• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI AJAR MATA KULIAH KIMIA ANALITIK II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MATERI AJAR MATA KULIAH KIMIA ANALITIK II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

1. PRINSIP AAS

Prinsip dasar analisis spektrometri adalah sebagai berikut: larutan sampel

menyerap radiasi elektromagnetik dan jumlah intensitas radiasi yang diserap oleh larutan

sampel dihubungkan dengan konsentrasi analit (zat/ unsur yang akan dianalisis) dalam

sampel. Ilustrasinya dapat digambarkan sebagai berikut: larutan yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru karena larutan tersebut menyerap warna komplementer yakni kuning dan

meneruskan warna sisanya yaitu warna biru, oleh karena itulah larutan Cu2+ teramati oleh mata kita berwana biru.

Interaksi antara materi dengan gelombang elektromagnetik dapat berupa

absorpsi, emisi maupun fluoresensi. Pada cara emisi, interaksi dengan energi menyebabkan

eksitasi atom, dimana keadaan ini tidak berlangsung lama dan akan kembali ke tingkat

semula (keadaan dasar:Ground state) dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi

eksitasinya. Pemberian energi dalam bentuk nyala merupakan salah satu cara untuk eksitasi

atom ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk pengukuran yang didasarkan pada emisi atom,

temperatur yang tinggi menjadi piihan, karena diharapkan atom yang berada pada keadaan

eksitasi lebih banyak sehingga radiasi emisi yang diperoleh akibat turunnya atom ke

keadaan dasar lebih besar, dengan demikian metode ini menjadi lebih sensitif. Namun, pada

kenyataannya sangat sedikit atom yang dapat tereksitasi dibanding dengan atom yang tidak

tereksitasi meskipun nyala dibuat sangat tinggi. Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel 1.

Oleh karena itu spektrometri dengan emisi atom relatif kurang populer dibanding dengan

spektrometri serapan atom (SSA). Hanya untuk unsur-unsur seperti Ca, K, Na, dan Rb

(2)

Tabel 1. Variasi eksitasi atom menurut panjang gelombang dan temperatur

Unsur Panjang Gelombang (nm) Nt/N0

2000 K 4000 K

Na 589,0 9,86 x 10-6 4,44 x 10-3

Ca 422,7 1,21 x 10-7 6,03 x 10-4

Zn 213,9 7,31 x 10-15 1,48 x 10-7

Pada cara absorpsi, jika pada populasi atom yang berada pada keadaan dasar

dilewatkan suatu berkas radiasi maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh

atom-atom tersebut. Frekuensi radiasi yang diserap merupakan frekuensi radiasi resonan yang

bersifat karakteristik untuk tiap unsur. Prinsip dalam spektrometri serapan atom adalah

sebagai berikut:

Jika suatu larutan yang mengandung logam diberi nyala, maka unsur-unsur di dalam

sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung unsur-unsur yang dianalisis.

Beberapa dari atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala (keadaan ini tidak diinginkan),

namun kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keasaan dasar (ground

state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber

radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang

dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi

atom oleh nyala. Proses ini digambarkan sebagai berikut:

(3)

Secara ringkas, proses tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Evaporasi (penguapan) pelarut meninggalkan residu padat

2. Vaporasi padat dengan disosiasi menjadi atom-atom komponennya yang akan

berada di keadaan dasar

3. Beberapa atom mungkin tereksitasi oleh energi termal dari nyala ke level energi

yang lebih tinggi dan mencapai suatu kondisi yakni meradiasikan energi

Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa: spektroskopi serapan atom didasarkan pada

penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral (sinar yang diserap biasanya sinar uv atau

sinar tampak). Dalam garis besar, prinsip spektroskopi serapan atom sama saja dengan

spektrofotometri sinar tampak dan ultra violet, hanya saja terdapat perbedaan pada bentuk

spektrum, cara pengerjaan sampel, dan peralatannya.

Penggambaran diagram tingkat energi pada proses tersebut digambarkan dalam

gambar 2.

Gambar 2. Diagram tingkat energi

Transisi antara dua tingkat energi terkuantisasi, E0 ke Et berhubungan dengan absorpsi energi radiasi, dan jumlah energi yang teradsorbsi (∆E) ditentukan melalui persamaan Bohr:

Ground state

Dimana ∆E : jumlah energi terabsorpsi h : tetapan Planck

(4)

Hubungan antara populasi atom pada keadaan dasar dan keadaan tereksitasi dinyatakan

dalam persamaan Boltzman

2. PENGUKURAN ABSORBAN PADA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Ditinjau dari hubungan antara konsentrasi dan absorbansi, maka hukum

Lambert Beer dapat digunakan jika sumber sinar adalah sinar monokromatis. Hukum

Lambert-Beer menyatakan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan panjang nyala

yang silalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala. Kedua variable ini sulit

ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat konstan sehingga absorbansi hanya

berbanding langsung dengan konsentrasi analit dalam larutan sampel.

3. INTRUMENTASI AAS

Sistem peralatan spektrofotomer serapan atom dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Instrumentasi AAS

Nt = jumlah atom pada keadaan tereksitasi No = jumlah atom pada keadaan dasar

Gt/g0 = rasio keadaan kuantum pada keadaan dasar dan tereksitasi

∆E = selisih energi (erg)

(5)

Sumber sinar dalam AAS biasanya adalah Hollow Cathode

Lamp (HCL). Lampu ini merupakan sumber radiasi dengan spectra

yang tajam dan mengemisikan gelombang monokromatis. Lampu

ini terdiri dari katoda cekung yang silindris yang terbuat dari unsur

yang akan ditentukan atau campurannya (alloy) dan anoda yang

terbuat dari tungsten.

Elektroda-elektroda ini berada dalam tabung gelas dengan

jendela quartz karena panjang gelombang emsisinya sering berasa

pada daerah ultraviolet. Tabung gelas tersebut dibuat bertekanan

rendah dan diisi dengan gas inert Ar atau Ne. Beda voltase yang

cukup tinggi dikenakan pada kedua elektroda tersebut sehingga

atom gas pada anoda terionisasi. a) sumber sinar

Ion positif ini dipercepat kearah katoda dan ketika menabrak katoda

menyebabkan beberapa logam pada katoda terpental dan berubah menjadi uap.

Atom yang teruapkan ini, karena tabrakan dengan ion gas yang berenergi tinggi,

tereksitasi ke tingkat energi elektron yang lebih tinggi, dan ketika kembali ke

keadaan dasar atom-atom tersebut memancarkan sinar dengan λ yang karakteristik

untuk unsur katoda tersebut. Berkas sinar yang diemisikan bergerak melalui nyala dan berkas dengan λ tertentu yang dipilih dengan monokromator akan diserap oleh uap atom yang ada dalam nyala yang berasal dari sampel. Sinar yang diabsorpsi

paling kuat biasanya adalah sinar yang berasal dari transisi elektron ke tingkat

eksitasi terendah. Sinar ini disebut garis resonansi.

Sumber sinar yang lain adalah Electrode Discharge Lamp. Lampu ini

mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan HCL, tetapi mempunyai output

(6)

karena lampu HCL untuk unsur-unsur ini mempunyai sinyal yang lemah dan tidak

stabil.

b) Tempat sampel

Sampel yang akan dianalisis dengan AAS harus diuraikan menjadi atom-atom netral

yang masih dalam keadaan dasar (ground state). Ada berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu

dengan nyala (flame) dan dengan tanpa nyala (flameless).

 Nyala

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan

menjadi bentuk uap atomnya. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung

pada gas-gas yang digunakan, misalkan untuk gas batubara-udara dengan

suhu sekitar 1800°C, gas alam udara 1700°C, udara-asetilen 2200°C, dan

gas asetilen-dinitrogen oksida (N2O) sebesar 3000°C. Berikut ini disajikan kondisi AAS untuk anaisis beberapa logam pada tabel 2.

Tabel 2. Kondisi AAS untuk beberapa logam

Logam λ(nm) Tipe nyala Kisaran kerja (μg/mL)

Batas deteksi (μg/mL)

Ag 328,1 UA 1-5 0,002

Au 242,8 UA 5-20 0,009

Cd 228,8 UA 0,5-2 0,0007

Fe 248,3 UA 2,5-60 0,006

K 766,5 UP 0,5-2 0,002

Ni 232,10 UA 3-12 0,008

Pb 217 UA 5-20 0,015

Si 251,6 NA 70-280 0,2

Ti 364,3 NA 60-240 0,050

Mg 285,2 UA 0,1-0,4 0,0002

Na 589 UP 0,15-0,6 0,0002

(7)

 Tanpa nyala (fameless)

Teknik atomisasi tanpa nyala dapat dilakukan dengan tungku dari grafit.

Sejumlah sampel diambil sedikit lalu diletakkan dalam tabung grafit,

kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan system elektris dengan cara

melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang

akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini

dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda berongga sehingga

terjadilah penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis

kuantitatif.

c) Monokromator

Monokromator pada AAS dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih panjang

gelombang yang digunakan dalam analisis. Disamping sistem optik, dalam

monokromator juga terdapat suatu alat yang digunakan untuk memisahkan radiasi

resonansi dan continue yang disebut chopper.

d) Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat

pengatoman. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton (photomultiplier tube).

e) Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem

pencatatan hasil. Pencatatan hasil dilakukan oleh suuatu alat yang telah terkalibrasi

untuk pembacaan suatu transmisi atau absorpsi. Hasil pembacaan dapat berupa

angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi atau

(8)

4. ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

Terdapat beberapa metode kuantifikasi hasil analisis dengan metode AAS,

diantaranya:

a) Metode kurva baku (kurva kalibrasi)

Kurva kalibrasi dalam AAS dibuat dengan memasukkan sejumlah tertentu

konsentrasi larutan dalam sistem dilanjutkan pengukuran. Kurva kalibrasi

memuat hubungan linier antara absorbansi (A) dengan konsentrasi analit.

Disarankan absorbansi larutan sampel tidak melebihi absorbansi baku

tertinggi dan tidak kurang dari absorbansi baku terendah (absorbansi sampel

harus terletak pada kisaran absorbansi kurva kalibrasi). Jika absorbansi

sampel terletak diluar kisaran absorbansi kurva kalibrasi maka dilakukan

pengenceran atau pemekatan.

b) Metode perbandingan langsung

Cara ini hanya boleh dilakukan jika telah diketahui bahwa kurva standar

hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi merupakan garis lurus dan

melewati titik nol. Cara yang dikerjakan yaitu mengukur absorbansi larutan

baku (Ab) dengan konsentrasi tertentu (Cb) pada satu konsentrasi saja, lalu

dibaca juga absorbansi larutan sampel (As).

Kadar sampel dihitung degan rumus:

c) Metode standar adisi

Metode ini digunakan untuk menghindari gangguan-gangguan baik

gangguan kimia atau gangguan spektra. Prosedur metode ini melibatkan

(9)

Sx yang berbeda (Sx1, Sx2, Sx3,dst) dan dilanjutkan dengan pembacaan absorbansinya. Proses penambahan standar ini disebut dengan spiking.

5. GANGGUAN PADA AAS

Yang dimaksud dengan gangguan-gangguan (interference) adalah

peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis menjadi

lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam

sampel.

a) Gangguan Kimia (Chemical Interferences)

Gangguan kimia dapat terjadi jika logam yang dianalisa akan bereaksi

dengan kation/ anion yang ada dalam larutan membentuk senyawa yang

sukar diatomkan. Gangguan ini terjadi karena terbentuknya garam-garam

yang punya titik lebur lebih besar daripada logam yang dianalisis, sehingga

pada kondisi T atomizer (pada saat atomisasi) tidak terbentuk atom-atom

sesuai yang dikehendaki.

Contoh: pada analisis Ca akan terganggu oleh adanya pospat atau sulfat

Cara mencegah gangguan kimia:

 Penggunaan nyala api dengan suhu lebih tinggi sehingga mampu mengatomisasi garam yang terbentuk

 Penambahan zat kimia (releasing agent) sehingga pembentukan garam

dapat dicegah. Contoh: pada analisis Ca dengan adanya penggangggu

fosfat, maka ditambahkan zat releasing agent yakni La sehingga

pembentukan Ca(PO4)2 dapat dicegah. b) Gangguan Ionisasi (Ionization Interferences)

Gangguan ionisasi terjadi saat analisis unsur-unsur yang mudah menjadi ion

(10)

yang mudah menjadi ion agar elektron yang dihasilkan mampu menetralkan ion

yang terbentuk karena proses ionisasi.

c) Gangguan matriks (Matrix Interferences)

Gangguan matriks terjadi karena:

 Larutan cuplikan mengandung unsur yang dianalisa dan logam-logam

(Ti, W, Zr) yang membentuk oksida logam.

 Perbedaan sifat kimia (berat jenis, kerapatan, viskositas, tegangan

permukaan) antara larutan sampel dengan standar. Cara mengatasi

gangguan ini adalah dengan mengencerkan larutan sampel hingga sifat

fisikanya sama dengan larutan standar, kalibrasi menggunakan metode

standar adisi sehingga matriks larutan sampel dan standar sama.

 Hilangnya unsur yang dianalisa menjadi senyawa garam volatil pada T

dibawah T atomisasi. Gangguan ini dapat dicegah dengan cara:

ditambah chemical modifier yang dapat menghambat atomisasi,

digunakan suhu atomisasi yang rendah dengan mengubah unsur tersebut

menjadi senyawa hidrida.

 Beberapa unsur membentuk senyawa yang sangat stabil yang sulit

diatomkan.

d) Gangguan emisi (Emission Interferences)

Pada konsentarsi analit yang tinggi, metode AAS untuk unsur-unsur yang

memiliki emisi tinggi terkadang menunjukkan presisi yang lemah. Contohnya

adalah barium pada flame N2O-C2H2. Gangguan terjadi karena gangguan elektronik dari photomultiplier. Terdapat beberapa cara menanggulangi

gangguan ini yakni dengan memperkecil lebar celah, serta meningkatkan arus

(11)

e) Gangguan spectra (Spectral Interferences)

Terjadi pada unsur yang spektranya berdekatan

 Di dalam atomizer terdapat spesies lain yang menyerap radiasi pada

panjang gelombang yang overlap (sangat dekat dengan spectra atom

pengganggu, hanya terpisah 0,001 nm) dengan daerah panjang

gelombang serapan atom unsur atom yang dianalisa. Contoh: Va (λ=308,211 nm) dan Al (λ=308,215 nm) dapat diatasi dengan menyeleksi garis resonansi Al yang lain misalnya pada λ=309,27 nm.  Terbentuknya senyawa yang mempunyai daerah Absorbansi pada garis

resonansi unsur yang akan ditentukan. Contoh: penentuan Ba (garis

resonansi 553,6 nm) diganggu oleh Ca karena terbentuk Ca(OH)2 yang

menyerap radiasi pada 540-570 nm.

f) Gangguan Background (Nonspesific interference)

Interferensi yang terjadi pada pengukuran dengan λ pendek (kurang dari 250 nm). Penyebab antara lain:

 Serapan spesies poliatomik (molekuler)  Absorpsi nyala api dari gas pembakar

 Hamburan radiasi oleh partikel-partikel padatan yang halus melintang

(12)

Daftar pustaka

 Ibnu Ghalib Gandjar dan Abdul Rohman. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

 Lajunen, Lauri H.J. 1992. Spectrochemical Analysis by Atomic Absorption and

Emission. Royal Society of Chemistry

 Jeffery, G. H., et al. 1989. Textbook of Quantitative Chemical Analysis. United

States: John Wiley and Sons Inc

 Mudasir, dkk. 2001. Kimia Analisis Instrumentalia I.Yogyakarta: Fakultas MIPA

Gambar

Gambar 1. Proses absorpsi oleh nyala
Gambar 2. Diagram tingkat energi
Gambar 3. Instrumentasi AAS
Tabel 2. Kondisi AAS untuk beberapa logam

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,