• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Psikologi fakultas ilmu Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Psikologi fakultas ilmu Pendidikan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Psikologi Pendidikan

PENDEKATAN PERILAKU, ILMU PERILAKU DAN KOGNITIF

OLEH:

KELOMPOK

RITA UTAMI HIDAYATI .TRG (13.860.0080)

PUTRI ADELINA (13.860.0121)

MULIANI RAHAYU LBS (13.860.0290)

SORAYA FAUZI ASS (13.860.0289)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hadiratkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan dan kelapangan waktu kepada kami sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Tak lupa shalawat beriring salam kami hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. semoga kelak kita mendapatkan syafa’at dari beliau.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Istiana, S.Psi, M.Pd yang telah membimbing kami sehingga makalah ini menjadi lebih baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi dukungan untuk kesempurnaan makalah ini.

Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2014

(3)

A. PENDEKATAN PERILAKU

Pendekatan Perilaku merupakan pendekatan tingkah laku yang subjek masalahnya berfokus pada segala sesuatu yang dapat diamati secara langsung bukan pada proses mental seperti penalaran, perasaan dan motif-motif yang tidak dapat diamati secara langsung. Pendekatan perilaku ini lebih menekankan pada assosiative learning yaitu pembelajaran dalam membuat suatu asosiasi atau hubungan baru dari dua peristiwa yang berbeda.

Para ahli psikologi membedakan dua bentuk belajar asosiatif, yaitu : a. Classical Conditioning

Classical conditioning pertama kali diperkenalkan oleh Ivan P. Pavlov (1849 – 1936). Classical conditioning merupakan sebentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan dengan stimulus bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan respon yang serupa.

4 kunci penting dalam memahami teori classical conditioning, yaitu : 1. Unconditioned Stimulus (US), stimulus yang secara alami dapat menimbulkan respon tertentu tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu.

2. Unconditioned Response (UR), sebuah respon yang tidak dipelajari dan secara otomatis dihasilkan oleh unconditioned stimulus (US).

3. Conditioned Stimulus (CS), stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan dengan unconditioned stimulus (US).

4. Conditioned Respon (CR), respon yang dipelajari, yakni respon terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi unconditioned stimulus – conditioned stimulus (US – CS).

(4)

tidak pada stimuli lainnya. Pelenyapan adalah pelemahan conditioned response (CR) karena tidak ada unconditioned stimulus (US).

Contoh kasus :

Saya pernah mendaftarkan diri untuk kegiatan X di sebuah acara yang akan diadakan di sekolah saya. Tetapi saya gagal dan dikritik. Hal itu membuat saya malu dan rendah diri pada kemampuan saya sehingga akhirnya saya menghubungkan kegiatan X dengan rasa malu dan rendah diri.

Dari kasus diatas maka dapat diuraikan bahwa kesempatan X merupakan condiotioned stimulus (CS) karena kesempatan X menghasilkan conditioned response (CR) yaitu rasa malu dan rendah diri setelah diasosiasikan dengan kritikan (unconditioned stimulus). Sedangkan kegagalan disebut sebagai unconditioned response (UR) hasil dari unconditioned stimulus (US).

b. Operant Conditioning

Operant conditioning adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam kemungkinan perilaku itu akan diulangi lagi. Operant conditioning diperkenalkan oleh B. F. Skinner yang pandangannya didasarkan pada pandangan E. L. Thorndike.

Dalam kondisi operan terdapat 3 cara mengubah perilaku seseorang dimasa depan untuk menghasilkan konsekuensi yang diinginkan dan tak diinginkan, yaitu : 1. Positive reinforcement (penguat positif), penguat yang bersifat menyenangkan dan dapat berguna untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan oleh si penguat (reinforcer)

2. Negative reinforcement (penguat negatif), suatu bentuk penguat untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dengan menghilangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan dan yang melakukan penghilangan adalah individu itu sendiri 3. Punishment (hukuman), sebuah konsekuensi negatif yang diberikan dengan tujuan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan

(5)

Diskriminasi adalah membedakan diantara stimuli atau kejadian lingkungan. Pelenyapan terjadi saat respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.

Contoh.Kasus:

Ketika saya duduk di kelas 1 SMP, saya memiliki teman laki-laki yang sangat nakal dan suka mengganggu anak-anak lain saat sedang belajar. Hal tersebut sangat mengganggu konsentrasi guru saya ketika sedang menerangkan pelajaran sehingga ia memberikan punishment (hukuman) pada teman laki-laki saya tersebut bila dia ketahuan sedang mengusili anak-anak lain yang sedang memperhatikan pelajaran dengan berdiri di depan kelas sampai pelajaran selesai. Hukuman itu sangat membuatnya malu dan ini berlangsung hampir seminggu. Tetapi hasilnya sangat efektif karena keusilan teman saya tersebut lambat laun telah berkurang, yang semula mengganggu semua teman yang disekitarnya, minggu berikutnya dia hanya mengobrol sebatas dengan teman sebangkunya.

B. PENDEKATAN KOGNITIF

Teori kognitif sosial menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif dan juga faktor perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Albert Bandura adalah salah satu perancang utama teori kognitif sosial. Dia mengatakan bahwa ketika murid belajar, mereka dapat mempresentasikan atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif.

(6)

Teori sosial kognitif menetapkan sebuah kerangka untuk pemahaman, prediksi dan tanggung jawab dari prilaku manusia. Teori ini mengidentifikasi prilaku manusia sebagai interaksi dari faktor perorangan, prilaku dan lingkungan.

Kecerdasan kognitif seorang anak sangat beragam dan mempengaruhi bagaimana proses pendektan atau pembentukan prilaku dan kognitif sosial anak tersebut.Sebelum kami membahas lebih lanjut mengenai tentang pendekatan perilaku dan kognitif sosial dan pendekatan kognitif sosial terhadap pembelajaran kami akan mengulas sedikit tentang revolusi kognitif.pada awal 1950-an,benjamin bloom menciptakan taksonomi keterampilan dalam mengingat,memahami,mensintesis dan mengevaluasi.ia yakin bahwa para guru harus membantu siswa menggunakan dan mengembangkan ketrampilan kognitif yang di miliki nya(bloom & krathwohl,1956).

Menurut Jones pada tahun 1989, fakta bahwa perilaku berubah setiap kali situasi lingkungan berubah tidak menunjukkan bahwa perilaku tersebut dipengaruhi oleh situasi lingkungan, melainkan perilaku tersebut menunjukkan perbedaan-perbedaan situasi tersebut. Jadi terlihat perbedaan-perbedaan ketika stimulus yang sama menghasilkan respon yang berbeda dari orang yang berbeda atau dari orang yang sama dengan waktu berbeda.

(7)

C. PENDEKATAN KOGNITIF SOSIAL UNTUK PEMBELAJARAN

Teori ini berkembang dari teori behavioral tetapi lebih mengarah ke aspek kognitif (Schunk, 2000).

1.Teori Kognitif Sosial Bandura

Teori kognitif sosial ( social cognit1ive theory) menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif dan juga faktor perilku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif bisa berupa ekspetasi murid untuk meraih keberhasilan; faktor sosial mungkin mencakup pengamatan murid terhadap perilaku orang tuanya. Albert Bandura (1986, 1997, 2000, 2001) adalah arsitek utama teori kognitif sosial (model determinisme resiprokal). Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi, pemikiran, dan kecerdasan.

Menurut Bandura (1997, 2001), faktor person (kognitif) memainkan peran penting (self-efficacy) yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif.

2. Pembelajaran Observasional

Pembelajaran Observasional Juga dinamakan imitasi atau modeling, adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Bandura ( 1986) memfokuskan pada proses spesifik yang terlibat dalam pembelajaran observasional. Proses ini adalah : atensi (perhatian), retensi, produksi, dan motivasi.

3.Pendekatan Perilaku Kognitif dan Regulasi Diri

Dalam pendekatan perilaku kognitif, penekanannya adalah membuat murid memonitor, mengelola dan mengatur perilaku mereka sendiri, bukan mengkontrol mereka melalui faktor eksternal. Di beberapa kalangan ada yang dinamakan modifikasi perilaku kognitif. Pendekatan perilaku kognitif berasal dari psikologi kognitif, yang menekankan pada efek pikiran terhadap perilaku, dan behaviorisme, yang menekankan pada teknik mengubah perilaku.

D. PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

(8)

informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir (thinking). Menurut pendekatan pemrosesan informasi, anak-anak berkembang secara berangsur-angsur menambah kemampuan memproses informasi yang mana memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang kompleks.

Robert Siegler (1998) menggambarkan 3 pokok karakteristik pada pendekatan pemrosesan informasi, yaitu :

a. Thinking (berpikir), adalah pemrosesan informasi. Sebab ketika anak merasa, menyandikan, melambangkan dan menyimpan informasi dari dunia di sekelilingnya mereka sedang melakukan proses berpikir.

b. Change Mechanism (mekanisme pengubah), ada empat mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak, yaitu: 1. Enconding, proses memasukkan informasi kedalam memori. 2. Automaticity, kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha.

3. Strategy contruction, penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. 4. Generalization , pengaplikasian strategi pada problem lain. ini dilakukan untuk mendapat manfaat penuh dari strategi baru itu.

c. Self-modification (modifikasi diri), pendekatan pemprosesan informasi kontemporer menyatakan bahwa anak memainkan peran aktif dalam perkembangan mereka. mereka menggunakan pengetahuan dan strategi yang mereka pelajari untuk menyesuaikan respon pada situasi pembelajaran yang baru. Ini dapat dicontohkan dalam metacognition (knowing about knowing) yaitu membantu murid belajar tentang apa itu mengetahui (knowing).

Contoh kasus :

(9)

batang dari bagian luar ke bagian dalam yaitu Epidermis, Korteks, Endodermis, Perisikel, Phloem, Cambium, Xylem dan Empelur.

Kita mungkin sampai saat ini masih mengingatnya bagaimana para tentor di bimbingan mengajari kita menghapal stuktur akar dan batang dari bagian terluar ke bagian dalam secara sistematis. Inilah salah satu strategi pendekatan pemprosesan informasi untuk membantu siswa mengingat yaitu dengan menciptakan kata dari huruf pertama item yang akan diingat

(10)

http://diah315.blogspot.com/2013/03/artikel-4-pendekatan-kognitif-sosial.html

http://dmutoif.blogspot.com/2009/05/teori-sosial-kognitif.htmlPendekatan kognitif sosial terhadap pembelajaran dan pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosial

http://harianmegga.blogspot.com/2013/03/psikologi-pendidikan.html

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ada kegiatan pengeluaran biaya perusahaan, setiap karyawan yang melakukan pengeluaran harus melapor ke admin kemudian admin akan menginput data pengeluaran biaya

bahasa yang sederhana dan mudah dipahami agar siswa lebih semangat dan termotivasi untuk mengerjakan LKS tersebut, (2) Di awal LKS perlu dicantumkan pengenalan istilah untuk

Meskipun penelitian ini belum mampu membuktikan hubungan tingkat aktivitas fisik dengan IMT dan lingkar pinggang pada periode usia remaja beranjak dewasa, tetapi

OWASP ZAP is the DAST tool that was used in this thesis to test the created automatic DAST-tool Teacher and as a system for proofing how the security testing phase can be improved

Untuk mengetahui apakah etika profesi, independensi, dan professional judgment auditor memiliki pengaruh secara keseluruhan terhadap pertimbangan tingkat materialitas

Akhirnya KPPU memproses perkara ini dengan dugaan awal terjadinya pelanggaran terhadap Pasal 19 huruf a (menolak dan atau menghalangi pelaku usaha untuk melakukan kegiatan

Untuk mengetahui atau menganalisis pengaruh variabel produk, harga, promosi, distribusi, orang, proses dan pelayanan secara parsial terhadap keputusan konsumen

Hal ini dapat dimengerti bahwa semakin baik pengetahuan seseorang diharapkan sikap dan tindakan semakin baik juga dalam pemenuhan gizi anak.Dari teori