• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMAH JAWA DALAM DINAMIKA PERUANGAN DAN HUBUNGAN GENDER. KASUS: KOMUNITAS KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RUMAH JAWA DALAM DINAMIKA PERUANGAN DAN HUBUNGAN GENDER. KASUS: KOMUNITAS KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, M.T

NIP 196206101991031001

Sebagai Staf Pengajar pada Fakultas Teknik Lahir di Yogyakarta, 10 Juni 1962

Riwayat Pendidikan:

S-1. FT Universitas Sebelas Maret. 1988. Bidang Ilmu: Arsitektur

S-2. Institut Teknologi Bandung. 1998. Bidang Ilmu: Arsitektur

S-3. Program Pascasarjana ITS. 2010. Bidang Ilmu: Arsitektur

Judul Disertasi

JAVANESE HOUSE IN THE DYNAMIC SPACE FORMATION AND GENDER RELATION

CASE: COMMUNITY OF KAMPUNG BATIK AT LAWEYAN, SURAKARTA

RUMAH JAWA DALAM DINAMIKA PERUANGAN DAN HUBUNGAN GENDER. KASUS: KOMUNITAS KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

A house in Javanese culture is represented in the concept of “omah-omah” (household) wherein men and women involved. It affects the concept of gender-relationship and eventually defines the spatial order. The issue of gender-relation is the focus of this research, using Javanese house as the cultural setting.

The roles of men-women in this kampong are considered equal, in which women’s role is not limited to the domestic domain, but also in public domain. Considering this phenomenon, the problems formulated in this research are: first, how is the dwellers’ understanding of the concept of their houses if viewed from the presentday context of spatial dynamics and changes on gender relationship?

Second, how to explain the present-day spatial dynamics in Javanese house in Laweyan and the changes on gender relationship? Third, how to explain the concept of Javanese house in Laweyan as related to present-day spatial dynamics and gender relationship?

The aims of this research are first, is to obtain the knowledge on the

understanding of the concept of Javanese house from the dwellers’ present-day point of view. Second, is to gain explanation on spatial dynamics of Javanese house in Laweyan and the changes on gender relationship at present. Third, is to obtain the knowledge on the concept of Javanese house in Laweyan, related to spatial dynamics and the gender-related changes at present-day context.

Using naturalistic method with qualitative approach, this study is generated through in-depth interview and field-research upon twelve (12) houses in the kampong of batik

(2)

craftsmen in Laweyan. The houses were selected through purposive random sampling based on considerations gained from previous reviews.

The result shows that there are 3 (three) variants of gender relationship: dominant roles of woman, dominant roles of man and equal roles of woman and man. There are also spatial changes subject developments of batik business in domestic setting; the pendhapa is no longer being a masculine domain. Other spaces in the house shift to public, including senthong. Some new elements are found in the houses as a means to fulfill new needs of the new business. This research concludes that there are changes in social order and spatial order in Javanese houses in Laweyan, related to gender relation issues.

Keywords: gender relationship, cultural setting, values, spatial order, spatial elements

Penelitian ini merupakan kajian tentang isu hubungan gender dengan rumah Jawa sebagai rona (setting) budaya. Diawali dengan latar bahwa rumah dalam budaya Jawa adalah manifestasi dari konsep “omah-omah’ (berumah tangga) yang melibatkan peran laki-laki dan perempuan, sehingga berimplikasi pada konsep hubungan gender, dan akhimya berimplikasi pada ranah peruangan. Kampung Batik Laweyan Surakarta sebagai kasus studi merupakan permukirnan yang sebagian besar rumahnya mengadopsi arsitektur Jawa. Selain itu komunitas Laweyan yang mempunyai sejarah panjang sebagai pengrajin batik yang peran perempuannya tidak terbatas pada ranah 2ariable saja, tapi juga

mencakup ranah 2ariab. Dari paparan tersebut dapat disusun rumusan masalah yang mencakup: pertama, bagaimana pemahaman penghuni tentang konsep rumah yang mereka huni, ditinjau dari dinamika peruangan dan perubahan hubungan gender pada rumah Jawa di Laweyan pada konteks masa kini? Kedua, bagaimana menjelaskan

dinamika peruangan pada rumah Jawa di Laweyan dan perubahan hubungan gender pada konteks masa kini? Ketiga, bagaimana menjelaskan konsep rumah Jawa di Laweyan ditinjau dari dinamika peruangan dan perubahan hubungan gender pada konteks masa kini?

Tujuan penelitian ini meliputi tiga hal, yakni: pertama, untuk mendapatkan pengetahuan perihal pemahaman penghuni tentang konsep rumah yang mereka huni, ditinjau dari dinamika peruangan dan perubahan hubungan gender pada rumah Jawa di Laweyan pada konteks masa kini. Kedua, untuk mendapatkan penjelasan tentang

dinamika peruangan pada rumah Jawa di Laweyan dan perubahan hubungan gender pada konteks masa kini. Ketiga, untuk mendapatkan pengetahuan tentang konsep rumah Jawa di Laweyan yang telah mengalami dinamika peruangan dan perubahan hubungan gender pada konteks masa kini.

Metode penelitian dibangun berdasarkan pada paradigma 2ariable2ic2, dan selanjutnya dikembangkan dengan merujuk pada pendekatan kualitatif. Berdasarkan penyelidikan di lapangan, secara purposif dapat dijaring dua belas rumah yang dimungkinkan dilakukan pengamatan lebih mendalam (in depth). Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa fenomena perubahan hubungan gender pada kasus studi

(3)

tempat usaha batik. Pola ranah gender mengalami pergeseran, yakni: pendhapa bukan lagi merupakan ranah maskulin. Selain itu sebagian besar peruangan bergeser rnenjadi ranah 3ariab, termasuk senthong. Dengan dernikian dapat disimpulkan bahwa isu hubungan gender dengan rumah Jawa di Laweyan sebagai rona (setting) budaya menunjukkan bahwa tata nilai dan tatanan peruangan rumah Jawa telah bergeser, serta ditemui penggunaan elemen baru pada peruangan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan usaha batik.

Referensi

Dokumen terkait

Penegasan ini berujung pada konsep dua masyarakat dan upaya untuk mereduksi kendala Ͳ kendala penggunaan penelitian bagi pengambilan kebijakan dan manajemen sistem

Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 9 Manado pada bulan 28-29 November 2014 maka dapat disimpulkan bahwa : Durasi penggunaan media sosial

dimensi eskatologis dari perayaan liturgi terutama ekaristi menunjuk pada telah terlaksananya karya penebusan Tuhan Yesus Kristus yang kini dihadirkan dalam perayaan

Hal ini disebabkan karena semakin lama guru mengajar pada umumnya guru memiliki kemampuan lebih dalam mengenali emosi diri, mengelola emosinya, memotivasi diri sendiri, terampil

Sebuah institusi pendidikan yang merupakan organisasi pembelajaran yang telah memanfaatkan ICT untuk pembelajaran, seharusnya memanfaatkan data dan informasi untuk

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK.. Oleh :

[r]

Hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa Return on asset (ROA) mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap underpricing, hal ini dapat juga diakibatkan oleh