12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Kata Bank sudah tidak asing lagi bagi kita, terutama yang tinggal
diperkotaan, bahkan dipedesaan sekalipun. Menyebut kata Bank setiap orang
selalu mengkaitkan dengan uang. Ditinjau dari fungsi dan perannya, terdapat
beberapa definisi tentang bank, antara lain bahwa bank adalah industri jasa yang
mempunyai fungsi sebagai mediator dari pihak yang berkelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana.
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa :“Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau dalam bentuk
lainnya dalam rangka menigkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.Sedangkan
pengertian bank menurut Kasmir (2012:12) adalah :“Bank merupakan lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lain”.Peran
bank sebagai lembaga perantara keuangan juga dinyatakan dalam Ikatan
Akuntansi Indonesia PSAK No.31 (2009:31.1) bahwa bank adalah ““Lembaga
yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak
yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai
13 jelaslah bahwa bank merupakan suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan
fungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat. Dalam penyaluran dananya, diharapkan bank tidak
semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik bank
tetapi kegiatannya harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perbankan adalah tempat perantara
keuangan, maka faktor utama dalam menjalankan dunia perbankan adalah
“trust”atau “kepercayaan” masyarakat dalam menggunakan jasa perbankan. untuk
dapat meningkatkan taraf hidup rakyat tentu diperlukan modal kepercayaan
masyarakat dan kepercayaan ini akan diberikan hanya kepada bank yang sehat,
oleh karena itu pihak manajemen bank harus berupaya untuk dapat menjaga dan
meningkatkan kinerja. Pengelolaan perbankan harus sangat diperhatikan agar
dapat memperoleh keuntungan seperti tujuan utama mendirikan bank. Dari uraian
diatas dapat dijelaskan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama,
yaitu:
1. Bank sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat.
2. Bank sebagai lembaga penyalur dana ke masyarakat dalam bentuk
pinjaman(kredit).
3. Bank sebagai lembaga yang memberikan jasa bank lainnya seperti jasa
setoran, transfer, inkaso, dan lain-lain.
Bank memberikan jasa lainnya kepada nasabah untuk meningkatkan
kenyamanan kepada nasabah. Servicemerupakan jasa penunjang produk bank
14 Tujuan dari kegiatan service yang diberikan kepada nasabah adalah
memperlancar jasa perbankan yang ada dan memperoleh keuntungan lainnya
dalam jasa-jasa bank lainnya. Keuntungan dari transaksi jasa-jasa bank disebut fee
based Income dengan tingkat keuntungan yang pasti dan risiko kerugian yang
kecil.
Menurut Siamat (2005) memberikan jasa-jasa bank lainnya kepada
nasabah dapat berupa:
1.Transfer,
merupakan jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu
lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar baik dalam
negeri maupun luar negeri.
2. Kliring,
cara penyelesaian utang piutang dalam bentuk warkat atau surat berharga
antara bank-bank peserta kliring di suatu tempat tertentu.
3 .Inkaso,
memberikan jasa penagihan kepada nasabah atas warkat-warkat kliring
yang dimilikinya, termasuk warka yang diterbitkan oleh pihak atau bank
yang berada di luar wilayah kliring.
4.Letter of Credit (L/C),
merupakan fasilitas yang diberikan kepada nasabah untuk mempermudah
atau memperlancar transaksi jual beli, terutama transaksi internasional.
15 dimana jaminan yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak
memenuhi kewajibannya.
6.Safe Deposit Box
jasa penyimpanan dokumen berupa surat-surat atau benda berharga.
Safedeposit box lebih dikenal dengan nama safe loket
7.Bank Card
jasa penerbitan kartu kartu kredit yang dapat digunakan dalam berrbagai
transaksi dan penarikan uang tunai di ATM.
2.1.2 Fungsi Bank
Fungsi pokok bank umum seperti yang dikemukakan oleh Malayu
Hasibuan (2009:3) adalah:“Fungsi utama perbankan adalah sebagai
penghimpundan penyalur dana masyarakat.”Sedangkan Herman Damawi
(2011:58) menyatakan fungsi-fungsi yang dilakukan bank umum agar dapat
menjalankan perannya yaitu:
1. Menghimpun dana dari tabungan masyarakat,
2. Menyediakan dana untuk dipinjamkan (kredit),
3. Menyediakan jasa lalu lintas pembayaran,
4. Menciptakan uang giral,
5. Menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdangan luar negeri,
6. Menyediakan jasa-jasa trusty(wali amanat),
7. Menyediakan berbagai jasa yang bersifar “off balance sheet” seperti jasa
16 Fungsi Bank menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006:9)
yaitu:
“Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of
development,dan agent of services”. Masing-masing dari fungsi tersebut diuraikan
pada penjelasan sebagai berikut:
1.Agent of trust
Dasar utama dari kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang
telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank
sendiri akan menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitor atau
masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya
bahwa debitor bank tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitor akan
mengelola dana pinjaman dengan baik, debitor akan mempunyai kemampuan
membayar pada saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai niat baik untuk
mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh Tempo.
2.Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak
dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Sektor riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor
17 sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan
bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, dan kegiatan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan
uang. Kelancaran
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi tidak lain adalah kegiatan
pembangunan perekonomian masyarakat.
3.Agent of services
Di samping melakukan kegiatan penghimpun dana dan penyalur dana bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa
yang ditawarkan bank erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat
secara umum. Jasa yang ditawarkannya antara lain dapat berupa jasa pengiriman
uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian
tagihan.
Ketiga fungsi bank di atas diharapkan memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga
bank tidak hanya diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial
intermediary institution). Fungsi bank selain sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat, tetapi juga memiliki fungsi sebagai suatu lembaga yang dapat
mendorong pembangunan Indonesia yang berperan sebagai perantara untuk
menggerakkan sektor riil, sebagai pemberi pelayanan yang baik untuk para
nasabahnya dalam melakukan transaksi keuangan, serta sebagai suatu lembaga
18 2.1.3 Jenis-Jenis Bank
Kasmir (2012:4) mengemukakan dalam praktiknya lembaga keuangan
Bank terdiri dari:
1. Bank Sentral,
2. Bank Umum,
3. Bank Perkrediran Rakyat.
Masing-masing dari fungsi tersebut diuraikan pada penjelasan sebagai
berikut:
1. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan
memegang fungsi sebagai bank sirkulasi, bank to bank, dan lender of the
last. Biasanya pelayanan yang diberikan oleh Bank Indonesia lebih banyak
kepada pihak pemerintah dan dunia perbankan. Dengan kata lain nasabah
Bank Indonesia dalam hal ini lebih banyak kepada lembaga
perbankan.Tujuan utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Sentral mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa serta
mengatur dan mengawasi bank.
2. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa
perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat
19 dengan nama bank komersil dan dikelompokkan ke dalam 2 jenis yaitu
bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang
berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada bank yang
berstatus non devisa, antara lain dapat melaksanakan jasa yang
berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar
negeri.
3. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani
masyarakat kecil di kecamatan dan perdesaan. Bank Perkreditan Rakyat
berasal dari Bank Desa, Bank Pasar,Bank Lumbung Desa, Bank Pegawai
dan bank lainnya yang kemudian dilebur menjadi Bank Perkreditan
Rakyat. Jenis produk yang ditawarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat
relatif sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan ada beberapa
jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh Bank Perkreditan
Rakyat.
Dalam segi kepemilikan adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut.
Kepemilikan dapat dilihat melalui akte pendirian dan penguasaan saham yang
dimiliki bank yang bersangkutan. Dilihat dari segi kepemilikan, jenis bank adalah:
1. Bank milik Pemerintah, dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki
oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan dimiliko oleh pemerintah
2. Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian
besar dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirian didirikan oleh
20 3. Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
bank milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.Bank
dibedakan berdasarkan status, dimana pembagian berdasarkan kedudukan
suatu bank. Kedudukan atau status menentukan ukuran kemampuan bank
dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun
kualitas pelayanannya.
Jenis bank dilihat dari status dibagi ke dalam dua macam, yaitu:
1. Bank Devisa adalah bank yang dapat melakukan transaksi ke luar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan,
seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri. Kegiatan bank devisa
termasuk dalam kegiatan diversifikasi pendapatan dimana pendapatan
yang diperoleh tidaklah bersumber pada pendapatan bunga.
2. Bank Non Devisa adalah bank yang belum memiliki izin untuk melakukan
transaksi sebagai bank devisa. Bank non devisa merupakan kebalikan dari
bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas–batas
suatu negara.
Jenis bank yang terakhir dilihat berdasarkan cara menentukan harga dapat
diartikan sebagai cara penentu keuntungan yang akan diperoleh. Dilihat dalam
menentukan harga jual maupun beli, bank dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Kegiatan tersebut tidak
terlepas pada sejarah negara Indonesia. Kegiatan konvensiaonal lebih
menekankan pada mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabah.
21 jual, (2) untuk jasa bank lainnya, pihak bank menetapkan biaya dimana kegiatan
tersebut disebut dengan istilah fee based.
2. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah. Penentuan harga bank berdasarkan
prinsip syariah berbeda dengan prinsip konvensional. Prinsip syariah menentukan
aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik
dalam menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
2.1.4 Pendapatan Bank
Tujuan utama bank melaksanakan kegiatan penggunaan dana atau
penanaman dana adalah untuk memperoleh penghasilan berupa pendapatan.
Pendapatan bank mutlak harus ada untuk menjamin kontinuitas bank
bersangkutan. Menurut Malayu Hasibuan (2009:99) pendapatan bank adalah:“Jika
jumlah penghasilan yang diterima lebih besar daripada jumlah pengeluaran
(biaya) yang dikeluarkan”
Pendapatan bank terdiri dari beberapa komponen N.Lapoliwa dan Daniel
S. Kuswandi (2007:264) menyatakan bahwa:“Pendapatan dalam bank terdiri dari
beberapa komponen seperti pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit,
pendapatan komisi, dan pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank
yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.”
Pendapatan yang diperoleh bank akan berpeluang meningkatkan perolehan
laba dan akan mempengaruhi persentase kinerja yang dicapai suatu bank.Jasa
pendapatan yang diperoleh bank atas produk dan jasa yang diberikan kepada
masyarakat, menurut Kasmir (2008:120) dapat dibagi menjadi dua golongan,
22 “Pendapatan bunga (interest income) dan pendapatan non bunga (fee based
income).”
Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan bunga (interest income)
Pendapatan yang diperoleh dalam bentuk bunga atas pemberian kredit
sebagai penyalur dana kepada masyarakat baik perorangan atau badan
usaha dan juga penempatan dana kepada bank lain.
2. Pendapatan non bunga (fee based income) Pendapatan provisi, fee
atau komisi yang diperoleh bank yang bukan merupakan pendapatan
bunga. Pendapatan ini dapat juga diperoleh dari pemasaran produk
maupun transaksi jasa perbankan.
Malayu Hasibuan (2009:100) mengemukakan bahwa sumber pendapatan
bank berasal dari :
a. Bunga kredit yang disalurkan oleh bank yang bersangkutan
b. Ongkos-ongkos lain lintas pembayaran;
c. Penjualan buku cek, bilyet giro, setoran, dan bilyet deposito
d. Sewa safe deposit box
e. Komisi dan provisi
f. Jual beli valas.
g. Penjualan inventaris yang telah disusut habis ,Call money market.
h. Agio saham
23 2.2 Diversifikasi Pendapatan
Diversifikasi pendapatan merupakan salah satu usaha perbankan dalam
meningkatkan profitabilitas bank. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan
bank untuk mendapatkan fee based income dan diversifikasi penanaman dana,
serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan
biaya.Diversifikasi pendapatan sudah menjadi sebuah tren dalam kalangan dunia
perbankan.
Diversifikasi di dunia perbankan dapat dikatakan berkembang dengan
cepat pesat, karena diversifikasi merupakan sebuah peluang dalam memperoleh
laba selain dari pendapatan bunga (net interest income).Diversifikasi memang
perlu dilakukan dalam setiap kegiatan usaha, termasuk dalam kegiatan perbankan.
Menurut Kasmir (2000) diversifikasi produk cenderung meningkatkan
porsi pendapatan non interest income .Non interest income berasal dari
pendapatan jasa (service) yang diberikan kepada nasabah.
Menurut Lepetit (2007) dan DeYoung (2001) diversifikasi pendapatan
merupakan sebuah gabungan antara net interest income dengan non interest
income dan kegiatan diversifikasi ini akan memberikan banyak manfaat terhadap
profitabilitas bank. Stiroh et al (2004) menganggap kegiatan pendapatan non
interest income sebagai ukuran dari tingkat kegiatan non perbankan atau
diversifikasi produk. Diantaranya adalah penelitian mengenai pengaruh
diversifikasi pendapatan terhadap peningkatan pendapatan bank. Menurut Uppal
(2010) kenaikan pendapatan non bunga sangat membantu menjaga kesehatan bank
24 menyebabkan pergeseran dimana sumber pendapatan kredit bergeser menjadi
kegiatan non tradisonal yang menghasilkan fee income.
Pendapatan non interest income memainkan peranan penting dalam
pendapatan perbankan,pergeseran terhadap pendapatan non interest telah
memberikan kontribusi ke tingkat yang lebih tinggi terhadap pendapatan
perbankan tahun-tahun ini, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan volatilitas
laba bank dan mengurangi risiko. Hal tersebut didasari dengan anggapan bahwa
pendapatan non bunga tidak berkorelasi sempurna dengan kegiatan yang mengha
silkan pendapatan bunga
Karena kegiatan fee based income mendorong bank untuk mengejar
kegiatan diversifikasi pendapatan yang dapat mempengaruhi perbankan karena
pangsa pasar yang cukup besar dengan sistem bank yang berukuran besar akan
sangat sulit dalam memonitor.
2.2.1 Faktor Pendukung Diversifikasi
Diversifikasi sudah menjadi tren dalam dunia perbankan, banyak bank
yang berlomba-lomba dalam meningkatkan pendapatannya melalui diversifikasi..)
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan non interest income
tumbuh secara pesat tidak hanya perbankan dalam negeri tetapi seluruh
perbankan di dunia. Hal tersebut terjadi karena adanya deregulasi, supervise
golbalisasi, dan kemajuan teknologi yang cepat dalam arus informasi,
komunikasi, infrastruktur, dan pasar keuangan. Kemajuan teknologi dan informasi
merupakan faktor utama pertumbuhan diversifikasi secara pesat. Dengan adanya
25 dalam melakukan transaksi. teknologi (ATM, internet banking dan mesin teller)
dapat memperkecil biaya proses transaksi keuangan, mengurangi biaya
pengumpulan mempermudah memperoleh informasi, dan pengolahan informasi
menjadi lebih menurun.
Ukuran perbankan juga menjadi dasar dalam melakukan keputusan
diversifikasi pendapatan. Untuk ukuran bank besar dapat mengambil posisi yang
lebih agresif terhadap kegiatan diversifikasi pendapatan dari bank yang berukuran
lebih kecil, karena kegiatan fee based terkait dengan biaya tetap yang dimiliki
oleh bank. Semakin besar ukuran bank, maka semakin banyak ragam produk yang
ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen
serta fasilitas sarana dan prasarana yang dimilikinya (Kasmir : 2000)
2.3 Fee Based Income
2.3.1 Pengertian Fee Based Income
Salah satu kegiatan perbankan selain menghimpun dan menyalurkan dana
adalah memberikan jasa-jasa bank lainnya. Tujuannya adalah mendukung dan
memperlancar kedua kegiatan tersebut. Semakin lengkap jasa bank yang
ditawarkan maka semakin baik, hal ini disebabkan jika nasabah hendak
melakukan suatu transaksi perbankan cukup dilakukan di satu bank saja.Taswan
(2006:6) menyatakan tentang fee based income sebagai berikut: “Pengelolaan
bank dalam melakukan kegiatannya juga selalu dituntut senantiasa menjaga
keseimbangan pemeliharaan likuiditas dengan kebutuhan profitabilitas yang
wajar serta modal yang cukup sesuai dengan penanamannya. Hal tersebut perlu
26 produktif juga memberikan komitmen jasa-jasa lainnya yang menghasilkan fee
based income (pendapatan non bunga).”
Sedangkan pengertian fee based income menurut Kasmir (2012:129)
adalah : “Fee based income adalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang
diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya” Sedangkan Sigit Triandaru dan Totok
Budisantoso (2006:86) mengemukakan mengenai fee based income yaitu:
“Dalam rangka menambah sumber-sumber penerimaan bagi bank serta untuk
memberikan pelayanan kepada nasabahnya, bank menyediakan berbagai bentuk
jasa-jasa. Semakin pesatnya persaingan antar bank mendorong tidak hanya
mengandalkan pada sumber penerimaanya yang utama dari penyaluran kredit
melainkan juga dari jasa-jasa yang diberikan. Penerimaan atau income yang
berasal dari pemberian jasa-jasa disebut fee based income.”
Dari pengertian maka jelaslah bahwa kegiatan perbankan selain
menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah melakukan keiatan jasa-jasa
pendukung lainnya. Jasa-jasa pendukung ini diberikan untuk mendukung dan
memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana, baik yang
berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung.
Dimana bank akan mendapatkan fee based income dari hasil memberikan jasa bank.
2.3.2 Sumber-sumber Yang Menghasilkan Fee Based Income
Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa produk yang menghasilkan
fee based income dan pengertian dari beberapa produk yang menghasilkan fee
based income.MenurutLukman Dendawijaya (2009:18) macam-
27 1. Jasa perbankan dalam negeri
2. Jasa perbankan luar negeri
3. Kegiatan dan jasa perbankan lainnya.
Masing-masing dari jasa tersebut diuraikan pada penjelasan sebagai
berikut:
1. .Jasa perbankan dalam negeri, yaitu:
a. Transfer (kiriman uang dalam negeri)
Jasa yang diberikan bank dalam pengiriman uang antar-bank atas
permintaan pihak ketiga yang ditujukan kepada penerima di tempat lain.
b. Delegasi kredit
Perintah tertulis kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang secara
berkala kepada seseorang atau suatu bahan dalam jumlah dan jangka
waktu tertentu.
c. Inkaso
Jasa yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk menagihkan
pembayaran suatu atau dokumen berharga kepada pihak ketiga di tempat
lain di mana bank yang bersangkutan mempunyai cabang atau pada bank
yang lain.
d. Bank guarantee
Pernyataan tertulis dari bank yang menyatakan kesanggupan pihak bank
untuk membayar kepada pihak ketiga demi kepentingan nasabahnya
apabila nasabah bank tersebut tidak dapat memnuhi kewajiban atau
28 e. Surat keterangan bank
Surat keterangan bank adalah keterangan tertulis dari bank untuk pihak
lain mengenai seorang nasabah/badan hukum dalam hubungannya dengan
bank.
f. Safe deposit box (SDB)
Suatu jasa yang diberikan bank dalam penyimpanan barang-barang
berharga dan surat-surat berharga.
g. Letter of credit dalam negeri
Suatu jaminan bersyarat dari bank pembuka L/C untuk membayarkan
wesel - wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan di dalam L/C.
h. ATM (Automated teller machine)
Suatu sistem pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya secara
elektronik dengan menggunakan komputer untuk mengupayakan
penyelesaian-Penyelesaian secara otomatis dari sebagian fungsi yang
biasanya dilakukan oleh teller.
i. Kartu bank
Kartu plastik yang dikeluarkan bank yang diberikan kepada nasabah
pemegang rekening giro dan tabungan bank untuk kemudahan nasabah
dalam melakukan transaksi keuangan yang diperkenankan oleh bank.
j. Fasilitas on line
Sistem pengiriman uang (rupiah) secara elektronik dari salah satu cabang
29 komputer, sehingga kiriman uang dapat diterima oleh penerima uang
dalam waktu beberapa detik.
2.Jasa Perbankan Luar Negeri, yaitu:
k. Transfer luar negeri
Kiriman uang dari atau ke luar negeri yang dilakukan bank atas
permintaan nasabah dengan menggunakan telex, mail, dan draft.
l. Draft
Surat perintah bayar tidak bersyarat yang diterbitkan oleh bank kepada
korespondennya untuk dibayarkan kepada seseorang atau perusahaan.
m. Collection
Tagihan untuk membayar atau mengaksep dari seseorang atau perusahaan
di luar negeri kepada seseorang atau perusahaan di luar negeri (atau
sebaliknya) atas suatu surat atau dokumen berharga melalui bank.
n. Garansi bank
Suatu jaminan yang diberikan bank yang menyatakan bahwa pihak bank
memberikan jaminan untuk memenuhi kewajiban apabila pihak yang
dijamin di kemudian hari ternyata gagal atau tidak dapat memenuhi
kewajibannya kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian.
o. Traveler Cheks (TC)
Check untuk berpergian yang dapat ditukarkan dengan uang tunai ditempat
30 p. Transaksi ekspor/impor
Perdagangan dari dalam keluar negeri, sedangkan transaksi impor adalah
perdangan dari luar negeri ke dalam negeri.
3. Kegiatan dan jasa perbankan lainnya, yaitu:
q. Kegiatan money market(pasar uang)
Kegiatan yang bersifat abstrak (tidak ada transaksi secara tunai ataupun
derivatif dibursa efek melalui perantara (broker/pialang). Bursa efek
adalah tempat atau sarana untuk mempertemukan permintaan dana
(emiten) dan penawar dana (investor) terhadap dana jangka panjang dalam
bentuk efek.
r. Kegiatan foreign exchange (forex)
Kegiatan bank dalam melakukan pertukaran atau jual beli mata uang asing
atau valuta asing (valas).
s. Kegiatan pasar modal (capital market)
Kegiatan bank dalam melakukan jual beli saham, obligasi, ataupun
derivatif dibursa efek melalui perantara (broker/pialang). Bursa efek
adalah tempat atausarana untuk mempertemukan peminta dana (emiten)
dan penawar dana (investor) terhadapa dana jangka panjang dalam bentuk
efek
t. Layanan custody (custodian service)
Layanan terpadu atas kegiatan transaksi efek yang dilakukan nasabah yang
meliputi:
31 - Layanan transaksi (trade dearing service),
- Layanan informasi (information service).
u. Layanan broker (brokerage service)
Layanan jasa bank yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan jual
beli saham, obligasi, sertifikat danareksa, dan surat berharga lainnya di
bursa efek.
v. Gold card
Kredit yang dikeluarkan bank dengan kerja sama dengan penerbit kartu
kredit di luar negeri untuk mengkombinasikan fasilitas gold card dari
penerbit itu (termasuk transaksi dalam valas) dengan jasa-jasa yang
diberikan oleh bank.
2.3.3 Unsur-unsur Fee Based Income
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:111) pendapatan operasional bank
terdiri atas:
1. Hasil bunga
2. Provisi dan komisi
3. Pendapatan valuta asing lainnya
4. Pendapatan lainnya.”
Karena fee based income merupakan pendapatan operasional non bunga,
maka unsur-unsur pendapatan operasional yang masuk kedalamnya adalah :
a. Pendapatan atas komisi dan provisi
b. Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing atau devisa
32 Penjelasannya:
a. Pendapatan atas provisi dan komisi
Yang dimasukan keposini adalah provisi dan komisi yang dipungut atau
diterima oleh bank dari berbagai jasa keuangan yang dilakukan,seperti provisi
kredit, provisi transfer, komisi pembelian/penjualan efek-efek dan lain-lain.
Sedangkan menurut N.Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi (2007:267)
pengertian provisi dan komisi adalah:“Provisi kredit merupakan sumber
pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat
kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh
nasabah yang bersangkutan.
Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan
ini. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada para nasabah bank
yang mempergunakan jasa bank. Komisi juga lainnya dibukukan langsung sebagai
pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada para nasabah.”
b.Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah keuntungan yang diperoleh
bank dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian/penjualan
valuta asing, selisih kurs karena konversi provisi, komisi, dan bunga yang
diterima dari bank bank di luar negeri.
Sedangkan menurut N.Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi(2007:269)
pengertian pendapatan transaksi valuta asing adalah:“Pendapatan yang timbul dari
transaksi valas lazimnya berasal dari selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukan
33 transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan
laba rugi tahun berjalan”
c.Pendapatan operasional lainnya
Yang dimasukan ke pos ini adalah pendapatan lain yang merupakan hasil
langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang
tidak termsuk ke dalam rekening pendapatan di atas, misalnya dividen yang
diterima dari saham yang dimiliki. Sedangkan menurut N.Lapoliwa dan Daniel S.
Kuswandi (2007:270) pengertian pendapatan operasional adalah:“Pendapatan
operasioanl lainnya adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau
penyertaan saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal dan lainnya”.
2.4. Mengukur Tingkat Profitabilitas
Untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu bank, umumnya digunakan
rasio profitabilitas. Dalam perhitungan rasio profitabilitas ini biasanya dicari
hubungan timbal balik antarpos yang terdapat pada laporan laba rugi bank ataupun
hubungan timbal balik antarpos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan
pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat
dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118-119), analisis rasio
profitabilitas suatu bank umumnya terdiri dari:
1. Return On Assets(ROA),
2.Return On Equity(ROE),
3.Rasio Biaya Operasional (BOPO),
34 Masing-masing dari rasio tersebut diuraikan pada penjelasan sebagai
berikut:
1.Return On Assets(ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
2.Return On Equity(ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.
Rasio ini banyak diamati oleh pemegang saham bank serta para investor di pasar
modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut
telah go public). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Return Of Assest = Laba Bersih x 100%
35 3.Rasio Biaya Operasional (BOPO)
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional
dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
4. Net Profit Margin(NPM)
NPM adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
2.5. Kerangka Pemikiran
Dewasa ini fasilitas dan layanan yang diberikan oleh bank memiliki
kontribusi besar bagi pendapatan operasinal bank, pendapatan yang berasal dari
fasilitas dan layanan tersebut dikenal fee based income. Salah satu strategi usaha
yang menjadi sasaran perbankan nasional dan menjadi usaha yang cukup trend
saat ini adalah strategi meningkatkan aktivitas fee based income. BOPO = Biaya Beban Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
36 Fee based income saat ini dijadikan alternatif pendapatan operasional bank
seiring dengan semakin menurunnya pendapatan operasional yang berasal dari
interest incomedan mengingat keuntungan yang diperoleh dari spread based
semakin sulit akibat beberapa faktor, maka fee based income memiliki peluang
untuk meningkatkan laba yang diperoleh.Keuntungan lain yang diperoleh dari
bisnis fee based ini adalah dituntutnya kesiapan bank dalam hal pemanfaatan
teknologi dan faktor profesional sumber daya manusianya, yang secara
keseluruhan akan menandakan semakin survive industri perbankan di Indonesia.
Menurut Kasmir (2012:129) pendapatan non bunga (fee based income)
adalah
“Fee based income adalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan
dalam jasa-jasa bank lainnya”
Tabel 2.1
Peneleti terdahulun Pengembangan Hipotesis No Peneliti Judul Variabel
37 stabil dan akan meningkatkan
Melihat potensi yang begitu besar, oleh karena itu kegiatan fee based
income harus bisa menjadi pendapatan yang potensial kepada bank untuk bisa
melakukan investasi dimasa yang akan datang, sehingga diperkirakan memiliki
hubungan dengan tingkat profitabilitas bank. Profitabilitas merupakan salah satu
faktor yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan suku bank.
Peningkatan fee based income tersebut diharapkan perolehan laba
perusahaan semakin maksimal dan menyusulnya peningkatan profitabilitas
38 peningkatan fee based income dapat meningkatnya profitabilitas. Berdasarkan
uraian diatas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut
Skema Kerangka Pemikiran
Berdasarkan skema alur berfikir tersebut, sesuai dengan rumusan masalah
yang telah ditetapkan, maka untuk menguji pengaruh fee based income terhadap
tingkat profitabilitas maka diperlukan suatu hubungan yang digambarkan dalam
paradigma penelitian sebagai berikut: Aktivitas
Perbankan
Pendapatan Bank
Produk:
Pembiayaan dan Pendanaan
Jasa Pelayanan: Tranfer, Inkaso, Giro, ATM,Draft, L/C, dll.
Pendapatan Bunga (Interest Income)
Pendapatan Non Bunga (Fee Based Income)
Profitabilitas Kinerja Bank
Laba Produk dan Jasa
39
Penerimaan berupa biaya adminitrasi (provisi/komisi) merupakan kegiatan
fee based income bagi bank. Komisi adalah imbalan atau jasa perantara yang
diterima atau di bayar atas suatu transaksi atau aktivitas yang mendasar komisi
merupakan beban yang ditanggung oleh nasabah bank dimana pendapatan
diperoleh dengan pemberikan service yang diberikan kepada nasabah dimana
pendapatan yang diperoleh dengan memberikan service termaksud dalam fee
based income atau pendapatan diperoleh tanpa bunga.fee based income merupkan
versifikasi pendapatan yang diharapkan dapat memaksimalkan laba.
Pendapatan perdagangan ( tranding income ) dari tahun ketahun
mengalami peningkatan. Menurut Saliguri (2012). Tranding Income pendapatan
yang berasal dari financial instrument. Peningkatan perdagangan berpengaruh
positif terhadap peningkatan fee based income perbankan.
Dari penjelasan diatas, bahwa fee based income berpengaruh terhadap
pendapatan profitabilitas suatu bank. Dengan meningkatnya fee based income
maka diikuti dengan meningkatnya biaya yang dapat menimbulkan pendapatan. Tranding Income (TI)
Comission (COM)
Pendapatan lainnya
40 2.8. Hipotesis
Bedasarkan latar belakang, kerangka pemikiran maka penulis dapat
mengambil hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh fee based income terhadap
Profitabilitas Peusahaan. Karena semakin tingginya profit margin berati semakin