MOBILISASI DAN IMOBILISASI Oleh:
R.Tri handayani*)
*)Dosen Tetap Akademi Keparawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta
ABSTRACT
Keperawatan klinik menghendaki perawat untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan ke dalam praktik. Mekanika tubuh meliputi pengetahuan bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman.Mobilisasi bertujuan mengekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik
MOBILISASI DAN IMOBILISASI
Adalah suatu usaha mengkoordinasikan
sistem muskuloskeletal dan sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama
mengangkat,membungkuk, bergerak.
Penggunaan mekanika tubuh yang baik
dapat mengurangi cedera dan memfasilitasi pergerakan tubuh.
KESEJAJARAN TUBUH
Mengacu pada posisi sendi, tendon,
ligamen dan otot selama berdiri,duduk dan berbaring
KESEIMBANGAN TUBUH
Diperoleh jika dasar penopang luas,
pusat gravitasi berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar penopang
Keseimbangan tubuh juga dapat
ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat gravitasi, yang dapat dicapai dengan posisi jongkok, semakin sejajar postur tubuh semakin besar keseimbangannya
Keseimbangan dipengaruhi oleh
penyakit, gaya berjalan yang tidak stabil
KOORDINASI GERAKAN TUBUH
Karena manusia tidak mempunyai
bentuk geometris yang sempurna, maka pusat travitasinya biasanya berada pada 55% sampai 57% tinggi badanya ketika berdiri dan berada di tengah
Gaya berat selalu menagrah ke bawah,
hal ini menjadi alasan mengapa obyek yang tidak seimbang bisa jatuh.
Friksi adalah gaya yang muncul dengan
arah yang brelawanan dengan gerakan benda.
Semakain besar area permukaan suatu
obyek yang bergerak semakin besar friksi.
Klien pasif atau imobil akan
menghasilkan friksi yang lebih besar untuk bergerak.
Friksi dpat dikurangi dengan
mengangkat pasien bukan mendorong pasien
PENGATURAN GERAKAN SISTEM SKELET
Adalah rangka pendukung tubuh dan
terdiri dari empat tipe tulang:panjang, pendek pipih, dan ireguler.
Tulang panjang membentuk tinggi tubuh
Tulang pendek ada dalam bentuk
berkelompok,dan ketika dikombinasikan gerakan dengan ligamen dan kartilago akan menghasilkan gerakan
ekstremitas.
Tulang pipih mendukung struktur
Tulang ireguler membentuk kolumna vertebra dan beberapa tulang tengkorak,sepereti mandibula.
Skelet tempat melekatnya otot dan
ligamen,melindungi organ vital, mengatur keseimbangan kalsium, menyimpan dan menyebarkan kalsium kealiran darah. Selain itu struktur tulang mengandung sumsum tulang berperan dalam pembentukan SDM.
KARAKTERISTIK TULANG
Meliputi kekokohan,kekakuan,elastisitas
Kekokohan tulang merupakan hasil dari
garam anorganik yang tersebar dalam matriks tulang.
Kekokohan berhubungan dengan
kekauan tulang yang penting untuk mempertahnkan tulang panjang tetap lurus, dan membuat tulang dapat menyangga berat badan saat berdiri. SENDI
o Adalah hubungan antara dua tulang,
empat klasifikasi sendi:sinostotik, kartilagonus,fibrosa,sinovial.
o Sendi sinostotik mengacu pada ikatan
tulang dengan tulang,tidak ada pergerakan pada tipe ini dan jaringan tulang yang dibentuk diantara tulang mendukung kekuatan dan stabilitas. Sendi kartilagenus,atau sendi
sinkondrodial,memiliki sedikit pergerakan tetapi elastis dan menggunakan kartilago untuk menyatukan permukaannya. Sendi kartilago dapat ditemukan apabila tulang mengalami penekanan yang konstan.seperti pada sternum dan iga.
Sendi Fibrosa, atau sendi sindesmodial,
adalah sendi tempat kedua permukaan tulang disatukan dengan ligamen atau membran. Serat atau logamenya fleksibel dan dapat diregangkan, dapat bergerak dengan jumlah terbatas
Sendi Sinovial, adalah sendi yang dpat
digerakkan secara bebas karena permukaan tulang yang berdekatan dilapisi oleh kartilago artikuler dan dihubungkan oleh ligamen sejajar dengan membran sinovial.
Humerus,radius dan ulna dihubungkan
oleh kartilago dan ligamen membentuk sendi putar
LIGAMEN
• Adalah ikatan jaringan fibrosa yang
berwarna putih, mengkilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan tulang dengan kartilago
• Ligamen bersifat elastis sehingga
membantu fleksibilitas sendi dan mendukung sendi.
• Memiliki sifat protektif.
TENDON
o Jaringan ikat fibrosa berwarna putih mengkilat,yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersifat kuat,fleksibel dan tidak elastis, serta mempunyai panjang dan ketebalan yang berfariasi. Tendon achiles adalah tendon yang paling tebal dan paling kuat didalam tubuh.
o Permulaan tendon ini berada
dipertengahan posterior kaki dan mengikat otot gastroknemius dan soleus di tulang kalkaneus
KARTILAGO
Jaringan penyambung yang tidak
mempunyai vaskuler, yang terletak terutama di sendi dan toraks, trakhe, larinx,hidung, dan telinga. Bayi mempunyai sejumlah besar kartilago temporer, yang akan digantikan oleh perkembangan tulang selama bayi.
OTOT SKELET
Karena kemampuanya untuk
berkontraksi dan berelaksasi, merupkan elemn kerja dari pergerakan
otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif otot
Gerakan volunter adalah kombinasi dari
kontraksi isotonik dan isometric
OTOT YANG PENTING DALAM GERAKAN
Melekat di regio skelet tempat
pergerakan itu ditimbulkan
Otot yang penting dalam membentuk postur Pengaturan Postur dan Gerakan Otot.
Koordinasi dan pengaturan kelompok
otot yang berbeda tergantung pada: tonus otot, kelompok otot, otot antagonistik, otot sinergistik, antigravitas.
SISTEM SARAF
Pergerakan dan postur tubuh diatur oleh
sistem saraf.
Area motorik volunter utama, berada di
korteks serebral, yaiotu di girus prasentral atau jalur motorik.
PROPIOSEPSI
Adalah sensasi yang didapat melalui
stimulasi dari dalam tubuh mengenai posisi dan aktivitas otot tertentu
Propiosepsi di dalam tubuh dipantau
oleh propioseptor, yang merupakan tempat ujung-ujung saraf di tendon, otot, dan sendi.
Jika seseorang melakukan aktivitas
hidup sehari-hari, maka propioseptor memantau aktivitas otot dan posisi tubu secara terus menerus.Misal
propioseptor pada telapak kaki menopang postur tubuh yang benarketika berdiri atau berjalan.
Propioseptor memantau tekanan,
melanjutkan informasi ini melalui system saraf ke otot antigravitasi.
KESEIMBANGAN
Keseimbangan adalah kemampuan
untuk mencapai dan mempertahankan postur tubuh tetap tegak melawan gravitasi (duduk atau berdiri) untuk mengatur seluruh ketrampilan aktivitas motorik (Glick,. 1992)
Serebelum bertanggung jawab terhdap
refleks, mengatur control motorik secara involunter, dan mempertahankan keseimbangan serta postur. Kerusakan serebelum ditandai dengan hilangnya ekuilibrium, keseimbangangan dan koordinasi motorik (McCance dan Huether, 1994)
Keseimbangan juga diatur oleh telinga
bagian dalam.Dengan adanya kanalis semisirkuler di telinga bagian dalam, tiga struktru berisi cairan tersebut membantu mempertahankan keseimbangan
Cairan pada kanal mempunyai
kelembabaman tertentu sehingga ketik kepala tiba-tiba berotasi ke satu arah, maka cairan tidak bergerak beberapa waktu sementara kanal akan mengikuti gerakan arah kepala. Hal ini
memungkinkan orang akan berubah secara tiba-tiba tanpa kehilngan keseimbangan.
PRINSIP MEKANIKA TUBUH
Mekanika tubuh yang benar diperlukan
untuk mendukung kesehatan dan mencegah kecacatan
Gaya fisik dari bert dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh.
Jika digunakan dengan benar akan
kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat, penggunaan yang tidak benar akan dapat mengganggu kemampuan perawat untuk mengangkat memindah dan mengubah posisi klien (Owen dan Gerg, 1991)
PENGARUH PATOLOGIS PADA
KESEJAJARAN TUBUH DAN MOBILISASI
Kelainan postur, dapat mengganggu
kesejajaran dan mobilisasi atau keduanya.
Gangguan perkembangan otot
Kerusakan sistem saraf pusat
Trauma langsung pada sistem
muskuloskeletal
Perubahan sistem integumen
Kelainan Postur:
1. Tortikolis, adalah mencodongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana
sternokleidomastoideus berkontraksi, penyebabnya adalah kondisi congenital atau didapat, penatalaksanaan operasi, topangan atau imobilisasi, berdasar penyebab dan tingkat keparahan 2. Lordosis, adalah kurva anterior pada
spinal lumbal yang melengkung berlebihan, penyebab kondisi congenital dan kondisi khusus missal
kehamilan.penatalaksanaan latihan peregangan spinal (tergantung penyebab)
3. Kifosis, adalah peningkatan kelengkungan pada kurva spoinal torakal, penyebab kondisi congenital, TBC tulang, Ricketsia.Penatalaksanaan latihan peregangan spinal,tidur tanpa bantl, menggunakan papan tempat tidur, penggabungan spinal (berdasar penyebab dan keparahan)
4. Kilofordosis adalah kombinasi lordosis dan kifosis, penyebab kondisi
congenital, penatalaksanaan sama dengan metode untuk kifosis dan lordosis.
5. Skoliosis, adalah kurvatura spinal lateral, tiggi pinggul dan bahu tidak sama.penatalaksanaan imobilisasi dan operasi
6. Displasia pinggul congenital, adalah ketidakstabilan panggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, kadang kontaktur adduksi (kaput femur tidak bersambung dengan asetabulum karena abnormal kedangkalan asetabulum, penatalaksanaan mempertahankan abduksi paha secara terus menerus sehingga kaput femur menekan ke bagian tengah asetabulum.
7. Knock-Knee, adalah kurva kaki yang
masuk ke dalam sehingga lutut rapat ketika berjalan, penyebab kondisi congenital, penyakit tulang/ricket. Penatalaksanaan knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh
pertumbuhan.
8. Bowlegs, adalah satu atau dua kaki bengkok keluar pada lutut, kondisi ini normal samapi usia 2-3 tahun.penyebab kondisi congenital, penykit tulang, penatalaksanaan memperlambat kurva jika tidak bia diperbaiki oleh
pertumbuhan.
9. Clubfoot 95% diviasi medial dan plantar fleksi kaki (equinovorus), penyebab kondisi congenital, penatalaksanaan gips, pembidaian, operasi
10. Foot drops, adalah plantarfleksi, ketidkmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf peroneal, kondisi congenital,trauma,mobilisasi yang tidk baik, penatalaksanaan tidak ada, divegah melalui therapy fisik
11. Pigeon-toes adalah rotasi dalam kaki depan,biasa pada bayi, penyebab kondisi congenital,kebiasaan, penatalaksanaa pertumbuhan menggunakan sepatui terbalik.
GANGGUAN PERKEMBANGAN OTOT
Dsitrofi muskuler adalah sekumpulan
gangguan yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skelet, karakteristiknya adalah
progresif,kelemahan simetris dari kelompomotot skelet, dengan peningkatan ketidakmampuan dan deformitas (McCance dan Hueyher, 1994)
KERUSAKAN SISTEM SARAF SKELET
Kerusakan komponen system saraf
pusat yang mengatur pergerakan volunteer mengakibatkan gangguankesejajaran tubuh dan imobilisasi
Jalur motorik pada serebrum dapat
dirusak oleh trauma karena cedera kepala, stroke,meningitis
Seseorang yang mengalami hemoragik
TRAUMA LANGSUNG PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL
MENYEBABKAN
MEMAR,KONTSIO,FRAKTUR
GANGGUAN MOBILISASI
Tirah baring
Imobilisasi
PENGARUH FISIOLOGIS
Perubahan metabolik
Perubahan sistem respiratorik
Perubahan sistem kardiovaskuler
Perubahan sistem muskuloskeletal
Perubahan sistem integumen
Perubahan eliminasi urine
PENGARUH PSIKOSOSIAL
Imobilisasi mengakibatkan respons
emosional,intelektual,sensori dan sosiokultural.
PERUBAHAN PERKEMBANGAN
Bayi
Todler
Anak usia sekolah dan prasekolah
Remaja
Dewasa
Lansia
Proses keperawatan untuk gangguan kesejajaran dan mobilisasi
Pengkajian keperawatan mobilisasi klien berfokus pada:
Rentang gerak
Gaya berjalan
Latihan
Toleransi aktifitas
Kesejajaran tubuh
PROSES KEPERAWATAN
a. Pengkajian, pengkajian keperawatan
dilihat dari dua bagian, mobilisasi dan imobilisasi
MOBILISASI
Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan,latihan, toleransi aktifitas seta kesejajaran tubuh.
Rentang gerak merupakan
jumlah makimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh:sagital,frontal,dan transversal
Potongan sagital adalah garis
yang melewati tubuhdari depan ke belakang.membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan
Potongan frontal melewati
tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubih menjadi bagian depan dan belakang
Potongan transversal adalah
garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilissi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen,otot dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan.
Pada potongan sagital
gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku)dan hiperekstensi (pinggul)
Pada potongan frontal
gerakanny adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai), dan eversi dan inversi pada kaki.
Pada potongan transversal
gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan),rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsofleksi plantarfleksi (kaki)
Pengkajian rentng gerak
perawat bertanya dan mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi,
Klien yang memilki keterbatasan mobilisasi membutuhkn latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi.
Latihan yang digunakan adalah
latihan rentang gerak pasif, perawat menggunakan sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Gaya berjalan, adalah yang
menggambarkan cra utama ketika berjalan (Fish & Nielsen, 1993)
Dengan mengkaji cara berjalan klien
memnungkinkan perawat untuk membuat kesimpulan tentang
keseimbangan, postur keamanan, dan kemampuan berjalan tanpa bantuan.
Mekanika gaya berjalan manusia
mengikuti kesesuaian sistem skelet, saraf, dan otot dari tubuh manusia (Fish dan Nielsen, 1993)
Latihan dan toleransi aktifitas. Latihan adalah aktifitas fisik untuk memnuat kondisi tubuh, meningkatkan kesehatan, mempertahankan kesehatan jasmani. Hal ini juga digunakan Therapi membetulkan deformitas atau
mengembalikan seluruh tubuh ke status kesehatan maksimal.
Toleransi aktifitas jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang
Pengkajian toleransi aktifitas meliputi data fisiologis meliputi frekuensi penyakit, tipe penyakit, status
kardiopulmonal, status muskuloskeletal, pola tidur, pengontroln nyeri, Tanda-tanda vital, Tipe dan frekuensi aktifits latihan, kelainan hasil laboratorium. Faktor emosional meliputi, suasana hati, motivasi, ketergantungan zat kimia, gambaran diri dan tingkat
perkembangan meliputi usia, jenis kelamin, kehamilan, perubahan massa otot karena perkembangan, perubahan sistem skelet karena perubahan perkembangan.
Kesejajaran tubuh, pengkajian
kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada
klien berdiri, duduk, berbaring. Pengkajian ini memilki tujuan: 1. menentukan perubahan fisiologis
normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan perkembanagn
2. Mengidentifikasi penyimpangan
keejajaran tubuh yang disebabkan postur yang buruk
3. memberi kesempatan klien untuk
mengobservasi tubuhnya
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang benar. 5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan
otot, disfungsi sraf
6. Memperoleh informasi mengenai
faktor-falktor lain yang
mempengaruhi kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi, dan masalah psikologis.
IIMOBILISASI
Perawat mengkaji klien imobilissi dari bahaya imobilisasi dengan melakukan pemeriksan fisik head to toe.Selain itu pengkajian
keperawaanharus berfokus pada aera fisiologis, sama seperti aspek psikososial perkembangan klien.
Faktor fisiologis, bahaya fisiologis imobilisasi dapat diidentifikasi selama pengkajian keperawatan.
Sistem metabolik, perawat menggunakan
pengukuran antropometrik untuk mengevaluasi atrofi otot, menggunakan asupan haluaran dan keluaran untuk mengkaji status cairan dan elektrolit. Maupun kadar serum protein, mengkaji penyembuhan luka untuk mengevaluasi transport nutrient,mengkaji asupan makanan,pola eliminasi.
Sistem respiratori, perawat minimal setiap 2 jam pada klien yang mengalami keterbatasan aktifitas.
Sistem kardiovaskuler, termasuk
memantau tekanan darah, nadi,apeks maupun nadi perifer, mengobservasi tanda-tanda adanya statis vena.
Sistem muskuloskeletal, meliputi
Sistem integumen, mengobservasi kulit klien terhadap tanda-tanda kerusakan.
Sistem eliminasi, asupan dan haluaran
dievaluasi 24 jam.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Intoleransi aktifitas b. Resiko cedera
c. Hambatan mobilisasi fisik
d. ketidakefektifan bersihan jalan nafas e. Gangguan pertukaran gas
f. Gangguan atau resiko gangguan i ntegritas kulit
g. Gangguan eliminasi urine h. Resiko infeksi
i. Resiko kekurangan volume cxairan j. Kurang pengetahuan
C. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan didasari oleh
satu atau lebih tujuan berikut:
1. mempertahankan kesejajaran tubuh
yang tepat
2. Mengurangi cedera pada sistem kulit dan muskuloskeletal dari ketidaktepatan mekanika atau kesejajaran
3. mencapai ROM penuh atau optimal
4. Mencegah kontraktur
5. Memperthankan kepatenan jalan nafas
6. Menca[pai ekspansi paru dan
perttukaran gas optimal 7. Mobilisasi sekresi jalan nafas
8. mempertahankan fungsi kardiovaskuler
9. meningkatkan toleransi aktifitas 10. mencapai pola eliminasi normal 11. mempertahankan pola tidur normal 12. mencapai sosialisasi
13. mencapai kemandirian penuh
14. mencapai stimulasi fisik dan mental
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Untuk mengevaluasi hasil dan respons
dari asuhan keperawatan, perawat mengukur efektifitas semua intervensi. Tujuan dan kriteria hasil adalah kemampuan pasien mempertahnkan atau meningkatkan kesejajaran tubuh dan moblisasi sendi
Daftar Pustaka
Potter and Perry, Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik, Edisi 4 Vol I, 2005