• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJARFISIKA SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TINGKAT INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJARFISIKA SISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

40 PENGARUH TINGKAT INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP

HASIL BELAJARFISIKA SISWA KELAS X SEMESTER GENAPSMAN 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Deo Valente Sukma, I Dewa Putu Nyeneng, Abdurrahman

ABSTRACT

Learning is the most vital key term in every education effort, therefore without the real learning there will nothing about education. Individual achievement of the

learning process called studying’s result. One of the internal factor that can influence

someone’s studying result is intelegency and learning motivation. The research is to know : (1) The influence of the intelegensi against the learn physics the students , (2) The influence of motivation learn to the students learn physics the students , (3) The influence of the intelegensi and motivation learned to learn physics the students. This research was conducted in SMAN 13 Bandar Lampung that exerting one experimental class (X5) which 35 students as the sample. The studying’s result measured by the result of posttest evaluation, whereas the intelegency gained by taking from the research sample that use documentation technique. The data of

learning motivation gain from the student’s learning motivation questionnaire. The data tested by SPSS 17.0 there are regression test, normality, homogenity and linearity. Based on the test result showed that : (1) There was influence of

intelegency toward studying’s. (2) There was influence of motivation toward

studying’s. (3) There was influence of intelegency and learning motivation toward

studying’s.

Keyword : studying’s result, intelegency and learning motivation.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu usaha dalam menjawab permasa-lahan serta berbagai tantangan yang selalu hadir di tengah–tengah kehi-dupan manusia. Mutu pendidikan me-rupakan unsur yang penting didalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, lembaga

(2)

41 Pendidikan disekolah selalu

di-cirikan oleh adanya proses pembe-lajaran, guru sebagai pendidik secara langsung mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, te-rampil serta bermoral tinggi mampu me-ningkatkan efisiensi dan efektifitasnya sedangkan siswa adalah individu yang belajar dan menjadi sasaran utama dalam proses pembelajaran tersebut, setiap siswa harus dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam setiap kegiatan belajarnya.

Peningkatan efisiensi dan efek-tifitas tersebut secara garis besar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dan faktor internal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi belajar siswa diantaranya adalah intelegensi. Intelegensi merupakan kemampuan dari dalam diri seseorang

dalam menghadapi suatu

permasalahan, sehingga sering kali dikatakan bahwa intelegensi seseorang akan memberikan kemung-kinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupanya. Sepengaruh dengan belajar, intelegensi juga merupakan komponen yang dapat membedakan kemampuan siswa. Seperti yang diungkapkan Wechler dalam Azwar (2004: 1) Intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum (general capacity) dari pada individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap

situasi yang baru atau suatu problem yang dihadapi.

Kenyataan disekolah menun-jukan, bahwa dalam kaitanya dengan intelegensi sering di temukan bebarapa siswa yang dengan antusias dapat menerima pelajaran dan memecahkan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru dengan cepat, tetapi tidak sedikit pula yang lambat bahkan lambat sekali dalam hal itu terlebih lagi dalam mata pelajaran yang banyak untuk berfikir, seperti pelajaran fisika. Keadaan siswa yang demikian itu karena adanya perbedaan intelegensi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainya, berarti perbedaan intelegensi siswa akan me-nunjukan adanya perbedaan kemam-puan belajar siswa, siswa yang memi-liki intelegensi tinggi biasanya akan mudah menerima materi pelajaran se-hingga peluang untuk mendapat hasil belajar yang lebih tinggi akan lebih besar.

(3)

42 Hal ini berdasarkan pendapat

dari Sardiman (2006: 85) menjelaskan tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong, manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi per-buatan. Dengan demikian maka moti-vasi sangat diperlukan dalam proses belajar dan mengajar, sebab motivasi belajar merupakan sesuatu yang dapat mendorong dan menggiatkan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Setiap anak didik mempunyai motivasi belajar yang berbeda, oleh karena itu setiap guru dituntut untuk memahami hal ini agar kegiatan pem-belajaran yang dilakukan tidak salah. Guru yang mengabaikan masalah per-bedaan motivasi cenderung menga-lami kegagalan dalam melaksanakan tugas mengajar dikelas.

Dari permasalahan diatas, diduga ting-kat intelegensi dan motivasi belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, ada tidaknya pengaruh tersebut akan terlihat dari hasil tes yang dicapai siswa.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan pene-litian ini adalah untuk mengetahui (1) Pengaruh tingkat intelegensi terhadap hasil belajar siswa. (2)Pengaruh moti-vasi belajar terhadap hasil belajar sis-wa.(3) Pengaruh antara tingkat intele-gensi dan motivasi belajar fisika terha-dap hasil belajar siswa.

Metode Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMAN 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011 /2012 yang terdiri dari 7 kelas yang berjumlah 242 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sam-pling, dengan menggunakan teknik ini terpilih kelas X5 sebagai sampel pe-nelitian, terpilihnya kelas X5 karena keheterogenan kemampuan yang dimi-liki oleh siswanya.

Desain penelitian ini menggu-nakan rancangan desain One-Shot Case Study. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tes intelegensi, nilai tes angket motivasi belajar fisika dan nilai hasil belajar fisika siswa.

(4)

43 Agar dapat diperoleh data yang

valid dan reliabel, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan).

Pengujian hipotesis menggunakan Regresi Linear Berganda yang sebelumnya sudah diuji normalitas, linearitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.

Hasil Dan Pembahasan

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu diuji cobakan kepada anggota populasi di luar sampel. Untuk menguji validitas alat ukur, dapat menggunakan teknik Product Moment dari Karl Pearson. Menurut Azwar (2006) koefisien validitas dapat dianggap memuaskan apabila melebihi rxy = 0,30 sehingga hanya item-item yang mempunyai total korelasi lebih dari rxy = 0,30 yang dianggap valid.

Tujuan dari ujicoba ini adalah untuk memperoleh data guna keperluan uji validitas dan reliabilitas instrumen, sehingga pada saat pengumpulan data yang sebenarnya data yang diperoleh dapat dianggap valid dan reliabel. Ins-trumen yang diujicobakan adalah angket motivasi belajar dan soal hasil belajar fisika.

Uji validitas soal menggunakan metode product moment pearson

(pearson correlation total) pada program SPSS versi 17.0. jika (𝑛) = 35, α = 0.05 maka rtabel adalah 0.334 seluruh butir angket motivasi dinyatakan valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar daripada 0.334 pada tingkat signifikansi 0.05. Menurut Azwar (2006) secara teoritik, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Koefisien reliabilitas yang sempurna mempunyai nilai koefisien sebesar 1,00. Berdasarkan uji reliabilitas hasil analisis didapat nilai Alpha Cronbach masing-masing variabel me-nunjukkan bahwa nilai alpha adalah positif dan lebih besar dari 0.60, maka untuk angket motivasi belajar dan lembar penilaian produk (hasil belajar) dinyatakan reliabel.

Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, kemudian digunakan pada sampel yang sesungguhnya, yaitu kelas X5. Kemudian hasil akhir dari angket motivasi belajar dan lembar penilaian produk (hasil belajar) me-rupakan data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini.

(5)

44 hasil signifikan sebesar 0,626 pada

Kol-mogorov Smirnov (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data tes IQ untuk variabel tingkat intelegensi berdistribusi normal.

Pada skala motivasi belajar di-peroleh signifikansi sebesar 0,216 pada Kolmogorov Smirnov (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor skala motivasi belajar berdistribusi normal. Sedangkan pengujian norma-litas data pada variabel hasil belajar yaitu berupa rata-rata nilai rapor, diperoleh signifikansi sebesar 0,2 pada Kolmogorov Smirnov (p > 0,05). Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F sebesar 5,104 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang linier antara variabel tingkat intelegensi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.

Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple reg-ression). Berikut ini akan dijabarkan uji hipotesis terhadap masing-masing hi-potesis dalam penelitian ini:

a. Uji Hipotesis Pertama

Data hasil analisis menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,305 dengan tingkat signifikansi 2,446 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa intelegensi berpe-ngaruh secara signifikan terhadap hasil belajar. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh

tingkat intelegensi terhadap hasil belajar diterima.

b. Uji Hipotesis Kedua

Berdasarkan analisis data yang di-lakukan, diperoleh nilai t hitung sebesar 5,393 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Dengan demi-kian,hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh moti-vasi belajar terhadap hasil belajar.

c. Uji Hipotesis Ketiga

Berdasarkan data hasil analisis me-nunjukkan nilai F hitung sebesar 3,213 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa inte-legensi dan motivasi belajar secara bersama berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil belajar. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh tingkat intelegensi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar diterima. Berdasarkan nilai R Square se-besar 0,613 menunjukkan bahwa inte-legensi dan motivasi belajar membe-rikan kontribusi sebesar 61% terhadap hasil belajar.

(6)

45 belajar fisika siswa kelas X SMAN 13

Bandar Lampung.

Pengaruh tingkat intelegensi siswa dengan hasil belajar dilihat hasil uji koefisien regresi secara parsial (uji t) dengan variabel independen secara parsial berpengaruh signitifikan terha-dap variabel dependen. Dari hasil ana-lisis diperoleh persamaan y = 17.763 + 0.514 x1, dimana peningkatan 1 skor intelegensi siswa akan dapat mening-katkan skor hasil belajar fisika siswa sebesar 18.277. Dengan nilai r = 0.811 mengindikasikan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan arah positif. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi dengan menggunakan pembelajaran PBL maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Adapun nilai r2 = 0.658 mengindikasikan bahwa variabel intelegensi secara tunggal memberikan kontribusi kepada variabel hasil belajar siswa sebesar 65.8% (=0.658  100%), sedangkan selebihnya sebesar 34.2% (=100% – 65.8%) disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

Dari data diatas menunjukkan bahwa intelegensi berpengaruh sig-nifikan terhadap hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003) bahwa Anak yang normal kecerdasannya biasanya dapat mengorganisasikan situasi /masalah dan berpikir yang logis, mengerti hubungan sebab akibat, me-mecahkan masalah /berpikir secara ilmiah.

Dapat disimpulkan bahwa bila dihubungkan dengan proses belajar sis-wa intelegensi mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang cerdas akan dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang sedang /normal atau bodoh. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Malik (2002) yang memperoleh kontribusi intelegensi terhadap prestasi akademik sebesar 18% pada 83 orang siswa kelas I dan II SMUN 11 Ambon yang berpartisipasi dalam kegiatan KIR.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa intelegensi mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dengan demikian jelaslah bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa, yakni me-nentukan tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa artinya bahwa siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi akan memperoleh kemudahan dalam belajarnya daripada siswa yang memiliki intelegensi rendah.

Dalyono (1997) yang menga-takan bahwa seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Se-baliknya orang yang intelegensinya ren-dah cenderung mengalami kesukaran da-lam belajar, da-lambat berpikir, sehingga prestasi akademiknya pun rendah.

(7)

se-46 suai dengan penelitian Tanty (2004)

yang menemukan adanya korelasi yang positif dan signifikan dengan r = 0.699 pada sampel 49 orang siswa SLTP LB Santi Rama, dan hasil penelitian Yusdiana (2002) yang memperoleh korelasi sebesar r = 0.781 pada 305 siswa Madrasah Tsanawiyah baik negeri maupun swasta yang ada di kota Pontianak.

Hipotesis yang kedua adalah untuk menguji ada tidaknya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika siswa. Berdasarkan uji menggunakan analisis varian menun-jukkan bahwa motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung

Pengaruh motivasi belajar dengan hasil belajar dilihat hasil uji koefisien regresi secara parsial (uji t) dengan variabel independen secara par-sial berpengaruh signitifikan terhadap variabel dependen. Dari hasil analisis diperoleh persamaan y = 56.504+0.174x2, dimana peningkatan 1 skor motivasi bel-ajar siswa akan dapat meningkatkan skor hasil belajar fisika siswa sebesar 56.67. Dengan nilai r = 0.685 mengindikasikan bahwa kedua variabel memiliki hu-bungan yang kuat dengan arah positif. Artinya, semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin tinggi pula hasil belajar fisika siswa.

Adapun nilai r2 = 0.469 meng-indikasikan bahwa variabel motivasi

belajar secara tunggal memberikan kontribusi kepada hasil belajar siswa sebesar 46.9% (=0.469100%), sedang-kan selebihnya sebesar 53.1% (=100%– 46.1%) disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

Dari uji hipotesis yang dila-kukan, diperoleh bahwa motivasi bela-jar berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik. Hal ini sesuai dengan motivasi belajar menurut Uno (2007) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Sesuai dengan penelitian Ekowati (2006) Hasil analisis data juga menunjukan nilai standardized sebesar 0.266 untuk motivasi belajar. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 26,6% terhadap hasil belajar.

Ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Moti-vasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

(8)

ma-47 sa depan yang penuh tantangan,

adanya dorongan untuk memiliki pengetahuan dan lain-lain.

Hipotesis yang ketiga adalah untuk menguji ada tidaknya pengaruh intelegensi dan motivasi belajar ter-hadap hasil belajar fisika. Berdasarkan uji menggunakan analisis varian me-nunjukkan bahwa kedua variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung.

Dilihat hasil uji koefisien regresi secara parsial (uji t) , variabel independen secara parsial berpengaruh signitifikan terhadap variabel dependen. Dari hasil analisis diperoleh y = 22.597+ 0.076x1 + 0.397x2, dimana peningkatan 1 skor intelegensi dan 1 skor motivasi belajar secara bersama-sama akan dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa sebesar 23.07.

Dengan nilai korelasi berganda (r) sebesar 0.844 mengindikasikan bah-wa secara bersama-sama kedua varia-bel bebas, intelegensi dan motivasi, memiliki hubungan yang kuat dengan arah positif. Artinya, semakin tinggi intelegensi dan motivasi secara ber-sama-sama, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Adapun nilai r2 = 0.713 mengindikasikan bahwa ke-dua variabel bebas tersebut secara bersama-sama memberikan kontribusi kepada hasil belajar siswa sebesar 71.3% (=0.713100%), sedangkan

selebihnya sebesar 28.7% (=100% 71.3%) disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Hasil penelitian memperlihatkan adanya pengaruh bersama antara variabel intelegensi dan motivasi terhadap hasil belajar fisika.

Dari uji hipotesis yang dila-kukan, diperoleh bahwa tingkat intele-gensi dan motivasi belajar berpengaruh sangat signifikan terhadap prestasi akademik. Hal ini sesuai dengan penelitian Kadek (2005) diperoleh bahwa secara parsial intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh sangat nyata terhadap hasil belajar.

(9)

48 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh tingkat intelegensi terhadap hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari analisis data dengan nilai korelasi (r) kedua variabel sebesar 0.811. Semakin tinggi tingkat intelegensi maka akan semakin tinggi pula hasil belajar fisika siswa. Dengan nilai r2 = 0.658, maka tingkat inte-legensi siswa terhadap hasil belajar se-besar 65.8%. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari analisis data dengan nilai korelasi (r) kedua variabel sebesar 0.685. Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka akan semakin tinggi pula hasil belajar fisika siswa. Dengan nilai r2 = 0.469, maka pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar sebesar 46.9%. Ada pengaruh tingkat intelegensi dan motivasi belajar ter-hadap hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari analisis data dengan nilai korelasi (r) kedua variabel sebesar 0.844. Artinya, Semakin tinggi intelegensi dan motivasi belajar maka akan tinggi pula hasil belajar fisika siswa. Dengan nilai r2 = 0.713, maka pengaruh tingkat intelegensi dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar sebesar 71.3%.

Daftar Pustaka

Azwar, S. 2004. Pengantar psikologi intelegensi. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar

Dalyono, M. 1997. Psikologi

pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ekowati. 2006. Kontribusi intelegensi dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar pendidikan

kewarganegaraan dan sejarah. Samarinda, Kalimantan Timur. http://www.geocities.com/guruval ah/ hasil-belajar.pdf

Kadek. 2006. Pengaruh tingkat intelegensi dan motivasi belajar Terhadap prestasi akademik siswa kelas II sma negeri 99 Jakarta. Samarinda, Kalimantan

Timur.http://library.gunadarma.ac .id/download/fk/.pdf

Malik, L.R. 2002. Sumbangan

intelegensi, motivasi berprestasi dan partisipasi siswa dalam kelompok ilmiah remaja terhadap prestasi belajar siswa remaja (Penelitian pada siswa SMUN diwilayah Jakarta Timur). Tesis. Depok:Fakultas Psikologi

UniversitasIndonesia. Diakses 19 Maret 2012 melalui

(10)

49 Slameto. 2003. Belajar dan faktor

faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryabrata,

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Tanty, E.L. 2004. Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua dengan prestasi akademis pada siswa penyandang tunarungu. Tesis. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Diakses 19 Maret 20112 dari

http://library.ui.ac.id/download/fk / 021050.pdf

Uno, H.B. 2007. Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis dibidang pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Yusdiana. 2002. Hubungan antara sikap siswa, sikap orang tua penilaian siswa terhadap kompetensi guru pada

matapelajaran bahasa arab dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab. Tesis. Depok:

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Diakses 19 Maret 20112 dari

Referensi

Dokumen terkait

Integrasi sistem, meliputi proses-proses: (a) simulation prototyping https://123d.circuits.io/, (b) simulasi fenomena fisis terhadap sistem mikrokontroler Arduino UNO R3 berupa

[r]

[r]

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

[r]

selama Praktek Kerja Profesi Apoteker di apotek ini, dapat bermanfaat pada.. saat menjalankan tugas pengabdian profesi selaku apoteker di

Dengan ini saya Nama: Iga Widiana NIM: H0713089 Program Studi: Agroteknologi menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “KULTUR JARINGAN PISANG MAS

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui perhitungan biaya relevan atas pesanan khusus pada Depot Murah Meriah Palembang serta mengetahui