• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES

KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(STUDI PADA GURU SDN DI KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT)

ARTIKEL

NELFIANDRA SUSANTI 1210018212059

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

(STUDI PADA GURU SDN DI KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT) 1

Nelfiandra Susanti,2Listiana Sri Mulatsih,3Erni Febrina Harahap

1

Mahasiswa Magister Sains Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta

2 &3

Dosen Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta Email :nelfi.susanti@gmail.com economiciana @yahoo.com

ABSTRACT

The objective of this study is efforted to explain the effect of individual characteristic and load work of teacher to job satisfaction, and the effect of work stress as intervening variabel among individual characteristic and load work to job satisfaction of primary school’s teacher at Pasaman district Pasaman Barat Region. Population in this study amount 514 people contents all of teacher in primary school at Pasaman district Pasaman Barat Region. Technique of sampling is proportional random sampling method and to determine of sum of sample using slovin’s formula thus sum of sample is 225 people. To Collect data using questionnaire, furthermore data processing with validity test and reliability test, for hypotesis test using multiple regression, simple regression and compound regression. The result of study concludes that individual characteristic significant influence and positif to job satisfaction, work load significant influence and positif to job satisfaction, individual chacteristic significant influence and negative to work stress, work load significant influence and positive to work stres, work stress significant influence and negative to job satisfaction and work stress able to mediate relationship among individual characteristic and work load to job satisfaction ofprimary school’s teacher at Pasaman district Pasaman Barat Region. The result also proved that have a contribution of individual characteristic, work load to job satisfaction 36,2%, remaining 63,8% a given and explained by another variabels excluded in this model. Work stress as intervening variabel is able to increase the contribution of leadership and task assertion variabel 1,7%.

Keywords: Leadership, Task assertion, Work Stress, Job Satisfaction

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hak setiap individu dimana dijamin oleh negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945 perubahan keempat pasal 31 ayat 1 yang berbunyi

“Setiap warga negara berhak mendapat

pendidikan” dan ayat 2 berbunyi “Setiap

warga negara wajib mengikuti pendidikan

dasar dan pemerintah wajib membiayainya”

dari pasal diatas dapat dilihat bahwa hak

(3)

dapat diterima dengan baik oleh murid. Guru sebagai faktor kunci di dalam proses pembelajaran masih memiliki permasalahan yang belum tuntas.

Menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar kerja. Kepuasan kerja seorang guru harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan guru meningkat dalam melaksanakan pekerjaan.

Selain itu, karakteristik individu seorang guru juga mempengaruhi penyerapan ilmu pengetahuan bagi seorang murid. Menurut Toha (2008) Karakterisitik individu adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalu yang dibawa individu kedalam tatanan organisasi.

Dari sudut pandang ergonomi (penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan) setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Perubahan beban kerja berdampak terhadap produktivitas tenaga kerja yang ada. Jika perubahan itu mengarah menjadi lebih baik maka akan berdampak pada produktifitas tenaga kerja itu sendiri sehingga kesejahteraan dan kemakmuran pekerja dapat dicapai. Oleh sebab itu, beban kerja yang berlebihan akan berdampak terhadap stres kerja.

Hasil observasi dan wawancara awal yang penulis lakukan terhadap beberapa orang guru Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Pasaman, sesuai UU No 14 2005 tentang guru dan dosen maka dapat kita lihat persentase guru yang belum memenuhi tugasnya berkaitan dengan beban kerja guru sbb:

Tabel 1

Gambaran Jenis Beban Kerja Guru Pada SD Negeri di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2012/2013

No Jenis Beban Kerja Jumlah Observasi awal Persentase

1 Membuat Rancangan Program Pembelajaran 29 30%

2 Membuat Program Semester dan Program

Tahunan

20 21%

3 Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal 13 14%

4 Membuat Analisis Hasil Belajar 18 19%

5 Memanfaatkan Media dan Bahan Ajar yang

tepat

12 12%

6 Membuat Agenda Harian 4 4 %

(4)

Sumber: Kelompok Kerja Guru Wilayah 1 UPTPD Kecamatan Pasaman Kab.Pasaman Barat.

Dari Tabel 1 terlihat bahwa kegiatan para guru dalam membuat rancangan program pembelajaran masih rendah 30% atau 29 orang yang dari 96 jumlah guru. Membuat program semester dan program tahunan 21% atau 20 orang, menetapkan kreteria ketuntasan minimal hanya 14% atau hanya 13 orang, membuat analisis hasil belajar 19% atau 18 orang, memanfaatkan media dan bahan ajar yang tepat 12% atau 12 orang dan membuat agenda harian hanya 4% atau 4 orang dari jumlah total guru 96 orang.

Penelitian ini adalah modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Noermijati dan Widya Nuryana (2010) yang meneliti

tentang “Peranan karakteristik individu dan

stres kerja terhadap kepuasan kerja”.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan, waktu dan objek penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada empat variabel, terdiri dari ada dua variabel bebas yaitu karakteristik individu dan beban kerja, satu variabel intervening yaitu stres kerja dan satu variabel terikat yaitu kepuasan kerja. Sedangkan penelitian sebelumnya hanya menggunakan tiga variabel yang terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat tanpa menggunakan intervening. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pada tahun 2013. Sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah pada tahun 2010. Objek penelitian pada penelitian ini adalah Guru SDN di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, sedangkan penelitian sebelumnya objek penelitiannya adalah Satuan Polisi Resort Malang.

Hasil penelitian ini diperkirakan akan akan bermanfaat bagi objek penelitian dalam hal memberikan masukan bagaimana cara meningkatkan kepuasan kerja di kalangan guru SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Selain itu, penelitian ini juga memberikan sumbangan dalam hal memperkaya literatur di bidang kepuasan kerja dan stres kerja.

Artikel ini akan dibagi atas beberapa bagian di antaranya adalah latar belakang penelitian, tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, dan akhirnya di tutup dengan kesimpulan dan saran.

1. TINJAUAN PUSTAKA DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kepuasan kerja

(5)

kerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Setiap karyawan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan aspek-aspek diri individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya.

Terwujudnya kepuasan kerja pada seorang pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Wibowo (2004) mengemukakan gaktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja terdiri dari lima faktor, yaitu: Need fulfilment (pemenuhan kebutuhan), yaitu

bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan yang memberikan kesempatan kepada individu untuk memenuhi kebutuhannya, Discrepancies (perbedaan), adalah bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan, Value attainment (pencapaian nilai), yang

menentukan bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual. Equity (keadilan), adalah bahwa kepuasan

merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan ditempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa perbandingan antara hasil kerja dan inputnya lebih relatif menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya. Dispositional/genetic components

(komponen genetik), adalah bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan sifat pribadi dan faktor genetik.

Dalam penelitian ini, pengukuran tingkat kepuasan kerja guru menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Anthony

dan David dalam Mas’ud (2004),

menyatakan bahwa untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dapat digunakan dimensi sebagai berikut. 1. Kepuasan dengan gaji/satisfaction with pay; 2. Kepuasan dengan promosi/satisfaction with promotion; 3. Kepuasan dengan rekan sekerja/satisfaction with co-workers; 4. Kepuasan dengan penyelia/satisfaction with supervisor; 5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri/satisfaction with work it self. 2.2 Stres Kerja

(6)

atau mengancam kesehatan seseorang. Stres kerja tidak selalu mengarah kepada akibat yang negatif namun juga dapat menjadi kekuatan positif bagi individu.

Menurut Handoko (2001) stres sebenarnya tidak selalu berarti negatif, karena tekanan bisa menjadi perangsang kegairahan kerja. Stres dalam takaran yang proporsional bisa berfungsi sebagai pendorong semangat kerja, sedangkan stres yang berlebihan akan menjadi penghambat produktivitas

Pada penelitian ini, stres kerja diukur dengan menggunakan kuesioner dan dimensi yang dikembangkan oleh Kim dkk (1996) dalam Istijanto (2006), yaitu ketidakjelasan peran, konflik peran, beban pekerjaan dan tingkat bahaya pekerjaan.

2.3 Karakteristik Individu dan Kepuasan

Kerja

Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang akan akan menyebabkan kepuasan satu orang dengan yang lainnya berbeda pula, meskipun bekerja ditempat yang sama. Menurut Robbins (2007) kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.

Ting dan Yuan (1997) dalam Subyantoro (2009) mengemukakan bahwa kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh

karakteristik individu. Penelitian Subyantoro (2009) menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik individu terhadap kepuasan kerja. Noermijati dkk (2010) juga melakukan penelitian peranan karakter individu terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian Resor Malang menyimpulkan bahwa karakteristik individu berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Karakteristik Individu berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja 2.4 Beban Kerja dan Kepuasan Kerja

Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang membutuhkan proses mental atau kemampuan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, baik dalam bentuk fisik maupun psikis sedangkan kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyenangkan yang datang dari persepsi seseorang mengenai pekerjaannya atau yang lebih penting yaitu nilai kerja.

(7)

melaksanakan pekerjaan dengan baik sehingga kepuasan kerja tidak tercapai

Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Beban kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja 2.5 Karakteristik individu dan stres kerja

Gibsonat al. (2000) mengungkapkan bahwa karakteristik individu terdiri atas kemampuan dan keterampilan, pengalaman, latar belakang dan demografi individu yang bersangkutan, sedangkan stres kerja didefinisikan oleh Sopiah (2008) sebagai respon adaptif terhadap situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Dapat disimpulkan bahwa sress kerja merupakan fenomena psikologis didalam diri setiap individu yang dapat berakibat positif maupun negatif yang akan berdampak pada pekerjaannya

Penelitian yang dilakukan oleh Arifin, dkk (2009) menemukan bahwa karakteristik individu mempunyai hubungan yang signifikan terhadap stres kerja. Noermijati dkk (2010) menyimpulkan bahwa karakteristik individu berpengaruh negatif terhadap stres kerja.

Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Karakteristik individu berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja

2.6 Beban kerja dan stres kerja

Beban kerja merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja untuk mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang tinggi selain unsur beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja (Sudiharto, 2001), dan Perbedaan dalam tingkat stres dapat disebabkan karena adanya perbedaan respon atau tanggapan dari individu yang mengalaminya (Selye dalam Desiana, 2003).

Penelitian Kasmarani (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara beban kerja mental dengan stres kerja. Anandhika dkk (2009) juga menyimpulkan bahwa beban kerja memberikan kontribusi positif terhadap stres kerja, jika beban kerja pegawai meningkat maka akan meningkatkan stres yang dialaminya.

Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Beban kerja berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja.

2.7 Stres kerja dan kepuasan kerja

(8)

ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.

Menurut Lawler III (1998), ukuran kepuasan kerja sangat didasarkan atas kenyataan yang dihadapi dan diterima sebagai kompensasi usaha dan tenaga yang diberikan. Kepuasan kerja tergantung kesesuaian atau keseimbangan (equity) antara yang diharapkan dan kenyataan.

Penelitian Hidayat (2009) menyim-pulkan bahwa stres kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Noermijati dkk (2010) menyimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Tunjungsari (2011). Hasil penelitian Dhania (2010) menyimpulkan hal yang berbeda bahwa stres kerja tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja

2.8 Karakteristik individu, stres kerja

dan kepuasan kerja

Kepuasan kerja dapat mengakibatkan pengaruh terhadap prestasi kerja sesorang dalam bekerja. Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha

memperbaiki kerjanya. Sebaliknya, karyawan yang kepuasan kerjanya rendah cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa.

Penelitian Kasmarani (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara beban kerja mental dengan stres kerja. Anandhika dkk (2009) juga menyimpulkan bahwa beban kerja memberikan kontribusi positif terhadap stres kerja, jika beban kerja pegawai meningkat maka akan meningkatkan stres yang dialaminya. Dhania (2010) menyimpulkan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.

Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H6: Stres kerja berperan sebagai variabel intervening antara karakteristik individu dan kepuasan kerja

2.9 Beban kerja, stres kerja dan kepuasan

kerja

(9)

Penelitian Kasmarani (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara beban kerja mental dengan stres kerja. Anandhika dkk (2009) juga menyimpulkan bahwa beban kerja memberikan kontribusi positif terhadap stres kerja, jika beban kerja pegawai meningkat maka akan meningkatkan stres yang dialaminya. Penelitian Dhania (2010) menyimpulkan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.

Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

H7: Stres kerja berperan sebagai variabel intervening antara beban kerja dan kepuasan kerja.

2. METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Oleh karena itu yang menjadi objek penelitian ini adalah guru SDN di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yaitu berjumlah sebanyak 514 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling.

Dalam penentuan sampel penelitian ini digunakan rumus Slovin, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 225 orang guru. 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan melalui angket atau kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang tersusun secara sistematis untuk diisi oleh guru secara objektif

Total jumlah pernyataan adalah 52 butir yang terdiri dari 20 butir untuk kepuasan kerja, 14 butir untuk stres kerja, 15 butir untuk karakteristik individu, dan 3 butir untuk beban kerja. Uji Instrumen dilakukan terhadap 225 responden yaitu guru SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, untuk mendapatkan instrumen yang valid dan handal perlu dilakukan uji coba kesahihan instrumen (validitas dan reabilitas) dari data masing-masing variabel penelitian.

(10)

3.4 Teknik Analisa Data

Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan uji validitas menggunakan corrected item to total correlationdan uji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha. Teknik analisa data pada penelitian menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. regresi berganda, regresi sederhana, dan regresi bertingkat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum regresi data, uji intrumen berupa uji validitas dan reliabilitas data dilakuan. Selanjutnya, uji normalitas dan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Hasil uji-uji diatas menunjukan bahwa data valid, reliable dan normal, ini bisa di lihat dari

hasil uji validitas dan reliabilitas, serta uji kolmorov-smirnov untuk uji normalitas data. Sedangkan uji multikolinearitas menggunakan VIF dan hasilnya menunjukan bahwa variabel independen bebas dari

masalah multikolinearitas. Sedangkan uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser dan hasil juga menyimpulkan bebas dari permasalahan heteroskedastisitas.

Deskritif statistik variabel penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Kepuasan kerja memiliki skor rata-rata 3,81, total capaian responden 76,17%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori cukup puas. Selanjutnya, Stres kerja memiliki skor rata-rata 1,00, total capaian responden 20,00%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori cukup rendah. Sedangkan, karakteristik individu memiliki skor rata-rata 3,06, total capaian responden 61,25%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori kurang baik. Dan beban kerja memiliki skor rata-rata 2,81, total capaian responden 56,22%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori sedang.

Adapun hasil penelitian dapat di lihat pada tabel 2.

Karakteristik Individu (X1)

Beban Kerja (X2)

Stres Kerja (Z)

Kepuasan Kerja (Y)

H1

H2 H3

H4

H5 H6

(11)

Tabel 2

Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Karakteristik Individu dan Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja

Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas

Koefisien Regresi

Signifikan

Konstanta (a) 3,669 0,000

Karakteristik Individu (X1) 0,068 0,026

Beban Kerja (X2) 0,362 0,027

F 12,978 0,037b

Kepuasan Kerja (Y)

R2 0,362

Pengujian tentang kelayakan model menunjukan bahwa nilai signifikansi F-statistik kecil dari 0,05 hal menunjukan bahwa model layak. Sedangkan, kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen juga cukup tinggi.

Berdasarkan hasil uji hipotesis variabel karakteristik individu (X1)

berpengaruh positif (0,068) dan signifikan (sig.=0,026). Hipotesis 1 yaitu Karakteristik individu berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru diterima. Hal ini terlihat bahwa nilai probalitasnya (sig) kecil dari 0,05. Berarti karakteristik individu yang dirasakan pegawai berpengaruh terhadap kepuasan kerja dari pegawai itu sendiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan Subyantoro (2009), Noermijati dkk (2010), Arifin (2009).

Hasil uji hipotesis variabel beban kerja (X2) dengan nilai sig 0,027 < 0,05.

Hipotesis 2 yaitu beban kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru diterima. Bila beban kerja yang dirasakan guru meningkat dan guru masih mampu mengerjakannya, maka akan meningkatkan kepuasan bagi guru itu sendiri. Sebaliknya, beban kerja yang dimiliki guru rendah, maka kepuasan kerja guru juga akan menurun dimana seolah-olah guru yang bersangkutan tidak diperhatikan oleh atasan, dikucilkan dari tugas kerja sementara guru tersebut merasa masih mampu mengerjakan tugas-tugas lain yang dibebankan kepadanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Dhania (2010), Widjaja (2006).

Hasil studi berikutnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Karakteristik Individu dan Beban Kerja terhadap Stres Kerja

Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien

Regresi

Signifikan

Konstanta (a) 4,182 0,002

Stres Kerja (Z)

(12)

Beban Kerja (X2) 0,654 0,041

F 21,988 0,000b

R2 0,192

Hipotesis 3 yang menyatakan karakteristik individu berpengaruh negatif terhadap stres kerja pegawai terbukti dan diterima. Hal ini terlihat dari uji hipotesis variabel karakteristik individu (X1) diperoleh

nilai sig 0,000 < 0,05, memberikan makna tentang pengaruh variabel karakteristik individu (X1) terhadap stres kerja (Z). Dalam

hal ini, bila karakteristik individu yang dimiliki oleh guru baik maka dapat mengurangi stres yang timbul dari pekerjaannya.. Sebaliknya karakteristik individu yang dimiliki oleh guru tidak baik, dengan adanya persoalan pekerjaan yang timbul akan membuat guru tersebut stres. Penelitian ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Arifin dkk (2009), Noermijati dkk (2010).

Hasil uji hipotesis variabel beban kerja (X2) dengan nilai sig 0,041 < 0,05.

Hipotesis 4 yaitu beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja guru diterima. Bila beban kerja yang dimiliki guru tinggi, maka stres kerja guru pun semakin tinggi. Sebaliknya, beban kerja yang dimiliki guru rendah, maka stres kerja guru pun akan menurun. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasmarani (2012), Anandhika dkk (2009).

Hasil uji hipotesis kelima dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Hasil Analisis Regresi Sederhana Pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja Variabel Terikat Konstanta dan Variabel

Bebas

Koefisien Regresi

Signifikan

Konstanta (a) 3,195 0,000

Stres Kerja (Z) -0,021 0,042

Kepuasan kerja (Y)

R2 0,179

Variabel Stres kerja (Z) dengan nilai sig 0,042 < 0,05. Hipotesis 5 yaitu stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja guru diterima. Makin turun stres kerja seorang guru terhadap pekerjaannya akan meningkatkan kepuasan kerja, demikian pula sebaliknya jika pegawai semakin stres dengan pekerjaannya akan menurunkan kepuasan kerjanya. Berarti semakin guru

(13)

(2010).

Hasil uji hipotesis keenam dan

hipotesis ketujuh dapat dilihat pada Tabel 5. dibawah ini.

Tabel 5.

Hasil Analisis Regresi Bertingkat Pengaruh stres kerja (Z) sebagai variabel intervening Variabel

Terikat

Konstanta dan Variabel Bebas

Tahap I Sig. Tahap II

Sig.

Konstanta (a) 3,669 0,000 3,749 0,000

Karakteristik Individu (X1)

0,068 0,026 0,064 0,329

Beban Kerja(X2) 0,362 0,027 0,369 0,264

Stres Kerja (Z) - - -0,010 0,034

F 12,978 0,037b 10,654 0,038c

R2 0,362 0,379

Kepuasan Kerja (Y)

Perubahan R2 - 0,017

Hasil studi juga menunjukan bahwa hipotesis 6 yang menyatakan karakteristik individu berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru dengan stres kerja sebagai variabel intervening terbukti dan diterima. Pada tahap ini pengaruh variabel karakteristik individu (X1) tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,329. Hal ini dapat diartikan bahwa stres kerja (Z) berperan sebagai full intervening antara karakteristik individu (X1) dan kepuasan kerja (Y).

Temuan ini memberikan makna bahwa stres kerja yang dirasakan oleh pegawai mampu memediasi hubungan antara karakteristik individu yang dimiliki oleh guru dengan kepuasan kerja yang dihasilkannya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasmarani (2012).

Hasil uji hipotesis 7 yang menyatakan beban kerja berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel intervening terbukti dan diterima. Pada tahap ini pengaruh variabel beban kerja (X2) tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,264. Hal ini dapat diartikan bahwa stres kerja (Z) berperan sebagai full intervening antara beban kerja (X2) dan kepuasan kerja (Y). Temuan ini

memberikan makna bahwa stres kerja yang dirasakan oleh pegawai mampu memediasi hubungan antara beban kerja yang dirasakan oleh pegawai dengan kepuasan kerja yang dihasilkannya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Anandhika dkk (2009), Kasmarani (2012), Dhania (2010).

5. KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

dengan stres kerja sebagai variabel intervening. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa karakteristik dan beban kerja memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja guru SDN di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat dan stres kerja mampu memediasi secara penuh hubungan antara karakteristik individu dan beban kerja terhadap kepuasan kerja guru.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan guru antara lain karakteristik individu, beban kerja, dan stres kerja. Mengingat pentingnya kepuasan kerja, maka dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki karakteristik yang baik dan beban kerja yang tidak berlebihan agar dapat terlaksana dengan baik suatu pekerjaan.

Penelitian ini berimplikasi terhadap teori dan praktik. Temuan ini memperkuat teori dalam menjelaskan kenapa sebagian pegawai mempunyai kepuasan yang baik dan sebagian lagi tidak. Sedangkan, penelitian ini mempunyai kontribusi pada praktik dalam hal peningkatan dan perbaikan karakteristik individu itu sendiri dan beban kerja yang tidak berlebihan bisa meningkatkan kepuasan kerja menjadi lebih baik.

Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya keterbatasan sampel (hanya 225 responden), objek penelitian hanya pada SD

Negeri di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, keterbatasan variabel dan perspektif (teori) yang digunakan, serta metode analisa. Keterbatasan di atas menjadi saran untuk peneliti selanjutnya dengan cara menambah sampel penelitian, menambah variabel dan menggunakan perspektif lain dalam menjelaskan variasi kepuasan kerja di sektor publik.

DAFTAR PUSTAKA

Anandhika, Oscar. Aulia dan Ria Okfrima, 2009, Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan PT. Kurnia Subur Grup

Anoraga Panji. 2001. Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta

Arifin, Zainal S, Eka Afnan Troena, Armanu Thoyib, Umar Nimran. 2009, Pengaruh Karakteristik Individu, Stres kerja, Kepercayaan Organisasional terhadap Intention to Stay melalui Kepuasan kerja dan Komitmen organisasi Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 8 No. 3 Agustus 2010

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarat: PT. Rineka Cipta.

Baron, R.M dan Kenny, D.A (1986). The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51 No.6. pp 1173-1182.

(15)

Gibson, James L. J.M. Ivancevich, J.H. Donnelly, Jr 2000. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses (Alih Bahasa Djarkasih). Erlangga, Jakarta

Hidayat, Muhammad Nur. 2009. Pengaruh Stres kerja terhadap hubungan antara gaya Kepemimpinan dan Kepuasan kerja, Kajian Akuntansi, Volume 4, No. 2, Desember 2009

Istijanto, 2006, Riset Sumber Daya Manusia; Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan, Gramedia, Jakarta.

Kasmarani, Murni Kurnia. 2012. Pengaruh Beban Kerja Fisik Dan Mental Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012

Kreitner, Robert and Angelo Kinicki, 2003. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Lawler III, 1998. Job Satisfaction and

Expression of Emotion in Organizations. The organization of the future 2 (pp. 188-202). San Francisco. Luthans, Fred, 2006, Behaviour a Macro

Perspective of Organizational, Eighth edition, Irwin Mc. Graw Hill, New York Margiati. Lulus. 2000, Stres Kerja : Latar Belakang Penyebab dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat Kebudayaan Politik 3 : 71 – 80. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis

Organisasional : Konsep dan Aplikasi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Noermijati, dan Widya Nuryana. 2011, Peranan Karakter individu dan Stres kerja Terhadap Kepuasan Kerja Anggota Kepolisian Resor Malang, Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 9 Nomor 2, Maret 2011.

Pawatte, Guswandi. Jane M. Pangemanan, Sulaemana Engkeng, Hubungan Antara Supervisi Dan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap C Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Kota Manado

Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta Robbins, Stephen. 2007 Perilaku

Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Prenhallindo.Jakarta

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Penerbit Andi

Srimulyani, Veronika Agustini. 2010, Pengaruh Role Stressor Dan Perceived Organizational Support Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai, Widya Warta No. 02 Tahun XXXIV / Juli 2010 Subyantoro, Arief. 2009, Karakteristik

Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11., No.1 Maret 2009;11-19.

(16)

Gambar

Tabel 2
Tabel 5.Hasil Analisis Regresi Bertingkat Pengaruh stres kerja (Z) sebagai variabel intervening

Referensi

Dokumen terkait

)umbuh mbuh berk berkemb embangn angnya ya seko sekolah- lah-sek sekolah olah asin asing g di di Indo Indones nesia, ia, yan yang g dal dalam am berbagai hal lebih

Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan

Secara keseluruhan, kinerja keuangan PT Murindo Multi Sarana pada tahun 2015, 2016 dan 2017 dilihat dari solvabilitasnya dapat dikatakan kurang baik, karena

Tidak ada satu bagian pun dalam dokumen ini yang dapat disalin, diperbanyak, atau dipindahtangankan dengan cara apapun dan untuk tujuan apapun tanpa izin tertulis sebelumnya

Pada fase sub akut masalah yang terjadi adalah adanya kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas dan berlangsung setalah fase awal teratasi.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola satu arah dengan 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan ditempatkan dalam satu kandang.Perlakuan 1

Nilai-nilai positif tersebut meliputi: (1) Mengasihi Tuhan dan sesama manusia, ditujukan agar para peserta didik dapat mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan pikiran

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pengembangan inovasi produk keuangan dan perbankkan syariah dalam rangka untuk mempertahankan dan meningkatkan