• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SIMULASI LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP (1)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR AKUNTANSI

“ SIMULASI LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP”

Disusun oleh :

FARAHDINA

RIFANDA

M.B

INDAH

PUSPITA

SARI

YULI

RATNA

SARI

YUNI

SAPUTRI

DWI

AFRIANI

(1001035214)

(1101035031)

(1101035050)

(1101035079)

(1101035088)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan laporan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menunjukkan kinerja keuangan perusahaan pada tahun sekarang guna sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan perusahaan tahun berikutnya.

Sehubungan dengan pentingnya laporan keuangan bagi suatu entitas, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan pernyataan-pernyataa standar yang mengatur pembuatan laporan keuagan atau biasa disebut dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Umum (PSAK Umum). PSAK Umum tersebut secara bertahap oleh IAI sedang dilakukan perubahan dengan adopsi International Financial Reporting Standard

(IFRS) , sehingga pada tahun 2013 seluruh PSAK merupakan hasil adopsi dari IFRS (Syarif : 2010). Pada kenyataannya, hanya perusahaan–perusahaan yang berskala besar yang mampu menyusun dan menyajikan laporan keuangan berdasarkan PSAK Umum, hal ini dikarenakan dibutuhkannya biaya yang besar.

Perusahaan rokok lokal merupakan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Ciri tersebut termasuk dalam entitas yang menggunakan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). SAK ETAP berlaku pada tanggal 1 Januari 2012. Dengan adanya SAK ETAP, perusahaan berskala kecil seperti perusahaan rokok lokal akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun laporan keuangan serta efisiensi biaya. 1.2 Perumusan Masalah

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF

Berdasarkan uraian yang tersaji diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap perusahaan harus memiliki laporan keuangan dan bagi perusahaan berskala kecil telah terdapat SAK ETAP yang mempermudah penyusunan laporan keuangannya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melakukan peelitian dengan mengangkat judul: “Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Studi Kasus pada Perusahaan Rokok Trubus Alami)”

2.2. LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut: (a) Pendapatan

(b) Beban Keuangan;

(c) Bagian Laba Atau Rugi Dari Investasi Yang Menggunakan Metode Ekuitas (d) Beban Pajak

(e) Laba Atau Rugi Neto.

(4)

ANALISIS BEBAN

Entitas menyajikan suatu analisis beban dalam suatu klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsi beban dalam entitas, mana yang memberikan informasi yang lebih andal dan relevan.

 Analisis Menggunakan Sifat Beban. Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan sifatnya (contoh, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan), dan tidak dialokasikan kembali antara berbagai fungsi dalam entitas.

 Analisis Menggunakan Fungsi Beban

Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau, sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau aktivitas administrasi. Sekurang-kurangnya, entitas harus mengungkapkan biaya penjualannya sesuai metode ini terpisah dari beban lainnya.

Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis diatas pada laporan laba rugi. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan informasi tambahan berdasarkan sifat beban, termasuk penyusutan dan beban amortisasi dan beban imbalan kerja.

2.3 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain kepemilik ekuitas selama periode tersebut.

(5)

(b) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

(c) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai Bab 9Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan;

(d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari:

(i) Laba atau rugi;

(ii) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

(iii) Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

2.4 LAPORAN LABA RUGI DAN SALDO LABA

Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Paragraf 3.13 mengijinkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Entitas menyajikan di laporan laba rugi dan saldo laba pos-pos berikut sebagai tambahan atas informasi yang disyaratkan dalamLaporan Laba Rugi:

(a) Saldo laba pada awal periode pelaporan;

(b) Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutang selama periode; (c) Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode lalu; (d) Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan (kebijakanakuntansi; dan (e) Saldo laba pada akhir periode pelaporan.

2.5 LAPORAN ARUS KAS

(6)

Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

(a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

(b) Penerimaan kas dari royalti,fees, komisi dan pendapatan lain; (c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

(d) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;

(e) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

(f) Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali. Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi. Tetapi, arus kas yang menyangkut transaksi tersebut merupakan arus kas dari aktivitas investasi.

Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

(a) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya;

(b) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya;

(c) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan bunga dalamjoint venture (selain pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan);

(d) penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga dari joint venture (selain penerimaan dari efek yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan);

(7)

(f) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;

Aktivitas Pendanaan

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: (a) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain;

(b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas;

(c) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya;

(d) Pelunasan pinjaman;

(e) Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.

PELAPORAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi dari dampak dari:

(a) Perubahanpersediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan; (b) Pos non kas seperti penyusutan, penyisihan, dan keuntungan dan kerugian valuta

asing yang belum direalisasi; dan

(c) Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

(8)

BUNGA DAN DIVIDEN

Entitas mengungkapkan secara terpisah arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. Entitas mengklasifikasikan arus kas secara konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan. Entitas mengklasifikasikan bunga yang dibayarkan dan bunga dan dividen yang diterima sebagai arus kas operasi karena termasuk laba atau rugi. Sebagai alternatif, bunga yang dibayarkan dan bunga dan dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi, karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau hasil investasi. Dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi karena dividen dibayarkan dari arus kas operasi.

PAJAK PENGHASILAN

Entitas mengungkapkan secara terpisah arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan dan mengklasifikasikannya sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat diidentifikasikan dengan aktivitas pendanaan dan investasi. Jika arus kas pajak dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan pajak yang dibayar harus diungkapkan.

TRANSAKSI NON KAS

Entitas mengeluarkan dari laporan arus kas, transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas. Entitas mengungkapkan transaksi tersebut dalam laporan keuangan sehingga memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Banyak aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempunyai dampak langsung terhadap arus kas saat ini meskipun mempengaruhi struktur aset dan modal entitas. Tidak dimasukkannya transaksi non kas dalam laporan arus kas adalah konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transaksi tersebut tidak mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Contoh transaksi non kas adalah:

(9)

(c) konversi utang menjadi modal.

KOMPONEN KAS DAN SETARA KAS

Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas dan menyajikan rekonsiliasi jumlah yang dilaporkan dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang disajikan dalam neraca.

PENGUNGKAPAN LAIN

Entitas mengungkapkan, bersama dengan pendapat manajemen, jumlah kas dan setara kas yang signifikan yang dimiliki entitas, namun tidak dapat digunakan oleh entitas. Hal ini karena adanya pembatasan lalu lintas devisa atau pembatasan hukum .

2.6 CATATAN LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

STRUKTUR

Catatan atas laporan keuangan harus:

(a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan.

(b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

(c) Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi

relevan untuk memahami laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan. Secara normal urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:

(10)

8.5);

(c) Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.

(d) Pengungkapanlain.

PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan harus diungkapkan: (a) Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;

(b) Kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

INFORMASI TENTANG PERTIMBANGAN

Entitas harus mengungkapkan pertimbangan secara terpisah dari hal-hal yang melibatkan estimasi dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan atau catatan atas laporan keuangan lainnya yang digunakan manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

INFORMASI TENTANG SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI

Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang informasi mengenai asumsi pokok tentang masa depan dan sumber-sumber pokok lain untuk mengestimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang menyebabkan adanya suatu penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan tahun berikutnya. Terkait aset dan kewajiban tersebut, catatan atas laporan keuangan harus memasukkan rincian tentang: (a) Sifat; dan

(b) Jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

2.3.1. KEBIJAKAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI DAN KESALAHAN

PEMILIHAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

(11)

tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun, entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP jika dampaknya tidak material. Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, maka manajemen harus menggunakan pertimbangannya (judgement) untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang: (a) Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan

ekonomi; dan

(b) Andal yaitu dalam laporan keuangan yang:

(i) Menyajikan dengan jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari suatuentitas;

(ii) Mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, serta tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya;

(iii) Netral yaitu bebas dari bias; (iv) Mencerminkan kehati-hatian; dan

(v) Bersifat lengkap dalam semua hal yang material.

Dalam membuat pertimbangan seperti yang dijelaskan di manajemen harus mengacu danmempertimbangkan penerapan sumber-sumber berikut ;

(a) Persyaratan dan panduan dalam SAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan terkait; dan

(b) Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2

Konsep dan Prinsip Pervasif.

(12)

industri yang berterima umum, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber-sumber yang ada di paragraf 9.5.

KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI

Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansinya secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, kecuali SAK ETAP secara spesifik mensyaratkan atau mengijinkan kategorisasi pos-pos sehingga kebijakan akuntansi yang berbeda adalah sesuai. Jika SAK ETAP mensyaratkan atau mengijinkan kategorisasi tersebut, maka suatu kebijakan akuntansi yang sesuai dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kategori.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Entitasharus mengubah kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:

(a) Disyaratkanberubah sesuai SAK ETAP; atau

(b) Akan menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan mengenai pengaruh transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas.

Hal-hal berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:

(a) Penerapan kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang berbeda secara substansi dengan transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang terjadi sebelumnya; dan

(b) Penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang belum terjadi sebelumnya atau tidak material.

(13)

Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi

Entitasharus mencatat perubahan kebijakan akuntansi sebagai berikut: (a) Entitas harus menerapkan perubahan kebijakan akuntansi sebagai akibat

perubahan persyaratan dalam SAK ETAP sesuai dengan ketentuan transisinya, jika ada;

(b) Entitas harus menerapkan seluruh perubahan kebijakan akuntansi lainnya secara retrospektif

Penerapan Restropektif

Jika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk informasi komparatif periode lalu untuk tanggal paling awal dimana hal tersebut adalah praktis, seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut telah diterapkan sebelumnya. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak terhadap periode individual dari perubahan kebijakan akuntansi untuk informasi komparatif satu atau lebih periode lalu yang disajikan, maka entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi baru atas nilai tercatat aset dan kewajiban pada periode sajian paling awal dimana penerapan retrospektif adalah praktis (mungkin periode berjalan) dan membuat penyesuaian korespondensi ke saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh.

Pengungkapan Perubahan Kebijakan Akuntansi

Ketika penerapan awal SAK ETAP atau perubahannya mempunyai pengaruh ke periode berjalan atau periode yang lalu atau mungkin periode mandatang, maka entitas harus mengungkapkan:

(a) Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;

(b) Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu yang disajikan, jika praktis, jumlah penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh;

(14)

(d) Penjelasan jika tidak praktis untuk menentukan jumlah yang diungkapkan. Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu mengulang pengungkapan-pengungkapan tersebut.

Ketikaperubahan kebijakan akuntansi sukarela mempunyai pengaruh terhadap periode berjalan atau periode yang lalu, atau mungkinmempunyai

pengaruh terhadap periode mendatang, maka entitas harus mengungkapkan: (a) Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;

(b) Alasan penerapan kebijakan akuntansi baru yang menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan;

(c) Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu yang disajikan, jika praktis, jumlah penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh;

(d) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode sebelumnya yang disajikan, jika praktis; dan

(e) Penjelasan jika tidak praktis untuk menentukan jumlah yang diungkapkan.

Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu mengulang pengungkapan-pengungkapan tersebut.

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik suatu aset, yang berasal dari pengujian status sekarang dari, dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa mendatang yang terkait dengan, aset dan kewajiban. Perubahan

estimasi akuntansi yang berasal dari informasi baru atau pengembangan baru dan, oleh karena itu, bukan koreksi kesalahan.

Entitas harus mengakui pengaruh perubahan estimasi akuntansi secara prospektif dengan memasukkannya ke laporan laba rugi di:

(15)

(b) Periode terjadi perubahan dan periode mendatang, jika berpengaruh terhadap keduanya.

Jika perubahan estimasi akuntansi mengubah aset dan kewajiban, atau terkaitdengansuatu pos di ekuitas, maka rentitas harus mengakuinya dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, kewajiban atau ekuitas yang terkait di periode perubahan tersebut.

Pengungkapan Perubahan Estimasi

Entitas harus mengungkapkan sifat setiap perubahan estimasi akuntansi dan dampak perubahan tersebut pada aset, kewajiban, penghasilan, dan beban pada periode berjalan. Jika praktis bagi entitas untuk mengestimasi dampak perubahan tersebut untuk satu atau lebih periode akan datang, maka entitas mengungkapkan estimasi tersebut.

KOREKSI KESALAHAN PERIODE LALU

Kesalahan periode lalu adalah kelalaian dan kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi yang andal:

(a) Yang tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan; dan

(b) Diekspektasi dengan layak seharusnya diperoleh dan dimasukkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut.

Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan matematis, kesalahan penerapankebijakan akuntansi, kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta, dan kecurangan. Jika praktis, entitas harus mengoreksi kesalahan periode lalu secara retrospektif pada laporankeuangan yang diterbitkan pertama kali setelah penemuan dengan cara:

(a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode penyajian sebelumnya dimana kesalahan terjadi; atau

(16)

disajikan kembali.

Jika tidak praktis untuk menentukan periode spesifik pengaruh kesalahan atas informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sebelumnya yang disajikan, maka entitas harus menyajikan kembali saldo awal aset, kewajiban, dan ekuitas untuk periode paling awal dimana penyajian kembali secararestropektif praktis dilakukan (kemungkinan bisa periode berjalan).

Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu

Entitas harusmengungkapkan hal-hal berikut untuk kesalahan periode yang lalu:

(a) Sifat dari kesalahan periode yang lalu;

(b) Untuk setiap periode lalu yang disajikan, jika praktis, jumlah koreksi untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh;

(c) Jumlah koreksi pada awal periode yang lalu yang disajikan paling awal (d) Jika penyajian kembali secara retrospektif adalah tidak praktis untuk

periode lalu tertentu, kondisi yang menyebabkan ketidak-praktisan tersebut dan deskripsi bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi. Laporan keuangan untuk periode-periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan tersebut.

2.4. Berikut ini adalah laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP :

2.4.1. Neraca

(17)

NERACA

PR. TRUBUS ALAMI PER 31 DESEMBER 2013

AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

Kas Setara kas Rp 44.688.093.588 Hutang Usaha Rp 51.942.602.013 Piutang Usaha Rp 33.434.350 Hutang lain - lain Rp 250.000.000 Piutang Lain - lain Rp 28.487.500 Hutang Pajak Rp 138.989.278 Persediaan Rp 5.269.697.554

Pajak Dibayar dimuka Rp 455.826.237

Jumlah Aktiva Lancar Rp 50.475.539.229 Jumlah Kewajiban Lancar Rp 52.331.591.291

AKTIVA TETAP EKUITAS

Harga Perolehan Rp 4.665.635.999 Modal Rp 3.792.074.154

Akumulasi Penyusutan Rp (1.117.679.059) Laba/(Rugi) berjalan Rp (2.100.169.277) Aktiva Tetap Bersih Rp 3.547.956.940 Jumlah Ekuitas Rp 1.691.904.877 Total Aktiva Rp 54.023.496.169 Total Kewajiban Dan

Ekuitas

Rp 54.023.496.168

2.4.2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode tertentu (Weygandt : 2007). Dalam laporan laba rugi, pendapatan disajikan pertama kali, kemudian diikuiti dengan beban, terakhir laba (rugi) bersih dihitung setelah pengurangan dari pajak.

(18)

LAPORAN LABA RUGI

Perusahaan Rokok Trubus Alami Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Penjualan

Beban lain - lain

Laba bersih sebelum pajak Beban pajak penghasilan

Rp 104.525.500 Rp (1.991.439.800) Rp (2.095.965.300 Rp

(19)

2.4.3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan – perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama periode waktu tertentu. Periode waktunya sama dengan periode waktu yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.

Berikut ini adalah penyajian laporan perubahan ekuitas untuk PR. Trubus Alami untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 :

Perusahaan Rokok Trubus Alami Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik

Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Desember 2013

Modal awal Penambahan :

Saldo laba (rugi) ditahan Total penambahan Pengurangan : Prive

Saldo laba (rugi) berjalan Rugi bersih Desember 2013 Total pengurangan

Modal akhir 31 Desember 2013

Rp 2.393.584.998 2.4.4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas memberikan informasi mengenai penerimaan kas dan

pembayaran – pembayaran kas selama satu periode. Laporan arus kas

melaporkan :

(1) pengaruh kas dari operasi selama satu periode,

(2) transaksi – transaksi pendanaannya,

(3) kenaikan atau penurunan bersih kas sepanjang periode, dan

(20)

Dalam laporan arus kas, laba bersih harus diubah dari basis akrual menjadi

basis kas. Dalam menyusun laporan arus kas, PR. Trubus Alami lebih sesuai

dengan menggunakan metode tidak langsung karena metode ini merupakan

metode yang lebih mudah, dan sedikit mengeluarkan biaya dalam

menyusunnya, serta metode ini berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan

arus kas dari aktivitas operasi.

Berikut ini adalah penyajian laporan arus kas PR. Trubus Alami untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 :

Perusahaan Rokok Trubus Alami Laporan Arus Kas

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2013 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Rugi Bersih Rp (2.095.965.300)

Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas Bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi

Beban Penyusutan Rp 70.770.730

Penurunan Piutang Usaha Rp 71.675.250

(Kenaikan) Persediaan Rp 2.518.053.965 Rp (2.375.607.985) Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi Rp (4.471.573.285) Arus Kas dari Pendanaan

Prive Rp 869.548.114

Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pendanaan Rp 869.548.114

Kenaikan (penurunan) bersih kas Rp (3.602.025.171)

Kas pada awal tahun Rp 48.290.118.759

Kas pada awal akhir tahun Rp 44.688.093.588

2.4.5. Catatan Atas Laporan Keuangan

(21)

1) Gambaran Umum

a. Pendirian

Perusahaan Rokok Trubus Alami didirikan di tulungagung tahun 2007, perusahaan bergerak ibidang industri rokok. Perusahaan beralamat di Dusun Kedungdowo RT 02 RW 02, Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung.

b. Perijinan

Perijinan yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebagai berikut:  Surat Ijin Tempat Usaha berdasarkan Undang – Undang Gangguan

No. 503/17/309/2007 dikeluarkan di Tulungagung tanggal 11 Oktober 2007 oleh Kepala Kantor Pelayanan Terpadu.

 Surat Ijin Usaha Perdagangan Besar (SIUP-B) No. 503.3/48/209/2012 ditetapkan di Tulungagung tanggal 16 Desember 2012 oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.

 Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-84 /WPJ.12/KP.0303/2006 ditetapkan di Tulungagung tanggal 08 Maret 2006 Kepala Seksi TUP.

 Surat Ijin Industri (IUI) Besar No. 13.2.3/0013/209/2012 ditetapkan di Tulungagung tanggal 16 Desember 2012 oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.

2) Kebijakan Akuntansi

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

(22)

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah.

b. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas di tangan dan kas di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Kas di tangan digunakan untuk memenuhi biaya operasional sehari – hari, seperti pembelian bahan baku, biaya pengiriman, dan biaya operasional lainnya.. sedangkan kas di bank adalah kas yang telah disetorkan kepada rekening pemilik.

c. Piutang Usaha

Perusahaan pada dasarnya mengadakan penyisihan untuk kemungkinan adanya piutang yang tidak dapat tertagih berdasarkan persentase atas saldo piutang pada tanggal neraca. Penghapusan piutang dengan menggunakan metode cadangan dan dibebankan sebagai beban operasional. Sampai dengan 31 Desember 2013 dan 31 Desemer 2013 besarnya cadangan ditetapkan sebesar Rp 0,- (nol rupiah).

d. Persediaan

(23)

e. Aset Tetap

Nilai aset tetap diakui sebesar harga perolehan yang dikurangi dengan nilai akumulasi penyusutan, kecuali tanah yang tidak bisa disusutkan. Harga perolehan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap. Akumulasi penyusutan merupakan jumlah dari beban penyusutan tiap tahunnya. Penyusutan dihitung berdasarkan masa manfaat dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus.

f. Pendapatan dan beban

Pendapatan diakui sebagai pendapatan pada sataan dilakukan penyerahan / pengiriman barang kepada konsumen, sedangkan beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis) pada periode yang bersangkutam.

g. Hutang Usaha

Pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang dilakukan secara kredit diakui sebagai hutang usaha. Pelunasan hutang tersebut sesuai dengan perjanjian antara perusahaan dengan supplier yang bersangkutan.

h. Ekuitas

Ekuitas merupakan modal yang digunakan oleh pemilik untuk membangun perusahaan. Pembangunan PR. Trubus Alami merupakan modal yang berasal dari milik pribadi pemilik.

i. Perpajakan

(24)

3.) Kas dan Setara Kas Akun ini terdiri dari:

31 Des 2013 31 Des 2013

Rp Rp

Kas Kecil 5.630.388 6.937.128

Kas Besar 38.459.178 76.094.345

Ayat Silang 44.569.946.640 48.138.957.647 Kas di Bank

Bank BNI 555 984.550 739.800

Bank BNI 888 73.072.832 67.389.839

Total 44.688.093.588 48.290.118.759

4.) Piutang Lain-lain

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Akun ini terdiri dari:

Piutang direksi - 75.000.000

Piutang pihak III -

-Piutang karyawan 28.487.500

-Total 28.487.500 75.000.000

5.) Persediaan

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Akun ini terdiri dari: Persediaan Bahan Baku Persediaan Tembakau Glondong

Paiton 140.000.000 60.204.000

Madura 120.000.000 87.596.000

Weringin 20.000.000 27.694.000

Tulungagung 150.000.000 97.097.000

Temanggung 162.500.000 247.506.000

(25)

Persediaan Cengkeh glondong 2.721.006.317 47.708.800 Persediaan Tembakau Giling

Paiton 14.952.000 11.340.880

Madura 25.192.000 4.300.880

Weringin 3.264.000 451.320

Tulungagung 52.182.000 6.704.198

Temanggung 46.254.000 61.462.830

Virgin 27.478.500 20.816.635

Cengkeh Giling 126.442.800 89.350.422

Persediaan Campuran

Tembakau Campuran CK 5 778.364.997 5.494.002

TSG 2 256.537.059 816.826

Persediaan Bahan Pembantu

Persediaan Etiket 75.115.575 48.874.982 Persediaan Kertas Kaca/ OPP 15.620.140 29.410 Persediaan Kertas Slop/ press hvs 26.731.337 8.963.289 Persediaan Kertas Keseng/ Bal 20.785.856 4.479.948 Persediaan Kertas Ambri 24.612.640 26.481.415 Persediaan Kertas Kaca/ OPP Slop 19.853.339

-Persediaan Barang Dalam -

-Proses -

-Persediaan Pita Cukai 407.804.994

-Persediaan Barang Jadi -

-Total 5.269.697.554 919.564.337

(26)

6.) Pajak Dibayar Di muka

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Akun ini terdiri dari :

PPh Pasal 22 -

-PPh Pasal 23 -

-PPh Pasal 25 239.180.829

-PPN Yang Belum Difakturkan 245.070.908

-PPN Masukan (28.425.500) 3.537.750

Total 455.826.237 3.537.750

7.) Aset Tetap

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Harga Perolehan :

Tanah 498.500.000 498.500.000

Bangunan 479.000.000 479.000.000

Inventaris Pabrik 324.442.000 216.442.000

Inventaris Kantor 15.000.000 13.600.000

Kendaraan 410.000.000 410.000.000

Mesin 2.938.643.999 0

Jumlah Harga Perolehan 4.665.635.999 1.617.542.000 Akumulasi Penyusutan :

- Bangunan (187.627.917) (187.627.917)

- Inventaris Pabrik (215.932.181) (215.932.181) - Inventaris Kantor (14.764.828) (12.162.718)

- Kendaraan (298.690.300) (298.690.300)

- Mesin (400.663.833) 0

Jumlah Akum. Penyusutan : (1.117.679.059) (823.929.116)

Nilai Buku 3.547.956.940 793.612.884

(27)

Akun ini terdiri dari utang kepada pemasok yang terutama timbul sehubungan dengan pembelian bahan baku dan bahan pembantu, dengan rincian sebagai berikut :

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Bahan Baku

Sapuri 300.000.000

H. Ramli 400.000.000

Karji

Tioeng Oen 20.000.000 50.000.000

Gaifak 170.000.000

Tika 3.800.000.000 4.500.000.000

NN 47.742.028.660 39.289.380.197

Bahan Pembantu

PT. Alam Dian Raya 118.485.576 268.874.698

PT.Inti Jaya Plastik 46.105.633 83.783.757

Dallas 19.572.330 30.279.100

NN 4.850.000 7.891.732

NN 4.242.000 3.790.000

NN 1.820.000 2.360.000

NN 185.497.814 159.176.099

Total 51.942.602.013 45.265.535.583

9.) Hutang Lain-lain

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Hutang Pemilik

-Hutang Pihak III -

-Hutang Lain-Lain 250.000.000

(28)

-10.) Hutang Pajak

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Akun ini terdiri dari :

PPh Pasal 21 16.135

-PPh Pasal 22 -

-PPh Pasal 23 -

-PPh Pasal 25 138.456.543

-PPh Pasal 4 ayat 2 -

-PPh Pasal 29 516.600

-PPN - K YBF -

-PPN - K -

-Total 138.989.278

-11.) Penjualan

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

12.) Beban Pokok Penjualan

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Persediaan Awal :

Bahan Baku 816.593.462 1.687.514.784

Bahan Penolong 292.639.874 203.679.285

Total 1.109.233.336 1.891.194.070

Penambahan :

Pembelian 14.942.156.516 7.215.000.000

Penjualan Rokok Trubus Alami 10.102.638.650 13.112.631.250 Penjualan Rokok Trubus Alami Coklat 8.402.248.900 1.394.668.650

(29)

Bahan Penolong 438.522.247 278.651.659

Total 15.380.678.763 7.493.651.659

Persediaan Akhir

Bahan Baku (4.662.580.402) (830.735.292)

Bahan Penolong (165.026.091) (88.829.045)

Total (4.827.606.493) (919.564.337)

Pemakaian Bahan 11.662.305.605 8.465.281.391

Biaya Produksi Langsung

- Biaya Upah 907.793.400 651.337.690

- Biaya FOH 1.023.488.146 301.052.970

Total 1.931.281.546 952.390.660

WIP Awal -

-WIP Akhir -

-Jumlah Pemakaian 13.593.587.152 9.417.672.052

Saldo Awal 512.841.042 749.395.972

Pembelian 6.155.160.000 3.539.232.000

Saldo Akhir (407.834.997)

-Pemakaian Cukai 6.260.166.045 4.288.627.972

Harga Pokok Produksi 19.853.753.197 13.706.300.024

Barang Jadi Awal - 224.552.899

Barang Jadi Akhir -

-Harga Pokok Penjualan

(30)

13.) Beban Usaha

31 Des 2013 31 Des 2012

Rp Rp

Beban penjualan :

Gaji peg. Penjualan -

-Tunjangan -

-Lembur/Premi -

-Bonus / THR -

-Upah Penjualan -

-Bensin,solar,olie -

-Perjalanan sales -

-Pengiriman 18.000

-Parkir/tol/ retribusi -

-Iklan / promosi 2.000.000

-Makan/minum -

-Pemeliharaan kendaraan 15.073.500

-Penyusutan kendaraan 37.103.233 706.641

Lain-lain -

-Komisi Penjualan -

-Total beban penjualan 54.194.733 706.641

Beban umum dan administrasi :

Gaji pegawai BUA 335.319.678 74.060.000

Tunjangan -

-Lembur/Premi -

-Bonus / THR 28.186.876

-Upah bagian umum -

-Jamsostek - 21.998.700

Bensin,solar,olie 27.380.840 1.053.500

Perjalanan dinas 21.287.100 388.000

Tol/parkir/portal 24.000

-Alat tulis kantor 8.425.473 4.435.500

(31)

Fotocopy 893.800 131.500

Makan/minum 9.069.525 1.583.000

Listrik 14.301.120 7.463.725

Telpon/telex/Fax 11.647.964 168.000

Titipan paket / dokumen 190.900

-Benda-benda pos 6.466.100 581.500

Administrasi bank 3.351.500 935.000

Provisi -

-Asuransi -

-Pajak PEMDA 15.655.700 864.500

Pajak 172.535 26.200.000

Sumbangan 17.039.600 81.650.000

Ijin-ijin / akte 49.846.480

-Iuran 29.877.900

-Representasi/entertaiment -

-Keamanan - 1.130.000

Pengobatan 2.725.800 130.100

Lain-lain 104.525.500 58.089.350

Pemeliharaan kendaraan 16.906.325 45.000

Pemeliharaan Inv Kantor 2.188.500 795.000

Penyusutan gedung 5.988.125

-Penyusutan inv kantor 700.000 865.529

Penyusutan Sarana instalasi -

-Zakat -

-Total Biaya Umum dan Administrasi 713.158.341 284.422.904

(32)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan SAK ETAP (studi kasus pada Perusahaan Rokok Trubus Alami), maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dimulai dari mengumpulkan bukti transaksi, menganalisis transaksi, mencatat transaksi dalam bentuk jurnal, memposting ke buku besar, membuat neraca saldo, membuat ayat jurnal penyesuaian, menyusun neraca saldo setelah disesuaikan, kemudian membuat laporan keuangan yang dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

2. Laporan keuangan yang disusun oleh Perusahaan Rokok (PR) Trubus Alami adalah laporan kas kecil harian, laporan kas besar harian, laporan bank harian, laporan laba rugi, neraca mutasi, dan laporan perincian hutang,. PR. Trubus Alami telah meyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis perbedaan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemilu legislatif, serta menguji

Perubahan-perubahan yang diciptakan oleh Sheikh Mohammed tidak lepas dari berbagai faktor yang membangun kepribadian Sheikh Mohammed sendiri, seperti pengalaman dari

Berdasarkan syarat uji t dan kriteria penerimaan dan penolakan pada bab III dengan taraf signifikan 5% maka dapat disimpulkan ditolak dan H a diterima yang berarti

Variabel yang diamati meliputi kepadatan konidium, masa inkubasi, kejadian penyakit, area under disease progress curve (AUDPC), potensi tumbuh maksimum, daya

Penelitian ini ingin membuktikan hasil penelitian yang dilakukan Shaub dan Lawrence (1996) apakah masih sama untuk lingkungan saat ini dan ingin menguji kembali apakah

Nah, berdasarkan kalimat “adanya pola kreatif yang luar biasa karena tidak biasa dari yang sudah biasa”, berarti „sudah biasa’= bisnis produk barang dan jasa, ‘tidak biasa’=

SKENARIO PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT INDIKATOR KINERJA UTAMA GUBERNUR (35 IKU) PERJANJIAN KINERJA GUBERNUR DENGAN PD TAHUN

[r]