Pembagian Kerja Dan Struktur Organisasi
Disusun Oleh :
Biani Naeli Muna (125020300111098)
Untuk Memenuhi Tugas Pengantar Manajemen
2012
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Assalamualaikum wr.wb. Bapak/Ibu dan teman-teman di seluruh Indonesia
sekalian.
Semoga dengan file ini, bisa semakin menambah ilmu pengetahuan, wawasan & dapat bermanfaat bagi sesama.
Jika dalam penulisan, pembahasan maupun pengutipan terdapat kekurangan/kekeliruan baik sengaja maupun tidak,
dengan senang hati saya menerima saran yang bersifat membangun dari Bapak/Ibu dan teman-teman yang dapat disampaikan melalui jaringan dibawah
ini :
PIN BBM : 517EB577
Facebook : Biaini Neli LinkedIN : Biaini Neli
Salam,
Pembagian Kerja Dan Struktur Organisasi
Istilah organisasi memiliki dua arti umum. Arti yang pertama mengacu pada suatu
lembaga (institution) atau kelompok fungsional. Arti yang kedua adalah mengacu pada proses
pengorganisasian dalam pengertian ini. Proses pengorganisasian merupakan upaya untuk
menyeimbangkan kebutuhan organisasi akan stabilitas dan kepercayaan terhadap tindakan
anggotanya.
a. Proses pengorganisasian
1. Perincian pekerjaan.
2. Pembagian pekerjaan.
3. Pemisahan pekerjaan (pendepartemanan).
4. Koordinasi pekerjaan.
5. Monitoring dan pengorganisasian.
b. Pentingnya pengorganisasian
Ernest Dale menguraikan pengorganisasian sebagai suatu proses multi langkah :
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Setiap organisasi dibentuk dengan seperangkat tujuan. Oleh karena itu, agar
bisa mencapai tujuan organisasi, pertama-tama terlebih dahulu harus ditentukan tugas
organisasi secara keseluruhan.
2. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
Organisasi dibentuk karena pekerjaan yang akan diselesaikan tidak dapat
dilakukan oleh satu orang saja.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota pekerjaan anggota perusahaan dengan cara
yang logis dan efisien.
Bila suatu perusahaan memperbesar usahanya dan mempekerjakan lebih
banyak pegawai untuk melakukan berbagai aktivitas, maka perlu dilakukan
pengelompokan pegawai yang tugasnya saling berkaitan.
4. Penetapan mekanisme untuk mengoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam
Bila individu-individu dan departemen- departemen mulai melaksanakan
berbagai aktivitas mereka yang khas, tujuan organisasi secara keseluruhan mungkin
akan terabaikan atau mungkin timbul konflik di antara anggota.
5. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Karena, pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, maka
diperlukan adanya penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara
berkala.
c. Pembagian pekerjaan (division of work)
Seorang wiraswastaan atau individu mungkin saja dapat menangani keseluruhan
operasinya. Tetapi pada saat beban kerja usaha atau departemen berkembang, sang
wiraswastaan atau seorang tadi akan menjadi seorang manajer karena beberapa pembantu
dipekerjakan dan pekerjaan dibagi-bagi di antara mereka.
d. Manfaat spesialisasi pekerjaan.
Dan dalam kenyataan, timbulnya peradaban adalah berkat adanya pembagian kerja.
Produktifitas lebih besar yang dihasilkan dan spesialisasi pekerjaan memberikan sumber
daya yang diperlukan bagi kemanusiaan untuk bidang-bidang seni, ilmu dan pendidikan.
Spesialisasi dapat diterapkan pada seluruh jenis aktivitas kerja, termasuk tugas-tugas
manajer dan profesional jamnya.
e. Pemikiran awal tentang spesialisasi
Pembagian kerja memberikan contoh pertama kepada kita tentang bagaiamana . . . .
tindakan manusia itu menjadi itu sendiri menjadi kekuatan asing yang bertentangan
dengannya, yang membudaknya, dan ia tidak mampu mengendalikan perbuatannya
sendiri.
Menurut Emile Durkeim, spesialisasi pekerjaan yang ekstrem dalam produksi lini
perakitan yang luas penerapannya, juga mengajukan pertnayaan tentang sebab-akibat
pembagi kerja.
f. Design pekerjaan (job design)
Konsep tentang kedalaman pekerjaan (job depth) dan cakupan pekerjaan merupakan
upaya awal untuk menggambarkan aspek-aspek pekerjaan.
Cakupan pekerjaan, di sini disebutkan bahwa jumlah operasi pelaksanaan yang berbeda, yang diperlukan oleh suatu pekerjaan tertentu dan frekuensi pengulangan
daur pekerjaan.
Makin rendah jumlah operasi dan makin besar frekuensi pengulangan, makin sempit
cakupannya.
Karakteristik pekerjaan
J. Richard Hackman dan beberapa orang lainnya telah memperluas pengamatan
mereka melampaui kedalaman dan cakupan pekerjaan dan telah mengajukan lima
dimensi pekerjaan ini :
a) Variasi keterampilan (skill variety)
Kadar sejauh mana diperlukan variasi keterampilan dan bakat untuk
menyelesaikan tugas tertentu.
Melaksanakan tugas-tugas berbeda yang menentang kemampuan intelek dan
pengembangan dalam koordinasi.
b) Identitas tugas (task identity)
Kadar sejauh mana pekerjaan melibatkan penyelesaian unit, proyek, atau bagian
pekerjaan yang dapat diidentifikasikan.
Menangani seluruh fungsi pekerjaan dari awal hingga akhir sekaligus dapat
menunjukkan suatu hasil nyata sebagai keluaran.
c) Signifikasi tugas (task significance)
Kadar sejauh mana tugas mempengaruhi pekerjaan atau kehidupan orang lain, di
dalam atau di luar organisasi.
Terlibat dalam suatu fungi pekerjaan yang penting bagi kesejahteraan,
keamanan dan mungkin kelangsungan hidup orang lain.
d) Otonomi
Kadar sejauh mana kebebasan individu atas pekerjaan dan kebijakan untuk
menjadwalkan tugas dan menentukan prosedur pelaksanaannya.
Bertanggung-jawab atas keberhasilan dan kegagalan suatu fungsi pekerjaan
dan dapat merencanakan jadwal kontrol, dan mutu pekerjaan.
e) Umpan balik (feedback)
Kadar sejauh mana individu menerima informasi khusus (pujian, teguran, atau
Belajar tentang keefektivitasan prestasi pekerjaan, seseorang melalui evaluasi
yang jelas dan langsung dari supervisor atau teman kerja, atau hasil kerja itu
sendiri.
g. Keseimbangan antara spesialisasi-keputusan kerja dan produktivitas.
Chris Argyis, Frederick Herzberg dan Douglas McGregor menaruh perhatian
atas masalah-masalah yang timbul sebagai akibat penyederhanaan pekerjaan yang
ekstrim, terhadap individu. Mereka mengemukakan bahwa apabila pekerjaan sangat
dispesialisasikan atau difragmentasikan, para karyawan akan merasakan bahwa
tugas-tugas mereka monoton, tidak menyenangkan dan tidak memuaskan.
h. Pemekaran kerja dan pengayaan kerja
Pemekaran kerja, menanggulangi ketidakpuasan dengan meningkatkan cakupan pekerjaan. Dalam cara ini, berbagai fungsi horisontal dari suatu unit organisasi
dikombinasikan, yang karenanya memberikan pegawai lebih banyak tugas untuk
dilaksanakan.
Pengayaan kerja (job enrichment)
Berusaha menangani ketidakpuasan dengan meningkatkan kedalaman pekerjaan
(job dept). Aktivitas-aktivitas kerja vertikakal dari suatu unit organisai
dikombinasikan dalam satu bentuk pekerjaan sehingga pegawai dapat merasakan
adanya otonomi pelaksanaan pekerjaan yang lebih besar.
Kepuasan kerja dan jadwal kerja alternatif
Banyak perusahaan menemukan fakta bahwa jadwal kerja alternatif bisa
mengurangi kekecewaan pekerja. Berbeda dengan cara pendekatan melalui
pemekaran kerja dan pemerkayaan kerja, yang bertujuan agar pekerjaan itu sendiri
menjadi lebih berarti, penagturan waktu yang dirancanag khusus seperti ini
membuat jam-jam kerja menjadi lebih menyenangkan bagi pegawai dan
meningkatkan kualitas waktu non kerja.
i. Pedoman pemerkaya kerja
1. Membentuk unit-unit kerja alamiah
Pembagian tugas atas dasar :
a) Tingkat pelatihan/pengalaman pegawai.
b) Keberartian dan kadar pentingnya bagi karyawan.
a) Mendorong pengembangan beberapa keterampilan dengan mengkombinasikan
sejumlah tugas yang telah terspesialisasikan menjadi satu kesatuan tugas.
3. Menetapkan hubungan nasabah
Menciptakan kesempatan bagi karyawan untuk berinteraksi dengan nasabah.
Karyawan akan merasakan manfaatnya dari :
a) Umpan balik langsung (positif dan negatif) atas keluaran kerja mereka.
b) Pengembnagan keterampilna antar pribadi dan peningkatan keyakinan diri.
c) Peningkatan tanggung-jawab dalam mengelola hubungan dengan nasabah.
4. Meningkatkan otonomi pegawai (beban vertikal)
Memberi tanggung-jawab dan kendali lebih besar kepada pegawai dengan
memperkenalkan mereka untuk :
a) Menetukan metode kerja
b) Menasihati dan melatih pegawai yang kurang berpengalaman.
c) Menjadawalkan kerja leluhur.
d) Menetapkan prioritas kerja
e) Mengatasi krisis mereka sendiri tanpa bergantung pada supervisor.
f) Mengendalikan aspek anggaran dari proyek mereka sendiri.
5. Membuka saluran umpan balik
Pegawai memperoleh umpan balik pada saat melaksanakan tugas. Umpan balik
atas pekerjaan dapat berasal dari :
a) Hubungan langsung dengan masalah.
b) Tanggung-jawab pegawai pegawai terhadap inspeksi pengendalian mutu.
c) Laporan-laporan berkala dan standar prestasi individu.
Pengorganisasian dan struktur organisasi
Pengorganisasian adalah proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan,
sumber daya dan lingkungannya. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai
susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi dalam
suatu perusahaan.
a. Unsur-unsur struktur organisasi
1. Spesialisasi kreativitas
Mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja
di seluruh organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut
ke dalam unit kerja.
Merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin
kelayak-dugaan aktivitas-aktivitasnya.
3. Koordinasi aktivitas
Adalah prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi sub unit dalam
organisasi. Mekanisme baru harus dikembangkan untuk memadukan kerja
dari unit-unit yang saling bergantung.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan
Mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Dalam
struktur organisasi yang disentralisasikan, keputusan diambil pada tingkat
tinggi atau oleh para manajer terus atau bahkan oleh seseorang saja.
5. Ukuran unit kerja
Mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja.
Faktor-faktor penentu struktur organisasi a. Strategi dan struktur organisasi
Misi dan tujuan menyeluruh suatu organisasi akan membantu
penyusunan rancangannya.
b. Teknologi sebagai faktor penentu struktur
Bentuk teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi tertentu untuk
menghasilkan produknya juga mempengaruhi cara pengaturan organisasi.
c. Manusia sebagai faktor penentu struktur.
Orang-orang yang terlibat dalam aktivitas suatu organisasi akan
mempengaruhi struktur organisasi tersebut. Para manajer mengambil keputusan
yang berhubungan dengan jalur komunikasi dan wewenang serta hubungan
antara unit-unit kerja.
d. Ukuran dan struktur
Baik ukuran organisasi secara ,meyeluruh maupun ukuran sub-sub
unitnya akan mempengaruhi struktur. Organisasi yang lebih besar cenderung
memiliki spesialisasi aktivitas aktivitas yang lebih luas dan prosedur yang lebih
formal (standarisasi lebih besar).
Pendepartemenan
Fungsi kerja para pegawai perlu dibagi-bagikan di antara mereka dan
dikombinasikan menurut cara-cara yang logis. Para karyawan yang memiliki
fungsi berkaitan biasanya berbagi bidang kerja yang sama dan merupakan suatu
Reorganisasi awal
Dampak yang jelas dari usul reorganisasi itu adalah penghematan waktu dan
upaya. Hal ini dengan sendirinya bukanlah suatu penyelesaian yang kecil, salah
satu manfaat yang diinginkan dari proses reorganisasi adalah meningkatnya
efisiensi.
Bagan organisasi memilki informasi tentang unsur-unsur struktur sebagai berikut : a. Pembagian kerja
Setiap kotak mewakili tanggung-jawab seseorang atau sub unit untuk bagian
tertentu dari beban kerja organisasi.
b. Manajer dan bawahan
Garis tebal menunjukkan garis komando (siapa melapor kepada siapa).
c. Jenis kerja yang dilaksanakan
Label dan uraian kotak-kotak menunjukkan tugas-tugas kerja otganisasi atau
bidang-bidang tanggung-jawab yang berbeda-beda.
d. Pengelompokan bagian-bagian kerja
Keseluruhan bagan menunjukkan dasar pembagian aktivitas organisasi.
Misalnya : atas dasar fungsional atau wilayah.
e. Tingkat manajemen
Sebuah bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan secara
perorangan tetapi juga hirarki pimpinan secara keseluruhan.
Kelemahan bagan organisasi yang utama adalah bahwa terdapat
banyak hal yang samar atau tidak terlihat. Sebagai contoh, bagan organisasi
tidak menunjukkan orang yang memiliki kadar tanggung-jawab dan wewenang
yang lebih pada tingkat manajemen.
Struktur organisai formal
Suatu departemen organisasi secara formal dapat distruktur menurut tiga cara :
berdasarkan fungsi, berdasarkan produk/pasar, atau dalam bentuk matriks.
Meskipun ketiga bentuk struktur tersebut terutama paling sering dikemukakan
dalam membicarakan organisasi bisnis, bentuk-bentuk itu dapat juga digunakan
dalam tiap jenis organisasi.
a. Struktur organisasi berdasarkan fungsi, menghimpun semua orang yang terlibat
dalam suatu aktivitas atau beberapa aktivitas yang berkaitan dalam suatu
b. Organisasi yang berdasarkan produk atau pasar, sering dipandang sebagai
organisasi menurut divisi, yang menghimpun dalam sebuah unit kerja semua
orang yang terlibat dalam produksi dan pemasaran suatu produk atau
sekelompok produk yang berkaitan, atau pemasaran untuk suatu wilayah
tertentu atau pengelompokan pegawai yang menangani jenis pelanggan
tertentu.
c. Organisasi yang berdasarkan matriks tersapat dua jenis desain sekaligus.
Departemen-departemen fungsional permanen memiliki wewenang atas standar
prestasi dan profesional unitnya, sedangkan tim proyek dibentuk sesuai dengan
kebutuhan untuk melaksanakan program-program tertentu.
Organisasi fungsional
Bentuk ini, terutama (tidak hanya) digunakan oleh
perusahaan-perusahaan kecil yang menawarkan beberapa jenis produk tertentu karena hal
itu dapat mengefisienkan penggunaan sumber daya.
Karakteristik struktur matriks :
a. Kelebihan :
Cocok bagi lingkungan yang stabil.
Menunjang pengembnagan keahlian.
Memberi kesempatan bagi para ahli spesialis.
Hanya memerlukan koordinasi minimal.
Hanya memerlukan keterampilan antar pribadi yang kecil. b. Kelemahan
Dalam organisasi yang besar, tanggapan lebih lambat diterima.
Menyebabkan terjadinya kemacetan karena pelaksanaan tugas yang berubah.
Mengaturkan rasa tanggung-jawab atas kelancaran kerja secara keseluruhan.
Tidak merangsang inovasi, prespektifnya sempit.
Dapat menimbulkan konflik mengenai prioritas produk.
Tidak menunjang pengembangan manajer umum.
Organisasi produk/pasar
Suatu organisasi produk atau pasar dapat mengikuti salah satu dari pola utama
a. Dalam divisi berdasarkan produk. Tiap departemen bertanggung-jawab atas
suatu produk atau beberapa produk lain yang sejenis.
b. Divisi berdasarkan wilayah, menghimpun dalam sebuah departemen seluruh
aktivitas yang dilaksanakan di wilayah tertentu di mana unit yang bersangkutan
melakukan bisnisnya.
c. Divisi berdasarkan pelanggan terjadi apabila suatu divisi menjual hampir
seluruh atau seluruh produknya kepada golongan pelanggan tertentu.
Karakteristik organisasi produk/pasar.
a. Kelebihan
Pengkoordinasian lebih mudah
Prestasi kerja yang tinggi dapat dipertahankan.
Kualitas maupun kecepatan dalam pengambilan keputusan dapat ditingkatkan.
Beban pimpinan teras dikurangi karena para manajer divisi dapat diukur berdasarkan keuntungan dan kerugian divisi yang bersangkutan.
Cocok untuk perubahan yang cepat.
Memungkinkan adanya visibilitas produk yang tinggi.
Memungkinkan konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas.
Kejelasan tanggung-jawab.
Kemungkinan pemrosesan tugas-tugas ganda secara paralel.
Memudahkan pelatihan manajer umum. b. Kelemahan
Menyebabkan terjadinya pertikaian untuk alokasi sumber daya.
Tidak mendukung koordinasi aktivitas antar berbagai divisi.
Mendorong pengabdian prioritas jangka panjang.
Memungkinkan menurunnya pedalaman kecakapan.
Menimbulkan konflik antara tugas divisi dengan prioritas perusahaan.
Organisasi matriks
Struktur matriks berusaha mengkombinasikan manfaat kedua jenis rancang bangun
dan berusaha menghindarkan kelemahan-kelemahannya.
Karakteristik struktur matriks :
a. Kelebihan
Merangsang kerja sama antar disiplin.
Melibatkan, memotivasi dan menantang para pegawai.
Mengembangkan keterampilan pegawai.
Membebaskan pimpinan teras dari keharusan menyusun rencana.
Merangsang orang untuk mengidentifikasi diri dengan produk akhir.
Memungkinkan para pakar dialihkan ke setiap bidang yang memerlukannya.
b. Kelemahan
Resiko timbulnya perasaan dengki.
Mendorong terjadinya persaingan kekuasaan.
Dapat menimbulkan lebih banyak diskusi daripada tindakan.
Menuntut adanya keterampilan yang tinggi dalam hubungan antar perorangan.
Penerapannya memerlukan biaya besar.
Ada resiko beberapa tim proyek mengerjakan tugas yang sama.
Merugikan moral, jika pegawai harus dihukum kembali.
Organisasi informal
Hubungan-hubungan yang berlangsung dalam organisasi tentu saja tidak
hanya terbatas pada hal-hal yang secara resmi digambarkan oleh bagan organisasi
formal. Para manajer selamanya menyadari bahwa organisasi informal
berkembang, tak pelak lagi perwujudan kebutuhan pribadi dan sekelompok dari
warga perusahaan. Hubungan antar pribadi dalam organisasi yang akan
mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil tetapi hal ini tidak tercakup
dalam skema formal atau tidak konsisten dengannya. Organisasi informal terdiri
dari hubungan-hubungan antar pribadi dan jalur-jalur komunikasi yang tak bisa
tidak akan berkembang apabila orang bekerja bersama-sama.
Peter Drucker telah mengajukan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan oleh para manajer dalam menilai cocok atau tidaknya suatu struktur organisasi
tertentu.
a. Kejelasan, sebagai lawan dan kesederhanaan. Contohnya, Kathedral Gothik
bukan suatu desain yang sederhana, tetapi bila anda berada di dalamnya
b. Ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara kendali dan mengurangi
pertikaian.
c. Arah pandangan ditujukan kepada produk dan bukan kepada proses, kepada
hasil bukannya pada cara.
d. Pengertian dari setiap individu tentang tugasnya sendiri dan tujuan
organisasi secara keseluruhan.
e. Pengambilan keputusan, yang menyangkut masalah-masalah sesaat terikat
pada tindakan yang akan diambil dan karena itu dilaksankan oleh tingkat
manajemen yang serendah mungkin.
f. Langgeng dan selalu memperbarui diri sendiri, ini berarti bahwa suatu
organisasi harus bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin untuk hari esok
Sumber :