• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kegunaan Vitamin A untuk Kesehat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Kegunaan Vitamin A untuk Kesehat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TUGAS

ILMU GIZI KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

Disusun Oleh :

LISA PRIHASTARI (1406505140)

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN GIGI KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

VITAMIN A UNTUK KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Vitamin A (Retinoid dan Karotenoid)

Vitamin A berwarna kuning pucat, dan merupakan bahan yang kurang berwarna yang bersifat larut dalam lemak atau fat solvent dan tidak larut dalam air. Karena derajat tidak jenuh nya yang sangat tinggi, vitamin A berisi lemak dan minyak yang mudah dipecah dengan oksidasi menjadi lemak dan minyak yang rusak. Perlindungan dengan antioksidan seperti vitamin E atau penyimpanan disuhu dingin, tempat gelap akan mencegah proses oksidasi dan kerusakan (menjadi tengik).

Vitamin A yang ditemukan pada sumber makanan hewani memiliki dua bentuk, yaitu vitamin A1 dan Vitamin A2. Vitamin A1 ditemukan pada liver dan lemak tubuh ikan, butter, kuning telur, dan

susu. Vitamin A2 yang tidak terlalu penting untuk nutrisi manusia, pada ikan air tawar.

Vitamin A adalah kelompok yang tesusun dari 2 senyawa utama yaitu retinoid (bentuk awal vitamin A/pre formed yang ditemukan didalam makanan hewani) dan karotenoid (prekusor vitamin A yang ditemukan terutama pada sayur dan buah-buahan). Retinoid tersedia dalam tubuh sebagai retinal (Vitamin A aldehid), retinol (Vitamin A alkohol), dan asam retinoid ( Vitamin A acid).

Ada 4 jenis karotenoid yaitu alfa karotenoid, beta karotenoid, gamma karotenoid dan beta-cryptoxanthin, yang semuanya disebut juga dengan pro-vitamin A karena mereka dapat diubah menjadi retinol didalam tubuh. Likopen, lutein, dan zeaxanthin, juga merupakan karotenoid, tapi tidak dapat diubah menjad vitamin A di dalam tubuh. Untuk manusia, beta karoten adalah yang paling penting karena mengandung aktivitas vitamin A yang paling tinggi dan lebih mudah diperoleh.

Fungsi

(3)

Tanpa vitamin A, lapisan epitel sclera an corneal pada mata akan mengalami keratinisasi, sel-sel epitel yang memiliki cilia seperti dihidung, nasofaring dan saluran pernafasan akan berubah menjadi sel epitel yang tidak bersilia, dan menganggu pembentukan folikel pada rambut.

Fungsi yang paling sering diketahui dari vitamin A adalah mencegah rabun mata. Retina manusia berisi sel batang dan sel kerucut yang berfungsi sebagai sistem fotoreseptor. Sel batang berisi pigmen ungu yang disebut dengan rhodopsin yang sensitif terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Vitamin A adalah komponen essensial dari Rhodopsin, yang merupakan pigmen mata yang sensitif terhadap cahaya. Saat cahaya diserap oleh rhodopsin, ia akan memecah rhodopsin menjadi fragmen protein yaitu opsin dan retinal (vitamin A). Dalam gelap, komponen ini akan kembali bergabung jika kebutuhan vitamin A tersedia dan terpenuhi secara terus-menerus lewat suplai darah. Jika terdapat kekurangan vitamin A, proses regenerasi rhodopsin melambat dan mata tidak dapat beradaptasi terhadap kegelapan (rabun senja). Gambar 1. Menunjukkan Kinerja Vitamin a terhadap penglihatan.

Vitamin A juga terbukti secara eksperimental mempengaruhi formasi tulang, pada binatang muda yang kekurangan vitamin A, mengalami gangguan pertumbuhan tulang. Tulang gagal untuk bertambah panjang, dan remodeling tulang menjadi abnormal dan berhenti. Gangguan pertumbuhan tulang sebagai hasil dari kegagalan perubahan konversi dari osteoblast ke osteoclast. Yang menyebabkan kerusakan tulang selama proses remodeling. Tulang dari binatang muda yang kekurangan vitamin A menjadi rapat/tebal. Ketebalan tulang kemungkinan menekan jaringan syaraf menyebabkan lesi pada syaraf.

(4)

Gambar 1. Fungsi Vitamin A pada proses penglihatan

Metabolisme

Adanya lemak, garam empedu dan campuran zat pancreas sangat esensial untuk melengkapi proses absorbsi vitamin A. Penyakit yang menyebabkan gangguan metabolism lemak, memungkinkan terjadinya defisiensi vitamin A, karena menganggu proses penyerapannya. Preformed vitamin A lebih bioavailabel dan lebih baik diserap dibandingkan karotenoid. Konsumsi sejumlah kecil karotenoid diubah menjadi vitamin A di dalam dinding usus halus. Untuk setiap konsumsi 12µg of beta karoten dalam makanan, 1 µg dari retinol disintesis. Akibatnya, efisiensi konversi dari beta karoten menjadi vitamin A adalah 12: 1 berdasarkan beratnya.

Sekitar 90% penyimpanan vitamin A di tubuh ada dalam liver. Karotenoid disimpan dalam lemak tubuh. Mayoritas preformed vitamin A dan karotenoid di eksresi ke dalam empedu dan dibuang dari tubuh melalui feces. Ginjal juga mengeksresi beberapa vitamin A.

(5)

Nutrisi vitamin A yang adekuat ditentukan dengan menilai level darah dari vitamin baik secara langsung atau protein pembawa. Level serum karoten, lebih menunjukkan intake diet vitamin A yang baru masuk ketimbang penyimpanan dalam tubuh, dan kurang baik untuk memonitor status vitamin A.

Jumlah kebutuhan dan rentang keamanan konsumsi

Recommend Dietary Allowances (RDAs) didasarkan pada diet yang bervariasi dari preformed vitamin A dan karoten. Dalam diet orang amerika, karoten merupakan sumber konsumsi vitamin A yang utama, selain dengan suplemen diet. Tidak ada rekomendasi spesifik untuk persentasi dari vitamin A yang berasal dari karotenoid. RDAs memberikan saran konsumsi retinol equivalent (RE) yaitu dengan 1 mikrogram (µg) dari retinol, atau 6 µg dari betakaroten. Dan satuan internasional (IU) setara dengan 0.3 µg retinol atau 0.6 µg dari betakaroten, adapun pembagiannya :

- RDA untuk anak-anak dengan rentang 300-600 µg/hari tergantung pada usia - RDA untuk laki-laki diatas 14 tahun adalah 900µg/ hari; 1000 RE atau 5000 IU - RDA untuk wanita diatas 14 tahun adalah 700 µg/hari; 800 RE atau 4000 IU

- Batas atas aman (UL) untk vitamin A adalah 600-3000 µg/ hari (0,6-3mg/hari) disesuaikan dengan usia

Untuk orang sehat yang memperoleh nutrisi vitamin A yang adekuat dari diet makanan mereka, memiliki cadangan yang cukup didalam tubuh mereka. Orang dewasa mempunyai kemampuan penyimpanan untuk menyesuaikan kebutuhan tubuh selama beberapa bulan atau tahunan. Sedangkan pada bayi dan anak-anak belum memiliki sistem penyimpanan dan lebih mudah mengalami efek dari defisiensi diet.

Sumber Vitamin A

Dalam diet di USA dan kanada, sumber utama makanan untuk vitamin A berasal dari padi dan sayur. Sebagian besar suplai berasal dari karotenoid dalam sayur dan buah-buahan. Vitamin A stabil dalam proses pengolahan dan suhu memasak. Makanan beku dan diawetkan dapat mempertahankan kadar vitamin A selama 9 bulan lamanya. Absorbs vitamin A lebih baik dalam bentuk sudah dimasak ketimbang dalam bentuk mentah.

(6)

Preformed vitamin A ditemukan pada sumber hewani seperti susu, susu skim, liver, ikan, krim, butter, margarine dan kuning telur. Pemberian suplementasi vitamin A yang lebih besar dari level RDA akan memungkinkan resiko terjadinya keracunan/toksisitas. Pasien seharusnya diminta untuk mendapat sumber vitamin A dari makanan bukan dari suplemen.

Efek dan implikasi kekurangan Vitamin A terhadap kesehatan Mulut

Pada kondisi Kekurangan vitamin A, jaringan gagal untuk berekembang atau beregenerasi dengan sempurna, sehingga menyebabkan terganggunya proses penyembuhan. Jika defisiensi semakin parah, gejalanya adalah kekeringan pada kulit, kesulitan adaptasi dalam gelap, dan keruskan mata.

Tanda-tanda yang sering berupa keratinisasi atau kering, mengelupas, dan kasar pada kulit, terutama pada sekitar folikel rambut (follicular hyperkeratosis). Kehalusan, dan kelembutan epitel secara normal sebagai perlindungan terhadap bakteri, tapi pada kasus kekeringan, infeksi pada mata, mulut dan saluran pernafasan dan pencernaan mudah terjadi. Xerophthalmia (kekeringan pada bola mata) berkembang dalam beberapa tahap, tahap awal berupa rabun senja. Ini diikuti dengan xerosis (kekeringan dan menurunnya daya transparan) dari kornea. Jika pada tahap ini dapat dirawat, kondisi dapat kembali seperti semula. Bagaimanapun, xerosis yang tidak tertangani akan berkembang cepat ke lapisan yang lebih dalam dari kornea meninggalkan luka dan kebutaan yang permanen. Sebanyak 10 juta anak, terutama di Negara berkembang,mengalami defisiensi vitamin A dan 500,000 menjadi buta.

Defisiensi vitamin A berhubungan dengan peningkatan infeksi pada kelahiran dan kematian. Anak-anak yang mengalami defisiensi vitamin A mempunyai insidens yang lebih tinggi terjadinya infeksi pernafasan dan diare, dan mild xerophthalmia 4 kali lebih besar menyebakan kematian daripada yang tidak kekurangan.

Pada Jaringan periodonsium, pada penelitian eksperimental di hewan, kekurangan vitamin A menyebabkan terjadinya hyperkeratosis dan hyperplasia di jaringan gingival. Dan adanya kemungkinan terjadinya poket periodontal sebagai hasil proliferasi dari basal sel dari epitel ginggiva dan menyebabkan berkurangnya infiltasi seluler dari lamina propia.

(7)

labial, sehingga labial dentin terbentuk dengan rongga interglobular dan sempit juga atubular lingual dentin. Gigi yang berantakan, dan akar yang mengecil dan lebih tebal juga terlihat pada binatang yang mengalami defisiensi vitamin A. namun pada manusia, gigi tidak sensitive terhadap kekurangan vitamin A. Tidak ada korelasi yang jelas antara karies gigi dan enamel hipoplasia terhadap defisiensi vitamin A. Kemungkinan dikarenakan defisiensi harus sangat parah yang mana merupakan hal yang jarang terjadi.

Pada kelenjar saliva, kekurangan vitamin A menyebabkan terjadi atrofi kelenjar saliva yang menyebabkan berkurangnya flow saliva dan berakibat pada meningkatkanya kemungkinan karies.

Pada membran mucus mulut, karena defisiensi vitamin A berhubungan dengan metaplasia epitel (perubahan reversible dimana sel yang satu digantikan oleh sel yang lain) dan hiperkeratinisasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa oral leukoplakia mungkin sebagai respon dosis yang berlebihan dari vitamin A. Tetapi terapi jenis ini belum dapat diterima secara luas karena prosesnya yang tidak dapat secara jelas di jabarkan. Pada penelitian oleh Waranun Buajeeb et al, 2008 diperoleh hasil bahwa suplementasi dengan beta karoten berpengaruh ( P < 0.01) terhadap penurunan micronucleated exfoliated cells (MEC) yang merupakan fragmen sitoplasmik pada DNA yang biasanya meningkat pada lesi oral pre malignant dalam hal ini pada OLP (Oral lichen planus) tipe atropik dan erosive.

(8)

Tabel 1. Frekuensi MEC pada OLP sebelum dan sesudah suplementasi Beta karoten

Celah bibir dan langit-langit, baik kelebihan atau kekurangan vitamin A dilaporkan menginduksi terjadinya celah bibir dan palatum(langit-langit mulut). Pada research reports oleh J. Zhang et al, 2014 dilaporkan bahwa pada kelompok bayi yang baru lahir yang menderita Non-Syndrome CLP (NSCLP) ketika dilakukan pemeriksaan level serum vitamin A-nya dalam hal ini RBP4 (Retinol Binding protein 4) diketahui mengalami penurunan dibandingkan bayi normal. Hal ini berarti bahwa berkurangnya level RBP4 atau vitamin A berhubungan/ berpengaruh secara signifikan (P< 0.01) dengan bayi baru lahir yang mengalami NSCLP, sehingga suplementasi vitamin A sangat penting pada masa awal kehamilan.

Gambar 3. Level plasma vitamin A pada CLP dan kontrol

Efek dan implikasi kelebihan vitamin A pada kesehatan rongga mulut

(9)

membuat warna kulit dan jaringan mulut menjadi orange. Perubahan warna ini dapat dilihat pada telapak tangan, dan sclera mata. Perubahan warna kulit ini dapat kembali normal dengan mengurangi konsumsi karoten.

Seperti halnya pada defisiensi, toksisitas dapat juga menyebabkan gangguan proses penyembuhan dan pertumbuhan. Kelebihan vitamin A dapat meyebabkan resorbsi tulang dan menghambat formasi atau pembentukan tulang. Kelebihan vitamin A juga menjadi faktor resiko untuk osteoporosis. Gejala toksisitas antara lain mual, muntah, nyeri abdominal, kegagalan pertumbuhan pada anak atau penurunan berat badan pada orang dewasa, kekeringan dan terkelupasnya kulit, rambut yang rapuh, tulang panjang yang lemah, nyeri sendi, sakit kepala, dan pembesaran liver. Kondisi ini masih memungkinkan kembali normal jika suplementasi dihentikan, tetapi membutukan waktu penyembuhan beberapa minggu.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ehrlich, Ann. 2010. Nutrition and Dental Health, Second edition. USA : Delmar Cengage Learning.

2. Palmer, Carole A. 2007. Diet and nutrition in oral health, second edition. New Jersey : pearson education, inc.

3. Papas, Nizel. 1989. Nutrition in Clinical Dentistry third edition. Philadelphia, USA : WB saunders company

4. Sroda, Rebecca. 2010. Nutrition For A Healthy Mouth, Second edition. USA: Wolters Kluwer Health.

5. Siegenthaler G, Satnson J, Bertiard J-P, Fiore-Donno G, Saurat J-H. Retinoidbitiditig proteitis iti human oral mucosa. J Oral Pathol 1987: 17: 106-112

6. Johansson I, Lumikari M, Ericson T: Effect of a moderate vitamin A deficieticy on saliva secretion rate and some salivary gjycoproteins in adult rat. Scand J Dent Res 1989; 97: 263— 7,

7. J. Zhanget al Proteomic Analysis of RBP4/ Vitamin A in Children with Cleft Lip and/or Palate.

J Dent Res 93(6):547-552, 2014

Gambar

  Gambar
Gambar 2. Grafik perbandingan MEC OLP sebelum dan sesudah suplementasi beta karoten
Tabel 1. Frekuensi MEC pada OLP sebelum  dan sesudah suplementasi Beta karoten

Referensi

Dokumen terkait

• Jika opini EFSA menunjukkan angka lebih rendah dari penetapan saat ini, maka akan mengikuti rekomendasi yang baru. • Jika opini menunjukkan angka yang lebih tinggi, maka tetap

Pada pengujian dengan beban buck converter didapati peningkatan daya sebesar 79% pada pengujian sumber cahaya halogen tegak lurus terhadap sel surya, 43% pada

Jadi dengan demikian siswa yang ingin memilih jurusan Multimedia, TKJ atau RPL tidak diharuskan memiliki daya analitis yang tinggi, untuk mendapatkan hasil belajar

Sehingga hal tersebutlah yang melatar belakangi untuk menganalisa perubahan struktur mikro &amp; fase sensor gas dari material keramik TiO2 menggunakan metode sol-gel dengan

(2015) yang dilakukan di Kota Metro ditemukan lima tipe phytotelmata dari 86 individu yang ditemukan terdiri dari 49 individu pada ketiak daun, 14 individu pada lubang buah/kulit

Keberhasilan dari implementasi pengolaan sampah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Curitiba dengan mengikutsertakan warganya menjadi daya tarik bagi peneliti untuk

Sehingga sesuai dengan apa yang dipaparkan pada analisis data yang menyatakan bahwa jenis campur kode yang memperoleh persentase tertinggi adalah campur kode yang

Sedangkan dua masalah terakhir yang terkait dengan pengembangan modul navigasi pada robot otonom adalah masalah kognisi dan kontrol gerak, yang berkaitan dengan metode atau