• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Profil Peternak Dengan Pendapatan Usaha Ternak Kerbau Lumpur di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Profil Peternak Dengan Pendapatan Usaha Ternak Kerbau Lumpur di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Kabupaten Humbang Hasundutan

Letak Wilayah

Secara geografis Kabupaten Humbang Hasundutan terletak pada 2˚ 1” - 2˚ 28” LU dan 98˚ 10” - 98˚ 58” BT. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki area seluas 2335,33 Km2, Kabupaten ini terletak di ketinggian antara 330-2075 m diatas permukaan laut, Secara administratif, Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu:Sebelah Utara : Kabupaten Samosir, Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli UtaraSebelah Barat : Kabupaten Dairi, Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah (Badan Pusat Statistik, 2011).

Kecamatan Lintong Nihuta merupakan salah satu daerah penyebaran populasi ternak di Kabupaten Humbang Hasundutan yang berpotensi untuk dikembangkannya populasi ternak kerbau menjadi lebih baik lagi karena kawasan tersebut termasuk salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang perkembangan populasi ternak kerbau pada tahun 2011 di KabupatenHumbang Hasundutan mencapai 2035 ekor (Badan Pusat Statistik, 2011)

Ternak Kerbau

Tabel 1.Populasi Ternak Kerbau di Kecamatan Lintong Nihuta Dalam Desa.

Desa Jumlah Ternak Kerbau Lumpur

Hutasoit I Hutasoit II Nagasaribu I Nagasaribu II Nagasaribu IV

Nagasaribu V Pargaulan

(2)

Sibuntuon Sumber : BPS Peternakan Kabupaten Humbang Hasundutan, 2011

Kerbau menurut Bahttarchya(1993), Termasuk dalam klas mamalia, ordo ungulate, famili bovidae, subfamili bovina, genus bubalus dan spesies

bubalis.Kerbau termasuk dalam spesies Bubalus bubalis yang diduga berevolusi

dari Bubalus arnee, yakni kerbau liar dari India. Hampir semua kerbau

domestikasi saat ini berasal dari moyang bubalus arne. Kerbau yang ada di

Indonesia secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, kerbau lumpur dan kerbau rawa (swamp buffalo) dan kerbau sungai (river buffalo).

Berikut ini tabel penyebaran populasi ternak kerbau di Kabupaten Humbang hasundutan

Tabel 2. Populasi dan Sebaran Ternak Kabupaten Humbang Hasundutan No Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi Ayam

(3)

Sanggul 14 3094 540 143 6597 50542 1628

7 Pollung 27 2037 46 22 6985 15022 1266

8 Parlilitan 31 607 22 95 1867 16383 8915

9 Tarabintang - 209 - 655 1627 6630 1663

10. Baktiraja - 103 - 22 1096 10250 1750

Jumlah 566 12378 654 1545 34163 206194 30694 Sumber: BPS Peternakan Kabupaten Humbang Hasundutan, 2011

Sejak masuknya kerbau di Indonesia, tenaganya digunakan sebagai angkutan dan tenaga kerja mengolah lahan pertanian.Kecepatan dan kemampuan kerbau dalam mengolah sawah dipengaruhi bentuk pengolahan seperti untuk menggaru atau membajak. Merkens ( 1927), akan tetapi cekaman panas sehingga kemampuan mengolah lahan pertanian terbatas hingga sampai jam 10.00 siang dengan masa kerja sekitar 50 hari dalam setahun. Akan tetapi setelah dilakukan usaha untuk mengatasi cekaman panas melalui upanya penyiraman dengan lumpur atau air kemampuan kerbau bekerja mengolah lahan pertanian dapat meningkat sampai 6 jam dengan masa kerja sampai 80 hari setahun ( Robinson, 1977).

Salah satu kelebihan kerbau yang selama ini di percaya adalah kemampuan untuk mencerna pakan yang mengandung serat kasar tinggi, seperti jerami padi yang tersedia melimpah saat musim panen dan dapat disimpan sebagai cadangan pakan di musim kemarau Devandra (1987), mengatakan bahwakerbau memiliki kemampuan mencerna pakan bermutu rendah yang lebih efisien daripada sapi. Hal ini diduga erat kaitannya dengan lambannya gerakan makanan di dalam saluran pencernaan kerbau sehingga makanan tersebut dapat diolah lebih lama dan penyerapan zat gizinya akan lebih banyak. Oleh karena jarang sekali ditemukan kerbau kurus walaupun dengan ketersediaan pakan seadanya.

(4)

Usaha Peternakan Rakyat

Usaha peternakan rakyat mempunyai ciri-ciri antara lain: Skala usaha kecil dengan cabang usaha, teknologi sederhana, produktivitas rendah, mutu produk kurang terjamin belum sepenuhnya berorientasi pasar dan kurang peka terhadap perubahan-perubahan (Cyrilla dan Ismail, 1988).

Usaha tani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.Pada umumnya ciri-ciri usaha tani yang ada di Indonesia berlahan sempit, modal terbatas, tingkat pengetahuan petani yang terbatas dan kurang dinamis, serta pendapatan petani yang rendah (Soekartawi et al, 1986).

Didalam pertanian rakyat, hampir tidak ada usaha tani yang memproduksi satu macam hasil saja.Disamping hasil-hasil tanaman, usaha pertanian rakyat meliputi pula usaha-usaha peternakan, perikanan, dan kadang-kadang usaha pencarian hasil hutan (Mubyarto, 1991).

Usaha tani atau peternakan memiliki ciri khas yang mempengaruhi prinsip-prinsip manajemen dan teknik-teknik yang digunakan. Usaha tani dan usaha peternakan sering dianggap sebagai usaha yang lebih banyak resiko dalam hal output dan perubahan harga serta pengaruh cuaca terhadap keseluruhan proses produksi (Kay dan Edward, 1994).

Skala Kepemilikan

Menurut Sodiq dan Abidin (2002), berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak usaha di klasifikasikan sebagai berikut :

- Peternakan sebagai usaha sambilan

(5)

- Peternakan sebagai cabang usaha

Yaitu : tingkat pendapatan petani dari usaha ternaknya antara 30-70% dari usaha total pendapatannya

- Peternakan sebagai usaha pokok

Yaitu : tingkat pendapatan petani dari usaha ternaknya antara 70-100% dari usaha total pendapatannya

- Peternakan sebagai usaha industri

Yaitu : tingkat pendapatan petani dari usaha ternaknya mencapai 100% dari usaha ternaknya.

Profil Peternak

- Skala Usaha

Menurut Soekartawi (1995), bahwa pendapatan usaha ternak sangat dipengaruhi oleh banyaknya ternak yangyang dijual oleh peternak itu sendiri sehingga semakin banyak jumlah ternak maka semakin tinggi pendapatan bersih yang diperoleh.

- Umur/usia

Semakin muda usia peternak (usia produktif 20-45 tahun), umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi teknologi semakin tinggi (Chamdi, 2003).

(6)

namun pendapatan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak.

- Lama Pendidikan

Menurut Soekartawi et al. (1986), bahwa tingkat pendidikan peternak cenderung mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi.

Menurut Pardede (1998), bahwa lama pendidikan juga mempengaruhi produktivitas peternak. Semakin tinggi lama pendidikan, semakin mudah peternak menyerap informasi dan mencoba inovasi baru dalam menunjang usahanya.

Semakin tinggi lamapendidikan peternak maka akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia, yang gilirannya akan semakin tingginya pendidikan peternak maka diharapkan kinerja usaha peternak akan semakin berkembang (Syafaat et al., 1995).

Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupanya.Keterbatsan keterampilan/ pendidikan yang dimiliki menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja (Ahmadi,2003).

- Pengalaman Beternak

(7)

Pengalaman bertani merupakan salah satu factor yang mempengaruhi petani dalam menerima inovasi.Pengalaman berusahatani terjadi karena pengaruh waktu yang telah dialami oleh para petani.Petani yang berpengalaman dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani maka diharapkan produktivitas petani akan semakin tinggi, sehingga dalam mengusahakannya usahatani akan semakin baik dan sebaiknya jika petani tersebut belum atau kurang berpengalaman akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan (Hasan, 2000).

- Jumlah Tanggungan Keluarga

Semakin besarnya jumlah anggota petani atau peternak akan semakin besar pula tuntutan kebutuhan keuangan rumah tangga. Hal demikian besarnya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani. keluarga yangmemeiliki sebidang tanah tetap saja jumlahnya semakin sempitnya dengan pertambahan anggota secara terus-menerus, sementara kebutuhan akan diproduksi termasuk bertambah (Daniel, 2002).

- Tingkat Generasi

Pada umumnya pengetahuan tentang beternak diperoleh dari orang tua. Orang tua menurunkan generasi cara beternak kepada anak-anaknya. Generasi peternak akan berjalan dengan sendiri secara turun-temurun. Sehingga bisa dipastikan apabila orang tuanya dahulu peternak maka generasi peternak akan diturunkan kepada anak-anaknya. Hal demikian dapat didorong dengan adanya

(8)

Panca Usaha Ternak

- Bibit

Salah satu faktor keberhasilan beternak adalah keterampilan memilih bibit ternak, sebagai pejantannya digunakan pemacek seyogianya adalah milik desa atau milik pemerintah atau Inseminasi Buatan (Dinas Peternakan, 1983).

- Pakan

Pada sisi nutrisi dan pakan ternak, sifat dasar rumput seperti rumput alam, jerami padi dan palawija yang rendah mutunya. Hijauan ini mempunyai serat kasar dan kadar silica yang tinggi dan bahan kering yang rendah. Akibatnya pertambahan bobot badan menjadi lambat, produksi rendah, dan kadang-kadang terjadi gangguan terhadap anak yang dilahirkan (Sihombing dan Susetyo, 1977).Oleh karena itu pemberian pakan tambahan perlu dilakukan agar kekurangan gizi yang dikonsumsi dapat diatasi, seimbang dan sepadan dengan kebutuhan produksi optimal.

- Kandang

Kerbau dipelihara seadanya, di malam hari sering tidak dikandangkan, bernaung dibawah pohon, dipinggir hutan atau dilapangan terbuka (Zulbardi, 2002a). Kalau mempunyai kandang, kandangnya sangat sederhana tanpa dinding, beratapkan alang-alang, daun kelapa, jerami padi atau rumbia dengan lantai tanah yang kadang-kadang berlumpur namun ada yang menempatkan kerbau di kolong rumah (Zulbardi, 2002a: 2003a).

- Sistem Pemeliharaan

(9)

minum yang sesuai dengan tinggi dan besar ternak serta pengaruhnya terhadap produktivitas produksi ternak belum pernah dijamah penelitian. Kebanyakan luas kandang ternak kerbau berdasarkan perasaan sehingga terdapat bermacam-macam ukuran dan bentuk( Zulbardi, 1987).

- Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Di Indonesia menurut Bahri dan Darminto (1995), telah terjadi serangan penyakit SE, Enterotoksemia, Antraks, Fasciolosis, MCF dan Surra pada ternakkerbau.

Penyakit dapat diobati dengan seroterapi dengan serum kebal homolog dan dilakukan secara intra vena dan sub kutan, namun kekebalan berlangsung selama 2-3 minggu dan hanya efektif pada stadium serangan awal penyakit. Sebaiknya dikombinasikan dengan pemberian antibiotika dan kometerapi.Pengobatan antibiotik dan kometerapi dapat dicoba dengan preparat Streptomisin, Terramisin, Aureomisin ataupun Sulphadimidin.Di dalam aplikasi perlu diperhatikan petunjuk pemakaian dan dosis pengobatannya. Dirkeswan (1977),mengatakan berbeda dengan daging hewan yang terkena Antraks, hewan terkena SE dapat dikonsumsi asalkan sudah dimasak dengan baik dan benar.

Pendapatan Usaha Ternak

Menurut Boediono (1998), biaya mencakup suatu pengukuran nilai Sumber Daya yang harus dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas yang bertujuan mencari keuntungan. Berdasarkan volume kegiatan, biaya dapat dibedakan atas biaya tetap dan variabel.

(10)

dapat dihindarkan, dapat diperkirakan,dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk (Cyrilla dan ismail, 1988).

Biaya tetap adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksinya yang jumlah totalnya tetap pada volume kegiatan tertentu, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatannya (Widjaja,1999).

Soeharjo dan Patong (1973), menyebutkan bahwa dalam analisis pendapatan diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan, Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang maupun keadaan akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain, analisis pendapatan bertujuan untuk mengukur keberhasilan dari usaha.

Analisis Usaha

Menurut Riyanto (1978), analisis ekonomi peternakan adalah usaha untuk mengetahui keadaan usaha finansial. Dengan kata lain, analisis ekonomi tersebut dapat diketahui darimana datangnya dana, untuk apa dana itu digunakan dan sejauh mana keuntungan yang dicapai. Disamping itu, pimpinan perusahaan dapat juga mengetahui laba yang diperoleh atau kerugian yang akan diderita dengan tingkat penjualan yang dapat dicapai perusahaan (Sirait, 1987).

Gambar

Tabel 1.Populasi Ternak Kerbau di Kecamatan Lintong Nihuta Dalam Desa.
Tabel 2. Populasi dan Sebaran Ternak Kabupaten Humbang Hasundutan

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik briket yang dibuat dari cangkang kelapa sawit menggunakan ukuran partikel 60 mesh dengan perekat pati singkong telah memenuhi persyaratan kualitas SNI

From the project time management perspective, during project monitoring activity, pro- ject team would need to make up-to-date predictions on the project total duration as

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun (sama sekali tidak mengetahui sesuatu apapun) dan Dia memberi kamu

Buku ini menganut prinsip bahwa rumah sakit adalah organisasi lembaga pelayanan yang memberikan pelayanan jasa kesehatan untuk membuat orang menjadi sehat kembali, atau tetap

DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM SISTEM ..... DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM

Paparan di atas merupakan ilustrasi bagaimana Peserta didik belajar cara mengatasi masalah yang dihadapinya. Selain itu dapat pula meningkatkan rasa kepedulian

SMP Swasta Katolik Asisi Medan : Lulus Tahun 20101. SMK Negeri 1 Tanjung Pandan : Lulus

Pakai tabung sentrifus klinik yang lain, agar seimbang dan masukkan ke dalam alat..