• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan organ: anggota tubuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan organ: anggota tubuh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Organogenesis

Blastulasi dan gastrulasi mencakup proses-proses pembentukan pola,

penentuan informasi posisional, induksi, perubahan bentuk sel dan

diferensiasi sel. Perkembangan struktur dan organ tubuh menggunakan

proses-proses yang sama

Perkembangan organ: anggota

tubuh

Dalam kuliah-kuliah yang lalu kita telah melihat

aspek umum perkembangan yang menentukan

ar-sitektur tubuh. Kini kita akan melihat

organogene-sis: perkembangan struktur dan organ tubuh.

Seperti blastulasi dan gastrulasi, perkembangan

organ mencakup proses-proses pembentukan pola,

penentuan informasi posisional, induksi,

perubah-an bentuk sel dperubah-an diferensiasi sel. Hperubah-anya saja

me-kanisme selular organogenesis bekerja pada

pola-pola ruang dan waktu yang berbeda.

Kita akan melihat proses-proses ini dalam

orga-nogenesis anggota tubuh ayam. Perkembangan

or-gan yang lain berjalan berdasarkan prinsip-prinsip

yang kurang lebih sama. Juga, prinsip yang sama

berperan dalam perkembangan sayap dan kaki

se-rangga.

Anggota tubuh vertebrata

Perkembangan anggota tubuh ayam bermula

setelah bentang tubuh ditentukan. Anggota tubuh

ini berkembang dari tunas. Tunas sayap mulai

ter-lihat pada embryo yang berumur tiga hari dan

un-sur-unsur utama sayap sudah terbangun pada hari

ke-10.

Anggota tubuh mempunyai tiga sumbu

perkem-bangan, yaitu sumbu proksimo-distal yang berjalan

dari pangkal anggota ke ujungnya; sumbu

(2)

posterior yang berjalan sejajar dengan sumbu

tu-buh (pada tangan manusia, sumbu ini berjalan dari

ibu jari ke kelingking; pada ayam, dari jari 2 ke jari

4); dan sumbu dorso-ventral (pada tangan

manu-sia, berjalan dari punggung ke telapak tangan)

Pada awalnya, tunas anggota mempunyai dua

komponen utama: inti, yang terdiri dari sel-sel

me-senkim mesodermal, dan selapis epitelium

ektoder-mal. Hampir keseluruhan anggota tubuh berasal

dari inti mesenkimal, walau sel-sel ototnya

diper-oleh dari sel-sel somit yang bermigrasi kepadanya.

Inti mesenkimal akan membentuk unsur-unsur

anggota tubuh yang mencakup kartilago (yang

nantinya akan digantikan oleh tulang), otot dan

tendon dan juga struktur-struktur yang diperoleh

dari jaringan epidermal, misalnya bulu. Diferensiasi

ini terjadi berdasarkan interaksi antar-sel seperti

yang bekerja pada gastrulasi. Pada organogenesis

sayap burung, dua wilayah tunas yang menjadi

(3)

Rigi ektodermal puncak dan

zona progres

Pada ujung tunas terdapat rigi ektodermal

pun-cak yang merupakan penebalan ektoderm. Rigi ini

terbit berdasarkan ekspresi gen radical fringe. Rigi

ini berisi sel-sel kolumnar yang saling terikat oleh

gap junction. Ikatan ini sangat kuat dan memberi

rigi kemampuan untuk menjaga supaya tunas ini

tetap berbentuk pipih di sepanjang sumbu

dorso-ventral.

Ektodermal puncak menjeniskan jaringan

me-senkimal di bawahnya menjadi zona progres. Di

dalam zona ini sel-sel berbiak tanpa

berdiferensia-si. Baru setelah sel-sel ini keluar dari zona progres

maka mereka berdiferensiasi. Bagian yang terletak

dekat dengan tubuh adalah bagian yang

mula-mu-la berdiferensiasi dan diferensiasi ini bergerak

te-rus ke arah distal bersama dengan tumbuhnya

anggota tubuh.

Dalam perkembangan anggota tubuh, sel-sel

dijeniskan berdasarkan posisinya terhadap ketiga

sumbu utama ketika mereka masih berada di zona

progres. Ketika tunas tumbuh, zona progres

sema-kin jauh dari badan dan lama waktu sebuah sel di

dalam zona progress menentukan nasibnya

selan-jutnya. Sel-sel ini pertama-tama mendapatkan

in-formasi posisionalnya; ia kemudian menafsirkan

ni-lai ini berdasarkan jejak-jejak perkembangannya.

Jejak-jejak inilah yang menyebabkan tunas

tum-buh menjadi sayap atau menjadi kaki, walaupun

signal yang diperoleh sama.

(4)

Ketika tunas tumbuh, struktur kartilago mulai

terbentuk dari inti mesenkimal melalui kondensasi,

yaitu proses pengepakan kelompok-kelompok sel.

Kelompok-kelompok sel ini kemudian akan tumbuh

menjadi, pertama-tama humerus, lalu radius dan

ulna (di sepanjang sumbu proksimo-distal) dan

ke-mudian ketiga jari 2, 3, dan 4 (di sepanjang sumbu

antero-posterior). Urutan perkembangan sayap

bu-rung kira-kira sama dengan perkembangan

anggo-ta tubuh depan mamalia.

Perkembangan struktur sayap itu merupakan

respons dari signal berupa protein FGF (FGF-4 dan

FGF-8) yang diberikan oleh rigi ektodermal puncak

ke zona progres. FGF-4 merupakan signal utama,

karena bila kita memberikan protein ini ke embryo

yang riginya kita hilangkan, ia akan menginduksi

pembentukan tunas yang kemudian dapat tumbuh

secara normal.

Setelah seluruh unsur sayap terbentuk, rigi

menghilang. Dalam perkembangan tunas, selain

mendapat signal, zona progres juga memberi

sig-nal kembali ke rigi ektodermal puncak dan sigsig-nal

dari zona ini memelihara rigi puncak. Setelah zona

progres selesai membangun unsur-unsur anggota

tubuh, ia tidak lagi memerlukan rigi ektodermal

puncak sehingga ia menghentikan signalnya ke rigi

(5)

Wilayah polarisasi: sumbu

antero-posterior

Wilayah polarisasi yang terdapat di tunas

ang-gota tubuh vertebrata mempunyai kemampuan

pe-ngendalian yang menyamai pengendali Spemann

pada katak. Bila ia dicangkokkan ke bagian lain,

bagian ini akan membentuk unsur-unsur tunas

yang baru.

Wilayah polarisasi memberikan signal di

sepan-jang sumbu antero-posterior. Bersama tumbuhnya

tunas, konsentrasi molekul-molekul ini menjadi

bertingkat-tingkat. Sel-sel inti mesenkimal

kemudi-an menafsirkkemudi-an nilai signal ykemudi-ang diperolehnya

un-tuk membangun struktur yang sesuai. Misalnya,

pembangunan jari 4 mempunyai ambang yang

tinggi sehingga ia membutuhkan konsentrasi

mor-fogen yang juga tinggi. Jari 3 mempunyai ambang

yang lebih rendah; dan jari 2 lebih rendah lagi.

Signal untuk pemolaan sepanjang sumbu

ante-ro-posterior ini adalah protein Sonic hedgehog.

(Protein ini juga menentukan pola-pola pada somit

dan buluh saraf.) Kelebihan ekspresi gen Sonic

hedgehog di sumbu ini dapat menimbulkan

struk-tur yang baru sehingga, misalnya, menambah

jum-lah jari.

Sonic hedgehog ini juga berinteraksi dengan

FGF-4 dalam umpan-balik positif. FGF-4, sebagai

signal utama rigi ektodermal puncak, menginduksi

Sonic hedgehog di mesoderm sehingga tunas

tum-buh. Pada gilirannya, Sonic hedgehog menginduksi

FGF-4 sehingga rigi menjadi terpelihara. Jadi, rigi

ektodermal puncak dipelihara oleh Sonic hedgehog

dari wilayah polarisasi dan juga oleh signal dari

zo-na progres.

Sumbu proksimo-distal

Pemolaan di sepanjang sumbu proksimo-distal

tidak banyak diketahui. Mungkin sekali ia

ditentu-kan berdasarditentu-kan lamanya

waktu sebuah sel berada

(6)

Pemolaan berdasarkan waktu ini dapat terjadi

melalui penghitungan berapa kali sel-sel telah

ber-belah. Semakin lama sebuah sel berada di zona

progres, ia akan membentuk struktur yang

sema-kin distal.

Sumbu dorso-ventral

Sayap burung mempunyai organisasi yang

kompleks di sepanjang sumbu dorso-ventral.

Misal-nya, bulu yang besar hanya terdapat di permukaan

dorsal. Pada jari-jemari, sisi ventral biasanya tidak

memiliki bulu sedangkan sisi dorsal memilikinya.

Pemolaan ini ditentukan oleh ektoderm.

Gen pengendali sumbu dorso-ventral di

anggo-ta tubuh adalah Wnt-7a yang diekspresikan di

ek-toderm di sisi dorsal dan engrailed yang

diekspre-sikan di ventral. Sisi ventral tampaknya merupakan

daerah “dasar” karena bila Wnt-7a mengalami

mu-tasi sehingga rusak, sisi dorsal akan berkembang

membentuk struktur-struktur ventral. Jadi ekspresi

Wnt-7a menginduksi struktur-struktur dorsal.

Selain kehilangan struktur dorsal, mutasi

Wnt-7a juga menyebabkan jari di wilayah posterior

ti-dak tumbuh. Hal ini menyarankan bahwa

perkem-bangan anggota tubuh di sepanjang ketiga

sumbu-nya merupakan integrasi dari interaksi signal-signal

Wnt-7a, FGF-4 dan Sonic hedgehog.

Pemolaan otot anggota tubuh

Anggota tubuh mendapatkan ototnya dari

sel-sel yang bermigrasi dari somit pada awal

perkem-bangan. Setelah tiba di tunas, sel-sel ini berbiak

dan pertama-tama membentuk massa otot di sisi

dorsal dan ventral, baru kemudian membentuk

berbagai jaringan otot sebenarnya.

Berbeda dengan jaringan kartilago dan jaringan

ikat yang berasal dari mesenkim di tunas itu

sendi-ri dan mendapatkan nilai posisionalnya bersama

berkembangnya tunas, sel-sel yang akan menjadi

otot belum mempunyai nilai-nilai posisional. Jadi

mereka semua setara. Bila somit dari daerah leher

dicangkokkan ke daerah yang akan mengirimkan

sel-sel ke sayap, dari sel-sel yang bermigrasi ini

tu-nas sayap akan membentuk otot-otot sayap yang

normal.

Hal ini menunjukkan bagaimana pola otot

di-tentukan oleh jaringan ikat yang menjadi tempat

tujuan prekursor otot bermigrasi. Tampaknya

(7)

oleh sel-sel prekursor itu.

Bersama dengan

ber-kembangnya tunas, pola

jaringan ikat dan

kartila-go berubah dan sel-sel

prekursor bergerak juga

ke pola-pola yang baru.

Dengan demikian massa

otot menjadi terpolakan sehingga terciptalah

sera-but-serabut otot yang mempunyai pelekatan ke

tu-lang yang sesuai.

Pembentukan jari-jemari

Wilayah di mana jari-jemari terbentuk pada

a-walnya berupa lempeng karena tunas memipih

se-panjang sumbu dorso-ventral. Unsur-unsur

kartila-go berkembang dari jaringan mesenkimal di dalam

lempeng ini. Pemisahan jari yang satu dari jari

yang lain membutuhkan kematian sel-sel yang

ter-dapat di antara kartilago jari-jari itu. Kematian sel

ini dipengaruhi oleh BMP-4. Bila reseptor bagi

BMP-4 pada sel-sel ini dihambat, sel-sel ini tidak

mati sehingga di antara jari yang satu dengan jari

yang lain akan ada selaput. Perbedaan bentuk kaki

bebek yang berselaput dan kaki ayam yang tidak

semata-mata terjadi karena tunas kaki bebek

mengalami lebih sedikit kematian sel.

Signal BMP-4 diperoleh dari jaringan

mesoder-mal dan signal ini menentukan kematian sel baik di

jaringan mesodermal maupun jaringan ektodermal

di atasnya. Prinsip bahwa mesodem menginduksi

ektoderm adalah prinsip umu perkembangan.

Kematian sel terprogram

Kematian sel secara terpilih merupakan bagian

normal perkembangan. Kematian ini terjadi dalam

morfogenesis anggota tubuh di mana ia diperlukan

untuk memisahkan jari yang satu dari jari yang

lain. Ia juga terjadi dalam pembentukan sistem

saraf di mana neuron yang penjuluran aksonnya

tidak mencapai target akan mengalami kematian.

Dalam peristiwa ini, sel yang mati mengalami

proses yang disebut sebagai apoptosis. Apoptosis membutuhkan sintesis RNA dan protein tertentu

yang mengakibatkan konsentrasi kalsium

mening-kat dan mengaktifkan enzim endonuklease yang

menyebabkan kromatin terputus-putus. Dalam

ke-matian ini isi sel tetap terbungkus di dalam

mem-bran sel untuk kemudian keseluruhan sel yang

ma-ti ini difagositosis oleh sel-sel pembersih. Sifat ini

berbeda dari sel yang mengalami kematian karena

sakit, di mana keseluruhan sel membengkak untuk

kemudian pecah. Kematian sel karena sakit ini

disebut dengan nekrosis.

Penafsiran signal-signal

perkembangan

Signal-signal posisional yang mengendalikan

anggota badan depan sama dengan yang

mengen-dalikan anggota badan belakang. Misalnya, bila

wi-layah polarisasi dari tunas sayap dicangkokkan ke

tunas kaki, signal yang diberikannya akan

mem-bentuk jari-jemari kaki dan bukannya jari-jemari

(8)

sayap. Demikian juga, signal-signal yang sama ini

bekerja menentukan bermacam-macam anggota

tubuh berbagai spesies vertebrata. Bila wilayah

po-larisasi dari tunas kaki mencit dicangkokkan ke

tu-nas sayap burung, burung akan mendapatkan

tambahan tunas sayap, bukannya tunas kaki.

Jadi, setiap embryo menafsirkan signal-signal

perkembangan menurut jejak-jejak

perkembang-annya sendiri. Anggota

badan depan

berkem-bang berbeda dari

ang-gota badan belakang

ka-rena jejak perkembangan

mereka berbeda

berda-sarkan letak tunas di

se-panjang sumbu

antero-posterior tubuh.

Demiki-an juga, unsur-unsur

proksimal berbeda dari

unsur-unsur distal karena

letak yang berbeda di

se-panjang sumbu proksimo-distal.

Selain jejak perkembangan, embryo

menafsir-kan signal yang diperolehnya berdasarmenafsir-kan genom

yang dipunyainya. Misalnya, tunas sayap ayam

ti-dak akan membentuk kaki mencit karena genom

ayam akan menentukan pembentukan sayap di

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya network lifetime adalah karena pada protokol C-SGP tidak semua node terlibat dalam proses forward data, sebab data hasil pemindaian dikirim ke cluster

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST) CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

Ja&aban dibuktikan dengan adanya alokasi biaya untuk kegiatan prakerin, u%i kompetensi, bimbingan karir, dan program ke#irausahaan dalam RK$- S/M, maupun bukti realisasi

model pembelajaran berbasis budaya lokal dalam hal ini merupakan kearifan lokal dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan prestasi belajar

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi hasil penelitian

Data yang berkaitan dengan penelitian ini adalah cara mudah menghafal Alquran dengan metode at-Taisir yang ditulis oleh ustaz Adi Hidayat.. Adapun sumber data penelitian

Pada nyeri berat, baik akut maupun kronis, obat ini sering dikombinasikan dengan analgetik yang bekerja sentral seperti opioid.. OAINS merupakan asam organic lemah (pKa 3 -

Keterbatasan nutrien (nitrat dan fosfat) dalam media pemeliharaan kultur mikroalga akan meningkatkan aktivitas kerja dari enzim ACCase yang merupakan prekusor bagi