• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning in Sciense (CLIS) pada Siswa Kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Children Learning in Sciense (CLIS) pada Siswa Kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 201"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, dalam rangka peningkatan sumber daya manusia suatu negara dapat mencetak generasi penerus bangsanya. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 menyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.

Proses pendidikan yang pokok adalah pembelajaran di sekolah. Banyak mata pelajaran yang diterapkan dalam pendidikan untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Menurut Folwer (Trianto, 2014:136) “IPA adalah pengetahuan yang sistematis yang dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi“ .

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah (working scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006).

(2)

pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai umtuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).

Pada jenjang pendidikan dasar IPA merupakan mata pelajaran wajib. Undang-undang No. 20 Tahun 2003, pada pasal 31 ayat 1e menyatakan IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar khususnya di SD. Siswa Sekolah Dasar sebelum diajarkan IPA, mereka sudah membawa ide dasar sains berdasarkan fenomena-fenomena alam yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sudah memiliki pengetahuan dasar mengenahi dunia dan alam sekitarnya, seperti air, cahaya, api, dan bayangan. Banyak konsep IPA yang dikembangkan oleh siswa berasal dari kehidupan sehari-hari karena siswa Sekolah Dasar pada umumnya sudah mencapai tahap perkembangan operasional konkret yaitu sudah mampu berpikir logis. Sehubungan dengan hal itu peran guru sangatlah penting dalam memberikan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Guru harus memperhatikan karakteristik siswa dan mata pelajaran IPA karena dapat mempengaruhi pemahaman konsep-konsep IPA oleh siswa yang akan dikembangkan. Menurut Iskandar (1997: 16) beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu, IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian kebudayaan bangsa, melatih anak berfikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.

(3)

karakteristik mata pelajaran IPA karena pada dasarnya sains atau IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran-penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Belajar IPA tidak hanya menghafal melainkan mengalami serangkaian proses ilmiah dengan demikan guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran IPA. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak menadapat kesulitan dalam memahami konsep IPA.

Berdasarkan hasil dokumentasi pendahuluan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Sidorejo Kidul 02 Salatiga yang didapat dari buku administrasi ulangan tengah semester II mata pelajaran IPA kelas 5 tahun pelajaran 2014/2015 diketahui 3 (9,10%) siswa yang mendapat nilai 20-34, 4 (12,12%) siswa yang mendapat nilai antara 35-49, 11 (33,33%) siswa yamg mendapat nilai antara 50-64, 10 (30,30%) siswa yang mendapat nilai antara 65-79, dan 5 (15,15%) siswa yang mendapat nilai antara 80-94. Rata-rata nilai kelas 61,09. dan KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 65. Masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa, maka pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Sidorejo Kidul 02 Salatiga belum maksimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu upaya untuk mengatasinya yaitu mengubah pembelajaran IPA dengan model yang tepat. Model pembelajaran yang diterapkan guru harus seuai dengan karakterisitik siswa sehingga dapat membuat siswa konsentrasi dan antusias mengikuti pembelajaran IPA, selain itu agar hasil belajar IPA mencapai maksimal. Hasil belajar IPA dapat mencapai maksimal apa bila model yang digunakan dalam pembelajaran cocok dalam pembelajaran IPA. Salah satunya dengan menggunakan model Children Learning In Science (CLIS).

(4)

dan percobaan” (Widiyarti, dkk., 2012). Menurut Handayani, dkk.,(2002:60) Model pembelajaran CLIS mempunyai karakteristik, antara lain:

1) dilandasi pandangan konstruktivisme memperhatikan pengalaman dan konsep awal siswa; 2) pembelajaran berpusat pada siswa dimana siswa sendiri yang aktif secara mental membangun pengetahuannya; 3) melakukan aktifitas hands-on/minds-on siswa diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan dan melatih berfikirnya; 4) menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar agar siswa lebih mencintai lingkungannya.

Adapun tahapan model pembelaran CLIS menurut Driver dalam (Widyarti, dkk., 2012) yaitu “(1) tahap orientasi (orientation) , (2) tahap pemunculan gagasan (elicitation of ideas), (3) tahap penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas), (4) tahap penerapan gagasan (application of ideas) (5) tahap pemantapan gagasan (review change in ideas)”. Model pembeajaran CLIS mempunyai kelebihan. Kelebihan model pembelajaran ini menurut Tomo (Handayani, dkk., 2002:61) bahwa “belajar melalui model CLIS siswa dapat menguasai konsep secara baik dan dapat bertahan lebih lama”. Menurut Handayani, dkk.,(2002:60-61) kelebihan-kelebihan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

(5)

pembelajaran IPA menjadi lebih efektif, siswa menjadi terlibat langsung dalam pembelajaran karena adanya aktivitas belajar berupa serangkaian kerja ilmiah dan interaksi diantara siswa. Terlebih model pembelajaran CLIS memang dikhususkan untuk pembelajaran IPA sehingga dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Children Learning in Scienses (CLIS) pada Siswa Kelas 5 SD N Kutowinangun 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015’’.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan. Permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu :

a. Berhubungan dengan proses pembelajaran yaitu pembelajaran IPA kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga masih bersifat berpusat pada guru yang dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa menjadi pasif. b. Berhubungan dengan metodologi pembelajaran yaitu pembelajaran IPA kelas

5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga tidak memberikan kesempatan siswa untuk merumuskan materi pembelajaran, melakukan diskusi, pengamatan atau praktikum dalam merumuskan materi.

c. Berhubungan dengan hasil belajar yaitu hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga masih rendah dengan hasil 54 % dibawah KKM 65. 1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam identifikasi masalah tersebut sangat luas sehingga penelitian ini sengaja membatasi permasalahan yang dihadapi karena menyadari keterbatasan waktu dan kemampuan maka tidak mungkin untuk diteliti dalam penelitian ini secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan hanya pada analisis :

(6)

b. Penerapan model pembelajaran Childern Learning In Science (CLIS) pada pembelajaran IPA.

c. Hanya siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga yang menjadi subjek penelitian.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Children Learning In Science ( CLIS ) dalam meningkatkan proses belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?

b. Apakah peningkatan proses pembelajaran IPA melalui model Children Learning In Science ( CLIS ) meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas

5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015? 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

a. Meningkatkan proses belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul

02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 20114/2015.

b. Meningkatkan hasil belajar IPA melalui peningkatan proses dengan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada siswa kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 20114/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat/kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu dari segi teoretis maupun dari segi praktis. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teoretis

(7)

dunia pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dan mendukung kajian teori bahwa dengan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa memperoleh pengelaman belajar mandiri dari materi yang dipelajari sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

b. Praktis 1) Siswa

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran CLIS.

2) Guru

Memberikan tambahan wawasan, keterampilan dan pengalaman menerapkan model pembelajaran CLIS

3) Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

2.4 By contrast, the authors view that the stakeholder-oriented theory of corporate governance is strongly recognized in Islam via two fundamental concepts

berjumlah 20 butir soal sebagai instrumen penilaian Keterampilan Proses Sains (KPS), (2) instrumen penilaian two-tier test layak dan memenuhi kriteria soal yang

yang terletak sesudah penciptaan kedua objek berkelas Mobil digunakan untuk menjalankan metode run()yang terdapat pada kelas Mobil untuk objek yang dirujuk oleh...

Exchange of knowledge and expertise between members of the Shar `ah board and internal Shar `ah officers with the BOD, senior management, and other staff on the

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

pengalaman berupa cv, ijazah pendidikan, data sttpp diklat TOT dan 5x SK Penyelenggaraan) dalam satu file untuk masing-masing tenaga pengajar dan besar file

No. a) Klaster pertama terdiri dari Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Way Kanan, Pringsewu, dan Pesisir Barat. b) Klaster kedua beranggotakan Kabupaten Lampung Selatan,

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG