BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus Tipe 2
1. Pengertian
Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah
dalam tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas selβ pankreas untuk menghasilkan hormon insulin yang berperan
sebagai pengontrol kadar gula darah dalam tubuh[ CITATION Dew14 \l 1033 ].
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degenerative yang
memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Jika tidak diatasi, DM akan menimbulkan, berbagai kompilkasi serius seperti:
penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan system syaraf[ CITATION Wid131 \l 1033 ].
Diabetes mellitus tipe 2 (Diabetes Melitus Tidak Bergantung
Insulin/DMTTI) juga disebut dengan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau Adult Onset Diabetes. Jumlah
lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita[ CITATION SUI12 \l 1033 ].
DM tipe 2 (adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe DM yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang
menyebabkan disfungsi sel Beta, gangguan pengeluaran hormone insulin, resistensi sel terhadap insulin yang di sebabkan oleh disfungsi sel jaringan, utamanya pada hati menjadi kurang peka
terhadap insulin, serta penekanan pada penyerapan glukosa oleh otot lurik, yang meningkatkan sekresi gula darah oleh
hati[ CITATION Sus11 \l 1033 ].
Diabetes mellitus tipe 2 adalah hasil dari penolakan atau kegagalan tubuh menggunakan zat insulin, yaitu suatu kondisi di
mana sel gagal untuk menggunakan insulin dengn benar dan terkadang dikombinasikan dengan kekurangan insulin relatif.
Banyak orang berpotensi terkena diabetes tipe 2 menghabiskan bertahun-tahun dalam keadaan pra-diabetes, yaitu suatu kondisi di mana kadar glukosa darah lebih tinggi dari biasanya tapi tidak
Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yaitu diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada mungkin perlu insulin pada semua umur. Kebanyakan penderita
kelebihan berat badan, ada kecenderungan familiar, saat hiperglikemik selama stress[ CITATION Riy08 \l 1033 ].
2. Penyebab
Secara umum ada dua penyebab utama terjadinya penyakit diabetes tipe 2 ini, yaitu faktor genetik (keturunan) dan hiperglikemia
(tingginya kadar gula darah). Faktor keturunan sangat berpengaruh dalam diabetes tipe 2. Jika orang tua menderita diabetes, maka
kemungkinan besar anaknya juga menderita diabetes. Diabetes karena keturunan ini akan aktif dengan sendirinya manakala dipicu dengan rendahnya tingkat aktivitas sehari-hari, kurang olahraga,
pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat dan kelebihan berat badan terutama di sekitar pinggang[ CITATION
Sut133 \l 1033 ].
Diabetes Melitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans. Penyebab resistensi
a. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang
menghidap diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes mellitus akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya
terkait dengan penurunan produksi insulin. b. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang
secara dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan
fungsi endokrin pancreas untuk memproduksi insulin. c. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan
yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. d. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pancreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja
cenderung terlambat juga akan berperan pada ketidakstabilan kerja pankreas.
e. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi
insulin. Hipertropi pancreas disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel yang terlalu banyak.
f. Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan berakibat
rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan fungsi pankreas.
Diabetes tipe 2 atau Non Insulin Depenent Diabetes Melitus
(NIDDM) penyebabnya belum diketahui sepenuhnya, tetapi ada tiga faktor penting yang perlu diperhatikan sebagai penyebab terjadinya
penyakit diabetes mellitus tipe 2 yaitu: [ CITATION Dew14 \l 1033 ]. a. Faktor individu atau genetik etnis yang menyebabkan
kerawanan pada kejadian diabetes mellitus.
c. Berkurangnya kerja hormon insulin di dalam jaringan (resistensi insulin), termasuk otot skeletal, hati, dan jaringan adipose.
Adapun faktor resiko tipe 2 sebagai berikut :[ CITATION Tar12 \l 1033 ]
a. Usia diatas 45 tahun, jarang DM tipe 2 trjadi pada usia muda b. Obesitas, berat badan lebih dari 120% dari berat badan ideal
(kira-kira terjadi pada 90%).
c. Riwayat keluarga dengan DM tipe 2.
d. Riwayat adanya gangguan toleransi glukosa (IGT) atau
gangguan glukosa puasa (IFG).
e. Hipertensi lebih dari 140/90 mmHg atau hiperlepidemia, kolestrol atau trigkiserida lebih dari 150 mg/dl.
f. Riwayat gestasional DM atau riwayat melahirkan bayi diatas 4 kg.
g. Polycytic ovarian syndrome yang diakibatkan resistensi dari insulin.
Adapun faktor risiko yang memungkinkan seseorang
b. Obesitas (> 20 % BB ideal) atau indeks masa tubuh (IMT) > 27 kg/m2.
c. Umur di atas 40 tahun dengan faktor yang disebabkan diatas. d. Tekanan darah tinggi ( > 140/90).
e. Kelainan profil lipid darah (dislipidemia) yaitu kolestrol HDL < 35
mg/dl, dan atau trigliserida > 250 mg/dl.
f. Seseorang yang dinyatakan sebagai toleransi glukosa
terganggu (TGT) atau gula darah puasa (terganggu) (GDPT) g. Wanita dengan riwayat diabetes kehamilan.
h. Wanita yang melahirkan bayi > 4.000 gr.
i. Semua wanita hamil 24-28 minggu.
j. Riwayat menggunakan obat-obatan oral atau suntikan dalam
jangka waktu lama terutama obat golongan kortikosteroid yang biasa digunakan untuk pengobatan asma, kulit, rematik dan lainnya.
k. Riwayat terkena infeksi tertentu antara lain virus yang menyerang kelenjar air liur (penyakit gondongan), virus morbili.
Infeksi virus ini sering dijumpai pada anak-anak dan penderita yang masih hidup harus setiap hari disuntik insulin.
l. Bayi yag lahir kurang dari 2,5 kg atau berat badan lahir rendah
dengan Berat Badan Lahir (BBL) yang normal. Hal tersebut sesuai dengan teori baru “ The Foetal Origins of Disease”. Yang
dikemukakan oleh professor David Barker dan kawan-kawan berdasarkan kajian studi di inggris tahun 1980.
3. Gejala
Secara umum gejala dan tanda penyakit DM dibagi dalam dua kelompok, yaitu gejala akut dan kronis [ CITATION SUI12 \l
1033 ].
a. Gejala akut dan tanda dini, meliputi :
1) Penurunan berat badan, rasa lemas dan cepat lelah
2) Sering kencing (poliuri) pada malam hari dengan jumlah air seni banyak
3) Banyak minum (polidipsi) 4) Banyak makan (polifagi) b. Gejala kronis meliputi :
1) Gangguan penglihatan, berupa pandangan yang kabur dan menyebabkan sering ganti kacamata.
2) Gangguan saraf tepi berupa rasa kesemutan, terutama pada malam hari sering terasa sakit dan rasa kesemutan di kaki.
Bisul dan luka lecet terkena sepatu atau jarum yang lama sembuh.
4) Rasa tebal pada kulit, yang menyebabkan penderita lupa memakai sandal dan sepatunya.
5) Gangguan fungsi seksual. Dapat berupa gangguan ereksi,
impoten yang disebabkan gangguan pada saraf bukan karena kekurangan hormone seks (testosteron).
6) Keputihan. Pada penderita wanita, keputihan dan gatal sering dirasakan, hal ini disebabkan daya tahan tubuh penderita menurun.
Tanda atau gejala-gejala khas pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (penyakit kencing manis) antara lain sebagai berikut :
[ CITATION Dew14 \l 1033 ]. a. Poliuri (banyak kencing) b. Polidipsi (banyak minum)
c. Poliphagi (banyak makan) d. Penurunan bobot badan
e. Kelelahan
f. Luka sulit sembuh g. Pruritus (gatal-gatal)
h. Infeksi
j. Katarak k. Gejala saraf
l. Gangguan serangan jantung.
4. Patofisologi
Tubuh manusia memerlukan bahan bakar berupa energy untuk menjalankan berbagai fungsi sel dengan baik. Bahan bakar
tersebut bersumber dari sumber zat gizi karbohidrat, protein, lemak yang di dalam tubuh mengalami pemecahan menjadi zat yang sederhana dan proses pengolahan lebih lanjut untuk menghasilkan
energy. Proses pembentukan energi. Proses pembentukan energy terutama yang bersumber dari glukosa memerlukan proses
metabolisme yang rumit. Dalam proses metabolisme tersebut, insulin memegang peranan yang sangat penting yang bertugas memasukkan glukkosa ke dalam sel untuk selanjutnya diubah
menjadi energi.
Pada keadaan normal, glukosa diatur sedemikian rupa oleh
insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas, sehingga kadarnya di dalam darah selalu dalam batas aman baik pada keadaan puasa maupun sesudah makan. Kadar glukosa darah normal berkisar
Insulin adalah zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas pada pulau langerhans. Tiap pankreas mengandung
100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisikan 100 sel beta .
Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam
pengaturan kadar glukosa darah dan koordinasi penggunaan enrgi oleh jaringan. Insulin yang dihasilkan sel beta pankreas dapat
diibaratkan anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel agar dapat dimetabolisme menjadi energi. Bila insulin tidak ada atau insulin tidak dikenali oleh reseptor pada
permukaan sel, maka glukosa tak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat glukosa akan tetap berada dalam darah sehingga
kadarnya akan meningkat. Tidak adanya glukosa yang dimetabolisme menyebabkan tidak ada energi yang dihasilkan sehingga badan menjadi lemah.
Pada keadaan DM, tubuh relative kekurangan insulin sehingga pengaturan glukosa darah menjadi kacau. Walaupun
kadar glukosa darah sudah tinggi, pemecahan lemak dan protein menjadi glukosa melalui glukoneogenesis di hati tidak dapat dihambat karena insulin yang kurang/resisten sehingga kadar
Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, berakibat terjadi kegawatan Diabetes Melitus yaitu ketoasidosis yang sering menimbulkan
kematian[ CITATION SUI12 \l 1033 ].
DM tipe 2 lebih umum terjadi dari pada DM tipe 1, berkisar antara 90-95 % dari semua kasus DM. DM tipe 2 merupakan
gangguan heterogen yang disebabkan oleh kombinasi genetik dan faktor lingkungan yang mempengaruhi fungsi sel β dan sensivitas
insulin pada jaringan target. Pada DM tipe 2, kerusakan yang terjadi pada sel β pankreas dapat mencapai 50%[ CITATION wid13 \l 1033 ].
Kerusakan sel β pankreas pada klien DM tipe 2 terjadi melalui 5 tahap, yaitu :[ CITATION Wid131 \l 1033 ].
a. Tahap pertama yaitu homeostasis glukosa normal tetapi indvidu memiliki risiko DM tipe 2. Pada tahap ini, toleransi glukosa normal dan kerusakan sel β belum tampak.
b. Tahap kedua yaitu terjadi penurunan sensitivitas insulin dan dikompensasi dengan peningkatan sekresi insulin oleh sel β
pankreas, sehingga toleransi glukosa masih normal. Meskipun terjadi peningkatan sekresi insulin, tetapi terjadi penurunan fungsi sel β pankreas.
abnormal. Akan tetapi sel β pankreas masih berusaha untuk menjaga konsentrasi glukosa puasa darah normal.
d. Tahap keempat yaitu kerusakan sel β pankreas semakin parah yang disebabkan oleh toksisitas glukosa akibat hiperglikemi
posprandial, berkurangnya sensitivitas insulin juga terjadi. Konsentrasi glukosa puasa meningkat karena peningkatan
produksi glukosa endogen basal.
e. Tahap kelima yaitu kerusakan sel β pankreas semakin parah, baik glukosa puasa maupun posprandial mencapai level
diagnostik. 5. Komplikasi
Pasien dengan DM beresiko terjadi komplikasi baik bersifat akut maupun kronis diantaranya :[ CITATION Tar12 \l 1033 ].
a. Komplikasi akut
1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi biasanya terjadi pada NIDDM.
2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM. 3) Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau
b. Komplikasi kronis
1) Mikroanginopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ-organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti
pada :
a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata)
sehingga mengakibatkan kebutaan.
b) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh.
c) Nefropati diabetika (kelainan/ kerusakan pada ginjal) dapat mengakibatkan gagal ginjal.
2) Markoangiopati
a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena
arteriskelosis.
b) Penyakit vaskuler perifer
c) Gangguan system pembuluh darah otak atau stroke. 3) Gangrene diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka
yang tidak sembuh-sembuh.
Komplikasi kronis dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
sebagai berikut :[ CITATION Sar123 \l 1033 ]. a. Komplikasi spesifik
Komplikasi spesifik adalah komplikasi akibat kelainan
pembuluh darah kecil atau mikroangiopati diabetika dan kelainan metabolisme dalam jaringan. Jenis-jenis komplikasi spesifik
sebagai berikut :
1) Retinopati diabetika, gejalanya penglihatan mendadak buram seperti berkabut. Akibatnya harus sering mengganti
kacamata.
2) Nefropati diabetika, gejalanya ada protein dalam air kencing,
terjadi pembengkakan, hipertensi dan kegagalan fungsi ginjal yang menahun.
3) Neuropati diabetika, gejalanya rasa panas seperti terbakar
dibagian ujung tubuh, rasa nyeri, rasa kesemutan, serta rasa terhadap dingin dan panas berkurang.
b. Komplikasi tak spesifik
Kelainan ini sama dengan non-diabetes melitus, tetapi terjadinya lebih awal atau lebih mudah. Penyakit yang termasuk komplikasi tak spesifik dalam diabetes melitus yaitu:
1) Kelainan pembuluh darah besar atau makroangiopati diabetika. Kelainan berupa timbunan zat lemak di dalam dan
di bawah pembuluh darah (aterosclerosis). 2) Kekeruhan pada lensa mata
Adanya infeksi seperti infeksi saluran kencing dan
tuberculosis (TBC) paru.
B. Tinjauan Umum Tentang Kadar Gula Darah
Kadar gula (Glukosa) yang ada dalam darah harus seimbang, dijaga dan dikontrol, dalam artian tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah dari ambang normal. Kadar gula darah yang terlalu
tinggi dapat meracuni tubuh, sebaliknya, kadar gula darah yang terlalu rendah membuat tubuh kekurangan energi dan gilirannya menimbulkan
gangguan[ CITATION Sut133 \l 1033 ].
Glukosa adalah sebuah gula sederhana yang mengandung enam atom karbon. Glukosa ini suatu sumber energi yang penting di
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk atau wujud glikogen[ CITATION Gho12 \l 1033 ].
Salah satu bahan bakar atau nutrient utama sel adalah glukosa. Glukosa diproses dari sumber-sumber makanan yang mengandung karbohidrat. Ketika karbohidrat masuk di dalam tubuh, ia akan diproses
dan menghasilkan glukosa. Glukosa diserap kedalam aliran darah melalui dinding usus. Glukosa mengalir dalam aliran darah dan
didistribusikan bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel dalam tubuh menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut untuk menjalankan fungsinya.
Namun, glukosa yang ada di dalam cairan darah kita tidak dapat digunakan langsung begitu saja oleh sel. Sebelum dapat digunakan
oleh sel-sel tubuh, glukosa masuk terlebih dahulu ke organ pankreas. Pankreas berperan mengendalikan dan mengola glukosa menjadi bahan bakar bagi tubuh sebab itu yang harus di perhatikan pada
penderita DM adalah pengaturan pola makan dan gaya hidup. Pengaturan pola makan atau diet berfungsi untuk mengendalikan apa
yang dikonsumsi diabetes. Hal ini pada gilirannya dapat menjaga kadar gula darah kondisi normal dan terkendali[ CITATION Sut133 \l 1033 ].
Ambang normal gula darah manusia adalah 60-120 mg/dl pada
ada mempunyai resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi penyakit. Sebaliknya jika gula darah melebihi 140 mg/dl seseorang mempunyai
resiko tinggi untuk terjangkit diabetes dan komplikasi lainnya[ CITATION Sut133 \l 1033 ].
Kadar gula darah dalam mendiagnosis DM [ CITATION Tar12 \l
1033 ].
Kadar glukosa
darah (mg/dl)
Bukan DM Bukan pastiDM DM
Sewaktu
Plasma
vena < 100 mg/dl 100-199 mg/dl ≥ 200 mg/dl Darah
kapiler < 90 mg/dl 90-199 mg/dl ≥ 200 mg/dl
Puasa
Plasma
vena <100 mg/dl 100-125 mg/dl ≥ 126 mg/dl Darah
kapiler <90 mg/dl 90-95 mg/dl ≥ 100 mg/dl
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara
meningkat tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Pada pasien pengidap diabetes mellitus tipe 2, sel-sel tidak rensponsiv terhadap insulin,
hormon yang menyimpan kadar gula darah (glukosa) dari makanan kedalam sel untuk digunakan sebagai energi. Akibatnya, kadar gula
darah dapat mengikis pembuluh darah dan syaraf yang kemudian menyebabkan penyakit jantung, gagal ginjal, dan cacat
amputasi[ CITATION Tar12 \l 1033 ]. c. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan Diet
1. Aturan Diet
Dalam diet diabetes, ada beberapa aturan atau prinsip-prinsip yang harus di patuhi. kepatuhan dan kedisplinan menjadi kunci
keberhasilan diet untuk pengendalian kadar gula darah. Prinsip-prinsip dalam diet diabetes:[ CITATION Sut133 \l 1033 ]
a. Memiliki komitmen
b. Perhatikan jadwal makan
Jadwal makan untuk diabetes yang dianjurkan adalah
sebanyak 6 kali, yaitu 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan di antara makan utama. Berikut contoh jadwal makan untuk diabetes, yaitu :[ CITATION Sut133 \l 1033 ]
1) Jam 05.30-07.00 : sarapan pagi 2) Jam 09.00-10.00 : makan selingan
3) Jam 12.00-14.00 : makan siang 4) Jam 15.00-16.00 : makan selingan 5) Jam 18.00-19.00 : makan malam
Yang perlu diperhatikan diabetes, jadwal makan
senantiasa diusahakan tepat waktu, karena telat makan dapat menimbulkan kondisi hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah) dengan gejala seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini
terjadi segara minum asupan gula. c. Perhatikan jumlah makanan
Jumlah makan (kalori) yang dianjurkan bagi diabetes adalah makan sering dengan porsi kecil. Tidak dianjurkan bagi diabetes makan dalam porsi banyak/besar sekaligus. Kebutuhan
kalori untuk masing-masing orang berbeda-beda. Sangat terkait dengan berat badan dan aktivitas fisik (olahraga) yang dilakukan.
Untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan kalori seseorang perhari, bias menggunakan rumus berikut :[ CITATION Sut133 \l 1033 ]
1) Kebutuhan kalori (wanita) = (BBI × 25 kalori) ditambah 20 % untuk aktivitas.
2) Kebutuhan kalori (pria) = (BBI × 30 kalori) ditambah 20% untuk aktivitas.
3) Kebutuhan berat badan ideal. Rumus menentukan berat
Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan
dengan pola 6 kali makan adalah sebagai berikut :[ CITATION Sut133 \l 1033 ]
1) Makan pagi: 20% dari total kebutuhan sehari
2) Makan selingan siang: 10% dari total kebutuhan kalori sehari
3) Makan siang: 25% dari total kebutuhan kalori sehari
4) Makan selingan sore: 10% dari total kebutuhan kalori sehari 5) Makan malam: 25% dari total kebutuhan kalori sehari
6) Makan selingan malam: 10% dari total kebutuhan kalori sehari.
d. Perhatikan jenis makanan e. Pengendalian Asupan gula f. Cukupi nutrisi penting bagi tubuh
g. Stop kebiasaan-kebiasaan buruk h. Miliki sikap mental yang baik.
Makanan yang praktis untuk pasien diabetes: [ CITATION Bil14 \l 1033 ].
a. Hilangkan dahaga dengan minum air putih atau minum bebas
b. Makan makanan secara teratur, dengan menghindari makanan yang di goreng dan sangat manis
c. Banyak makan sayuran
d. Makan makanan tinggi serat rendah indeks glikemik, termasuk gandum utuh, polong-polongan atau nasi merah dalam
komposisi setiap makanan
e. Batasi makan makanan mengandung tepung yang tinggi indeks
glikemik seperti bubur kentang dan roti tanpa gandum f. Banyak makan buah
g. Batasi makan makanan hewani yang tinggi kolesterol dalam
lemak jenuh, seperti daging merah, telur, hati, dan susu tinggi lemak, dan ganti dengan daging tanpa lemak, ikan, ayam (tanpa
kulit), dan susu rendah lemak
h. Hindari makanan yang gurih sebagai kudapan diantara makan, seperti biscuit, kue atau permen (yang tinggi lemak jenuh dan
lemak-trans serta garam). Kudapan yang disarankan adalah kacang dan buah
i. Gunakan minyak sayur cair yang alami untuk memasak, memanggang, dan menggoreng, bukan minyak lemak sayur (lemak sayur padat, asam lemak-trans dan asam lemak jenuh)
k. Batasi porsi makan, terutam ketika makan di tempat-tempat makan dan hindari makan berlebihan.
Pengaturan diet (makanan): diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes mellitus. Diet yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%[ CITATION Gho12 \l 1033 ].
2. Tujuan Terapi Diet
a. Memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang normal sehingga mencegah terjadinya
glikosuria beserta gejala-gejalanya.
40.00%
30.00% 30.00%
diet saja diet dan insulin diet dan preparat hipoglikemik oral
b. Mengurangi besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial. Tindakan ini, bersama-sama dengan normalisasi
kadar gula glukosa darah, akan membantu mencegah terjadinya komplikasi lanjut yang mencakup penyakit mikrovaskuler.
c. Memberikan masukan semua jenis nutrient yang memadai –
sehingga memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan.
d. Memulihkan dan mempertahankan berat badan yang normal[ CITATION Bec11 \l 1033 ].
3. Tipe Diet
a. Diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan yang kemudian diikuti dengan diet untuk mempertahankan berat
badan tersebut. b. Diet bebas gula
Tipe diet ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia
lanjut dan tidak memerlukan suntikan insulin. Diet bebas gula diterapkan berdasarkan dua prinsip:
1) Tidak makan gula dan makanan yang mengandung gula. 2) Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai
3) Gula (gula pasir, gula aren dan lain-lain) dan makanan yang mengandung gula tidak boleh dimakan karena cepat.
Jenis-jenis makanan ini adalah :[ CITATION Bec11 \l 1033 ]
a) Madu, selai dan marmalade
b) Permen, manisan dan coklat
c) Biscuit, kue-kue dan roti yang manis, dodol, tarcis
d) Pudding, buah-buahan yang dikalengkan dalam larutan sirup
e) Sirup, dan berbagai minuman yang manis, susu kental,
es krim.
c. System penukaran hidrat arang
DIET DM 1500 kalori
Kalori 1500
Protein 60 gram
Lemak 40 gram
Hidratarang 225 gram
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasarr dari penatalaksanaan DM. consensus perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) menetapkan bahwa
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat
badan ideal.
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita DM diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini :[ CITATION Wid131 \l 1033 ].
a. Memberikan semua unsur makanan esensial seperti vitamin dan mineral.
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai. c. Memenuhi kebutuhan energi.
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah mendekati normal
melalui cara-cara yang aman dan praktis. e. Menurunkan makan pada penderita DM.
d. Tinjauan Umum Tentang Aktifitas Fisik 1. Defenisi
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Penilitian organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja menjadi
dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik/bergerak[ CITATION SUI12 \l 1033 ].
Olahraga adalah salah satu cara penting untuk hidup sehat, maka tak terkecuali bagi diabetes olahragapun sangat dianjurkan. Olahraga memainkan peran yang sangat vital dalam mengontrol
penyakit diabetes. Kombinasi antara pengaturan makanan (diet), olahraga, dan obat-obatan anti diabetes sangat membantu diabetes
dalam mengelola penyakitnya.
Olahraga membantu diabetes membakar kalori secara optimal. Pembakaran kalori yang baik berhubungan dengan
keterjagaan tubuh dari kondisi kelebihan berat badan. Selanjutnya, berat bdan yang ideal pada gilirannya dapat mengurangi potensi
serangan diabetes lebih lanjut. Selain itu, olahraga bagi diabetes bermanfaat dalam proses peningkatan insulin. Inilah yang menjadi alasan kenapa olahraga baik bagi diabetes sebagai berikut :
(Sutanto, 2013).
a. Berkurangnya lemak tubuh akan membuat berat badan terjaga
dan sensitivitas terhadap insulin menjadi lebih baik,
b. Membantu mengendalikan tekanan darah dan melancarkan sirkulasi darah,
e. Membantu dalm pengelolaan stress diabetes f. Dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL)
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih ½ jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Contuinous Rytmiccal Intensity Progressive Endurance). Latihan
dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontasi dan relaksasi secara teratur. Latihan CRIPE minimal dilakukan selama 3
hari dalam seminggu, sedangkan 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olahraga kesenangannya[ CITATION Riy08 \l 1033 ].
2. Manfaat dari olahraga [ CITATION Sar123 \l 1033 ]. a. Mengontrol gula darah
b. Meningkatkan kadar kolesterol baik HDL c. Menurunkan berat badan
d. Memperbaiki gejala gejala muskoleskeletal seperti kesemutan, gatal-gatal, linu diujung jari-jari tangan atau persendian lainnya. e. Memperbaiki kualitas hidup
f. Mencegah terjadinya diabetes mellitus. 3. Jenis Olahraga yang Dianjurkan
Dalam hal ini, diabetes di tuntut untuk memiliki sikap kehati-hatian untuk memilih olahraga yang sesuai.
Olahraga yang disarankan bagi diabetes setidak ada lima jenis, yaitu: jongging, bersepeda, jalan cepat, senam, dan renang. Selain olahraga tersebut, penderita tak disarankan melakukannya.
Olahraga yang aman untuk diabetes adalah sifatnya aerobatic, sehingga tidak terlalu moemforsis tenaga [ CITATION Sar123 \l 1033
].
Olahraga yang giat dan atau lama menciptakan kebutuhan yang lebih besar pada aktivitas tubuh dan metabilisme dank arena
itu besar kemungkinan menyebabkan masalah. Ini membutuhkan tingkat perencanaan ke depan yang lebih baik, terutama penurunan
dosis insulin 40-50% sebelumnya dan karbohidrat ekstra, pada tingkat 20-40 gr/jam, selama waktu olahraga[ CITATION Sar123 \l 1033 ].
4. Tujuan Latihan Fisik
Latihan fisik bagi penderita DM sangatlah dibutuhkan,
karena pada saat latihan fisik energi yang dipakai adalah glukosa dan asam lemak bebas. Latihan fisik bertujuan:
a. Menurunkan gula darah dengan meningkatkan metabolisme
b. Menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan normal
c. Meningkatkan sensitifitas insulin.
d. Meningkatkan kadar HDL (high density lipoprotein) dan
menurunkan kadar trigeliserida e. Menurunkan tekanan darah.
5. Manfaat olahraga dan aktivitas fisik:[ CITATION Sut102 \l 1033 ]. a. Dapat meningkatkan kebugaran
b. Mencegah kelebihan berat badan c. Meningkatkan fungsi jantung
d. Meningkatkan fungsi paru-paru dan otot
e. Serta memperlambat proses penuaan. 6. Panduan Olahraga Bagi Diabetes
Berikut panduan dalam melakukan olahraga bagi diabetes, yaitu : [ CITATION Sut133 \l 1033 ].
a. Pemanasan
Sebelum melakukan latihan olahraga perlu dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan bertujuan menyiapkan
Sebagai pemanasan, lakukan gerakan yang memiliki intensitas rendah seperti jalan di tempat, meregangkan badan ke
kanan dan kiri. Lakukan pemanasan selama 5 sampai 10 menit.
b. Latihan inti
Setelah melakukan pemanasan, lanjutkan ke latihan (olahraga inti). Sebagaimana telah disebutkan di atas, olahraga
yang baik untuk diabetes terdiri dari jaln cepat, senam, jogging, berenang, atau bersepada. Pilihlah salah satu jenis olahraga tersebut. Latihan inti ini dilakukan selama 15 menit hingga 30
menit.
c. Pendinginan (cooling down)
Setelah latihan inti selesai, lakukan pendinginan selama kurang lebih 5 menit. Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti semula sebelum
berolahraga.
7. Aturan Sebelum Olahraga
Sebelum melakukan olahraga seperti diatas, aturan yang perlu diperhatikan oleh diabetes, diantaranya yaitu : (Sutanto, 2013) a. Sebelum melakukan olahraga apapun, diabetes harus
b. Sebelum melakukan olahraga, diabetes harus mengecek kadar gula darahnya sebelum, saat, dan setelah berolahraga.
c. Diabetes sebaiknya berolahraga dengan didampingi oleh seorang rekan yang tahu bahwa ia bersama diabetes.
d. Gejala hipoglikemik yang umum terjadi adalah tubuh gemetar,
merasa tidak enak, serta kadar gula darah menurun hingga 70 mg/dl atau lebih rendah.
e. Untuk antisipi kondisi hipoglikemik, diabetes harus membawa makanan kecil saat berolahraga, misalnya permen.
f. Diabetes sebaiknya memilih jenis olahraga yang paling di sukai.
g. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu atau minimal selama 150 menit dalam seminggu.
h. Sebelum, selama, dan setelah berolahraga sebaiknya seseorang diabetes minum air putih yang cukup untuk menghindar dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.
i. Diabetes tidak boleh menyepelekan keluhan apapun yang timbul selama berolahraga.
j. Olahraga sebaiknya dijadikan sebagai komitmen seumur hidup seorang diabetes, demi keterjagaan kondisi diabetes yang dialaminya.