BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan film semakin maju dengan adanya efek-efek yang mambuat nuansa dunia fantasi benar-benar nyata serta tidak hanya dinikmati secara 2 dimensi saja, kini film pun dapat dinikmati dalam keadaan 3 dimensi. Perkembangan film memiliki perjalanan cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film di masa kini yang kaya dengan efek, dan sangat mudah didapatkan sebagai media hiburan. Saat ini digital movie yang lebih praktis banyak digemari sehingga semakin menjadikan popularitas film meningkat dan film menjadi semakin dekat dengan keseharian masyarakat modern. (https://id.wikipedia.org)
mempengaruhi mereka. Film dianggap sebagai bentuk seni penting, sumber hiburan populer, dan media yang kuat untuk mendidik atau mengindoktrinasi warga negara. (https://en.wikipedia.org)
Karena film merupakan media yang kuat untuk mendidik, maka film dapat dijadikan metode alternatif dalam pendidikan. Menurut Trianton (2013, hlm 51 ) film adalah bagian dari produk budaya yang di dalamnya juga termuat nilai-nilai budaya, sehingga film juga menjadi efektif untuk menanamkan nilai budaya atau nilai pendidikan. Salah satunya yaitu dalam pendidikan sejarah, karena beberapa alasan menurut Trianton (2013, hlm 59) pertama, film mampu mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, kedua, film mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realitas. Ketiga, film dapat membawa penonton dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari masa ke masa yang lain. Keempat,pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat, kelima, film dapat mengembangkan pikiran dan gagasan siswa, mengembangkan imajinasi siswa dan memperjelas hal-hal yang abstrak dengan gambaran yang lebih realistik. Keenam, film sangat mempengaruhi emosi seseorang.
Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis bermaksud untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh film dokumenter terhadap pelajaran sejarah dengan judul “Pengaruh Film Dokumenter Terhadap Efektivitas Belajar Siswa dalam Pendidikan
Sejarah di SMAN 1 Sumedang”.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas maka penulis mengemukakan beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini diantaranya :
1. Bagaimana peranan film dokumenter terhadap pendidikan?
2. Bagaimana pengaruh film dokumenter sebagai media pembelajaran terhadap pendidikan sejarah di kalangan siswa SMAN 1 Sumedang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penulis ingin disampaikan dalam rumusan masalah di atas antara lain untuk mengetahui :
1. Peranan film dokumenter dalam pendidikan.
2. Pengaruh film dokumenter sebagai metode pembelajaran di kalangan siswa SMAN 1 Sumedang.
3. Tingkat efektivitas belajar siswa terhadap pendidikan sejarah melalui media film dokumenter.
1.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan kegiatan penelitian terhadap “Pengaruh Film Dokumenter Terhadap Efektivitas Belajar Siswa dalam Pendidikan Sejarah di SMAN 1
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
Metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi tambahan melalui buku dan internet sebagai bahan pertimbangan antara data-data yang penulis dapatkan.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.
3. Obsevasi
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya tulis,penulis membaginya dengan 4 bab. Adapun bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAU PUSTAKA terdiri dari teori dasar yang berkaitan dengan penelitian,teori tersebut meliputi penjelasan “Pengaruh Film Dokumenter Terhadap Efektivitas Belajar Siswa dalam Pendidikan Sejarah di SMAN 1
Sumedang”.
BAB III PEMBAHASAN MASALAH mengeksplorasi isi dari karya tulis ini,meliputi “Pengaruh Film Dokumenter Terhadap Efektivitas Belajar Siswa dalam Pendidikan Sejarah di SMAN 1 Sumedang”.
BAB II
TINJAU PUSTAKA
2.1 Film
Secara harfiah, film (cinema) berasal dari kata cinematographie yang berarti cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya) dan graphie atau grhap (tulisan, gambar, citra). Sehingga dapat diartikan Film adalah melukis gerak dengan cayaha. Melukis gerak dengan cahaya tersebut menggunakan alat khusus, biasanya alat yang digunakan adalah kamera. (http://www.landasanteori.com)
Pengertian lainnya yaitu, film adalah hasil cipta karya seni yang mempunyai kelengkapan dari beberapa unsur seni guna melengkapi kebutuhan yang bersifat spiritual. Unsur seni yang ada dan menunjang sebuah film diantaranya seni rupa, seni fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik, seni pantomin dan juga novel. (http://www.landasanteori.com)
Menurut Effendy (2013, hlm 210) film dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Film Dokumenter Film dokumenter didefenisikan oleh Robert Flaherty sebagai ”karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment of actuality) berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter adalah hasil interpretasi pribadi (pembuatnya mengenai kenyataan tersebut).
2. Film Cerita Pendek
Menurut Trianton (2013, hlm 26) film cerita pendek merupakan film yang durasinya kurang dari 60 menit. Di beberapa negara film ini dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang sebelum memproduksi film panjang.
3. Film Cerita Panjang
Film cerita panjang adalah film yang lazimnya berdurasi antara 90 sampai 100 menit. Dan merupakan film yang biasanya diputar di bioskop.
2.2 Film Dokumenter
Menurut ensiklopedia film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926. Sedanglan menurut Pratista (2017, hlm
29) kunci utama dari film dokumenter adalah penyajian fakta. Film dokumenter berhubungan dengan tokoh, obyek, momen, peristiwa, serta lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa, atau kejadian, namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi (otentik).
Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. Pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
penyanyi dunia yang populer juga sering membuat film dokumenter dengan video dokumentasi hasil konser dan show serta kehidupan sehari-hari mereka.Berdasarkan jenisnya, film dokumenter terbagi atas biografi, sejarah, travelling, ilmu pengetahuan, dan investigasi.
Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama. Dokudrama adalah genre dokumenter di mana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi. (https://id.wikipedia.org)
2.3 Film Sebagai Media Pendidikan
dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan sikap.”. (http://www.sarjanaku.com)
Berdasarkan hal tersebut, maka film sebagai media pendidikan dapat diartikan sebagai suatu alat yang memudahkan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan atau memudahkan siswa dalam kegitan belajar. Menurut Trianton (2013, hlm 58) pendidikan melalui media visual adalah metode untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat dari pada sesuatu yang didengar atau dibacanya.
2.4 Peran Film dalam Pendidikan Sejarah
Karena film merupakan alat yang dapat mempermudah siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Maka ada beberapa alasan film dijadikan media dalam pendidikan, salah satunya dalam pendidikan sejarah. Alasan tersebut dikemukakan oleh Trianton (2013, hlm 59) yang isinya sebagai berikut:
1. Film mampu mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
3. Film dapat membawa penonton dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari masa ke masa yang lain.
4. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
5. Film dapat mengembangkan pikiran dan gagasan siswa,mengembangkan imajinasi siswa dan memperjelas hal-hal yang abstrak dengan gambaran yang lebih realistik.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Peranan Film Dokumenter dalam Pendidikan
Peranan film dokumenter dalam pendidikan menurut Trianton (2013, shlm 37) adalah sebagai sumber pengetahuan. Hal tersebut terbukti dengan data hasil observasi dengan mengajukan angket ke beberapa kelas.
Namun 40% responden lainnya menyatakan bahwa film dokumenter tidak membantu mereka dalam kegiatan belajar. Salah satu alasannya adalah karena film dokumenter tidak dapat menjelaskan sebuah peristiwa secara utuh sehingga pemahaman siswa mengenai sebuah rangkaian peristiwa sejarah masih kurang. Dan hal tersebut dapat teratasi dengan bantuan media lain yaitu buku yang dapat mendeskripsikan rangkaian peristiwa lebih detail.
3.2 Pengaruh Film Dokumenter sebagai Media Pembelajaran terhadap Pendidikan Sejarah di Kalangan Siswa SMAN 1 Sumedang
Berdasarkan data yang didapat bahwa film dokumenter sudah berperan sebagaimana mestinya, maka dapat dipastikan film dokumenter berpengaruh positif bagi siswa SMAN 1 Sumedang. Hal tersebut terbukti dengan alasan dari 60% responden yang terbantu oleh film dokumenter. Salah satu alasannya karena film dokumenter dapat memperjelas suatu suasana atau peristiwa sejarah meskipun tidak secara detail,sehingga mereka mendapat gambaran terhadap apa yang mereka baca dan apa yang mereka dengar. Dan mereka setuju apabila film dokumenter ini dijadikan metode dalam pembelajaran sejarah.
mendukung dan 2% diantaranya menolak jika film dokumenter dijadikan metode dalam pembelajaran sejarah. Responden yang mendukung beralasan bahwa adanya film dokumenter membuat suasana belajar tidak jenuh sedangkan yang menolak beralasan bahwa kelas tidak akan kondusif jika menonton film dokumenter.
3.3 Tingkat Efektivitas Belajar Siswa terhadap Pendidikan Sejarah Melalui Media Film Dokumenter
Indikator Ya Tidak Mengalami peningkatan
nilai sejarah
60% 40%
Tabel 3.2.1
Menurut tabel diatas menunjukan bahwa ada 60% dari 50 siswa yang terbantu oleh adanya film dokumenter.Sehingga tingkat efektivitas belajar siswa terhadap pendidikan sejarah di SMAN 1 Sumedang melalui media film dokumenter terbukti cukup efektif.
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa :
1. Film dokumenter dalam pendidikan sudah berperan dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti dari 50 responden yang berasal dari kelas X dan XI sekitar 60% diantaranya mengaku bahwa film dokumenter membantu mereka dalam kegiatan belajar.
2. Film dokumenter terbukti cukup berpengaruh terhadap proses pembelajaran sejarah. Hal tersebut terbukti dengan alasan dari 50 responden yang berasal dari kelas X dan XI sekitar 60% mengaku terbantu oleh film dokumenter. 3. Tingkat efektivitas film dokumenter di SMAN 1 Sumedang terbukti cukup
4.2 Saran
Dari semua permasalahn yang telah dibahas,penulis memiliki beberapa saran yang dapat dilakukan oleh guru dan para siswa SMAN 1 Sumedang dalam memanfaatkan film dokumenter,diantaranya :
1. Film dokumenter dapat menjadi metode alternatif bagi para siswa dalam proses belajar.
2. Dengan menonton film dokumenter diharapkan dapat mempermudah kita untuk mempelajari suatu peristiwa sejarah.