• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesenjangan Digital dalam Perkembangan D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kesenjangan Digital dalam Perkembangan D"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Afra Monica Anindya – 071311233068 – Globalisasi dan Masyarakat Informasi Week 5

Kesenjangan Digital dalam Perkembangan Dunia Informasi dan Komunikasi

Istilah digital divide atau kesenjangan digital mulai sering terdengar belakangan ini seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Seperti yang dapat dilihat bersama, di era globalisasi saat ini teknologi informasi dan komunikasi terus mengalami perkembangan yang cukup pesat. Berbagai inovasi teknologi bermunculan sehingga memberi kemudahan individu untuk mengakses dan berbagi informasi. Bahkan inovasi-inovasi tersebut dinilai telah menciptakan sebuah dunia baru dalam ranah informasi dan komunikasi sehingga era saat ini dikenal pula sebagai era digital. Internet merupakan salah satu produk teknologi yang keberadaannya saat ini menjadi ikon utama dalam menggambarkan era digital. Tidak dapat dipungkiri, internet sangat melekat dalam kehidupan masyarakat dan seakan telah menjadi kebutuhan setiap individu agar dapat mengakses informasi, terkoneksi dengan individu lain, serta untuk beragam kepentingan lainnya. Namun dibalik pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, terdapat pula sisi lain yang perlu diketahui, yaitu munculnya sebuah kesenjangan dalam konteks baru yang dikenal dengan istilah kesenjangan digital.

Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), istilah kesenjangan digital menggambarkan adanya gap antara individu, rumah tangga, bisnis, dan area geografi pada level sosio-ekonomi yang berbeda terkait kesempatan mereka untuk mengakses teknologi informasi dan komunikasi (ICT), serta dalam hal penggunaan internet untuk berbagai aktivitas (Sparks, 2013: 28). Fenomena kesenjangan digital menjelaskan bahwa perkembangan teknologi informasi yang terus terjadi hingga saat ini nyatanya tidak sepenuhnya bisa dirasakan oleh setiap individu di seluruh dunia. Distribusi informasi dan sumber daya internet belum mampu dilakukan secara merata sehingga berpotensi menghadirkan fenomena kesenjangan digital seperti yang disebutkan di atas. Di satu sisi terdapat kelompok masyarakat yang dapat mengakses informasi dan menggunakan internet dengan mudah dan leluasa. Namun di sisi lain masih terdapat kelompok masyarkat yang hanya bisa mengakses informasi dan menggunakan internet secara terbatas, atau bahkan tidak bisa sama sekali.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh US National Telecommunications and Infrastructure Authority (NTIA) pada bulan Juli 1995, menunjukkan bahwa di antara kaum miskin pedesaan hanya sekitar 1% yang memiliki akses ke teknologi informasi (Sparks, 2013: 33). Sedangkan pada tahun 2000, sebuah studi di UK melakukan penelitian yang memberi hasil bahwa 7% masyarakat UK memiliki fasilitas dan akses rendah terhadap internet, 65% memiliki fasilitas dan akses yang baik, sedangkan sisanya tidak memiliki akses internet. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan digital dapat terjadi di berbagai tempat, dan terus terjadi walaupun terdapat kemungkinan mengalami penurunan. Namun beberapa ahli berpendapat bahwa kesenjangan digital tersebut akan terus muncul seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu.

(2)

peran negara. Kapabilitas negara dalam menyediakan fasilitas jaringan dan teknologi, serta regulasi kebijakan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh negara-negara di era digital saat ini. Hal ini diperkuat oleh penelitian “Networked Readiness Index (NRI)” yang dilakukan oleh World Economic Forum dimana negara-negara diurutkan mengenai kesiapannya dalam menghadapi era digital berdasarkan kebijakan dan peraturan, kepemilikan teknologi, pengaruh teknologi terhadap negara tersebut, dan lain sebagainya (Sparks, 2013: 28). Hasil dari NRI memperlihatkan bahwa negara-negara di dunia terbagi menjadi dua golongan yang cukup kontras. Di satu sisi, negara-negara maju yang mengisi peringkat atas dalam NRI dinilai siap menghadapi era digital, sedangkan negara-negara dengan peringkat bawah dinilai tidak siap bersaing dan tidak mampu meraih keuntungan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital. Selain negara, faktor lain yang turut berpengaruh kuat terhadap akses individu pada teknologi informasi dan internet yaitu kelas sosial dan latar belakang pendidikan (Sparks, 2013: 37).

Hadirnya kesenjangan digital tentu menjadi tantangan tersendiri dalam perkembangan dunia informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan setiap individu pada dasarnya memiliki hak yang sama untuk turut bisa merasakan bentuk-bentuk perkembangan di era digital saat ini. Akses informasi dan penggunan internet menjadi penting bagi setiap individu karena hal tersebut sangat berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya soal berita, informasi yang disajikan di era digital juga mencakup aspek hiburan, pola pendidikan, ekonomi, dan beragam lainnya (Sparks, 2013: 29). Namun tidak hanya penting bagi masyarakat, akses teknologi informasi dan internet juga berperan penting bagi pemerintah karena teknologi dapat membantu pemerintah menyediakan berbagai layanan dalam bentuk elektronik yang dapat dengan mudah diakses oleh semua warga negara (Sparks, 2013: 29). Bahkan teknologi informasi serta internet juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan untuk mencapai kepentingan nasional suau negara. Tidak mengherankan apabila saat ini telah banyak negara yang bersaing memajukan negaranya, baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya, melalui teknologi internet. Oleh sebab itu, ketidakmampuan suatu individu, masyarakat, atau negara untuk mengakses informasi dan menggunakan internet akan sangat merugikan, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.

(3)

melekat dalam setiap aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, sosial, pendidikan, budaya, dan sebagainya. Oleh sebab itu kesenjangan digital sebagai masalah di era digital saat ini harus dapat segera dihilangkan agar setiap individu di manapun berada dapat turut menikmati hasil perkembangan dan inovasi teknologi informasi dan komunikasi.

Referensi:

Referensi

Dokumen terkait

*$lusi dari permasalahan yang terakhir yaitu dengan )ara mengadakan kegiatan umat bersih. "al ini bertujuan agar mush$la disini kembali terawat dan dapat dimanfaatkan

Secara kesimpulanya, min keseluruhan yang diperolehi mengenai persepsi pelajar SPI terhadap faktor- faktor dalaman yang mempengaruhi pelajar melakukan kerja sambilan

Output yang diharapkan adalah dapat memberikan gambaran umum secara sederhana perkembangan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara makro di Indonesia, serta dinamika

Dari urian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh peristiwa yang terjadi pada seseorang (locus of control), pengetahuan

Jadi, Pengendalian Internal merupakan suatu proses mencapai tujuan, serta pengendalian internal dilakukan oleh setiap jenjang di organisasi yang mencakup komisaris,

Hasil ini tidak meyakinkan penulis akan peranan biaya outsourcing sumber daya manusia dalam menunjang efisiensi biaya operasional, berarti teori yang dikemukakan oleh Richardus

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan penulis dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Kalsium Karbonat pada Media Bersalinitas 3 ppt terhadap

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran quantum learning berdasarkan gaya belajar