• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GLOBALISASI MODERNISASI dan PAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH GLOBALISASI MODERNISASI dan PAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

PENGARUH GLOBALISASI, MODERNISASI dan PANCASILA

TERHADAP JATI DIRI BANGSA

NAMA KELOMPOK :

Venny Ceria K (040912028) Paulus Dwi Agung R. (040912076) Itsnani Maulida R. (041211231233) Renggalis Mayong K. (041211231236) Afifah Aulia A. (041211231255) Mutiya Kurniastuti (041211233014) Ni Putu Nina A. (041211233109) Tabita Ophilia R. (041211233113) Abraham Kartiko (041211233124)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya. Dilihat dari tuntutan internal dan tantangan ekternal global, maka keunggulan-keunggulan yang mutlak dimiliki bangsa dan Negara Indonesia adalah penguasaan atas sains dan teknologi dan keunggulan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Penguasaan sains dan teknologi, sebagaimana terlihat dalam pengalaman banyak negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman dan sebagainya, menunjukkan bahwa sains – teknologi merupakan salah satu faktor terpenting yang membuat negara – negara tersebut menjadi negara yang maju.

Sesuai dengan tujuan pembangunan untuk mewujudkan manusia yang sejahtera lahir batin, maka penguasaan atas sains dan teknologi memerlukan panduan moral. Sebab, seperti juga terlihat dalam pengalaman negara – negara maju, kemajuan dan penguasaan atas sains teknologi yang berlangsung tanpa bimbingan moral akan menimbulkan berbagai konsekuensi dan dampak negatif. Hal ini pada gilirannya menciptakan masalah-masalah kemanusiaan yang cukup berat, diantaranya krisis nilai – nilai etis, dislokasi, kekosongan nilai-nilai rohaniah, dan sebagainya.

Mempertimbangkan kenyataan ini, pengembangan dan penguasaan sains – teknologi seharusnya berlandaskan pada wawasan moral dan etis. Tantangan globalisasi pada satu pihak, dan kebutuhan menciptakan SDM unggul khususnya dalam sains dan teknologi sehingga mampu mendapatkan tempatnya dalam perkembangan dewasa ini dan masa mendatang di pihak lain.

Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas – batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol, sedangkan modernisasi sebetulnya identik dengan pembangunan. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mewujudkan masyarakat yang maju atau modern sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya.

(3)

dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televisi baik langsung maupun tidak langsung. Dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat, tetapi bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial. Terjadinya perubahan nilai – nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok spesialis di negaranya sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul. Pada dasarnya, dampak negatif terjadi karena ketidaksiapan masyarakat menghadapi perubahan yang ditimbulkan tersebut.

Selain itu teknologi modern yang dihasilkan pembangunan menimbulkan efek samping yang justru bertentangan dengan kemajuan, seperti penggeseran nilai, norma, perilaku dan lembaga. Nilai lama dianggap sebagai nilai yang harus di buang., sedangkan nilai yang baru dianggap sebagai nilai yang terbaik dan mutlak diterima. Menghadapi situasi seperti ini, tidak jarang masyarakat bingung karena umumnya efek tersebut tidak mudah tertangkap oleh panca indra.

Era Globalisasi dewasa ini mengharuskan untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam beriteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jadi diri, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan dengan mengurangi berbagai dampak negatif yang akan timbul dengan cara di antaranya adalah pembangunan kualitas manusia melalui pendidikan, pemberian ketrampilan hidup (life skill) agar mampu menciptakan kreatifitas dan kemandirian, usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis, dan terbuka, usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional, usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa hubungannya modernisasi dengan globalisasi?

2. Apa hubungan modernisasi dan globalisasi dengan pancasila?

3. Bagaimana pengaruh modernisasi globalisasi terhadap eksistensi jati diri bangsa?

1.3 Tujuan Penelitian

(4)

2. Untuk mengetahui hubungan yang ada antara modernisasi globalisasi dengan pancasila

3. Untuk mengetahui pengaruh modernisasi dan globalisasi terhadap jati diri bangsa beserta solusinya terhadap bangsa Indonesia.

BAB II

TELAAH LITERATUR DAN ISI

2.1 Modernisasi

2.1.1 Pengertian Modernisasi

(5)

didasarkan pada suatu perencanaan yang disebut sosial planning. Dan J.W. Schoorl perubahan fisik yaitu cara – cara tradisional kearah modern atau penggunaan teknologi atau mesin serta dari pola pikir yaitu pola pikir tradisional menjadi pola pikir rasional. Modernisasi juga merupakan suatu proses transformasi kompleks dan merupakan perubahan budaya masyarakat pada segala aspek-aspeknya. Kompleksnya gejala ini tidak dapat dirumuskan dalam sebuah definisi tetap, tetapi secara umum dapat didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan ilmiah kepada semua aktivitas, pada semua bidang kehidupan. Meningkat dan bertambahnya pengetahuan ilmiah adalah faktor penting dalam proses modernisasi. Modern atau kurang modern-nya masyarakat dapat dilihat dari lebih atau kurangnya penerapan pengetahuan dengan cara yang bertanggungjawab secara ilmiah. Ini tidak hanya mencakup pengetahuan teknik dan ekonomi saja, tetapi pengetahuan di segala bidang kehidupan Hal mendasar dalam proses modernisasi pada masyarakat adalah pergantian teknik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern.

Dalam suatu proses modernisasi, suatu proses perubahan yang direncanakan melibatkan semua kondisi atau nilai-nilai sosial dan kebudayaan secara integratif. Atas dasar ini semua pihak, apakah tokoh, tokoh masyarakat, formal atau non-formal, anggota masyarakat lainnya, apakah dalam skala individual atau pun dalam skala kelompok, seyogyanya memahami dan menyadari, bahwa, manakala salah satu aspek atau unsur sosial atau kebudayaan mengalami perubahan, maka unsur-unsur lainnya mesti menghadapi dan mengharmonisikan kondisinya dengan unsur-unsur lain yang telah berubah terlebih dulu.

2.1.2 Syarat Modernisasi

Syarat modernisasi menurut Soerjono Soekanto adalah : 1. Cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking)

2. Sistem administrasi yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi 3. Adanya sistem pengumpulan datayang baik dan teratur dan terpusat

4. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat – alat komunikasi massa

5. Tingkat organisasi yang tinggi

(6)

2.1.3 Ciri dan Sikap Mental Manusia Modern

Kebudayaan suatu masyarakat dapat menjadi pendorong sekaligus penghambat modernisasi. Karena itu sikap mental dan nilai budaya suatu masyarakat sangat menentukan ditolaknya atau diterimanya suatu perubahan atau modernisasi. Setiap modernisasi hal yang paling mendukung adalah sumber daya manusia modern. Adapun konsep manusia modern dikemukakan oleh Alex Inkeles adalah sebagai berikut:

1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan penemuan-penemuan baru

2. Senantiasa siap menerima perubahan

3. Mempunyai kepekaan terhadap masalah – masalah yang dihadapi di sekitarnya 4. Senantiasa mempunyai informasi yang lengkap mengenai pendiriannya

5. Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang 6. Senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya 7. Tidak parah pada nasib

8. Percaya pada keampuhan iptek

9. Menyadari hak-hak, kewajiban serta kehormatan orang lain

2.1.4 Gejala-gejala Modernisasi

Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan manusia berikut ini:

1. Bidang Budaya : ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar

2. Bidang Politik : ditandai dengan semakin banyaknya Negara yang lepas dari penjajahan. Munculnya negara merdeka yang baru dan tumbuhnya Negara-negara demokrasi. Lahirnya lembaga-lembaga politik dan semakin diakuinya Hak Asasi Manusia.

3. Bidang Ekonomi : ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang dan jasa sehingga sector industri dibangun secara besar-besaran untuk

(7)

kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya yerbentuknya PBB, OKI. Sedangkan Menurut Anthony Giddens (1989), proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga(yang pernah dijajah Barat dan mayoritas hidup dari pertanian).

Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas – batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol, sedangkan modernisasi sebetulnya identik dengan pembangunan. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mewujudkan masyarakat yang maju atau modern sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya.

Globalisasi bukan sekedar fenomena semakin menyempitnya dunia menjadi global village sebagai ‘berkah’ dari kemajuan teknologi informasi-komunikasi dan transportasi. Revolusi teknologi di bidang teknologi telekomunikasi; teknologi jaringan komputer; teknologi media komunikasi optic dan wireless; teknologi multimedia seperti teknik representasi data, kompresi-dekompresi, enkripsi-dekripsi; serta teknologi pendukung lainnya bukanlah inti dari globalisasi itu sendiri. Walaupun kemajuan teknologi ini menjadi ciri era globalisasi, namun itu bukan intinya.

Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi dunia. Biasanya unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah berupa teknologi tepat guna dan mudah aplikasinya, pendidikan formal serta unsur yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Sedang unsur globalisasi yang sulit diteriba biasanya berupa teknologi yang rumit dan mahal, menyangkut ideologi, politik dan kepercayaan serta sukar disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masyarakat.

2.2.2 Proses Terjadinya Globalisasi

Hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegara sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu para pedagang dari Cina dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat maupun jalan laut untuk berdagang.

(8)

dunia.

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia, perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia, Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Hasilnya, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.

2.3 Hubungan Modernisasi dan Globalisasi

Inti dari globalisasi itu adalah imperialisme. Namun, fakta dan bukti banyak mengkonfirmasi bahwa globalisasi merupakan metamorfosis baru dari imperialisme Kapitalis Barat. Dulu kita mengenal bentuk awal imperialisme berupa kolonialisasi, yaitu penguasan wilayah oleh negara-negara Barat atas Dunia Islam pada abad 19 dan Abad 20. Bentuk ini kemudian berakhir pasca perang dunia kedua (1945) dan berubah menjadi modernisasi. Modernisasi ini dikenal dengan istilah pembangunan Hakekat modernisasi sama dengan kolonialisasi, yaitu praktik negara-negara Barat untuk terus mengukuhkan dominasinya atas negara-negara bekas jajahan pasca Perang Dunia II.

Jadi globalisasi adalah metomorfosis paling mutakhir dari imperialisme, yang mulai digaungkan pada pertengahan tahun 80-an. Globalisasi, modernisasi dan kolonialisasi adalah istilah-istilah berbeda yang merujuk pada substansi yang sama yaitu imperialisme. Imperialisme sendiri merupakan pemaksaan dominasi politik, militer, budaya, dan ekonomi atas suatu negara untuk dieksploitasi. Imperialisme atau penjajahan merupakan metode baku dari ideologi kapitalis dalam menyebarkan pengaruhnya. Kendati merupakan metode baku, tapi manifetasi imperialisme muncul dalam beragam bentuk, bisa berupa dominasi militer, politik, ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, budaya maupun bentuk yang lain.

(9)

Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang dimasukkan ke dalam Dunia Ketiga tadi, hanya menikmati sisanya, yakni seperlima produksi dan kekayaan dunia.

Modernisasi yang kemudian didukung oleh globalisasi adalah suatu paket besar dari Barat yang di dalamnya terdapat teknologi, ekonomi, agama, bahkan budaya.

2.4 Globalisasi, Modernisasi, dan Pancasila

Tabb (2001:10) mengatakan bahwa definisi globalisasi merupakan sebuah kategori luas yang mencakup banyak aspek dan makna. Selanjutnya dia mengatakan bahwa:

“Istilah tersebut berarti sebuah proses saling keterhubungan antar negara dan masyarakat. Ini adalah gambaran bagaimana kejadian dan kegiatan di satu bagian dunia memiliki akibat signifikan bagi masyarakat dan komunitas di bagian dunia lainnya. Ini bukan saja soal ekonomi tapi bahkan meningkatnya saling ketergantungan sosial dan budaya dari desa global yang minum Coke dan menonton Disney

Proses globalisasi mempengaruhi pada hampir keseluruhan arena kehidupan manusia. Tetapi pada umumnya meliputi arena ekonomi, politik, dan budaya. Pada arena ekonomi mempengaruhi dimensi perdagangan, produksi, investasi, ideologi organisasi, pasar uang, dan pasar kerja. Pada arena politik mempengaruhi kedaulatan negara, fokus pemecahan masalah, organisasi internasional, hubungan internasional, dan politik budaya. Pada arena budaya mempengaruhi dimensi lanskap kepercayaan (sacriscape), lanskap etnik (etnoscape), lanskap ekonomi (econoscape), dan lanskap persantaian (leisurescape).

Berkaitan dengan globalisasi terhadap konsep etnis dan bangsa ada hal yang menarik terjadi dalam proses tersebut, yang oleh Naisbitt (Tilaar, 2001) disebut sebagai paradoks, yang menimbulkan efek diferensiasi dan sekaligus homogenisasi. Efek diferensiasi terlihat pada runtuhnya negara Uni Soviet akibatnya munculnya sub budaya etnis (etnosentrisme). Negara yang dulunya terdiri dari pelbagai jenis etnis kini terurai ke dalam negara-negara kecil akibat munculnya nilai-nilai budaya etnis. Masalah semacam itu disadari benar oleh para founding fathers negara kita, sehingga memilih semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan pengakuan terhadap nilai-nilai sub budaya yang dari bangsa Indonesia yang bhinneka (berbeda-beda) namun keseluruhannya diikat oleh satu cita-cita untuk menciptakan budaya nasional yang diterima sebagai puncak budaya etnis.

(10)

Jati diri bangsa merupakan identitas budaya bangsa yang menyangkut struktur sosial yang sehari-hari kita pergunakan sebagai cara-cara untuk menyelengarakan kehidupan. Struktur Indonesia tersebut meliputi:

 Unsur-unsur bahasa local, misalnya bahasa jawa, bahasa Minangkabau, bahasa Dayak, bahsa Melayu, dan bahasa daerah-daerah lainya

 Unsur Religi atau kepercayaan, yaitu menyangkut agama dan kepercayaan yang ada pada masyarakat Indonesia, misalnya kejawen, kaharingan, upacara bersih desa, upacara ruwatan, upacara tedak siti, upacara ngaben, dan berbagai insur religi lainya yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat local diseluruh nusantara.

 Unsur-unsur kesenian, misalnya wayang, reog, randai, barong, leong, serta tarian-tarian, dan berbagai bentuk kesenian daerah lainya.

 Unsur-unsur peralatan dan perlengkapan hidup, misalnya keris, parang mandou, dondang, panah, clurit, dan lain sebagainya. Selain itu juga perlengkapan hidup yang lainya, seperti model rumah adat, seperti joglo, limansa dll.

 Sistem organisasi social, seperti nagari di Sumatra, pesirah di Sumatra selatan, desa di jawa, dll. Termasuk yang menyangkut system kekerabatan dan system perkawinan yang mengakar pada kehidupan pada kehidupan masyarakat suku-suku bangsa Indonesia

(11)

BAB III CASE STUDY

Tantangan Modernisasi Globalisasi Terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa

Pemasalahan Globalisasi terhadap Eksitensi Jati Diri Bangsa

Namun demikian, ada beberapa fenomena dan modernisasi yang terjadi belakangan ini yang dapat mengancam terhadap eksistensi jati diri bangsa. Paling tidak ada tiga bidang kehidupan yang mesti kita perhatikan yang sudah sangat terpengarauh dengan globalisasi, dan hal-hal tersebut bisa merusak eksistensi jati diri bangsa , diantaranya dibidang budaya, lingkungan social, serta bidang ekonomi.

1. Bidang Budaya

Acaman globalisasi dan modernisasi terhadap eksisitensi jati diri bangsa dibidang budaya antara lain tercermin dari semakin terkikisnya budaya local. Budaya local tau budaya daerah seolah-olah tergantikan oleh budaya global, khususnya budaya barat di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Contohnya, merebaknya gaya hidup barat di kalangan masyarakat Indonesia, seperti konsumerisme, gaya kehidupan kebarat-bataran (westernisasi), pola pergaulan bebas dikalangan emaja, pengunaan obat-obat terlarang, dan masih banyak lagi.

2. Bidang Sosial dan Lingkungan

(12)

gencarnya investasi asing yang masuk, berdiri sebagai pabrik dengan bermacam industri, terjadi berbagai eksploitasi sumber daya alam. Investor kadang tidak memperhatikan lingkungan alam.

3. Bidang Ekonomi

Acaman globalisasi di bidang ekonomi, antara lain ditandai oleh semakin terbentuknya pola perekonomian kapitalisme pada masyarakat, pola yang kadang mengabaikan sisi kemanusiaan dalam bidang ekonomi. Dalam pola kapitalisme, mereka yang bermodal besar, merekalah yang menang dalam menguasai dan hal ini akan berdampak matinya terhadap usaha local, usaha kecil menengah. Selain itu dapat menimbulkan ketergantungan sisitem perekonomian terhadap Negara-negara barat ( Negara-negara maju) yang salah satunya semakin menumpuknya hutang Negara berkembang.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

(13)

modernisasi. Modernisasi ini dikenal dengan istilah pembangunan Hakekat modernisasi sama dengan kolonialisasi, yaitu praktik negara-negara Barat untuk terus mengukuhkan dominasinya atas negara-negara bekas jajahan pasca Perang Dunia II. Globalisasi merupakan sebuah kategori luas yang mencakup banyak aspek dan makna. Proses globalisasi mempengaruhi pada hampir keseluruhan arena kehidupan manusia. Tetapi pada umumnya meliputi arena ekonomi, politik, dan budaya. Sedangkan modernisasi dapat dilihat sebagai suatu perubahan fisik yaitu cara – cara tradisional kearah modern atau penggunaan teknologi atau mesin serta dari pola pikir yaitu pola pikir tradisional menjadi pola pikir rasional. Jadi modernisasi yang didukung oleh globalisasi adalah suatu paket besar dari Barat yang di dalamnya terdapat teknologi, ekonomi, agama, bahkan budaya.

Berkaitan dengan konsep modernisasi dan globalisasi terhadap bangsa ada hal yang menarik terjadi dalam proses tersebut, yang oleh Naisbitt (Tilaar, 2001) disebut sebagai paradoks, yang menimbulkan efek diferensiasi dan sekaligus homogenisasi. Easalah semacam itu disadari benar oleh para founding fathers negara kita, sehingga memilih

semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan pengakuan terhadap nilai-nilai sub budaya yang dari bangsa Indonesia yang bhinneka (berbeda-beda) namun keseluruhannya diikat oleh satu cita-cita untuk menciptakan budaya nasional yang diterima.

Jati diri bangsa merupakan identitas budaya bangsa yang menyangkut struktur sosial yang sehari-hari kita pergunakan sebagai cara-cara untuk menyelengarakan kehidupan. Struktur Indonesia tersebut meliputi Unsur-unsur bahasa local, religi, peralatan hidup, dan sistem organisasi sosial.

Unsur-unsur kebudayaan local tersebut merupakan asset bangsa yang harus kita pertahankan dan kita kembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberi warna terhadap struktur budaya kita yang dapat membedakan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perubahan sosial yang terjadi akibat globalisasi dan modernisasi tidak mengubah akar budaya bangsa kita sendiri.

(14)

gencarnya investasi asing yang masuk di Indonesia. Dan buidang ekonomi dengan terbentuknya pola kapitalisme perekonomian di indonesia.

4.2 Saran

Dengan adanya permasalahan yang telah dipaparkan diatas, kelompok kami

memberikan beberapa saran untuk mengatasi dampak modernisasi globalisasi terhadap jati diri bangsa. Adapun saran kami adalah sebagai berikut:

 Mengunakan Pancasila sebagai filter dalam IPTEK

 Meningkatkan pemahaman mengenai Bineka Tugal Ika

 Menunjukkan prestasi putra putri bangsa

 Memberikan gambaran tentang kesadaran tentang tantangan global yang dihadapi bangsa Indonesia

 Memotivasi bangsa Indonesia untuk bersikap kritis

 Membagun dalam hal perindustrian dengan aspek kelingkungan

 Memberi Pondasi agama yang baik kepada para anak bangsa

 Menumbukan kesadaran untuk mempertahankan budaya dan melestarikanya

PERTANYAAN & PENJELASAN

1. Dari : Kelompok 10 Pertanyaan :

(15)

Penjelasan oleh Afifah Aulia A. (041211231255) :

Sebuah perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita secara sadar maupun tidak sadar akan membawa dampak. Dampak yang dihasilkan dari perubahan tersebut tergantung dari cara penggunaan kita pada sebuah perubahan. Seperti pertanyaan di atas banyak teknologi yang bermunculan akhir-akhir ini dimana manusia semakin tergantung pada sebuah perubahan yaitu teknologi. Teknologi tersebut akan dikatakan benar atau berdampak positif jika kita gunakan untuk memperoleh informasi dan mempermudah kita untuk melakukan suatu hal. Contohnya : internet kita gunakan untuk memperoleh informasi mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia atau informasi lain, sedangkan untuk mempermudah melakukan sesuatu seperti teknologi ATM yang bisa mentransfer uang ke berbagai daerah. Jika teknologi tersebut dikatakan salah atau berdampak negative ketika kita selalu mengandalkan teknologi untuk suatu kegiatan yang bisa kita kerjakan sendiri. Contoh : internet kita gunakan untuk mengcopy paste tugas prang lain dan kita atas namakan diri kita sendiri.

2. Dari : Kelompok 5 Miranti N(041211233120) Pertanyaan :

Sebutkan alas an dari kelompok anda mengapa globalisasi bisa menjadikan suatu kesenjangan social, padahal seperti yang kita tahu sebelum adanya globalisasi sebenarnya jurang yang kaya dan yang miskin sudah ada?

Penjelasan oleh Ni Putu Nina Aristina (041211233109) :

Memang benar sebelum adanya globalisasi, jurang yang kaya dan yang miskin sudah ada namun sejak munculnya globalisasi kesenjangan social yang ada di Indonesia semakin merajalela. Serta didukungnya sistem kapitalisme yang diterapkan dimana orang yang memiliki modal besar saja yang akan berkuasa. Dengan adanya sistem-sistem itulah kesenjangan social di era globalisasi ini makin parah.

3. Dari : Kelompok 9 Pertanyaan :

Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai budaya kepada masyarakat? Penjelasan olehMutiya Kurniastuti (041211233014):

(16)

menanamkan nilai-nilai budaya di bidang pendidikan seperti pengenalan budaya Indonesia sejak usia dini di jenjang TK maupun SD.

4. Dari : Kelompok 7 Pertanyaan :

Bagaimana meningkatkan keimanan personal di tengah arus globalisasi dan informasi yang menyimpang, sarana pendidikan agama semakin minim, dan tingginya ekspos gaya hidup jauh dari keagamaan?

Penjelasan oleh Tabita Ophilia Rachzari (041211233113) :

Untuk meningkatkan keimanan personal di tengah arus globalisasi ini sebisa mungkin kita mengikuti kegiatan kegiatan rohani yang diadakan oleh tempat ibadah masing-masing agama contohnya seperti mengikuti KKR(Kebaktian Kebangunan Rohani) serta berusaha memfilter diri sendiri dengan ajaran agama dalam hal gaya hidup yang mampu menyeret kita ke dalam hal yang negatif. Selain itu dalam diri kita harus memiliki keinginan untuk lebih bersekutu dengan Tuhan, banyak berdoa dan usahakan meluangkan waktu pribadi untuk Tuhan supaya kita tetap berada dalam perlindungan Tuhan dan tidak terbawa dengan gaya hidup yang menyimpang.

5. Dari : Kelompok 1 Muhamad Nashish(041211232023) Pertanyaan :

Bagaimana cara mempertahankan jati diri bangsa tanpa menghindari laju modernisasi dan globalisasi?

Penjelasan oleh Itsnani Maulida R.(041211231233) :

Dengan adanya permasalahan yang telah dipaparkan diatas, kelompok kami memberikan beberapa saran untuk mengatasi dampak modernisasi globalisasi terhadap jati diri bangsa. Adapun saran kami adalah sebagai berikut:

 Mengunakan Pancasila sebagai filter dalam IPTEK

 Meningkatkan pemahaman mengenai Bineka Tugal Ika

 Menunjukkan prestasi putra putri bangsa

 Memberikan gambaran tentang kesadaran tentang tantangan global yang dihadapi bangsa Indonesia

 Memotivasi bangsa Indonesia untuk bersikap kritis

 Membagun dalam hal perindustrian dengan aspek kelingkungan

(17)

Referensi

Dokumen terkait

resminya dalam menyikapi konflik LTS, yakni Indonesia menegaskan akan tetap pada posisi sebagai penengah negara-negara yang berkonflik atau bersengketa atas kawasan itu.Indonesia

Sementara sampai dengan tahun 2014, Penyelian Mitra Tani (PMT) yang merupakan pendamping yang telah direkrut sebanyak 1528 orang, Tujuan PUAP adalah; (1)

setelah muncul seperti gambar di atas maka data dapat dimasukkan dan dikelompokkan sesuai dengan kolom yang ada pada halaman datasheet. Data yang dimasukkan sesuai dengan data

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor tahun 2003, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dan dijelaskan kembali di dalam

dikatakan kurang apabila posisi badan duduk, dengan posisi telapak kaki menjinjit dan diduduki. e) Gerak sembah dikatakan gagal apabila siswa tidak dapat memeragakan apa

Carut-marutnya, perpolitikan di negara Indonesia saat ini, lebih disebabkan oleh pemahaman yang dangkal para elit politik terhadap substansi sejarah peradaban dan budaya masa lalu

Analisis data yang akan dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut: (1) Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran, Hasil observasi memperoleh data kemampuan

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati