• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

ANDREAS SURYO ADHITAMA NIM. F0308026

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv MOTTO

Cast your cares on the LORD and He will sustain you, He will never let the

righteous fall

(Psalm 55 : 22)

Never was anything great achieved without danger

(Nicholo Machiavelli)

To have courage for whatever comes in life - everything lies in that.

(Saint Teresa Of Avila)

Accept yourself as you are. Otherwise you will never see opportunity. You will not

feel free to move toward it, you will feel you are not deserving

(Maxwell Maltz)

Life is not fair, get used to it

(Bill Gates)

The purpose our lives is to be happy

(Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso)

(5)

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karyaku ini untuk Lord Jesus,

Mother Mary, Saint Andreas of Constantinopel

Serta semua temen temen dan pihak yang telah

membantu selama kuliah ini.

Arigatou gozaimashita minna san~

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

(7)

commit to user

vii

4. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku tim penguji skripsi. 5. Ibu Sri Murni, S.E., M.Si., Ak. selaku tim penguji skripsi.

6. Ibu Setyaningtyas Honggowati, M.M., Ak. yang menjadi Pembimbing Akademik selama ini

7. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih buat doa dan kepercayaan yang telah

diberikan

8. Eyang putri dan Simbah putri tercinta terima kasih karena selalu mendoakan

cucumu yang sangat baik ini.

9. Adikku tersayang Eva, Evi,dan Reni

10.Semua sahabat dekatku Vendy, Dio, Wis Wis, Isnan, Agung, yang telah

membantu segalanya dalam suka, duka dan, derita sehingga aku bisa selesai

kuliah sampai saat ini.

11.Semua anak Rumpun Woyo woyo FE yang telah memberi filosofi bahwa hidup

ini mudah kalo dijalani dengan senyuman dan tanpa rasa takut.

12.Teman teman KMK FE St. Vincensius yang selalu memberikan warna baru, terimakasih menampung saya berorganisasi selama 4 tahun ini.

13.Semua pengurus HMJA periode 2009-2010 yang telah membuatku terbiasa dengan suasana ketertekanan mengurus proposal kegiatan yang selalu mepet karena kesulitan mencari dosen, persahabatan dalam ikatan ilmu, dan memberikan bekal berorganisasi secara resmi.

14.Teman-teman FORMASI ’08 yang tak pernah bisa kulupakan, tetap semangat

(8)

commit to user

viii

15.Djarum Foundation atas beasiswa, pelatihan, dan bimbingan berorganisasinya selama ini.

16.Anak anak B-LO (Beswan Djarum Solo) yang selama setahun kebelakang bersama sama berbagi keceriaan, tawa, dan kerepotan mengurus berbagai event.

17.Ketiga syrian hámsterku yang dengan wajah lucu dan anehnya selalu

memberi penghiburan saat sedih dan tertekan selama kuliah ini.

18.Larry Page dan Sergey Brin yang telah menciptakan Google sehingga mumudahkan dalam pencarian data dan informasi yang berguna selama kuliah ini.

19.Semua kaskuser di Forsel, Forsex, BP, Forsup, Forum science yang sudah

berbagi ilmu secara tidak langsung dan menemani waktu online.

20. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 26 Juni 2012

(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

(10)

commit to user

x

II. KERANGKA BERPIKIR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori ... 11

B. Corporate Governance ... 13

1. Struktur Kepemilikan ... 17

a. Kepemilikan Manajerial ... 19

b. Kepemilikan Institusional ... 20

2. Struktur Dewan Komisaris ... 23

a. Jumlah anggota dewan ... 24

b. Proporsi Komisaris Independen ... 24

c. Proporsi Gaji Manager terhadap Aset ... 26

3. Karakteristik Komite Audit ... 26

a. Jumlah rapat Komite Audit ... 27

b. Proporsi Komite Audit dengan keahlian akuntansi ... 27

c. Proporsi Komite Audit Independen ... 28

C. Efisiensi ... 28

D. Kerangka Pemikiran ... 30

E. Penelitian Sebelumnya ... 31

F. Pengenbangan Hipotesis ... 36

1. Pengaruh Mekanisme GC terhadap efisiensi ... 37

2. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap efisiensi perusahaan .. 37

(11)

commit to user

xi

4. Pengaruh karakteristik komite audit terhadap efisiensi... 41

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel ... 44

C. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 45

D. Definisi dan Pengukuran Data ... 45

E. Metode Analisis Data ... 55

1. Pengujian Asumsi klasik ... 54

a. Pengujian Normalitas ... 54

b. Pengujian Multikolinieritas ... 54

c. Pengujian Autokorelasi ... 55

d. Pengujian Heterokedastisitas ... 56

2. Pengujian Hipotesis ... 57

a. Uji ketepatan perkiraan (Uji R2) ... 58

b. Pengujian Signifikansi F ... 58

c. Pengujian Parameter Individual ... 59

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data ... 66

B. Statistik Deskriptif ... 67

(12)

commit to user

xii

1. Uji Normalitas ... 69

2. Uji Multikolinearitas ………... 69

3. Uji Autokorelasi ……… 69

4. Uji Heteroskedastisitas ……….. 70

D. Pengujian Hipotesis ... 72

1. Uji ketepatan perkiraan (Uji R2) ... 72

2. Pengujian Signifikansi F ... 72

3. Pengujian Parameter Individual ... 73

D. Pembahasan ... ... 76

V. PENUTUP A. Simpulan ... 81

B. Keterbatasan Penelitian ... 82

C. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengambilan Sampel ... 60

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 62

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... 65

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 4.5 Hasil Uji Run Test ... 67

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2) ... 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi-F ... 70

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

commit to user

(17)

commit to user

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Andreas Suryo Adhitama NIM. F0306026

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh penerapan mekanisme corporate governance terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk tujuan tersebut penelitian ini menggunakan 178 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling.

Dalam penelitian ini, efisiensi diukur dengan cost efficiency menggunakan DEA (Data Envelopment Analysis). Dalam test data, penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan software komputer untuk statistik SPSS versi 13.0

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan proporsi komite audit independen berpengaruh terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian tidak berhasil memberikan bukti empiris yang mendukung temuan adanya pengaruh dari kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi gaji terhadap aset, jumlah rapat komite audit, dan proporsi komite audit berkeahlian akuntasi

(18)

commit to user

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Andreas Suryo Adhitama NIM. F0306026

This study aims to obtain empirical evidence relating the influence of corporate governance mechanisms to efficiency on the company listed on the Indonesia Stock Exchange. For the purpose of this study using the 178 companies listed in Indonesia Stock Exchange selected by using purposive sampling.

In this study, efficiency was measured cost efficiency by DEA (Data Envelopment Analysis). In the test data, this study use multiple linear regression model with the help of computer software for statistical SPSS version 13.0.

This research find the effect of institutional ownership, proportion of independent commissioners, proportion of independent audit committees on efficiency of companies listed on the Indonesian Stock Exchange. The research does not provide empirical evidence to support the effect of managerial ownership, size of commissioners, proportion of salary management to the asset, audit committee frequency, and audit committee accounting expertise

(19)

commit to user

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerapan mekanisme corporate governance telah menjadi kajian penelitian yang penting akhir-akhir ini. Krisis yang menimpa Asia di tahun 1997 serta terbukanya skandal keuangan berskala besar seperti skandal Enron, Barings, dan Worldcom telah mendorong perlunya corporate governance reform di tataran global (Demirag dan Solomon, 2003 dalam Huang et.al.,

2008). Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan stakeholders lainya (Organization for Economic Co-operation on

Development /OECD, 1999 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agent tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu terjadinya biaya keagenan (agency cost). Agency cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

(20)

commit to user

pengeluaran monitoring, bonding, dan residual loss (Zulhawati, 2004 dalam Karina, 2007). Salah satu cara mengurangi masalah keagenan adalah dengan mensejajarkan kepentingan antara pemilik dengan manajer (Jensen dan Meckling, 1976). Pencapaian pensejajaran kepentingan antara pemilik dengan manajer tentu saja tidak lepas dari mekanisme corporate governance yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan perusahaan. Menurut Boediono (2005) dalam Kaihatu (2009), mekanisme corporate governance adalah suatu sistem yang mengandalikan dan mengarahkan operasional perusahaan.

Corporate governance dapat dikategorikan menjadi mekanisme

corporate governance eksternal dan internal. Mekanisme corporate

governance eksternal mengukur kekuatan relative dari manajemen kepada

manajemen kontrol melalui takeover defense, sedangkan mekanisme corporate governance internal fokus pada struktur kepemilikan manajerial,

(21)

commit to user

pendapat yang bermacam macam yang akan mengakibatkan consensus akan sulit dicapai. Sedangkan hubungan proporsi komisaris independen terhadap efisiensi cenderung berbeda, tergantung fungsinya sebagai aktivitas monitoring atau advising (Huang et.al., 2008). Lebih lanjut penelitian Huang et.al., (2008) membagi karakteristik komite audit adalah jumlah rapat komite

audit, proporsi komite audit dengan keahlian akuntansi, dan proporsi komite audit independen. Penelitian Fitriasari (2007) tentang jumlah rapat komite audit menyatakan aktivitas rapat komite audit dapat meningkatkan efisiensi perusahaan. Carcello et.al., (2006) menyelidiki hubungan antara keahlian komite audit di bidang keuangan dan manajemen laba. Hasil penelitiannya bahwa komite audit dapat mengurangi praktik earning management. Penelitian tentang proporsi komite audit independen yang dilakukan oleh Beasley (1996) dan Carcello dan Neal (2003) menyatakan kehadiran komite audit independen akan membuat monitoring menjadi lebih efektif.

Dengan penerapan mekanisme corporate governance inilah efisiensi perusahaan akan meningkat. Hal ini karena penerapan corporate governance dapat menurunkan monitoring cost, dengan adanya peningkatan pengawasan dan transparansi dalam pengelolaan perusahaan yang menerapkan mekanisme corporate governance (Kusumawati dan Bambang, 2005 dalam Nofiani dan

(22)

commit to user

tinggi. Hal ini diperkuat oleh Beasly (2000) dalam Sun dan Duncan (2008) yang menyatakan bahwa sampel kecurangan dari 87 perusahaan yang diidentifikasi SEC mempunyai mekanisme corporate governance yang lemah. Pendapat lain yang serupa dikemukakan oleh Farber (2005) dalam Sun dan Duncan (2008) menyatakan corporate governance yang kuat berhubungan dengan rendahnya insiden kecurangan finansial. Praktik kecurangan seperti ini akan mempengaruhi tingkat efisiensi manajemen. Dengan kuatnya penerapan mekanisme corporate governance maka kontrol terhadap aktivitas manajemen akan menjadi lebih baik yang mendorong meningkatnya efisiensi. Pendapat ini diperkuat oleh Brown and Caylor (2008) yang menyatakan bahwa penerapan mekanisme corporate governance yang baik akan membuat system control yang besar terhadap aksi manajemen, yang mana seharusnya dapat mengurangi permasalahan agency problem. Berkurangnya agency problem akan meningkatkan efisiensi perusahaan karena berkurangnya kecurangan dan agency cost.

(23)

commit to user

sasaran-sasaran tersebut dan sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja yang efektif serta memberikan insentif yang tepat untuk dewan direksi dan menejemen dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan dari sisi kepentingan perusahaan sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumberdaya secara efisien (OECD, 1999 dalam dalam Ujiyantho, 2007).

Di Indonesia penerapan mekanisme corporate governance masih tergolong rendah. Hasil survei McKinsey and Company (2001) dalam Nofiani dan Nurmayanti (2010) menunjukkan bahwa tingkat kualitas corporate governance Indonesia paling rendah, yaitu nilainya 1,1 (dari 1 – 5

(24)

commit to user

krisis yang melanda Asia, rendahnya penerapan mekanisme corporate governance menjadi penyebab manipulasi yang terjadi di perusahaan publik, kondisi ini diperparah dengan fungsi agency cost yang tidak berjalan. Kajian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menunjukkan beberapa faktor yang memberi kontribusi pada krisis di Indonesia (Kaihatu, 2009). Pertama, konsentrasi kepemilikan perusahaan yang tinggi; kedua, tidak efektifnya fungsi pengawasan dewan komisaris, ketiga; inefisiensi dan rendahnya transparansi mengenai prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan; keempat, terlalu tingginya ketergantungan pada pendanaan eksternal; dan kelima, tidak memadainya pengawasan oleh para kreditor (Kaihatu, 2009). Penelitian di Indonesia dilakukan oleh Ratna (2010) menunjukkan bahwa heterogenitas kepentingan pemilik memperlemah monitoring, sehingga mendorong timbulnya tunneling melalui overpayment

(25)

commit to user

efficiency scores), skor efisiensi alokatif (allocative efficiency scores), dan

skor efisiensi biaya (cost efficiency scores). Skor efisiensi biaya adalah hasil perkalian dari skor efisiensi teknik dan skor efisiensi alokatif. Dikatakan unit pengambil keputusan adalah efisien apabila menghasilkan output dengan input yang sama (Huang et.al., 2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Huang, Gene C. Lai Min, Wen Ming (2008) dengan DEA, menemukan keterkaitan positif antara CG dengan efisiensi kinerja di perusahaan asuransi di US pada tahun 2002-2004, beberapa perusahaan yang terbukti menerapkan mekanisme corporate governance dengan baik punya efisiensi kinerja yang tinggi.

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Sun dan Duncan (2008) dengan perbedaan variabel independen yaitu perusahaan yang go pulblik di Indonesia. Penelitian ini juga didorong karena rendahnya penerapan mekanisme corporate governance di Indonesia (Nofiani dan Nurmayanti, 2010). Pada tahun-tahun sebelumnya upaya mengatasi rendahnya penerapan mekanisme corporate governance tersebut, para pelaku bisnis di Indonesia menyepakati penerapan good corporate governance sebagai suatu mekanisme pengelolaan perusahaan yang baik. Ini sesuai dengan penandatanganan perjanjian Letter of Intent (LOI) dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia (Sulistyanto, 2003 dalam Nofiani dan Nurmayanti, 2010).

(26)

commit to user

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP EFISIENSI PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang diukur dengan struktur kepemilikan (ownership structure) terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang diukur dengan struktur dewan komisaris (board structure) terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah terdapat pengaruh mekanisme corporate governance yang diukur dengan karakterisitik komite audit (committee audit characteristic) terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

(27)

commit to user

2. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh struktur dewan komisaris (board structure) terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh karakterisitik komite audit (committee audit characteristic) terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat termasuk:

1. Dapat memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi khususnya mengenai praktik penerapan mekanisme corporate governance terhadap efisiensi perusahaan yang go public di Indonesia

2. Bagi Investor, dapat membantu memberikan gambaran mengenai efisiensi manajemen yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dengan melihat penerapan mekanisme corporate governance sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

3. Bagi Perusahaan, dapat membantu memberikan gambaran perusahaan, dalam hal ini penerapan mekanisme corporate governance dan hubungannya dengan efisiensi manajemen.

4. Bagi kalangan akademis, bisa membantu referensi dalam

(28)

commit to user

E. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam bab-bab berikutnya dipaparkan dengan sistematika sebagai berikut ini.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang memberi penjelasan mengenai corporate governance, efisiensi, serta review penelitian terdahulu yang mendukung penelitian, dilanjutkan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan ruang lingkup penelitian, populasi dan pemilihan sampel, pengumpulan data dan pengukuran variabel, dan prosedur analisis yang terdiri atas analisis regresi berganda.

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan interpretasi data.

BAB V: PENUTUP

(29)

commit to user

BAB II

KERANGKA BERPIKIR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Dua teori utama yang berkaitan dengan corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory (Chinn, 2000; Shaw, 2003 dalam

Sam’ani, 2008). Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, dan memiliki integritas serta kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak yang dapat

dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder.

(30)

commit to user

mementingkan diri sendiri (self interest), manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Dalam perkembangannya, agency theory lebih banyak digunakan karena dipandang bisa lebih sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan.

Dalam penelitian ini menggunakan agency theory (teori keagenan). Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara principal dengan

agent. Corporate governance sendiri merupakan suatu mekanisme

pengelolaan yang didasarkan pada teori keagenan. Penggunaan agency theory dalam penelitian ini berdasarkan referensi dari penelitian sebelumnya yang berdasar pada agency theory. Selain itu, efisiensi dalam penelitian ini juga akan dipengaruhi oleh agency problem (masalah dalam teori agensi).

Beberapa penelitian sebelumnya, Kesner (1987) menyatakan dalam penelitiannya tentang kaitan antara mekanisme corporate governance dengan efisiensi menyatakan bahwa salah satu proxy good corporate governce yaitu kepemilikan manajemen yang berkaitan positif dengan kinerja. Semakin banyak komisaris independen juga akan berpengaruh pada efisiensi. Semakin banyak komisaris independen maka pengawasan akan lebih efektif. Pengawasan ini bisa mengurangi aktivitas tunneling, transfer aset, maupun kesengajaan overpayment.

(31)

commit to user

berkurangnya masalah agensi berarti semakin kuatnya penerapan good

corporate governance pada perusahaan. Karena dengan penerapan good

corporate governance maka masalah seperti pemegang saham mayoritas yang

menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan sendiri (Johnson, 2000) dapat diatasi, juga masalah lain yang menyangkut mekanisme corporate governance seperti struktur kepemilikan, struktur dewan komisaris, dan karakteristik komite audit.

B. Mekanisme Corporate Governance

Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi

peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan. Kaen (2003) menyatakan corporate governance pada dasarnya menyangkut masalah siapa (who) yang seharusnya mengendalikan jalannya kegiatan korporasi dan mengapa (why) harus dilakukan pengendalian terhadap jalannya kegiatan korporasi.

(32)

commit to user

membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat.

Salah satu penelitian terhadap pelaksanaan mekanisme corporate governance di Indonesia dilakukan oleh Forum for Corporate Governance in

Indonesia (FCGI) yang merupakan suatu lembaga independen. Forum for

Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam peranan Dewan Komisaris

dan Komite Audit dalam pelaksanaan Corporate Governance, menggunakan pengertian dari Cadbury Committee dalam mendefinisikan Corporate Governance, yaitu:

“seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.”

Sementara kelompok lain yang terdiri dari negara maju (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) mendefinisikan

corporate governance sebagai cara manajemen perusahaan bertanggung jawab

pada shareholder-nya. Menurut ADB (Asian Deveopment Bank), mekanisme corporate governance mengandung empat nilai utama, yaitu : accountability, transparency, predictability, dan participation.

(33)

commit to user

ekonomi. Dalam penelitian berikutnya Huang et.al., (2008) menemukan keterkaitan positif antara good corporate governance dengan efisiensi kinerja perusahaan asuransi di US. Beberapa perusahaan yang terbukti menerapkan mekanisme corporate governance dengan baik punya efisiensi kinerja yang tinggi.

Pelaksanaan good corporate governance diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini (FCGI, 2001) :

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.

Menurut Boediono (2005) dalam Kaihatu (2009), mekanisme corporate governance adalah suatu sistem yang mengandalikan dan

mengarahkan operasional perusahaan. Mekanisme corporate governance dapat dikategorikan menjadi mekanisme corporate governance eksternal dan internal (Huang et.al., 2008). Menurut Huang et.al., (2008) mekanisme corporate governance eksternal mengukur kekuatan relatif dari manajemen

(34)

commit to user

corporate governance internal fokus pada struktur kepemilikan manajerial,

struktur komisaris, dan karakteristik sub komite (komite audit atau kompensasi).

Corporate governance dijalankan melalui beberapa mekanisme antara

lain (1) board independence, (2) board size, (3) committee structure (4) board leadership, and (5) karakteristik spesifik pekerjaan atau keahlian dari

direktur independen (Huang et.al., 2008). Sedangkan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Sun dan Duncan (2008) dalam pengukuran di ISS menggunakan, (1) board structure and composition, (2) audit issues, (3) charter and bylaw provisions, (4) laws of the state of incorporation, (5)

executive and director compensation, (6) qualitative factors, (7) director dan

officer stock ownership, (8) director education. Penelitian Hsu et.al., (2006)

menggunakan struktur kepemilikan manajemen (ukuran board director, duality CEO, proporsi board independent, gaji direktur) dan struktur pemegang saham (proporsi manager ownership, proporsi institusional shares, proporsi dari collateral shares antara direktur dan supervisor). Pada penelitian ini mekanisme corporate governance akan dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan penelitian Bernhart dan Rosenstein (1998); Huang et.al., (2008), Hsu et.al., (2006), yaitu:

(35)

commit to user

2. Struktur dewan komisaris (ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan proporsi gaji manajer terhadap aset)

3. Karakteristik komite audit (jumlah rapat komite audit, proporsi komite audit independen, dan proporsi komite audit dengan latar belakang akuntansi)

1. Struktur Kepemilikan

Berle dan Means (1932) dalam Wu et.al., (2004) menetapkan bahwa penyebaran kepemilikan (kepemilikan perusahaan) secara tidak langsung membedakan manajemen dari kepemilikan perusahaan. Penyebaran kepemilikan ini dapat berkontribusi pada agency problems antara manajer dan pemegang saham atau pemegang saham dan debitor (Jensen and Meckling, 1976 dalam Wu et.al., 2004). Struktur kepemilikan ikut menentukan arah kebijakan perusahaan yang akan diambil oleh pihak manajemen. Agency problems akan muncul ketika terjadi konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

Sementara Lin et.al., (2008), dalam penelitian tentang penerapan corporate governance di China, menyatakan bahwa struktur kepemilikan

(36)

commit to user

Adanya kepemilikan yang terpusat (controlling shareholders) berarti ada pihak yang kuat dalam stuktur kepemilikan perusahaan Selain itu kepemilikan yang terpusat juga akan menimbulkan tidak diperhatikannya kepentingan pemegang saham minoritas. Ini diperkuat oleh pendapat Morck et.al., (2000) dalam Lin et.al., (2008) bahwa controlling shareholders dapat mengejar kepentingan yang akan

bertentangan dengan pemegang saham minoritas. Pendapat lain yang serupa dalam Laporta et.al., (1999, 2000) menyatakan masalah utama dalam konflik keagenan perusahaan besar yang telah terdaftar di bursa efek adalah membatasi pemanfaatan sumberdaya oleh pemegang saham mayoritas (yang merupakan pemegang saham pengendali) yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham minoritas. Kecurangan akan rawan terjadi ketika menyangkut kepentingan pemegang saham mayoritas. Seperti praktek tunneling yang dilakukan karena kepentingan pemegang saham mayoritas pada penelitian Cheung (2005). Praktek kecurangan seperti ini akan membuat perusahaan mengalami ketidakefisienan dalam operasinya.

(37)

commit to user

kepemilikan oleh manager dan institutional (Jensen dan Meckling, 1976). Sesuai dengan penelitian Hsu et.al., (2006) struktur kepemilikan terdiri dari 2 variabel, yaitu :

a. Kepemilikan Manajerial (manajerial ownership)

Beberapa penelitian sebelumnya tentang hubungan kepemilikan manajerial dan efisiensi menunjukan hasil yang bertentangan (Liao et.al., 2010). Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Dengan peningkatan kepemilikan manajerial maka konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (agency problem) dapat berkurang (Jensen dan Meckling, 1976). Kesner (1987) dalam Huang et.al., (2008) meneliti antara hubungan manajerial dan kinerja perusahaan dan menemukan bahwa ada hubungan positif antara keduanya. Penelitian lain oleh Vance (1964) juga menemukan hubungan yang positif antara kepemilikan manajerial terhadap profit margin, sedangkan Pfeffer (1972) menemukan hubungan yang positif

dan signifikan antara profit margin dan return on equity (ROE) (Huang et.al., 2008). Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh

(38)

commit to user

kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Li et.al., (2004) dalam Liao et.al., (2010) menjelaskan hubungan antara kepemilikan manajerial dan dan efisiensi bank di Taiwan dan menemukan bahwa bank campuran punya efisiensi lebih tinggi daripada bank swasta. Mereka berpendapat bahwa kekuatan birokrasi dan skema insentif masih mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi.

Pendapat lain yang berbeda adalah hasil penelitian dari Liao et.al., (2010) dalam penelitiannya di Taiwan menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap efisiensi. Hasil ini dijelaskan dengan adanya family centric di kepemilikan manajerial serta tidak adanya outside block shareholder yang bukan keluarga atau asosiasi bisnis. Liao et.al., (2010) berpendapat bahwa adanya monitoring dari pihak eksternal lebih berpengaruh terhadap efisiensi daripada struktur kepemilikan.

b. Kepemilikan Institusional

(39)

commit to user

However dan Pound (1988) dalam Aljifri dan Moustafa (2007) menyatakan bahwa bahwa kepemilikan Institusional berpengaruh negatif karena akan terjadi perbedaan strategi antara pemegang saham dan manajemen perusahan. Adanya perbedaan strategi ini bisa menyebabkan tabrakan kepentingan dan menimbulkan agency problem. Kepemilikan Institusional ini mendominasi kepemilikan saham pada perusahaan perusahaan besar di negara Anglo-American (Wikipedia). Hsu et.al., (2006) membagi kepemilikan institusional ke dalam saham pemerintah (state ownership), saham perusahaan lain, saham perusahaan lain dari luar negeri, saham financial company, dan saham organisasi legal (legal entities).

Saham Pemerintah (state ownership)

Dalam penelitian Zelenyuk dan Zheka (2007) dinyatakan bahwa state ownership berhubungan positif dengan ketidakefisiensian perusahaan. Hal serupa juga dikemukan Lin et.al., (2008) dalam penelitiannya di China bahwa subsidi dan kepentingan politik dari pemerintah China menyebabkan perusahaan di China yang mempunyai state ownership besar menjadi tidak efisien. Kepemilikan Institusional

(40)

commit to user

Saham Perusahaan Lain

Saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain (perusahaan dalam negeri, perusahaan luar negeri, dan organisasi legal lain). Kepemilikan saham oleh perusahaan lain biasanya akan berpengaruh pada strategi perusahaan tersebut. Pada penelitian Lin et.al., (2008) kepemilikan yang terpusat pada perusahaan lain juga bisa

mengakibatkan terjadinya aktivitas tunneling. Kepemilikan dari perusahaan lain juga akan meningkatkan monitoring terhadap kinerja manajemen dan keseluruhan perusahaan.

Saham Financial Company

Saham Financial Company adalah saham yang dimiliki oleh financial Institution seperti asuransi, bank (Wikipedia). Dalam empat

tahun terakhir, terjadi peningkatan kepemilikan saham dari financial company dan penurunan kepemilikan individu di US-UK. Di Jepang

dalam struktur keiretsu terdiri dari financial company dan industrial company. Dalam Japanesse system, keberadaan financial company

dipandang bisa menjadi pihak yang ikut mengontrol keuangan perusahaan (Maher dan Andersson, 1990). Oleh karena itu, sebagian besar kepemilikan saham di Jepang dikuasai oleh financial company dan Industri company (Wikipedia).

(41)

commit to user

kasus ini oleh bank) berhubungan positif dengan tingkat hutang jangka pendek perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan Pyrkalo (2011) mengatakan bahwa kepemilikan oleh financial company (dalam kasus ini oleh bank) bisa membantu perusahaan untuk melaksanakan praktek mekanisme corporate governance yang lebih baik.

2. Struktur Dewan Komisaris

Veliyath (1999) dalam Wu (2004) menunjukan bahwa dewan komisaris menjalankan tugas sebagai jembatan penghubung antara pemilik dan manajer, kewajibannya adalah untuk melindungi kepentingan pemegang saham. Dewan komisaris bertugas sebagai pihak yang memonitor aktivitas manajemen. Sedangkan Liu dan Lu (2007) menyatakan bahwa dewan komisaris tidak hanya bertindak sebagai mekanisme kontrol dalam proses pembuatan laporan keuangan, tetapi juga dapat mencegah controlling shareholder untuk melakukan aktivitas yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham lainnya. Pada penelitian sebelumnya, Hsu et.al., (2006) menggunakan struktur dewan komisaris yang tediri dari ukuran board director, duality CEO, proporsi board independent, gaji direkur dan supervisor. Sesuai dengan penelitian Hsu

et.al., (2006), dalam penelitian ini struktur dewan komisaris akan dibagi

(42)

commit to user

a. Ukuran anggota dewan Komisaris

Jensen (1993) dan Lipton dan Lorsch (1992) dalam Beiner, Drobetz, Schmid, dan Zimmermann (2003) merupakan yang pertama menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan bagian dari mekanisme corporate governance (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Jensen (1993) dalam Wu (2004) menemukan bahwa jumlah dewan komisaris yang besar akan menyebabkan pendapat yang bermacam macam yang akan mengakibatkan consensus akan sulit dicapai. Hal ini kemudian hal ini akan menyebabkan tingkat efisiensi menjadi rendah, situasinya akan lebih buruk kalau direktur juga mengalami peningkatan jumlah. Meskipun dewan komisaris bertindak sebagai mekanisme kontrol (Liu dan Lu, 2007) ukuran yang terlalu besar dapat menyebabkan terjadinya komunikasi yang tidak efisien, sulitnya menentukan pendapat, selain itu biaya yang dikeluarkan juga akan lebih besar. Lipton and Lorsch (1992) dalam Belkhir (2006) menyarankan untuk memakai jumlah dewan komisaris yang kecil dan merekomendasikan jumlah anggota dewan komisaris dibatasi tujuh sampai delapan orang.

b. Proporsi Komisaris Independen

(43)

commit to user

dewan komisaris kedalam aktivitas monitoring dan advising. Klein (2002) menemukan bahwa board of director dari pihak independen dapat lebih efektif dalam melakukan pengawasan. Dengan pengawasan yang efektif maka tindakan manajemen yang bisa mengarah ke penyimpangan seperti aktifitas tunneling atau transfer payment bisa berkurang dengan begitu efisiensi perusahaan akan meningkat. Fama (1980) dan Chaganti et.al. (1985) dalam Huang et.al. (2008) berpendapat bahwa semakin banyak komisaris yang independent maka semakin efektif mereka dapat memonitor kinerja manajerial. Beasley (1996), Fama dan Jensen (1983) dalam Huang et.al., (2008) menyediakan bukti yang menyatakan bahwa komisaris independent lebih bersedia (mau melakukan lebih) untuk menyediakan “effective oversight” dan pengungkapan dengan tujuan keinginan mereka untuk

mempertahankan reputasi mereka.

(44)

commit to user

c. Proporsi Gaji Manajer terhadap Aset

Edwards et.al., (2007) dalam penelitiannya tentang struktur corporate governance di Jerman menemukan bahwa manager salary

akan meningkatkan profitability perusahaan. Penelitian lain oleh Gerhart dan Milkovich (1990) dalam Cooper et.al., (2009) menyatakan insentif berpengaruh terhadap kinerja sedangkan salary base tidak berpengaruh terhadap kinerja. Kang et.al., (1998) gaji manager dapat mengurangi agency problem yang terjadi dengan para pemegang saham. Berkurangnya agency problem ini akan meningkatkan efisiensi perusahaan.

3. Karakteristik Komite Audit

(45)

commit to user

menemukan bahwa keberadaan komite audit akan mengurangi terjadinya praktik earning management yang negatif. Beberapa penelitian membuktikan bahwa peranan sistem corporate governance yang baik, salah satunya komite audit, dapat membuat manajemen laba perusahaan menjadi lebih efisien (Bowen et.al., 2004; Kelley et.al., 2005 dalam Fitriasari, 2007). Huang et.al., (2008) dalam penelitiannya membagi karakteristik komite audit menjadi 3 variabel :

a. Jumlah rapat audit komite

Zhang et.al., (2007) dalam Xavier (2009) menyatakan rapat komite audit yang sering tidak efektif. Penelitian lain menyatakan bahwa hubungan aktivitas rapat audit dengan akrual diskresioner yang diuji secara individual maka aktivitas rapat ini terbukti dapat meningkatkan pengaturan laba perusahaan menjadi lebih efisien (Fitriasari, 2007).

b. Proporsi Komite Audit Dengan Keahlian Akuntansi

Carcello et.al., (2006) menyelidiki hubungan antara keahlian komite audit di bidang keuangan dan manajemen laba. Hasil penelitiannya bahwa komite audit dapat mengurangi praktik earning management. Tugas komite audit sebagai pengawasan pengelolaan

(46)

commit to user

Pendapat lain yang berbeda adalah Anderson et.al., (2004) dalam Huang et.al., (2008) yang tidak menemukan efek signifikan adanya auditor yang bekeahlian akuntansi di komite audit. Diperkuat oleh Agrawal dan chandha (2005) dalam Huang et.al., (2008) yang menyatakan apabila anggota dengan keahlian akuntansi tidak melakukan monitoring secara efektif maka yang terjadi adalah penurunan performa perusahaan (inefficiency performance).

c. Proporsi Komite Audit Independen

Kehadiran komite audit independen lebih efektif memfasilitasi monitoring pelaporan keuangan (Beasley, 1996; Dechow et.al., 1996; Carcello dan Neal 2003) dan audit eksternal (Carcello et.al., 2002; Abbott et.al., 2003, 2004; dalam Sutaryo et.al., 2009). Komite audit independen juga memberikan pengawasan yang lebih efektif terhadap manajemen (Sutaryo et.al., 2009)

C. Efisiensi

(47)

commit to user

yang sama pula. Xiaonian et.al., (2000) dalam Setyawan (2006) menyatakan bahwa pemegang saham saat ini sangat aktif dalam meninjau kinerja perusahaan karena mereka menganggap bahwa penerapan mekanisme corporate governance yang lebih baik akan memberikan output hasil yang

lebih tinggi bagi mereka. Dengan demikian penerapan mekanisne corporate governance sangat berpengaruh terhadap output yang nanti dihasilkan

perusahaan.

Efisiensi diukur dengan skor efisiensi (Efficiency Scores). Menurut Huang et al. (2008) Skor efisiensi dapat dikategorikan menjadi

1. Skor efisiensi teknik (technical efficiency scores)

Skor efisiensi teknik menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan hasil (output) yang maksimal dari input yang diberikan.

2. Skor efisiensi alokatif (allocative efficiency scores)

Skor efisiensi alokatif menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input dalam proporsi yang optimal.

3. Skor efisiensi biaya (cost efficiency scores)

(48)

commit to user

D. Kerangka Pemikiran

Independent variable Dependent variable

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Mekanisme corporate governance akan berpengaruh pada efisiensi sesuai dengan penelitian Sun dan Duncan (2008); Lin et.al., (2008); Liao et.al., (2010); Zelenyuk dan Zheka (2007); Hsu et.al., (2006); Destefanis dan

Sena (2002). Mekanisme corporate governance sesuai penelitian oleh Huang et.al., (2008) dan Hsu et.al., (2006) terdiri dari struktur kepemilikan, struktur

dewan komisaris, dan karakteristik komite audit. Struktur kepemilikan terdiri Efisiensi Perusahaan

a. Jumlah rapat komite audit b. Proporsi komite audit

dengan keahlian akuntansi c. Proporsi komite audit

(49)

commit to user

dari kepemillikan manajerial dan kepemilikan institusional sesuai penelitian Hsu et.al., (2006). Struktur dewan komisaris terdiri dari ukuran dan komisaris, proporsi komisaris independen, dan proporsi gaji manajer terhadap aset sesuai dengan penelitian Hsu et.al., (2006). Karakteristik komite audit terdiri dari jumlah rapat audit, proporsi komite audit independen, dan proporsi komite audit dengan keahlian akuntansi sesuai dengan penelitian Huang et.al., (2008). Efisiensi diukur dengan skor efisiensi (total efisiensi) DEA sesuai dengan penelitian Lin et.al., (2008); Liao et.al., 2010; Zelenyuk dan Zheka (2007); Hsu et.al., (2006); Huang et.al., (2008)

E. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Huang et.al., (2008) mengenai efek penerapan mekanisme corporate governance terhadap efisiensi industri asuransi di Amerika Serikat tahun 2000-2004. Efisiensi dalam penelitian ini diukur dengan DEA. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa penerapan mekanisme corporate governance yang baik berpengaruh positif yang signifikan terhadap efisiensi.

(50)

commit to user

Ukrania sebagai negara transisional dari Komunis Soviet. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ada keterkaitan positif antara antara level kualitas corporate governance dengan level efisiensi relatif perusahaan. Sekaligus

penelitian ini memberikan empirical support untuk Leibenstein’s idea bahwa sumber terbesar X-efficiency adalah motivasi tiap level kepemilikan manajemen.

Di Italia, penelitian yang dilakukan Destefanis dan Sena (2002) meneliti tentang kaitan good corporate governance dengan efisiensi di perusahaan manufaktur. Corporate governance di penelitian ini terkait dengan sistim tradisional di Italia yang cenderung pyramidal structure yaitu sistem yang mengerucut dan biasanya dipimpin oleh satu orang. Hasilnya 2 mekanisme corporate governance yang digunakan yaitu kepemilikan oleh largest shareholder dan fakta bahwa perusahaan dipunyai pyramidal group

punya pengaruh positif kepada tekhnikal efisiensi.

Sun dan Ducan (2008) dari Ball University memeriksa kaitan corporate governance dengan efisiensi di industry kimia dan industry bisnis

(51)

commit to user

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Peneliti (tahun) Hasil Penelitian

The Effects of Corporate

(52)

commit to user

Manufacturing shareholder dan fakta bahwa

perusahaan dipunyai

from China’s Publicly Listed

(53)

commit to user

(54)

commit to user

F. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap efisiensi perusahaan

Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam

meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan stakeholders lainya (Organization for Economic Co-operation on Development/OECD, 1999 dalam Ujiyantho, 2007). Boediono (2005)

dalam Kaihatu (2009), mekanisme corporate governance adalah suatu sistem yang mengendalikan dan mengarahkan operasional perusahaan. Dengan penerapan mekanisme corporate governance inilah efisiensi perusahaan akan meningkat. Hal ini karena penerapan corporate governance dapat menurunkan monitoring cost, dikarenakan adanya

peningkatan pengawasan dan transparansi dalam pengelolaan perusahaan yang menerapkan mekanisme corporate governance (Kusumawati dan Bambang, 2005 dalam Nofiani dan Nurmayanti 2010).

Penerapan mekanisme corporate governance dipercaya dapat meningkatkan efisiensi. Pernyataan ini dapat ditemukan dalam penelitian Sun dan Duncan (2008) yang menyatakan penerapan mekanisme corporate governance berpengaruh pada efisiensi perusahaan kimia dan

(55)

commit to user

terhadap efisiensi kinerja perusaaan asuransi di Amerika Serikat. Penelitian Lin et.al., (2008); Liao et.al., (2010); Zelenyuk dan Zheka (2007); Hsu et.al., (2006) juga menghasilkan kesimpulan yang sama.

Mekanisme corporate governance dibagi menjadi 3 kelompok terdiri dari struktur kepemilikan, struktur dewan komisaris, dan karakteristik komite audit (Huang et.al., 2008). Berdasarkan penelitian Hsu et.al., (2006) struktur kepemilikan terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sedangkan struktur dewan komisaris diukur dengan ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan proporsi gaji manajer terhadap asset perusahaan. Karakterisitik komite audit dalam penelitian Huang et.al., (2008) adalah jumlah rapat komite audit, proporsi komite audit independen, dan proporsi komite audit dengan keahlian akuntansi.

2. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap efisiensi perusahaan

Lin et.al., (2008), dalam penelitian tentang penerapan corporate

governance di china, menyatakan bahwa ownership structure mempunyai

peran penting dalam menentukan efisiensi perusahaan. Penelitian lain oleh Hsu et.al., (2006) juga menemukan adanya pengaruh dari struktur kepemilikan terhadap efisiensi. Adanya kepemilikan yang terpusat, management ownership, dan kepemilikan institusional berpengaruh

(56)

commit to user

H1 : Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap efisiensi perusahaan yang

terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian Hsu et.al., (2006) struktur kepemilikan terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Dengan peningkatan kepemilikan manajerial maka konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (agency problem) dapat berkurang (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian

Zelenyuk dan Zheka (2007) di Ukrania, menyatakan setiap level kepemilikan manajemen punya pengaruh positif yang signifikan terhadap efisiensi (X-efficiency ). Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H1a : Kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap efisiensi

perusahaan yang terdaftar di BEI

Dalam penelitian Lin et.al., (2008) tentang penerapan corporate governance di China, efisiensi perusahaan berhubungan negatif dengan

(57)

commit to user

penelitian Lin et.al., (2008) kepemilikan yang terpusat pada perusahaan lain juga bisa mengakibatkan terjadinya aktivitas tunneling. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H1b : Kepemilikan institusional berpengaruh secara negatif terhadap

efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

3. Pengaruh Struktur Dewan Komisaris terhadap efektifitas perusahaan Hsu et.al., (2006) menyatakan bahwa variabel dalam struktur dewan komisaris berpengaruh terhadap efisiensi. Liu dan Lu (2007) menyatakan bahwa dewan komisaris tidak hanya bertindak sebagai mekanisme kontrol dalam proses pembuatan laporan keuangan tetapi juga dapat mencegah controlling shareholder untuk melakukan aktivitas yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham lainnya. Keberadaan Duality CEO dan jumlah dewan komisaris yang terlalu besar bisa

membuat mekanisme kontrol yang dilakukan tidak berjalan efektif dan efisien. Lorsch (1992) dalam Belkhir (2006) menyarankan untuk memakai jumlah dewan komisaris yang kecil. Sedangkan Fama dan Jensen (1983) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai penengah

(58)

commit to user

H2 : Struktur dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap efisiensi

perusahaan yang terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian Hsu et.al., (2006) struktur dewan komisaris diukur dengan ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan proporsi gaji manajer terhadap asset perusahaan. Dalam penelitian Liu dan Lu (2007) ukuran dewan komisaris yang terlalu besar dapat menyebabkan terjadinya komunikasi yang tidak efisien, sulitnya menentukan pendapat, selain itu biaya yang dikeluarkan juga akan lebih besar. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H2a : ukuran dewan komisaris berpengaruh secara negatif terhadap

efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Dalam penelitian Huang et.al., (2008) mengungkapkan bahwa komisaris independen berpengaruh secara negatif terhadap efisiensi. Hasil ini diinterpretasi bahwa komisaris independen lebih berperan dalam advisory role daripada monitoring role. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H2b : Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh secara negatif

terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Edwards et.al., (2007) dalam penelitiannya tentang struktur

corporate governance di jerman menemukan bahwa manager salary

(59)

commit to user

Kang et.al., (1998) gaji manager dapat mengurangi agency problem yang terjadi dengan para pemegang saham. Berkurangnya agency problem ini akan meningkatkan efisiensi perusahaan. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H2c : Proporsi gaji manager terhadap aset berpengaruh secara positif

terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

4. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Efektifitas Perusahaan

Tugas komite audit sebagai pengawasan pengelolaan perusahaan (Kep. 29/PM/2004). Komite audit dapat menjadi pihak yang mengawasi atau memonitor perusahaan sehingga kecurangan yang mengarah ke ketidakefisienan operasi perusahan dapat diminimalkan. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H3 : Karakteristik komite audit berpengaruh terhadap efisiensiperusahaan

yang terdaftar di BEI

(60)

commit to user

tahun. Penelitian lain oleh Fitriasari (2007) juga menyatakan rapat komite audit berpengaruh positif terhadap efisiensi. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H3a : Jumlah rapat komite audit berpengaruh secara positif terhadap

efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Kehadiran komite audit independen lebih efektif memfasilitasi monitoring pelaporan keuangan (Beasley, 1996; Dechow et.al., 1996; Carcello dan Neal 2003) dan audit eksternal (Carcello et.al., 2002; Abbott et.al., 2003, 2004; dalam Sutaryo et.al., 2009). Pendapat serupa juga

dikemukan Huang et.al., (2008) yang menyatakan komite audit independen berpengaruh positif terhadap cost efficiency. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H3b : Proporsi komite audit independen berpengaruh secara positif

terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Huang et.al., (2008) menyatakan semakin banyak komite audit yang punya keahlian akuntansi, maka semakin besar efisiensi perusahaan. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H3c : Proporsi Komite Audit dengan keahlian akuntansi berpengaruh secara

(61)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan mekanisme corporate governance terhadap efisiensi pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut sekaran (2000), pengujian hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antar kelompok atau interdependenesi dua variabel atau lebih.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah organisasi,

yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini

menggunakan cross section karena data perusahaan yang diambil berasal dari periode tahun 2007-2010.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2003). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 1

(62)

commit to user

2. Sampel

Menurut Sekaran (2006), sampel adalah sebagian (cuplikan) dari

populasi yang masih memiliki ciri dan karakteristik yang sama dengan

populasi dan mampu mewakili keseluruhan populasi penelitian. Teknik

yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti (Wikipedia). Kriteria yang dipilih oleh penulis dalam pengambilan sample antara lain :

a. Perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari 2007 sampai dengan per 31 Desember 2010.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan untuk periode tahun 2007 sampai 2010 yang tersedia pada www.idx.co.id.

c. Perusahaan yang laporan tahunan dan laporan keuangannya

menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

(63)

commit to user

yang memenuhi kriteria. Pemilihan ini karena pertimbangan ketersediaan data perusahaan go public di FTP (File Transfer Protocol) website IDX yang terdiri dari tahun 2007 sampai 2010. Data lain yang diperlukan diperoleh dari jurnal penelitian sebelumnya dan dari situs resmi perusahaan yang menjadi sampel.

D. Defisnisi dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Independen Mekanisme Corporate Governance

Mekanisme corporate governance adalah suatu sistem yang mengandalikan dan mengarahkan operasional perusahaan (Boediono, 2005 dalam Kaihatu, 2009). Dalam penelitian ini mekanisme corporate

governance diukur menggunakan 3 kelompok variabel struktur

(64)

commit to user

a. Struktur Kepemilikan

1) Kepemilikan Manajerial (manajerial ownership)

Kepemilikan manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para direksi dan komisaris (Margareta, 2003). Dalam Hsu et.al., (2006) dan Huang et.al., (2008) manajerial ownership diukur dengan besarnya persentase saham yang dimiliki direktur dan komisaris perusahaan.

2) Saham Institusional

(65)

commit to user

2. Struktur Dewan Komisaris

a. Jumlah anggota dewan Komisaris

Jumlah anggota dewan komisaris adalah banyaknya anggota dewan komisaris perusahaan (Beiner et.al., 2003 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Jumlah anggota dewan komisaris diukur dengan banyaknya anggota dewan komisaris pada perusahaan (Huang et.al., (2008); Wu, 2004; Liu dan Lu, 2007).

b. Proporsi Komisaris Independen

(66)

commit to user

c. Proporsi Gaji Manajer terhadap Aset

Gaji manajer diukur dengan total gaji manajer pertahun (Hsu et.al., 2006). Item ini diukur dengan dibagi dengan total aset

perusahaan, sebagai perbandingan besar kecilnya aset dan gaji antar perusahaan (Hsu et.al., 2006). Karena keterbatasan informasi dalam laporan tahunan maka yang digunakan adalah gaji dan bonus.

3. Karakteristik Komite Audit a. Jumlah rapat audit komite

Jumlah rapat komite audit adalah banyaknya rapat yang diadakan komite audit dalam 1 periode (Huang et.al., 2008). Dalam penelitian Huang et.al., (2008), jumlah rapat komite audit diukur dengan banyaknya rapat yang dilakukan oleh komite audit dalam satu periode.

b. Proporsi Komite audit dengan keahlian akuntansi

Komite audit dengan keahlian akuntansi merujuk pada adanya anggota komite audit dengan keahlian akuntansi (Sarbanes-Oxley Act dalam Huang et.al., 2008). Komite audit dengan

(67)

commit to user

audit yang punya keahlian akuntansi dengan total jumlah komite audit (Huang et.al., 2008).

c. Proporsi Komite Audit Independen

Di US, setelah The Sarbanes-Oxley Act (2002), paduan good corporate governance di US mensyaratkan audit komite

terdiri dari anggota independen. Komite audit independen diukur dengan persentase komite audit perusahaan yang independen dari total jumlah komite audit (Huang et.al., 2008).

(68)

commit to user

Dalam penelitian ini efisiensi akan diukur dengan DEA. DEA (Data Envelopment Analysis) adalah sebuah teknik pemrogaman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari sebuah kumpulan unit pembuat keputusan (Decision Making Unit) dalam mengelola sumberdaya (input) dengan jenis yang sama sehingga terjadi hasil (output) dengan jenis yang sama pula. Dalam penelitian ini perusahaan akan dibagi sesuai kategorinya untuk dihitung tingkat efisiensinya

DEA digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relative dari sebuah kumpulan unit pembuat keputusan (Decision Making Unit) dalam mengelola sumberdaya (input) dengan jenis yang sama sehingga terjadi hasil (output) dengan jenis yang sama pula. Model untuk setiap DMU (Sun dan Duncan, 2008).

Input =

Output =

(69)

commit to user

dan Duncan (2008) BCC model mengestimasi efisiensi DMU dengan memecahkan linear program berikut :

Max z = u . yo - o

Subject to

v . xo = 1

-v.x + .y- oe

v o free in sign

x, y merupakan vektor input dan output masing-masing,

z dan o adalalah scalar

o bisa positif atau negatif

e menunjukkan vektor baris di mana semua elemen adalah sama dengan 1

v dan u menunjukkan beban yang terkait dengan DMU tertentu

(70)

commit to user

Item output dan input yang digunakan berasal dari penelitian Sun dan Duncan (2010) :

1) Input

i. Sales (Penjualan)

Variabel sales merupakan penjualan setelah diskon serta sales and allowances untuk kredit yang telah diberikan kepada

pelanggan. Variabel ini dinyatakan dalam satuan Rupiah 2) Output

i. COGS (HPP)

Cost of Good Sold (Harga Pokok Penjualan)

merepresentasikan semua cost yang secara langsung dialokasikan untuk produksi, seperti direct materials, direct labor, dan overhead. COGS dinyatakan dalam satuan Rupiah

ii. Selling, General and Administrative Expenses (XSGA)

Item ini merepresentasikan beban non produksi yang terjadi dalam regular course. Item ini diukur dengan satuan Rupiah.

(71)

commit to user

Item untuk output dan input berasal dari penelitian Ufian (2007), yaitu :

1) Input

i. Total Deposit

Total deposito di bank dalam satu tahun. Dinyatakan dalam rupiah.

ii. Number of Labor

Jumlah karyawan yang bekerja di bank. iii. Fixed Asset

Aset tetap yang dimiliki bank. Total tetap dinyatakan dengan rupiah.

2) Output

i. Total Loans

Total hutang dan kredit yang diberikan bank dalam waktu satu tahun. Item ini dinyatakan dengan rupiah.

ii. Net Income

Pendapatan bersih pertahun bank. Item ini dinyatakan dengan rupiah.

E. Metode Analisa Data

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ...............................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................
  Gambar 2.1
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini membahas tentang bagaimana membuat aplikasi untuk Test Try-Out Ujian Akhir Nasional khususnya untuk SMU YAPNI jurusan IPS, yang dapat membantu siswa dalam

Dalam pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai menentukan struktur navigasi, membuat peta navigasi, membuat disain antarmuka,

Sebagaimana disebutkan dalam paoal 19 Undang-undang Pokok Agraria (UUPA), bahwa pendaftaran tanah antara lain meliputi pemberian surat-aurat tonda bukti hak yang berla-.. ku

Hal ini mengindikasikan ciri-ciri dari zona overpressure, dimana suatu fluida terperangkap didalam suatu formasi batuan inpermeable dan tidak bisa keluar sampai

Hasil penyerbukan bunga pepaya dengan sumber putik dan serbuk sari dari tanaman yang berbeda jenis kelaminnya akan menghasilkan tanaman pepaya dengan jenis kelamin yang berbeda

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Belas , kami selaku Pokja Pengadaan Barang/Jasa Satker MAN 15 Jakarta Kementerian Agama Provinsi

Berbicara tentang kuantitas pekerjaan, maka akan berhubungan dengan jumlah data yang dihasilkan pegawai dalam melakukan aktivitas pekerjaannya, banyak nya data yang dihasilkan

tu rancangan yang sangat juan sebagai upaya untuk n budaya atau memberikan ini menjadi penting karena nyai sumbangan terhadap n seni merupakan salah satu ni