• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang

Ranitya Ganindha, SH. MH. Dosen Hukum Dagang Fakultas Hukum Univ Brawijaya

1

• Dalam suatu kegiatan usaha / bisnis berutang merupakan hal yang lazim. Permasalahan akan timbul apabila kemudian debitor tidak mampu membayar utang tersebut.

• Perusahaan yang mampu mebayar utang disebut perusahaan yang solven (solvent) dan perusahaan yang tidak mampu membayar utang disebut insolven (insolvent)

2

TUJUAN KEPAILITAN

• Melindungi Kreditur

–Utk melindungi perebutan harta debitur apabila ada bbrpa kreditur yg memiliki piutang pd debitur

–Utk m’hindari adanya kreditur yg curang spti menjual barang milik debitur tanpa

memperhatikan kepentingan kreditur lainnya.

TUJUAN KEPAILITAN

• Melindungi Debitur

–Memberikan cara utk menyelesaikan hutangnya sehingga usaha debitur dapat bangkit lagi

(2)

• Kepailitan berasal dari ketidakmampuan (disertai ketidakmauan dalam praktiknya) debitor untuk membayar utangnya yang telah jatuh tempo.

• Jika keadaan demikian terjadi, maka debitor atau pihak lain dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit ke Pengadilan

Pernyataan pailit harus dengan Putusan

Pengadilan

5

Istilah Kepailitan

Istilah:

• Dari Bahasa Belanda yakniFailisement

Bankcrupty(bangkrut)

6

Definisi Kepailitan

Definisi

- Hakikat umum kepailitan ialah sita umum yang bersifat konservatoir terhadap seluruh harta kekayaan debitor untuk kepentingan para kreditor. Debitor yang dinyatakan pailit kehilangan hak penguasaan atas seluruh hartanya sedangkan penyelesaian harta dilakukan oleh Kurator

7

• Pasal 1 UU Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang secara tegas mendefinisikan kepailitan adalah sita umum atas segala kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan kurator di bawah pengawasan hakim pengawas

(3)

Pengaturan Hukum Kepailitan di

Indonesia

• Diatur dalam Faillissement Verordening (Peraturan Kepailitan ) yang diundangkan dalam Staatsblad Tahun 1905 No. 217 jo Staatsblaad Tahun 1906 No. 348

• Kemudian diperbaharui melalui Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPU) No. 1 tahun 1998 yang kemudian menjadi UU No. 4 Tahun 1998

9

• Setelah sekian tahun berlakunya UU tersebut dirasakan banyak kekurangan sehubungan dengan praktik yang terjadi di lapangan sehingga diundangkannya UU Kepailitan yang baru yakni UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

10

Tujuan Hukum Kepailitan

1. Meningkatkan Upaya Pengembalian Kekayaan kepailitan menyediakan suatu forum untuk likuidasi secara kolektif atas aset debitor

2. Memberikan perlakuan baik yang seimbang dan yang dapat diperkirakan sebelumnya kepada para kreditor.

3. Memberikan kesempatan yang praktis untuk reorganisasi perusahaan yang sakit tetapi masih potensial bila kepentingan para kreditor dan kebutuhan sosial dilayani lebih baik dengan mempertahankan debitor dalam kegiatan usahanya.

Asas Kepailitan

1. Asas Keseimbangan 2. Asas Kelangsungan Usaha 3. Asas Keadilan

(4)

Pihak-Pihak yang Dapat Dinyatakan

Pailit

• Definisi Debitor adalah Orang yang mempunyai Utang karena perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan (Pasal 1 angka 3 UU Kepailitan dan PKPU)

• Debitor tersebut dapat berupa perseorangan maupun badan Hukum (yang meliputi Perseroan Terbatas, Koperasi, Yayasan, Perkumpulan dan BUMN)

13

• Bagaimana dengan Badan Usaha yang tidak berbentuk Badan Hukum? Karena tidak memiliki karakter badan hukum namun melekat pada sekutunya maka yang dapat dipailitkan adalah sekutunya.

14

Pihak-Pihak yang Dapat Mengajukan

Permohonan Kepailitan

1. Debitor Sendiri

2. Seorang atau Lebih Kreditor

3. Kejaksaan untuk Kepentingan Umum

Bagi lembaga-lembaga publik semacam bank, perusahaan asuransi, maka tidak dapat dipailitkan dg mudah, karena kalau jika mereka pailit akan berpengaruh thdp kepentingan masyarakat luas. Shg perlu diperhatikan ketentuan di bawah ini:

15

4. Dalam hal menyangkut debitor yang merupakan Bank, Kepailitan hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia.

5. Dalam Hal menyangkut perusahaan efek, lembaga kliring dan penjaminan, permohonan Kepailitan diajukan oleh BAPEPAM (sekarang Otoritas Jasa Keuangan setelah diundangkannya UU OJK 2011)

4. dalam hal debitor adalah Perusahaan Asuransi, perusahaan reasuransi kepailitan hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan.

(5)

• Catatan : UU Kepailitan dan PKPU merupakan UU yang telah berlaku sejak tahun 2004.

• Pasca UU OJK bagaimana kedudukan BI, BAPEPAM dan Menteri Keuangan?

• Baca http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52dfe654d9902/hubungan-ojk-terhadap-prosedur-kepailitan-perbankan-dan-industri-keuangan

17

Penggolongan Kreditor

• Dalam Kepailitan penggolongan Kreditor dibagi menjadi 3 yakni:

1. Kreditor Separatis 2. Kreditor Preferen 3. Kreditor Konkuren

• Dasar Hukum Perbedaan Kreditor dapat dilihat dalam Pasal 1131, 1132, 1134, dan 1135 BW.

18

Kreditor Separatis

• Ialah kreditor yang memegang hak jaminan kebendaan (Pasal 1134 ayat 2 BW) baik berupa hipotik , gadai, fidusia , resi gudang dan hak tanggungan.

• Golongan kreditor ini tidak terkena dampak akibat putusan pernyataan pailit, artinya hak-hak eksekusi mereka tetap dapat dijalankan.

• Kata Separatis memiliki makna terpisahnya hak eksekusi atas benda-benda yang dijaminkan dari harta yang dimiliki debitor pailit.

(6)

Kreditor Preferen

• Kreditor Preferen adalah kreditor yang punya hak istimewa atau hak prioritas.

• Kreditor ini memiliki hak mendahului karena sifat piutangnya yang istimewa.

21

• Hak istimewa tersebut memiliki arti hak yang oleh undang-undang diberikan kepada yang berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi dari yang berpiutang lainnya.

• Kreditor Preferen dibagi menjadi Kreditor Preferen Khusus (1139 BW) dan Kreditor Preferen Umum (1149 BW)

22

Kreditor Konkuren

• Kreditor konkuren adalah kreditor yang harus berbagi dengan para kreditor lainnya secara proporsional (pari passu).

• Kreditor ini tidak termasuk dalam kreditor separatis maupun preferen ( Pasal 1131 jo 1132 BW).

23

• Pembagian dilakukan berdasar perbandingan besarnya masing-masing tagihan dari hasil penjualan harta debitor yang tidak dibebani oleh hak jaminan.

• Kreditor ini memiliki hak yang sama untuk mendapatkan hasil penjualan harta kekayaan debitor setelah dikurangi kewajiban membayar kepada kreditor separatis dan kreditor preferen.

(7)

Urutan Prioritas Kreditor

• Kepailitan merupakan penjabaran atas pasal:

–1131 BW (Jaminan Umum) dan –1132 BW (Jaminan Khusus)

• Pasal 1131 : Semua harta yang ada atau yang akan ada menjadi jaminan bagi pelunasan hutang hutang debitur.

25

• Pasal 1132 : Hasil dari penjualan lelang dimuka umum akan dibagikan kepada para kreditur.

• Bisa timbul sengketa jika ada itikad tidak baik dari debitur, yaitu mengalihkan hartanya kepada orang lain padahal dia masih punya hutang, sehingga perlu diatur dalam

kepailitan.

26

• Perbedaan kreditor separatis dan kreditor konkuren adalah kreditor separatis memiliki hak untuk melakukan eksekusi objek jaminannya seolah-olah tidak terjadi kepailitan (Pasal 55 UU no. 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU) dan mendapatkan pembayaran terlebih dahulu dari kreditor konkuren.

• Pembagian hasil penjualan harta pailit dilakukan berdasar urutan prioritas di mana kreditor yang kedudukannya lebih tinggi mendapat pembagian lebih dahulu dibanding kreditor yang kedudukannya lebih rendah dan antara kreditor yang tingkatannya sama dibagi berdasar asas prorata ( pari passu prorata

(8)

Syarat Pernyataan Pailit

• Dapat dinyatakan Pailit apabila:

1. debitor setidaknya memiliki dua kreditor (

concursus creditorium)

2. debitor tidak membayar sedikitnya satu utang kepada salah satu kreditor

3. utang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih.

29

Permohonan dan Putusan

Pernyataan Pailit

• Pengadilan yang memiliki kompetensi adalah Pengadilan Niaga

• Panitera akan mendaftarkan permohonan pernyataan pailit tersebut kepada Ketua Pengadilan paling lama 2 hari setelah permohonan

• Paling lambat tiga hari setelah pengajuan permohonan pengadilan harus mempelajari dan menetapkan hari sidang

• Sidang Pemeriksaan harus dilaksanakan paling lambat 20 hari sejak tanggal permohonan didaftarkan.

30

Lanjutan...

• Tujuh hari sebelum sidang pemeriksaan pertama diselenggarakan oleh pengadilan melalui panitera harus:

1. memanggil debitor

2. dapat memanggil kreditor

31

• Permohonan Pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta/ keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit telah terpenuhi. (Pasal 8 ayat 4 UU Kepailitan dan PKPU)

• Setelah melalui prosedur akan diputuskan apakah debitur dijatuhkan putusan pailit atau tidak.

• Diputuskan juga siapa kuratornya dan siapa hakim pengawasnya.

(9)

Upaya Hukum

• Upaya Hukum yang dapat dilakukan adalah dalam bentuk Kasasi ( Pasal 11 UU Kepailitan dan PKPU)

• Tidak dikenal Upaya Banding dalam Kepailitan

• Putusan atas Permohonan Pailit yang telah

inkracht dapat diajukan melalui Peninjauan

kembali (PK) kepada Mahkamah Agung

33

Akibat Hukum Kepailitan

• Meliputi seluruh harta kekayaan debitor pada saat putusan dijatuhkan dan segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan, kecuali :

1. Benda yang benar- benar dibutuhkan oleh debitor karena pekerjaannya, alat medis utk kesehatannya, tempat tidur dan bahan makanan untuk 30 hari.

34

2. Segala sesuatu yang diperoleh debitor sebagai penggajian karena jabatannya, ditentukan oleh hakim pengawas.

3. Uang yang untuk membayar upah yang ditentukan oleh UU

Pengurusan Harta Pailit

• Sejak Putusan Pailit diucapkan Debitor akan kehilangan haknya untuk mengurus dan menguasai harta pailit dan akan diserahkan pada Kurator.

• Kurator Tidak bertindak seorang diri, ada pihak lain yakni:

1. Hakim Pengawas 2. Kurator

(10)

Tugas Kurator

• Melakukan pengurusan dan atau pemberesan harta pailit :

1. Tidak harus dengan persetujuan debitur

2. Boleh melakukan pinjaman kepada pihak ke 3 untuk meningkatkan nilai harta pailit dengan persetujuan hakim pengawas

37

Rapat Kreditor

• Panitia Kreditor ialah Tiga orang kreditor yang dipilih oleh pegadilan untuk memberi nasihat pada kurator tentang pencocokan hutang.

• Rapat-Rapat yang mungkin dilakukan oleh Para Kreditor adalah:

a) Rapat verifikasi

b) Rapat untuk membicarakan perdamaian c) Rapat luar biasa

d) Rapat untuk melanjutkan perusahaan pailit e) Rapat untuk pemberesan harta pailit

38

Perdamaian/ Accord

• Menurut Pasal 144 UU Kepailitan dan PKPU debitor pailit berhak menawarkan

perdamaian kepada semua kreditor

• Perdamaian merupakan perjanjian antara debitor dan kreditor di mana diadakan suatu pengaturan untuk melunasi tagihan.

39

• Apabila perdamaian diterima maka

perdamaian akan mengikat semua kreditor.

• Agar mempunyai kekuatan hukum maka harus ada Pengesahan dari Pengadilan.

(11)

Lanjutan....

• Jika tidak tercapai perdamaian, maka dimulailah tahap INSOLVENSI

• Insolvensi adalah suatu keadaan di mana debitor tidak mampu membayar utangnya

• Insolvensi terjadi ketika debitor pailit dalam tahapan verifikasi tidak mengajukan perdamaian, rencana perdamaian ditolak, atau pengesahan perdamaian ditolak.

• Kurator mulai membereskan (likuidasi) harta debitor untuk dibagi ke para kreditor.

41

Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang (PKPU)

• UU Kepailitan memberi kesempatan kepada debitor yang tidak dapat atau sudah memperkirakan bahwa ia tidak akan dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh tempo dan telah ditagih untuk mengajukan penundaan pembayaran (PKPU) ke Pengadilan Niaga.

42

• PKPU dapat diajukan terhadap debitor yang memiliki lebih dari satu kreditor dan debitor diduga tidak mampu membayar utangnya

Pihak yang Dapat Mengajukan PKPU

• Debitor sendiri • Kreditor

• Bank Indonesia

(12)

Perbedaan Kepailitan dan PKPU

Kepailitan

• Upaya Hukum yang dapat dilakukan adalah Kasasi dan Peninjauan Kembali atas Putusan Pailit yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. (Pasal 11 dan 14 UU Kepailitan dan PKPU)

• Pengurusan Harta Kepailitan dilakukan oleh Kurator

PKPU

• Tidak dapat diajukan upaya hukum (Pasal 235 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU)

• Pengurusan Harta dilakukan oleh Pengurus

45

Kepailitan (lanjutan)

• Sejak ada putusan

pernyataan pailit maka debitor kehilangan seluruh haknya untuk mengurus dan

menguasai semua

kekayaannya termasuk atas harta pailit

• Tidak ada jangka waktu penyelesaian Kepailitan di Pengadilan Niaga

PKPU (lanjutan)

• Dalam PKPU debitor masih diperkenankan untuk mengurus harta selama mendapat persetujuan pengurus.

• Dalam PKPU, PKPU dan perpanjangannya tidak lebih dari 270 hari.

Referensi

Dokumen terkait

untuk merepresentasikan pola reproduksi, namun ketika digabungkan dengan hasil pengamatan histologi ternyata juga tidak cocok karena pada histologi gonad terjadi tahap

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat perangkat aplikasi yang dapat menyalakan dan memadamkan serta mengatur intensitas kecerahan lampu dengan menggunakan

Sedangkan pemberian limbah media jamur tiram untuk semua dosis perlakuan tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah daun tanaman dikarenakan pemberian

reduksi dan oksidasi (redoks) unity of sciences dengan kualitas yang baik berdasarkan hasil validasi dari para ahli dan keterbacaan, sehingga dapat mendukung peserta

Salah satu pendidikan yang sangat penting yang harus ditanamkan kepada anak-anak sejak dini adalah pendidikan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM). HAM sendiri

Pasal 222 ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menentukan bahwa debitor yang tidak dapat atau

Pada bagian dua dibahas mengenai fungsi karakteristik dan metode nilai Shapley dalam menyelesaikan permainan n -pemain.. Kemudian, pada bagian tiga diberikan contoh pembahasan

Mekanisme PKPU selain dilakukan oleh debitor, juga dapat dilakukan oleh kreditor yang memperkirakan bahwa Debitor tidak dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah