah

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Proses ini dilakukan tidak sekedar untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggali, menemukan, dan menempapotensi yang dimiliki, tapi juga untuk mengembangkannya dengan tanpa menghilangkan karakteristik masing-masing. Untuk itu sistem pendidikan bangsa yang berpenduduk lebih dari 200juta manusia ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkannya mampu bersaing dengan negara-negara lain di tengah kelindan dan kompetisi globalisasi. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas pun tidak mudah, haruslah SDM ini diperoleh dari pendidikan yang bermutu unggul. Dan bagaimana pendidikan bermutu unggul ini didapatkan? Tentunya pendidikan unggul ini diperoleh dari guru yang bermutu unggul juga ( guru yang profesional ).

Dalam dunia pendidikan khususnya, guru adalah sebagai kekuatan pembebasan (liberating Force), karena posisi dan peranannya adalah untuk mengajar dan membimbing peserta didik supaya menjadi manusia yang berkualitas dalam hal memiliki ilmu pengetahuan, watak bermartabat, dan berguna bagi masyarakat. Atau dalam adagium Jawa yang berarti “digugu lan ditiru” (orang yang diikuti dan dicontoh. Sehingga, Kompetensi yang dituntut dari guru profesional adalah memiliki kebiasaan dan kemampuan ilmiah dalam merancang, melaksanakan, menemukan kekuatan dan kelemahan dalam kegiatan pengembangan, serta memanfaatkannya untuk kegiatan perbaikan berikutnya.1

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru? 2. Bagaimana kompetensi profesional guru?

3. Bagaimana peran guru profesional dalam pembelajaran? 4. Bagaimana upaya mewujudkan guru profesional?

1 Buku Panduan Paud450 1/4sks. Cet-6 2010. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesionalisme Guru 1. Profesionalisme

Dalam studi tentang masalah profesionalisme, kita akan berkenalan dengan sejumlah definisi tentang “profesi”. Salah satunya adalah definisi yang dikemukakan oleh Dr. Sikun Pribadi yang dikutip oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya “ pendiidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi”, yakni: profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataaan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.2 Rumusan yang singkat ini mengandung sejumlah makna, dintaranya hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka, profesi mengandung unsur pengabdian, profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah sifat-sifat(kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) yang dilakukan oleh seseorang.

2. Guru

Banyak sekali definisi mengenai pengertian guru, salah satunya pengertian guru yang terdapat dalam buku Ilmu Pendidikan Islam bahwa guru adalah pekerja profesional yang secara khusus disiapkan untuk mendidik anak-anak yang telah diamanatkan orangtua untuk dapat mendidik anaknya di sekolah.3 Ungkapan diatasdapat diartikan sebagai suatu kesediaan untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya terhadap tugas yang diamantkan kepadanya, dengan kesediaan menerima segala konsekuensinya.

Definisi yang hampir sama mengenai guru terdapat dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwasanya guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.4

2 Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.hlm, 1. 3 Novan Ardy Wiyani dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: r-ruzz Media. Hlm, 97.

(4)

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru profesional adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar yang meliputi kemampuan dalam merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

B. KOMPETENSI GURU

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapa, kemamampuan, dan wewenang. Sedangkan Kompetensi guru profesional adalah merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihyati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.5

Seorang guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri agar dapat menuju pendidikan yang berkualitas, efektif dan efisien serta mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut berdasarkan UU Sisdiknas Nomor 14 tentang Guru dan Dosen menentukan bahwa guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi, diantaranya:6

1. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik, perencanaan dan pelasanaan pembelajaran , serta pengevaluasian hasil belajar.

2. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif, sopan santun, disiplin, jujur, rapi. Serta menjadi usatun hasanah bagi peserta didik 3. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara mendalam dan memiliki berbagai keahlian dibidang pendidikan.

4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi baik dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat, sesama pendidik/ teman sejawat dan apat bekerja sama dengan dewan pendidikan/komite sekolah, mampu berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat, serta ikut berperan dalam kegiatan sosial.

5http://kompetensi.info/kompetensi-Guru/apa-itu-kompetensi.html diakses pada sabtu 28 maret 2015 pukul

11.14

6http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-profesionalisme-guru.html?M=I diakses pada 28 maret 2015

(5)

C. Peran Guru Profesional dalam Pembelajaran

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap kebehasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan. Gurdl. u juga harus bepacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinnya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:7

1. Orang tua yang penuh kasih sayang terhadap peserta didiknya.

2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.

3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.

5. Memupuk rasa percaya diri, bareani dan bertanggung jawab.

6. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antarpeserta didik, orang lain, dan lingkungannya.

7. Mengembangkan kreativitas.

8. Menjadi pembantu ketika diperlukan.

Untuk memenuhi tuntutan diatas, guru harus mmpu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru dalam pembelajaran, diantaranya:8

1. Guru sebagai pendidik.

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Sebab, out put mendidik adalah supaya anak didik menjadi anak yang ahlakul karimah. Oleh karena itu, 7 E. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm, 36.

(6)

guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

2. Guru sebagai pengajar.

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari agar ilmu pengetahuan yang awalnya sedikit menjadi banyak.

3. Guru sebagai pembimbing.

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawabatas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

4. Guru sebagai pelatih.

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukn latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.

5. Guru sebagai penasehat.

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Banyak guru cenderung menganggap konseling terlalu banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasihat dan menjadi orang kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi tersebut.

6. Guru sebagai pembaharu (Innovator).

(7)

peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.

Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan generasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

7. Guru sebagai model dan teladan.

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang yang berada dilingkungannya.

8. Guru sebagai pribadi.

Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan tiru”. Digugu maksudnya bahwa peran-pran yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.

9. Guru sebagai peneliti.

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu seorang guru adalah seorang pencari atau peneliti.

10. Guru sebagai pendorong kreativitas.

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut.kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

11. Guru sebagai pembangkit pandangan.

(8)

di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.

12. Guru sebagai pekerja rutin.

Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.

13. Guru sebagai pemindah kemah.

Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengeahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalknnya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat bagi peserta didinya

14. Guru sebagai pembawa cerita.

Guru meenjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena cerita-cerita yang disampaikan guru sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk diambil manfaatnya.

15. Guru sebagai aktor.

Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannyasehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang aktor berusaha mengurangi respon bosan dan berusha meningkatkan minat para pendengar.

16. Guru sebagai emansipator.

Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan.

(9)

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan denagn prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.

18. Guru sebagai pengawet.

Salah satu tugas guru adaah mewariskan kebudayaan dari generasi ke genersi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa epan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum.

19. Guru sebagai kulminator.

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan meleati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebiasaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.

D. Upaya Meningkatkan Guru Profesional

Upaya mewujudkan guru profesional bukan masalah yang sederhana. Mewujudkan guru profesional terkait dengan banyak faktor yang sangat kompleks. Upaya mewujudkan guru profesional dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain:9

1. Perbaikan sistem pendidikan dan pembinaan guru.

Pendidikan diyakini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan seseorang. Oleh sebab itu, dalam rangka menwujudkan guru profesional perlu dikaji sistem pendidikan guru. Menurut Tilaar (2002:384-388) pendidikan dan

(10)

pembinaan guru mencakup pendidikan prajabatan guru, pendidikan dalam jabatan guru, lisesi dan ikatan tugas guru.

2. Perbaikan kesejahteraan guru

Untuk mewujudkan guru profesional dapat ditempuh dengan meningkatkan kesejahteraan gaji guru. Sementara ini gaji guru di Indonesia dinilai masih rendah tentu saja kondisi ini sangat menyedihkan. Rendahnya gaji guru tentunya akan berimplikasi pada kualitas guru. Gaji guru yang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan mengakibatkan sebagian guru akan mencari penghasilan lain. Akibatnya guru kurang berkonsentrasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

3. Peningkatan peran organisasi profesi

Organisasi profesi guru perlu diberikan kekuatan agar mempunyai wibawa. Pemberian kekuatan yang dimaksud misalnya dengan memberi kewenangan pada organisasi profesi guru untuk memberikan lesensi atau ijin berkarya bagi guru. 4. Melaksanakan Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (PGBK)

(11)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

guru profesional adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar yang meliputi kemampuan dalam merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. untuk menjadi guru yang profesional berdasarkan UU Sisdiknas Nomor 14 tentang guru dan dosen menentukan bahwa guru yang profesional harus memiliki setidaknya empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.

Setelah eempat kompetensi tersebut terpenuhi peran seorang guru profesional dalam pembelajaran juga harus dipahami. Dalam makalah ini terdapat beberapa penjelasan mengenai peran guru profesional dalam pembelajaran salah satunya adalah guru sebagai pengajar, guru sebagai pendidik, guru sebagai pembimbing dan seterusnya.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Paud450 1/4sks. Cet-6 2010. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:Universitas Terbuka.

Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ardy Wiyani, Novan dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: r-ruzz Media.

Ni’am Sholeh, Asrorun. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: elsas jakarta.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://kompetensi.info/kompetensi-Guru/apa-itu-kompetensi.html diakses pada

sabtu 28 maret 2015 pukul 11.14.

http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-profesionalisme-guru.html? M=I diakses pada 28 maret 2015 pukul 12:19.

https://imamzaha.wordpress.com/2012/05/03/guru-profesional/ di akses pada

Referensi

Dokumen terkait

Karena membuat sudu turbin aliran silang dengan menggunakan plat yang dilengkung sulit, maka untuk mempermudah pembuatan sudunya dibuat dengan menggunakan pipa yang dibelah

Perubahan dengan meningkatnya kesadaran kelompok lansia dalam memeriksakan kesehatan diri telah berhasil terwujud melalui aksi Program Promosi Kesehatan yaknsi

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan perkalian, notasi faktorial, permutasi, kombinasi, ruang sampel, dan peluang suatu kejadian.. Kisi –kisi penulisan soal

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh outdoor education terhadap personal dan social responsibility pada siswa, juga melihat perbedaan pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran pendidikan agama Islam untuk meningkatkan kesehatan mental mantan pengguna narkoba di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh

Penetapan susut pengeringan pada ekstrak merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam standardisasi tumbuhan yang berkhasiat obat dengan tujuan dapat

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tentang gambaran mutu pemeriksaan keseragaman berat produk udang beku pada proses dengan menerapkan peta dan R,

jangan pusing dan bingung untuk mencari obata yang manjur untuk penyakit kencing nanah, Dengan obat herbal kencing nanah dari De Nature yang aman di konsumsi Pria dan Wanita