• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran & Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem-Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Kebowan 02 Semester II Tahun 2014/2015"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat penelitian yang akan dilakukan, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 5 yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

3.1.1 Seting Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Kebowan 02 yang terletak di Dusun Kebowan, Desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Lokasi SD Negeri kebowan 02 Berdasarkan obsevasi yang saya lakukan di SD Negeri Kebowan 02, jauh dengan jalan utama ke kota, untuk suasana di sekolahan cukup tenang karena sekolahan tersebut berada di dalam desa yang di kelilingi oleh sawah dan sebagaian rumah penduduk. Jadi untuk temapat kurang strategis karena cukup jauh dari kota, tetapi kondisi sekolah sangat tenang untuk pembelajaran.

SD Negeri Kebowan 02 memiliki 12 ruangan dengan rincian sebagai berikut: 6 ruangan kelas untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang komputer, 1 toilet guru, 1 toilet siswa, dan 1 ruang gudang. Untuk fasilitas SD Negeri Kebowan 02 cukup untuk menunjang pembelajaran yang akan diajarkan oleh para pendidik.

(2)

3.1.2 Seting Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di SD Negeri kebowan 02. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Pertimbangan lain adalah mengenai mata pelajaran dan KD yang akan diajarkan yaitu mata pelajaran IPA pokok bahasan proses pembentukan tanah. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian No. Pelaksanaan

Penelitian

Februhari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Proposal PTK

SIKLUS 1 2. Perencanaan

Tindakan Observasi Refleksi

SIKLUS 2 3. Perencanaan

Tindakan Observasi Refleksi 4. Pelaporan

(3)

hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang dalam satu kelas dengan 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki dengan karateristik yang bervarisiasi dan heterogen, berumur antara 11 -13 tahun.

Siswa SD Negeri Kebowan 02 berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Tingkat kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan ada pula beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi di atas rata-rata. Perbedaan latar belakang siswa ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa. Terdapat siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti anak yang suka berbicara sendiri pada saat jam pelajaran berlangsung, tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa yang terlalu aktif di dalam kelas, dan siswa yang memerlukan waktu lebih untuk memahami suatu materi.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Pada sub judul ini terdapat jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sementara desain penelitian lebih kepada model atau peneliti merancang yang akan dijadikan acuan untuk penelitian di dalam melaksanakan tindakan penelitian.

3.2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

(4)

diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran (Arikunto, 2012:58). Salah satu prinsip yang paling penting diperhatikan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ialah kolaborasi, kolaborasi tersebut adalah kolaborasi peneliti dengan praktisi (kepala sekolah, guru, siswa). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi subjektivitas penilaian dalam pelaksanaan tindakannya.

Dalam pelaksanaan tindakan diperlukan kerjasama yang baik antara peneliti dengan guru dalam hal mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, mengumpulkan data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyusun laporan akhir (Arikunto, 2012:63). Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun, didiskusikan, dan dilaksanakan oleh guru kolaborator dengan bantuan peneliti untuk menentukan keberhasilan penelitian tindakan kelas yang akan dilangsungkan.

3.2.2. Desain Penelitian

PTK yang dilakukan ini mengacu pada desain penelitian yang dikembangkan oleh Arikunto. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap pertama yaitu perencanaan, merupakan tahap dimana peneliti menentukan masalah dan peristiwa yang hendak diamati serta menyusun instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data-data dan fakta yang terjadi selama pengamatan berlangsung. Tahap kedua yaitu pelaksanaan merupakan tahap implementasi dari rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti dan guru kolabirator. Tahap ketiga yaitu pengamatan dilakukan oleh peniliti untuk mengamati aktivitas guru selama tindakan pembelajaran berlangsung. Dan tahap ke-empat yaitu refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang telah dilakukan disaat penelitian berlangsung dari awal hingga akhir.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian Kemis dan Mc Taggart dalam (Arikunto. 2012: 16), ada empat tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu

(5)

3. Pengamatan. 4. Refleksi.

Tahapan tersebut dapat disajikan dengan bagan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Skema PTK Menurut Kemis dan Mc Taggart (Arikunto. 2012:16)

3.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu istilah yang tidak dapat dipisahkan di dalam sebuah penelitian. Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi (Slameto, 2012:138), dengan kata lain variabel merupakan gejala yang bervariasi menjadikan titik perhatian dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat (Slameto, 2012:140).

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

(6)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran

Problem-Based Learning. Model pembelajaran Problem-Based Learning adalah

suatu model pembelajaran dengan pemberian masalah kepada siswa, yaitu pembelajaran yang menuntut siswa untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan yang dihadapai dengan memahami kebutuhan-kebutuhan mendasar sebagai bekal menyelesaikan masalah yang ada. Jadi siswa dituntut dalam pembelajaran untuk merancang skenario pembelajaran, mengindentifikasi masalah, menemukan fakta-fakta masalah yang ada, memilih penyelesaian yang akan digunakan, menerapkan penyelesaian yang dipilih, membuat rangkuman atau kesimpulan yang dipilih.

3.3.2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto, 2012:140). Terdapat 2 variabel terikat yaitu Y1 sebagai proses pembelajaran dan Y2 sebagai hasil belajar. Penjelasan tentang kedua variabel sebagai berikut:

1) Proses Pembelajaran (Y1)

Dalam proses pembelajaran atau Y1 kegiatan yang dilakukan siswa untuk mempengaruhi hasil belajar (Y2).

2) Hasil Belajar (Y2)

Dalam hasil belajar atau Y2 nilai akhir untuk mengetahui tingkat keberahasilan siswa.

Sehubungan dengan hal itu pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5. Proses pembelajaran dan hasil belajar dalam hal ini merupakan nilai yang diperoleh oleh siswa diakhir pembelajaran setelah melalukan proses pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

(7)

kelas 5 di SD N Kebowan 2.

3.4 Rencana Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus dibagi menjadi 3 kali pertemuan dan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk itu setiap akhir siklus diberikan tes untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa.

Secara rinci pelaksanaan prosedur penelitian siklus I dan siklus II yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

3.4.1 Perencanaan Siklus I a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan ini hal-hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model PBL. 3) Menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang akan digunakan.

4) Menyusun lembar kisi-kisi lembar observasi dan soal siklus I dan siklus II. 5) Penyusunan soal tes dari siklus I sampai siklus II.

6) Penyusunan lembar observasi.

7) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode PBL.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, sebagai berikut. Pertemuan Ke-1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran, mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

(8)

3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 5. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk pembelajaran hari ini. 6. Guru menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

pada saat melakukan pembelajaran.

7. Guru melakukan Apersepsi, dalam kegiatan awal. 8. Guru menginformasikan tentang pembelajran hari ini.

Inti 1. Guru menampilkan gambar tentang bencana alam, guru menjelaskan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana alam.

2. Guru bertanya kepada siswa.

3. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab.

4. Guru bersama murid menjelaskan peristiwa alam apa saja yang ada di Indonesia.

5. Guru membuat kelompok secara acak terdiri dari 4 kelompok.

6. Guru memberikan masalah kepada siswa untuk dipecahkan secara berkelompok.

7. Siswa mencari sumber belajar dari penejelasan guru dan buku IPA yang mereka bawa.

8. Siswa membuat laporan kelompok tentang tugas yang diberikan oleh guru.

9. Guru memberikan tugas membuat laporan tentang peristiwa apa saja yang ada di Indonesia secara Individu kepada siswa. 10. Perwakilan siswa setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya.

(9)

2. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang telah diajarkan kepada siswa.

3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

4. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran, mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 5. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk pembelajaran hari ini. 6. Guru menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

pada saat melakukan pembelajaran.

7. Guru melakukan Apersepsi, dalam kegiatan awal. 8. Guru menginformasikan tentang pembelajran hari ini.

Inti 1. Guru menampilkan gambar tentang bencana alam, guru menjelaskan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana alam.

2. Guru bertanya kepada siswa.

3. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab.

4. Guru bersama murid menjelaskan peristiwa alam apa saja yang ada di Indonesia.

5. Guru membuat kelompok secara acak terdiri dari 4 kelompok.

(10)

secara berkelompok.

7. Siswa mencari sumber belajar dari penejelasan guru dan buku IPA yang mereka bawa.

8. Siswa membuat laporan kelompok tentang tugas yang diberikan oleh guru.

9. Guru memberikan tugas membuat laporan tentang peristiwa apa saja yang ada di Indonesia secara Individu kepada siswa. 10. Perwakilan siswa setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya.

Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa. 2. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang telah

diajarkan kepada siswa.

3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

4. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan Ke-3

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran, mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

2. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib.

3. Guru mengajak siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan hari ini.

Inti 1. Guru mengulangi pelajaran pada pertemuan I dan II secara singkat untuk penjelasannya.

2. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

(11)

Penutup 1. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa dan salam.

c. Observasi

Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh pengamat yang disebut observer. Pengamat bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir. Objek pengamatan yang diamati adalah segala sesuatu yang menyangkut proses pelaksanaan tindakan, meliputi aktivitas guru dan juga siswa selama tindakan berlangsung termasuk proses pemebelajaran seperti hambatan-hambatan yang ditemui selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Dalam pelaksanaan tahap observasi ini peneliti dibantu oleh kepala sekolah SD Negeri Kebowan 2. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning meliputi 35 indikator penilaian aktivitas guru.

2) Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning.

d. Refleksi

(12)

model pembelajaran Problem-Based Learning, mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil belajar pada siklus I untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus I sudah dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran Problem-Based Learning pada siklus I. Selain itu tindakan refleksi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang mungkin muncul selama pelaksanaan siklus I.

Hasil dari siklus I tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II. Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran Problem-Based Learning akan tetap dipertahankan, sementara dalam penerapan masih ditemui kekurangan di dalam pelaksanaan, akan diperbaiki pada siklus II. Kegiatan refleksi dilakukan bersama-sama oleh guru, observer, peneliti, dan perwakilan dari siswa kelas 5 SD N Kebowan 2.

3.4.2 Perencanaan Siklus II a. Perencanaan Tindakan.

Pada tahap perencanaan tindakan ini hal-hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dengan meodel PBL.

2) Menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang akan digunakan.

3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model PBL kepada guru

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, sebagai berikut:

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

(13)

2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 5. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk pembelajaran hari ini. 6. Guru menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

pada saat melakukan pembelajaran.

7. Guru melakukan Apersepsi, dalam kegiatan awal. 8. Guru menginformasikan tentang pembelajran hari ini.

Inti 1. Guru menampilkan gambar tentang bencana alam, guru menjelaskan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana alam.

2. Guru bertanya kepada siswa.

3. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab. 4. Guru bersama murid menjelaskan peristiwa alam apa saja yang

ada di Indonesia.

5. Guru membuat kelompok secara acak terdiri dari 4 kelompok. 6. Guru memberikan masalah kepada siswa untuk dipecahkan

secara berkelompok.

7. Siswa mencari sumber belajar dari penejelasan guru dan buku IPA yang mereka bawa.

8. Siswa membuat laporan kelompok tentang tugas yang diberikan oleh guru.

9. Guru memberikan tugas membuat laporan tentang peristiwa apa saja yang ada di Indonesia secara Individu kepada siswa. 10. Perwakilan siswa setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya.

Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.

(14)

diajarkan kepada siswa.

3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

4. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran, mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 5. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk pembelajaran hari ini. 6. Guru menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

pada saat melakukan pembelajaran.

7. Guru melakukan Apersepsi, dalam kegiatan awal. 8. Guru menginformasikan tentang pembelajran hari ini.

Inti 1. Guru menampilkan gambar tentang bencana alam, guru menjelaskan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana alam.

2. Guru bertanya kepada siswa.

3. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab.

4. Guru bersama murid menjelaskan peristiwa alam apa saja yang ada di Indonesia.

5. Guru membuat kelompok secara acak terdiri dari 4 kelompok.

(15)

7. Siswa mencari sumber belajar dari penejelasan guru dan buku IPA yang mereka bawa.

8. Siswa membuat laporan kelompok tentang tugas yang diberikan oleh guru.

9. Guru memberikan tugas membuat laporan tentang peristiwa apa saja yang ada di Indonesia secara Individu kepada siswa. 10. Perwakilan siswa setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya.

Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami siswa.

2. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang telah diajarkan kepada siswa.

3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

4. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan Ke-3

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan 1.Guru membuka pembelajaran, mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

2.Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib.

3.Guru mengajak siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan hari ini.

Inti 4. Guru mengulangi pelajaran pada pertemuan I dan II secara singkat untuk penjelasannya.

5. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

(16)

c. Observasi

Pada tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus I, untuk pelaksanaan tahap ini guru dibantu oleh seorang pengamat/observer yaitu Kepala SD Negeri Kebowan 2. Objek pengamatan yang diamati adalah segala sesuatu yang menyangkut proses pelaksanaan tindakan, meliputi aktivitas guru dan juga siswa selama tindakan berlangsung termasuk proses pemebelajaran seperti hambatan-hambatan yang ditemui selama pelaksanaan tindakan. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi:

1) Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning melalui 35 indikator penilaian aktivitas guru.

2) Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning melalui 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning.

d. Refleksi

(17)

berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada sub judul ini akan diuraikan tentang teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. Untuk teknik pengumpulan data akan memaparkan mengenai cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tindakan penelitian. Sementara pada sub judul instrumen pengumpulan data akan menjelaskan mengenai alat-alat intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam menghimpun data-data yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, seperti lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pemebelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dapat menggunakan dua teknik yaitu teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 2 khususnya pada pokok bahasan proses peristiwa alam. Selain itu pengumpulan data juga dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model Problem-Based Learning. Teknik tes yang dilakukan dengan memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda pada siklus I dan siklus II, sementara teknik nontes dalam penelitian yaitu observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian.

1) Teknik Tes

(18)

kemampuan siswa, antara lain mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan keterampilan siswa di mana siswa harus memberikan penampilan terbaiknya.

Pada akhir siklus I dan siklus II dilaksanakan tes evaluasi. Subjek penelitian diberikan sejumlah soal tes evaluasi, bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Problem-Based Learning

dan selain itu juga mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajarinya. Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kebowan 2, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat penilaian berupa soal tes yang diujikan dalam siklus I dan siklus II berbentuk pilihan ganda dengan materi peristiwa alam.

2) Teknik nontes

PTK yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02, salah satu teknik pengumpulan data dari peneliti ialah teknik nontes. Menurut Purwanto (2013:63) non tes merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Dari teknik nontes peneliti menggunakan penelitian berupa observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi digunakan untuk mendapat data tentang aktivitas pengajaran guru di dalam kelas serta keaktifan siswa, sehingga bisa dilihat di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem-Based Learning. Observasi ini dilakukan oleh observer/pengamat, observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Observasi guru dilakukan untuk mengamati kinerja guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi untuk siswa digunakan untuk mengamati respon siswa selama proses pembelajaran. Jadi observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan sintaks model

(19)

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen arsip, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen sehubungan penelitian harus sesuai dengan fokus masalah penelitian dan tujuan. Dalam penelitian ini yang dipakai adalah dokumentasi dalam bentuk foto selama pembelajaran berlangsung.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama

siswa kelas 5 SD N Kebowan 02 dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan

penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil belajar

sebelum dengan setelah penelitian dilakukan.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penjelesan ini akan dijelaskan penjelasan dan bentuk-bentuk instrumen pengumpulan data. Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan tindakan pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 melalui model pembelajaran

Problem-Based Learning, sebagai berikut : 1) Butir Soal Tes

Tes yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan materi kejadian alam. Bentuk tes pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif, sehingga dapat mengetahui kemampuan siswa.

(20)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I

Menyebutkan 3 terjadinya bencana alam berupa banjir.

4

Menyebutkan 3 terjadinya bencana alam berupa tanah longsor.

4

Mendiskripsikan laporan tentang terjadinya peristiwa alam di indonesia.

2

menyebutkan dampak apa saja akibat peristiwa alam berupa bencana alam.

6

Menyebutkan 3 dampak terjadinya bencana alam berupa banjir.

4

Menyebutkan 3 dampak terjadinya bencana alam berupa tanah longsor.

5

Total Soal 30

(21)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

Peristiwa alam. Cara Mencegah Bencana Alam. dari alam dan ulah manusia.

4

Menyebutkan cara apa saja untuk mencegah bencana alam banjir.

5

Menyebutkan cara apa saja untuk mencegah bencana alam tanah longsor.

4

Menguji hasil karya. 5

Menyebutkan kegiatan

Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua dan hasil

Problem-Based Learning diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

𝑥= Σ S

(22)

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100

Keterangan:

x = Hasil tes evaluasi mata pelajaran IPA Σ S = jumlah skor benar.

Σ SM = jumlah skor maksimum.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Belajar

No. Rentang Kriteria

1.  < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas 2.  ≥ 70 Memenuhi KKM

2) Lembar Observasi atau Pengamatan

Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi indikator penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem-Based Learning. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem-Based Learning

perolehan skor dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun

(23)

oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134). Instrumen observasi guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem-Based Learning. Kegiatan observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik siklus I maupun siklus II. Kisi– kisi instrumen penilaian RPP, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem-Based Learning berbantuan media gambar sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilanan RPP No

.

Apsek yang dinilai

1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung hasil belajar)

2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa)

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu)

4. Pemelihan sumber atau media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, karateristik siswa)

5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran, awal, inti, dan penutup)

6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajran

(24)

Tabel 3.6 Kisi-kisi Aktivitas Guru

Aspek yang diamati Indikator No.

Item

4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar 1-4

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar

2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab dan menunjukkan gambar

3) Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

5-7

Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi

1) Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan

2) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

3) Menyajikan materi dengan menggunakan media gambar

4) Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber bacaan

5) Menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa

6) Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan

8-13

Pemanfaatan Media Gambar

1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

2) Menunjukkan keterampilan dalam memanfaatkan media gambar dalam pembelajaran

3) Menggunakan media secara efektif dan efisien

14-16

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan kelompok (Problem-Based Learning)

1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran

Problem-Based Learning

2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Problem-Based Learning

bersama siswa

3) Membimbing siswa dalam menyusun kesepakatan peraturan kegiatan kelompok (Problem-Based Learning)

4) Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah

(25)

(Problem-Based Learning)

5) Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa untuk membuat kelompok semakin aktif dalam mencari masalah.

6) Memberikan kesempatan siswa untuk mengutrakan pendapatnya tentang masalah yang dihadapi.

7) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem-Based Learning

8) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

9) Meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa

Penghargaan Kelompok

1) Memberikan poin kepada kelompok yang telah memecahkan masalah dengan tepat dan benar.

2) Memberikan poin kepada siswa yang berani menyampaikan gagasan atau pendapat.

26-27

Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami

28-30

Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan Refleksi

1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang

2) Membimbing siswa membuat simpulan pembelajaran

3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran

4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya 5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan

salam penutup

31-35

(26)

Tabel 3.7 Kisi-kisi Aktivitas Siswa

Aspek yang Diamati Indikator No. Item

Kesiapan Belajar Siswa

(Pra Pembelajaran)

1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)

2) Menjawab apersepsi dari guru

3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru

4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

1-4

Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan

penjelasan guru

1) Melakukan eksplorasi sumber bacaan 2) Menyimak materi yang guru sampaikan

5-6

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran

2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran

3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran

7-9

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

1) Mencatat materi yang disampaikan guru melalui media gambar

2) Menunjukkan respon positif ketika guru menggunakan media gambar

3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan menggunakan media gambar 4) Berpartisipasi dalam pemanfaatan media

gambar

1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru

2) Bersemangat dan antusias untuk mencari pasangan kartu

3) Melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan kelompok, memecahkan masalah. (Problem-Based Learning)

4) Melakukan kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru.

5) Memberikan tanggapan terhadap masalah yang diberikan oleh guru.

(27)

Cara menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

a. Menghitung rentang data

𝑹= 𝑺𝒌𝒐𝒓𝑴𝒂𝒙𝒊𝒎𝒂𝒍 − 𝑺𝒌𝒐𝒓𝑴𝒊𝒏𝒊𝒎𝒂𝒍

Skor Maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).

b. Menghitung Jumlah Kelas Interval 𝑲=𝟏+𝟑,𝟑 𝐥𝐨𝐠 𝒏

n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian. c. Menghitung Panjang Kelas

𝑷= 𝑹𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈

Ʃ𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍

6) Menyimak dengan seksama pendapat yang siswa lain sampaikan

7) Didampingi guru pendapat dari kelompok lain.

8) Antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru

Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan Refleksi

1) Bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum terselesaikan

2) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari

3) Merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

4) Memberikan salam penutup

22-25

(28)

Tabel 3.8 Kriteria Skor RPP Kondisi Awal

No. Rentang Kriteria

1. 8 – 14 Sangat Kurang

2. 15 - 21 Kurang

3. 22 – 28 Cukup Baik

4. 29 – 34 Baik

5. 35 - 40 Sangat Baik

Tabel 3.9 Kriteria Skor Aktivitas Guru

No. Rentang Kriteria

1. 35 – 56 Sangat Kurang

2. 57 – 78 Kurang

3. 79 – 100 Cukup Baik

4. 101 – 122 Baik

5. 123 - 140 Sangat Baik

Tabel 3.10 Kriteria Skor Aktivitas Siswa

No. Rentang Kriteria

1. 25 – 39 Sangat Kurang

2. 40 – 54 Kurang

3. 55 – 69 Cukup Baik

4. 70 – 84 Baik

5. 85 - 100 Sangat Baik

3) Dokumentasi

PTK yang dilakukan di SD Negeri Kebowan 02, dokumentasi yang dimaksud yaitu surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan penelitian, surat ijin uji validitas, surat keterangan telah melakukan uji validitas, lembar observasi, daftar nilai siswa, dan foto-foto dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui model Problem-Based Learning.

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(29)

yang digunakan penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Tingkat validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian harus menunjukkan kualitas instrumen penelitian. Instrumen penelitian dikatakan baik jika dapat mengukur apa yang akan diukur dan instrumen tersebut merupakan instrumen yang tepat digunakan untuk mengukur suatu variabel penelitian.

3.6.1. Uji Validitas

Dalam hal ini akan dijelaskan bagaimana cara menguji soal dengan valid. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kevalidan sebuah instrumen penelitian, dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010:348). Dalam uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran. Besar rtabel sangat bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a). pada N yang lebih besar maka kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga semakin kecil rtabel yang diperlukan. Sebaliknya bila N lebih kecil maka diperlukan rtabel yang lebih besar (Purwanto, 2013:116).

PTK yang dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 menggunakan acuan toleransi untuk mengukur tingkat validitas alat yang digunakan. Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan di kelas 6 SD Negeri Salatiga 09 dengan jumlah peserta tes adalah 30 siswa, jumlah responden (N) = 30, maka nilai rtabel = 0,361 dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono (2010: 373). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total correlation

menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 22.0. Hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 6 SD Negeri 09dengan analisis

(30)

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

No. No. Item

Valid Tidak Valid

1 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 30

2, 7, 12, 16, 17, 18, 19, 24, 25, 29

2 20 10

Berdasarkan tabel 3.11 hasil uji validitas terhadap 30 item soal yang diketahui dari tabel 3.9 di atas, terdapat 10 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 2, 7, 12, 16, 17, 18, 19, 24, 25, dan 29. Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 22.0 for Windows 8. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

No. No. Item

Valid Tidak Valid

1 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 28, 29, 30

2, 12, 18, 25, 27

2 25 5

Berdasarkan tabel 3.12 hasil uji validitas 30 terhadap item soal yang diketahui dari tabel 3.10 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 2, 12, 18, 25, dan 27. Sedangkan 25 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 22.0 for Windows 8. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.

3.6.2. Uji Reliabilitas

(31)

instrumen dapat diketahui dengan menentukan koefisien alpha (α). Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel 3.11 di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 3.13 Kriteria Relibilitas Instrumen

No. Rentang Kriteria

1. 0,80 – 1,00 Sangat reliable

2. < 0,80 – 0,60 Reliabel

3. < 0,60 – 0,40 Cukup reliable

4. < 0,40 – 0,20 Agak reliable

5. < 0,20 Kurang reliable

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 6 SD Negeri Salatiga 9 menggunakan analisis SPSS versi 22.00 for Windows 8. Berikut hasil yang diperoleh:

Tabel 3.14 Kriteria Relibilitas Instrumen Siklus I Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0,857 Sangat reliabel

Tabel 3.15 Kriteria Relibilitas Instrumen Siklus II Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0,846 Sangat reliabel

Dari tabel 3.14 dan 3.15 untuk hasil uji reliabilitas dengan program SPSS

(32)

3.7. Uji Taraf Kesukaran

Dalam nilai tingkat kesukaran (TK) untuk suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑇𝐾 =Σ B Σ P Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

Σ B = jumlah siswa menjawab benar Σ P = jumlah siswa peserta tes.

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut ini pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.16 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

No. Rentang Kriteria

1 0,00 – 0,32 Sukar

2 0,33 – 0,66 Sedang

3 0,67 – 1,00 Mudah

(33)

Tabel 3.17 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

No. Rentang Kriteria Nomer Item Jumlah

1. 0,00 – 0,32 Sukar 4, 5, 10, 11, 24, 27, 29 7 2. 0,33 – 0,66 Sedang 6, 8, 9, 14, 15, 18, 22, 23 8 3. 0,67 – 1,00 Mudah 1, 2, 3, 7, 12, 13, 16, 17, 19, 20,

21, 25, 26, 28, 30

15

4. Total 30

Dari data tabel 3.17 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat dijelaskan untuk hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 30 soal terdapat 7 soal dengan kategori sukar, 8 soal dengan kategori sedang, dan 15 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan jumlah 30 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.18 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

No. Rentang Kriteria Nomer Item Jumlah

1. 0,00 – 0,32 Sukar 4, 5, 24 3

2. 0,33 – 0,66 Sedang 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 21, 22, 27, 28, 29

12

3. 0,67 – 1,00 Mudah 1, 2, 3, 8, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 25, 26, 30

15

4. Total 30

Dari data tabel 3.18 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat dijelaskan untuk hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 30 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 12 soal dengan kategori sedang, dan 15 soal dengan kategori mudah.

3.8Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes pada kondisi awal, nilai siklus I, nilai siklus II, skor dari observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran

(34)

siswa melalui model pembelajaran Problem-Based Learning dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II.

Untuk analisis hasil belajar IPA, siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa dalam pembelajaran siklus I dan II. perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

= Σ S Σ SMx100 Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA Σ S = jumlah skor

Σ SM = jumlah skor maksimum.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah ≥70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran IPA.

Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Σ=Σ x N

Keterangan:

Σ = nilai rata-rata

Σ x = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

𝐾𝐵 =𝑁𝑆

𝑁 x100%

Keterangan:

(35)

NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70) N = jumlah siswa

Nilai presentasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA melalui model

pembelajaran Problem-Based Learning terdapat 5 kriteria. Berikut lima kriteria

belajar secara klasikal:

Tabel 3.19 Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

No. Rentang Kriteria

1. 1% - 20% Sangat Kurang

2. 21% - 40% Kurang

3. 41% - 60% Cukup Baik

4. 61% - 80% Baik

5. 81% - 100% Sangat Baik

Analisis hasil observasi dari aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem-Based Problem dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100%

3.9. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan untuk penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 melalui model pembelajaran Problem-Based Learning

pada pembelajaran IPA meliputi indikator proses dan hasil. Indikator proses dan hasil dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.9.1. Indikator Proses

(36)

melalui model pembelajaran Problem-Based Learning dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%.

3.9.2. Indikator Hasil

Dalam indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA yang dilakukan dalam siklus I dan siklus II, dalam penerapan model pembelajaran

Problem-Based Learning dapat dikatakan sebagai berikut:

a. Apabila siswa dalam hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Kebowan 02 secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥70

b. mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA meningkat minimal 7 nilai dari KKM ≥70 yang ditentukan oleh sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥80% dari 20 siswa (kriteria baik) dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran

Gambar

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
Gambar 3.1 Skema PTK Menurut Kemis dan Mc Taggart (Arikunto.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

sealing apical opening of the root canal caused by External Root Resorption combined with custom cast post and core and lithium dis- ilicate aesthetic restoration for

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Setelah itu melakukan percobaan system tiga komponen dimana kloroform ditambahkan dengan akuades sebanyak 5 ml kemudian di titrsai dengan asam asetat glacial.. Asam

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada fakta yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Munculnya berbagai macam film dan lagu dari negara luar

Namun peneliti menemukan beberapa penelitian mengenai penerjemahan teks sastra khususnya puisi dengan menggunakan berbagai pendekatan diantaranya adalah Zainab

 BANGKA

Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihan, sehingga berada dalam suatu keadaan di mana sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke sektor lain tetapi

gelombang sehingga hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar Matahari yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan