• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TRNTANG BUDIDAYA JAMUR TIRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TRNTANG BUDIDAYA JAMUR TIRAM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur merupakan (Pleurotus ostreatus) tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan, seperti selulosa, glukosa, liginin, protein, dan senyawa pati dari organisame lain. Dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa (bagian jamur yang bentuknya seperti benang halus, panjang dan kandang bercabang), bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk pertumbuhan.oleh karena itu, jamur digolongkan sebagai tanaman heterofik, yaitu tanaman yang kehidupannya tergantung pada organisme lain. (Parjimo dan Agus Andoko.2007.1)

(2)

Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, kandungan gizi jamur tiram terdiri atas protein rata-rata sebanyak 3.5–4% dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Bila diukur berat kering kandungan proteinnya 19-35%. Sedangkan beras hanya 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu sapi 25,2%. (http://carasendiri.blogspot.com/2012/05/kandungan-gizi-dan-khasiat-jamur-tiram.html/Diakses 11 Desember 2014 pukul 11:59).

Jamur mempunyai nilai gizi tinggi terutama kandungan proteinnya 15-20 % dari berat keringnya. Daya cernanya pun tinggi mencapai 34-89 %. Sifat nutrisi kelengkapan asam amino yang dimiliki oleh jamur lebih menentukan mutu gizinya. Jamur segar umumnya mengandung 85-89 % air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 % dari berat kering terdiri dari asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol dan phoshpolipida.

Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin dan asam askorbat. Vitamin A dan D jarang ditemukan pada jamur, namun dalam jamur tiram putih terdapat ergosterol yang merupakan prekursor vitamin D. Jamur umumnya kaya akan mineral terutama phosphor, mineral lain yang dikandung, diantaranya kalsium dan zat besi (Jamurtiramputih’s Weblog.htm., 2008).

(3)

menurunkan kadar vitaminnya dan zat-zat yang bermanfaat untuk penyembuhan penyakit.

(http://carasendiri.blogspot.com/2012/05/kandungan-gizi-dan-khasiat-jamur-tiram.html/Diakses 11 Desember 2014 pukul 11:59).

1.2 Pembatasan

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka dalam makalah ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam makalah ini dapat lebih terfokus dan terarah. permasalahan makalah ini dibatasi pada penelusuran mengenai budi daya jamur tiram.

1.3 Perumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut, yakni :

1. bagaimana Sejarah Jamur?

2. Apa Morfologi dan Klafikasi Jamur Tiram? 3. Apa saja syarat tumbuh Tanaman Jamur Tiram?\

4. Bagaimana cara membudidayakan Tanaman Jamur Tiram? 5. Bagaimana cara memanen Jamur Tiram?

6. Apa manfaat Jamur Tiram ?

1.4 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka penulisan ini bertujuan :

1. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Sejarah Jamur

2. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Morfologi dan Klafikasi Jamur Tiram 3. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Syarat Tumbuh Jamur Tiram

4. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Manfaat Jamut Tiram

(4)

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :

1. Bagi Penulis

Dari segi teoritis penulisan ini dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai membudidayakan untuk menenam Jamur Tiram

2. Bagi Mahasiswa 3. Bagi Dosen

4. Bagi Masyarakat atau pembaca

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Jamur

Dalam sejarah pembudidayaan jamur konsumsi, perancis boleh dikatakan sebagai pionir atau pelapornya.sekitar tahun 1650-an seorang petani perancis berhasil menanam jamur champignon di perkarangan rumahnya dengan hasil yang cukup memuaskan. Dari Perancis, budi daya jamur menyebar ke beberapa negara di Eropa seperti seperti Inggris, Jerman, Hongaria, Denmark dan bahkan ke Amerika Sarikat. Sampai mencatatkan diri sebagai produsen jumer champignon terbesar di dunia.(Parjimo dan Agus Andoko. 2007.14)

Di indonesia, budi daya jamur konsumsi, terutama champignon baru di mulai sekitar tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasiolan yang bergerak di bidang agrobisnis. Perusahaan ini memilih dataran tinggi dieng di Wonosobo, jawa tengah, sebagai tempat pembudidayaan jamur champignon dengan produksi mencapai ribuan ton per bulan. Sebagai besar hasil budi daya jamur secara modern tersebut diekspor dalam bentuk kalengan ke beberapa negara. (Parjimo dan Agus Andoko.2007:14)

2.2 Taksonomi dan Morfologi Jamur Tiram

Super kingdom : Eukaryota

Kingdom : Myceteae (fungi)

Divisio : Amastigomycota

(6)

Kelas : Basidiomycetes

Ordo : Agaricales

Famili : Agaricaeae

Genus : pleurotus

Spesies : pleurotus sp

Nama jamur tiram (pleurotus sp) di berikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cankang tiram. Permukaan tundung jamur tiram licin, agak berminyak jika lembap, dan tepiannya bergelombang diameternya mencapai 3-15 cm. (Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada ditengah tudung, tetapi agak ke pinggir. Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memilii banyak percabangan dan menyatu dalam satu media. Jika sudah tua, daging buahnya akan menjadi liat dan keras. Warna jamur sering di sebut dengan oyster mushroom ini ber-macam-macam, ada yang putih, abu-abu, cokelat dan merah. Di indonesia, jenis yang paling banyak di budidayakan adalah jamur tiram putih. (Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

Sama dengan jamur kuping yang merupakan kerabat dekatnya, jamur tiram juga memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas atau bersambung membentuk hifa dan miselium. Pada titik-titik pertemuan percabangan miselium akan terbentuk bintik kecil yang disebut dengan pin head atau calon tubuh buah jamur yang akan berkembang menjadi tubuh buah jamur. (Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

2.3 Syarat Tumbuh

(7)

Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28 °C, artinya kisaran temperature normal untuk pertumbuhannya. Waluapun begitu, dengan temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang lebih lambat.

Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang tiram, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari.

Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu yang diperlukan akan lama.

Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh pada rentang suhu 12-37,8 °C.

2) Kelembapan

Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur.

Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu, bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman.

(8)

3) Cahaya

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.

Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.

4) Udara

Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah.

Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara baik.

(9)

5) Derajat Keasaman (pH)

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic.

Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).

2.4 Mebudidayakan Jamur Tiram

2.4.1 Pembibitan

Pembibitan merupakan tahapan budi daya yang memerlukan ketelitian yang tinggi karena harus dilakukan dalam kondisi steril dengan menggunakan bahan dan peralatan khusus. Dalam kegiatan pembibitan di kenal dengan istilah pembiakan tahap pertama (F2), pembiakan tahap kedua (F2), dan pembiakan tahap ketiga (F3). Setelah pembiakan tahap ketiga (F3), bibit siap diinokullasikan di media tanam untuk ditumbuhkan menjadi jamur dewasa siap konsumsi.(19)

Persiapan lokasi dan media tanam

a. Pembuatan kumbang

(10)

terlindumg dari hujan dan panas matahari, serta bebas dari spora jamur lain yang berpotensi menjadi kontaminan.(29)

Oleh karena itu, dalam budi daya jamur tiram konsumsi secara modern dengan orentasi produksi tinggi , kumbang sangat diperlukan. Kumbang adalah bangunan berbentuk rumah yang khusus dibangun untuk digunakan sebagai tempat membudidayakan khusus dan berfungsi melindungi media tanam jamur dari air hujan dan sinar matahari langsung dan kemungkinan masuknya kontaminan spora jamur lain yang tidak diharapkan. Dengan menggunakan bahan dan kontruksi tertentu, kondisi di dalam kumbang dapat diatur sehingga bisa menyerupai keadaan di habitat asli jamur.(29)

b. Penyiapan media tanam

Tidak seperti tanaman autotrofik yang mengambil makanan dari tanah dan mengolahnya melalui proses fotosintesis, jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan yang dihasilkan oleh organisme lain. Oleh karena itu, media jamur bukan tanah. Media tanam untuk jamur tiram adalah batang kayu atau bagian tubuh tanaman yang sudah mati. Di tempatkan seperti itulah terkandung selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati yang merupakan bahan makanan bagi jamur.(31)

Namun, kebelakangan ini penggunaan kayu batang untuk media tanam jamur mulai ditingglkan karena sulit didapat dan harganya relatif mahal. Selainiti, bibit jamur yang ditanam batangan kayu masa tumbuhnya lama, sehingga gantinya , saat ini para petani jamur lebih banyak menggunakan serbuk kayu limbah usaha penggergajian yang lebih mudah didapat dan murah harganya. Selain itu, bibit jamur yang ditanam di media serbuk kayu juga cepat tumbuh sehingga waktu panennya pun menjadi lebih cepat(32)

(11)

sehingga tidak cocok dijaidkan media karena bisa menghambat pertumbuhan jamur. (32)

Tabel 1

dari tabel 1, terlihat bahwa kayu dari kelompok berdaun jarum memiliki kandungan zat ekstraktif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu dari kelompok kayu dari kelompok berdaun lebar. Karena itu, disarankan dengan menggunakan serbuk kayu yang berasal dari jenis kayu berdaun lebar, seperti kayu albasia,meranti,jati dan randu.

2.4.2 Penanaman Bibit

a. Pembuatan Bag Log

Tempat menanam bibit jamur kayu seperti jamur tiram dengan membuat log, yaitu media tanam yang dimasukkan ke dalam plastik dan dibentuk menyerupai potongan kayu gelondongan.(34)

Langkah-langkah pembuatan bag log: 1. Pencampuran

Pencampuran bisa di lakukan secara menual menggunakan tangan atau tergantung pada banyaknya pencampuran ini harus dilakaukan secara merata sehingga campuran menjadi

Komponen

Kandungan kimia kayu

Berdaun lebar (%) Berdaun jarum (%)

Selulosa 40-45 41-44

Lignin 18-23 26-44

Pentosan 21-24 8-13

Zat ekstraaktif 1-1.2 2.03

(12)

homogen dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan antara serbuk kayu dan kapur karena bisa menghambat pertumbuhan jamur yang ditanam.(35)

2. Pengomposan

Pengomposan media tanam yang telah dicampur bertujun menguraikan senyawa-senyawa yang terdapat di dalamnya agar menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap dan dicerna oleh jamur. Pengomposan dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu menumpuk media tanam setinggi 50 cm, lalu ditutup dengan lembaran plastik selama dua hari sampai suhunya mencapai 50 dengan kadar air 50-65% dan pH 6-7.(35)

3. Pembungkusan

Setelah dikomposkan serta kelembapan dan nilai Ph-nya telah sesuai, media tanam dimasukkan kedalam kantong plastik polipropilrn (PP) berukuran 20 × 30 cm berkapasitas 1000 gram, lalu dipadatkan agar bibit bisa ditanam secara merata. Pembungkusan media tanam dapat dilakukan secara menual menggunakan tangan atau dengan mesin khusus. Jika pembungkusan dilakukan secara menual, media dalam bungkus plastik dipadatkan menggunakan botol atau alat sejenis. Jika menggunakan mesin pengisi, biasanya sudah dilengkapi dengan alat untuk memadatkannya. Pemadatan dilakukan sampai media mencapi ketinggian sekitar 20 cm. Tepat di tengah permukaan media dibuat lubang tanam 10 cm dengan diameter 2,5 cm menggunakan kayu atau besi bulat yang steril.(36) Kemudian bagian ujing plastik yang terbuka, tepat di atasa batas media tanam dipasang cincin dari plastik atau potongan pipa paralon, lalu di sumpal dengan kapas. Proses terakhir, kapas dibungkus dengan kertas atau alumunium foil. Media tanam jamur kayu di dalam bungkus plastik inilah yang disebut dengan bag log.(36)

4. Sterilisasi Bag Log

Sterilisasi harus dilakukan karena media tanam yang sudah berbentuk bag log biasanya masih mengandung banyak mikroba, khususnya jamur liar. Jika tidak disterilkan, jamur-jamur liar ini akan hidup subur dan menghambat pertumbuhan jamur-jamur utama yang sengaja ditanam. Ada dua alat yang biasa digunakan petani untuk mensterilisasikan bag log.(37) 1. Sterilisator tardisonal

(13)

seperti dandang di bagian tengahnya. Sehingga menjadi seperti dandang untuk mengukus masakan. Kemudianbagian bawah. Ram diisi air dan bag log diatur secara bertumpuk diatas ram kawat, lalu drum dipanaskan sampai air bagian bawah ram kawat mendidih. Rebusan inilah yang mensterilkan tumpukan bag log di atasnya.(37)

Sayangnya, sterilisasi menggunakan alat seperti tingkat keberhasilannya hanya sekitar 70%. Penyebabnya adalah tidak tercapainya besar uap panas dan tekanan yang diharapkan sehingga masih banyak mikroba liar tetap hidup di dalam bag log. Selain itu, waktu biasanya kurang dari lima jam sehingga pemanasan di dalam drum tidak bisa berlangsung maksimal. Pemanasan lebih dari lima jam akan meningkatkan suhu di dalam drum sampai 100 dan tekanan di atas 2 atmosfer sehingga bisa mengakibatakan drum meledak.(38)

2. Sterilisator modern

Sterilisatir ini bisa meningkatkan keberhasilan strelisasi bag log sampai 95%. Hanya, harganya sangat mahal sehingga petani jamur bermodal kuat yang mampu membelinya. Untuk menghemat biaya, yaitu petani bermodal kecil bisa membuatnya sendiri atau secara piutang. Bentuknya terdiri dari dua bagian, yaitu benjana penghasil uap air (boiler) dan ruang sterilisasi.(38)

5. Pendinginan

Sebelum diinokulasikan dengan bibit jamur, bag log didinginkan terlebih dahulu selama 12 jam sampai suhunya mencapai 35-40 . Jika suhu masih lebih dari 40 bibit jamur yang diinokulasikan tidak akan tumbuh. Gunakan kipas angin atai blower agar proses pendinginan cepat.(39)

b. Penanaman

1. Penanaman bibit jamur kuping dan jamur tiram ke dalam bag log meliputi kegiatan inokulasi, inkubasi,seleksi, memasukan kedalam kumbang, dan penyataan bungkus bag log. 1) Inokulsi

(14)

tercemar mikroba akan semakin kecil. Cara melakukan inokulasi jamur tiram ke bag log sebagai berikut.(39)

o Buka penutup seluruh bag log.

o Buka botol atau bungkus biakan F3, lalu tuangkan di tengah- tengah lubang tanam bag log. Setiap bungkus biakan F3 biasanya dapat ditanam di sekitar 40 bag log.

o Tutup kembali bag log menggunakan penutupnya. Usahankan penutupan tidak terlalu rapatasi agar masih ada sedikit oksigen yang masuk agar miselium jamur bkubg iisa tumbuh dengan sempurna.

2) Inkubasi

Inkubasi atau peroses menumbuhkan miselium jamur dilakukan dengan cara menyimpan bag log di ruang bersuhu 22-28 . Suhu ini harus terus dikontrol karena pertumbuhan miselium akan terhambat jika berada di bawah atau di atas kisaran angka tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya ruang inkubasi di lengkapi dengan alat pengatur suhu.(4)

Bag log diletakkan langsung di atas lantai ruang inkubasi dengan posisi berdiri. Lamanya waktu inkubasi 40-60 hari sampai seluruh media bag log di penuhi miselium. Tanda keberhasilan inkubasi sudah bisa dilihat sekitar dua minggu, yaitu tumbuhnya miselium jamur berwarana putih yang berwarana putih yang merambat ke bawah. Jika miselium tidak tumbuh atau tumbuh atau tumbuh miselium berwarna bukan puti, berarti proses inkubasi gagal dan harus diulangi. Caranya, bag log disterilisasi dan diinokulasi ulang, lalu diinkubas kembali. Jika inkubasi yng kedua juga gagal, sebaiknya bag log dibuang karena kemungkinan besar sudah rusak.(40)

3) Seleksi

Sebelum bag log dimasukan ke dalam kumban, dilakukan seleksi agar tingkat pertumbuhan jamur kumbang optimal. Bibit yang baik adalah yang miseliumnya tumbuh merata ke seluruh bagian bag log. Jangan menggunakan bibit miseliumnya terlalu padat, terlalu tipis, atau jarang. Bibit yang miselumnya tumbuh mengelompok di bagian-bagian tertentu bag log jug tidaj bagus untuk digunakan.(41)

4) Memasukan bag log kedalam kumbang

(15)

tutupnya menghadapi ke jalan, dan baris berikutnya tutup menghadapi ke sebaliknya. Demikian seterusnya.(41)

5) Penyaytan bungkus bag log

Untuk tempat keluarnya jamur yang telah perlu di buatkan lubang pada bungkus bag log. Ada dua cara yang biasa dilakukan untuk melubangi bungkus bag log, yaitu membuat sayatan berbentuk huruf L di bagian lengkungan yang membentuk sudut siku-siku terbuka ke arah ujung bag log atau membuat sayatan berbentuk persegi ukuran 1 × 1 cm di tempat yang sama.(42)

Penyayatan dilakukan dua kali. Penyayatan pertama dilakukan pada saat bag log baru dimasukkan ke dalam kumbang. Satu atau dua minggu kemudian akan tumbuh akan tumbuh calon tubuh buah jamur melalui sayatan ini. Lokasi penyayatan bersberangan dengan lokasi sayatan pertama agar terjadi pemerataan pemanfaatan sumber nutrisi di semua bagian bag log dan untuj menjaga kontinuitas panen.(43)

2.4.3 Pemeliharaan

a. Pengaturan suhu dan kelembapan

Jamur tiram memerlukan suhu 16-22 dan kelembapan 80-90% untuk pertumbuhan tubuh buahnya. Jamur merang memerlukan suhu 32-85 dan kelembapan 80-85% untuk menumbuhkan tubuh buahnya. Oleh karena itu, kondisi di dalam kumbang harus memenuhi syarat pertumbuhan ketiga jenis jamur ini. Termomete dan higrometer yang dipasang di dalam kumbang harus selalu diperiksa untuk memastiakan suhu dan tinggal kelembapannya berada pada tingkat yang sesuai(47)

Salah satu cara menjaga suhu dan kelembapan kumbang adalah denga melakukan pengabutan air dari sproyer yang dilengkapi nozzle. Kumbang modern bisanya sudah dilengkapi dengan alat pengabut air di bagian atasnya sehingga penggunaannya tinggal menaktifkan saja.

(16)

b. Pengaturan sirkulasi udara

Saat masih berbentuk miselium, jamur memang tidak memerlukan oksigen dalam jumlah besar. Namun, pasokan oksigen yang besar sangat diperlukan saar jamur membetuk tubuh buah. Pasokan oksigen yang kurang saat jamur membentuk tubuh buah akan berakibat jjamur tumbuh kerdil. Bahkan, tubuh buah tidak akan terbentuk dakam miseliumnya memadat dan meluas ke segala arah.(48)

Sebaliknya, adanya kandungan karbondioksida walaupun dalam kosentrasi kecil akam menyebabkan terjadinya perpanjanga tubuh buah(etiolasi). Jika kadar karbondioksida sudah mencapai 5%, tubuh buah jamur tidak akan terbentuk. Oleh karena itu, pengaturan sirkulsi udara harus rutin dilakukan. Caranya dengan membuka jendela kumbang selama 1-2 jam setiap hari agara proses masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida lancar.(48)

2.5 Panen Dan Pascapanen Jamur Tiram

1. Panen

Panen jamur dilakukan secara menual menggunakan tangan atau menggunakan pisau tajam. Jamur yang dipanen harus dipotong berserta akarnya karena akar tertinggal di dalam media akan membusuk dan menganggu pertumbuhan calon jamur di sekitar lokasi tersebut. Oleh karena itu, jika ada akar yang tertinggal di media harus di cabut secara pakasa menggunakan penjepit.(49)

(17)

2. Pascapanen

langkah pertama dilakukan setelah panen adalah membersih jamur dari berbagai kotoran yang menempel. Caranya, permukaan tubuh buah dibasahi dengan air bersih,kemudian di tekgosok dengan tangan secara pelan-pelan sampai seluruh kotoran yang menempel hilang. Mengingat tubuh buah jamur gampang sobek, perkerjaan ini harus dilakukan dengan h tujati-hati. Setelah itu, barulah jamur siap dipasarkan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Untuk sakala petani (bukan perushaan besar) produk yang dipasarkan biasanya hanya berupa segar dan jamur kering.(51)

a. Jamur segar

1) Penyimpanan pada suhu kering

Buah jamur yang telah dicuci bersih kemudian ditiriskan samapi tidak ada lagi air yang mentes. Pastikan jamur benar-benar sampai tidak ada lculatkan muagi air yang menetes. Pastikan jamur benar-benar tiris karena air cucian yang masih menempel di jamur akan mengakibatkan munculnya bintik-bintik berwarna. Jika hal ini terjadi kualitas jamur akan menurun dan harga jualnya menjadi rendah. Setelah itu, jamur dikemas dalam katong plasti atau styrofoam chest dengan ukkuran kemasan tergantung pasa selera dan dimasukan ke dalam refrigerator bersuhu 15 . Demgan cara ini, umur kesegaran jamur dapat diperpanjang sampai lima hari.(51) 2) Penambahan bahan kimia

Bahan kimia yang dapat digunakan untuk memperpajang kesegaran jamur adalahNa-bisulfi 0,2% (2000ppm), larutan asam sitrat 0.5%, garam dapur 15%, SO2 0.1%, K-bikarbonat 0,1%. Dosis di atas masih di bawah nilai yang diperbolehkan Ditjen POM Depkes sehingga masih aman jika konsumsi manusia. Penamabahan kimia dilakukan dengan cara menyemprotkan ke jamur atau biasa juga dengan merendamnya seama 10 menit. Dengan pe’namabahan bahan kimia ini perumbuhan mikroba pembusuk bisa terhambat sehnga jamur akan tetep sega sampai satu bulan.(51)

(18)

Pengeringan bertujan mengurangi kandungan air yang ada di dalam tubuh buah jamur sehingga mikroba pembusuk tidak dapat hidup. Walupun akan mengubah buntuk dan rasanya, pengeringan merupakan cara terbaik untuk memperpanjang daya simpan sehingga waktu pemasaranya lebih lama.(52)

Pengeringan jamur bisa dilakukan dengan cara menjamur atau menggunakan ruang pengringan khusus yang sumber panasnya berasla dari listrik atau minyak tanah. Jika pengeringan dilakukan dalam ruang khusus, jamur yang telah ditiriskan disusun di ata rak, lalu dimasukkan ke dalam pengering. Awalny suhu panas yang pengering dilakukan 3-4 jam jika dijemur langsung dan delapan jam dilakukan 3-4 jam jika dijemur langsung dan delapan jam jika dilakukan di dalam ruang pengering.(52) Jamur tiram yang telah dicuci dan ditiriskan bisa langsung dikeringkan sambil dibolak-balik agar keringnya merata. Sementara itu, jamur merang stadia kancing sebelum dijemur harus dibelah dulu secara memanjang agar cepat kering.(52)

Jamur yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam kantkanung plastik tebal. Setelah penuh, tekan sedikit sehingga udra di dalamnya dilipat dan diikat menggunakan karet aatau tali rafia. Jamur kering ini biasany di jual ke supermarket atau diekspor.(53) 2.6 Manfaat Jamur Tiram

Jamur tiram itu mengandung Rendah kolestrol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensis) dan aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan jantung, serta baik untuk di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.(Parjimo.2007.5) Adapun manfaat jamur bagi kesehatan yaitu:

1. Membantu menurunkan kolesterol. 2. Sebagai antibakterial dan antitumor.

(19)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Secara umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu.Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan.

(20)

DAFATAR PUSTAKA

Parjimo dan Agus Andoko. 2007. Budi daya jamur. Jakarta: Agromedia Pustaka

Genders, Roy. 1982. Bercocok tanam jamur. Bandung:pionir

Maulana ,Febrian. 2012. Kandungan Gizi dan Khasiat Jamur Tiram.

http://carasendiri.blogspot.com/2012/05/kandungan-gizi-dan-khasiat-jamur-tiram.html/Diakses 11 Desember 2014 pukul 11:59

Yasri, Muhammad. 2014. Manfaat Jamur Tiram Bagi Kesehatan.

http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.com/2014/05/manfaat-jamur-tiram-bagi-kesehatan.html/ diakses 13 desember 2014.

Yulisnawati. 2011. Budidaya Jamur Tiram.

http://kubunghortikultura.wordpress.com/2011/09/02/budidaya-jamur-tiram-laporan-pkl/diakses 13 desember 2014.

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Usaha Budidaya Jamur Tiram “ ( study pada budidaya jamur tiram Bapak Koko ).

Hasil ini lebih kecil bila dibandingkan dengan diameter jamur tiram putih dengan perlakuan yang sama oleh Ahmad (2011) yang memiliki diameter tudung tubuh buah

Jawab: Masih banyaknya pepohonan dan udaranya lebih sejuk dibanding dikota karena jamur tiram ini membutuhkan tempat yang lebih dingin karna jamur harus berada pada suhu

Pada bagian ini terdapat animasi tulisan proses budidaya jamur tiram dan dilanjutkan dengan animasi langkah-langkah dalam membuat jamur tiram. Proses dalam pembuatan

Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang

PROFIT PENJUALAN JAMUR TIRAM PEDAGANG

Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada lingkungan yang agak terang. dan kondisi keasaman agak netral (pH 6,8 -7,0) (Dharijah dan

Materi sosialisasi yang disampaikan adalah pengenalan jamur tiram, manfaat, syarat tumbuh, dan cara budidaya jamur tiram, mulai dari pembuatan kumbung, baglog,