• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Motivasi - Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Motivasi - Motivasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Kesatria Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi

2.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “MOREVE” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Secara umum, motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau

beraksi. Menurut Sarwono (2002) “Motivasi menunjuk pada proses gerakan,

termasuk situasi yang mendorong yang timbul dari dalam diri individu, tingkah

laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan

atau perbuatan” (Sunaryo, 2002).

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang

menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam

arah tekad tertentu (Stoner & Freeman, 1995 dalam Suarli & Bahtiar, 2002).

Motivasi menurut Purwanto (2002), adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu (Suarli & Bahtiar, 2002).

Menurut Suarli dan Bahtiar (2002), motivasi menurut bentuknya terdiri

atas (1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri

individu,misalnya tingkat pendidikan, harapan/keinginan dan pengalaman (2)

Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar diri individu, misalnya

lingkungan, dorongan/bimbingan dari orang lain dan jarak tempat tinggal ke

puskesmas. Motivasilah yang merangsang, memberikan arah dan mendorong

(2)

mengelilingi, yang pencapaiannya membawa kepada pemuasan motivasi tertentu

(Langgulung, 1986).

2.1.2. Aspek-Aspek Motivasi

Ada dua aspek yang dikenal yaitu aspek aktif atau dinamis dan aspek

pasif atau statis (Hasibuan, 1996). Aspek aktif/dinamis yaitu motivasi tampak

sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya

manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Aspek

pasif/statis yaitu motivasi tampak sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan

dan menggerakkan potensi sumber daya manusia itu kearah tujuan yang

diinginkan.

Keinginan dan kegairahan kerja ini dapat ditingkatkan berdasarkan

pertimbangan tentang adanya dua aspek motivasi yang bersifat statis, yaitu:

a) Aspek motivasi statis tampak sebagai keinginan dan kebutuhan pokok manusia

yang menjadi dasar dan harapan yang akan diperolehnya dengan tercapainya

tujuan organisasi.

b) Aspek motivasi statis adalah berupa alat perangsangan/insentif yang

diharapkan akan dapat memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan

pokok yang diharapkannya tersebut.

2.1.3. Teori-Teori Motivasi

a) Teori Abraham Maslow

Abraham Maslow memandang bahwa kebutuhan manusia tersusun atas

(3)

mendasar (kebutuhan fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi

diri), yaitu:

1) Fisiologi: kebutuhan yang berkaitan langsung dengan fisik manusia,

seperti makan, minum, tempat tinggal, kesehatan badan, dan

lain-lain.

2) Keamanan dan keselamatan (safety & security): kebutuhan akan kebebasan dari ancaman, baik berupa ancaman kejadian atau

ancaman dari lingkungan. Misalnya adalah gaji tetap sehingga bisa

melakukan perencanaan reguler.

3) Rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta: kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, seperti pertemanan,

afiliasi, interaksi, pernikahan, kerja sama dalam tim, dan lain-lain.

4) Harga diri (esteem): kebutuhan untuk menghargai diri sendiri maupun mendapat penghargaan dari orang lain. Misalnya adalah

pencapaian posisi atau jabatan tertentu.

5) Aktualisasi diri (self actualization): kebutuhan untuk bisa memaksimumkan kemampuan, keahlian dan potensi diri. Misalnya

dalam menghadapi tantangan kerja.

Konsep Maslow menyebutkan bila pada suatu saat semua kebutuhan

ada, maka kebutuhan biologislah akan terasa paling kuat tuntutan

pemenuhannya. Sehingga kebutuhan-kebutuhan yang lain belum akan

terasa tuntutannya. Manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai

(4)

berbagai kebutuhan. Bila kebutuhan tidak terpuaskan akan

mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut. Namun bila sudah

terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi motivator.

b) Teori Herzberg

Herzberg meninjau motivasi dalam hubungannya dengan kepuasan

kerja. Ia membedakan kebutuhan yang mendorong orang bertingkah

laku menjadi dua kelompok yaitu:

1) Faktor Higienik (faktor ekstrinsik)

Disebut juga faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan kerja atau

faktor yang dapat mencegah terjadinya ketidakpuasaan kerja, seperti

jabatan, gaji, status, kondisi lingkungan kerja, kebijakan, peraturan

ruang perawatan dan rumah sakit, kualitas hubungan interpersonal,

hubungan dalam kelompok, hubungan bawahan-atasan, jaminan

keamanan dalam bekerja.

2) Faktor Motivasional (faktor intrinsik)

Faktor motivasional adalah seperangkat kondisi kerja yang

membantu membangun suatu motivasi. Faktor-faktor tersebut adalah

prestasi, peningkatan status pekerjaan itu sendiri, tanggung-jawab

dan pengembangan pribadi. Masalah motivasi sangat berkaitan

dengan pekerjaan dan cara mempertinggi motivasi tersebut dengan

cara mengubah design tugas sehingga menimbulkan kegairahan

(5)

c) Teori X-Y Mc Gregor

Mengatakan bahwa terdapat dua sikap dasar pada manusia. Sikap

seseorang akan mempengaruhi produktivitasnya. Sikap dasar tersebut

adalah:

1) Sikap dasar yang dilandasi oleh teori X

Asumsi dari teori ini bahwa pada hakekatnya manusia kebanyakan

lebih suku diawasi daripada diberi kebebasan, tidak senang

menerima tanggung jawab, malas dan selalu ingin aman saja.

Motivasi kerjanya yang utama adalah uang dan keuntungan finansial.

Kelompok ini mau bekerja karena adanya imbalan atau hadiah.

2) Sikap dasar yang dilandasi oleh teori Y

Asumsi dari teori ini adalah bahwa hakekatnya kebanyakan manusia

suka bekerja. Bekerja merupakan kegiatan alami seperti halnya

bermain dan kontrol terhadap diri sendiri merupakan suatu hal yang

esensial.

d) Teori Mc.Clelland

Mc.Clelland mengembangkan teori prestasi dan menyimpulkan

bahwa motivasi yang terdapat dalam diri seseorang dipengaruhi oleh

tiga kebutuhan:

1) Kebutuhan akan keberhasilan

Seseorang selalu ingin tampil lebih baik dari sebelumnya. Dorongan

untuk menjadi yang terbaik, mencapai keberhasilan sesuai dengan

(6)

2) Kebutuhan akan afiliasi

Seseorang memiliki keinginan untuk membentuk persahabatan, cinta

dan rasa memiliki dalam hubungan antara manusia secara dekat.

3) Kebutuhan akan kekuasaan

Seseorang memiliki keinginan untuk mengontrol dan mempengaruhi

orang lain untuk berperilaku seperti yang dia kehendaki.

e) Proses theoris of motivation

Teori ini berfokus pada cara mengontrol atau mempengaruhi perilaku

seseorang, yang terdiri dari empat teori proses motivasi, yaitu:

1) Penguatan (Reinforcement)

Perilaku yang memuaskan harus dikuatkan dan dipuji untuk

meningkatkan dorongan mengulang kembali perilaku tersebut agar

menjadi sebuah motivasi dikemudian hari.

2) Penghargaan (Expectasy)

Penghargaan adalah tingkat penampilan tertentu terwujud melalui

usaha tertentu, yang meyakini bahwa individu termotivasi oleh

harapan yang akan datang sehingga melakukan pekerjaannya dengan

baik.

3) Keadilan (Equity)

Keadilan adalah usaha atau kontribusi yang diberikan, dihargai sama

dengan penghargaan yang telah diberikan pada orang lain. Dengan

perlakuan yang adil tidak akan merubah perilaku tetapi sebaliknya

(7)

telah memiliki motivasi yang tinggi tidak mendapat keadilan sesuai

dengan kontribusi yang telah diberikan maka perilakunya akan

berubah dan motivasinya akan turun.

4) Penetapan tujuan (Goal Setting)

Seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja jika

tugas dan tanggungjawabnya ditetapkan dengan jelas yang meliputi

lima komponen, yaitu: SMART (Spesifik, Measurable, Achievable,

Realistic, Tim bound).

f) Teori Isi (Content theory)

Teori isi sering disebut juga teori kebutuhan dan teori kepuasan yang

terdiri dari:

1) Teori Motivasi Konvensional (Taylor)

Teori ini disebut juga teori motivasi tradisional atau klasik dimana

dalam pendekatannya menggunakan pendekatan faktor ekonomi.

Semakin besar imbalan yang diberikan, maka diharapkan semakin

tinggi motivasi sehingga menghasilkan gairah kerja yang tinggi,

prestasi yang meningkat dan akhirnya diharapkan produktifitasnya

tinggi.

2) Teori Motivasi ERG (Aldefer)

Teori motivasi ERG (Existence, Relatedness, Growth) merupakan

modifikasi dari teori kebutuhan Maslow guna memperbaiki beberapa

kelemahan. Teori ini menempatkan kebutuhan manusia kedalam tiga

(8)

kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman dan nyaman yang

bersifat sangat mendasar sehingga harus terpenuhi. Kekerabatan

(Relatedness), merupakan kebutuhan kebersamaan dengan cara

saling berhubungan diantara sesama. Dengan terciptanya hubungan

yang baik akan menstimulus motivasi. Pertumbuhan dan

Perkembangan (Growth), terdiri dari kebutuhan harga diri dan

aktualisasi. Dengan adanya kesempatan tumbuh dan berkembang,

maka akan menumbuhkan motivasi bagi seseorang.

2.2. Puskesmas

2.2.1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja (KepMenKes No.128 Thn 2004). Tujuan pembangunan kesehatan

yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan masyarakat yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja

puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2.2.2. Fungsi Puskesmas

a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

(9)

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu

puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan

puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

b) Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan

kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut

menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya

sosial budaya masyarakat setempat.

c) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab

(10)

1) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

tertentu ditambah dengan rawat inap.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,

perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga

berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan

masyarakat lainnya.

2.2.3. Upaya dan Azas Penyelenggaraan

Upaya untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalu puskesmas,

yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut

(11)

a) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai

daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya

kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di

wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi

kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai

kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah perilakunya

menjadi perilaku sehat. Sasaran penyuluhan adalah kelompok-kelompok

masyarakat yang berisiko tertular penyakit maupun masyarakat umum.

Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

tiap-tiap program puskesmas (Muninjaya, 2002).

Upaya kesehatan lingkungan adalah bertujuan menanggulangi dan

menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan

yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit menular di

masyarakat. Sasarannya adalah tempat-tempat umum (seperti pasar, restoran,

tempat ibadah, sumber air minum penduduk dan tempat pembuangan air

limbah dan sebagainya). Upaya selanjutnya adalah upaya kesehatan ibu dan

anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan menurunkan angka

kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu pada saat kehamilan, bersalin dan

saat menyusui. Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan

status gizi dan pencegahan sedini mungkin berbagai penyakit menular yang

(12)

berkembang secara optimal. Sasaran program KIA adalah Ibu hamil, ibu

menyusui dan anak-anak sampai dengan umur 5 tahun. Sementara tujuan

program KB adalah menurunkan angkakelahiran dan meningkatkan kesehatan

ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang norma keluarga kecil

bahagia dan sejahtera yang sasarannya adalah pasangan usia subur (Muninjaya,

2002).

Upaya perbaikan gizi adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan

status gizi masyarakat melalui pemantauan status gizi kelompok-kelompok

masyarakat yang mempunyai resiko tinggi (ibu hamil dan balita), pemberian

makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan.

Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak yang berumur di

bawah lima tahun (Muninjaya, 2002).

Kegiatan yang dilaksanakan pada upaya pemberantasan penyakit menular

bertujuan menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin dan mengurangi

berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya

penyebaran penyakit menular di suatu wilayah, memberikan proteksi khusus

kepada kelompok masyarakat tertentu agar terhindar dari penularan penyakit

(Muninjaya, 2002). Pemberian immunisasi, pemberantasan vektor dan

pendidikan kesehatan kepada masyarakat adalah beberapa kegiatan yang

dilakukan.

Upaya pengobatan meliputi diagnosa sedini mungkin melalui riwayat

(13)

melaksanakan tindakan pengobatan, melakukan upaya rujukan diagnostik dan

pengobatan/rehabilitasi (Effendy, 1998)

b) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan

dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:

1) Upaya Kesehatan Sekolah

2) Upaya Kesehatan Olah Raga

3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4) Upaya Kesehatan Kerja

5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6) Upaya Kesehatan Jiwa

7) Upaya Kesehatan Mata

8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta

upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini

merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya

pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan

pelayanan penunjang, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

(14)

permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat dijadikan sebagai salah

satu upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah (1) Azas

pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah

kerjanya. (2) Azas pemberdayaan masyarakat, yaitu puskesmas wajib

memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam

penyelenggaraan setiap upaya puskesmas.(3) Azas keterpaduan, untuk mengatasi

keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan

setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak

dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan, yakni: keterpaduan lintas

program dan keterpaduan lintas sektor. (4) Azas rujukan, yaitu sebagai sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas

terbatas utuk itu dilimpahkanlah wewenang dan tanggungjawab atas kasus

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik

secara vertikal dalam arti satuuk, strata sarana pelayanan kesehatan ke strata

sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar

pelayanan kesehatan yang sama (DepKes, 2004).

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis dan keadaan

infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah

(15)

2.3. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau rangkaian alat yang bersifat tidak

kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat interaksi antara konsumen

dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan perusahaan pemberi pelayanan

yang dimaksudkan untu memecahkan persoalan konsumen (Gronroos, 1990

dalam Ratminto & Winarsi, 2005). Dalam hal ini pelayanan yang diberikan adalah

pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diselenggarakan secara sendiri

atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan ditandai dengan

cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi

yang memiliki tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit dengan sasaran utama masyarakat (Hodgetts & Cascio, 1983

dalam Mubarak, 2009).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan

yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh

tenaga kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan

tersebut (Azwar, 1999).

Menurut Mubarak (2009) suatu pelayanan kesehatan harus memiliki

berbagai persyaratan pokok yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam

menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal

(16)

2.3.1. Tersedia dan berkesinambungan

Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyara

kat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah

pada setiap saat dibutuhkan.

2.3.2. Dapat diterima dan bersifat wajar

Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan

keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan

kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu

pelayanan kesehatan yang baik.

2.3.3. Mudah dicapai

Ketercapaian yang dimaksud yaitu lokasi, pengaturan distribusi sarana

kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu

terkonsentrasi di daerah perkotaan saja dan sementara itu tidak ditemukan

di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

2.3.4. Mudah dijangkau

Terutama dari sudut biaya, harus dapat diupayakan biaya kesehatan sesuai

dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Biaya yang mahal hanya

mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah

pelayanan kesehatan yang baik.

2.3.5. Bermutu

Mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan

(17)

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah

Referensi

Dokumen terkait

Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif pada selang waktu tertentu.... Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit

Namun pada neonatus dengan gejala klinis TB dan didukung oleh satu atau lebih pemeriksaan penunjang (foto toraks, patologi anatomi plasenta dan mikrobiologis darah v.umbilikalis)

Tujuan dari penulisan ini adalah membuat aplikasi yang dapat memberikan rekomendasi pemesanan iklan yang optimal, data yang saling terintegrasi, dan kalkulasi

penelitian, persentase tikus yang tertangkap di Pasar Rasamala lebih banyak yang mengalami yaitu sebesar. pada

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP)

Dimana apabila menunjukan status tersedia dari sebuah sarana pada suatu tanggal tertentu itu artinya sarana tersebut masih bisa untuk dilakukan pemesanan karena

guru membantu pustakawan dalam hal penerapan gerakan literasi di sekolah, guru mendukung kegiatan budaya membaca dengan cara memeberikan kesempatan 15 menit kepada siswa

Pokok- pokok pembahasan yang disajikan dalam tulisan ini meliputi kajian teknis pengaruh parameter panjang pukulan terhadap recovery pencucian bijih timah menggunakan