• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk

menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen

linguistik. Penggunaan bahasa sehari-hari tentu tidak luput dari kesalahan, dan

kesalahan tersebut bervariasi. Melalui analisis kesalahan berbahasa, dapat

dijelaskan bentuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa baik secara

morfologis, fonologis, dan sintaksis yang kemudian memberikan manfaat tertentu

bagi proses pengajaran bahasa. Hal ini menjadi sangat menarik ketika dalam

proses pengajaran bahasa dilakukan analisis kesalahan untuk menjadi umpan balik

sebagai titik tolak perbaikan dalam pengajaran bahasa dalam mencegah dan

mengurangi terjadinya kesalahan berbahasa yang dilakukan para siswa. Hal ini

ditegaskan oleh James, (1998:2) the study of human error-making in the domain of language error analysis is a major component of core linguistics. Kesalahan berbahasa terjadi karena adanya penyimpangan terhadap kaidah-kaidah

kebahasaan yang dilakukan oleh pembelajar ketika ia menggunakan bahasa.

Penyimpangan yang dimaksud dalam hal ini adalah penyimpangan yang bersifat

sistematis, yakni penyimpangan yang berhubungan dengan kompetensi. Penelitian

ini berkenaan dengan kesalahan berbahasa lisan, yaitu kesalahan berbahasa

sehari-hari dalam bahasa Arab. Kesalahan berbahasa dimaksudkan pada kesalahan

menggunakan bentuk-bentuk bahasa dalam penampilannya secara lisan untuk

(2)

Kesalahan morfologi mencakup berbagai kesalahan, seperti kesalahan

pembentukan kata, kesalahan memilih afiks atau penggunaan kosa kata yang tidak

tepat dalam berbahasa. Adapun dasar dalam berbahasa yang efektif yaitu dengan

pengaplikasian tata bahasa tersebut yang di dalam bahasa Arab dikenal dengan

Sharf ‘morfologi’. Ketika suatu kata mengalami proses morfologis, terkadang kata tersebut mengalami perubahan kelas kata. Kalimat yang di dalamnya

menggunakan suatu kata dengan kelas kata yang berbeda meskipun kata dasarnya

sama akan memilki makna dan interpretasi yang berbeda apalagi dalam

berkomunikasi dengan berbahasa Arab. Namun dalam penelitian ini akan dibahas

tentang perubahan bentuk kata yang tidak mengalami pemindahan kelas kata,

yang dikenal dengan istilah “infleksi”. Dalam infleksi, proses morfologis atau

perubahan bentuk kata yang terjadi lebih disebabkan oleh adanya hubungan

sintaksis dan tidak berakibat pemindahan kelas kata. Dalam morfologi bahasa

arab istilah infleksi disebut dengan tashrif. Di dalam proses infleksi tersebut terdapat sebuah perubahan bentuk verba (konjugasi) sesuai dengan persona,

jumlah dan jender yang digunakan dan disebut dengan istilah /tashrifu al-lughuwiy/ ﻱﻮﻐﻠﻟﺍ ﻒﻳﺮﺼﺗ seperti contoh kalimat berikut ini.

seperti contoh kalimat berikut ini.

(1a) /yal’abu al-waladu al-kurrota/ ﺓﺮﻜﻟﺍ ﺪﻟﻮﻟﺍ ﺐﻌﻠﻳ ‘dia laki-laki sedang bermain bola’

(1b) /al-awlādu yal-‘abūna al-kurrota/ ﺓﺮﻜﻟﺍ ﻥﻮﺒﻌﻠﻳ ﺩﻻﻭﻻﺍ ‘mereka (anak laki-laki) sedang bermain bola’

(3)

Pada contoh (1a) /yal’abu/ menunjukkan penggunaan persona ketiga tunggal Maskulin terdapat prefiks {ya-} yang menunjukkan penggunaan persona

(KTM) yang terjadi pada kala sekarang. Selanjutnya pada contoh (1b) /yal’abūna/

menunjukkan persona ketiga Jamak Maskulin terdapat afiks {ya -ū na}yang

menunjukkan penggunaan persona ketiga (JM) yang terjadi pada kala sekarang,

kemudian pada contoh (1c) /yata’allamna/ menunjukkan persona ketiga Jamak Feminin terdapat afiks {ya -na} yang menunjukkan persona ketiga (JF) yang

terjadi pada kala sekarang.

Perubahan yang terjadi pada kata-kata tersebut dalam proses morfem

infleksi berfungsi untuk mengubah identitas leksikalnya tanpa mengubah identitas

kategorialnya sesuai dengan persona, jender, dan jumlahnya masing-masing

sebagai dasar pembelajaran pembentukan verba bahasa Arab sesuai dengan teori

Versteegh tentang morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab yang berupa

Kala dan Diathesis. Disinilah sering terjadi kesalahan berbahasa arab pada

pembelajaran bahasa Arab dalam menentukan verba yang menunjukkan jumlah,

persona dan jender dalam berbahasa. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti

memilih proses morfem inleksi sebagai objek penelitian karena adanya kesulitan

santriwati membedakan arti dasar dalam bagian morfem tersebut dan

menggunakan konjugasinya dalam berbahasa Arab.

Pemilihan topik ini menjadi bidang kajian dalam tesis ini bertitik tolak dari

(1) Dalam hal ini kesalahan berbahasa akan timbul ketika seseorang memperoleh

bahasa kedua selain bahasa ibunya. Bisa jadi bahasa itu merupakan berupa bahasa

(4)

istilah Kedwibahasaan. Haugen dalam Tarigan (1988:8) mengemukakan bahwa Kedwibahasaan adalah kemampuan menghasilkan ujaran yang bermakna di dalam

dua bahasa (atau lebih), bersifat relatif karena penguasaan bahasa seseorang

berbeda-beda. Kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian,

sebagai contoh penguasaan bahasa asing oleh santriwati pesantren Darul Arafah.

Pesantren Darul Arafah sebagai salah satu model pendidikan Islam yang

mempertahankan nilai-nilai kemasyarakatan dan keagamaan demi menghasilkan

generasi muda Islam yang mampu berperan dalam pembangunan bangsa dan

negara. Adapun alasan peneliti memilih pesantren Darul Arafah sebagai lokasi

penelitian dikarenakan pada dasarnya bahasa Arab merupakan salah satu bahasa

yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari oleh pelajar di pesantren Darul

Arafah. Adanya pemisahan lokasi antara santri dan santriwati di pesantren Arafah

yang memudahkan peneliti untuk berfokus meneliti hanya pada lokasi santriwati

pesantren Darul Arafah. Kemudian pesantren Darul Arafah merupakan lembaga

Pendidikan Islam yang memiliki prestasi cukup banyak dibandingkan pesantren

lainnya yang ada di Medan terutama dibidang Pendidikan, alumni Pesantren Darul

Arafah banyak yang melanjutkan studinya keluar Negeri misalnya: India, Mesir,

Sudan, Madinah, dan Pakistan. Dalam bidang Olahraga, Pesantren Darul Arafah

sering mendapatkan kejuaraan Pospenas (Pekan Olahraga Nasional) di Sumatera

Utara misalnya dibidang olahraga sepak bola, basket, dan silat. Dan dalam bidang

Seni, Pesantren Darul Arafah menghasilkan grup vokal nasyid “Ashabul-kahfi”

yang sudah terkenal dikalangan Pesantren lainnya bahkan grup ini juga cukup

(5)

(2) Dari hasil penelitian awal ditemukan bahwa analisis dibidang bahasa

kurang diperhatikan sehingga berjalan begitu saja, padahal dalam kajian bahasa

Arab penggunaan bahasa Arab merupakan alat komunikasi yan sangat penting.

Kalau bahasa salah, maka pemahaman bahasa kita salah, disinilah perlunya

dilakukan analisis kesalahan di Pesantren Darul Arafah. Jika dilihat dari segi

analisis kesalahan berdasarkan linguistik, Penyebab kesalahan tersebut adalah

akibat bahasa pertama terhadap bahasa kedua yang biasa disebut kesalahan

interlingual (Interlanguage errors), dan akibat pengaruh unsur-unsur di dalam bahasa target itu sendiri yang biasa disebut kesalahan intralingual (intralingual erros).

(3) Berdasarkan observasi awal didapati bahwa nilai morfologi yang

diperoleh santiwati kelas II Pesantren Darul Arafah sangat rendah dan tidak

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), dan mereka sering melakukan

kesalahan dalam percakapan sehari-hari misalnya, kesalahan ini dapat dilihat dari

model kesalahan penggunaan bahasa antara lain model analisis kesalahan

taksonomi/kategori linguistik yaitu mengenai kesalahan morfologi dalam

berbahasa arab. Pada data ditemukan /at-tilmīdzu tahfadzu ad-darsa/ ﻆﻔﺤﺗ ﺬﻴﻤﻠﺘﻟﺍ

ﺱﺭﺪﻟﺍ ‘murid itu sedang menghafal pelajaran’. Pada contoh ini terdapat kesalahan

morfologi penggunaan persona pada verba bahasa Arab, yaitu penggunaan prefiks {ta-} pada verba /tahfadzu/. Seharusnya verba ini menggunakan prefiks {ya-} menjadi /yahfadzu/ Kesalahan yang terjadi pada contoh ini adalah kesalahan dalam menggunakan persona yang berkaitan dengan gender. Inilah yang menjadi

(6)

Dalam berbahasa Arab santriwati memilki konsep bahasa yang menurut mereka

itu sudah benar padahal penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi ini masih

bersalahan tetapi si lawan bicara dapat memahami akan informasi yang

disampaikan oleh pembicara.

Santriwati yang menuntut ilmu di Pesantren Darul Arafah merupakan

sejumlah santriwati yang berasal dari berbagai daerah dengan bahasa daerah yang

berbeda. Meskipun mereka datang dari berbagai daerah dan bahasa yang mungkin

berbeda, dapat dikatakan bahwa bahasa pertama mereka adalah bahasa Indonesia

yakni sebagai bahasa ibu mereka. Pada kelas pertama dilakukan tahap pengenalan

tentang bahasa Arab selama enam bulan pertama, setelah itu mereka sudah

diwajibkan berbahasa Arab walaupun mereka baru mengenal dan mempelajarinya,

Selanjutnya pada kelas II mereka lebih difokuskan untuk berbahasa, disinilah

pentingnya dilakukan analisis kesalahan dalam penggunaan morfem infleksi

dalam konjugasi bahasa arab, sebagai bahan masukan untuk mereview kesalahan

berbahasa yang mereka lakukan pada kelas selanjutnya. Sedangkan pada kelas III,

IV, V, dan VI santriwati dianggap sudah mahir menggunakan bahasa Arab

khususnya penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab. Idealnya,

memperbaiki kesalahan berbahasa itu dilakukan lebih awal sehingga bahasa itu

dapat diperbaiki.

Berdasarkan konsep dan fenomena yang dijelaskan, penelitian ini akan

difokuskan pada bentuk kesalahan morfologi pada penggunaan morfem infleksi

dalam konjugasi bahasa Arab dan Faktor penyebabnya. Artinya, dalam tulisan ini

(7)

taksonomi yaitu pada taksonomi linguistik dan siasat permukaan oleh Corder

(1981), dan morfologi yang dibatasi pada morfem infleksi oleh Versteegh (1997).

Penelitian tentang analisis kesalahan pembentukan kata pada morfem infleksi

dalam konjugasi bahasa Arab sudah pernah diteliti sebelumnya. namun kajian

tentang analisis kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa

Arab di Pesantren Darul Arafah belum pernah diteliti. Penelitian ini diharapkan

dapat mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan morfem infleksi dalam

konjugasi bahasa Arab santriwati di Pesantren Darul Arafah yang pada akhirnya

dapat bermanfaat untuk perbaikan pembelajarannya.

1.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas dan agar penelitian lebih

fokus, perlu ada pembatasan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada Analisis

Kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab oleh

santriwati kelas II di Pesantren Darul Arafah, dan penyebab kesalahan tersebut.

Verba yang diteliti dibatasi pada verba Perfect, verba Imperfect, dan verba

Imperative. Dan jenis atau model kesalahan yang akan di analisis dibatasi pada 2 taksonomi yaitu taksonomi linguistik, dan siasat permukaan.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi dalam

Konjugasi Bahasa Arab” pada santriwati kelas II Pesantren Darul

(8)

2. Apa faktor penyebab kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi dalam

Konjugasi Bahasa Arab” pada santriwati kelas II Pesantren Darul

Arafah?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi dalam

Konjugasi Bahasa Arab” pada santrwati kelas II Pesantren Darul Arafah.

2. Menjelaskan faktor penyebab kesalahan penggunaan “Morfem Infleksi

dalam Konjugasi Bahasa Arab” pada santriwati kelas II Pesantren Darul

Arafah.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun

praktis.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Memperkaya khazanah pengetahuan ilmu bahasa khususnya morfem

infleksi yang termasuk dalam kajian morfologi dengan teori analisis

kesalahan berbahasa.

2. Sebagai penguatan teori analisis kesalahan berbahasa yang sering timbul

dalam pengajaran bahasa kedua.

3. Menambah pemahaman tentang perubahan bentuk konjugasi bahasa Arab

khususnya yang berkaitan dengan pola verba Perfect, Imperfect dan

(9)

1.5.2 Manfaat Praktis

Pada tataran hasil penelitian ini dapat digunakan:

1. Sebagai bahan masukan bagi para pengurus lembaga bahasa dan guru di

Pesantren Darul Arafah guna untuk memecahkan masalah yang

berkaitan dengan kesalahan berbahasa dan mengajarkan bahasa kedua

yang selanjutnya dapat mengusulkan model pembelajaran baru sehingga

dapat meningkatkan pengajaran morfologi di Pesantren Darul Arafah.

2. Sebagai bahan masukan bagi siswa Pesantren Darul Arafah dalam

proses pembelajaran bahasa Arab, khususnya pemahaman Penggunaan

morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab dan pengaplikasiannya

dalam berkomunikasi sehari-hari.

3. Sebagai usaha pendokumentasian bahasa yang melibatkan bidang

morfologi dan analisis kesalahan berbahasa bagi generasi mendatang.

1.6 Defenisi Istilah

1. Infleksi : menurut Bauer (1988:73) infleksi adalah proses morfologis

yang menyebabkan terbentuknya berbagai bentukan, tetapi bentukan

itu tidak berakibat pada perubahan kelas kata atau tetap pada kelas

kata yang sama.

2. Konjugasi : (Verhaar, 1999:121) Konjugasi adalah alternasi infleksi

pada verba.

(10)

4. Verba Imperfect : perbuatan yang lagi akan datang’ (verba imperfektif), ditandai oleh kata sedang. (Ad-dahdah, 1981:4)

5. Verba Imperative : menuntut perbuatan, yakni menyuruh berbuat’ (verba imperatif). (Ad-dahdah, 1981:4)

6. Maskulin : menunjukkan jender ‘laki-laki’

7. Feminin : menunjukkan jender ‘perempuan’

8. Taksonomi : Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi dari

sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi; model; kategorial.

9. Kesalahan: bentuk penyimpangan/ketidakakuratan berbahasa dalam

bahasa pembelajar yang tersistematis, tidak dapat disadari dan

Referensi

Dokumen terkait

SURVEI SATELIT METODE REAL TIME KINEMATIC UNTUK PEMETAAN PERSEBARAN PILAR BATAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR GARUNG DI KABUPATEN WONOSOBO. Universitas Pendidikan Indonesia

Dengan bertanya juga akan membantu mendorong terciptanya lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-center learning environment). Strategi ini sangat efektif

Tujuan Praktek Kerja Lapang di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau, Provinsi Jawa Tengah adalah mempelajari manajemen pembesaran dan mengetahui permasalahan yang

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “ Analisis Perhitungan Pendapatan Tabungan Mudharabah, Murabahah dan Perlakuan Akuntansi pada Bank Syariah yang Terdaftar

• Jadi, ada pengaruh yang signifikan antara Citra Merek(Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) secara

 Dengan ekspansi pada komoditas lain dan pemulihan harga batu bara, perseroan menargetkan pada tahun depan dapat membukukan kenaikan pendapatan pada kisaran 30%, dan

Untuk menganalisis faktor – faktor apa saja yang melatarbelakangi interaksi masyarakat Tionghoa dan Melayu di Kelurahan Kuday, dalam..

 Hari ini, pergerakan harga SBN secara umum di pasar sekunder diprediksi cenderung melemah terbatas mejelang lelang SUN besok yang melelang seri yang